Anda di halaman 1dari 16

UNSUR PENDUKUNG DALAM TARI

Dalam sebuah penyajian tari terdapat beberapa unsur pendukung di dalamnya. Unsur-unsur ini menjadi satu
kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya. Selain unsur gerak sebagai media ekspresi
utamanya. Unsur-unsur pendukung yang terdapat dalam penyajian tari menjadi salah satu bagian penting yang
mampu memperkuat dalam upaya menyampaikan berbagai pesan dalam gerak yang dibawakan. Unsur-unsur
yang dimaksud di antaranya unsur tata busana, tata rias, dan tata musik. Ketiga unsur pendukung tari tersebut,
yaitu tata busana, tata rias dan tata musik tari harus menjadi suatu jalinan yang saling terkait dan kerja sama
untuk mendukung wujudnya sebuah tarian, karena tanpa kelengkapan hal-hal di atas, tarian belum dapat
dinikmati secara utuh.

A. Tata Busana/Kostum
Tata busana tari merupakan seni menata segala pakaian yang dikenakan oleh penari untuk mempertunjukkan
karya tari. Pada prinsipnya, busana tari harus enak dipakai, enak dipandang, dan tidak mengganggu gerak
penari. Keberadaan kostum dalam sebuah pertunjukan bersifat mutlak, karena pada dasarnya suatu tarian
dapat terungkap dengan sempurna, jika seluruh unsur pendukung hadir di dalamnya. Salah satu unsur
pendukung yang penting dalam suatu tarian adalah tata busana/kostum.

Fungsi Tata Busana


1. Memperjelas tema tari. Busana tari berfungsi untuk mendukung tema atau isi tari dan untuk
memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Busana tari secara umum terdiri atas baju,
celana, kain, selendang, ikat kepala, mahkota, dan lain-lain. Tata busana untuk keperluan pementasan
tari biasanya dirancang khusus sesuai dengan tema tarinya.
2. Membantu menghidupkan karakter dan peran penari. Artinya busana yang dikenakan penari sudah
menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya, kebangsaannya, status sosialnya, kepribadiannya.
Bahkan tata busana dapat menunjukkan hubungan psikologisnya penari dengan tarianya.
3. Membantu ekspresi penari dalam melakukan gerak tari. Artinya penari harus dapat membawakan tari
tanpa terganggu oleh busananya. Busana tidak harus dapat memberi bantuan kepada penari tetapi
busana harus sanggup menambah efek visual gerak, menambah indah dan menyenangkan dilihat
disetiap posisi yang diambil penari.
4. Memberikan nilai tambah pada segi estetika dan etika. Tarian yang dibawakan dengan tata busana yang
baik tentunya akan lebih indah dan menarik untuk disaksikan.

Penyajian sebuah karya tari dapat lebih menarik untuk disaksikan apabila didukung oleh tata busana yang
baik. Oleh karena itu di dalam penataan dan penggunaan busana tari hendaknya senantiasa
mempertimbangkan hal hal sebagai berikut:
1. Busana tari hendaknya enak dipakai dan sedap dilihat oleh penonton
2. Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/tema sehingga dapat menghadirkan suatu kesatuan
antara tari dan tata busana
3. Penataan busana hendaknya bias merangsang imajinasi penonton
4. Desain busana harus memperhatikan bentuk bentuk gerak tari
5. Busana sebaiknya dapat member proyeksi kepada penarinya.
6. Keharmonisan dalam pemilihan atau perpaduan warna warna busana.

B. Tata Rias
Tata rias secara umum dapat diartikan sebagai seni mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna.
Pada dasarnya, tata rias bukan sesuatu yang asing bagi semua orang, khususnya kaum wanita sebab tata rias
merupakan aspek untuk mendukung penampilan dan telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Rias di dalam tari
bukan sekadar bertujuan untuk menjadikan penari menjadi cantik atau ganteng. Tata rias tari mempunyai
beberapa fungsi yang benar-benar membantu pertunjukan karya tari menjadi lebih baik.

Fungsi Tata Rias

1. Menyempurnakan penampilan wajah. Tata Rias bisa menyempurnakan kekurangan pada tampilan
penari. Penyempurnaan wajah dilakukan pada penari yang tidak sesuai dengan karakter tari yang di
bawakan.
2. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter penari. Tata rias berfungsi melukiskan watak tarian
dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut aspek usia, ras, bentuk wajah.
3. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang penari diatas panggung, karena tampilan penari
tampak datar ketika tertimpa cahaya lampu. Oleh karena itu dibutuhkan tata rias untuk menampilkan
dimensi wajah penari.
4. Memperjelas garis-garis wajah penari untuk mengekspresikan gerak-gerak tari. Fungsi garis tidak
sekedar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga terbentuk tampilan yang berbeda dengan
wajah asli pemain.
5. Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan tata rias yang baik tentunya akan menambah
keindahan karya tari yang ditampilkan. Anda dapat membayangkan apa jadinya jika sebuah tarian
disajikan tanpa didukung dengan tata rias.

Agar tata rias tari dapat menunjang pertunjukan tar, maka dalam penataan rias penari perlu diperhatikan
prinsip-prinsipsebagai berikut.
1. Rias Hendaknya mencerminkan karakter tokoh/peran.
2. Kerapian dan kebersihan rias perlu diperhatikan.
3. Jelas garis-garis yang dikehendaki.
4. Ketepatan pemakaian desain rias.

Jenis Tata Rias

1. Tata rias korektif (corective make-up) : merupakan suatu bentuk tata rias yang bersifat
menyempurnakan (koreksi). Tata rias ini menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang ada pada
wajah dan menonjolkan hal-hal yang menarik dari wajah
2. Tata rias fantasi : dikenal juga dengan istilah tata rias karakter khusus. Disebut tata rias karakter
khusus, karena menampilkan wujud rekaan dengan mengubah wajah tidak realistik.
3. Tata rias karaker adalah tata rias yang mengubah penampilan wajah seseorang dalam hal umur,
watak, bangsa, sifat, dan ciri- ciri khusus yang melekat pada tokoh. Tata rias karakter dibutuhkan
ketika karakter wajah penari tidak sesuai dengan karakter tari.

C. Tata Musik
Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Keduanya berasal dari
sumber yang sama, yaitu dorongan atau nalun ritmis. Musik atau iringan selain sebagai pengiring atau iringan
tari juga berfungsi sebagai pemberi suasana tari yang ditampilkan. Demikian juga warna bunyi untuk iringan
tari, tentu disesuaikan dengan gerakan tarinya. Apabila gerak tarinya dinamis, cepat, dan bersemangat, maka
warna bunyinya, juga yang berirama cepat, bersemangat, dan keras. Sebaliknya gerak tari yang lemah gemulai,
lembut, tenang, maka iringan musiknya juga dipilih yang tenang, syahdu, dan lembut. Pada dasarnya bentuk
musik dalam tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk internal dan eksternal.
1. Musik Internal. Musik atau iringan tari yang di timbulkan atau bersumber dari penarinya sendiri.
Contoh: bersiul,tepuk tangan,bernyanyi,petik jari,hentakan kaki,dsb
2. Musik Eksternal. Musik atau iringan yang di timbulkan atau bersumber dari alat instrument yang di
lakukan orang lain. Contoh: Nyanyian, puisi, susara-suara, instrument gamelan, orkestra musik ,dsb

Fungsi Iringan Tari


Sebuah tarian biasanya disajikan dengan diiringi musik yang disebut musik iringan tari. Musik iringan tari
adalah musik yang berfungsi sebagai pengiring sebuah tarian, tidak hanya keluar sebagai suara saja, namun
musik inilah yang mengatur gerak suatu tarian, sebagai penegas, pembentuk karakter penari, sehingga maksud
dari satu tarian itu dapat dipahami oleh penonton. Musik iringan tari memiliki fungsi antara lain:
1. Sebagai iringan gerakan, Musik iringan tari sebagai iringan gerakan memiliki arti bahwa ritme musik
sesuai dengan ritme gerakan tidak sama. Musik dapat ditabuh secara menghentak tetapi gerakan yang
dilakukan dapat mengalir dan mengalun.
2. Sebagai ilustrasi, musik iringan tari sebagai ilustrasi mengandung arti bahwa musik dapat
menggambarkan susana yang sedang terjadi dalam sebuah tarian.
3. Sebagai pembangun suasana. musik iringan sebagai membangun suasana sering dilakukan pada tarian
yang memiliki desain dramatik agar suasana yang ditampilkan sesuai dengan tujuan trian.

Selain itu musik iringan juga memiliki beberapa fungsi yang lain seperti di bawah ini.

1. Mengatur dan member tanda efektif gerak tari


2. Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerakan
3. Sebagai rangsangan bagi penari
4. Mendukung jalannya pertunjukkan
5. Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir dari tarian
6. Membantu mempertegas ekspresi gerak

D. Tata Pentas/Panggung
Tata pentas adalah penataan pentas untuk mendukung pergelaran tari. Tata pentas bukan hanya untuk
kepentingan pencapaian efek artistik, namun juga berfungsi untuk membantu penciptaan suasana yang terkait
dengan konsep tari. Di atas pentas biasanya dilengkapi dengan seperangkat benda-benda dan alat yang
berhubungan dengan tari, yang disebut dengan setting. Tata panggung tidak hanya sekedar dekorasi (hiasan)
semata, tetapi penataan panggung disesuaikan dengan tuntutan pertunjukan tari.

Pentas memiliki dua jenis, yaitu jenis panggung tertutup dan terbuka. Jenis panggung tertutup disebut dengan
prosenium. Cirinya para penari atau pemain hanya dapat dilihat dari satu arah pandang. Panggung tertutup
berada dalam suatu ruangan yang disebut dengan auditorium. Panggung terbuka adalah panggung yang berada
di tempat terbuka dan tidak beratap. Bentuknya bermacam-macam, yaitu berbentuk arena, pendopo, di
halaman pura, di halaman rumah atau di lapangan. Ciri panggung terbuka adalah pemain atau penari dapat
dilihat dari berbagai arah pandang.

Fungsi Tata Panggung


Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan
pertunjukan itu sendiri. Pemangungan dipergunakan untuk menyebutkan suatu pertujukan yang dipagelarkan
dan diangkat ke atas pentas guna dipertontonkan.
1. Panggung merupakan tempat sebuah tari dipertunjukkan. Panggung yang digunakan tentunya harus
mampu menunjang penyajian tarian.
2. Memberi ruang kepada penari. Ruang adalah salah satu unsur pokok yang menentukan terwujudnya
suatu gerak. Tata panggung yang dibuat untuk pertunjukan tari harus mampu memberikan keleluasan
gerakan para penari.
3. Memberi pandangan yang menarik. Tata panggung tarian dapat menciptakan pemandangan yang
menarik sehingga dapat menambah keindahan penyajian sebuah pentas tari.
4. Memberi pernyataan suasana tari. Fungsi panggung sebagai pemberi suasana tari artinya panggung
yang digunakan dapat menggambarkan suasana tarian yang dipertunjukkan.

Dalam penyajian tari terdapat tiga unsur pendukung utama, yakni unsur tata rias, tata busana, dan musik.
Ketiga unsur pendukung itu memiliki peran penting dalam memberikan penekanan terhadap kualitas garapan
tari yang dibawakan. Masing-masing mampu mengisi ruang penyajian tari sehingga
dalam penyajiannya menjadi lebih utuh. Musik tari adalah salah satu unsur pendukung tari yang mampu
membuat penyajian tari lebih nampak hidup dan dinamis. Keberadaannya dapat memberikan penekanan
terhadap makna dan maksud penyajian gerak. Jenis musik dalam tari pada dasarnya terbagi ke dalam dua
bagian, yakni jenis musik internal dan musik ensternal. Musik internal musik yang dibunyikan dari si
penarinya, sedangkan musik eksternal adalah bunyi musik yang dihasilkan di luar dari diri penarinya, seperti
dari bunyi alat musik gamelan
JENIS DAN FUNGSI MUSIK

Tari dan musik adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam konteks seni pertunjukan tari, keberadaan
unsur musik memiliki peran penting dalam memberikan warna dan karakter penyajian gerak yang ingin
disampaikan. Selain itu, peran musik dalam tari mampu memberikan penekanan nilai estetika terhadap makna
gerak dan keindahan gerak yang dibawakan dalam sebuah penyajian tari. Dalam penyajian tari tradisional,
unsur musik begitu dominan dan kuat sehingga mampu membuat tari yang dibawakan memiliki karakter
penyajian yang disesuaikan dengan tema dan tujuan dari penyajian tari tersebut.

1. Jenis Musik dalam Tari


Dua jenis musik yang terdapat dalam tari, yaitu musik internal dan musik eksternal. Musik internal adalah
musik yang ditimbulkan atau dihasilkan dari diri penari sendiri. Misalnya teriakan, tepukan tangan, siulan,
nyanyian, dan sebagainya. Musik eksternal adalah musik yang ditimbulkan dari luar diri penari. Musik
eksternal dimaksud, seperti gending-gending gamelan, suara-suara yang ditimbulkan dari alat-alat musik atau
benda-benda lainnya yang digunakan untuk musik tari. Namun demikian, tidak sedikit dalam penggarapan
tarian karya baru menjadikan musik internal dan musik eksternal digunakan keduanya dalam satu garapan
tari.

TARI GAMBYONG
Tarai daerah nusantara sangat beragam baik dalam bentuk maupun musik pengiring tariannya. Beberapa
contoh musik internal dan eksternal dalam tarian daerah nusantara antara lain sebagai berikut.
No. Nama Tari Jenis Musik Pengiring
1. Tari Gambyong Tari gambyong akan diiringi dengan musik dari seperangkat
gamelan dan tembang Jawa.(eksternal)
2. Tari Zapin Arab Zapin biasanya diiringi oleh beberapa instrumen muzik
tradisional dan genre lagunya biasanya genre
Samrah.Instrumen yang terlibat pula ialah Biola, Marwas dan
Gambus.(eksternal)
3. Tari Remo Tari remo ditarikan diiringi dengan musik gamelan dalam
suatu gending yang terdiri dari bonang, saron, gambang,
gender, slentem, siter, seruling, ketuk, kenong, kempul dan
gong dan irama slendro.(eksternal)
4. Tari Saman Tari saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan
alat musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari
dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan
dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai
sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai
arah.(internal).
5. Tari Kecak Tari Kecak tidak diiringi dengan alat musik/gamelan, tetapi
hanya diiringi dengan paduan suara sekitar 70 - 100 orang
pria.(internal)
6. Tari Merak Tari Merak diringi seperangkat alat musik gamelan Sunda.
(eksternal)
7. Tari Rampai Tari Rampai dirirngi dari olahan vokal maupun lagu yang
disertai puji-pujian kepada Nabi Muhammad, serta suara
tepukan-tepukan dari anggota badan penari. (internal)
8. Tari Seudati Tari Seudati tidak diiringi alat musik, melainkan hanya dengan
beberapa bunyi yang berasal dari tepukan tangan ke dada dan
pinggul, hentakan kaki ke lantai, dan petikan jari.(internal)
9. Tari Topeng Cirebon Musik pengiring tari topeng Cirebon ini adalah menggunakan
gamelan khas Cirebon.(eksternal)

2. Fungsi Musik dalam Tari


Musik dalam tari memiliki peran penting dalam memperkuat keutuhan penyajian tari. Kedudukannya tidak
hanya mampu sebagai pengiring tarian saja, melainkan mampu pula berperan sebagai penguat suasana dan
penekanan terhadap penyampaian dari makna gerak yang dipresentasikan. Keberadaan musik dalam tari
merupakan hal yang sangat penting. Peranan atau kedudukan musik dalam tari bukan sebagai pengiring,
melainkan sebagai musik tari. Musik memiliki kedudukan penting dalam tari, Beberapa fungsi musik dalam
tari antara lain sebagai berikut.
1. Memberi irama (membantu mengatur waktu). Sebuah tarian terdiri dari gerak-gerak yang berirama,
mengatur atau menentukan irama, sangat sulit menari tanpa musik. Dimana irama dalam tari yaitu
pengatur waktu (tempo) cepat dan lambatnya dari suatu rangkaian gerak, dan perlu saling mengisi dan saling
mengiringi.
2. Memberi ilustrasi atau gambaran suasana. Dalam tari, suasana atau ilustrasi sangat erat hubungannya
dengan watak penari, terutama pada tari tradisional yang sangat memerlukan berbagai suasana. Adapun
watak dalam suasana tari antara lain watak luguh/ halus, watak lenyap/ ganjen, dan gagah.
3. Membantu mempertegas ekspresi gerak. Dalam tarian sudah barang tentu mempunyai tekanan-tekanan
gerak yang diatur oleh tenaga. Mempertegas ekspresi gerak akan lebih sempurana di iringi atau di pertegas
oleh hentakan instrumen musik sebagai pengiring tari.
4. Rangsangn bagi penari. Elemen dasar dari tari adalah gerak dan ritme, Maka elemen dasar dari musik adalah
nada Ritme dan Melodi. Dimana ada tari disitu pasti ada musik, musik dalam tari bukan hanya sekedar
pengiring, tetapi musik adalah partner tari yang tidak boleh ditinggalkan, musik dapat memberikan suatu
irama yang selaras sehingga dapat membantu mengatur ritme atau hitungan dan dapat juga memberikan
gambaran dalam ekspresi suatu gerak.

Dilihat dari penampilan, jenis, dan cara penyusunannya musik tari sangat beragam dan bervariasi. Terdapat
musik tari yang dibuat dan dihasilkan dari alat-alat musik tradisional, seperti gamelan. Selain itu, terdapat pula
musik tari yang dibuat dan dihasilkan dari alat-alat nongamelan, perkusi, dan berbagai benda lainnya yang
dapat menimbulkan bunyi tertentu atau bunyi yang dikehendaki.
MERANGKAI GERAK TARI KREASI

Tari adalah gerak tubuh seseorang secara birama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran. Sebuah tarian sebenarnya merupakan
perpaduan dari beberapa buah unsur, yaitu wiraga (raga), wirama (irama), dan wirasa (rasa). ketiga unsur ini
melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis. Menurut jenisnya tari digolongkan menjadi tiga yaitu : Tari
Rakyat, Tari Klasik, dan Tari Kreasi Baru. Pada tulisan ini hanya akan membahas tentang tari kreasi.

Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan
dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk
geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Beberapa contoh tari kreasi
antara lain : tari oleg tambulilingan, tari tenun, tari wiranata, tari panji semirang (Bali), tari kijang, tari angsa,
tari kupu-kupu, tari merak (Jawa), tari pattenung, tari padendang, tari bosara, tari lebonna (Sulsel).

A. Merangkai Gerak Tari Kreasi


Para pencipta tari merupakan orang-orang yang memiliki kreativitas tinggi dalam bidang seni. Kreativitas
gerak setiap pencipta tari tentu berbeda dan menjadi ciri khas tarian tersebut. Setiap orang dapat menciptakan
tari kreasi sesuai dengan kemampuannya. Beberapa tokoh pencipta tari kreasi di Indonesia antara lain :

1. Bagong Kusudiharjo
Bagong Kussudiardjo merupakan salah satu tokoh tari kreasi di Indonesia. Ratusan karya tari kreasi telah
diciptakan. Bagong Kussudiardjo menciptakan gerak tari kreasi bersumber dari gerak tari tradisi. Tari-tarian
yang diciptakan tidak hanya bersumber dari gerak tari tradisi Jawa tetapi juga Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Papua dan juga daerah lain di Indonesia. Dia menciptakan lebih dari 200 tari, dalam bentuk tunggal
atau massal antara lain tari Layang-layang (1954), tari Satria Tangguh, Kebangkitan dan Kelahiran Isa Almasih
(1968), Bedaya Gendeng (1980-an)dan masih banyak lainnya.

2. Tati Saleh
Raden Siti Hatijah (lebih dikenal dengan nama Tati Saleh adalah seorang penari jaipongan asal Indonesia. Tati
Saleh mempelajari seni tari dari R.Enoch Atmadibrata, Ono Lesmana, serta tokoh tari Sunda, R. Cece
Somantri. Di Konservatori Karawitan (Kokar), ia dan beberapa rekannya menggubah beberapa Seni Ibing
Jaipongan seperti Lindeuk Japati, Rineka Sari, Mega Sutra . Pada tahun 1960-an, ia juga, bersama Indrawati
Lukman, Irawati Durban, Tien Sapartinah dan Bulantrisna Jelantik , dikenal sebagai penari istana.

3. Sardono W Kusumo
Sardono W. Kusumo adalah seorang tokoh tari kontemporer Indonesia yang menciptakan berbagai karya seni
tari kontemporer di Indonesia. Beliau menghasilkan banyak karya seni tari dalam perjalanan hidupnya. karya-
karya seperti Samgita Pancasona (1968), Yellow Submarine (1977), dan Tarian Cak Rina (1976) adalah
beberapa hasil karya yang berhasil dipentaskan. Sardono juga menjadi seniman yang berjasa memodernkan
tari-tari tradisi dan berhasil mengenalkannya ke dunia internasional melalui pendekatan kontemporer.

Di dalam pengembangkan gerak tari kreasi juga harus diikuti pola lantai, properti tari dan iringan tari. Namun
hal yang penting dalam mengembangkan tari kreasi untuk dapat dirangkai menjadi suatu tarian adalah gerak.
Pada perkembangannya ada tari kreasi yang diciptakan dengan gaya komikus tetapi tetap berpijak pada tari
gaya tradisional. Gaya komunikus ini menekankan pada teatrikal dalam menari. Pada saat tertentu melakukan
gerakan rampak tetapi pada saat tertentu melakukan gerak masing- masing hampir mirip gerak improvisasi.
Pada gaya ini tari ditampilkan lebih jenaka atau lucu tetapi tidak lepas dari tradisi. Pada penampilan tari selain
dilakukan dengan gaya kreasi komikus sering juga dilakukan secara kolaboratif.

Pada gaya ini biasanya dilakukan oleh beberapa kelompok penari yang menari sesuai dengan gaya kreasi
daerah tertentu tetapi kemudian mereka menari bersama-sama gaya kreasi dari daerah lain dalam irama musik
yang sama. Jadi merangkai gerak tari gaya kreasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.

B. Properti Tari Gaya Kreasi


Properti seni tari adalah segala kelengkapan dan peralatan dalam penampilan atau peragaan menari. Properti
pada tari memiliki peran penting. Properti dapat berfungsi sebagai simbol tari.

 Properti payung, pada tari daerah tertentu merupakan simbol sebagai perlindungan atau pengayoman
laki- laki pada perempuan. Properti payung juga dapat bermakna kelembutan karena sering digunakan
oleh perempuan.
 Properti tari dapat juga berupa senjata seperti keris, tombak, tameng, bahkan pistol.Tari Serimpi
Pandelori dari keraton Mangkunegaran Surakarta menggunakan pistol sebagai properti tari. Properti
tari juga dapat berupa selendang, kipas, bakul, sapu tangan, bulu-bulu burung atau properti lain sesuai
dengan tema dan judul tari.
 Ada properti tari yang sekaligus dapat dijadikan sebagai alat pengiring tariannya. Tari tifa menggunakan
tifa sebagai musik iringan tari sekaligus sebagai properti. Tarian ini dapat kita jumpai di daerah Nusa
Tenggara dan juga Papua.

C. Iringan Tari Gaya Kreasi


Musik iringan tari merupakan musik yang berfungsi sebagai pengiring dari sebuah tarian Tari gaya tradisional
selain dicirikan melalui keunikan gerak dapat juga dicirikan iringannya. Setiap tari berbeda-beda iringan yang
digunakan sesuai dengan tema dan judul tari. Iringan dengan musik instrumen tradisional sering digunakan
pada tari. Beberapa contoh iringan musik pada tari tradisional :

 Musik Sampek sering untuk mengiringi tari yang berkembang di daerah Kalimantan,
 Seperangkat gamelan sering untuk mengiringi tari Jawa, Bali, Sunda.
 Musik Gondang untuk mengiringi tari Batak terutama Tor-tor.
 Musik Talempong untuk mengiringi tari daerah Minang.
 Musik gambus sering untuk mengiringi tari Melayu

Di dalam penciptaan karya tari memiliki prinsip ada kesesuaian antara gerak tari tradisional yang
dikembangkan dengan iringan yang digunakan. Jika gerak yang dikembangkan mengacu pada tari daerah
Sulawesi maka iringan yang digunakan juga instrumen iringan tari dari daerah tersebut. Iringan tari dapat juga
menggunakan lagu-lagu dari kaset yang banyak beredar di pasaran. Pilihlah lagu atau musik instrumen yang
sesuai dengan tema dan judul tari yang akan dikembangkan. Atau juga dapat membuat iringan tari sederhana
dengan menggunakan alat-alat musik perkusi yang tersedia seperti galon air, botol yang diberi air, botol yang
diberi isi pasir, tamborin, rebana, dan alat perkusi lainnya.

Iringan pada tari memiliki fungsi sebagai berikut :

 Sebagai iringan penyajian tari


 Menambah semarak dan dinamisnya tari
 Mengatur dan memberi tanda efektif gerak tari
 Pengendali dan pemberi tanda perubahan bentuk gerak
 Penuntun dan pemberi tanda awal dan akhir tari
D. Berlatih Merangkai Gerak Tari Gaya Kreasi dengan Hitungan
1. Gerakan berjalan sambil memukul tongkat kecil

 Hitungan satu-dua kedua tangan memukul tongkat ke kecil ke samping kanan kaki melangkah atau
berjalan.
 Hitungan tiga-empat kedua tangan memukul tongkat kecil ke samping kiri kaki melangkah atau
berjalan.
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
 Lakukan 4 x 8 hitungan .

2. Gerak ditempat sambil memukul tongkat kecil dan kaki diangkat Gerak di tempat sambil memukul tongkat
kecil dan kaki di angkat

 Hitungan satu-dua kaki kanan diangkat kedua tangan memukul kedua tongkat kecil.
 Hitungan tiga-empat kedua tangan memukul tongkat kecil di depan dada.
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
 Lakukan 4 x 8 hitungan.

3. Gerak saling berhadapan dengan memukul tongkat

 Hitungan satu-dua kedua tangan memukul tongkat kecil di depan dada.


 Hitungan tiga-empat saling memukul tongkat kecil dengan teman saling berhadapan.
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua.
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat.
 Lakukan 4 x 8 hitungan.

4. Gerak melangkah ke samping dan pergelangan tangan digerak atas bawah

 Hitungan satu-dua kaki kanan melangkah ke samping kanan diikuti kaki kiri dan merapat dan kedua
tangan merentang ke samping pergelangan tangan digerakkan
 Hitungan tiga-empat kaki kiri melangkah ke samping kiri diikuti kaki kanan dan merapat dan kedua
tangan merentang ke samping pergelangan tangan digerakkan
 Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua
 Hitungan tujuh-delapan gerakan sama dengan hitungan tiga-empat
 Lakukan 4 x 8 hitungan
POLA LANTAI DALAM TARI KREASI DAN TARI DAERAH

Tarian daerah merupakan kekayaan khazanah budaya bangsa. Sudah seharusnyalah kita peduli
terhadap tarian daerah. Bentuk kepedulian terhadap tarian daerah dapat kamu tunjukkan dengan
cara menyaksikan tarian daerah, mengamati gerakan pola lantai tarian daerah, dan belajar tarian
daerah. Siapa lagi yang akan peduli terhadap kebudayaan negeri sendiri jika bukan kita sendiri.

Tarian daerah adalah warisan berharga yang dimiliki setiap daerah. Tarian daerah merupakan hasil
cipta karya seni dari ssuatu budaya. Sebagai negara yang memiliki banyak daerah yang terdiri atas
kepualaun, maka Indonesia juga memuliki ragam tari daerah yang unik dan merupakan ciri khas
setiap daerah. Tari daerah juga merupkana identitas bangsa.

Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional
kerakyatan dengan tari tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di
Indonesia. Selain bentuk geraknya, irama, rias, dan busanannya juga merupakan hasil modifikasi
tari tradisi.

Pola lantai merupakan garis yang dilalui penari pada saat melakukan gerak tari. Pada dasarnya, ada
dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus memberikan kesan
sederhana tetapi kuat. Sedangkan garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi lemah.

1. Pola Lantai Vertikal (Lurus)


Ciri pola lantai vertikal (lurus) adalah penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan
ke belakang atau sebaliknya. Pola lantai ini banyak digunakan pada tari klasik. Pola lurus memberi
kesan sederhana tetapi kuat. Berikut gambar pola lantai vertikal.

2. Pola Lantai Diagonal


Pada pola lantai diagonal, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri.

3. Pola Lantai Garis Melengkung


Pada pola lantai garis melengkung, penari membentuk garis lingkaran, pola lantai lengkung ular,
dan pola lantai angka delapan.

Ayo Berkreasi
Bentuklah kelompok yang terdiri atas lima anak. Buatlah lima contoh bentuk pola lantai yang ditulis
atau digambar pada selembar kertas. Dari bentuk pola lantai yang kalian buat tersebut, coba
peragakan di depan guru dan kelompok lain.

Jika kita tidak mengenal tarian daerah Indonesia. Justru orang asing yang mempelajari dan pandai
menarikannya. Artinya, mereka saja tertarik. Mengapa kita tidak tertarik dengan tarian Indonesia?
Mari kita hargai budaya kita. Alangkah bagusnya jika di kelasmu banyak yang menguasai berbagai
tari daerah. Kita akan bangga, bukan? Mari kita pelihara budaya Indonesia.
PROPERTY TARI BERBAGAI DAERAH

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang tinggi dan ini tercermin dari tarian daerah yang dimilikinya.
Gerakan-gerakan setiap tarian daerah bisa jadi sama, tetapi ada pula yang berbeda. Makna yang terkandung
berbeda-beda pula. Ada tari Gantar dari Kalimantan yang menggambarkan gerakan orang yang tengah
menanam padi.

Mereka menggunakan properti tongkat yang menggambarkan kayu penumbuk, sedangkan bambu dan biji-
bijian di dalam wadah penumbuk menggambarkan benih padi dan wadahnya. Di Kalimantan juga terdapat
tarian perang atau yang dikenal dengan Tari Kancet Papatai yang menggunakan properti berupa mandau,
perisai, dan baju perang.

Properti dalam sebuah tarian daerah memegang peranan yang amat penting. Properti tari merupakan bagian
dari perlengkapan tari yang dipergunakan untuk meningkatkan estetika atau keindahan sebuah tarian dan
untuk memperdalam makna yang terkandung dalam sebuah tarian.

Berikut ini beberapa properti tari darah yang ada di Indonesia


Properti yang
No Nama Tarian Asal Daerah
Digunakan
1. Tari Baksa Kembang Kalimantan Selatan Bogam/Rangkaian bunga
2. Tari Kuda Gepang Kalimantan Selatan Gepang
3. Tari Baksa Dadap Kalimantan Selatan Busur dan Panah
3. Tari Gantar Dayak Kalimantan Timur Tongkat
Benuak
5. Tari Kancet Papatai Kalimantan Timur Mandau dan Perisai
6. Tari Burung Enggang Kalimantan Timur Bulu Burung Enggang
7. Tari Serimpi Jogjakarta Jebeng, cundrik, pistol,
jemparing, dan tombak
pendek
8. Tari Satrio Watang Jogjakarta Tombak
9. Tari Golek Sulung Jogjakarta Sampur
Dayung

10. Tari Piring Sumatera Barat Piring


11. Tari Payung Sumatera Barat Payung
13. Tari Lilin Sumatera Barat Piring dan Lilin
14. Tari Kipas Pakarena Sulawesi Selatan Kipas
15. Tari Manimbong Sulawesi Selatan Parang dan Tameng
16. Tari Bosara Sulawesi Selatan Piring/Bosara
17. Tari Pendhet Bali Bokor
18. Tari Legong Bali Kipas
19. Tari Panji Semirang Bali Kipas
20. Tari Musyoh Papua Tameng dan Tombak
21. Tari Lenso Maluku Sapu Tangan
22. Tari Cakalele Maluku Parang dan Tameng
23. Tari Saureka-reka Maluku Bilah Pohon sagu
24. Tari Mpaa Lenggo NTB Kipas dan Sapu Tangan
25. Tari Gandrung Lombok NTB Kipas
26. Tari Sere NTB Perisai dan Tombak
27. Tari Kataga NTT Pedang dan Tameng
28. Tari Cerana NTT Kotak Sirih dan Pinang
29. Tari Likurai NTT Tihar/Kendang Kecil
30. Tari Bedhaya Ketawang Jawa Tengah Dodot
31. Tari Bondan Payung Jawa Tengah Boneka, Payung, Kendi
32. Tari Golek Manis Jawa Tengah Golek dan Selendang
33. Tari Gandrung Jawa Timur Kipas
Banyuwangi
34. Tari Remo Jawa Timur Selendang
35. Tari Glipang Jawa Timur Sampur/Selendang
36. Tari Reog Ponorogo, Jawa Timur Topeng reog
37. Tari Ketuk Tilu. Jawa Barat Sampur/Selendang
38. Tari Jaipong Jawa Barat Sampur.Selendang
39. Tari Merak Jawa Barat Sampur
40. Tarian Cokek Jakarta Sampur/Selendang
41. Tari Japin Jakarta Sampur/Selendang
42. Tari Topeng (Betawi) Jakarta Topeng
43. Tari Tor-tor Sapitu Sumatera Utara Cawan/ Mangkok Kecil
44. Tari Tandok Sumatra Utara Tandok dari Anyaman
bambu
45. Tari Serampang Sumatra Utara Sapu tangan
Duabelas

46. Tari Kipas Serumpun Sumatera Selatan Kipas


47. Tari Tanggai Sumatera Selatan Tanggai berbentuk kuku
48. Tari Gending Sriwijaya Sumatera Selatan Tepak Sirih
selengkapnya.
49. Tari Melinthing Lampung Kipas
50. Tari Cangget Lampung Jepana, Tombak, Keris
Talam emas, Payung
51. Tari Sembah Lampung Tepak dan Sirih.
52 Tari Tupping lampung Tongkat dan topeng
PENGELOMPOKAN JENIS GERAK TARI

Gerak adalah perubahan posisi atau sikap. Dalam menari gerak merupakan usnsur utama. Gerak dipadukan
menjadi sebuah rangkaian tari yang indah. Gerak dalam jenis tari kreasi, pada dasarnya dapat dikembangkan
menjadi beberapa sumber gagasan gerak. Pada umumnya, sumber ide gerak dari tari kreasi dapat berangkat
dari pola gerak tari tradisional, atau lepas dari pola gerak dalam tari tradisional. Sebuah penyajian tari
memiliki struktur gerak yang jelas dan dapat kita amati. Pengelompokan gerak tari dibagi menjadi dua bagian,
yakni gerak murni dan gerak maknawi..

1. Gerak Murni
Gerak murni adalah bentuk gerak yang hanya mementingkan bentuk artistik atau kebutuhan keindahan dari
gerak saja (dalam gerak tari Sunda terdapat beberapa istilah gerak capang, adeg-adeg, gerak keupat, dan jenis
gerak lainnya yang hanya mementingkan masalah keindahan termasuk bentuk gerak tari kreasi). Ciri-ciri
gerakan murni adalah gerakannya lemah gemulai, tidak ada artinya dan bisa diakukan dengan gerakan tangan,
kepala, kaki, bahkan seluruh anggota badan. Contohnya gerakan ukel menggunakan tangan dan gerakan
lainnya.

Bentuk struktur gerak Tari Jawa memiliki beberapa struktur, yang terdiri dari ragam gerak, unsur gerak, dan
motif gerak. Setiap ragam gerak, terdiri beberapa unsur gerak, Unsur gerak terdapat beberapa motif gerak. Ciri
lain Tari tradisi Jawa terdapat banyak nama-nama baik pada gerak murni maupun gerak maknawi. Beberapa
gerak murni dalam tarian jawa antara lain sebagai berikut.
1. Ngithing atau nyekithing adalah gerakan dengan posisi tangan dengan ibu jari menempel pada jari
tengah, membentuk bulatan. Sedang jari yang lain ditekuk(menekuk/melengkung kebawah).
2. Nyempurit adalah gerakan dengan posisi jari-jari tangan hampir sama dengan ngithing. Hanya saja
posisi ibu jari menempel pada sisi jari tengah sedang jari yang lainnya posisi tekuk (melengkung ke
bawah).
3. Ngrayung adalah bentuk gerak tangan dengan posisi ibu jari menempel pada telapak tangan, dan
keempat jari berdiri dengan posisi jari-jari rapat.
4. Kebyok adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang dihentakkan ke pergelangan
tangan dengan menggunakan selendang sehingga selendang menyangkut dipergelangan tangan.
5. Kebyak adalah gerakan tangan dengan menggunakan selendang yang dihentakkan atau dibuang
sehingga selendang lepas dan tidak lagi menyangkut di pergelangan tangan. Gerak kebyak
dilakukan setelah kebyok.
6. Tawing adalah gerakan tari dengan posisi tangan ngrayung yang terletak di depan pundak. Posisi
ini ada 2, yakni tawing kanan dan tawing kiri. Tawing kanan dilakukan tangan kanan yang
diletakkan pada depan pundak kiri. Sebaliknya tawing kiri, dilakukan tangan kiri yang diletakkan
pada pundak kanan.
7. Mbaya mangap adalah gerakan tari dengan posisi tangan mbaya mangap adalah posisi tangan sama
seperti ngrayung tetapi ibu jari tidak menempel pada telapak tangan. Ibu jari membuka lurus ke
depan.
8. Nayung adalah gerakan tari dengan posisi tangan kanan mbaya mangap yang letaknya di depan
dada, biasanya berpasangan dengan mingkis.
9. Mingkis adalah gerakan tari pasangan nayung yang dilakukan tangan kiri, posisi dimana tangan
kiri mbaya mangapdengan telapak tangan menghadap atas, terletak di pinggang kiri (trap cethik).
10. Seblak adalah gerakan menyibak selendang/sampur dari pangkal ikatan selendang sampai
merentang lurus kesamping badan. Kemudian arahkan selendang kebelakang. Seblak kanan kearah
kanan, seblak kiri kearah kiri dengan tangan kiri, atau secara bersamaan.
11. Ngepel adalah gerakan tari dengan posisi jari tangan mengepal, dengan ibu jari menempel di depan
jari telunjuk. Digunakan pada tari putra gagah.
12. Bapang adalah gerakan tari dengan posisi tangan pada tari putra gagah dengan telapak tangan
mbaya mangap dimana tangan kiri posisi membuka menghadap atas, lengan tangan membuka
kesamping. Sedang tangan kanan lengan kanan membuka lurus pundak dengan posisi telapak
tangan mbaya mangap menghadap depan.
13. Trecet adalah gerakan seperti lari ditempat dengan posisi kaki membuka dan jinjit.
14. Kenser adalah gerakan kaki dengan berpindah posisi menggeserkan telapak kaki secara bersamaan.
15. Lumaksana dalam tari Jawa adalah gerakan berjalan. Maju atau mundur.
16. Debeg adalah menghentakkan telapak kaki bagian depan kearah depan. Debeg kanan yang
dihentakkan kaki kanan, sedang debeg kiri yang dihentakkan kaki kiri.
17. Gejug adalah menghentakkan kaki bagian telapak kaki kebelakang kaki yang menjadi tumpuan.
gejug ada 2, yaitu gejug kanan dan gejug kiri.
18. Madalpang merupakan posisi kaki pada saat akan melakukan srisig, atau sebagai awalan saat akan
melakukan gerakan srisig. Madalpang dilakukan setelah gerakan kipat srisig. Posisi kaki madalpang
adalah posisi dimana kaki kanan jinjit di depan kaki kiri.
19. Kicat adalah posisi kaki diangkat di belakang kaki tumpuan, setinggi betis kaki tumpuan. Gerakan
kicat biasa dilakukan pada tari putra alus.

2. Gerak Maknawi
Gerak maknawi adalah gerak yang mempunyai makna atau maksud tertentu. Gerak maknawi merupakan gerak
yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian
atau maksud tertentu, disamping keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat
menirukan (imitatif dan mimitif). Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam sedangkan mimitif
adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia. Misalnya melihat gerak menempel telapak tangan didada bisa
mengandung arti sedih dan sebagainya Gerak maknawi pada contoh tersebut telah mengalami stilisasi atau
distorsi, yang artinya gerak tersebut telah mengalami perubahan dari gerakan aslinya untuk dijadikan gerak
tari. Beberapa contoh gerak maknawi dalam tarian Nusantara antara lain sebagai berikut.
1. Ulap-ulap adalah gerakan tari dengan posisi tangan seperti ngrayung, dengan posisi pergelangan
tangan ditekuk dan posisi ibu jari berdiri, terletak lurus pada dahi/kening (seperti hormat). Ulap-
ulap ada 2 yaitu ulap-ulap kanan dan ulap-ulap kiri. Ulap-ulap kanan adalah gerakan tangan kanan
menekuk di depan kening, sedang tangan kiri menekuk dipinggang (malangkerik). Ulap-ulap kiri
adalah tangan kiri yang menekuk di depan kening, sedang tangan kanan menekuk di pinggang
(malangkerik).Gerak ulap-ulap melambangkan seseorang berpandangan ke depan.
2. Trisik pada tari Ledhek dilakukan dengan kedua kaki jinjit, tangan kiri tekuk di tawing kanan,
tangan kanan lurus menthang, kedua tangan jimpit sampur, pandangan ke depan. Jalan kecil-kecil
putar ke kiri, kembali hadap depan.
3. Ukel adalah gerakan tangan dengan memutar pergelangan tangan berlawanan arah jarum jam,
dengan posisi tangan ngithing. Gerak ukel melambangkan sifat manusia yang mensyukuri nikmat
Tuhan.
4. Ragam gerak tari Jathilan warokan yang memiliki makna yaitu pada ragam: drap congklang
bermakna latihan perang supaya berperang tidak kalah dalam melawan musuhnya, kleyepan
mudhun bermakna tidak percaya diri, suntukan bermakna kuda yang sedang meminum air,
Kagolan bermakna kecewa karena perang tidak segera dimulai, kentrik bermakna menunduk atau
penghormatan, sendalan bermakna tidak ada salah dan benar, lampah balik kebelakang bermakna
benci pada lawan,lampah balik kedepan bermakna mengajak perang, adu toyak bermakna adu
kekuatan, dan kendheran lari bermakna pulang setelah berperang.
5. Dalam Tari Gambyong gerakan tangan yang melebar sebelah kanan dan kekiri itu mempunyai
makna dalam kelembutan seorang wanita dalam kehidupannya dan juga bisa melambangkan watak
seseorang dalam kehidupannya sehari-hari maka dari itu gerakan tari gambyong tidak ada yang
meloncat. Goyang pinggul dan memainkan selendang melambangkan kegemulaian sosok seorang
wanita dalam menari,sedangkan bagi pria melambangkan untuk menarik simpatik sosok wanita
yang berduet dengannya.
6. Gerak dalam Tari Batik Jlamprang dari pekalongan, mengandung makna sebagai bentuk visualisasi
orang yang sedang membatik dengan tubuhnya yang lemah gemulai sesuai dengan jiwa wanita.
7. Makna yang terkandung dalam gerak tari Bosi Cabang dari Sumatera Selatan antara lain : Gerak
Sembah mempunyai makna dalam melakukan sesuatu atau melaksanakan tugas senantiasa harus
diawali dengan memohon atau berdoa kepada Tuhan agar segala sesuatunya dapat berjalan lancar
demikian juga setelah selesai harus diakhiri dengan doa untuk mengucap syukur dan terima kasih,
Gerak Kuntau Melati mempunyai makna di dalam melakukan segala sesuatu harus selalu ingat,
mensyukuri, dan selalu meminta perlindungan kepada Tuhan YME agar dapat dipertanggung
jawabkan, serta tidak melupakan jasa orang-orang yang telah memberikan ilmunya kepada kita.
Gerak Ngisot mempunyai makna rasa hormat kepada diri maupun orang lain, Gerak Ku' Aku'
mempunyai makna bahwa perlunya menanamkan keberanian dalam menghadapi perasaan takut,
sifat ragu-ragu, gugup, bimbang, dan sifat-sifat lain yang sering menganggu,dan masih banyak
gerak yang lainnya.
8. Dalam tari Kipas Pakarena terdapat beberapa gerakan yang memiliki makna tersendiri. Pada
awalan dan akhir, tari ini mengambil posisi duduk, hal ini menmberikan tanda atau makna rasa
hormat dan santun para penari, pola gerakan memutar yang bermakna siklus hidup manusia yang
selalu berputar, pola gerakan memutar yang dimainkan adalah gerakan memutar searah jarum
jam. gerakan naik turun yang memberi lambang kehidupan manusia yang kadang berada di bawah
dan kadang di atas.

Anda mungkin juga menyukai