Anda di halaman 1dari 11

Makalah Organisme Sumberdaya Ikan dan Taksonomi

Oleh :
Nama : Ni Wayan Ayulia Sarasmita
NPM : 1954121009

UNIVERSITAS GUNA WIDYA SEWAKA NAGARA


2023
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Perairan laut dan air tawar menyediakan berbagai sumber daya alam yang
penting bagi keberlangsungan hidup manusia, seperti sumber makanan, obat-obatan,
bahan bakar, dan tempat rekreasi. Di antara sumberdaya alam tersebut, ikan menjadi
salah satu bahan pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh manusia di seluruh
dunia, baik sebagai sumber protein maupun zat gizi lainnya. Perikanan merupakan
salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam perekonomian global. Namun,
sumberdaya ikan juga rentan terhadap berbagai faktor yang dapat mengancam
kelangsungan hidupnya, seperti perubahan iklim, polusi, dan overfishing.
Overfishing terjadi ketika populasi ikan yang diburu lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah reproduksi yang terjadi, sehingga populasi ikan menurun
secara signifikan. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya jumlah ikan yang
tersedia di pasar dan membuat harga ikan menjadi lebih mahal. Selain itu, penurunan
populasi ikan juga akan berdampak pada keseimbangan ekosistem perairan, termasuk
merusak ekosistem terumbu karang dan habitat ikan.
Oleh karena itu, manajemen dan konservasi sumberdaya ikan menjadi sangat
penting untuk menjaga kelangsungan hidupnya sebagai sumber pangan yang
berkelanjutan. Dalam manajemen dan konservasi sumberdaya ikan, taksonomi
menjadi penting karena dapat membantu dalam mengidentifikasi spesies ikan dan
memahami hubungan antara spesies ikan dalam ekosistem perairan. Selain itu,
taksonomi juga dapat membantu dalam mengembangkan strategi manajemen dan
konservasi sumberdaya ikan yang lebih efektif.

II. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas organisme-organisme yang
berperan sebagai sumberdaya ikan, terutama yang termasuk dalam bangsa
Coelenterata, Echinodermata, Algae, dan jenis biota perairan lainnya. Selain itu,
penulisan ini juga akan membahas taksonomi dari organisme-organisme tersebut dan
pentingnya manajemen dan konservasi sumberdaya ikan yang berbasis taksonomi
untuk memastikan keberlanjutan sumberdaya ikan. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang sumberdaya ikan dan upaya-upaya
yang perlu dilakukan untuk menjaga keberlangsungan hidupnya.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Coelenterata sebagai Organisme Sumberdaya Ikan


Coelenterata merupakan filum hewan yang terdiri dari berbagai jenis seperti
jellyfish (ubur-ubur), anemone laut, dan coral. Coelenterata memiliki ciri-ciri
morfologi yang khas, yaitu memiliki rongga tubuh (coelenteron) yang berfungsi
sebagai sistem pencernaan, reproduksi, dan respirasi. Selain itu, coelenterata juga
memiliki tentakel yang dilengkapi dengan sel nematocyst, yaitu sel yang mengandung
racun untuk melindungi diri dari predator atau menangkap mangsa.
Coelenterata memiliki peran penting dalam sumberdaya ikan. Anemone laut,
misalnya, menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis ikan karang. Coral juga menjadi
tempat tinggal bagi ikan-ikan karang dan menyediakan tempat berlindung bagi ikan
muda. Selain itu, jellyfish juga dijadikan sebagai sumberdaya ikan, seperti jellyfish
yang digunakan sebagai bahan pangan di Korea dan Jepang.
Taksonomi Coelenterata terdiri dari dua kelas utama, yaitu Anthozoa dan
Medusozoa. Anthozoa terdiri dari anemone laut dan coral, sedangkan Medusozoa
terdiri dari jellyfish dan hydra. Anthozoa memiliki tubuh yang melekat pada substrat,
sedangkan Medusozoa memiliki tubuh yang bebas bergerak.

Contoh spesies Coelenterata yang penting dalam sumberdaya ikan antara lain:
1. Anemone laut (Anthozoa) : Anemone laut memiliki peran penting dalam
sumberdaya ikan karena menjadi tempat tinggal bagi berbagai jenis ikan
karang, seperti clownfish. Anemone laut juga dijadikan sebagai bahan pangan
di beberapa negara, seperti Jepang.
2. Coral (Anthozoa) : Coral memiliki peran penting dalam sumberdaya ikan
karena menjadi tempat tinggal bagi ikan-ikan karang dan menyediakan tempat
berlindung bagi ikan muda. Coral juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi
karena dijadikan sebagai bahan baku industri kosmetik dan obat-obatan.
3. Jellyfish (Medusozoa) : Jellyfish memiliki nilai ekonomi yang tinggi di
beberapa negara, seperti Korea dan Jepang, karena dijadikan sebagai bahan
pangan. Selain itu, jellyfish juga digunakan dalam industri kosmetik dan obat-
obatan.
Dalam manajemen dan konservasi sumberdaya ikan, taksonomi Coelenterata
menjadi penting untuk memahami peran dan ekologi dari setiap spesies Coelenterata
dalam ekosistem perairan dan mengembangkan strategi manajemen dan konservasi
sumberdaya ikan yang lebih efektif.

II. Echinodermata sebagai Organisme Sumberdaya Ikan


Echinodermata merupakan filum hewan laut yang terdiri dari berbagai jenis,
seperti sea star (bintang laut), sea urchin (bulu babi laut), dan sea cucumber (timun
laut). Echinodermata memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, yaitu memiliki sistem
vaskular air (water vascular system) yang berfungsi untuk pergerakan, pemakanan,
dan respirasi. Selain itu, echinodermata juga memiliki lapisan kulit yang dilindungi
oleh rangka dalam (endoskeleton) yang terbuat dari kalsium karbonat.
Echinodermata memiliki peran penting dalam sumberdaya ikan. Bintang laut,
misalnya, menjadi predator bagi berbagai jenis invertebrata laut, seperti moluska dan
krustasea. Sea urchin juga dijadikan sebagai sumberdaya ikan, seperti sea urchin yang
dijadikan sebagai bahan pangan di Jepang. Sea cucumber juga dijadikan sebagai
sumberdaya ikan, seperti sea cucumber yang dijadikan sebagai bahan pangan dan
obat-obatan di berbagai negara.
Taksonomi Echinodermata terdiri dari lima kelas utama, yaitu Asteroidea
(bintang laut), Ophiuroidea (bintang seribu), Echinoidea (bulu babi laut), Crinoidea
(lilin laut), dan Holothuroidea (timun laut). Setiap kelas memiliki karakteristik
morfologi yang berbeda.
Contoh spesies Echinodermata yang penting dalam sumberdaya ikan antara
lain:
1. Bintang Laut (Asteroidea) : Bintang laut memiliki peran penting dalam
sumberdaya ikan karena menjadi predator bagi berbagai jenis invertebrata laut,
seperti moluska dan krustasea. Beberapa spesies bintang laut juga dijadikan
sebagai bahan pangan di beberapa negara.
2. Bulu Babi Laut (Echinoidea) : Bulu babi laut memiliki nilai ekonomi yang
tinggi di beberapa negara, seperti Jepang dan Korea, karena dijadikan sebagai
bahan pangan dan obat-obatan. Selain itu, bulu babi laut juga digunakan dalam
industri kosmetik dan perhiasan.
3. Timun Laut (Holothuroidea) : Timun laut memiliki nilai ekonomi yang tinggi
karena dijadikan sebagai bahan pangan dan obat-obatan di berbagai negara.
Selain itu, timun laut juga digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi.
Dalam manajemen dan konservasi sumberdaya ikan, taksonomi
Echinodermata menjadi penting untuk memahami peran dan ekologi dari setiap
spesies Echinodermata dalam ekosistem perairan dan mengembangkan strategi
manajemen dan konservasi sumberdaya ikan yang lebih efektif.

III. Algae sebagai Organisme Sumberdaya Ikan


Algae atau ganggang adalah kelompok organisme autotrofik yang banyak
ditemukan di perairan. Algae memiliki ciri-ciri morfologi yang beragam, mulai dari
bentuk sel tunggal hingga bentuk yang lebih kompleks, seperti kelp dan seaweed.
Algae memiliki klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya yang berperan dalam proses
fotosintesis.
Algae memiliki peran penting dalam sumberdaya ikan. Algae menjadi sumber
makanan bagi ikan, khususnya pada tahap awal kehidupan. Selain itu, beberapa
spesies algae juga menghasilkan senyawa-senyawa yang penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan ikan.
Taksonomi Algae sangat beragam, terdapat berbagai kelompok atau divisi,
seperti Cyanobacteria, Chlorophyta, Rhodophyta, dan Phaeophyta. Setiap kelompok
memiliki karakteristik morfologi dan fisiologi yang berbeda.
Contoh spesies Algae yang penting dalam sumberdaya ikan antara lain:
1. Chaetoceros sp. : Chaetoceros sp. adalah salah satu jenis algae di perairan laut
yang memiliki bentuk sel yang mirip seperti silinder. Chaetoceros sp.
merupakan salah satu jenis algae yang menjadi makanan alami bagi larva ikan
dan zooplankton.
2. Gracilaria sp. : Gracilaria sp. adalah jenis algae yang tumbuh di perairan laut.
Gracilaria sp. memiliki nilai ekonomi yang penting karena dijadikan sebagai
bahan pangan dan obat-obatan di berbagai negara, seperti Jepang, Korea, dan
China.
3. Porphyra sp. : Porphyra sp. atau nori merupakan jenis algae yang tumbuh di
perairan laut. Porphyra sp. digunakan sebagai bahan makanan di berbagai
negara, terutama di Jepang dan Korea, dan menjadi salah satu bahan utama
dalam pembuatan sushi.
Dalam manajemen dan konservasi sumberdaya ikan, taksonomi Algae menjadi
penting untuk memahami peran dan ekologi dari setiap spesies Algae dalam
ekosistem perairan dan mengembangkan strategi manajemen dan konservasi
sumberdaya ikan yang lebih efektif.

IV. Jenis Biota Perairan Lainnya sebagai Organisme Sumberdaya Ikan


Jenis Biota Perairan Lainnya adalah kelompok organisme yang meliputi
berbagai jenis hewan, seperti moluska (kerang, tiram, dll), crustacea (udang, kepiting,
dll), dan beberapa kelompok hewan lainnya seperti cacing laut dan ikan laut kecil.
Organisme dalam kelompok ini memiliki ciri-ciri morfologi yang beragam dan
biasanya hidup di dasar laut atau berenang di dekat permukaan air laut.
Jenis Biota Perairan Lainnya memiliki peran penting dalam sumberdaya ikan.
Beberapa jenis moluska, seperti kerang dan tiram, menjadi bahan makanan populer
dan berharga di berbagai negara. Selain itu, beberapa jenis crustacea seperti udang
dan kepiting juga menjadi sumber makanan penting bagi manusia dan ikan lainnya di
ekosistem laut.
Taksonomi jenis Biota Perairan Lainnya sangat beragam, terdapat berbagai
kelompok atau kelas, seperti Gastropoda, Bivalvia, Malacostraca, dan Copepoda.
Setiap kelompok memiliki karakteristik morfologi dan fisiologi yang berbeda.
Contoh spesies jenis Biota Perairan Lainnya yang penting dalam sumberdaya
ikan antara lain:
1. Kerang : Kerang adalah jenis moluska yang hidup di dasar laut dan dianggap
sebagai salah satu sumber makanan laut yang berharga. Kerang memiliki nilai
ekonomi yang tinggi dan diolah menjadi berbagai makanan, seperti sup, pasta,
dan saus.
2. Udang : Udang adalah jenis crustacea yang menjadi sumber makanan penting
bagi manusia dan ikan laut lainnya. Udang memiliki nilai ekonomi yang tinggi
dan dijadikan bahan makanan populer di berbagai negara, seperti Indonesia,
Thailand, dan Amerika Serikat.
3. Copepoda : Copepoda adalah kelompok kecil planktonik yang hidup di
perairan laut. Copepoda menjadi sumber makanan penting bagi ikan kecil dan
juga menjadi sumber makanan bagi beberapa spesies ikan yang lebih besar.
Dalam manajemen dan konservasi sumberdaya ikan, taksonomi jenis Biota Perairan
Lainnya menjadi penting untuk memahami peran dan ekologi dari setiap spesies
dalam ekosistem perairan dan mengembangkan strategi manajemen dan konservasi
sumberdaya ikan yang lebih efektif.

V. Manajemen dan Konservasi Sumberdaya Ikan Berbasis Taksonomi


Manajemen dan Konservasi Sumberdaya Ikan Berbasis Taksonomi merupakan
pendekatan yang digunakan untuk mengelola sumberdaya ikan dengan
mempertimbangkan taksonomi dari organisme yang terlibat dalam ekosistem
perairan. Pendekatan ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan ketersediaan
sumberdaya ikan di masa depan.
Pentingnya Manajemen dan Konservasi Sumberdaya Ikaan adalah
Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting bagi manusia,
baik sebagai sumber protein, lapangan kerja, maupun sebagai sumber pendapatan
ekonomi. Namun, pengambilan sumberdaya ikan yang tidak terkontrol dan berlebihan
dapat menyebabkan kerusakan ekosistem laut dan kepunahan spesies ikan. Oleh
karena itu, manajemen dan konservasi sumberdaya ikan perlu dilakukan untuk
memastikan keberlanjutan sumberdaya ikan dan meminimalkan dampak negatif yang
dihasilkan.
Implementasi Manajemen dan Konservasi Sumberdaya Ikan Berbasis
Taksonomi: Implementasi manajemen dan konservasi sumberdaya ikan berbasis
taksonomi melibatkan pengelolaan sumberdaya ikan berdasarkan karakteristik biologi
dan ekologi dari setiap organisme dalam ekosistem perairan. Pendekatan ini
memungkinkan pengambilan sumberdaya ikan yang sesuai dengan kemampuan
regenerasi sumberdaya, sehingga dapat memastikan keberlanjutan sumberdaya ikan.
Salah satu contoh implementasi manajemen dan konservasi sumberdaya ikan
berbasis taksonomi adalah dengan melakukan pengelolaan sumberdaya ikan
berdasarkan jenis spesies ikan dan kelompok organisme lainnya yang terlibat dalam
ekosistem perairan. Dalam hal ini, taksonomi dapat digunakan untuk memahami
interaksi antar spesies ikan dan organisme lainnya, sehingga dapat dikembangkan
strategi pengelolaan sumberdaya ikan yang lebih efektif.
Selain itu, pengelolaan sumberdaya ikan berbasis taksonomi juga melibatkan
pengelolaan habitat perairan dan ekosistem laut. Hal ini dilakukan untuk memastikan
ketersediaan sumberdaya ikan di masa depan dan meminimalkan dampak negatif yang
dihasilkan dari pengambilan sumberdaya ikan.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa
Organisme Sumberdaya Ikan dan Taksonomi memiliki peran penting dalam menjaga
keberlangsungan hidup ikan sebagai sumber daya pangan manusia serta menjaga
kelestarian ekosistem perairan. Coelenterata, Echinodermata, Algae, dan jenis biota
perairan lainnya memiliki peran penting dalam sumberdaya ikan. Oleh karena itu,
manajemen dan konservasi sumberdaya ikan berbasis taksonomi sangat diperlukan
untuk menjaga keberlangsungan hidup ikan dan menjaga kelestarian ekosistem
perairan.
II. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya peningkatan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya menjaga keberlangsungan hidup ikan dan kelestarian
ekosistem perairan. Selain itu, pemerintah dan pelaku industri perikanan perlu bekerja
sama dalam menerapkan manajemen dan konservasi sumberdaya ikan berbasis
taksonomi agar pemanfaatan sumberdaya ikan dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Dalam implementasi manajemen dan konservasi sumberdaya ikan berbasis
taksonomi, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan teknologi budidaya ikan
yang lebih baik dan ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Latuconsina, H. (2021). Ekologi Ikan Perairan Tropis: Biodiversitas Adaptasi


Ancaman dan Pengelolaannya. UGM PRESS.
Fatah, K., & Asyari, A. (2017). BEBERAPAASPEKBIOLOGI IKAN SEMBILANG
(Plotosus canius) DI PERAIRANESTUARIABANYUASIN, SUMATERASELATAN.
BAWAL Widya Riset Perikanan Tangkap, 3(4), 225-230.
Paujiah, E., Solihin, D. D., & Affandi, R. (2013). Struktur trofik komunitas ikan di
Sungai Cisadea Kabupaten Cianjur, Jawa Barat [Trophic structure of fish community in
Cisadea River, Cianjur, Jawa Barat]. Jurnal Iktiologi Indonesia, 13(2), 133-143.
Nugroho, P. E. R., Purnomo, P. W., & Suryanti, S. (2018). Biodiversitas
echinodermata berdasarkan tipe habitatnya di pantai indrayanti, gunungkidul, yogyakarta
(biodiversity echinoderms based on habitat type in indrayanti beach, gunung kidul,
yogyakarta). Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 6(4), 409-414.
Alwi, D., Muhammad, S. H., & Bisi, S. (2018). Inventarisasi organisme avertebrata
terumbu karang di perairan Tanjung Dehegila Kabupaten Pulau Morotai. Jurnal Ilmu
Kelautan Kepulauan, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai