Anda di halaman 1dari 6

(Wikariani & Astagina, 2022) (Wikariani & Astagina, 2022)

Disusun oleh:

Kelompok 2 :
Hardana Putra (04)
I Ketut Gede Julianda Putra (05)
I Komang Gavendra Widhiastagina (07)
I Nyoman Satya Dharma Wijaya (12)
I Putu Gede Putra Wibawa (13)
Kadek Shio Abadi (16)
Ketut Cahayani Kusuma (17)
Ni Putu Riska Amarila Putri (29)

Ni Putu Sita Wikariani (32)

Putu Shuya Nanda Pravita (36)


MENGGALI TRADISI SIAT GENI DESA TUBAN

Kelompok 2 Kelas X 3

Hardana Putra (04)


I Ketut Gede Julianda Putra (05)
I Komang Gavendra Widhiastagina (07)
I Nyoman Satya Dharma Wijaya (12)
I Putu Gede Putra Wibawa (13)
Kadek Shio Abadi (16)
Ketut Cahayani Kusuma (17)
Ni Putu Riska Amarila Putri (29)
Ni Putu Sita Wikariani (32)
Putu Shuya Nanda Pravita (36)
ikomanggaven@gmail.com, Putusita0307@gmail.com
Ni Wayan Dena Yani,S.Pd, I Komang Mahendara,S.Pd

Abstrak
Penilitian yang kami lakukan bertujuan untuk mengenali, mempelajari dan melestarikan tradisi itu
sendiri. Kajian ini dengan menerapkan teori wallece (1970) (spradleiey) guna mendukung sesuatu pola
tingkah laku untuk berinteraksi, kaitannya dengan lingkungan alam binaan yang dihadapinya maupun
lingkungan sosial. Penelitian ini menggunakan metode observasi wawancara dan kepustakaan guna
mendapatkan data falid, sehingga berhasil menemukan prosesi siat geni sebagai upacara tolak bala
dengan penuh pemaknaan, yang bermanfaat pada keselamatan dan kesejahteraan hidup masyarakat
Tuban. Siat Geni memiliki beberapa fungsi penting, yaitu sebagai alat perekat kebersamaan warga
Tuban dengan warga sekitar. Siat geni juga sebagai usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis
antara manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan alam sekitar, dan manusia dengan Ida
Sang Hyang Widhi.
Kata kunci : siat geni
Abstract
Our research aims to identify, study and preserve the tradition itself. This study applies the theory of
Wallece (1970) (Spradliey) to support a pattern of behavior to interact, in relation to the natural
environment it faces and the social environment. This study uses interview and library observation
methods to obtain valid data, so that it succeeded in finding the siat geni procession as a ceremony of
rejecting reinforcements with full meaning, which is beneficial for the safety and welfare of the people
of Tuban. Siat Geni has several important functions, namely as an adhesive tool for the togetherness
of Tuban residents and local residents. Siat geni is also an effort to create a harmonious relationship
between humans and humans, humans and the natural environment, and humans and Ida Sang Hyang
Widhi.
Key words : siat geni
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan proyek ini guna memenuhi tugas kelompok ,
dengan judul: "Siat Geni".Kami menyadari bahwa dalam penyelesaiaan proyek ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
kami menyampaikan rasa terimakasih kepada masyarakat Desa Adat Tuban Badung yang telah
menerima kelompok kami dari SMA negeri 10 Denpasar, untuk meneliti tradisi Siat Geni sebagai tradisi
unik dan bersejarah. Tujuan kami untuk melakukan penelitian siat geni ini adalah untuk memberikan
dan mengetahui tambahan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat luas dan diri kami sendiri
mengenai keberadaan tradisi siat geni ini yang deselenggarakan oleh masyarakat Tuban Kecamatan
Kuta, Kabupaten Badung,Provini Bali. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk leluhur di bali
kepada generasi pengerus sekarang sehingga keberlangsungannnya dapat dijaga dan terpelihara dengan
baik.
Disamping itu projek ini dimaksudkan untuk dipergunakan sebagai kelengkapan pengusulan
penerapan warisan budaya tak benda Indonesia Kementrian Pendidikan Kebudayaan Republik
Indpnesia di Jakarta. Akhirnya pada kesempatan ini kami sampaikan kepada para pengkaji serta
masyarakat Desa Adat Tuban yang telah memberikan informasi sehingga projek artikel Siat Geni ini
dapat terwujud.Besar harapan kami semoga kajian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dalam
upaya melestarikan warisan budaya.

Denpasar, 18 Agustus 2022

Penulis
PENDAHULUAN
Siat geni (perang api) Desa adat seperti kotor atau ada keluarga terdekat
Tuban, Kabupaten Badung berlangsung di meninggal.Siat geni yang diselenggarakan
Pura Dalem Kahyangan setiap setahun sekali setiap bulan ke empat penanggalan Bali.
yaitu bertepatan pada purnama sasih kapat dan Bulan oktober memiliki arti penting dalam
purnama penuh sekitar bulan Oktober. Siat tradisi masyarakat desa adat tuban. Dalam
geni sebagaimana namanya adalah perang api konteks penelitian, ekspresi siat geni ini
mengiringi prosesi upacara puja wali dicermati dalam bentuk permasalahan agar
pelengkap dari sistem ritual yang disyaratkan dapat dijawab apa yaitu siat geni, apa fungsi
dengan tujuan untuk melepaskan kotoran siat geni, apa yang diselenggarakan oleh
kepada diri. masayarakat tuban.
Masyarakat Desa adat Tuban
meyakini, bahwa manusia perlu melepaskan
energi negatif, yang disebut buta kala yang METODE
menguasaninya. Puluhan pemuda terlibat Metode yang kami gunakan adalah dengan
dalam tradisi siat geni (perang api) di cara wawancara dan kami juga mencari
Kawasan Pura Dalem Kahyangan Desa adat beberapa informasi dari artikel google yang
Tuban, Badung, Bali. Tradisi siat geni kami cantumkan linknya di daftar Pustaka
mempertemukan dua kelompok pemuda yang
berasal dari banjar. Mereka melakukan ritual
saling menyerang. Menggunakan api yang
terbuat dari serabut kelapa yang di bakar. PEMBAHASAN DAN HASIL
Tujuan prosesi ini adalah menyambut
kekuatan api milik Canto Patih agar tidak Pembahasan
murka dan dengan senang hati membakar Siat geni merupakan tradisi yang
semua kotoran atau penistaan di desanya. Siat berasal dari desa adat Tuban. Siat geni adalah
geni digelar dengan menggunakan api. Api upacara perang api yang dilakukan bersamaan
adalah kekuatan kala geni, dimana kita setiap adanya odalan, pada tahun ini siat geni
berusaha membuatnya (kala geni ludra) untuk akan dillakukan pada bulan oktober tanggal
membangkitkan kekuatan pembersihan segala 10. Tradisi ini dilakukan di jalan raya dan
hal yang buruk di desa. Acara siat geni ini berjarak minimal 5m dari pura dalem desa
ditunjukkan untuk mengawal desa yang adat Tuban. Sebelum melakukan tradisi ini
menjaga desa setempat, dan bukan ditunjukan kita harus sembahyang dan
untuk tuhan, dewa bhatara. mempersembahkan sesajen berupa pejati dan
Pemuda yang terlibat dalam prosesi caru yang bertujuan untuk meminta izin
siat geni saling serang dengan serabut kelapa kepada penghuni jalan.Tujuan utama upacara
yang dibakar. Walaupun percikan api dan asap ini dilakukan adalah untuk menyambut
hitam pekat memerihkan mata, diantara kedatangan dewa rudra.
mereka tidak ada yang dendam. Dua Sarana yang digunakan pada prosesi
kelompok yang berada di sisi utara siat geni ini adalah serabut kelapa yang
berhadapan dengan kelompok di sisi selatan dibakar setengahnya dan prasarana yang
beriring-iringan saling serang kurang lebih digunakan adalah lapangan atau jalan yang
dua jam siat geni seng, siat geni selesai dan cocok digunakan untuk tradisi siat geni.
para pemuda kembali di percikan tirtha. Tradisi ini dilakukan pada malam hari pukul 8
Persembahayangan kembali dilaksanakan. malam. Pada saat pandemi Covid-19
Upacara siat geni telah diwarisi secara mewabah tradisi ini hanya dilakukan berupa
turun temurun dan harus secara dilaksanakan simbolis saja, seperti menggunakan dupa
secara tulus ikhlas. Ngayah dalam keadaan sebanyak 33 atau 11 atau 1, atau
bersih dan tidak memiliki halangan pribadi menghaturkan sesajen berupa caru ayam
merah (di selatan) dan ayam hitam(di uitara) tuban.Serta memiliki tujuan untuk
jika kita tidak kita bisa menggunakan segehan membersihkan diri dari kotoran dan sebagai
merah dan hitam. Tradisi ini dilakukan oleh perekat kebersamaan warga Tuban dengan
remaja Tuban khususnya laki laki dan masih warga sekitar.
suci secara niskala. Tadisi siatgeni belum
pernah dilakukan oleh orang luar desa Tuban,
karena resikonya yang sangat besar. Tradisi
KESIMPULAN DAN SARAN
Siat Geni dilakukan sekali dalam setahun,
tepatnya pada bulan keempat penanggalan Kesimpulan
Bali. Dalam pementasannya, para peserta
perang menggunakan baju hitam, kamen, serta Jadi kesimpulan dari penelitian
mengenakan udeng di kepalanya. kami adalah siat geni adalah tradisi perang
Siat Geni memiliki beberapa fungsi api yang berasal dari desa Tuban yang
penting, yaitu sebagai alat perekat bertujuan untuk alat perekat kebersamaan
kebersamaan warga Tuban dengan warga warga Tuban dengan warga sekitar. Selain itu,
sekitar. Selain itu, Siat Geni juga diartikan Siat Geni juga diartikan sebagai simbol
sebagai simbol pelebur aura negatif menjadi pelebur aura negatif menjadi positif sehingga
positif sehingga keseimbangan dapat terjaga. keseimbangan dapat terjaga. Siat geni juga
Siat geni juga sebagai usaha untuk sebagai usaha untuk mewujudkan hubungan
mewujudkan hubungan yang harmonis antara yang harmonis antara manusia dengan
manusia dengan manusia, manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan alam
lingkungan alam sekitar, dan manusia dengan sekitar, dan manusia dengan Ida Hyang
Ida Hyang Widhi. Widhi.

Hasil Pembahasan DAFTAR PUSTAKA

Jadi hasil pembahasan dari kami


tradisi siat geni adalah tradisi perang api
(Kertawedangga, 2022) (Putra, 2018) Kertawedangga, I. P. (2022, 6 3). Setiap
(Suryawan, 2020)dilakukan pada setiap bulan Purnama Kapat, Desa Adat Tuban
purnama sasih kapat, yang melakukan juga Gelar Siat Geni. Retrieved from Jawa
lebih dominan laki laki dari desa adat Post Group:
https://baliexpress.jawapos.com/balin
ese/03/06/2022/setiap-purnama-
kapat-desa-adat-tuban-gelar-siat-
geni/
Komendikbud. (2018, 1 1). komendikbud.
Retrieved from Direktorat Warisan
dan Diplomasi Budaya:
https://warisanbudaya.kemdikbud.go.
id/?newdetail&detailTetap=738
Putra, I. B. (2018). Siat Geni Desa Adat
Tuban. Siat Geni Desa Adat Tuban, 1-
2.
Sumarni, S. (2018, Desember 30). Siat Geni
Desa Adat Tuban. Retrieved from
Gambar 1. Ilustrasi tradisi perang api Budaya Indonesia: https://budaya-
indonesia.org/Siat-Geni-Desa-Adat-
Tuban
Suryawan, W. (2020, 1 14). 6 Atraksi Budaya
Bali Ini yang Sering Menjadi Buruan
Para Fotografer, Jangan Sampai
Kelewatan! Retrieved from
TribunBali:
https://bali.tribunnews.com/2020/01/
14/6-atraksi-budaya-bali-ini-yang-
sering-menjadi-buruan-para-
fotografer-jangan-sampai-
kelewatan?page=all

Anda mungkin juga menyukai