Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nur Mala Sari

Prodi : Ilmu Ekonomi


Nim : 08020122045
Mata Kuliah : Statistik Deskriptif

Salah satu ukuran ketimpangan yang umum digunakan adalah rasio gini. Nilai skala bervariasi dari
0 sampai 1. Semakin tinggi nilai rasio gini, semakin besar ketimpangannya. Koefisien gini di
Provinsi Jawa Timur pada bulan Maret 2011 tercatat sebesar 0,374 dan terus menurun menjadi
0,351 pada September 2011. Selanjutnya rasio gini cenderung meningkat dan meninggi pada
Maret 2015 di 0,415.
Selama periode September Tahun 2015, nilai koefisien gini mulai menurun menjadi 0,403 dan
cenderung menurun hingga mencapai sebesar 0,396 pada Maret 2017. Sedangkan pada September
2017, koefisien gini meningkat pada 0,415, pada Maret 2018 turun menjadi 0,379 dan cenderung
turun menjadi 0,364 pada September 2021 kemudian naik menjadi 0,371 pada Maret 2022.
Berdasarkan wilayah pemukiman, rasio gini untuk wilayah perkotaan pada bulan Maret 2022 telah
tercatat dari 0,388. Angka tersebut meningkat 0,009 dari rasio gini September 2021 sebesar 0,379.
Untuk daerah perdesaan, koefisien gini pada Maret 2022 tercatat sebesar 0,323. Angka ini
meningkat 0,004 dibandingkan September 2021 sebesar 0,319.
Apa itu ketimpangan pendapatan?
Ketimpangan pendapatan adalah perbedaan pendapatan yang diciptakan oleh suatu
masyarakat sedemikian rupa sehingga terdapat perbedaan pendapatan yang mencolok dalam
masyarakat tersebut.
Mengapa hal itu dapat terjadi?
Karena adanya disparitas pendapatan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan.
Penduduk kota memiliki pendapatan yang lebih tinggi karena roda perekonomian Indonesia
ditopang oleh kota-kota besar sehingga setiap orang mendapatkan gaji yang sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketimpangan:
1) Peningkatan pengeluaran per kapita per bulan kelompok 40% terbawah lebih cepat
dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk kelompok sisanya. Penduduk kelompok
40% menengah memiliki peningkatan terkecil.
2) Di perkotaan, pengeluaran per kapita per bulan penduduk kelompok 40% terbawah dan
20% teratas mengalami peningkatan. Sementara itu, 40% dari rata-rata penduduk
mengalami penurunan pengeluaran per kapita.
3) Di pedesaan, pertumbuhan pengeluaran per kapita per bulan penduduk kelompok 40%
terbawah lebih cepat dibandingkan dengan kelompok penduduk lainnya.
Cara mengatasi ketimpangan dapat dilakukan melalui :
1) Distribusi kekayaan dari kelompok atas ke kelompok bawah.
2) Mendorong pertumbuhan kelas menengah (kelompok 40%-80%) karena indeks gini sangat
tinggi dan sensitif terhadap perubahan di kelas menengah.
3) Pertumbuhan inklusif dengan kelas bawah harus tumbuh lebih cepat daripada kelas atas.

Anda mungkin juga menyukai