Anda di halaman 1dari 20

KEJUJURAN DALAM KEBERAGAMAN

DIUJI
1. Plintiran Yang Membawa Petaka:
a. pada tanggal 17 September 2016, Gubernur DKI, Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) menyampaikan sambutan pada suatu upacara di
Pulau Seribu. Dalam sambutannya dia menyinggung sebuah ayat
Almaeda;
b. Sambutan Gubernur DKI itu biasa-biasa saja dan saat itu tidak
menimbulkan kegelisahan umat ataupun diduga melakukan
penistaan agama;
c. namun setelah kutipan sambutan Ahok itu diplintir oleh Buni Yani,
dan disebarkan melalui medsos, timbullah persoalan. Ternyata
plintiran itu mengubah arti dari sambutan Ahok tersebut. Plintiran itu
mendapatkan tanggapan negatif dari sementara umat dan tokoh
Islam Indonesia;
d. melihat gejala yang tidak baik, Ahok datang ke Bareskrim untuk
melaporkan persoalan itu, dan memohon maaf atas kata-kata itu
seandainya menyinggung umat Muslim;
e. tetapi permohonan maaf tersebut tidak ditanggapi, dan justru akan
dibalas dengan demo besar-besaran yang akan dilaksanakan tanggal
4 November 2016;
f. bersamaan dengan itu, muncul isu bahwa bekas Presiden SBY ada di
belakang rencana demo nanti. SBY membantah hal itu, dan
mengatakan itu fitnah, fitnah lebih kejam dari pembunuhan;
g. muncul pula isu bahwa Kedutaan Turki ikut membenarkan dugaan
penistaan agama itu. Tetapi Kedutaan Turki membantah isu itu.
2. Keadaan Menjelang Aksi Unjuk Rasa. Santer didengungkan, para tokoh
elite nasional patut ikut menyelesaikan masalah kebangsaan dengan
damai dan sejuk. Keterlibatan mereka, dari kalangan agama hingga
politik, sangat penting untuk menjaga nilai-nilaikebangsaan dan
kemajemukan Indonesia. Pilkada 2017, yang berlangsung untuk 101
daerah hendaknya menjadi pesta demokrasi yang damai dan tenteram
tanpausaha memecah belah bangsa. Pilkada sepatutnya memperkuat
struktur makro bangsa dan kebangsaan, politik nasional, serta iklim
ekonomi yang kondusif untuk membawa Indonesia memenangi
kompetisi global. Masalah ini menjadi topik pembicaraan antara
Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di
Hambalang, 31/10/2016. ***Pada pertemuan itu Prabowo mengatakan:
1
a. berharap pesta demokrasi rakyat (pilkada) berjalan dengan baik dan
tenteram. Rakyat agar waspada terhadap upaya pemecah belah bangsa.
Kalau ada masalah mari diselesaikan dengan sejuk, dan damai. Harus
disadari bahwa negara kita adalah majemuk, banyak suku, banyak
agama, dan banyak ras; b. hubungannya dengan Presiden Jokowi relatif
baik, dan komunikasi tetap berjalan meski terkadang berbeda pendapat,
karena Gerindra bertanggung jawab pada konstituennya. Tetapi di
ujungnya tetap sama, yaitu NKRI. ***Terkait dengan hal ini, Wakil Ketua
Umum Gerindra Fadli Zon mengatakan, kehadiran Presiden Jokowi di
Hambalang tidak akan mengubah sikap kritis Gerindra terhadap
pemrintah. ***Presiden Jokowi menyatakan: a. masyarakat agar dijaga
supaya tidak mudah terprovokasi; b. para tokoh bangsa agar bersedia
bersama-sama mendinginkan suasana pilkada serentak 2017. Rivalitas
yang ada jangan dijadikan bibit permusuhan yang merusak bangsa.
Rivalitasnya dengan Prabowo ada pada pilpres, tetapi sekarang telah
berubah bahu-membahu membangun bangsa. Mungkin pada 2019 bisa
timbul rivalitas lagi; (K, 1/11/2016). ***Sebelumnya Presiden Jokowi
menegaskan: a. pemerintah menjamin hak setiap warga negara untuk
menyampaikan pendapat, namun harus mengutamakan ketertiban
umum dan tidak melakukan tindakan anarkitis; b. berpendapat di
medsos merupakan bagian dari demokrasi, tetapi ada batas-batasnya,
etika, dan sopan-santun sesuai UU No. 11/2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik; c. demonstrasi merupakan hak demokratis setiap
warga. Silahkan, tetapi yang penting jangan memaksakan kehendak atau
merusak,dan anarkistis. Ini yang tidak boleh; d. aparat keamanan telah
diperintahkan untuk melakukan tugasnya secara profesional.
***Sementara itu, Ketua DPR Ade Komaruddin mengatakan: a. para
pemimpin lembaga tinggi negara dan elite politik jangan memperkeruh
suasana dengan melontarkan yang bersifat memanas-manasi
situasimenjelang aksi unjuk rasa 4/11/2016; b. elite politik dan semua
warga negara harus sadar bahwa saat ini negara dalam keadaan sulit,
situasi pelik. Semua elite politik untuk menahan diri demi kepentingan
bangsa; c. untuk bisa bertahan, fondasi negara harus kokoh dan jangan
sampai dirusak untuk kepentingan tertentu. ***Secara terpisah Ketua
MPR Zulkifli Hasan mengatakan: a. semua orang mempunyai hak
menyampaikan pendapat dan berdemonstrasi. Terkait agenda pilkada
2017 yang telah membawa sentimen isu suku, agama, ras,danantar
golongan (SARA), diharapkan dapat diselesaikan dalam ranah penegakan
hukum saja; b. unjuk rasa tidak dilarang, tetapi jangan sampai ada
pernyataan yang aneh-aneh yang membawa isu SARA; c.saya tidak akan

2
berpartisipasi dalam demo 4/11/2016, biar penegak hukum yang bekerja
(K, 1/11/2016).
3. Demo Damai Berubah Kerusuhan:
a. pada tanggal 4/11-2016, ratusan ribu massa dari berbagai elemen
Islam berunjuk rasa damai di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan,
Jalan Medan Merdeka Barat, dan Jalan MH Thamrin. Mereka memprotes
dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI, Basuki Tjahaja
Purnama;
b. pergerakan massa unjuk rasa tanggal 4/11/2016, sbb:
(1) sekitar pukul 06.00 - 07.00, peserta unjuk rasa memadati Masjid
Istiqlal untuk melakukan persiapan;
(2) 07.00 -08.00, peserta unjukrasa dari sejumlah ormas Islam Kota
Bekasi berangkat menuju Jakarta;
(3) 08.50 – 09.00, massa yang berkumpul di Menteng Raya, Jakarta
Pusat, menuju Masjid Istiqlal. Sementara itu, bus-bus yang mengangkut
peserta aksi dari sejumlah daerah tiba di sekitar Jalan Medan Merdeka
Timur;
(4) 10.00 – 11.00, massa mulai tiba di kawasan Istana Merdeka;
(5) 11.00, polisi melantunkan “Asmaul-Husna”di hadapan massa unjuk
rasa di kawasan Istana Merdeka;
(6) 11.52 – 13.00, para demonstran melaksanakan shalat Jumat di Masjid
Istiqlal;
(7) 13.00 – 14.00, demonstran bersiap menuju Istana Merdeka, Jakarta;
(8) 15.30, Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot
Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menemui Ketua
Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) Bachtiar Nashir dan
Wakil Ketua GNPF Zaitun Rasmin di dalam Istana Negara. Sementara itu,
perwakilan resmi peserta aksi menyampaikan keinginan untuk bertemu
dengan Presiden Jokowi, namun Presiden tidak di tempat. Presiden
sedang meninjau sebuah proyek dekat bandara Soeta;
(9) Wapres JK menerima Bachtiar Nashir, Zaitun Rasmin, dan Misbachul
Anam. Selain Wiranto, Gatot Nurmantyo, dan Tito Karnavian, pertemuan
tertutup itu juga dihadiri Menag Lukman Hakim Saifuddin, Mensekneg
Pramono Anung, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Asrul Sani
dan Abu Bakar Alhabsy (keduanya anggota DPR), serta Farouk
Muhammad (anggota DPD). Peserta unjuk rasa menuntut proses hukum
terhdap Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama, atas dugaan penistaan
agama. Wapres JK mengatakan, kasus ini akan diproses secara hukum
yang tegas dan cepat;
(10) 17.45 – 19.30, sebagian unjuk rasa sudah membubarkan diri;

3
(11) 19.35, kericuhan terjadi antara aparat keamanan dan sebagian
peserta unjuk rasa di sekitar Jalan Medan Merdeka;
(12) 20.40, massa di Jalan Medan Merdeka Barat mulai meninggalkan
lokasi;
(13) 20.53, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal
(Pol) Tito Karnavian menenangkan aparat dan massa;
(14) 21.30, sebagian massa bergerak ke Semanggi;
(15) 22.00, kericuhan terjadi di Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara.
Aparat keamanan berhasil mengendalikan;
(16) 23.00, situasi Jakarta telah terkendali, massa masih berkumpul di
depan gedung DPR. Sementara itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah
memprovokasi massa untuk menjatuhkan Presiden Jokowi, serta
mempersilahkan pengunjuk rasa untuk beristirahat dan menginap di
Kompleks Parlemen.
c. sedangkan negosiasi terjadi sbb:
(1) pukul 15.36, di halaman samping Istana Merdeka, negosiasi dengan
perwakilan peserta demo, yaitu Bachtiar Nashir, dan Zitun Rasmin.
Menko Polhukam Wiranto bersama Mensekneg, Sekab, Panglima TNI,
Kapolri, dan Kepala Staf Presiden, dihadiri perwakilan DPR dan DPD
mewakili pemerintah. Negosiasi mengalami jalan buntu, karena Bachtiar
dan Zaitun minta bertemu dan berunding dengan Presiden, padahal
Wiranto cs sudah ditunjukuntukmewakilinya dalam pertemuan;
(2) 16.15, Bachtiar dan Zaitun datang lagi ke samping Istana Merdeka.
Mereka bertemu dengan Kapolda Metro Jaya. Pertemuan deadlock
karena kedua orang itu tetap ingin bertemu dengan Presiden;
(3) 16.30, Bachtiar dan Zaitun datang lagi dan meminta agar pemerintah
tidak ulur waktu. Karena pemerintah berkeras, keduanya pergi lagi;
(4) 16.32, Bachtiar dan Zaitun kembali lagi, menemui Wiranto, dan tetap
ingin bertemu Presiden. Kalau tidak, aksi mereka tidak akan bubar;
(5) 16.40, Mensekneg menilpon Presiden dan dijawab agar Wapres yang
memimpin pertemuan dengan perwakilan unjuk rasa;
(6) 16.44, Wiranto menemui Wapres JK di kantor Wapres;
(7) 16.50, Wiranto keluar dan menuju halaman samping Istana Merdeka;
(8) 17.00, Bachtiar, Zaitun, dan Misbah ditemani dua anggota DPR masuk
ruang kerja Wapres. Sejumlah Menteri ikut masuk menemani Wapres;
(9) 17.25, Wapres dan perwakilan unjuk rasa keluar ruangan dan
kemudian memberikan keterangan pers bersama bahwa sudah ada
keputusan, yaitu penyelesaian kasus Basuki Tjahaja Purnama dalam dua
minggu dengan cara tegas, cepat, dan transparan;

4
d. seharusnya demo itu selesai karena tuntutannya telah dipenuhi,
tetapi akhirnya justru berujung dengan kerusuhan. Demo melempari
benda-benda keras dan memukul polisi dengan tongkat, sehingga polisi
terpaksa menembakkan gas air mata untuk memaksa mundur
demonstran. Kerusuhan diikuti penjarahan berlangsung di Penjaringan,
Jakarta Utara, sehingga polisi menembakkan gas air mata;
e. Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian berjanji menyelesaikan proses
hukum dengan cepat dan tegas dalam waktu dua minggu;
f. menurut Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal M Iriawan, dalam
kerusuhan itu dua orang polisi terluka karena lemparan benda keras, 18
kendaraan rusak dengan dua diantaranya kendaraan polisi dibakar.
4. Suasana Luar Jakarta:
a. selain di Jakarta, demo semacam itu juga berlangsung di beberapa
daerah atau kota lainnya, seperti Bandung, 15 kota & kabupaten di Jawa
Tengah, termasuk Surakarta, Malang, Aceh, Medan, Binjei,
Padangsidempuan, Tebing Tinggi, Mandailing Natal, Labuhan Batu,
Asahan, Tapanuli Selatan, Padang, Jambi, Palembang, Pontianak,
Banjarmasin, Balikpapan, Makasar, dan Ambon;
b. aksi-aksi demo itu antara lain berbentuk:
(1) di Aceh dan Bandung, selain orasi juga doa dan zikir. ***Koordinator
Istigasah, Kiagus Zaenal Mubarok (Deden) mengemukakan, istigasah
yang digelar di Bandung merupakan gerakan masyarakat untuk berdoa
bersama agar unjuk rasa berlangsung damai dan tidak menimbulkan
perpecahan yang berpotensi merusak persatuandan kesatuan bangsa.
Masyarakat berdoa agar para pemimpin tidak tidak terus-menerus
marah, melainkan bisa ayem dan bisa menyelesaikan permasalahan
dengan baik. ***Ketua DPRD Aceh, Muharuddin, menuturkan, kepastian
hukum akan membuat aksi tidak melebar ke mana-mana, jangan sampai
melebar ke isu SARA, etnik, dan politik. Ini murni aksi menuntut tindakan
hukum;
(2)hal serupa diungkapkan oleh Koordinator Aksi Warga di Palembang,
Ragil Pamungkas, pemerintah agar tidak tebang pilih dalam penegakan
hukum. Banyak kasus penistaan agama yang langsung diproses. Aparat
kepolisian agar memberlakukan yang sama, tidak terkecuali Basuki;
(3) unjuk rasa di Jawa Tengah ini merupakan yang terbesar di 2016.
Besar karena dilakukan serentak dan diikuti cukup banyak massa. Di
Surakarta aksi terbagi dua lokasi yang tergabung dalam Dewan Syariah
Surakarta yang memusatkan aksinya di Masjid Mujahidin, 500 m dari
rumah kediaman presiden Jokowi, dan massa lain dari beberapa unsur

5
ormas Islam bergerak di Gladak. Polisi berjaga-jaga di rumah kediaman
presiden Jokowi;
c. meskipun telah ada larangan untuk tidak membawa anak-anak, di
beberapa kota seperti Palembang dan Balikpapan larangan itu dilanggar;
d. pada umumnya aksi berjalan damai sehingga tidak mengganggu
kegiatan warga.
5. Biarlah Hukum Berbicara. TR, Kompas, 5-11-2016: a. disayangkan
terjadinya benturan sebagian pengunjuk rasa dan aparat, meskipun
tuntutan pengunjuk rasa telah diakomodasi oleh pemerintah, yang pada
waktu itu diwakili Wapres JK. UU mengatur penyampaian pendapat di
muka umum dibatasi hingga pukul 18.00; b. sebelumnya, 1/11/2016,
Presiden Jokowi bertemu dengan para pemimpin organisasi massa Islam
di Istana Merdeka, yang menegaskan akan menyerahkan kasus dugaan
penistaan agama melalui proses hukum; c. setelah tuntutan pengunjuk
rasa diakomodasi, diharapkan semua pihak menahan diri. Elite politik
dan tokoh agama saatnya bertemu dengan menempatkan kepentingan
bangsa di atas segalanya, bukan sekedar kepentingan kelompok atau
kepentingan politik. Biarlah hukum bekerja menyelesaikan dugaan
penistaan agama; d. Basuki, Gubernur DKI, dituduh melakukan penistaan
agama dalam pidatonya di Pulau Seribu. Pidato Basuki itu menjadi
masalah dan memancing reaksi keras setelah video yang sudah diedit
seseorang itu diunggah di medsos dan menjadi viral. Tarik-menarik
hukum dan politik itu kian kentara, karena Basuki adalah petahana yang
akan bersaing dalam pilkada 15/2/2017 dengan Agus Harimurti
Yudhoyono – Sylviana Murni serta Anies Baswedan – Sandiaga Uno; e.
dengan menyepakati penyelesaian jalur hukum, semua pihak harus
sepakat mengikuti tahapan hukum. Proses hukum yang transparan,
akuntabel, dan diterima semua pihak bisa kian mendewasakan
demokrasi dan hukum Indonesia. Penegakan hukum pidana harus
mengacu pada KUHAP, sedangkan konstelasi pilkada mengacu pada UU
Pemilihan Kepala Daerah. ***Menguji Kemandirian Hakim (TR, K,
6/12/2016): a. persidangan kasus dugaan penistaan agama yang
dilakukan Basuki Tjahaja Purnama digelar mulai 13/12/16 di Pengadilan
Negeri Jakarta Utara; b. majelis hakim yang bertugas mengadili telah
dibentuk, yang terdiriatas lima (5) orang, yakni H Dwiarso Budi Santiarto
(Ketua), dengan anggota Jupriadi, Abdul Rosyad, Joseph V Rahantoknam,
dan I Wayan Wirjana. Jaksa yang mempunyai tugas menuntut telah
ditunjuk. Pembela yang mempunyai fungsi membela kepentingan
terdakwa telah bersiap membela; c. persidangan terbuka ini sejalan
dengan tuntutan pengunjuk rasa yang menuntut agar dugaan penistaan

6
agama yang dilakukan Basuki diproses secara hukum. Aspirasi pengunjuk
rasa telah didengar. Kini saatnya proses persidangan terbuka itu dikawal.
Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan mandiri yang tidak boleh
diintervensi kekuasaan mana pun, termasuk juga Presiden Jokowi dalam
posisinya sebagai Kepala Negara ataupun Kepala Pemerintahan, serta
oleh tekanan massa. Melalui sidang terbuka, masyarakat akan
mendapatkan gambaran bagaimana duduk soal kasus penistaan agama
dengan erdakwa Basuki; d. kita dorong penyelesaian hukum melalui
persidangan sebagai instrumen demkrasi. Kepentingan masyarakat
diwakili jaksa yang atas nama negara bertindak sebagai penuntut umum.
Persidangan atas diri Basuki adalah ujian terhadap kemandirian
kekuasaan kehakiman dan demokrasi itu sendiri; e. setelah aspirasi
diakomodasi, kini saatnya kita duduk bersama mengawal proses hukum
itu sendiri. Parpol dan DPR bisa menjalankan peran untuk terus
mengawal proses hukum tetap berjalan sesuai dengan relnya. Tetapi,
pengawalan itu harus menghormati prinsip kemandirian kekuasaan
kehakiman; f. bangsa ini jangan terus terjebak pada polarisasi pendapat.
Padahal, aspirasi dari pengunjuk rasa, seperti penegakan supremasi
hukum, perlunya kesamaan di muka hukum, kemajemukan bangsa, dan
persauan bangsa, adalah aspirasi kita bersama sebagai bangsa
Indonesia. Situasi sospol bangsa perlu tetap sejuk. Silaturahim antar elite
dan pemerintah tetap perlu dijaga agar tantangan bangsa bisa segera
diatasi; g. saatnya kita bijak dalam perkataan lisan maupun tulisan,
merawat kemajemukan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa. Makin cepat kasus Basuki selesai, makin baik.
6. Ada Aktor Politik Yang Menunggangi. Seusai rapat koordinasi terbatas
di Istana Merdeka, 5/11/2016, dengan sejumlah Menteri, Panglima TNI
Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, dan
Kepala BIN Budi Gunawan, Presiden Jokowi menyatakan:
a. terima kasih kepada ulama, kiai, habib, dan ustaz, sehingga unjuk rasa
terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI, Basuki
Tjahaja Purnama, berjalan tertib dan damai;
b. menyesalkan terjadinya kerusuhan yang terjadi setelah aksi damai itu.
Kerusuhan itu telah ditunggangi oleh aktor-aktor politik yang
memanfaatkan situasi;
c. terima kasih kepada aparat keamanan yang telah menjaga unjuk rasa
sehingga bisa berjalan aman dan tertib.
7. Dalam acara ILC, beragam pendapat muncul, seperti:
a. Kapolri: persoalan di sekitar 4/11/2016 bukan masalah agama,
melainkan masalah politik yang dilakukan oleh kelompok yang tidak

7
senang pada Gub Basuki. Mereka memanfaatkan momentum dugaan
penistaan agama yang dilakukan Gubernur Basuki;
b. Yenny Wahid: jangan membawa agama ke dalam persoalan politik;
c. Sekjen MUI: Ahok melakukan penistaan agama dan penistaan ulama-
ulama Islam;
d. Syafei Maarif: tidak ada maksud Ahok untuk melakukan penistaan
agama maupun ulama; Pendapat ulama belum tentu betul; apa dasar
teologis dari aksi demo 4/11/2016;
e. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo: saya lebih baik menjadi
tumbal dalam mempertahankan keberagaman dari pada menjadi
presiden. Penegasan panglima ini sebagai jawaban atas pancingan Karni
Ilyas bahwa Panglima TNI itu pantas menjadi presiden;
f. Prof Rafli Harun, pakar ketatanegaraan: peristiwa 4/11/2016 itu
mempunyai dua kotak, kotak besar dan kotak kecil. Kotak kecil adalah
pilkada 2017, yang bertujuan menggagalkan Ahok untuk menjadi
Gubernur lagi. Sedangkan kotak besarnya adalah pilpres 2019, bertujuan
menggagalkan Jokowi sebagai presiden kedua kalinya.
8. Safari Perdamaian Presiden Joko Widodo. Dalam rangka konsolidasi
politik, Presiden Jokowi melakukan silahturahmi kepada kekuatan-
kekuatan politik di Indonesia, termasuk ke jajaran TNI maupun Polri.
Tetapi sebenarnya Presiden Jokowi telah melakukannya sebelum terjadi
unjuk rasa 4/11/2016. Inilah urut-urutannya:
a. 31/10/2016, mengadakan kunjungan dan pembicaraan dengan Ketua
Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto;
b. 1/11/2016, di Istana Merdeka mengadakan pertemuan dengan Ketua
Umum MUI KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siroj, dan
Ketua Umum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir. Pada kesempatan
itu, Presiden Jokowi menyatakan: (1) tidak menghalangi unjuk rasa,
tetapi harus dilakukan secara damai dan sesuai aturan ; (2) meyakini
bahwa ulama selalu membawa kabar baik serta menjaga dan
memberikan tuntunan kepada umat
c. 7/11/2016, di Mabes AD memberi briefing kepada prajurit TNI dari
berbagai kesatuan.
***Di tanggal yang sama, Presiden Jokowi mengadakan pembicaraan
dengan Ketua PBNU Kaid Agil Siroj, Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, dan
Sekjen PBNU Faishal Zaini, di kantor PBNU. Pada kesempatan ini, PBNU
menyampaikan kritik kepada pemerintah, khususnya kesejangan sosial
ekonomi yang semakin lebar, serta dugaan Presiden melindungi
Gubernur DKI, Basuki, dalam kasus dugaan penistaan agama. Hubungan
NU dengan pemerintah juga dibahas.

8
***Setelah itu, di Istana Merdeka Presiden Jokowi mengadakan
pertemuan dengan Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal M Iriawan,
Pangdam Jaya, Mayjen Teddy Laksmana, dan sejumlah petinggi TNI dan
Polri;
d. 8/11/2016, di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta,
Presiden Jokowi memberikan briefing kepada perwira-perwira Polri.
***Setelah itu, di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, Presiden
Jokowi mengadakan pembicaraan dengan Ketua Umum Muhammadiyah
Haedar Nashir, Sekretaris Umum PP Muhammdiyah Abdul Mu’ti, dan
beberapa Ketua PP Muhammdiyah. Ormas ini mengritik sikap Presiden
Jokowi yang tidak mau menemui para pengunjuk rasa 411, dan
berpendapat bahwa Presiden Jokowi melindungi Basuki dalam kasus
dugaan penistaan agama. Tetapi Presiden menjawabnya dengan terbuka
dan tangkas. **Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Thohari
mengatakan, aksi 411 telah cukup. Aksi 411 menunjukkan bahwa umat
Islam berhasil memobilisasi massa. Ini fenomenal.
e. 9/11/2016, di Istana Merdeka, beliau mengadakan pertemuan dengan
sekitar 20 pemimpin ormas Islam, seperti Al-Irsyad Al Islamiyah,
Jamiyatul Washliyah, Perti, Majelis Rasulullah, Syarikat Islam, Nasyiatul
Aisyiah, BKPRMI, Ikadi, Muslimat NU, Persis, ICMI, Wanita Islam, GP
Ansor, Parmusi, KAHMI, Mathla’ul Anwar, Hidayatullah, DDII, dan
Fatayat NU. Presiden didampingi oleh Wapres J.K, Menag Lukman Hakim
Saifuddin, dan Mensekneg Pratikno. **Presiden menegaskan kembali
bahwa dirinya tidakakan mengintervensi dan melindungi Gubernur DKI
non-aktif terkait dugaan penistaan agama. **Seusai pertemuan, Ketua
Umum Al Washliyah, Yusnar Yusuf, menuturkan: (1) Presiden Jokowi
menganggap masih ada sebagian umat yang kecewa meskipun telah
berlangsung aksi 411; (2) kita akan melakukan penenangan terhadap
umat, karena presiden telah berjanji untuk tegas dan berlaku adil dalam
kasus saudara Basuki. **Secara terpisah, Ketua Dewan Pertimbangan
MUI, Din Syamsuddin, mengatakan bahwa proses hukum atas kasus
Basuki harus berjalan karena terkait salah satu pasal hukum positif
f. 10/11/2016, di Mako Kopassus, Presiden Jokowi memberikan briefing
kepada prajuritKopassus.
***Setelah itu, di Istana Merdeka, Presiden Jokowi mengadakan
pembicaraan dengan 78 ulama serta pemimpin Ponpes dan Jawa Barat;
g. 11/11/2016, secara berturutan Presiden Jokowi berada di Mako
Brimob dan Mako Marinir, untuk memberikan briefing kepada prajurit
Brimob dan Marinir. Pada kesempatan itu, baik di Mako Brimob maupun
Mako Marinir, Presiden menegaskan: (1) kehadirannya dalam kapasitas

9
sebagai Panglima Tertinggi TNI dan Pimpinan Tertinggi Polri; (2) ingin
memastikan bahwa semua loyalkepada negara, Pancasila, UUD 1945,
dan kebhinekaan Indonesia; (3) prajurit Brimob dan Marinir harus
menjadi kekuatan perekat kemajemukan dan pantang menyerah
menjaga keutuhan NKRI (K, 12/11/2016);
h. pada 13/11/2016, secara berturutan Presiden Jokowi mengadakan
pertemuan dengan tokoh-tokoh atau pimpinan ormas yang berbasis
massa umat Islam (PKB, PPP, dan PAN) mengenai masalah keberagaman
terasa terkoyak akibat aksi demo 411.
***Presiden didampingi Mendagri Tjahjo Kumolo menghadiri Munas
Alim Ulama dan Rapimnas ke-1 PPP di Asrama Haji, PondokGede, Jakarta
Timur, yang diikuti sekitar 2.000 orang. Pada pertemuan itu, Ketua
Umum PPP Romahurmuziy mencoba menghibur presiden dalam pidato
selama 45 menit, diantaranya sbb: (1) dinamika sosial politik yang terjadi
saat ini adalah hal yang wajar dalam negara demokrasi. Dalam dua tahun
terakhir ini, PPP kenyang dinamika seperti ini; (2) PPP pasti terus
mengawal presiden dan proses hukum yang berjalan.
***Dari acara PPP, Presiden Jokowi didampingi Kepala Staf
Kepresidenan Teten Masduki langsung menghadiri Rapimnas PAN yang
tengah konsolidasi menghadapi pilkada serentak 2017, di Hotel
Bidakara, Jakarta. Sebelum presiden datang, para peserta Rapimnas
bersuara lantang dan gaduh mempersoalkan kasus Basuki. Kasus ini
menjadi salah satu pokok pembicaraan dalam sambutan Ketua Umum
PAN, Zulkifli Hasan, dan Ketua Majelis Pertimbangan PAN, Soetrisno
Bachir, yang direspon begitu keras oleh peserta Rapimnas. Zulkifli
mendesak aparat hukum memproses kasus tersebut secara cepat dan
tegas. *Menjelang presiden datang, Soetrisno Bachir meminta hadirin
bersikap santun, menghormati presiden. Permintaan itu dipatuhi, tetapi
demikian presiden meninggalkan Rapimnas, suasana gaduh kembali.
*Presiden Jokowi menyatakan tidak akan melindungi Ahok maupun
mengintervensi kasus itu. Pernyataan presiden itu diapresiasi peserta
Rapimnas. *Setelah itu, Ketua Mahkamah Kehormatan PAN, Amien Rais,
muncul dan menyampaikan pandangannya yang pesimistis bahwa kasus
Ahok akan ditangani. Dia cenderung sinis atas komitmen Presiden
Jokowi, dan sangat menentang sikap Basuki.
***Saat menghadiri Silahturahmi Nasional Ulama Rakyat yang digelar
PKB, dan dihadiri sekitar 5.000 ulama dan santri, di Ancol, Jakarta,
Presiden Jokowi menegaskan kembali untuk tidak mengintervensi kasus
Ahok.

10
i. 15/11/2016, Presiden Jokowi didampingi Panglima TNI Jenderal Gatot
Nurmantyo mengunjungi Mako Paskhas AU Lanud Sulaiman, Bandung.
Presiden Jokowi menegaskan: (1) satuan TNI, Korps Pasukan Khas
Angkatan Udara agar menjaga kebhinnekaan, dan mengawal Pancasila;
(2) Korpaskhasau agar selalu setia pada NKRI, Pancasila, dan UUD 1945.
Jagalah bhinneka tunggal ika dan berdirilah tegak di atas semua
golongan;
j. 17/11/2016, di Istana Merdeka, Presiden Jokowi mengadakan
pembicaraan dengan Prabowo Subianto mengenai situasi politik di
dalam negeri. Prabowo menegaskan bahwa dirinya tidakakan menjegal
Jokowi karena Jokowi adalah merah putih;
k. 21/11/2016, di Istana Merdeka, Presiden Jokowi mengadakan
pembicaraan dengan Megawati tentang berbagai persoalan bangsa dan
hal-hal yang terkait dengan pilkada serentak 2016. ***Dalam pertemuan
itu, Megawati menyatakan: (1) agar Presiden Jokowi melanjutkan
pertemuannya dengan para pemimpin parpol. Nantinya perlu ada
pertemuan diantara para Ketua Umum parpol; (2) parpol pendukung
pemerintahan Jokowi – JK semestinya bisa memperkuat pemerintahan.
Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan mengusng calon yang sama
dalam pilkada. Kalau tadinya sudah bersatu dalam sebuah penguatan di
pemerintahan, mestinya dalam pilkada juga bersama. Tetapi, sebagai
contoh pilkada di DKI, parpol pendukung pemerintahan terbagi dalam
dua kelompok. PDIP, PG, Nasdem, dan Hanura bergabung mengusung
Basuki – Djarot. Tetapi tiga parpolpendukung pemerintahan lainnya,
PKB, PPP, dan PAN bergabung dengan PD mengusung Harimurti –
Sylviana. ***Sehubungan dengan halitu, Presiden Jokowi menegaskan:
(1) menyambut positif permintaan Megawati; (2) budara silaturahmi
harus terus dijaga karena merupakan cara efektif untuk mencari solusi
bersama atas persoalan bangsa; (3) naiknya suhu politik di daerah yang
melaksanakan pilkada merupakan hal yang wajar. Tetapi kondisi menjadi
tidak wajar ketika ada kepentingan lain yang menunggangi. Menjadi
tidak biasa pula jika ada aktor politik yang memanfaatkan situasi politik
yang menghangat itu; (4) prinsipnya jangan merugikan NKRI,
melemahkan Bhinneka TunggalIka, ataupun merongrong Pancasila; (5)
setelah unjuk rasa 411, kondisi negara, khususnya DKI, relatif aman.
***Secara terpisah, bersama Panglima TNI JenderalGatot Nurmantyo,
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menegaskan: (1) melarang aksi
unjuk rasa yang akan dilakukan di Gedung DPR/MPR, 25/11/206, dan di
Bundaran HI, Jakarta, 2/12/2016; (2) intelijen Polri telah memantau
sejumlah rapat di sekitar Jakarta yang mengagendakan politik tertentu,

11
yaitu menjatuhkan pemerinathan yang dibalut aksi unjuk rasa; (3)
demonstrasi adalah hak konstitusi warga negara, tetapi harus
memperhatikan kepentingan umum yang lebih besar. Kalau menutup
jalan raya sehingga memacetkan Jakarta, itu tidak bisa. Pasti dilarang.
***Panglima TNI menyatakan: (1) telah memerintahkan semua penglima
komando utama TNI untuk siap melindungi masyarakat dari tindakan
kelompok atau individu tertentu yang ingin mengganggu kehidupan
berbangsa dan bernegara; (2) kejadian yang menghambat kehidupan
masyarakat idak boleh berlarut-larut. Saya telah meyakinkan prajurit
saya dan anggota Polri jangan ragu menindak segelintir kelompok yang
mengganggu ketenangan masyarakat. ***Sementara itu, MUI yang
diwakili WakilKetua Umumnya, Zainut Tauhid: (1) menghimbau umat
Islam untuk tidak perlu kembali unjuk rasa terkait kasus dugaan
penistaan agamaoleh Gubernus DKI, Basuki, karena kasus itu telah
masuk proses hukum; (2) lebih mendorong agar proses hukum itu bisa
dikawal sehingga putusannya itu benar-benar sesuai dengan rasa
keadilan masyarakat; (3) telah mengingatkan kepada kelompok yang
ingin unjuk rasa untuktidakmenggunakan simbol MUI (K, 22/11/2016).
l. 22/11/2016, di Istana Merdeka, Presiden Jokowi secara berturutan
mengadakan pembicaraan dengan Ketua Umum Partai Nasdem Paloh,
Ketua Umum PPP Mromahurmuziy, dan Ketua Umum PG Setya Novanto
9. Tanggapan Atas Safari Presiden. 20/11/2016, Siti Zuhro, peneliti LIPI,
berpendapat: a. blusukan Jokowi ke ormas-ormas Islam masih
membutuhkan tindak konkret secara institusional; b.massa Islam masih
tetap menunggu dan mengawal penegakan hukum kasus dugaan
penistaan agama; c. dalam hal ini, orang-orang Istana, termasuk para
Menteri, jangan hanya memberi info ABS.
10.Basuki Menjadi Tersangka. Pada 16/11/2016, Kabakreskrim Polri
Komjen Ari Dono Sukmanto mengumumkan bahwa Basuki sebagai
tersangka kasus penistaan agama. Penetapan ini berdasarkan alat bukti
video pidato Basuki di Kepulauan Seribu, 27/9/2026, sejumlah dokumen,
dan keterangan sejumlah ahli yang menilai perkara ini perlu dilanjutkan
ke tahap penyidikan. Di samping itu, Basuki dicegah keluar negeri (K,
17/11/2016). Menanggapi hal ini, tokoh-tokoh Islam mengapresiasi kerja
polisi, dan menganjurkan agar proses hukum itu dihormati. Bahkan
Ketua Umum Nasdem Surya Paloh menyatakan apa artinya terpilih calon
terbaik kalau terjadi perpecahan (Metro TV, 16/11/2016)
11.Penilaian dan Suara lain. “Iringin mbebek terjadi”, meskipun demikian
masih ada penilaian lain, yang mungkin malah lebih benar, seperti yang
dikatan oleh Hendardi dari Setara Institut, bahwa: a. Basuki terjebak

12
dalam politisasi kelompok tertentu; b. kasus Basuki ini akan menjadi
preseden kebebasan beragama di Indonesia. **Aminuddin, Peneliti pada
Literasi Politik dan Edukasi untuk Demokrasi (LPED), Alumnus UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, “Cermin Retak Demokrasi”, K, 18/11/2016: a. ritual
demokrasi pilkada DKI Jakarta boleh jadi diinterpretasikan sebagai
proses demokrasi lokal paling keras, kasar, dan menyedot energi bangsa.
Yang lebih memprihatinkan lagi, proses pilkada melewati batas
keadaban dan rel yang semestinya; b. beberapa analisa mengemukakan
bahwa Pilkada DKI mencerminkan keretakan demokrasi di DKI Jakarta,
karena: (1) pernyataan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai
menistakan agama mendapatkan reaksi dari organisasi yang
mengatasnamakan Islam. Bahkan isu ini berpotensi membawa sentimen
etnorelegi. Andai Ahok tidak maju cagub, besar kemungkinan kasus ini
cukup di kursi penegak hukum tanpa harus diekspresikan dengan aksi
demonstrasi 411. Maka, analisis yang menyimpulkan bahwa aksi 411 ada
kaitannya dengan konspirasi politik benar adanya. Bahkan Presiden
Jokowi secara gamblang membenarkan hal itu; (2) Ahok yang memang
sejak dulu “dibenci” oleh elite-elite politik karena kegemarannya
mendobrak tradisi di dalam parpol juga menjadi pemicu mengapa
pernyataan Ahok sarat politis. Ahok tidak mudah tunduk pada parpol,
dia lebih tunduk kepada kehendak rakyat, sehingga parpol yang tidak
sejalan dengan kehendak rakyat dilawannya. Langkah Ahok
membongkar sejumlah kejanggalan di anggaran DKI (pemerintah dan
parlemen) bisa juga menjadi pemicu “kebencian” elite terhadap Ahok; c.
sekian banyak langkah Ahok yang tidak sejalan dengan politisi dan
parpol terakumulasi menjadi kebencian. Sehingga kasus surat Al’Maidah
itu seolah-olah momentum bagi kalangan tertentu untuk ”menggoreng”
karir politik Ahok. Kalangan elite yang juga disokong oleh ormas seperti
FPI bahu-membahu menggerakkan masyarakat; d. kasus Ahok yang
melebar ke aksi demonstrasi merepresentasikan bahwa negara ini belum
menerima orang-orang minoritas. Komunikasi Ahok yang blak-blakan,
keras, dan tanpa kompromi justru dinilai sebagai pemimpin yang tidak
mencerminkan budaya keindonesiaan. Bahkan tindakan Ahok yang
tanpa kompromi itu diplintir menjadi isu yang keras kepala dan tidak
mau mendengarkan pendapat orang lain. Padahal oleh
kepemimpinannya yang keras itu, DKI menjadi lebih disiplin dan taat
peraturan. Ini artinya, Pilkada DKI ditentukan oleh kehendak pasar. Ini
juga berarti, politik tidak menentukan siapa calon yang berintegritas dan
memiliki portofolio bagus, melainkan sejauh mana kemampuan elite
menggerakkan pasar politik. Maka calon-calon yang memiliki integritas

13
tinggi malah diplintir menjadi calon yang rasis, melecehkan agama, dsb;
e. atas dasar ini, pilkada DKI ibarat pasar bagi elite politik yang
berkepentingan. Elite yang berada di parpol menjadi pilkada sebagai
orientasi besar untukmengegolkan jualannya, yakni kandidat yang
didukung dan bisa disetir. Ketika pilkada sebagai pasar politik, justru
yang terbangun didalamnya adalah oligarki-oligarki sebagaisimpul pasar
politik; f. alhasil, pilkada DKI bak pesta yang diselenggarakan dihutan
rimba, siapa yang kuat, dialah yang memperoleh kursi kekuasaan. Kalau
demikian, tepatlah apa yang dikemukakan Jeffrey A Winters,
“demokrasi kita demokrasi kriminal”. Demokrasi di Jakarta juga
mengonfirmasi bahwa rakyat minoritas harus disingkirkan. Di
Indonesiakan,minoritas acap kali diidenttikan dengan agama dan
etnisitas, non-Muslim dan non-Jawa. Dalam konteks kekuasaan,
minoritas dianggap sebagai ancaman untuk mengambil alih kekuasaan
mayoritas. Maka acapkali kaum mayoritas menggunakan isu SARA (suku,
agama, ras, dan antargolongan) dalam kampanye. Misalnya, larangan
bagi umat Islam untuk memilih pemimpin dari kalangan non-Muslim; g.
Indonesia masih dipercaya dibentuk oleh aspek multikultural, multi-
etnisitas, dan multireligi. Tetapi realitas ini hanya berjalan di tatanan
kelas atas, seperti cendekiawan,negarawan, dan kaum beragama.
Sebaliknya di aras bawah, hanya menjadi benturan yang berakibat pada
pengerdilan dan diskriminasi minoritas. Multi-etnistas, multireligi, malah
dianggap sebagai ancaman untuk melegitimasi kekuasaannya sehingga
hak politik minoritas dipingkirkan; h. untuk memperbaiki cermin retak
demokrasi di pilkada DKI, politik identitas menjadi konsep penting untuk
mengangkat kaum minoritas. Politik identitas memberi ruang kepada
kaum minoritas untuk mendapatkan hak-haknya, mendorong yang
minoritas dan tertekan dan yang subultern berbicara dengan suara-
suara sendiri; i. dalam politik identitas, keberagaman menjadiwarna-
warni kehidupan tanpa harus dikekang hak politiknya. Politik identitas
meniscayakan keberagaman tanpa mencari-cari persamaan. Dengan
demikian, demokrasi dimaknai sebagai proses untuk mencari pemimpin
yang bisa menyatukan perbedaan, dan bukan membenturkan
perbedaan.
12.Doa Bersama Untuk Kedamaian Bangsa. Di Jakarta dan sejumlah
tempat di Indonesia, 18/11/2016, berlangsung doa bersama yaang
dilakukan oleh jajaran TNI, Kepolisian Republik Indonesia, dan
masyarakat. Selain untuk keamanan dan kedamaian Indonesia, acara ini
juga untuk menciptakan rasa tenang setelah terjadi dinamika politik
dalam negeri belakangan ini. Di Jakarta, istigasah digelar di Monas, yang

14
dihadirioleh sekitar 25.000 anggota TNI, 3.000 anggota Polri, 5.000 anak
yatim, dan 3.000 anggota kelompok pengajian. Selain itu, doa bersama
juga dilakukan di tempat-tempat ibadah di Jakarta seperti, Gereja
Katedral, Gereja Immanuel Gambir, Gereja HKBP Cililitan, dan Pura
Mustika Dharma Cijantung. ***Istigasah juga dilakukan di Masjid Al-
Iklas, Bandung, yang dihadiri sekitar 1.000 anggota Kodam Siliwangi
bersama masyarakat. ***Ribuan umat Budha di Medan juga melakukan
doa dan donor darah. Acara yang bertajuk “Untuk Negeriku Indonesia”
ini dihadiri oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin.
13.Pertemuan Presiden dan Pimpinan Lembaga Pertahanan. Di Istana
Merdeka, 18/11/2016, Presiden Jokowi mengadakan pembicaraan
dengan pimpinan lembaga pertahanan dan keamanan mengenai situasi
politik belakangan ini. Mereka yang hadir antara lain Menkopolhukam
Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal (Pol)
Tito Karnavian, Kepala Staf Ketiga Angkatan di TNI, Kapolda Metro Jaya,
Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan, Pangdam Jaya, Mayjen Teddy
Lhaksmana, Kepala BIN Budi Gunawan. *Kapolri, Kepala Staf tiga
angkatan TNI, dan Kepala BIN ke luar istana pukul 15.49. Adapun
PanglimaTNI, Pangdam Jaya, dan Kapolda Metro Jaya, keluar istana
pukul 16.19. Sementara, Menkopolhukkam baru pukul 16.29. *Seusai
pertemuan tersebut, tidak ada seorang pejabat pun yang bersedia
menjelaskan apa saja yang dibahas.
14.Parade Bhinneka Tunggal Ika. Di Jakarta dan sejumlah daerah di
Indonesia, 19/11/2016, berlangsung parade Bhinneka Tunggal Ika, yang
mengkampanyekan pentingnya merawat Pancasila, UUD 1945, NKRI,
dan kebhinekaan Indonesia. Parade di Jakarta yang digelar dari Jalan
Medan Merdeka Selatan hingga Tugu Tani itu diawali dengan barisan
pembawa bendera Merah Putih raksasa, diikuti barisan ondel-ondel,
angklung buncis warga Kuningan, Jawa Barat, dll. Selain parade, peserta
juga mengikrarkan setia pada Bhinneka Tunggal Ika, dan doa bersama
yang dipandu pemuka agama Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu,
Khonghucu, dan penganut kepercayaan lokal secara bergantian. ***Nia
Sjarifudin, salah seorang pimpinan parade mengatakan: a. kegiatan ini
untuk mengingatkan kembali kebhinekaan Indonesia, karena belakangan
ini bermunculan penyebar kebencian yang hendakmemecah belah
persatuan bangsa; b. khebinekaan itu adalah jati diri bangsa yang tidak
boleh dilemahkan apalagi dihilangkan. ***Penggagas parade, yang juga
pendiri Padepokan Guru Sejati, Pendeta Amos Sugianti, mengatakan
perlunya terus didengungkan semangat persatuan dan toleransi, karena
ini merupakan salah satu bentuk perlawanan positif terhadap upaya

15
oknum yang tidak bertanggung jawab yang ingin menghancurkan NKRI.
***Vigky Kaur, WNI keturunan Punyab, beragama Sikh, mengharapkan
agar semangat persatuan tetap terjaga agar Indonesia selalu damai dan
kondusif, sehingga suasan bekerja dan belajar tetap normal. Ini berguna
masa depan bangsa Indonesia, terutama anak-anak. ***Menurut salah
seorang peserta parade, Resa Pahlevi: a. dinamika yang terjadi
belakangan ini hanya merupakan ulah oknum; b. masyarakat biasa tidak
pernah mempertanyakan perbedaan dalam silahturahmi, tetapi ada
sejumlah pihak yang mencoba mengusik untuk mencapai tujuan
tertentu sehingga marak ujaran kebencian dan aksi teror bom. Pihak-
pihak itu perlu ditindak tegas (K, 20/11/2016).
15.Antisipasi Aparat Keamanan. ***Pada 19/11/2016, sebelum parade
Bhinneka Tunggal Ika dimulai, Polda Metro Jaya juga melaksanakan apel
Kebhinnekaan Cinta Damai. Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal
Mochamad Iriawan menegaskan: a. warga Jakarta dan sekitarnya agar
mewaspadai gerakan cuci otak untuk menggantikan ideologi Pancasila;
b. dikhawatirkan kalau dibiarkan akan meluas dan memecah belah
warga DKI, oleh sebab itu perlu dilawan bersama-sama; c. seluruh
pemangku kepentingan untukmenyelamatkan ibu kota Jakarta dari
gerakan-gerakan inkonstitusional yang membahayakan kondisi negara;
d. rakyat agar proaktif mewujudkan nilai-nilai cinta Tanah Air, termasuk
menjaga kebhinnekaan; e. aparat pemerintah, TNI, Polri, pramuka, dan
pemuka agama, Pokdar Kamtibmas, pelajar, dan elemen masyarakat
lainnya dari atas sampai ke bawah mempunyai kewajiban menjaga
situasi aman di wilayahnya masing-masing; e. situasi Jakarta aman,
tetapi untuk mengantisipasi keadaaan, Brimob Polri akan tetap
ditempatkan di sejumlah sudut. ***Pangdam Jaya memastikan TNI akan
tetap membantu Polri menjaga keamanan Ibu Kota. ***Sementara itu,
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menegaskan: a. pihaknya terus
mengkaji rencana demo 2 Desember 2016. Kalau ditemukan
pelanggaran terhadap UU, apalagi kalau ditemukan agenda politik yang
mengarah pada upaya menggunlingkan pemerintah yang sah, polisi
tidaksegan bertindak tegas; b. sebenarnya tujuan demo itu apa? Kalau
menyampaikan aspirasi tempat telah ada; c. masyarakat jangan
terpengaruh oleh provokasi itu; d. para agar berbicara dengan
masyarakat terkait rencana demo 2/12/2016; e. bagi kepolisian jelas,
rencana aksi 2/12/2016 itu bukan lagi terkait kasus dugaan penistaan
agama yang melibatkan Gub DKI, karena tersebut telah ditangani sesuai
dengan ketentuan perundangan; f. penyidik akan segera menyelesaikan

16
proses penyidikan Basuki. ***Terkait dugaan penistaan agama itu,
Bareskrim Polri telah meningkatkan kasus itu menjadi penyidikan.
16.Konsolidasi Partai-Partai. Menghadapi suasana politik yang hangat ini,
parpol-parpol berusaha melakukan konsolidasi mengantisipasi keadaan,
dengan mengadakan pembicaraan di antara mereka, diantaranya
Presiden Jokowi – Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo
Subianto, Setyo Novanto – Sutya Paloh, Setyo Novanto – Megawati,
Presiden Jokowi - Megawati. ***Presiden Jokowi – Ketua Umum Partai
Gerindra Prabowo Subianto, bahkan telah dilakukan dua kali. ***........
17.Rencana Demo 25 November dan 2 Desember 2016. 21/11/2016,
Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal Gatot
Nurmantyo menegaskan: a. demo tanggal 25 November dan 2 Desember
2016 dilarang; b. rencana demo tanggal 25 November dan 2 Desember
mempunyai tujuan lain, yakni menjatuhkan pemerintah (Metro TV,
21/11/2016, pukul 16.00).
18.Rencana Aksi 2 Desember 2016. Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian
dan jajarannya bertemu Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin yang
didampingi pimpinan FPI Habib Razieq Shihab, Ketua GNPF MUI Bachtiar
Nasir, dan Abdullah Gymnastiar, di gedung MUI, Jakarta, 28/12-2016.
Kesepakatan yang tercapai menyatakan antara lain: a. aksi damai yang
direncanakan berlangsung di Bundaran HI dialihkan dikawasan Monas; b.
aksi akan berlangsung pukul 08.00 – 13.00; c. aksi ini akan diisi dengan
kegiatan zikir, tausiah, yang ditutup shalat Jumat berjamaah dengan
Ma’ruf Amin sebagai khatib. ***Sehubungan dengan kesepakatan ini,
Kapolri mengapresiasi pengertian GNPF MUI yang memilih lapangan
Monas. Polri siap berkoordinasi untuk memastikan agenda keagamaan
ini bisa berlangsung baik, lancar, dan aman. Ilang Monas mampu
menampung 700.000 orang, dan belum memadai polisi menyiapkan
Jalan Medan Merdeka Barat (K, 29/11-2016). Pada aksi 2/12-2016,
peserta tidak boleh membawa senjata tajam, maupun bambu runcing.
***Terkait dengan aksi ini, Presiden Jokowi menegaskan bahwa yang
terjadi pada 2 Desember 2016 itu adalah doa bersama.Tidak ada aksi,
tidak demonstrasi. ***Menag Lukman Hakim Saifuddin mengatakan,
kesepakatan Kapolri dengan GNPF MUI untuk menghadirkan suasana
damaipada 2/12/2016 diharapkan bisa dipatuhi dan diwujudkan
bersama. ***Sehubungan rencana aksi 2/12/2016, personel Polda
Metro Jaya, Kodam Jaya, satuan polisi pamong praja, dan beberapa
instansi lain mengikuti apel gelar pasukan pengamanan Doa Bersama 2
Desember di silang Monas, 1/12/2016. Gelar pasukan dipimpin Kapolda

17
Metro Jaya Inspektur Jenderal M Iriawan dan diikuti oleh Pangdam Jaya,
Mayjen Teddy Lhaksmana.
19.Masalah Kebangsaan. Seusai meninjau pelaksanaan programdana desa,
di Desa Sumurgeneng, Tuban, 28/12-2016, seusai Presiden Jokowi
menegaskan: a. ada masalah terkait persoalan kebangsaan. Oleh karena
itu, konsolidasi politik dan kebangsaan akan terus dilanjutkan untuk
mengingatkan seluruh komponan bangsa dan memperkuat kesatuan
dalam kebergaman; b. konsolidasi terus tidak ada habisnya dan tidak
akan ada habisnya. Semuanya harus menyadari bahwa keberagaman itu
perlu digandeng-gandengkan agar kita tetap satu. Ini hal yang tidak
boleh dilupakan (K, 28/11-2016). ***Sementara itu dalam wawancara
khusus dengan harian Kompas,dan Kompas TV, 28/11-2016, Ketua
Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan: a. kemajuan
bangsa Indonesia hanya bisa diraih jika sistem pemerintahannya adalah
demokrasi. Demokrasi adalah sistem pemerintahan terbaik dan telah
diuji di banyak negara; b. untuk itu, jangan sampai elite politik merusak
sistem demokrasi. Saluran kritik rakyat terhadap elite politik dan
penguasa negeri tetap harus dibuka untuk menjamin demokrasi tetap
terjaga; c. dinamika politik yang terjadi akhir-akhir ini menjadi salah satu
ujian bagi semua komponen bangsa untuk tetap memegang teguh
demokrasi sebagai sistem pemerintahan. Kudeta atau usaha
pengambilalihan kekuasaan dari pemerintah yang sah dan terpilih
melalui pemilu yang demokratis akan selalu berujung pada krisis
ligitimasi, apalagi kudeta di Indonesia tidak pernah berhasil; d.
demokrasi dan Pancasila sebenarnya mengajarkan kepada bangsa
Indonesia bahwa semua persoalan bangsa dapat diselesaikan dengan
musyawarah dan saling mengerti. Pancasila jangan hanya dijadikan
mantra di mulut; e. jangan ciptakan atau teruskan permusuhan.
Kecurigaan diselesaikan dengan kebaikan;e. perbedaan tajam diantara
elite politik karena kontestasi dalam pilkada tidak seharusnya mengarah
kepada perpecahan bangsa; f. memang kadang-kadang banyak
pemimpin politik memikirkan kepentingan pribadi yang tidak melihat
akibatnya bagi rakyat. Itu yang saya khawatiri; g. mengapresiasi
pertemuannya dengan Presiden Jokowi dan upayanya meredakan
ketegangan, serta memuji langkah Kapolri yang menggelar pertemuan
dengan MUI dan sejumlah ulama yang menggagas demokrasi dalam
kaitannya dengan dugaan penistaan agama. Alhamdulillah
pertemuannya dengan dengan penggagas aksi 2 Desember
membuahkan kesadaran yang baik; h. elite politik dan semua pemimpin
di Indonesia harus mulaidewasa dan arif, serta harus bertindakhati-hati

18
agar rakyat tidak dirugikan di kemudian hari. Demokrasi mengajarkan,
semua persoalan harus diselesaikan dengan kepala dingin, karena ada
kepentingan bangsa yang lebih besar dan harus dijaga; i. saya mengajak
semua pihak untuk damai, sejuk, arif, dewasa, dan sabar, menyelesaikan
masalah dengan kepala dingin dan memikirkan kepentingan yang lebih
besar (K, 28/11-2016). Prabowo juga mengaku, dalam dua minggu ini,
telah mengadakan pertemuan-pertemuan dengan tokoh-tokoh untuk
berlaku seperti itu, jangan mengaku benar sendiri, semua dampak harus
dipikirkan. Pemimpin harus menjaga amanah yang diberikan rakyat.
Pemimpin harus mendidik yang baik, bertindak yang baik, dan menjaga
integritas. Jangan sampai UU yang dibuat hanya menguntungkan pihak-
pihak tertentu yang punya uang, dan sebaliknya melupakan rakyat (K,
28/11/2016).
20.Persatuan Dalam Keberagaman. Di Jakarta dan beberapa wilayah/kota
di Indonesia, 30/11/2016, berlangsung Apel Nusantara Bersatu. Apel ini
digagas oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan bertajuk
“Nusantara Bersatu, Indonesia Milikku Milikmu Milik Kita Bersama”. Para
peserta apel mengenakan ikat kepala merah putih, menyerukan
semangat persatuan dan persaaudaraan di NKRI. Keberagaman etnis,
agama, dan golongan merupakan kekuatan dan kekayaan bangsa
Indonesia. Selain orasi kebangsaan, massa juga disuguhi pertunjukan
kesenian yang menggambarkan kekayaan dan keberagaman budaya
Indonesia serta alutsista (alat utama sistem persenjataan) milik TNI dan
Polri. Sejumlah gubernur juga menghadiri acara ini, seperti gubernur
Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, Maluku: Said Assagaf, Jawa Barat:
Ahmad Heryawan, NTT: Frans Lebu Raya, Sulawesi Selatan: Syahrul Yasin
Limpo, Sumatera Utara: Tengku Erry Nuradi, Lampung: M Ridho Ficardo,
Jawa Tengah: Ganjar Pranowo, NTB: Zainul Majdi, Bali: Made Mangku
Puspita. **Di Jakarta, acara ini berlangsung di Silang Monas, dihadiri
antara lain oleh Panglima TNI, Kapolri, Mensos Khofifah Indar
Parawangsa, dan PLT Gubernur DKI, Sumarsono. Acara dibuka dengan
marching band, reog Ponorogo, ondel-ondel, yang ditutup dengan grup
musik Slank. Alutsista yang dipamerkan antara lain panser Anoa APC,
panser Intei, panser V-150, kendaraan penjinak bahan peledak, dan
barakuda. **Acara di Aceh digelar Lapangan Blang Padang, Banda Aceh,
disuguhi tari saman, panggung musik, dan pameran alutsista TNI. **Di
Medan ditampilkan berbagai kesenian yang menunjukkan keberagaman
budaya Indonesia.
21.Aksi 2 Desember 2016. Selain doa bersama, aksi 2 Desember 2016 juga
diikuti unjuk rasa buruh di sekitar Jalan Medan Merdeka Selatan, dan

19
aksi menuntut kembali ke UUD 1945 sebelum diamandemen di
kompleks Parlemen Senayan. Polisi memperkirakan peserta aksisekitar
200.000 s/d 250.000 orang, tetapi jumlahnya ternyata luar biasa
melebihi jumlah aksi 411. Kapolri ikut dalam aksi itu dan berada di
panggung utama dengan seragam kepolisian tetapi mengenakan peci
hitam dan surban. Pakaian ini menyalahi aturan. Damai berlangsung,
meskipun masih ada spanduk yang bertuliskan “Tangkap dan penjarakan
Ahok”. Kapolri justru memanaskan suasa yang mengatakan kasus Ahok
telah diserahkan ke pengadilan. Itu bukti bahwa polisi serius menangani
kasus tsb. ***Presiden Jokowi dan Wapres JK ikut dalam shalat Jumat di
Monas tsb. Seusai shalat, Presiden Jokowi mengapresiasi dan
mengucapkan terima kasih atas aksi yang damai dan tertib. ***Aksi
kegedung DPR/MPR dan Balai Kota gagal dilaksanakan karena penggagas
dan yang akan memimpin aksi itu telah ditangkapdan ditahan lebih dulu
oleh Polisi.
22.Dugaan Makar. 2/12/2016, polisi menangkap 11 orang atas dugaan akan
memanfaatkan aksi itu untuk tujuan makar. Mereka itu antara lain
adalah Rachmawati Soekarnoputri, Sri Bintang Pamungkas, Ahmad
Dhani, Kiflan Zein, Syarman Hadmid, Adityawarman, Ratna Sarumpaet.

20

Anda mungkin juga menyukai