Anda di halaman 1dari 19

Nama : Maria Karlina Banus

NIM : 21051000024

Tugas : Kewarganegaraan

JAWABAN

1.Identitas Bangsa Indonesia

a) Identitas Primer dan Identitas Nasional


 Identitas primer dinamakan juga identitas etnis yakni identitas yang
mengawali terjadinya identitas sekunder, sedangkan identitas sekunder
adalah identitas yang dibentuk atau direkonstruksi berdasarkan hasil
kesepakatan bersama.

 Identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar, ialah “identitas” dan
“nasional”. identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang secara
harfiah berarti jati diri, ciri-ciri, atau tanda-tanda yang melekat pada
seseorang atau sesuatu sehingga mampu membedakannya dengan yang
lain.Istilah “nasional” menunjuk pada kelompok-kelompok
persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari sekedar
pengelompokan berdasar ras, agama, budaya, bahasa, dan sebagainya.

 Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-


identitas yang sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan
sekunder. Bersifat buatan karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk
dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka
bernegara. Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir
belakangan bila dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang
memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Sebelum
memiliki identitas nasional, warga bangsa  telah memiliki identitas
primer yaitu identitas kesukubangsaan.
b) Apa dan Bagaimana Identitas Bangsa Indonesia?
 Hakikat identitas nasional Indonesia adalah Pancasila yang
diaktualisasikan dalam berbagai kehidupan berbangsa. Aktualisasi ini
untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945 sebagaimana dirumuskan
dalam pembukaan UUD 1945 terutama alinea ke-4. Krisis
multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat menyadarkan
bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan
identitas Nasional, telah ditegaskan sebagai komitmen konstitusional
sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri Negara Indonesia dalam
pembukaan UUD 1945, dan khususnya dalam pasal 32 UUD 1945
beserta penjelasannya yaitu: “Pemerintah memajukan Kebudayaan
Nasional Indonesia”. Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang
timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia seluruhnya.
Kebudayaan lama dan asli terdapat bagi puncak-puncak kebudayaan di
daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan
bangsa. Usaha kebudyaan harus menuju kea rah kemajuan adab,
budaya dan persatuan denegan tidak menolak bahan-bahan baru dari
kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya
kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusian
bangsa Indonesia. Kemudian dalam UUD 1945 yang diamademen
dalam satu naskah disebutkan dalam pasal 32: 1) Negara memajukan
kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budaya. 2) Negara menghormati dan
memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Intinya,
hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya
tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti yang luas,
misalnya di dalam aturan perundang-undangan atau moral yang secara
normative diterapkan di dalam pergaulan, baik itu di dalam tataran
nasional maupun internasional dan sebagainya. Dengan demikian
nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut
bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan
dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka yang cenderung terus-
menerus bersemi karena adanya hasrat menuju kemajuan yang dimiliki
oleh masyarakat. Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas
nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi
makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi actual
yang berkembang dalam masyarakat.

c) Mengapa Identitas Bangsa Indonesia Sering diklaim Negara lain?


Sebelumnya di dalam suatu negara pasti mempunyai  identitas  yang menjadi
ciri khas dari setiap negara tersebut yang mana identitas itu merupakan simbol
ataupun ikon yang menjadi daya tarik  negara lain dalam mengenal negara
tersebut. Oleh karena itu identitas suatu bangsa harus dijaga serta dilestarikan
oleh warga negaranya agar tidak hilang dan apalagi bisa diklaim oleh negara
lain.

Di Indonesia sendiri klaim terhadap budaya Indonesia oleh negara lain sudah
sangat sering terjadi yang mana hal tersebut harus segera ditindaklanjuti agar
kearifan budaya di Indonesia tetap terjaga. Klaim ini justru terjadi pada
budaya Indonesia yang sudah terkenal dan notabennya adalah ciri dari daerah
tersebut.Beberapa Kebudayaan Bangsa Indonesia yang diklaim Negara lain
seperti :
1. Wayang Kulit
Warisan budaya Indonesia yang juga diklaim oleh negara asing adalah
wayang. Wayang kulit yang menjadi ciri khas Indonesia ini sempat
diakui oleh Malaysia.Beruntung pada 27 November 2003 UNESCO
mengakui Wayang Kulit sebagai warisan kebudayaan Indonesia.
2. Angklung
Angklung ternyata juga pernah diakui sebagai milik negara asing.
Malaysia lagi-lagi sempat mengaku bahwa angklung adalah milik
mereka.Angklung kemudian terdaftar sebagai Karya Agung Warisan
Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia di UNESCO pada bulan
November 2010 sebagai milik Indonesia.

3. Reog

Malaysia diketahui juga sempat mengakui bahwa Reog adalah salah


satu warisan budaya mereka. Padahal Reog telah dikenal luas sebagai
sebuah tradisi yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.Duta Besar
Malaysia untuk Indonesia segera membantah bahwa Malaysia pernah
mengklaim Reog sebagai warisan budaya mereka sebelum kisruh
semakin rumit.

4. Kuda Lumping

Kuda lumping ternyata juga pernah diklaim oleh Malaysia. Semua


bermula ketika banyak orang-orang Jawa yang berpindah ke
Malaysia.Mereka kemudian mewariskan kesenian Kuda Lumping
kepada anak-anak mereka.

Dan Beberapa Kebudayaan Indonesia lainnya yang pernah diklaim


oleh negara lain seperti Batik dan rendang.

Klaim budaya yang merupakan identitas bangsa Indonesia ini terjadi karena
adanya faktor dari dalam bangsa itu sendiri  seperti  tidak adanya aturan yang
jelas yang mengatur perlindungan terhadap kebudayaan Indonesia,maksud
dari aturan yang kurang jelas disini yaitu bisa berupa pasal secara tertulis
sehingga apabila aturan tersebut dilanggar bisa dikenakan sanksi .
Kemudian ,kurangnya sosialisasi budaya Indonesia pada media,media
merupakan  sumber utama informasi yang sangat efektif dan sangat tepat
untuk membantu memperkenalkan budaya Indonesia sehingga masyarakat
akan lebih mudah mengetahui dan mengingat kebudayaan tersebut walaupun
kebudayaan tersebut sangatlah banyak.

Selain itu kurangnya peran serta pemerintah dalam melestarikan kebudayaan


dan rendahnya inisiatif pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam
mendaftarkan dan mematenkan kebudayaan Indonesia secara internasional
yang mana hala tersebut agar dikenal oleh bangsa lain bahwa kebudayaan
tersebut memang berasal dari Indonesia dan merupakan identitas bangsa
Indonesia . 

2.Negara Konstitusi

a) Perbedaan UUD dan Konstitusi


 Konstitusi
Konstitusi adalah hokum dasar yang dijadikan pegangan dalam
penyelenggarakan suatu negara. Konstitusi dapat berupa hokum dasar
tertulis yang lazim disebut Undang-Undang Dasar, dan dapat pula
tidak tertulis (Konvensi). Undang-Undang Dasar menempati tata
urutan peraturan UndangUndangan tertinggi dalam negara. Dalam
konteks institusi negara, konstitusi bermakna pemakluman tertinggi
yang menetapkan antara lain pemegang kedaulatan tertinggi, struktur
negara, bentuk negara, bentuk pemerintahan, kekuasaan legislatif,
kekusaan peradilan dan berbagai lembaga negara serta hak-hak rakyat.
Konstitusi dalam sejarah perkembangannya membawa pengakuan
akan keberadaan pemerintahan rakyat. Konstitusi merupakan naskah
legitimasi paham kedaulatan rakyat. Naskah dimaksud merupakan
kontrak sosial yang mengikat setiap warga dalam membangun paham
kedaulatan rakyat.

Tujuan Konstitusi
Hukum pada umumnya bertujuan mengadakan tata tertib untuk
keselamatan masyarakat. Sumber utama dari hukum adalah konstitusi
atau UUD. Oleh karena itu tujuan konstitusi untuk mengadakan tata
tertib yang terkait dengan :
1. Lembaga-lebaga negara dengan wewenang dan cara kerjanya
2. Hubungan anta lembaga negara
3. Hubungan lembaga negara dengan wrga negara(rakyat)
4. Jaminan hak-hak asasi manusia
5. Hal-hal lain yang sifatnya mendasarsesuai dengan tuntutan
perkembangan jaman
Selain itu , tujuan di buat konstitusi yaitu untuk membatasi dan
mengontrol tindakan pemerintah agar tidak berlaku sewenang-wenang

 UUD 1945
UUD 1945 adalah merupakan keseluruhan naskah yang terdiri dari
Pembukaan dan Pasal-pasal. Setelah dilakukan amandemen, maka
naskah Penjelasan dihapus. UUD 1945 bukan merupakan hukum
biasa, namun ia merupakan hukum dasar tertulis, yang berfungsi
sebagai alat kontrol, yaitu mengontrol apakah ketentuan yang lebih
rendah bertentangan atau tidak dengan peraturan yang lebih tinggi,
yang pada akhirnya harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
kententuan UUD 1945. Sebagai hukum dasar tertulis, UUD 1945
memiliki kedudukan paling tinggi dalam tata urutan atau hierarki
peraturan perundang-undangan di Indonesia sesuai dengan Undang-
undang Nomor 10 Tahun 2004.
 Perbedaan Konstitusi dan UUD
UUD atau Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sebuah hukum
dasar yang tertulis yang menjadi rujukan bagi pembuatan hukum di
Indonesia. Sedangkan konstitusi adalah sebuah peraturan yang tertulis
maupuan tidak tertulis yang mengatur tentang cara penyelenggaraan
pemerintahan suatu negara.

UUD dan konstitusi memiliki beberapa persamaan dan perbedaan.


Berikut penjelasannya.

Persamaan UUD dan konstitusi


o Sama-sama merupakan peraturan yang dibuat dan dikeluarkan
oleh pemerintah suatu negara
Perbedaan UUD dan konstitusi
o UUD hanya memuat peraturan tertulis. Sedangkan konstitusi
memuat peraturan tertulis dan lisan.
o UUD adalah peraturan yang menjadi dasar seluruh peraturan.
Sedangkan konstitusi adalah semua ketentuan, peraturan, dan
undang-undang itu sendiri.

 Apakah Konstitusi Bisa Dilanggar


Konstitusi merupakan jaminan yg paling efektif dalam menjaga agar
kekuasaan yg ada dlm Negara tidak salah gunakan dan hak asasi
manusia/warga Negara tidak dilanggar,konstitusi sangat penting
artinya bagi suatu Negara karena kedudukannya dalam mengatur dan
membatasi kekuasan dalam suatu Negara.
Jadi melanggar Konstitu sangat tidak diperbolehkan demi menunjang
kehidupan masyarat yang lebih Aman,damai,dan sejahtera
b) Bagaimana , sifat dan tata urut perundangan di Indonesia ?Jelaskan ?
Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki tata urutan perundang-
undangan yang jelas. Peraturan ini sendiri dikeluarkan oleh lembaga yang
berwenang dan digunakan sebagai pedoman warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Sementara itu, berdasarkan Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2011, definisi Peraturan Perundang-undangan
adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara
umum.Selain itu, dalam konteks negara hukum ada berbagai jenis dan
kebijakan publik yang dituangkan dalam tata peraturan perundang-undangan.
Bisa diartikan juga bahwa peraturan yang berlaku memiliki hierarki atau
tingkatan.Karena hal tersebutlan tata peraturan perundang-undangan harus
jelas. Sebab peraturan yang lebih tinggi akan djabarkan oleh yang lebih
rendah.

Terkait hal itu, lantas seperti apa tata urutan perundang-undangan di Indonesia
Berikut ulasan lengkapnya yang dilansir dari berbagai sumber.

Peraturan Perundang-undangan di Indonesia


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Indonesia memiliki tata urutan
perundang-undangan yang jelas. Hal ini telah diatur dalam UU No. 12 tahun
2011.Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang tersebut, jenis dan
hierarki peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah sebagai
berikut :

1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2) Ketetapan MPR;

3) UU/Perppu;

4) Peraturan Presiden;

5) Peraturan Daerah Provinsi;

6) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

 UUD 1945
Undang-undang Dasar Republik Indonesia 1945 (UUD 1945)
merupakan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Artinya UUD 1945 menjadi peraturan tertinggi dan sebagai dasar
tertulis yang membuat dasar dan garis besar hukum dalam
penyelenggaraan negara.Selain itu, UUD 1945 merupakan hukum
dasar tertulis yang terdiri dari pembukaan (empat alinea) dan pasal-
pasal yang berjumlah 37 pasal.

 Ketetapan MPR
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah Ketetapan
MPR Sementara dan Ketetapan MPR yang masih berlaku.
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ketetapan MPR RI
Nomor I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status
Hukum Ketetapan MPR Sementara dan Ketetapan MPR Tahun 1960
sampai dengan Tahun 2002, tanggal 7 Agustus 2003.Berdasarkan
sifatnya, putusan MPR terdiri dari dua macam, yakni ketetapan dan
keputusan. Ketetapan MPR adalah putusan MPR yang mengikat baik
ke dalam atau keluar majelis. Sedangkan keputusan adalah putusan
MPR yang mengikat ke dalam majelis saja.

 UU/Perppu
UU adalah Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan Presiden. Sedangkan
Perppu adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh
presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.
Sementara itu, mekanisme UU atau Perppu adalah sebagai berikut:

a. Perppu diajukan ke DPR dalam persidangan berikut.


b. DPR dapat menerima atau menolak Perppu tanpa melakukan
perubahan.
c. Bila disetujui oleh DPR, Perppu ditetapkan menjadi UU.
d. Bila ditolak oleh DPR, Perppu harus dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

 Peraturan Presiden
Peraturan Presiden merupakan Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan
kekuasaan pemerintahan.

 Peraturan Daerah (Perda) Provinsi


Perda Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi dengan
persetujuan bersama Gubernur.

 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota


Perda Kabupaten atau Kota adalah Peraturan Perundang-undangan
yang dibentuk oleh DPRD Kabupaten atau Kota dengan persetujuan
bersama Bupati atau Walikota.Termasuk dalam Peraturan Daerah
Kabupaten atau Kota adalah Qanun yang berlaku di Kabupaten atau
Kota di Provinsi Aceh.

Tata Urutan Perundang-undangan Sebelumnya


Sebagai informasi juga, UU No. 12 Tahun 2011 telah menggantikan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.

Berdasarkan ketentuan ini, jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan


Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2) UU/Perppu

3) Peraturan Pemerintah

4) Peraturan Presiden

5) Peraturan Daerah

Sebelumnya UU No.10 Tahun 2004 menggantikan Tap MPR No.


III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Undang-
Undang.

Berdasarkan ketetapan MPR tersebut, tata urutan peraturan perundang-


undangan RI yaitu:

1) UUD 1945

2) Tap MPR

3) UU

4) Peraturan pemerintah pengganti UU

5) PP

6) Keppres

7) Peraturan Daerah

Sedangkan Tap MPR No. III/MPR/2000 menggantikan Tap MPRS NO.


XX/MPRS/1996 tentang Memorandum DPR-GR mengenai sumber tertib
hukum Republik Indonesia dan tata urutan perundang-undangan Republik
Indonesia.

Urutannya adalah:

1) UUD 1945

2) Ketetapan MPR

3) UU

4) Peraturan Pemerintah

5) Keputusan Presiden

6) Peraturan Pelaksana yang terdiri dari : Peraturan Menteri dan


Instruksi Menteri

c) UUD 45 pernah diamandemen, mengapa diamandemen, bagian mana


Saja yang diamandemen ?
 Amandemen UUD 1945 telah dilaksanakan sejak tahun 1999 sebanyak
empat kali. Dikutip dari buku 'UUD 1945 & Amandemennya untuk
Pelajar dan Umum' oleh Tim Grasindo, Amandemen UUD 1945
dimaksudkan untuk menyempurnakan UUD, dan bukan untuk
mengganti.
Amandemen UUD 1945 diadakan dengan aturan atau kesepakatan
dasar dalam melakukan perubahan terhadap UUD 1945, yakni tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan NKRI,
mempertegas sistem pemerintahan presidensial, serta penjelasan UUD
1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-
pasal atau batang tubuh.

Amandemen atau perubahan terhadap UUD 1945 dilakukan secara


bertahap karena mendahulukan pasal-pasal yang disepakati oleh semua
fraksi di MPR. Proses perubahan lalu dilanjutkan dengan perubahan
terhadap pasal yang lebih sulit untuk memperoleh kesepakatan.

Hasil Amandemen UUD 1945


Amandemen UUD 1945 diadakan oleh MPR sejak tahun 1999
sebanyak empat kali.

Hasil Amandemen UUD 1945 yakni sebagai berikut:

1. Amandemen UUD 1945 yang pertama


Amandemen UUD 1945 yang pertama dilaksanakan pada Sidang
Umum MPR 1999 tanggal 14-21 Oktober 1999.

Hasil Amandemen UUD 1945 yang pertama meliputi 9 pasal dan 16


ayat sebagai berikut:

- Pasal 5 Ayat 1: Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR


- Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden
- Pasal 9 Ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden
- Pasal 13 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta
- Pasal 14 Ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi
- Pasal 14 Ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi
- Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain
- Pasal 17 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan menteri
- Pasal 20 Ayat 1-4: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
- Pasal 21: Hak DPR untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang
(RUU)

2. Amandemen UUD 1945 yang kedua


Amandemen UUD 1945 yang kedua dilaksanakan pada Sidang
Tahunan MPR 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000. Perubahan kedua
UUD 1945 ditetapkan pada 18 Agustus 2000.

Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 27 Pasal dalam 7


Bab sebagai berikut:
- Bab VI mengenai Pemerintah Daerah
- Bab VII mengenai Dewan Perwakilan Daerah
- Bab IXA mengenai Wilayah Negara
- Bab X mengenai Warga Negara dan Penduduk
- Bab XA mengenai Hak Asasi Manusia
- Bab XII mengenai Pertahanan dan Keamanan
- Bab XV mengenai Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan

3. Amandemen UUD 1945 yang ketiga


Amandemen UUD 1945 yang ketiga dilaksanakan pada Sidang
Tahunan MPR 2001 tanggal 1-9 November 2001. Perubahan ketiga
terhadap UUD 1945 ditetapkan tanggal 9 November 2001.

Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 23 Pasal dalam 7


Bab sebagai berikut:
- Bab I mengenai Bentuk dan Kedaulatan
- Bab II mengenai MPR
- Bab III mengenai Kekuasaan Pemerintahan Negara
- Bab V mengenai Kementerian Negara
- Bab VIIA mengenai DPR
- Bab VIIB mengenai Pemilihan Umum
- Bab VIIIA mengenai BPK

4. Amandemen UUD 1945 yang keempat


Amandemen UUD 1945 yang keempat dilaksanakan pada Sidang
Tahunan MPR 2001 tanggal 1-11 Agustus 2002.

Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 19 Pasal yang


terdiri atas 31 butir ketentuan serta 1 butir yang dihapuskan. Hasil
Amandemen UUD 1945 yang keempat menetapkan:
- UUD 1945 sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama,
kedua, ketiga, dan keempat adalah UUD 1945 yang pada tanggal 18
Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden 5 Juli
1959.

- Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat paripurna MPR RI ke-9


tanggal 18 Agustus 2000 Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.

- Bab IV tentang "Dewan Pertimbangan Agung" dihapuskan dan


pengubahan substansi pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III
tentang "Kekuasaan Pemerintahan Negara"

Alasan dan Tujuan Amandemen


Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 adalah konstitusi negara Republik
Indonesia. UUD 1945 mulai berlaku di Indonesia sejak tanggal 5 Juli
1949 dan sudah diamandemen sebanyak empat kali, dari tahun 1999
hingga 2002. Tujuan Amandemen 1945 adalah untuk memperjelas
hukum-hukum yang ada di dalamnya, serta membentuk suatu hukum
yang belum dijelaskan guna penyempurnaan UUD 1945. Baca juga:

Pengesahan UUD 1945


Pada tanggal 29 April 1945, dibentuk Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) untuk menyusun
rancangan UUD 1945. BPUPKI melaksanakan sidang pertama yang
berlangsung sejak 28 Mei hingga 1 Juni 1945. Hasil dari sidang
pertama BPUPKI adalah rumusan dasar negara Indonesia yang disebut
Pancasila, gagasan dari Soekarno. Setelah itu, sebanyak 38 anggota
BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk
merancang Piagam Jakarta. Isi Piagam Jakarta adalah rancangan
pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Setelah dilakukan sedikit perubahan, maka naskah Piagam
Jakarta ditetapkan menjadi naskah pembukaan UUD 1945, yang
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI adalah panitia yang bertugas
untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dibentuk tanggal 12
Agustus 1945 oleh Soekarno. Setelah naskah pembukaan dirumuskan,
UUD 1945 disahkan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
yang mengadakan sidang pada tanggal 29 Agustus 1945

Amandemen UUD 1945


Berdasarkan sejarahnya, UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
yang disahkan oleh PPKI telah mengalami beberapa kali perubahan.
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh tuntutan untuk menyempurnakan
aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM,
pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan negara
hukum.  Akan tetapi, walaupun terjadi perubahan UUD 1945, telah
disepakati bahwa pembukaan UUD 1945 tidak akan diubah.  UUD
1945 sendiri diamandemen sebanyak empat kali, sejak tahun 1999
sampai 2000. Berikut ini sejarahnya.

Amandemen Pertama
Amandemen pertama terhadap UUD 1945 dilakukan dalam Sidang
Umum MPR 1999 yang berlangsung sejak 14 Oktober hingga 21
Oktober 1999.  Amandemen pertama ini diterapkan pada 9 pasal, yaitu
pasal 5, pasal 7, pasal 9, pasal 13, pasal 14, pasal 15, pasal 17, pasal
20, dan pasal 21. Secara umum, fokus amandemen adalah untuk
membatasi kekuasaan presiden yang dianggap terlalu berlebihan.
Salah satunya terkait pembatasan periode jabatan presiden.

Amandemen Kedua
Amandemen kedua dilakukan dalam Sidang Umum MPR 2000, yang
berlangsung antara 7 Agustus hingga 18 Agustus 2000. Amandemen
kedua meliputi 5 Bab dan 25 Pasal. Amandemen kali ini dilakukan
dengan menambahkan beberapa aturan. Antara lain terkait wewenang
dan posisi pemerintah daerah, peran dan fungsi DPR, serta
penambahan mengenai hak asasi manusia.

Amandemen Ketiga
Amandemen ketiga dilakukan dalam Sidang Umum MPR 2001, yang
berlangsung sejak 1 November hingga 9 November 2001. Dalam
amandemen ketiga ada beberapa pasal dan bab mengenai Bentuk dan
Kedaulatan Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Pemakzulan,
Keuangan Negara, Kekuasaan Kehakiman.

Amandemen Keempat
Amandemen keempat terhadap UUD 1945 dilakukan dalam Sidang
Umum MPR 2002, yang berlangsung antara 1 Agustus hingga 11
Agustus 2002. Pada amandemen keempat ini difokuskan untuk
menyempurnakan penyesuaian dalam perubahan-perubahan
sebelumnya, termasuk penghapusan atau penambahan pasal atau bab.
Hasil amandemen UUD 1945 kali ini meliputi perubahan dalam
bidang pendidikan, perekonomian, juga aturan peralihan dan
tambahan.

d) Bagaimana realisasinya UUD 45 saat ini ? Jelaskan,beri contoh kalau


Ada penyimpangan pelaksaannya?
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
sebagai konstitusi tertinggi di Indonesia  harus selalu hidup dan
bekerja. UUD NRI Tahun 1945,  tidak boleh  hanya menjadi sebuah
dokumen kenegaraan, apalagi hanya sebagai dokumen kearifan.
Karena dalam pembukaan terdapat diktum yang sangat penting
mengenai  bentuk, cita-cita dan arah negara. 

Agar UUD NRI 1945, tetap hidup dan bekerja, maka konstitusi itu
harus selalu  terelaborasi ke dalam UU yang ada di bawahnya.  
Konstitusi harus menjadi rujukan,  sumber utama dalam penyusunan
UU, atau peraturan di bawahnya. Jangan sampai hanya disebut semata,
tapi tidak ada realisasinya. 

Realisasi UUD 1945 di Indonesia Pun menurut saya belum sampai


pada titik yang Maksimal,masih banyak orang yang bahkan tidak tahu
makna dari konstitusi dan UUD 1945,dalam menjalankannya pun
cenderung orang masih keliru sehingga banyak terjadinya salah
pemahaman higga penyimpangan.Seperti yang kita ketahui
bawasannya pada masa orde lama terjadi banyak sekali penyimpangan
terhadap UUD 1945 dikarenakan perebutan kekuasaaan antara sesama
pemimpin negara dan pada masa sekarang pun tetap ada yang
namanya penyimpangan UUD 1945,terdengar issu bahwa Presiden
kita Bapa Jokowi yang dikabarkan akan melanjutkan masa jabatannya
sebagai presiden untuk yang ketiga kalinya,ini sedah menjadi hal yang
sangat salha dan tidak sesuai dengan aturan yang ada.Maka sangat
diharapkan bagi para pemerintah sekarang untuk selalu mematuhi
aturan yang ada agar bangsa Indonesia menjadi negara yang
adil,makmur,dan sejahtera.

3.Undang-Undang Dasar 1945

a) Bagaimana pendapat anda tentang issue jabatan Presiden RI diperpanjang


/ Pemilu Presiden ditunda pada akhir akhir ini. Berikan analisa berdasarka
data,fakta dan beri kesimpulan ?
 Menurut Saya Pribadi Kabar bahwa Pemilu ditiadakan dan Bapak
Jokowi Widodo diperpanjang masa jabatannya menjadi 3 periode
sudah sangat menyalahi aturan yang berlaku,Seperti yang kita ketahui
pada UU NO.7 tahiun 2007 yang mengatur tentang Pemilu dan Pasal 7
UUD 1945 yang mengatur masa jabatan Presiden dan Wakilnya,disana
tercantum bahwa seorang presiden memiliki masa jabatan selama 5
tahun dan berhak mengikuti Pemilu sebanyak 2 kali,sudah sangat jelas
bahwa apa yang terjadi sekarang di indonesia sedang terjadi
penyelewengan kekuaasaan yang dilakukan oleh Bapak jokowi dan
orang orangnya,jika sampai ini terjadi maka negara indonesia akan
mengalami kerusuhan besar besaaran.Maka sangat diharapkan agar
semua orang yang ada di indonesia baik itu pemerintah sampai rakyat
biasa menaati aturan yang berlaku,karena indonesia adalah negara
hukum yang penuh dengan aturan,semua orang wajib menaatinya,agar
tercapainya keadilan sosial dan kedamaian.
B.Bisnis.com, JAKARTA – Komisioner Komisi Pemilihan Umum
(KPU) Hasyim Asy’ari menegaskan warga negara Indonesia atau WNI
hasil naturalisasi boleh mendaftar sebagai calon presiden atau calon
wakil presiden.

“Asal ketika dia menjadi bangsa lain bukan karena kehendak sendiri,”
ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR di Jakarta, Rabu
(23/5/2018)
Penjelasan Hasyim tersebut berpijak dari Pasal 6 UUD 1945. Sebelum
diamandemen, konstitusi menyebutkan bahwa calon presiden harus
orang Indonesia asli. Namun, setelah UUD 1945 diamandemen, calon
presiden dan calon wakil presiden terbuka untuk WNI sejak kelahiran
dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendak
sendiri.
Hasyim mengatakan kewarganegaraan Indonesia menganut konsep ius sanguinis,
sehingga setiap anak dari WNI berstatus WNI di negara manapun sang anak lahir.

Anda mungkin juga menyukai