15.1.2. Anestetik Inhalasi: Desfluran
15.1.2. Anestetik Inhalasi: Desfluran
Obat Komparator
Cari
15.1.2. Anestetik
Inhalasi
Anestetik inhalasi bisa berupa gas atau cairan volatil
(mudah menguap). Kelompok obat ini dapat digunakan
untuk induksi dan pemeliharaan anestesia dan
mungkin dapat juga digunakan setelah induksi dengan
anestetik intravena (lihat 15.1.1).
Lihat 15.1.
CAIRAN VOLATIL
Monografi:
DESFLURAN
Indikasi:
lihat keterangan di atas.
Peringatan:
lihat keterangan di atas; gangguan fungsi hati (lihat
Lampiran 2); gangguan fungsi ginjal (Lampiran 3);
kehamilan (lihat Lampiran 4).
Interaksi:
lihat Lampiran 1 (anestetik umum).
PENTING. Desfluran telah dilaporkan berinteraksi
dengan absorben karbondioksida kering membentuk
karbonmonoksida. Untuk memperkecil risiko, absorben
karbondioksida tidak boleh dibiarkan mengering.
Kontraindikasi:
lihat keterangan di atas; kerentanan terhadap
hipertermia ganas.
Efek Samping:
lihat keterangan di atas.
Dosis:
digunakan dengan alat penguap (vaporiser) khusus
yang dikalibrasi, induksi, 4-11%.
ANAK tidak dianjurkan untuk diinduksi pada anak.
Pemeliharaan, 2-6% dalam dinitrogen monoksida; 2,5-
8,5% dalam oksigen atau udara kaya oksigen;
maksimum 17%.
ENFLURAN
Indikasi:
lihat keterangan di atas.
Peringatan:
lihat keterangan di atas; porfiria; epilepsi.
Interaksi:
lihat Lampiran 1 (anestetik umum).
PENTING. Enfluran telah dilaporkan berinteraksi
dengan absorben karbondioksida kering membentuk
karbonmonoksida. Untuk memperkecil risiko, absorben
karbondioksida tidak boleh dibiarkan mengering.
Kontraindikasi:
lihat keterangan di atas.
Efek Samping:
digunakan dengan alat penguap khusus yang
dikalibrasi, untuk induksi, ditingkatkan secara bertahap
dari 0,4% hingga maksimum 4,5% dalam udara,
oksigen, atau dinitrogen monoksida-oksigen, sesuai
dengan respon penderita.
Pemeliharaan, 0,5-3% dalam dinitrogen monoksida-
oksigen.
HALOTAN
Indikasi:
lihat keterangan di atas.
Peringatan:
lihat keterangan di atas (penting: lihat juga Petunjuk
untuk hepatotoksisitas halotan di atas); porfiria.
Interaksi:
lihat Lampiran 1 (anestetik umum).
Kontraindikasi:
lihat keterangan di atas.
Efek Samping:
lihat keterangan di atas.
Dosis:
digunakan dengan alat penguap khusus yang
dikalibrasi, untuk induksi, ditingkatkan bertahap hingga
2-4% dalam oksigen atau dinitrogen monoksida-
oksigen; ANAK: 1,5-2%. Pemeliharaan, 0,5-2%.
ISOFLURAN
Indikasi:
lihat keterangan di atas.
Peringatan:
lihat keterangan di atas; kehamilan (lihat Lampiran 4).
Interaksi:
lihat Lampiran 1 (anestetik umum).
PENTING. Desfluran telah dilaporkan berinteraksi
dengan absorben karbondioksida kering membentuk
karbonmonoksida. Untuk memperkecil risiko, absorben
karbondioksida tidak boleh dibiarkan mengering.
Kontraindikasi:
kerentanan terhadap hipertermia ganas.
Efek Samping:
lihat keterangan di atas.
Dosis:
digunakan dengan alat penguap khusus yang
dikalibrasi, untuk induksi, ditingkatkan bertahap dari
0,5% hingga 3%, dalam oksigen atau dinitrogen
monoksida-oksigen.
Pemeliharaan, 1-2,5 % dalam dinitrogen monoksida-
oksigen; tambahan 0,5% hingga 1% mungkin
diperlukan bila hanya diberikan dengan oksigen;
pembedahan caesar, 0,5-0,75% dalam dinitrogen
monoksida-oksigen.
SEVOFLURAN
Indikasi:
digunakan untuk induksi dan pemeliharaan anestesi
umum pada pasien dewasa dan anak-anak, untuk
operasi pasien rawat inap dan pasien rawat jalan.
Peringatan:
sevofluran hanya dapat diberikan oleh orang yang telah
mendapatkan pelatihan cara pemberian anestesi
umum; hindari pemakaian anestesi ini pada pasien
iskemia miokard dengan penyakit arteri koroner;
pemakaian pada wanita hamil hanya jika betul-betul
dibutuhkan; hindari pemakaian obat ini pada wanita
menyusui; pemakaian obat ini dapat menimbulkan
malignant hyperthermia, dengan gejala klinis:
hiperkapnia, termasuk kekakuan otot, takikardia,
takipnea, sianosis, aritmia, dan atau tekanan darah
tidak stabil. Dapat pula terjadi hipoksia akut,
pipovolemia; gangguan fungsi ginjal (lihat Lampiran 3).
Interaksi:
lihat Lampiran 1 (anestetik umum).
Kontraindikasi:
lihat keterangan di atas; hipersensitivitas; kerentanan
terhadap hipertermia ganas.
Efek Samping:
dapat menyebabkan depresi pernapasan yang
tergantung dosis. Efek samping yang sering terjadi:
mual, muntah, hipotensi, somnolens, dan peningkatan
batuk. Pada dewasa: mual, muntah, dan hipotensi.
Pada lansia: mual, hipotensi, dan bradikardia. Pada
anak-anak: muntah, agitasi, batuk meningkat, dan
mual.
Efek samping yang jarang terjadi: demam, chills,
hipotermia, sakit kepala, bradikardia, takikardia,
hipertensi dan hipotensi, somnolens, agitasi, malas,
peningkatan air liur, mual, muntah, peningkatan batuk,
kelainan pernapasan, dan laringimus.
Dosis:
Premedikasi: Premedikasi dapat dilakukan sesuai
kebutuhan pasien dan atas saran anestesiologist
Anestesi pembedahan: Kadar sevofluran akan keluar
dari vaporized ketika anestesi dilakukan. Ini tergantung
dari kalibrasi vaporizer secara spesifik untuk
sevofluran.
Induksi: Dosis bersifat individual dan efek obat
tergantung pada usia dan status klinik pasien. Induksi
sevofluran dapat diberikan dengan campuran oksigen-
nitro oksida. Pada orang dewasa kadarnya dapat
mencapai 5% sevofluran dan biasanya efek anestesi
terjadi kurang dari 2 menit. Pada anak-anak kadarnya
dapat mencapai 7% sevofluran dan biasanya efek
anestesi terjadi kurang dari 2 menit.
Pemeliharaan: Efek anestesi dapat tercapai dengan
kadar 0,5-3% sevofluran dengan atau tanpa pemakaian
nitrogen oksida. Pada pasien lansia, kadar sevofluran
dapat dikurangi.
Emergensi: Waktu emergensi secara umum
mendapatkan anestesi sevofluran secara cepat. Maka
pasien membutuhkan obat pereda nyeri pasca bedah,
lebih awal.
DINITROGEN
MONOKSIDA
Indikasi:
lihat keterangan di atas.
Peringatan:
lihat keterangan di atas; kehamilan (lihat Lampiran 4).
Interaksi:
lihat Lampiran 1 (anestetik umum).
Kontraindikasi:
lihat keterangan di atas.
Efek Samping:
menggunakan aparatus anestesi yang sesuai,
campuran dengan oksigen 25-30% digunakan untuk
pemeliharaan anestesi ringan. Analgesik, sebagai
campuran dengan oksigen 50%, sesuai dengan
kebutuhan pasien.
DAFTAR ISI
IONI
PEDOMAN UMUM
BAB 1 SISTEM SALURAN CERNA
BAB 2 SISTEM KARDIOVASKULER
BAB 3 SISTEM SALURAN NAPAS
BAB 4 SISTEM SARAF PUSAT
BAB 5 INFEKSI
BAB 6 SISTEM ENDOKRIN
BAB 7 OBSTETRIK, GINEKOLOGIK, DAN
SALURAN KEMIH
BAB 8 KEGANASAN DAN IMUNOSUPRESI
BAB 9 GIZI DAN DARAH
BAB 10 OTOT SKELET DAN SENDI
BAB 11 MATA
BAB 12 TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROK
BAB 13 KULIT
BAB 14 PRODUK IMUNOLOGIS DAN VAKSIN
BAB 15 ANESTESIA
15.1 Anestetik Umum
15.1.1 Anestetik Intravena
15.1.2. Anestetik Inhalasi
15.1.3 Antimuskarinik
15.1.4 Sedatif dan Analgesik Perioperatif
15.1.5 Pelemas Otot
15.1.6 Antikolinesterase Pada Anestesia
15.1.7 Antagonis untuk Depresi Sentral
dan Napas
15.1.8 Obat untuk Hipertermia Maligna
15.2 Anestetik Lokal
BAB 16 PENANGANAN DARURAT PADA
KERACUNAN
BAB 17 MEDIA KONTRAS
BAB 18 RADIOFARMAKA
LAMPIRAN 1 : INTERAKSI OBAT
LAMPIRAN 2 : GAGAL HATI
LAMPIRAN 3 : GAGAL GINJAL
LAMPIRAN 4 : KEHAMILAN
LAMPIRAN 5 : MENYUSUI
LAMPIRAN 6 : PETUNJUK PRAKTIS
PENGGUNAAN OBAT YANG BENAR
PENCARIAN
IONI
Monografi
Interaksi Obat
Gagal Hati
Gagal Ginjal
Kehamilan
Menyusui