Anda di halaman 1dari 6

1

Sejarah dan Perkembangan Perang Siber


Adi Sulistyo
120130102001
Program Studi Perang Asimetris, Fakultas Strategi Pertahanan
Universitas Pertahanan Indonesia
asulistyo28@gmail.com

Abstract
In addition to providing benefits to mankind, Technology also raises a new threat that
operates through cyber space. The attacks were launched through cyber space against the
privately owned, organizations, or countries information systems infrastructure, in
particular the escalation can lead to cyber war. This paper tells the story of events that
cyber war have occurred, ranging from the early milestones that became the forerunner of
cyber war until recent events.

Keyword : computer, cyber space, cyber war, hacker, website.

Pendahuluan
Perkembangan dunia siber dimulai pada tahun 1969 melalui Proyek
ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) yang
mendemonstrasikan sebuah komunikasi antara University of California, Los
Angeles (UCLA) dengan Stanford Research Institute melalui sebuah sistem
jaringan yang saling berhubungan (interconnected Network), saat ini dikenal
dengan istilah “internet” [1]
. Pada awalnya, Internet dipakai pertama kali untuk
keperluan militer, namun dengan semakin pesat perkembangannya terlebih setelah
ditemukannya aplikasi World Wide Web (WWW) perkembangan internet dunia
menjadi semakin maju dan pesat.
Seluruh negara di dunia sudah sangat tergantung dengan komputer dan
internet, komputerisasi menjadi suatu kewajiban pada kehidupan modern saat ini
serta telah merambah luas dan digunakan dalam setiap dimensi, seperti ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertahanan dan keamanan. Hal ini, selain
memberikan manfaat bagi umat manusia, juga memunculkan suatu ancaman baru
yang beroperasi melalui ruang siber, yaitu serangan-serangan yang diluncurkan

1
Gro o ., Gregory, Roads and Crossroads of the Internet History
(http://www.netvalley.com/cgi-bin/intval/net_history.pl?chapter=1), diakses pada tanggal 17
Februari 2014, pukul 21.30 WIB.

Tugas 3 (Cyber Warfare Dynamics)


2

terhadap situs atau sistem informasi milik pribadi, organisasi, maupun negara,
dimana pada ekskalasi tertentu dapat memicu terjadinya perang siber.
Perang siber menciptakan pejuang ruang siber yang bertugas melancarkan
serangan terhadap suatu jaringan komputer, sehingga dapat menimbulkan
kerugian/kerusakan besar yang dapat melumpuhkan bangsa/negara. Dalam tulisan
ini akan di bahas mengenai sejarah pemanfaatan ruang siber untuk peperangan,
berikut beberapa peristiwa perang siber yang pernah terjadi di dunia.

Sejarah dan Perkembangan Perang Siber


Sebagai bagian dari perang informasi, perang siber didefinisikan sebagai
Peperangan yang menggunakan peralatan elektronik dan komputer untuk
menghancurkan atau mengganggu peralatan elektronik dan jalur komunikasi
[2]
lawan/musuh . Perang siber dapat berupa konflik antara negara, maupun
melibatkan aktor-aktor non-negara. Sangat sulit dalam perang siber untuk
mengarahkan kekuatan yang tepat dan proporsional, target yang dituju bisa
militer, industri atau sipil atau bisa hanya sebuah ruang server yang membawahi
[3]
berbagai klien, dengan hanya satu di antara mereka sasaran yang dituju .
Beberapa peristiwa perang siber yang terdokumentasi, dapat dilihat pada
bahasan berikut yang terurut berdasarkan tahun kejadian :
1988, The Morris Worm
Diciptakan oleh Robert Tapan Morris, worm (cacing) diakui dapat
mempengaruhi infrastruktur siber (menyebar ke seluruh komputer sebagian
besar di Amerika Serikat). Worm berfungsi memperlambat kinerja komputer
yang terhubung pada jaringan sampai pada titik dimana komputer tidak dapat
[4]
digunakan . Worm menjadi tonggak awal munculnya perang siber, karena
worm menjadi salah satu senjata yang sering digunakan dalam perang tersebut.

2
Libicki., Martin C., op-cit, What Is Information Warfare ? (Washington DC : National Defense
University, 1996), h.09.
3
Cornish., Paul, et-al, A Chatham House Report : On Cyber Warfare (London : The Royal
Institute of International Affair, 2010), h.09.
4
NATO Re ie Magazi e, The History of Cyber Attacks – a timeline
(http://www.nato.int/docu/review/2013/Cyber/timeline/EN/index.htm), diakses pada
tanggal 17 Februari 2014, pukul 22.30.

Tugas 3 (Cyber Warfare Dynamics)


3

1990, Chechnya (Propaganda Siber)


Perseteruan antara kelompok pro-Rusia dengan kelompok pro-Chechnya.
Gerakan separatis Chechen dianggap sebagai pelopor dalam penggunaan
jaringan internet sebagai alat untuk menyampaikan propaganda, melalui situs
kavkaz.org yang beralamat hosting-ip di Amerika [5].
1999, Kosovo (Serangan terhadap Militer)
Dinyatakan sebagai perang internet pertama yang berskala luas. Terjadi ketika
pesawat NATO melakukan serangan bom terhadap Serbia, kelompok peretas
pro-Serbia (atau anti-Barat) yang menamakan diri sebagai “Black Hand”,
menyerang infrastruktur Internet milik NATO untuk mengganggu jalannya
operasi NATO di Serbia dengan menggunakan metode Denial of Service (DoS)
serta virus yang disisipkan pada e-mail. Tidak diketahui apakah kelompok
tersebut bekerja untuk militer Yugoslavia atau tidak [6].
2000, Timur Tengah (Serangan bernilai Ekonomi)
Terkait penculikan 3 tentara Israel, kelompok pro-Israel melakukan serangan
dengan menanamkan file lagu kebangsaan dan gambar bendera Israel yang
muncul pada halaman muka dari situs resmi milik Hizbullah. Serangan pro-
Israel selanjutnya ditargetkan kepada situs resmi militer dan organisasi politik
yang dianggap bermusuhan dengan Israel, termasuk Otoritas Nasional
Palestina, Hamas, dan Iran. Kelompok pro-Palestina melakukan
serangan terhadap infrastruktur militer, telekomunikasi, politik, media,
[7]
universitas, Bank of Israel, situs e-commerce, serta Bursa Efek Tel Aviv .
2001, Amerika Serikat dan RRC (Peretas Patriotik)
Peretas dari kedua negara, seperti “China Eagle Alliance” dan “PoizonB0x”,
melakukan perusakan terhadap situs web, kedua belah pihak mengklaim telah
melakukan ribuan “Defacement” dan “DoS”. Perseteruan dipicu oleh
pengeboman AS terhadap kedutaan besar RRC di Belgrade (1999), tabrakan

5
Geers., Kenneth, Cyberspace and the Changing Nature of Warfare (Talinn : Cooperative Cyber
Defence Centre of Excellence, 2008), h.04.
6
Ibid, h.05.
7
Ibid, h.06.

Tugas 3 (Cyber Warfare Dynamics)


4

pesawat Angkatan Laut AS dengan jet tempur China di Laut Cina Selatan
(2001), serta penahanan berkepanjangan awak Amerika di RRC [8].
2007, Estonia (Serangan terhadap Negara)
Rangkaian serangan siber terhadap situs pemerintah, penegak hukum,
perbankan, media, dan infrastruktur internet selama sekitar 3 (tiga) minggu.
Sistem perbankan on-line milik Estonia diserang dengan metode Distributed
Denial of Service (DDoS), sehingga berdampak terhadap perekonomian
Negara tersebut. Peristiwa tersebut dipicu oleh pemindahan monumen
peringatan Perang Dunia I Uni Soviet dari ibukota Estonia, Talinn, sehingga
mendapat reaksi keras dari publik Russia dan etnis minoritas di Estonia [9].
2008, Georgia (Botnet)
Situs milik pemerintah Georgia dan Azerbaijan lumpuh diserang oleh peretas
selama konflik Ossetia Selatan dengan Russia. Metode yang digunakan adalah
DDoS, dimana pada peristiwa tersebut kelompok penyerang memperkenalkan
“Botnet” yang dapat di unduh oleh publik yang ingin turut serta melakukan
serangan siber terhadap Georgia [10].
2010, Iran (Stuxnet Worm)
Malware kompleks yang dirancang untuk mengganggu sistem kontrol industri,
ditemukan di Iran, Indonesia, dan beberapa tempat lain, yang mengarah ke
spekulasi bahwa itu adalah senjata siber yang ditujukan untuk menggagalkan
program nuklir Iran [11].
2011, Kanada
Pemerintah Kanada melaporkan telah terjadi serangan siber yang bersifat masif
terhadap lembaga pemerintah setempat, termasuk Defence Research and
Development Canada (lembaga penelitian untuk Departemen Pertahanan
Nasional Kanada). Serangan itu memaksa Departemen Keuangan Kanada,
[12]
memutuskan sambungan dari Internet .

8
Ibid, h.07.
9
Ibid, h.08.
10
Pramadi., Noor, Kol., Lek., Ma dala Pera g baru Cyber Warfare “udah Di ulai
(http://www.tandef.net/mandala-perang-baru-%E2%80%9Ccyber-warfare%E2%80%9D-
sudah-dimulai), diakses pada tanggal 17 Februari 2014, pukul 23.00 WIB.
11
Ibid, NATO.
12
Ibid, NATO.

Tugas 3 (Cyber Warfare Dynamics)


5

2012, Red October


Perusahaan Rusia (Kaspersky) menemukan serangan siber di seluruh dunia
yang dijuluki "Red October" dan telah beroperasi sejak 2007. Peretas
mengumpulkan informasi melalui kerentanan yang terdapat pada aplikasi
Microsoft Office (word dan excel). Target utama serangan adalah negara-
negara di Eropa Timur, ex-Uni Soviet dan Asia Tengah. Virus ini
mengumpulkan informasi dari situs pemerintah, perusahaan riset, instalasi
militer, penyedia energi, nuklir dan infrastruktur penting lainnya [13].

Penutup
Ketergantungan negara yang cukup tinggi terhadap teknologi telah
memunculkan satu ancaman baru khususnya yang datang dari ruang siber. Perang
siber memiliki nilai tambah tersendiri bagi negara-negara dengan tingkat adaptasi
teknologi yang cukup tinggi, sebaliknya bagi negara-negara dengan kemampuan
teknologi yang rendah menjadi sebuah ancaman besar. Serangan-serangan yang
dilancarkan melalui ruang siber mampu melumpuhkan infrastruktur sistem
informasi suatu negara, sehingga dapat menggoyahkan kredibilitas pemerintah
dan pada akhirnya mengancam kedaulatan suatu negara.
Tonggak awal dari perang siber adalah dengan ditemukannya Worm oleh
Robert Tapan Morris pada tahun 1988, yang secara tidak langsung telah
memberikan pengetahuan kepada masyarakat dunia bahwa manusia dapat saling
melakukan serangan melalui komputer yang terkoneksi di dalam ruang siber.

{asulistyo2014}

13
Ibid, NATO.

Tugas 3 (Cyber Warfare Dynamics)


6

Referensi
Cornish., Paul, et-al, A Chatham House Report : On Cyber Warfare (London :
The Royal Institute of International Affair, 2010)
Geers., Kenneth, Cyberspace and the Changing Nature of Warfare (Talinn :
Cooperative Cyber Defence Centre of Excellence, 2008)
Libicki., Martin C., op-cit, What Is Information Warfare ? (Washington DC :
National Defense University, 1996)
www.netvalley.com
www.nato.int
www.tandef.net

Tugas 3 (Cyber Warfare Dynamics)

Anda mungkin juga menyukai