Anda di halaman 1dari 3

SALAM SEJAHTERA, Yth. Bpk.

Febrihada Gahas Candramukti

Dalam minggu ke empat ini kami belajar mengenai “Stratifikasi Sosial”. Berkaitan dengan pertanyaan dalam
forum diskusi mengenai stratifikasi sosial khususnya adanya sistem kasta dan sistem kelas, saya kan
memberikan penjelasan secara diskriptif yang kemudian dihubungan manakah yang memiliki potensi
timbulnya kesenjangan sosial khususnya di Indonesia, beserta alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi dan
opini berupa solusi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi akan hal tersebut.

Terdapat 3 dimensi yang dipakai sosiolog dalam menjelaskan stratifikasi sosial, yaitu:
1. Privilage, yang berkaitan dengan ekonomi dan kekayaan suatu individu dengan tolok ukur berupa
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan kepemilikan.
2. Prestise, berkaitan dengan nilai kehormatan yang diyakini oleh suatu masyarakat, yang tentunya
melekat dalam individu seseorang
3. Power, berkaitan dengan kekuasaan, jabatan dan kekuatan seseorang yang dapat mempengaruhi cara
pandang orang lain.

BENTUK STRATIFIKASI SOSIAL


Sistem Kasta
Pada saat saat saya mendengar nama negara “India”, maka secara otomatis yang ada dalam pikiran saya
bukan hanya soal industri hiburan, akan tetapi akan tertuju kepada adanya stratifikasi kasta yang kental.
Sistem kasta merupakan tindakan stratifikasi yang didasarkan atas kelahiran dan endogami dan tertutup,
karena kelahiran adalah satu-satunya faktor yang mementukan hidup seseorang dimasa yang akan datang.
Hal ini berdampak pada saat seseorang dengan kasta tertentu terjun dalam masyrakat yang menganut sistem
kasta, untuk mengalami mobilitas sosial secara vertikal yang didasarkan atas usaha-usahanya. Dalam hal ini
adanya stratifikasi dengan sistem kasta seolah menjadi pembatas seseorang terhadap apa yang akan
diaperoleh dan dapat dilakukan dikemudian hari.
Bagaimana dengan Indonesia? Berbeda dengan yang terjadi di India, karena sistem kasta lekat dengan ajaran
agama atau kepercayaan Hindu yang menjadi agama mayoritas. Di Bali Indonesia, merupakan pulau dengan
mayoritas penduduk memiliki kepercayaan Hindu Nusantara. Akan tetapi patut disyukuri bahwasanya sistem
kasta yang terjadi di bali tidak sampai menjadi batasan seseorang dalam melakukan aktifitas dan menjaikan
adanya statifikasi tersendiri bahkan diferesiasi pun tidak. Meskipun di Bali sendiri tetap ada tingkatan sosial
yang bisa ditemui dan terkandung dalam Kitab Suci orang Bali. Setidaknya terdapat empat strata yaitu
Brahmana, Satria, Vesia/Waisya, dan Sudra. Meskipun demikian adanya perbedaan strata di Bali tidak
menjadikan stratifikasi dan memiliki potensi timbulnya suatu konflik karena strata.
Sistem Kelas
Merupakan suatu sistem stratifikasi yang didasarkan atas kelahiran dan prestasi seseorang. Seseorang
dengan latar pendidikan tinggi dan memiliki kemampuan lebih misalnya, akan memiliki kemungkinan untuk
mengalami mobilitas sosial ke arah yang lebih tinggi. Dalam kasus stratifikasi berdasar sistem kelas,
bukanlah merupakan sesuatu yang bisa diwariskan oleh orang tua, dalam kata lain seseorang dapat mencapai
suatu tingkatan sosial yang lebih tinggi dengan usaha yang dia lakukan guna mencapai suatu perubahan
kelas sosial.

BENTUK STRATIFIKASI DI INDONESIA


Di Indonesia bentuk stratifikasi yang kerap terjadi ialah stratifikasi sosial dengan sistem kelas atau adanya
kelas sosial. Suatu pemikiran yang tarkait dengan adanya kelas sosial disampaikan oleh Max Weber, yang
melihat adanya beberapa dimensi antara lain:
1) Dimensi Ekonomi, merupakan stratifikasi sosial yang terbentuk atas kelas-kelas berdasar kekayaan yang
dimiliki.
2) Dimensi Kehormatan, stratifikasi ini terbentuk akan adanya suatu dasar kehormatan yang disebut
sebagai kelompok status, yang dalam hal ini lebih menekankan akan adanya kesamaan gaya hidup.
3) Dimensi Kekuasaan, merupakan suatu tindakan untuk memperoleh kekuasaan sosial, sehingga dapat
berpengaruh terhadap tindakan guna mencapai suatu tujuan.
Stratifikasi disekitar kita kerap terjadi dan tak jarang dengan adanya hal tersebut kerap menimbulkan
gesekan berujung konflik. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kelas yang didasarkan perbedaan
pendidikan, jenis kelamin, kekuasan, usia,
Contoh:
 Saya akan coba memberikan contoh yang sangat realate dan kerap menjadi bulan-bulanan pembicaraan
didi negara kita sebagai topik besar. Mengenani perlakuan istimewa terhadap tahanan/ warga binaan.
Seorang koruptor yang mendapatkan perlakuan istimewa dalam rutan, taruhlah sel khusus layaknya
hotel berbintang, seperti tempat tidur queen size, ac, tv, bahkan jaringan internet. Hal ini terjadi pada
tahanan kasus korupsi Setya Novanto, Nazarudin, Artalyta Suryani, Freddy Budiman, Gayus Tambunan.
Bahkan hal ini sempat terungkap ke media karena adanya tindakan suap yang terjadi di rumah tahanan.
Hal ini berbeda dengan perlakuan narapidana lain yang melakukan tindak kriminal pada umumnya, alih-
alih ditempatkan pada sel yang layak, tak jarang para napi ini harus berdesakan dan menempati ruangan
sempit dengan banyak orang didalamnya.
Solusi
Adapun solusi yang bisa dilakukan adalah bersikap adil, adil merupakan hal klise yang terlalu sering
disuarakan tetapi keadilan adalah hal tersulit yang bisa diwujudkan tidak terkecuali di negara Indonesia.
Seperti hal nya nilai keadilan tercantum dalam Sila ke-2 “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
artinya tindakan mendapat perlakuan adil adalah hak yang patut diterima oleh seluruh warga masyarakat
tanpa pembedaan kelas sosial. Meskipun keadilan di Indonesia menjadi sesuatu hal yang mahal, tetapi dapat
terwujud dengan memerangi sikap pembedaan kelas sosial.

Kesimpulan
Stratifikasi merupakan tindakan yang harus di hilangkan, termasuk didalamnya ialah perbedaan sosial. Hal
ini memiliki potensi memecah persatuan di negara Indonesia yang memiliki beragam latar belakang budaya,
sosial, dan tingkatan ekonomi (majemuk). Terakhir saya mengutip quotes dari Mahatma Gandi, seorang
tokoh dan simbol kedamaian yang aktif memerangi tindak kekerasan dan perbedaan strata asal India “Our
ability to reach unity in diversity will be the beauty and the test of our civilisation.” - Mahatma Gandhi.
Terimakasih.

Sumber Refrensi:
- Bahan Ajar ModuISIP4110; Pengantar Sosiologi; Purwitaningsih,dkk/edisi2
- https://www.kompas.com/skola/read/2021/11/16/130000569/upaya-mengatasi-kesenjangan-sosial
-

Anda mungkin juga menyukai