Kelompok 3
FAKULTAS KESEHATAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa setelah persalinan yaitu terhitung dari setelah
plasenta keluar, masa nifas disebut juga masa pemulihan, dimana alat-alat
kandungan akan kembali pulih seperti semula.
Ketika masa nifas terjadi perubahan-perubahan penting, salah satunya yaitu
timbulnya laktasi. Laktasi adalah pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Laktasi
terjadi oleh karena pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang merangsang
kelenjar-kelenjar payudara ibu.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi yang mempunyai
komposisi gizi paling lengkap dan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
yang meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan sampai antioksidan. Air Susu Ibu
(ASI) eksklusif sangat penting diberikan kepada bayi sejak bayi dilahirkan hingga
selama enam bulan, tanpa menambahkan atau mengganti dengan makanan atau
minuman. World Health Organization (WHO) mengeluarkan rekomendasi tentang
pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, dan dilanjutkan pemberian ASI
sampai dua tahun pertama kehidupannya.
Menurut WHO tahun 2017 pemberian ASI Eksklusif masih menunjukkan rata-
rata angka berkisar 38%. Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen
Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2017 bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama sebanyak 54% cakupan ini menurun bila
dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 55,7% dan tahun 2014 sebesar 55,9%
(Kemenkes, 2017). Berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) 2017 yang dilakukan
kementerian kesehatan, bayi usia dibawah lima tahun yang mengalami masalah gizi
mencapai 17,8% sama dengan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut terdiri dari balita
yang mengalami gizi buruk 3,8% dan 14% gizi kurang (Kemenkes, 2017).
Banyak faktor penyebab rendahnya pemberian ASI eksklusif, salah satu
diantaranya adalah asupan gizi ibu menyusui yang rendah dan merasa jumlah ASI
yang diproduksi tidak cukup untuk memenuhi permintaan bayinya.
Berbagai cara pun dilakukan oleh ibu menyusui untuk bisa meningkatkan
jumlah produksi ASI, diantaranya dengan menggunakan atau mengkonsumsi bahan
alami. Salah satu bahan alami tersebut yang bisa dikonsumsi oleh ibu menyusui
adalah Moringa oleifera atau biasa kita kenal dengan daun kelor.
Tanaman Kelor termasuk salah satu jenis tanaman obat yang merupakan
tanaman asli dari India, kemudian menyebar ke daerah sekitarnya ke benua Afrika
dan Asia. Daun kelor mempunyai banyak manfaat, kaya nutrisi dan mengandung
banyak gizi, kandungan gizi tersebut diantaranya berbai macam vitamin, mineral dan
zat laktagogum, yaitu zat yang bisa meningkatkan dan melancarkan produksi ASI.
Senyawa-senyawa alami di dalam daun kelor ini juga berkhasiat untuk mendorong
sekresi hormon yang memerintah produksi susu dalam kelenjar payudara
Selain mudah untuk didapatkan, cara pengolahan daun kelor untuk
dikonsumsi pun juga mudah dilakukan. Oleh karena itu banyak ibu menyusui
menggunakan daun kelor tersebut untuk meningkatkan produksi dan kualitas ASI
yang diberikan pada bayi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dengan demikian kelompok tertarik
untuk melakukan literatue review jurnal mengenai Pengaruh Daun Kelor Dalam
Meningkatkan Produksi ASI.
B. Metode
Metode yang digunakan pada Literature review ini merupakan rangkuman
menyeluruh dari beberapa studi penelitian / artikel yang ditentukan berdasarkan
tema tertentu. Pencarian literature dilakukan pada bulan Desember 2022 - Januari
2023. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari
pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang di dapat
berupa artikel jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional dengan tema
yang sudah ditentukan. Pencarian literature dalam literature review ini menggunakan
dua database, yaitu : Google Scholar dan Scient Direct.
C. Hasil
D. Pembahasan
Daun Kelor atau dalam bahasan latin disebut Moringa Oleifera merupakan salah
satu tanaman sayuran yang multiguna.Hampir semua bagian dari tanaman kelor ini
dapat dijadikan sumber makanan karena mengandung senyawa aktif dan gizi
lengkap. .Daun kelor juga kaya vitamin A dan C, khususnya Betakaroten.Para ahli
menganjurkan untuk mengkonsumsi betakaroten sebanyak 15.000-25.000 IU per
hari. Manfaat Daun kelor antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan Produksi ASI
Daun kelor umumnya dianggap sebagai galactagogue di Asia. Galactagogue
adalah zat yang dapat meningkatkan suplai air susu ibu. Daun kelor memberikan
dampak positif pada pasokan ASI, lebih dari dua kali lipat produksi susu dalam
banyak kasus. Karena efektivitas dan nutrisinya yang baik, bahkan konsultan
laktasi merekomendasikan daun kelor untuk menginduksi laktasi. Untuk
memastikan penyerapan nutrisi terbaik, curam daun kelor dalam air dan
konsumsi sebagai teh. Kemudian campur teh kelor dengan kurma organik untuk
membuat teh bergizi dan lebih manis.
2. Meningkatkan Kualitas ASI
Daun kelor tak hanya berfungsi untuk meningkatkan produksi ASI, tapi juga
menaikkan kualitas ASI. Sebab nutrisi yang ada pada daun kelor lebih tinggi
beberapa kali lipat dibanding makanan sehat lainnya. Kandungan nutrisi itulah
yang akan membuat air susu ibu berkualitas, sehingga dapat menyehatkan pula
buah hati. Campurkan daun kelor ke menu makanan sehari-harimu. Daun kelor
juga bisa dimasak jadi bahan utama sayur.
Berdasarkan dari ke 3 artikel jurnal yang berisi tentang hasil penelitian
terhadap kelompok ibu menyusui yang diberikan daun kelor dan kelompok ibu
menyusui yang tidak diberikan daun kelor, rata-rata produksi ASI pada kelompok
yang diberikan daun kelor menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian daun
kelor kepada ibu menyusui dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI.
Hal tersebut dapat terlihat dari ke 3 artikel jurnal, bahwa dari hasil penelitian terdapat
adanya kenaikan berat badan bayi yang telah dievaluasi sebelum dan setelah ibu
menyusui tersebut diberikan ekstrak daun kelor, dimana lama pemberian pada
artkikel jurnal 1 dan 2 selama 28 hari dan artikel jurnal ke 3 selama 3 hari. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat produksi jumlah ASI yang baik dan lancar sehingga
dapat terpenuhinya asupan ASI yang sangat baik dan cukup bagi bayi, yang dapat
dilihat dengan meningkatkanya berat badan bayi.
Akan tetapi hal itu juga perlu di dukung dengan faktor lain diantaranya ibu
dianjurkan untuk sering menyusui bayinya dan juga cara menyusui bayi dengan
teknik yang baik dan benar tentunya juga mempengaruhi rangsangan produksi ASI.
Selain itu keadaan psikologis ibu juga sangat mempengaruhi kelancaran produksi
ASI, ibu sebaiknya tidak boleh memiliki beban pikiran atau stres karena itu salah satu
yang dapat memperhambat pengeluaran produksi ASI. Ibu harus rileks dan terbebas
dari semua beban.
E. Kesimpulan
Berdasarkan artikel jurnal yang kami review mengenai pengaruh pemberian daun
kelor terhadap produksi ASI, maka kesimpulan yang kami dapatkan adalah Daun
Kelor (Moringa Oleifera) bisa digunakan sebagai bahan herbal alami yang
mengandung Galactagogue yaitu zat yang dapat membantu meningkatkan produksi
dan suplai air susu ibu (ASI), selain itu daun kelor juga mempunyai banyak manfaat,
kaya nutrisi dan mengandung banyak gizi, kandungan gizi tersebut diantaranya
berbagai macam vitamin dan mineral. Selain mudah untuk didapat , cara pengolahan
daun kelor tergolong mudah. Sehingga daun kelor dapat menjadi salah satu alternatif
bahan alami yang baik untuk dikonsumsi pada ibu menyusui.
F. Referensi
Dahliana, Maisura. 2021. “Efektivitas Daun Kelor terhadap Produksi ASI pada
Ibu Menyusui di Puskesmas Mamplam Bireuen”.Jurnal Kebidanan. Volume 1, Nomor
6
Fitria, Ratna Dewi Putri. 2021. “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor
Pada Ibu Menyusui Eksklusif Terhadap Kenaikan Berat Bayi 0 – 5 Bulan”. Jurnal
Kebidanan. Vol 7, No 1 87-92
Fungtammasan, Siraphat, Vorapong Phupong. 2022. “The effect of Moringa
Oleifera Capsule in Increasing Breast Milk Volume in Early Postpartum Patient”.
European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology: X. EUROX
16 : 100171