Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Tanah Lot
B. Tari Barong
C. Garuda Wisnu Kencana (GWK)
D. Museum Braja Sandhi
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki
objek wisata yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Selain
keindahan alamnya, di sana terdapat budaya yang begitu kental dan
melekat pada masyarakatnya.
Banyak budaya Bali yang diakui oleh UNESCO sebagai warisan
dunia, beberapa diantarannya yaitu Tari Pendet, Tari Kecak, Subak (sistem
tersering pada sawah), dan masih banyak lagi.
Study tour merupakan kegiatan yg selalu dilaksanakan oleh SMP
Negeri 5 Sukoharjo, terutama utk siswa kelas IX. Kegiatan ini dengan cara
khusus dimaksudkan utk membuka wawasan siswa mengenai pengetahuan
di luar kelas. Bali menjadi tujuan sebab terdapat beberapa macam tempat
yg bisa meningkatkan pengetahuan siswa; sejarah, budaya, tempat-tempat
penting, dll.
Dalam kegiatan tersebut semua siswa diwajibkan membuat laporan
perjalanan study tour yg membahas mengenai kegiatan-kegiatan sebagai
pertanggung jawaban & sebagai media pembelajaran bagi para siswa
peserta study tour.
1. Tanah Lot
Berada di
bibir pantai
yang curam,
Pura Tanah
Lot
tampak begit
u indah.
Ketika air
laut pasang,
Pura Tanah Lot terlihat seperti daratan yang mengambang di tengah
pantai. Para pengunjung baru bisa menginjakkan kaki di tempat ini
saat air laut mulai surut. Di sekitar Pura Tanah Lot banyak terdapat
gua. Ini dibentuk oleh air laut yang terus-menerus mengikis karangnya.
Gua-gua ini kemudian menjadi tempat hidup bagi ular-ular laut yang
jinak. Konon, ular-ular ini merupakan hewan milik dewa yang
mendiami pura untuk menjaga kawasan suci Pura Tanah Lot.
Karenanya tak boleh diusik.
Tanah LotTanah Lot saat pasang air lautHempasan ombak besar di
Tanah Lot. Pura Tanah Lot, salah satu tempat ibadah umat Hindu yang
disucikan di Bali, berdiri di atas karang di sisi pantai Desa Beraban,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Sejarah Pura Tanah Lot
berkaitan dengan legenda tentang brahmana Jawa dari sekira abad ke-
16 bernama Danghyang Nirartha atau juga dikenal dengan sebutan
Danghyang Dwijendra atau Pedanda Sakti Wau Rauh. Disebutkan
Nirartha berhasil merebut simpati masyarakat Bali untuk memeluk
Hindu. Hal itu membuat iri Bendesa Beraban, penguasa Tanah Lot.
Apalagi banyak pengikutnya berpaling pada Nirartha. Maka, Bendesa
memaksa Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Nirartha
menyanggupi. Namun sebelum pergi, dia menggunakan kesaktiannya
untuk memindahkan sebuah batu besar ke tengah pantai dan
membangun pura di atasnya. Dia juga mengubah selendangnya
menjadi ular untuk menjaga pura. Akhirnya Bendesa pun menjadi
pengikut Nirartha.
Dalam kajian budayawan dari Universitas Udayana, Ida Bagus
Gede Agastia terhadap naskah lontar Bali Dwijendra Tattwa diketahui
bahwa Danghyang Nirartha adalah ahli agama dari Kerajaan
Majapahit. Setelah keruntuhan Majapahit, Nirartha pergi ke Pasuruhan,
Blambangan, dan Bali. Di Bali, dia diangkat sebagai padiksyan
(pendeta kerajaan) Gelgel yang diperintah Raja Baturenggong. Dia
kerap mengadakan perjalanan spiritual keliling Bali, Nusa Penida, dan
Lombok.
“Perjalanan mengelilingi Bali yang dilakukan Danghyang Nirartha
adalah salah satu wujud dari usaha penataan kehidupan keagamaan di
pulau ini,” jelas Agastia. Di beberapa tempat yang disinggahi Nirartha
dibangunlah beberapa pura, termasuk Tanah Lot, Pura Uluwatu, dan
Pura Rambut Siwi.
Pendirian pura di Tabanan diuraikan dalam Dwijendra Tatwa.
Dikisahkan, ketika berada di tepi pantai, Nirartha melihat pulau kecil
yang tampaknya sangat suci di tengah samudra. Muncul keinginannya
untuk membuat tempat suci di sana. Kepada nelayan yang sedang
mencari ikan, dia memberitahu agar masyarakat desa mendirikan
tempat suci yang kemudian disebut Pura Pakendungan. Agastia
menyebut Pura Pakendungan sekarang lebih dikenal dengan nama Pura
Tanah Lot.
Pura Tanah Lot sendiri digolongkan ke dalam dang kahyangan atau
tempat yang dibangun untuk menghormati para guru suci yang pernah
datang untuk memberikan ajaran keagamaan. Dari strukturnya, Pura
Tanah Lot memiliki dua halaman: halaman luar atau jabaan dan
halaman dalam atau jeroan. Halaman luar adalah halaman terbuka
tanpa tembok. Namun ini merupakan area suci karena tidak semua
orang diizinkan masuk. Terkecuali melakukan sembahyang. Pada
halaman luar, terdapat dua pintu masuk. Pintu masuk di sisi timur dan
di sisi utara. Adapun halaman dalam dibatasi oleh tembok keliling. Di
sana ada beberapa bangunan atau pelinggih. Ada juga menhir dan
fragmen lingga.
Setiap tahunnya, Tanah Lot dikunjungi jutaan wisatawan domestik
dan mancanegara. Bisa dibilang tempat ini menjadi salah satu ikon
pariwisata Bali. Tanah Lot pun menjadi spot favorit para fotografer.
Pemandangan paling populer dari kawasan ini adalah ketika pura
dilatari matahari terbenam.
Di dekat Pura Tanah Lot terdapat pura-pura lain yang berukuran
lebih kecil. Ada Pura Pakendungan, Pura Penataran, Pura Penyawang,
dan lain-lain. Jika ingin berkunjung ke Tanah Lot, Anda harus
menempuh jarak 13 km dari Tabanan. Dari Kota Denpasar jaraknya
sekitar 22 km. Sementara dari Bandara Ngurah Rai jaraknya sekitar 25
kilometer dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit.
2. Tari Barong
Tari
Barong bagi
masyarakat
Bali adalah
salah satu
tarian yang
cukup
terkenal. Tarian yang berasal dari Bali ini bukan hanya sekedar sebuah
tarian pertunjukan namun juga ada makna unsur-unsur kepercayaan di
dalamnya. Tari Barong ini menceritakan tentang mitologis gambaran
binatang beruang yang memiliki kekuatan gaib dan dianggap dapat
melindungi manusia.
Tari Barong merupakan peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang
melambangkan pertempuran antara kebaikan (dharma) dan keburukan
(adharma). Menurut keyakinan masyarakat Bali, khususnya yang
beragama Hindu, kebaikan dan keburukan selalu berdampingan atau
disebut juga sebagai Rwa Bhineda. Kata Barong berasal dari kata
bahruang yang berarti beruang.
Namun menurut pendapat bahwa kata Barong itu berasal dari Jawa
Kuno. Kedudukan Barong sebagai binatang mithos, perlukisan atau
perwujudan dari binatang ajaib, binatang suci, suatu penciptaan dari
nilai-nilai religious.
Kostum yang dipakai penari Barong adalah Ket atau Keket.
Kostum ini merupakan gabungan antara singa, harimau, dan lembu.
Pada badan Barong dihiasi ornamen dari kulit, potongan-potongan
kaca dari cermin, dan dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan.
Barong ini dimainkan oleh dua orang penari, satu penari mengambil
posisi di bagian depan memainkan gerak kepala dan kaki depan
Barong, sedangkan penari kedua berada di belakang memainkan kaki
belakang dan ekor barong.
Tari Barong menceritakan tentang pertarungan antara Barong dan
Rangda, juga dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti kera
(sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti) serta para
pengikut Rangda. Dalam tarian ini, Barong melambangkan kebaikan
dimana penari menggunakan kostum binatang berkaki empat dan
keburukan yang dilambangkan dengan Rangda, yaitu sosok
menyeramkan dengan dua taring runcing mulutnya.
3. Garuda Wisnu Kencana (GWK)
Garuda
Wisnu
Kencana
(GWK)
merupakan
sebuah
patung
raksasa
karya salah
satu
pematung kenamaan asal Bali, Nyoman Nuarta. Patung ini berbentuk
Batara Wisnu yang menunggangi hewan legendaris garuda sebagai
simbol Amerta, kebajikan yang abadi. Patung yang masih dalam tahap
pengerjaan ini terbuat dari 4.000 ton tembaga dan kuningan.
Menurut rencana, saat selesai dibuat, patung ini akan berdiri
setinggi 150 meter dengan bentangan sayap garuda mencapai 64 meter.
GWK akan menjadi patung terbesar di dunia. GWK didirikan diatas
kawasan seluas 240 hektare, di atas dataran tinggi JimbaranTangga
menuju Plaza Wisnu yang terletak di puncak tertinggi kawasan
Perbukitan UngasanPintu masuk ke kawasan Kolam Teratai - lapangan
yang dikelilingi kotak-kotak batu kapur raksasaKotak-kotak batuan
kapur yang mengelilingi kawasan Kolam TerataiDari atas kompleks
GWK, pengunjung dapat melihat keindahan panorama kawasan selatan
BaliMiniatur rancangan desain patung GWK yang ditampilkan di
tengah Balairung Dewi SriGerbang masuk ke sisi dalam kompleks
Garuda Wisnu KencanaPatung Garuda Wisnu Kencana ini jika selesai
akan memiliki bentangan sayap sejauh 64 meterPanorama kawasan
Kolam Teratai dari atas, tempat fragmen Kepala Garuda beradaPatung
Perdamaian yang terletak di ujung kawasan Kolam TerataiRestoran
Jendela Bali yang terdapat di dalam kompleks GWK memiliki
pemandangan alam yang menawanJika terwujud nantinya, patung
tembaga ini diperkirakan akan berbobot sekitar 4000 tonPlaza Wisnu,
area tempat diletakkannya fragmen Patung Dewa Wisnu setinggi 23
meterFragmen Kepala Garuda yang diletakkan di tengah area yang
dinamakan Kolam TerataiFragmen Kepala Garuda dan Patung Wisnu
di sisi atas kawasan Kolam TerataiFragmen Tangan Dewa Wisnu yang
terletak di kawasan Tirta AgungBalairung Dewi Sri yang berfungsi
sebagai ruang pamer informasi seputar desain dan pembangunan
GWK, sekaligus sebagai aulaPintu keluar kawasan Garuda Wisnu
Kencana menyatu dengan kios sovenir, memberi kesempatan
pengunjung memilih buah tangan sebelum beranjak pulang
Patung ini dibuat secara bertahap, bagian per bagian. Saat ini,
terdapat tiga fragmen patung yang telah berdiri di tiga area yang
terpisah. Bagian pertama adalah Patung Dewa Wisnu setinggi 23 meter
yang saat ini ditempatkan di puncak tertinggi di
kawasan Perbukitan Ungasan. Patung kedua adalah Patung Garuda.
Patung ini diletakkan di tengah area yang dinamakan Kolam Teratai
(The Lotus Pond), yaitu area bertangga menurun dengan kotak-kotak
batuan kapur raksasa di sisi kanan dan kirinya. Bagian ketiga adalah
tangan dari Wisnu. Patung ini untuk sementara waktu ditempatkan di
lokasi bernama Tirta Agung.
GWK didirikan di atas kawasan seluas 240 hektare yang dirancang
akan menjadi taman budaya kelas dunia yang menampilkan
pertunjukan hiburan dan budaya bagi masyarakat lokal maupun
mancanegara. Kawasan ini nantinya diharapkan akan menjadi
landmark serta simbol kebanggaan dan ciri khas bagi Provinsi Bali.
Tidak hanya itu, GWK juga dirancang menjadi wahana utama dari
pertunjukan artistik, pameran, dan perhelatan akbar lainnya – selain
sebagai tujuan rekreasi dan arena bersantai keluarga.
Taman Budaya GWK dapat menjadi tujuan alternatif bagi Anda
yang menginginkan liburan yang lebih bermakna dari sekadar rekreasi
keluarga. Taman Budaya ini terletak di wilayah Jimbaran, sisi sebelah
selatan dari Denpasar.
GWK tidak sekadar menawarkan daya tarik panorama yang indah.
Di tempat ini, juga dipentaskan kekayaan seni tradisional Bali yang
akan membuat kunjungan Anda ke Pulau Dewata meninggalkan
kenangan yang berkesan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa Bali
merupakan salah satu daerah di Indonesia yang menyajikan objek-objek
wisata yang berskala nasional maupun internasional. Selain itu, Bali juga
merupakandaerah yang kebntal akan budaya dan tradisi sehingga menarik
untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam dunia pendidikan.
Denganadanya pendidikan diluar sekolah ini diharapkan mampu
menciptakan rasa bersyukur kepada Allah SWT atas ciptaan dan anugerah-
Nya, berfikir kreatifdan inovatif dalam mempelajari sesuatu sehingga
mampu menciptakan ideyang berkembang menjadi lebih baik dan bahkan
lebih sempurna
B. Saran
1. Bagi Sekolah : Sekolah diharapkan dapat menganjurkan kepada
biro perjalanan agar menyusun jadwal perjalanan dengan cermat, agar
peserta Karya Wisata dapat mengikuti Karya wisata dengan teratur.
Sekolahsebaiknya dapat memberi keringanan biaya bagi siswa-siswi
yang kurang mampu ataukesulitan biaya untuk mengikuti Karya wisata
sehingga tidak ada siswa-siswi yang tidak bisa mengikuti Karya wisata
karena kendala biaya. Untuk kunjungan tempat wisata hendaknya
waktunya diperpanjang, agar para peserta dapat memperoleh banyak
informasi sekaligus puas menikmati objek tersebut.
2. Bagi guru pendamping : Sebaiknya lebih mengawasi, menasehati,
danmelarang siswa melakukan tindakan berbahaya sehingga tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sebaiknya lebih tegas menindak
siswa-siswiyang tidak taat dan mencemarkan nama baik Sekolah.
Diharapkan lebih sigap menangani kejadian-kejadian diluar dugaan
yang bersifatmengganggu program Karya wisata.
3. Bagi siswa : Siswa diharapkan tidak hanya memanfaatkan Karya
wisatasebagai sarana rekreasi, namun juga sebagai sarana belajar untuk
menambah wawasan. Siswa diharapkan tertib dan disipilin agar
perjalanan Karya wisata berjalan lancar. Siswa diharapkan menjaga
sikap selama Karya wisata. Siswa diharapkan menjaga kebersihan dan
kelestarian objek wisata.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/39100560/LAPORAN_KARYA_WISATA_KE_BALI
https://backpackerjakarta.com/sejarah-dan-keunikan-tanah-lot/
https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/tanah-lot/
https://www.denpasarkota.go.id/wisata/sejarah-museum-bajra-sandhi
https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/taman-budaya-bernama-garuda-
wisnu-kencana/
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Barong