Anda di halaman 1dari 1

Sistem Bank Syariah dan

Konvensional: Hanya Berbeda


Istilah?
Published by SEF FEB UGM on June 30, 2020

Oleh: Angelica Novitasari

Indonesia merupakan salah satu negara yang


menganut sistem dual banking dimana terdapat
bank konvensional dan bank syariah. Saat ini,
sudah banyak bank konvensional di Indonesia
yang juga membuka unit layanan syariah, seperti
halnya BNI Syariah, BRI Syariah, Mandiri Syariah,
dan lain sebagainya. Sistem bank syariah sendiri
telah masuk ke Indonesia sejak tahun 1983. Pada
saat itu, pemerintah mulai mengenalkan sistem
bagi hasil dimana merupakan bagian dari bank
syariah. Landasan hukum operasi bank yang
menggunakan sistem syariah pada saat itu hanya
diatur  pada UU No. 7 Tahun 1992 tentang “bank
dengan sistem bagi hasil” (ojk.go.id).

Sistem perbankan syariah sendiri telah menjadi


bagian dari perbankan nasional yang telah
diterima dan dikendalikan oleh Bank Indonesia.
Namun, tidak menutup kemungkinan masih
adanya simpang siur informasi berkaitan dengan
sistem pada bank syariah. Hal tersebut
disebabkan karena bank syariah termasuk “baru”
diterapkan dalam perekonomian Indonesia. Selain
itu, keberadaan bank konvensional yang sudah
lebih lama dikenal di Indonesia, membuat bank
syariah belum memiliki eksistensi yang cukup
tinggi. Fakta-fakta tersebut menjadi alasan masih
kurangnya informasi yang jelas dan menyeluruh
terkait perbedaan antara sistem pada bank
konvensional dan bank syariah.

Sebagian besar masyarakat kerap menarik


beberapa kesimpulan berdasarkan pandangan dan
informasi yang dimiliki oleh pribadi masing-
masing terkait dengan bank syariah. Contoh yang
banyak ditemui, yaitu masyarakat yang
membedakan bank syariah dengan bank
konvensional hanya sebatas pada konsep halal
dan haram. Bahkan, ada yang beranggapan bahwa
kedua sistem perbankan sama saja, hanya
berbeda istilah atau sebutannya. Tentunya hal
tersebut menjadi informasi yang rancu dan tidak
bisa ditelan mentah-mentah oleh masyarakat.
Adanya ketidakjelasan tersebut perlu diluruskan
agar masyarakat lebih memahami perbedaan yang
mendasar antara sistem pada bank syariah dan
bank konvensional.

Menurut UU No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan


Syariah, bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah. Prinsip syariah diartikan sebagai
prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan dalam penetapan
fatwa di bidang syariah. Prinsip syariah yang
merupakan dasar operasional bank syariah adalah
aturan perjanjian antara bank dan pihak lain untuk
jasa penyimpanan dana dan/atau pembiayaan
kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
berdasarkan hukum Islam dan dinyatakan sesuai
dengan syariah, antara lain, prinsip bagi hasil
(mudharabah), prinsip jual beli barang dengan
memperoleh keuntungan (murabahah), prinsip
sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan
adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarahwaiqtina) (Umam, 2010).

Dalam memperoleh keuntungan, prinsip bagi hasil


(mudharabah) pada bank syariah berbeda dengan
sistem bunga pada bank konvensional. Bank
syariah yang memiliki prinsip bagi hasil juga dapat
disebut dengan pro4t and loss sharing yang berarti
adanya pembagian hasil apabila memperoleh
keuntungan dan tanggung jawab bersama apabila
mengalami kerugian. Pada sistem bagi hasil,
pengembalian (return) dapat diketahui setelah
pembiayaan berlangsung meskipun jumlah bagi
hasil sudah tertulis di kontrak. Sedangkan, dalam
sistem bunga pada bank konvensional atau
disebut dengan interest based system,
pengembalian (return) nilainya bersifat tetap
sesuai dengan yang tertulis di kontrak sehingga
tidak memandang apakah nasabah mengalami
untung atau rugi. Nasabah diharuskan untuk terus
melunasi pinjaman sebesar nilai pokok ditambah
dengan bunganya. Proses transaksi itulah yang
tergolong riba Qardh dimana adanya kelebihan
yang diminta oleh pihak pemberi pinjaman
terhadap pihak peminjam pada saat
mengembalikannya.

Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 275-276


menjelaskan bahwa Allah sangat melarang praktik
riba dan golongan yang menerapkan riba
merupakan orang-orang ka_r penghuni neraka.
Dalil tersebut menjadi landasan kuat bahwa
sistem konvensional tentu tidak dapat disamakan
dengan sistem syariah yang menghindari praktik
riba dalam pembiayaannya. Oleh karena itu,
sistem bank syariah menjadi sistem yang ideal
untuk diterapkan dalam kehidupan agar dapat
menegakkan keadilan dan kesejahteraan serta
senantiasa terhindar dari perbuatan dosa.

DAFTAR PUSTAKA

Otoritas Jasa Keuangan. (n.d.). Sejarah Perbankan


Syariah. Diakses pada 30 April

2020. https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tenta
ng-syariah/Pages/Sejarah-Perbankan
Syariah.aspx. 

Umam, Khotibul. 2010. Peningkatan Ketaatan


Syariah Melalui Pemisahan (Spin-off) Unit 

Usaha Syariah Bank Umum Konvensional. Mimbar


Hukum, no. 3 (Oktober): 607-624. Diakses pada 30
April 2020. https://doi.org/10.22146/jmh.16239

Categories: SHARIARTICLE

Tags: shariarticle

0 Comments

Leave a Reply

Name *

Email *

Website

What's on your mind?

Security Image:

Security Text:

POST COMMENT

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your


comment data is processed.

Categories

Select Category

Tags

bahaya riba baru bunga diskusi ekonomi ekonomi


islam ekonomi syariah feb ugm in3asi infogra4s k-tok
ketemu tokoh kompensasi in3asi pemimpin pemimpin baru

perbankan islam perekonomian islam dunia riba sef


menyapa sef ugm sharianomics

shariarticle tanya jawab riba Transportasi


syariah

Search …

Categories

Annual Research

Artikel

Buku Mimpi

diskusi

Events

Journal Review

Jurnal Muamalah

Miscellaneous

Nasec

Notulensi

Notulensi

Parade of Risbang

PARSIAL

Publikasi

Riset Internal

SEF Berkarya

SEF Menyapa

Sharianomics

Shariarticle

Uncategorized

Archives

November 2022

October 2022

September 2022

August 2022

November 2021

October 2021

September 2021

August 2021

July 2021

November 2020

September 2020

August 2020

July 2020

June 2020

May 2020

April 2020

March 2020

December 2018

August 2018

February 2018

December 2017

October 2017

September 2017

August 2017

April 2017

March 2017

February 2017

November 2016

October 2016

September 2016

August 2016

July 2016

June 2016

April 2016

March 2016

January 2016

December 2015

November 2015

October 2015

September 2015

August 2015

July 2015

June 2015

May 2015

March 2015

February 2015

December 2014

November 2014

May 2014

April 2014

March 2014

February 2014

Tags

bahaya riba (2) baru (1) bunga (1) diskusi (3)


ekonomi (1) ekonomi islam (2) ekonomi syariah (1) feb
ugm (1) in3asi (1) infogra4s (1) k-tok (1) ketemu tokoh (1)

kompensasi in3asi (1) pemimpin (1) pemimpin baru (1)

perbankan islam (1) perekonomian islam dunia (1) riba

(3) sef menyapa (15) sef


ugm (2) sharianomics (1) shariarticle (7)
tanya jawab riba (2) Transportasi syariah (1)

Related Posts

SHARIARTICLE

Pasar Modal Syariah : Pilihan


Investasi yang Tepat di Era
Disrupsi?
Oleh: Muhammad Iqbal

DeHnisi pasar modal syariah

Pasar modal syariah dapat dide_nisikan


sebagai kegiatan dalam pasar modal
sebagaimana yang diatur dalam Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal (UUPM) yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah. Oleh karena itu, pasar modal
syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah
dari sistem pasar modal secara keseluruhan.
Secara umum, kegiatan Pasar Modal Syariah
tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal
konvensional. Namun, terdapat beberapa
karakteristik khusus Pasar Modal Syariah yaitu
bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

Dalam penerapannya, pasar modal syariah


bersumber pada Al Quran dan Hadits. Para
ulama menafsirkan kedua sumber hukum
tersebut dengan ilmu _qih. Dalam ilmu _qh
terdapat pembahasan mengenai hubungan
antara sesama manusia terkait perniagaan. Dari
hal tersebut, kegiatan pasar modal syariah
dikembangkan dengan basis _qih muamalah.

Apa perbedaannya dengan pasar modal biasa

Pasar modal syariah merupakan bagian dari


industri pasar modal Indonesia, sehingga
kegiatan pasar modal syariah pada umumnya
hampir sama dengan pasar modal seperti
biasanya. Namun, terdapat perbedaan pada
produk dan mekanisme transaksinya yang tidak
boleh bertentangan dengan prinsip syariah.
Beberapa kegiatan/tindakan yang dilarang pada
pasar modal syariah telah ditetapkan pada
fatwa DSN-MUI Nomor: 80/DSN-MUI/III/2011,
diantaranya yaitu : tadlis, taghrir, najsy, ikhtikar,
ghisysy, ghabn, bai’ alma’dum, dan riba. 

Produk dan layanan pada pasar modal syariah


memiliki perbedaan dengan pasar modal
biasanya. Beberapa produk efek syariah yang
ditawarkan diantaranya yaitu sukuk, efek syariah
berupa saham syariah, reksa dana syariah, efek
beragun syariah (EBA syariah), dana investasi
estat syariah (DIRE syariah), dan efek syariah
lainnya. 

Bagaimana perkembangannya setelah


pandemi?

Apabila dibandingkan antara saat ini dengan


awal pandemi, pasar saham Indonesia kembali
stabil dan mengalami penguatan dari waktu ke
waktu. Hal ini juga dirasakan oleh pasar modal
syariah, pertumbuhan dapat dilihat pada produk
sukuk, baik sukuk korporasi maupun sukuk
negara. Pada pertengahan 2021, sukuk
korporasi mengalami peningkatan 18,20% dari
sisi nilai outstanding dan meningkat 11,73% dari
sisi jumlah seri outstanding dibandingkan akhir
tahun 2020 (OJK, 2021). Peningkatan tersebut
disebabkan oleh penerbitan 25 seri sukuk
korporasi melalui penawaran umum dengan
total Rp 6,6 triliun dari awal tahun 2021 sampai
Juni 2021. Sedangkan sukuk negara
outstanding mengalami peningkatan dari sisi
jumlah sebesar 9,28% secara year to date dari
tahun 2020 ke pertengahan 2021, dengan
peningkatan sebesar 2,94% dari sisi jumlah
outstanding (OJK, 2021). 

Sebaliknya, terdapat beberapa catatan negatif,


nilai aktiva bersih reksa dana syariah turun
sebesar 45,78% year to date, namun terdapat
peningkatan jumlah reksa dana syariah sebesar
1,04% dibandingkan akhir tahun 2020 (OJK,
2021). Selain itu, indeks ISSI mengalami
penurunan 3,12%, sedangkan dari nilai
kapitalisasinya mengalami peningkatan 0,22%.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah
saham syariah melalui IPO (OJK, 2021).

(Sumber: IDX Islamic, 2022)

Apabila dilihat pada periode 2021-2022, indeks


saham syariah tergolong naik dan turun, tetapi
masih tergolong stabil (IDX Islamic, 2022).

Perkembangan pasar modal syariah dan


keunggulannya

Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), investor


saham syariah Indonesia telah mencapai
102.426 investor atau meningkat 734% dalam
lima tahun terakhir. Adapun tingkat keaktifannya
mencapai 30,7%. Di sisi lain, data per Oktober
2021 menunjukkan, komposisi pasar saham
syariah di Indonesia masih cukup dominan,
dengan jumlah saham syariah mencapai 56,9%
dari total saham yang tercatat di PT Bursa Efek
Indonesia (BEI). Sementara, kapitalisasi pasar
saham syariah mencapai 45,6% dari total
kapitalisasi pasar saham. Nilai rata-rata
transaksi harian (RNTH) perdagangan saham
syariah berkontribusi sebesar 52,6%. frekuensi
transaksi sebesar 58,1%, dan volume transaksi
sebanyak 47,2%. Catatan emas tersebut didapat
dari berbagai keunggulan dari pasar modal
syariah (Kontan, 2021).

Pertama, peran Komite Nasional Ekonomi dan


Keuangan Syariah (KNEKS) dapat
mempercepat, memperluas, dan memajukan
perkembangan ekonomi dan keuangan syariah.
Kedua, munculnya PT Bank Syariah Indonesia
Tbk yang menjadi katalisator peningkatan
kegiatan pelayanan pendukung pasar modal
syariah. Ketiga, ada platform layanan urun dana
atau securities crowdfunding syariah. Keempat,
perusahaan sekuritas dan manajer investasi
yang telah bekerja sama dengan lembaga amil
zakat dan/atau lembaga pengelola wakaf atau
nazhir.  Kelima, adanya fatwa yang dikeluarkan
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) baik terkait efek syariah
maupun fatwa terkait infrastruktur
pendukungnya. Fatwa tersebut akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap pasar modal syariah.  Keenam, adanya
lembaga serti_kasi profesi terkait pasar modal
syariah yang telah mendapatkan izin dari OJK.
Ketujuh, semakin banyak perguruan tinggi yang
membuka program studi ekonomi dan
keuangan syariah. Keunggulan tersebutlah yang
membuat pasar modal syariah mampu bertahan
di tengah krisis, seperti Covid-19 (Nurhaida,
2021). 

Daftar Pustaka

IDX Islamic. (2022). Publikasi Kinerja PMS Q1


Tahun 2022.pdf. IDX Islamic.
https://drive.google.com/_le/d/16PPUz1CgRp0
fdO1sOdIGvXaUXor6w553/view

Intan, K. (2021, November 11). Terus bertumbuh,


ini capaian pasar modal syariah Indonesia.
Kontan.co.id; www.kontan.co.id.
https://investasi.kontan.co.id/news/terus-
bertumbuh-ini-capaian-pasar-modal-syariah-
indonesia

OJK. (2018). Mengenal Pasar Modal Syariah.


OJK.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-
syariah/Documents/pages/pasar-modal-
syariah/brosur%20dpms%2018.pdf

OJK. (2021). Market Update Pasar Modal Syariah


Indonesia Periode Januari-Juni 2021.
Www.ojk.go.id.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/tentang-
syariah/Documents/pages/pasar-modal-
syariah/Market%20Update%20Pasar%20Modal
%20Syariah%20Indonesia%20Periode%20Janua
ri%20-%20Juni%202021.pdf

SHARIARTICLE

Ulik Potensi Koperasi Syariah,


Mulai Dari Rumah Tangga Sampai
Ekonomi Negara
Oleh: Putri Na_sah Intani dan Rayka Anargya
Muhammad

Mengenal Lebih Dekat Koperasi Syariah

Koperasi adalah organisasi ekonomi yang


dijalankan dengan asas kekeluargaan demi
kepentingan anggotanya dan masyarakat
sekitar (Sheffrin & O’Sullivan, 2003, 202). Secara
teknis, koperasi syariah adalah koperasi yang
prinsipnya, tujuannya, dan kegiatannya
berdasarkan pada prinsip syariah, yaitu Al-quran
dan As-sunnah. Koperasi syariah di Indonesia
memiliki banyak persamaan dengan koperasi
konvensional. Namun, terdapat perbedaan
mendasar terutama pada nilai, prinsip,
pembiayaan dan pengawasan. Nilai dan prinsip
yang diterapkan pada koperasi syariah dibuat
untuk menaati Al-quran dan As-sunnah. Sejalan
dengan nilai dan prinsip syariah yang
diterapkan, cara pembiayaan koperasi syariah
tidak melalui bunga seperti koperasi
konvensional, melainkan melalui bagi hasil.
Selain itu, perbedaan mendasar antara koperasi
syariah dan konvensional adalah dalam hal
pengawasan. Dimana koperasi konvensional
hanya memiliki pengawasan kinerja. Sedangkan,
koperasi syariah memiliki pengawasan kinerja
dan juga pengawasan syariah yang bertujuan
untuk memastikan bahwa koperasi menaati
syariah Islam.

Cikal Bakal Perkembangan Koperasi Syariah di


Indonesia

Indonesia telah menjadi negara dengan


populasi penduduk muslim terbanyak dan
menjadikannya sebagai negara Islamic Finance
Micro terbesar di dunia. Hal tersebut membawa
dampak bagi berkembangnya koperasi syariah.
Koperasi konvensional sendiri juga menunjukan
pertumbuhan positif dari tahun ke tahun, sejalan
dengan perkembangan koperasi syariah.

Dibuat oleh Arinta Sari


(www.arintastory.com) berdasarkan

data BPS, KEMENKOP, dan BAPPEDA DIY

Sumber: Ristiyanto, 2019.

Pada tahun 2021, jumlah koperasi syariah di


[EN] We use cookies
Indonesia mencapai to help our gerai dengan
150.223
viewer get the best experience
jumlah
on koperasi
our website. simpan
-- [ID] Kami pinjam pembiayaan
menggunakan cookie untuk I Agree / Saya Setuju
syariah (KSPPS) sebanyak
membantu pengunjung kami 2.253 unit serta total
mendapatkan
anggota 1,4 jutapengalaman
orang (Putri, 2022). 
terbaik di situs web kami.
Koperasi Syariah Pembawa Kesejahteraan

Anda mungkin juga menyukai