|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3-1
Aplikasi E-Performance
Gambar 3.1 Alur Penilaian Kinerja Pegawai
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu | Aplikasi E-Performance
3.2 Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang digunakan dalam Analisa Teknis Pemberian Uang Kinerja
di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya adalah data sekunder yang diperoleh dari sumber-
sumber baik instansi maupun literature sehingga dapat dianalisis dan ditarik kesimpulan
sebagai arahan pengambilan kebijakan di bidang manajemen kinerja. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh melalui instansi yang mempublikasikan data-data tersebut.
Data sekunder yang dibutuhkan dalam analisa ini antara lain adalah data kepegawaian, data
kebijakan dan regulasi serta literature yang mendukung dalam proses penyusunan Analisa.
Aplikasi E-Performance
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada Lingkungan Pemerintah Kota
Surabaya. Secara umum Kota Surabaya mempunyai luas wilayah± 52.087 Ha, dengan
63,45 persen atau 33.048 Ha dari luas total wilayah merupakan daratan dan
selebihnya sekitar 36,55 persen atau 19.039 Ha merupakan wilayah laut yang
dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya. Secara administratif wilayah Kota Surabaya
terbagi menjadi 31 Kecamatan dan 154 Kelurahan. Selanjutnya Jumlah Perangkat
Organisasi yang ada di Kota Surabaya berjumlah 72 SKPD.
Nilai Kinerja Individu = (0,3 x Nilai Aspek Biaya)+(0,5 x Nilai Aspek Mutu)+(0,2 x Nilai
Aspek Waktu)
a. Aspek Biaya
Aspek biaya dihitung dari rata-rata tingkat serapan anggaran kegiatan yang
menjadi tanggung jawab Pegawai yang terlibat sebagai anggota tim/kelompok
kerja/panitia kegiatan.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3-4
Aplikasi E-Performance
Nilai Aspek Biaya = Rata-rata Nilai Tingkat Serapan Anggaran kegiatan
ditempat pegawai yang bersangkutan dilibatkan.
Catatan :
Aspek biaya mengabaikan alokasi uang kinerja, kegiatan tahun jamak atau
multiyears, DAK, DBHCT, Pemutusan Hubungan Kerja dan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan, Pembangunan Sarana Prasarana Wilayah Kelurahan.
b. Aspek Mutu
Penilaian aspek mutu dihitung berdasarkan level pegawai yang dibagi dalam 4
(empat) level, yaitu :
1) Level 1
Untuk Triwulan 1, 2, dan 3 :
Nilai Aspek Mutu = (80% x Rata-rata nilai aspek mutu level dibawahnya) + (20% x
Aktivitas)
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3-5
Aplikasi E-Performance
Untuk Triwulan 4 :
Nilai Aspek Mutu = (60% x Capaian Tujuan PD) + (20% x Capaian Sasaran PD) +
(10% x Rata-rata nilai aspek mutu level dibawahnya) + (10%
x Aktivitas)
2) Level 2
Untuk Triwulan 1, 2, dan 3 :
Nilai Aspek Mutu = (80% x Rata-rata nilai aspek mutu level dibawahnya) + (20% x
Aktivitas)
Untuk Triwulan 4 :
Nilai Aspek Mutu = (10% x Capaian Tujuan PD) + (35% x Capaian Sasaran PD) +
(35% x Capaian Program PD) + (10% x Rata-rata nilai aspek
mutu level dibawahnya) + (10% x Aktivitas)
3) Level 3
Untuk Triwulan 1, 2, dan 3 :
Nilai Aspek Mutu = (80% x Rata-rata nilai aspek mutu level dibawahnya) + (20% x
Aktivitas)
Untuk Triwulan 4 :
Nilai Aspek Mutu = (10% x Capaian Tujuan PD) + (35% x Capaian Program PD) +
(35% x Capaian Output Kegiatan) + (10% x Rata-rata nilai
aspek mutu level dibawahnya) + (10% x Aktivitas)
4) Level 4
Untuk Triwulan 1, 2, dan 3 :
Nilai Aspek Mutu = (20% x Capaian Output Kegiatan) + (40% x Capaian Progres
Fisik Kegiatan) + ( 40% x Aktivitas)
Untuk Triwulan 4 :
Nilai Aspek Mutu = (10% x Capaian Tujuan PD) + (20% x Capaian Output
Kegiatan) + (40% x Capaian Progres Fisik Kegiatan) + (30% x
Aktivitas)
Keterangan:
a. Capaian tujuan PD merupakan perbandingan antara realisasi indikator tujuan PD
dengan target indikator tujuan PD. Pengisian realisasi indikator tujuan PD
dilakukan oleh masing-masing PD kemudian di verifikasi oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Kota. Untuk target tujuan PD diperoleh dari aplikasi
monev TSP. Sedangkan realisasi diisi oleh masing - masing PD pada aplikasi
monev TSP. Pada TW IV semua pegawai memperoleh nilai capaian PD, tetapi
bobot masing-masing level berbeda. Untuk level 1 memperoleh 60% dari tujuan
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3-6
Aplikasi E-Performance
PD, sedangkan level 2, 3 dan 4 hanya 10% dari tujuan PD. Berikut merupakan
tampilan monev TSP untuk indikator tujuan PD:
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3-7
Aplikasi E-Performance
d. Aktivitas: merupakan kegiatan sehari-hari dari pegawai sesuai dengan
penugasan yang diberikan oleh atasan langsung yang diinputkan pada aplikasi
eperformance. Penilaian capaian aktivitas dilakukan dengan cara capaian
perbulan aktivitas dengan target perbulan aktivitas. Untuk seluruh kepala PD
non kecamatan serta sekda dan asisten bisa melakukan duplikasi aktivitas.
Aktivitas hasil duplikasi yang melibatkan atasan (asisten di bidangnya/sekda)
akan langsung ter-approve secara otomatis. Jika nilai capaian perbulan aktivitas
lebih dari target perbulan aktivitas maka capaian aktivitas pegawai adalah 100%.
Namun jika nilai capaian perbulan aktivitas kurang dari target perbulan maka
capaian aktivitas yaitu kurang dari 100%. Target Ada 3 aspek penilaian aktivitas
yaitu tingkat kesulitan, waktu (menit), dan beban (tingkat kesulitan x waktu).
Perhitungan target perbulan didapat dari hari kerja aktif x 8 jam x 60 menit.
Berikut merupakan contoh perhitungan aktivitas:
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3-8
Aplikasi E-Performance
kegiatan. Target untuk paket pekerjaan dibedakan menjadi dua yaitu target
progres fisik kontrak (per paket pekerjaan) dan target progres fisik non kontrak
(volume komponen). Target progres fisik non kontrak (volume komponen) bulan
per bulan diambil dari e-project sedangan terget progres fisik diambil dari e-
delivery. Untuk nilai realisasi baik progres fisik kontrak atau non kontrak diambil
dari e-delivery. Berikut merupakan pengelompokkan berdasarkan metode dan
jenis paket pekerjaan.
Progress
METODE JENIS Volume
Fisik
Pembelian/Pembayaran Langsung Pengadaan Barang v
Pembelian/Pembayaran Langsung Jasa Lainnya v
Pembelian/Pembayaran Langsung Pekerjaan Konstruksi v
Pembelian/Pembayaran Langsung Jasa Konsultansi v
Pemberian Langsung Penunjang v
Pemberian Langsung Pengadaan Barang v
Swakelola Kelompok Masyarakat Jasa Lainnya v
Pembelian Secara Elektronik SPL (≤ 50 juta) v
Pembelian Secara Elektronik SPK, Kontrak (> 50 juta) v
Pengadaan Langsung Jasa Lainnya v
Pengadaan Langsung Pengadaan Barang v
Pengadaan Langsung Jasa Konsultansi v
Pengadaan Langsung Pekerjaan Konstruksi v
Pengadaan Langsung Konsultansi Konstruksi (Pengawasan) v
Konsultansi Konstruksi
Pengadaan Langsung v
(Perencanaan)
Pengadaan Langsung Penunjang v
Penunjukan Langsung Pengadaan Barang v
Penunjukan Langsung Jasa Lainnya v
Seleksi Jasa Konsultansi v
Seleksi Konsultansi Konstruksi (Pengawasan) v
Konsultansi Konstruksi (Manajemen
Seleksi v
Konstruksi)
Konsultansi Konstruksi
Seleksi v
(Perencanaan)
Seleksi Penunjang v
Seleksi Konsultan Pengawas v
Swakelola Kelompok Masyarakat Pekerjaan Konstruksi v
Swakelola oleh Instansi Pemerintah
Jasa Konsultansi v
Lain
Swakelola oleh Instansi Pemerintah
Jasa Lainnya v
Lain
Swakelola oleh Instansi Pemerintah
Pengadaan Barang v
Lain
Swakelola oleh Instansi Pemerintah
Pekerjaan Konstruksi v
Lain
Aplikasi E-Performance
Progress
METODE JENIS Volume
Fisik
Swakelola Organisasi Masyarakat Jasa Lainnya v
Swakelola Organisasi Masyarakat Jasa Konsultansi v
Tender Jasa Lainnya v
Tender Pengadaan Barang v
Tender Pekerjaan Konstruksi v
Tender Cepat Pengadaan Barang v
Tender Cepat Jasa Lainnya v
Lelang Umum Pekerjaan Konstruksi v
(%) nilai capaian fisik per paket kegiatan didapat dari perbandingan antara
realisasi fisik dan rencana fisik dikali bobot paket pekerjaan.
Untuk melihat detail komponen di paket pekerjaan bisa dilakukan dengan klik
“lihat komponen”. Berikut adalah contoh detail komponen pada paket pekerjaan
“Honorarium Pembinan I dan II”.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 10
Aplikasi E-Performance
Nilai (%) Capaian fisik diperoleh dari = (rencana fisik/realisasi fisik) x bobot
komponen.
Nilai rencana fisik mengambil dari data e-project. Berikut merupakan tambilan
rencana penyerapan kegiatan untuk paket pekerjaan “Honorarium Pembinan I
dan II”.
Sedangkan nilai realisasi fisik mengambil dari data edelivery. Nilai realisasi untuk
komponen pembina I sebanyak 2. Berikut merupakan data realisasi di edelivery.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 11
Aplikasi E-Performance
Contoh perhitungan progres fisik kontrak (paket) untuk paket pekerjaan “Sewa
Jaringan Local Link Untuk 1 Unit CCTV 3 Mbps - Pengadaan Langsung - Jasa Lainnya”
bulan Februari di Dinas Kebersihan dan Ruag Terbuka Hijau.
Data (%) Rencana Fisik dan (%) Realisasi Fisik diambil dari eDelivey sebagai
berikut. Berikut merupakan rencana realisasi fisik untuk bulan Januari dan
Februari.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 12
Aplikasi E-Performance
Sedangkan data realisasi fisik diambil berdasarkan tanggal SP2D sehingga sampai
bulan Februari 2019 hanya ada realisasi terhadap pembayaran termin 1 seperti
pada gambar berikut karena status SP2D untuk termin 2 terjadi di bulan Maret.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 13
Aplikasi E-Performance
Catatan :
Terhadap Paket Pekerjaan Kontrak jika status kontrak "putus" maka realisasi
pada bulan tersebut adalah 50%.
Target volume komponen yang digunakan dalam perhitungan adalah target
volume komponen yang sudah terverifikasi (pembulatan ke bawah). Adapun
volume komponen yang terverifikasi adalah volume dengan jenis pekerjaan
Pengadaan Barang dan Penunjang.
Daftar rekening yang termasuk dalam kategori tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 14
Aplikasi E-Performance
Terlihat bahwa untuk komponen snack no 5 alokasi volume yang terentri di
eproject bulan Februari yaitu 3.625 maka di eperformance akan tampil seperti
berikut.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 15
Aplikasi E-Performance
bandingkan target output kegiatan maka capaian output kegiatan sebesar
realisasi dibagi dengan target output kegiatan.
Keterangan:
c. Aspek Waktu
Untuk pegawai level 4, Nilai Aspek Waktu dihitung berdasarkan kesesuaian
antara waktu pelaksanaan output kegiatan dengan jadwal rencana pelaksanaan
output kegiatan. Untuk pegawai level 1, level 2 dan level 3, Nilai Aspek Waktu
dihitung dari Rata-rata Nilai Aspek Waktu bawahannya.
Keterangan:
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 16
Aplikasi E-Performance
Kriteria Realisasi kegiatan Rencana kegiatan Capaian kegiatan
1 0 0 100%
2 lebih dari 0 0 100%
3 0 1 0%
4 lebih dari 0 lebih dari 0 100%
* Capaian waktu realisasi kegiatan dihitung akumulasi dari bulan sebelumnya
artinya waktu pelaksanaan dan jadwal rencana kegiatan akumulasi dari
bulan sebelumnya. Jika ada rencana kegiatan maka bernilai 1 dan jika tidak
ada rencana maka bernilai 0. Jika pada bulan sebelumnya dalam 1 tahun
terdapat realisasi maka triwulan selanjutnya nilainya 100%.
Berikut merupakan contoh rencana dan realisasi waktu untuk Kegiatan “Monitoring
Dan Pengendalian Kegiatan Pembangunan” Bagian Administrasi Pembangunan yang
terdapat di monev bappeko.
Sehingga hasil perhitungan capaian waktu sesuai data monev tersebut adalah
Bulan Januari Februari Maret
Rencana kegiatan 0 72 72
Realisasi kegiatan 0 72 72
Capaian Waktu 100% 1/1=100% 2/2=100 %
Sehingga nilai aspek waktu untuk bulan Januari yang mucul di aplikasi eperformance
adalah sebagai berikut.
Aplikasi E-Performance
Nilai aspek waktu untuk bulan Januari 0 karena tidak ada rencana dan realisasi di
bulan tersebut.
3.4.1.1 Framework Cascading Aspek Mutu Pada Pengukuran Kinerja Pegawai Negeri Sipil
Kota Surabaya
General Framework pengukuran Kinerja Pegawai di Lingkungan Pemerintah
Kota Surabaya dibangun dengan mengembangkan framework cascading,yaitu
merupakan mekanisme deployment yang disesuaikan dengan kondisi pengukuran
kinerja pegawai Pemerintah Kota Surabaya saat ini dengan beberapa perbaikan.
Framework general ini melalui serangkaian kegiatan termasuk didalamnya metode
FocusGroup Discussion (FGD) dengan tenaga ahli dikarenakan framework ini haruslah
disesuaikan dengan conceptual thinking dan kondisi Pemerintah Kota Surabaya saat
ini, termasuk dokumen yang diperlukan dan peraturan yang ada. Mekanisme
deploymentdimulai dari Visi – Misi – Sasaran Kota – Sasaran Kota sampai dengan
level terendah.
Sasaran Kota diimplementasikan sebagai Sasaran SKPD, yang dikemudian di-
deploy menjadi Sasaran SKPD, Kegiatan, Kegiatan dan Sub Kegiatan. Terdapat dua
macam Kegiatan, yaitu Kegiatan Budgeter dan Kegiatan Non Budgeter. Kegiatan
Budgeter yaitu kegiatan yang telah dianggarkan dari sisi cost. Kegiatan Budgeter akan
ter-deploy menjadi Sub Kegiatan dan memiliki Operasional Plan sebagai komponen
yang mendeskripsikan Sub Kegiatan. Kegiatan NonBudgeter yaitu kegiatan yang tidak
teranggarkan. Jenis kegiatan ini tidak ter-deploy menjadi Sub Kegiatan, tetapi
langsung di-deploy menjadi Aktivitas Eselon 4 dan Aktivitas Staf. Sub kegiatan
diturunkan dari Kegiatan Budgeter.
Sub kegiatan memiliki beberapa komponen, yaitu komponen 5W + 1H (What,
When, Who, Where dan, How, yang dijelaskan dengan Why) dan komponen
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 18
Aplikasi E-Performance
Operasional. Detail dari Sub Kegiatan dan komponennya terintegrasi dalam sistem
Operasional Plan. Komponen Operasional yaitu Tahapan Perencanaan, Tahapan
Pelaksanaan Monitoring dan Tahapan Pelaporan Evaluasi. Gambar 3.2 di bawah ini
akan menjelaskan mengenai General Framework untuk Pengukuran Kinerja Pegawai
Negeri Sipil Kota Surabaya.gggggggggg ggggggggggggggggggggggggggggg
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 19
Aplikasi E-Performance
Sub Kegiatan
Visi Kota Misi Kota Tujuan Kota Sasaran Kota Program Kota Kegiatan Kota
Kota
Gambar 3. 2 General Framework untuk Pengukuran Kinerja Pegawai Negeri Sipil Kota Surabaya
3 - 20
3.4.1.2 Struktur Leveling Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya
Struktur jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya secara
umum dibagi menjadi 3 Level jabatan menyesuaikan dengan struktur organisasi masing-
masing PD. Struktur organisasi untuk masing-masing jabatan telah diatur dalam
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Surabaya. Sistem level untuk Pegawai struktural adalah
Level I, Level II dan Level III, sebagaimana tercantum dalam gambar 3.3 di bawah ini,
sedangkan untuk staf adalah Level IV.
Level I 1
Level II 2 2
Level III 3 3 3
Level IV 4 4 4 4 4
Gambar 3.3
Sistem PeLevelan Pegawai Struktural dan Staf
di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya
1. Pegawai Level I
Tabel 3.2
Rincian Pegawai Level II
di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya
No Jabatan Jumlah Jabatan
1 Inspektur Pembantu Wilayah Pada Inspektorat 4
2 Sekretaris pada Inspektorat 1
3 Sekretaris pada Badan 4
4 Sekretaris pada Dinas 21
5 Sekretaris pada Satuan 1
6 Sekretaris pada Kecamatan 31
7 Kepala Bidang Pada Badan 12
8 Kepala Sub Bagian pada Bagian 29
9 Kepala Bidang Pada Dinas 74
10 Kepala Bidang Pada Satuan 3
11 Kepala UPTD 7
12 Kepala Bagian Pada Sekretariat DPRD 3
13 Kepala Seksi Pada Kecamatan 150
14 Lurah 154
Jumlah 494
Pegawai Level III adalah PNSD di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya yang
menjabat sebagaimana terlihat pada tabel 3.3 di bawah ini :
Tabel 3.3
Rincian Pegawai Level III
di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya
No Jabatan Jumlah
Jabatan
1 Kepala Sub Bidang Pada Badan 28
2 Kepala Sub Bagian Umum dan KePegawaian Pada 3
Badan
3 Kepala Sub Bagian Umum dan KePegawaian Pada 21
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 22
Aplikasi E-Performance
No Jabatan Jumlah
Jabatan
Dinas
4 Kepala Sub Bagian Umum dan KePegawaian Pada 1
Satuan
5 Kepala Sub Bagian TU dan KePegawaian Pada 1
Sekretariat DPRD
6 Kepala Sub Bagian TU pada UPTD 5
7 Kepala Sub Bagian Pada Inspektorat 3
8 Kepala Sub Bagian Pada Sekretariat DPRD 5
9 Kepala Sub Bagian Pada Dinas 8
10 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 31
11 Kepala Seksi Pada Dinas 184
12 Kepala Seksi Pada Satuan 6
13 Sekretaris pada Kelurahan 154
Total 450
Jabatan Staf
Gambar 3.4
Struktur Jabatan Staf di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya
Jabatan Fungsional pada Bidang Kesehatan dibagi menjadi dua jenis jabatan yaitu
jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan. Jabatan
fungsional keahlian adalah Jabatan fungsional kualifikasi professional yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang keahliannya, sedangkan jabatan fungsional keterampilan
adalah Jabatan fungsional kualifikasi teknisi atau penunjang professional yang
pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis di
satu bidang ilmu pengetahuan atau lebih.
3.4.1.3 Deployment
Struktur deployment dimulai dari penurunan indikator Visi dan Misi Pemerintah
Kota Surabaya menjadi Sasaran Kota dan Sasaran Kota. Sasaran Kota diimplementasikan
sebagai Sasaran PD. Sasaran PD di-deploy menjadi Sasaran PD, Kegiatan PD, Kegiatan
dan Sub Kegiatan. Tanggung jawab dan tipe kontribusi masing-masing level jabatan
dapat dijelaskan sebagai berikut:
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 26
Aplikasi E-Performance
No Level Pegawai Tanggung Jawab Status
4 Pegawai Level 4 Indikator Sub Kegiatan Partly Contribution
Pegawai Level 1
Pegawai Level 1 terdiri dari Kepala Badan/ Bagian/ Dinas/ Satuan/ Inspektur/
Sekretaris DPRD dan Camat di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya. Pegawai
Level 1 akan memiliki tanggung jawab secara penuh (fully contribution) pada
Indikator Tujuan Perangkat Daerah (PD) dan secara sebagian (partly
contribution) pada Indikator Sasaran PD. Nilai bobot tanggung jawab Pegawai
level 1 ini nantinya akan digunakan sebagai rumus perhitungan nilai Aspek Mutu
untuk Level 1 pada triwulan 4.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 28
Aplikasi E-Performance
Aktivitas pegawai Support Contribution 10%
Khusus sekretariat daerah pada perhitungan nilai akhir diambil dari rata-rata
seluruh PD yang diampuh kecuali Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Mohammad
Soewandhie Kota Surabaya, Rumah Sakit Umum Daerah Bhakti Dharma Husada
Kota Surabaya, dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota
Surabaya.
Pegawai Level 2
Pegawai Level 2 terdiri dari sekretaris Inspektorat, Inspektur Pembantu,
Sekretaris Badan, Sekretaris Dinas, Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja, Kepala
Bidang, Kepala Sub Bagian pada Sekretaris Daerah, Sekretaris Kecamatan, Kepala
Seksi Kecamatan, Lurah, Kepala UPTD yang mengelola anggaran. Pegawai Level 2
akan memiliki tanggung jawab secara penuh (fully contribution) pada Indikator
Sasaran PD dan Indikator Program PD, serta memberikan support (support
contribution) pada Indikator Tujuan PD, Rata-rata Nilai Kinerja Pegawai Level 3,
dan Aktivitas Pegawai tersebut. Nilai bobot tanggung jawab Pegawai level 2 ini
nantinya akan digunakan sebagai rumus perhitungan nilai Aspek Mutu untuk
Level 1 pada triwulan 4.
Pegawai Level 3
Pegawai Level 3 terdiri dari Kepala Sub Bagian pada Inspektorat, Kepala Sub Bidang,
Kepala Seksi pada Satuan Polisi Pamong Praja, Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian pada Dinas/ badan/ Kecamatan, Sekretaris Kelurahan. Pegawai Level 3
akan memiliki tanggung jawab secara penuh (fully contribution) pada Indikator
Program PD dan Indikator Output Kegiatan, serta memberikan support (support
contribution) pada Indikator Tujuan PD, Rata-rata Nilai Kinerja Pegawai Level 4, dan
Aktivitas Pegawai. Nilai bobot tanggung jawab Pegawai level 3 ini nantinya akan
digunakan sebagai rumus perhitungan nilai Aspek Mutu untuk Level 3 pada triwulan
4.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 29
Aplikasi E-Performance
Tabel 3. 8 Tanggung Jawab Pegawai Level 3
Pegawai Level 3
Tanggung Jawab Kontribusi Bobot
Indikator Program PD Fully Contribution 35%
Indikator Output Kegiatan Fully Contribution 35%
Indikator Tujuan PD Support Contribution 10%
Rata-rata Nilai Kinerja Pegawai Level 4 Support Contribution 10%
Aktivitas Pegawai Support Contribution 10%
Pegawai Level 4
Pegawai level 4 terdiri dari Kepala UPTD yang tidak mengelola anggaran, Kepala Sub
Bagian Keuangan pada Dinas/ Badan/ Kecamatan, Kepala Seksi Kelurahan dan staf.
Pada triwulan 1, 2, dan 3 pegawai level 4 akan memiliki tanggung jawab secara
sebagian (partly contribution) pada Indikator Progres Fisik Kegiatan dan Aktivitas
Staf, serta memberikan support (support contribution) pada Indikator Output
Kegiatan. Sedangkan pada triwulan 4, pegawai level 4 akan memiliki tanggung
jawab secara penuh (fully contribution) pada Indikator Progres Fisik Kegiatan dan
Aktivitas Staf, tanggung jawab secara sebagian (partly contribution) pada Indikator
Output Kegiatan serta memberikan support (support contribution) pada Indikator
Tujuan PD.Pegawai Level 4 akan memiliki tanggung jawab secara sebagian (partly
contribution) pada Indikator Sub Kegiatan dan Tahapan Output, serta secara penuh
(fully contribution) pada Aktivitas Staf. Penilaian aspek mutu pada Pegawai level 4
berbeda dengan nilai aspek mutu Pegawai 1, 2, maupun 3. Staff memiliki dua jenis
tanggung jawab, yaitu tanggung jawab level 4 di triwulan 1,2, dan 3 serta tanggung
jawab level 4 di triwulan 4.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 30
Aplikasi E-Performance
3.4.1.4 Opsplan
Operational plan digunakan untuk mengidentifikasi sistem atau komponen
yang nantinya akan digunakan untuk menjelaskan sub kegiatan. Sub Kegiatan di-
deploy dari Sasaran Sasaran PD- Kegiatan PD, dan Kegiatan PD.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 31
Aplikasi E-Performance
Kegiatan Sub Kegiatan Komponen 5W + 1H
Komponen
Output operasional (+
komponen ‘when’ )
3 - 32
Pada gambar 4.4 dijelaskan bahwa sub kegiatan memiliki komponen yang
menjelaskan detail dari sub kegiatan yaitu 5W+1H (What, when,why, who, where,
and how) dan komponen operasional.
a. Komponen What akan menjelaskan mengenai detail apa Sub Kegiatan yang
akan dilakukan dan target output dari Sub Kegiatan. Penjelasan tersebut juga
mempertimbangan mengapa Sub Kegiatan harus dilakukan dan penjelasan
mengenai pertimbangan tersebut. Berikut merupakan tampilan aspek what
pada opsplan:
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 33
Aplikasi E-Performance
c. Komponen Who akan menjelaskan mengenai siapa pelaksana dari Sub
Kegiatan, atasan dan penerima intervensi Sub Kegiatan tersebut, dan
penjelasan alasan penerima tersebut dipilih. Berikut merupakan tampilan
aspek Who pada opsplan:
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 34
Aplikasi E-Performance
Gambar 3.10 Aspek How Pada Operational Plan
1. Duplikasi Poin:
a. Pegawai yang mengisi aktifitas adalah semua pegawai baik struktural
maupun staf. Untuk pegawai tingkat 1, 2 dan 3 wajib mengisi aktivitas baik
sesuai list aktivitas manajerial yang telah disediakan maupun tambahan
aktivitas baru (create sendiri) dan mendapatkan tambahan poin sebesar
capaian poin aktifitas dari bawahan langsung sejumlah poin aktifitas yang
disetujui, dan untuk level 4 mendapatkan poin sebesar aktivitas yang
disetujui oleh atasan. Secara perhitungan aktivitas level 1, 2 dan 3 didapat
langsung dari level bawahan. Namun secara approval aktivitas menggunakan
tingkat. Khusus untuk tingkat 2 yang tidak punya kegiatan (dianggap sebagai
level 4) seperti Kepala Sub Bagian Keuangan, Kepala UPTD yang tidak punya
kegiatan, Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD, Kepala Seksi di Kelurahan.,
maka dihitung dari aktivitas yang telah diinputkan pada aplikasi
ePerformance (artinya bukan rata-rata aktivitas bawahan).
b. Untuk penugasan yang tidak lintas kegiatan, poin aktifitas selain diperoleh
pegawai yang bersangkutan, maka poin aktifitas juga akan terduplikasi pada
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 35
Aplikasi E-Performance
atasan langsung, Pegawai yang memiliki kegiatan (Level 2) dan Kepala PD
(Level 1). Alur duplikasi poin aktifitasnya adalah sebagai berikut:
Alur Approval
2
Alur Duplikasi Poin
2
3 3
3 3
4 4 4 4
4 4 4 4
Gambar 3.11
Alur Duplikasi Poin Capaian Aktifitas Yang Disetujui
(Non Lintas Kegiatan)
Catatan :
Penugasan untuk Kepala Kelurahan, Sekretaris Kelurahan, dan Kepala Seksi
Kelurahan dari log in atasan langsung atau login Kepala Seksi Kecamatan.
c. Khusus untuk penugasan yang lintas kegiatan, poin aktifitas selain diperoleh
pegawai yang bersangkutan, maka poin aktifitas juga akan terduplikasi pada
Pegawai yang memberikan penugasan/ memiliki kegiatan (Level 2) dan
kepala SKPD (Level 1), dan tidak terduplikasi pada atasan langsung (Atasan
Langsung hanya melakukan proses approval) .
Lintas Kegiatan 1
Alur Penugasan
Alur Approval
2
Alur Duplikasi Poin
2
3 3
3 3
4 4 4 4
4 4 4 4
Gambar 3.12
Alur Duplikasi Poin Capaian Aktifitas Yang Disetujui (Lintas Kegiatan)
Penilaian perilaku kerja dilakukan secara random dengan metode penilaian sebagai
berikut:
1. Sekretaris Daerah menilai seluruh asisten Sekretaris Daerah
Sekretaris
Daerah
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 38
Aplikasi E-Performance
Sekretaris
Daerah
Asisten 2
Asisten 1 Asisten 3
3. Pegawai Tingkat I menilai asisten Sekretaris Daerah dan Pegawai Tingkat II secara
acak
Asisten
2 2
4. Pegawai Tingkat II menilai atasan langsung (Pegawai Tingkat I), rekan selevel dan
bawahan (Tingkat III)
1
2 2
3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
5. Pegawai Tingkat III menilai oleh atasan (Tingkat II), rekan selevel dan bawahan
(Tingkat IV)
1
2 2
3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
6. Pegawai Tingkat IV menilai oleh atasan (Tingkat III) dan rekan selevel
2 2
3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 40
Aplikasi E-Performance
sesuai dengan hasil penilaian prestasi kerja di PD/Unit Kerja tempat bertugas yang
lama dan di PD/Unit Kerja tempat bertugas yang baru sesuai persentase waktu
bertugas.
2. Perhitungan pegawai mutasi dan perubahan jabatan staf dalam satu Triwulan jika di
Perangkat Daerah yang lama aktif 1 bulan maka perhitungan nilai akhir pada
Eperformance adalah nilai akhir perbulan x 1/3. Jika aktif 2 bulan maka nilai akhir
perbulan x 2/3.
Keterangan: untuk perhitungan pegawai mutasi sudah diifasilitasi diaplikasi
Eperformance sedangkan untuk perubahan jabatan staf maka PD melakukan
perhitungan sendiri sesuai ketentuan lain no 2.
3. Untuk Kepala Sub Bagian Keuangan beserta staf secara proses perhitungan seluruh
aspek dianggap level 4 dan atasan levelnya adalah Kepala Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian, karena Kepala Sub Bagian Keuangan tidak punya kegiatan, maka
dilibatkan disemua kegiatan pada Perangkat Daerah.
4. Kepala PD/Unit Kerja melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pemberian uang kinerja di PD/Unit Kerja masing-masing.
5. Perhitungan untuk pegawai yang Cuti/ Pensiun/ Mutasi/PLH/PLT per 15 hari
kalender. Contoh:
- Kodir cuti tanggal 15 mei sampai juni maka Kodir dinilai (mendapat uang kinerja)
pada bulan april.
- Pudiman pensiun tanggal 2 april maka Pudiman tidak dinilai (tidak mendapat uang
kinerja) mulai bulan april dan seterusnya.
keterangan: Perhitungan nilai akhir pada ePerformance khusus untuk pegawai
Cuti Haji pada satu Triwulan hanya mendapatkan 2 bulan.
Catatan : Untuk pegawai yang meninggal pada tanggal berapa pun tetap akan
mendapatkan uang kinerja pada bulan tersebut, sesuai dengan jumlah hari
melakukan aktivitas.
6. Ketika ada pegawai mutasi maka capaian aktivitasi pada bulan tersebut akan
diakumulasi untuk perhitungan uang kinerja di PD yang bersangkutan. Contoh :
- Ahmad mutasi dari PD A ke PD B pada tanggal 10 Oktober. Capaian Aktivitas
Ahmad di PD A sebesar 3060 sedangkan capaian aktivitas Ahmad di PD B sebesar
8000 maka capaian aktivitas Ahmad bulan Oktober sebesar 11.060 (akumulasi
dari capaian aktivitas di PD A dan PD B). Uang kinerja Ahmad pada bulan Oktober
akan diberikan di PD B
- Sri Endah mutasi dari PD X ke PD Y pada tanggal 16 Oktober. Capaian Aktivitas Sri
Endah di PD X sebesar 5080 sedangkan capaian aktivitas Sri Endah di PD Y
sebesar 5000 maka capaian aktivitas Sri Endah bulan Oktober sebesar 10.080
(akumulasi dari capaian aktivitas di PD X dan PD Y). Uang kinerja Sri Endah pada
bulan Oktober akan diberikan di PD X
7. Untuk seluruh pegawai dilingkungan Pemerintah Kota Surabaya sesuai dengan Surat
Edaran Walikota wajib mengisi aktivitas harian pada aplikasi ePerformance. Namun
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 41
Aplikasi E-Performance
untuk tingkat 1, 2, dan 3 yang mempunyai kegiatan capaian aktivitas dihitung
berdasarkan aktivitas yang telah disahkan oleh atasan. Sedangkan pegawai tingkat 2
yang tidak punya kegiatan (dianggap sebagai level 4) seperti Kepala Sub Bagian
Keuangan, Kepala UPTD yang tidak punya kegiatan, Kepala Sub Bagian Tata Usaha
UPTD, Kepala Seksi di Kelurahan, maka aktivitasnya dihitung sesuai aktivitas yang
telah diinputkan pada aplikasi ePerformance (artinya bukan rata-rata aktivitas
bawahan).
8. Khusus sekretariat daerah pada perhitungan nilai akhir diambil dari rata-rata seluruh
PD yang diampuh kecuali Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Mohammad
Soewandhie Kota Surabaya, Rumah Sakit Umum Daerah Bhakti Dharma Husada Kota
Surabaya, dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah Kota Surabaya.
|
Tim Evaluasi Penyusunan dan Pengembangan Manajemen Kinerja Terpadu 3 - 42
Aplikasi E-Performance