Anda di halaman 1dari 23

Selamat datang pada E-Learning Universitas Terbuka Font size: A A A

En
Aktivasi Panduan

Bookmarks Search courses NURHARIS


Hide sidebars

DashboardMy courses ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH 12 Sesi 7 Diskusi.7

Search forums
Course dashboard

Course dashboard

Your post was successfully added. ×


You have 1 hour to edit it if you want to make any changes.

Diskusi.7
Settings

Display replies in nested form

Diskusi.7
Wednesday, 9 September 2020, 8:08 PM

Sebelum berdiskusi silahkan unduh PP No 12 tahun 2017 Tentang Pengawasan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

http://peraturan.go.id/pp/nomor-12-tahun-2017.html

Selanjutnya perhatikan video berikut ini:


dan diskusikan :

Bagaimanakah pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh masyarakat menurut PP No 12 tahun
2017? Kemudian jelaskan kelebihan dan kekurangannya

Permalink Reply

Re: Diskusi.7
by FUAD FARDIANSYAH 041654007 - Monday, 9 November 2020, 9:39 AM

Bagaimanakah pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh masyarakat


menurut ? Kemudian jelaskPP No 12 tahun 2017 kelebihan dan kekurangannya

Pemerintah kembali mengeluarkan peraturan perundang-undangan berkaitan dengan pengawasan


penyelenggaraan pemerintahan daerah. Peraturan tersebut yakni Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017
tentang Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah yang ditandatangani oleh Presiden Republik
Indonesia Joko Widodo pada 5 April 2017.

PP tersebut ditetapkan sebagai bentuk melaksanakan ketentuan Pasal 353 dalam rangka memberi kepastian hukum
terhadap tata cara pengenaan sanksi administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 383 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Menurut PP ini, pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah:

a. provinsi, dilaksanakan oleh:

1. Menteri, untuk pembinaan umum; dan

2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pembinaan teknis; b. kabupaten/kota,


dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum dan teknis.

Pembinaan umum sebagaimasa dimaksud meliput:

a. pembagian urusan pemerintahan;

b. kelembagaan daerah;

c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;

d. keuangandaerah;

e. pembangunan daerah;

f. pelayanan publik di daerah;

/
g. kerja sama daerah;

h. kebljakan daerah;

i. kepala daerah dan DPRD; dan

j. bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.


Hide sidebars

Adapun pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk: a. provinsi, dilaksanakan oleh:
1. Menteri, untuk pengawasan umum; dan 2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk
pengawasan teknis; b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk
pengawasan umum dan teknis. Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi: a. pembagian urusan
pemerintahan; b. kelembagaan daerah; c. kepegawaian pada Perangkat Daerah; d. keuangan daerah; e.
pembangunan daerah; f. pelayanan publik di daerah; g. kerja sama daerah; h. kebijakan daerah; i. kepala daerah
Course dashboard

dan DPRD; dan j. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan
terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.

Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud meliputi: a. capaian standar pelayanan minimal atas pelayanan dasar;
b. ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketaatan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren;
c. dampak pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah; dan d.
akuntabilitas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dalam pelaksanaan urusan pemerintahan
konkuren di daerah.“Selain melakukan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi, Menteri dan
menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan
pengawasan atas pelaksanaan pengawasan yang menjadi tugas gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat,” bunyi
Pasal 10 ayat (5) PP ini.

Kelebihan PP No 12 tahun 2017

Menurut PP ini, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan
ketentuan: untuk pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi
dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pengawasan umum,
Menteri menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan
secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah
nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-
masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif, dan
untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian teknis masing-masing sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan APIP di
lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.

Adapun mengenai pengawasan oleh DPRD, menurut PP ini, bersifat kebijakan. Pengawasan oleh DPRD
sebagaimana dimaksud meliputi: a. pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah; b. pelaksanaan
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan c. pelaksanaan
tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud, DPRD mempunyai hak: a. mendapatkan laporan hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan; b. melakukan pembahasan terhadap laporan hasil pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan; c. meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan; dan d. meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai
dengan ketentuan peraturan penrndang-undangan.

“Kepala daerah, wakil kepala daerah, dan kepala Perangkat Daerah wajib melaksanakan tindak Lanjut hasil
pembinaan dan pengawasan.,” bunyi Pasal 27 ayat (1) PP ini.

PP ini menegaskan, Kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah yang melakukan pelanggaran
administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijatuhi sanksi administratif oleh oleh Presiden, Menteri,
dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sesuai dengan kewenangannya setelah dilakukan verifikasi dan/atau
pemeriksaan secara teliti, objektif, dan didukung dengan data, informasi, dan/atau dokumen lainnya yang berkaitan
dengan dugaan pelanggaran dimaksud.

“Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat (3) PP
ini.
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud terdiri atas: a. teguran tertulis; b. tidak dibayarkan hak keuangan selama
3 (tiga) bulan; c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan; d. penundaan evaluasi rancangan
peraturan daerah; e. pengambilalihan kewenanganperiainan; f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum
dan/atau dana bagi hasil; g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan; h.
pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan; dan/atau i. pemberhentian.

kekurangan PP No 12 tahun 2017

Gubernur sebagai WPP belum mampu melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan menteri
teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai dengan
kewenangan masing-masing dengan berkoordinasi kepada gubernur sebagai WPP; atau b. Gubernur sebagai WPP
tidak melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Referensi

PP 12 Tahun 2017 Nomor: 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah.

BMP ADPU 4440 ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH

/
Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by JAINUDDIN 030782019 - Monday, 9 November 2020, 10:21 AM
Hide sidebars

-Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan ketentuan: untuk
pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pengawasan umum, Menteri
menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara
efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah
nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-
Course dashboard

masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif, dan
untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian teknis masing-masing sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan APIP di
lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.

Adapun mengenai pengawasan oleh DPRD, menurut PP ini, bersifat kebijakan. Pengawasan oleh DPRD
sebagaimana dimaksud meliputi: a. pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah; b. pelaksanaan
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan c. pelaksanaan
tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud, DPRD mempunyai hak: a. mendapatkan laporan hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan; b. melakukan pembahasan terhadap laporan hasil pemeriksaan Badan
Pemeriksa Keuangan; c. meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan; dan d. meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai
dengan ketentuan peraturan penrndang-undangan.

“Kepala daerah, wakil kepala daerah, dan kepala Perangkat Daerah wajib melaksanakan tindak Lanjut hasil
pembinaan dan pengawasan.,” bunyi Pasal 27 ayat (1) PP ini.

PP ini menegaskan, Kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah yang melakukan pelanggaran
administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijatuhi sanksi administratif oleh oleh Presiden, Menteri,
dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sesuai dengan kewenangannya setelah dilakukan verifikasi dan/atau
pemeriksaan secara teliti, objektif, dan didukung dengan data, informasi, dan/atau dokumen lainnya yang berkaitan
dengan dugaan pelanggaran dimaksud.

“Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat (3) PP
ini.

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud terdiri atas: a. teguran tertulis; b. tidak dibayarkan hak keuangan selama
3 (tiga) bulan; c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan; d. penundaan evaluasi rancangan
peraturan daerah; e. pengambilalihan kewenanganperiainan; f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum
dan/atau dana bagi hasil; g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan; h.
pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan; dan/atau i. pemberhentian.

“Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,” bunyi Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor:
12 Tahun 2017
-kekurangan dan kelebihan PP No 12 tahun 2017.
masing-masing dengan berkoordinasi kepada gubernur sebagai WPP; atau b. Gubernur sebagai WPP tidak
melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Referensi :BMP ADPU 4440 ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH.

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by DEDY KURDI 030211314 - Monday, 9 November 2020, 11:54 AM

Diskusi 7
Nama : Dedy Kurdi
Nim : 030211314
UPBJJ : Manado

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah terdiri atas pembinaan dan
pengawasan umum serta pembinaan dan pengawasan teknis penyelenggaraan Pemerintahan Daerah karena
esensi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah merupakan pencerminan pelaksanaan urusan pemerintahan oleh
daerah. Pembinaan dan pengawasan umum dilakukan oleh Menteri guna mendukung pelaksanaan urusan
pemerintahan oleh daerah agar dapat berjalan efisien dan efektif.
Adapun pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah menurut PP No.12 Tahun 2017, untuk :
a. Provinsi dilaksanakan oleh
1) Menteri untuk pengawasan Umum,
2) Menteri teknis/ Kepala Lembaga Pemerintah nonkementerian, untuk pengawasan teknis.
b. Kabupaten /Kota dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat untuk pengawasan umum dan
teknis.
Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi :
Pembagian susunan Pemerintahan
Kelembagaan Daerah
Kepegawaian pada perangkat Daerah

/
Keuangan Daerah
Pembangunan Daerah
Pelayanan Publik di Daerah
Kerja sama Daerah
Kepala Daerah dan DPRD
Untuk pengawasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan
Bentuk pengawasan pemerintah daerah yang dilakukan oleh masyarakat, bentuk pengawasan pemerintahan
daerah bukan hanya dilakukan oleh aparatur pemerintah pusat saja, melainkan justru pengawasan pemerintahan
daerah tentunya akan melibatkan pengawasan daera OPD / Pemerintah Desa bahkan masyarakat mempunyai
Hide sidebars

hak dan kewajiban untuk menilai dari pada rancangan peraturan atau peundang – undangan yang nantinya
digunakan jalannya penyelenggaraan pemerintah daerah khususnya sesauai Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun
2017.
Hasil pengamatan yang terdapat pada Video yang menayangkan, bagaimana rancangan dan rencana kegiatan
Pemerintahan daerah Kabupaten madiun, yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menilai
tentang kinerja Pemerintah Daerah ataupun dengan melakukan pengaduan dengan melalui surat pengaduan
Course dashboard

dengan relevan, agar bisa ditindak lanjuti oleh penegak hukum. Sehingga Jalannya Pemerintahan daerah
Kabupaten Madiun sesuai dengan misinya, yaitu dengan terwujudnya kabupaten Madiun yang aman, mandiri dan
berahlak.

BMP : ADPU4440

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by BAGUS PRATOMO 030193452 - Monday, 9 November 2020, 11:55 AM

PP 12 tahun 2017 tentang pembinaan dan pengawasan pemerintahan daerah yang ditandatangani oleh presiden
Joko Widodo pada 5 April 2017 ,
PP ini menjelaskan bahwa pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah:
a. provinsi, dilaksanakan oleh:
1. Menteri, untuk pembinaan umum; dan
2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pembinaan teknis;

b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum dan teknis.

Pembinaan umum sebagaimana dimaksud meliput:


a. pembagian urusan pemerintahan;
b. kelembagaan daerah;
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;
d. keuangandaerah;
e. pembangunan daerah;
f. pelayanan publik di daerah;
g. kerja sama daerah;
h. kebljakan daerah;
i. kepala daerah dan DPRD; dan
j. bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pembinaan teknis dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke
daerah provinsi. Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/kota.

Adapun pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk:


a. provinsi, dilaksanakan oleh:
1. Menteri, untuk pengawasan umum; dan
2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pengawasan teknis;

b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pengawasan umum dan
teknis.

Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi:


a. pembagian urusan pemerintahan;
b. kelembagaan daerah;
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;
d. keuangan daerah;
e. pembangunan daerah;
f. pelayanan publik di daerah;
g. kerja sama daerah;
h. kebijakan daerah;
i. kepala daerah dan DPRD; dan
j. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan
terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.

Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud meliputi:


a. capaian standar pelayanan minimal atas pelayanan dasar;
b. ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketaatan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren;
c. dampak pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah; dan
d. akuntabilitas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dalam pelaksanaan urusan pemerintahan
konkuren di daerah.

“Selain melakukan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi, Menteri dan menteri teknis/kepala
lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan pengawasan atas
pelaksanaan pengawasan yang menjadi tugas gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat,” bunyi Pasal 10 ayat (5)
PP ini.

Menurut PP ini, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan

/
ketentuan: untuk pembinaan umum.

Di dalam video dijelaskan ,dalam setiap penyelenggaraan pemerintah,masyarakat bisa memberikan penilaian
tentang kinerja pemerintah daerah ataupun dengan melakukan pengaduan. Namun, dalam melakukan pengaduan,
hal ini juga harus sesuai dengan ketentuan, seperti nama asal dan tujuan sehingga bisa ditindaklanjuti para aparat
penegak hukum. namun, jika tidak ada alamat yang jelas maka dianggap surat kaleng . Hal ini berdasarkan petunjuk
dari pemerintah pusat agar semua daerah memiliki pemahaman terhadap pengawasan pemerintah.

Pemerintah pusat ingin masyarakat tahu bagaimana mekanisme pengawasan dan penyelenggaraan pemerintah
Hide sidebars

pusat.

Kelebihan PP 12 Tahun 2017

Menurut PP ini, untuk pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan
fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pengawasan umum,
Course dashboard

Menteri menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan
secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah
nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-
masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif, dan
untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian teknis masing-masing sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan APIP di
lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.

Kekurangan PP 12 tahun 2017

PP ini menegaskan, Kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah yang melakukan pelanggaran
administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijatuhi sanksi administratif oleh oleh Presiden, Menteri,
dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sesuai dengan kewenangannya setelah dilakukan verifikasi dan/atau
pemeriksaan secara teliti, objektif, dan didukung dengan data, informasi, dan/atau dokumen lainnya yang berkaitan
dengan dugaan pelanggaran dimaksud.

“Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat (3) PP
ini.

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud terdiri atas:


a. teguran tertulis;
b. tidak dibayarkan hak keuangan selama 3 (tiga) bulan;
c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan;
d. penundaan evaluasi rancangan peraturan daerah;
e. pengambilalihan kewenanganperiainan;
f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil;
g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan;
h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan; dan/atau
i. pemberhentian.

Gubernur sebagai Wakil pemerintah pusat belum mampu melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan
menteri teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai
dengan kewenangan masing-masing dengan berkoordinasi kepada gubernur sebagai Wakil pemerintah pusat

Referensi

Video diskusi 7

https://m.hukumonline.com/berita/baca/lt590afbe13e1a5/begini-isi-pp-pembinaan-dan-pengawasan-
penyelenggaraan-pemerintahan-daerah/

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by PUTRA MONDAH SINAMO 020227064 - Monday, 9 November 2020, 12:03 PM

Adapun pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk:


A. provinsi, dilaksanakan oleh:
1. Menteri, untuk pengawasan umum; dan
2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pengawasan teknis;
B. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pengawasan umum dan
teknis.

Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi:


a. pembagian urusan pemerintahan;
b. kelembagaan daerah;
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;
d. keuangan daerah;
e. pembangunan daerah;
f. pelayanan publik di daerah;
g. kerja sama daerah;
h. kebijakan daerah;
i. kepala daerah dan DPRD; dan
j. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan
terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.

Ketentuan penutup dari Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2017 tentang tentang Pembinaan dan Pengawasan

/
Pemerintahan Daerah diantaranya menyebutkan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Kelebihanya

Menurut PP ini, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan
ketentuan: untuk pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan
Hide sidebars

fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pengawasan
umum, Menteri menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan
dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan
efektif serta koordinatif, dan untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan
Course dashboard

kementerian teknis masing-masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah
nonkementerian menugaskan APIP di lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-
masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.

kekuranganya

Gubernur sebagai WPP belum mampu melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan menteri
teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai dengan
kewenangan masing-masing dengan berkoordinasi kepada gubernur sebagai WPP; atau b. Gubernur sebagai
WPP tidak melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk melakukan
Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by INDRA YUDISTIRA 030466326 - Monday, 9 November 2020, 4:00 PM

Assalamualaikum...
Mohon ijin berdiskusi...

Presiden Joko Widodo pada 5 April 2017 telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 12 Tahun 2017
tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
PP ini menjelaskan bahwa pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah:

a. provinsi, dilaksanakan oleh: .

1. Menteri, untuk pembinaan umum; Pembinaan umum sebagaimana dimaksud meliput: pembagian urusan
pemerintahan,. kelembagaan daerah, kepegawaian pada Perangkat Daerah, keuangan daerah, pembangunan
daerah, pelayanan publik di daerah, kerja sama daerah, kebijakan daerah, kepala daerah dan DPRD, dan bentuk
pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pembinaan teknis ; pembinaan teknis dilakukan
terhadap teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi. Pembinaan teknis
sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap tenis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah
kabupaten/kota.

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan ketentuan: untuk
pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pengawasan umum, Menteri
menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara
efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah
nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-
masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif, dan
untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian teknis masing-masing sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan APIP di
lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.
Adapun mengenai pengawasan oleh DPRD, menurut PP ini, bersifat kebijakan. Pengawasan oleh DPRD
sebagaimana dimaksud meliputi:
a. pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah;
b. pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
c. pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud, DPRD mempunyai hak:


a. mendapatkan laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan;
b. melakukan pembahasan terhadap laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan;
c. meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan kepada Badan Pemeriksa Keuangan;
d. meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan ketentuan
peraturan penrndang-undangan.

“Kepala daerah, wakil kepala daerah, dan kepala Perangkat Daerah wajib melaksanakan tindak Lanjut hasil
pembinaan dan pengawasan.,” bunyi Pasal 27 ayat (1) PP ini.
PP ini menegaskan, Kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah yang melakukan pelanggaran
administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijatuhi sanksi administratif oleh oleh Presiden, Menteri,
dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sesuai dengan kewenangannya setelah dilakukan verifikasi dan/atau
pemeriksaan secara teliti, objektif, dan didukung dengan data, informasi, dan/atau dokumen lainnya yang berkaitan
dengan dugaan pelanggaran dimaksud.
“Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat (3) PP
ini.
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud terdiri atas:
a. teguran tertulis;
b. tidak dibayarkan hak keuangan selama 3 (tiga) bulan;
c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan;

/
d. penundaan evaluasi rancangan peraturan daerah;
e. pengambilalihan kewenanganperiainan;
f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil;
g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan;
h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan;
i. pemberhentian.
“Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,” bunyi Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor:
12 Tahun 2017, yang telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasona H. Laoly pada 7 April 2017 itu.
Hide sidebars

Sekian terimakasih...

Permalink Show parent Reply


Course dashboard

Re: Diskusi.7
by RICKY PRAYOGI 041158505 - Monday, 9 November 2020, 11:42 PM

Assalamualaikum...

langsung ajah kepembahasan

Adapun pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk:


A. provinsi, dilaksanakan oleh:
1. Menteri, untuk pengawasan umum; dan
2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah non kementerian, untuk pengawasan teknis;
B. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pengawasan umum dan
teknis.

Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi:


a. pembagian urusan pemerintahan;
b. kelembagaan daerah;
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;
d. keuangan daerah;
e. pembangunan daerah;
f. pelayanan publik di daerah;
g. kerja sama daerah;
h. kebijakan daerah;
i. kepala daerah dan DPRD; dan
j. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan
terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.

Ketentuan penutup dari Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2017 tentang tentang Pembinaan dan Pengawasan
Pemerintahan Daerah diantaranya menyebutkan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

PP 12 tahun 2017 tentang pembinaan dan pengawasan pemerintahan daerah yang ditandatangani oleh presiden
Joko Widodo pada 5 April 2017 ,
PP ini menjelaskan bahwa pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah:
a. provinsi, dilaksanakan oleh:
1. Menteri, untuk pembinaan umum; dan
2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pembinaan teknis;

b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum dan
teknis.

Pembinaan umum sebagaimana dimaksud meliput:


a. pembagian urusan pemerintahan;
b. kelembagaan daerah;
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;
d. keuangandaerah;
e. pembangunan daerah;
f. pelayanan publik di daerah;
g. kerja sama daerah;
h. kebljakan daerah;
i. kepala daerah dan DPRD; dan
j. bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pembinaan teknis dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan
ke daerah provinsi. Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/kota.

Adapun pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk:


a. provinsi, dilaksanakan oleh:
1. Menteri, untuk pengawasan umum; dan
2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pengawasan teknis;

b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pengawasan umum dan
teknis.

Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi:


a. pembagian urusan pemerintahan;
b. kelembagaan daerah;
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;
d. keuangan daerah;
e. pembangunan daerah;

/
f. pelayanan publik di daerah;
g. kerja sama daerah;
h. kebijakan daerah;
i. kepala daerah dan DPRD; dan
j. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan
terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.
Hide sidebars

Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud meliputi:


a. capaian standar pelayanan minimal atas pelayanan dasar;
b. ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketaatan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan urusan pemerintahan
konkuren;
Course dashboard

c. dampak pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah; dan
d. akuntabilitas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dalam pelaksanaan urusan pemerintahan
konkuren di daerah.

“Selain melakukan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi, Menteri dan menteri
teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan
pengawasan atas pelaksanaan pengawasan yang menjadi tugas gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat,”
bunyi Pasal 10 ayat (5) PP ini.

Menurut PP ini, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan
ketentuan: untuk pembinaan umum.

Di dalam video dijelaskan ,dalam setiap penyelenggaraan pemerintah,masyarakat bisa memberikan penilaian
tentang kinerja pemerintah daerah ataupun dengan melakukan pengaduan. Namun, dalam melakukan
pengaduan, hal ini juga harus sesuai dengan ketentuan, seperti nama asal dan tujuan sehingga bisa
ditindaklanjuti para aparat penegak hukum. namun, jika tidak ada alamat yang jelas maka dianggap surat kaleng .
Hal ini berdasarkan petunjuk dari pemerintah pusat agar semua daerah memiliki pemahaman terhadap
pengawasan pemerintah.

Pemerintah pusat ingin masyarakat tahu bagaimana mekanisme pengawasan dan penyelenggaraan pemerintah
pusat.

Kelebihan PP 12 Tahun 2017

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan ketentuan: untuk
pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pengawasan umum, Menteri
menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan
secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah
nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-
masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif,
dan untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian teknis masing-masing
sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan APIP di
lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.
Menurut PP ini, untuk pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk
pengawasan umum, Menteri menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pembinaan teknis, menteri
teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga
pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara
efisien dan efektif serta koordinatif, dan untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan
kementerian teknis masing-masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah
nonkementerian menugaskan APIP di lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-
masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.

Kekurangan PP 12 tahun 2017


elakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing dengan
berkoordinasi kepada gubernur sebagai WPP; atau b. Gubernur sebagai WPP tidak melakukan pembinaan umum
dan teknis, Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.
PP ini menegaskan, Kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah yang melakukan
pelanggaran administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijatuhi sanksi administratif oleh oleh
Presiden, Menteri, dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sesuai dengan kewenangannya setelah
dilakukan verifikasi dan/atau pemeriksaan secara teliti, objektif, dan didukung dengan data, informasi, dan/atau
dokumen lainnya yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran dimaksud.

“Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat (3) PP
ini.

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud terdiri atas:


a. teguran tertulis;
b. tidak dibayarkan hak keuangan selama 3 (tiga) bulan;
c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan;
d. penundaan evaluasi rancangan peraturan daerah;
e. pengambilalihan kewenanganperiainan;
f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil;
g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan;
h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan; dan/atau
i. pemberhentian.

Gubernur sebagai Wakil pemerintah pusat belum mampu melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan
menteri teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai
dengan kewenangan masing-masing dengan berkoordinasi kepada gubernur sebagai Wakil pemerintah pusat

/
Referensi
Video diskusi 7

Permalink Show parent Reply


Hide sidebars

Re: Diskusi.7
by ENDANG KURNIASARI 016907733 - Tuesday, 10 November 2020, 7:58 AM
Course dashboard

Bagaimanakah pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh masyarakat menurut PP
No 12 tahun 2017? Kemudian jelaskan kelebihan dan kekurangannya
tanggapan :
PP 12 tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaran Pemerintahan Daerah
1. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH By Noldy Hosea Pellokila, S.Sos, MM
Pengawas Pemerintahan Madya Inspektorat Provinsi NTT by. Noldy HP
2. DASAR PELAKSANAAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
(UU nomor 23 Tahun 2014 by. Noldy HP
3. KEWENANGAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT DALAM MELAKSANAKAN PEMBINAAN
DAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN by. Noldy HP
Mengoordinasikan Binawas penyelenggaraan TP di Daerah kabupaten/kota melakukan monitoring, evaluasi, dan
supervisi terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota yang ada di wilayahnya memberdayakan
dan memfasilitasi Daerah kabupaten/kota di wilayahnya melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda
Kabupaten/Kota tentang RPJPD, RPJMD, APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, tata
ruang daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah melakukan pengawasan terhadap Perda Kabupaten/Kota
melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan TUGAS PENDANAAN
PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT DIBEBANKAN
PADA APBN Pasal 91
4. PERANGKAT GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT Pasal 93 1) Gubernur dalam
menyelenggarakan tugas sebagai wakil Pemerintah Pusat dibantu oleh perangkat gubernur. 2) Perangkat gubernur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas sekretariat dan paling banyak 5 (lima) unit kerja. 3) Sekretariat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipimpin oleh sekretaris gubernur. 4) Sekretaris daerah provinsi karena
jabatannya ditetapkan sebagai sekretaris gubernur. 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, tugas,
dan fungsi perangkat gubernur diatur dalam peraturan pemerintah. by. Noldy HP
5. Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah •BinawasPemerintah Pusat
•Binawas Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat Provinsi Kabupaten/ Kota Pasal 373by. Noldy HP
6. PP Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 6
7. PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH by. Noldy HP
8. KEWENANGAN PROVINSI KABUPATEN/ KOTA • Pembinaan Umum MENTERI TEKNIS/KEPALA LPNK •
Pembinaan Teknis GUBERNUR • Pembinaan Umum • Pembinaan Teknis Pasal 3 Ayat (1 & 4) Gubernur sebagai
WPP dibantu oleh perangkat gubernur sebagai WPP by. Noldy HP
9. PEMBINAAN UMUM pembagian Urusan Pemerintahan kelembagaan Daerah kepegawaian pada Perangkat
Daerah keuangan Daerah pembangunan Daerah pelayanan publik di Daerah kerja sama Daerah kebijakan Daerah
kepala Daerah dan DPRD pembinaan lain sesuai ketentuan per-UU Pasal 3 Ayat (2) MENDAGRI GUBERNUR by.
Noldy HP
10. PEMBINAAN TEKNIS Pasal 3 Ayat (3 & 4) • Teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke
daerah provinsi • Teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah Kabupaten/kota
Gubernur sebagai WPP dibantu oleh perangkat gubernur sebagai WPP by. Noldy HP
11. BENTUK PEMBINAAN KONSULTASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENELITIAN DAN PENGEM BANGAN
FASILITASI Pasal 3 Ayat (8)by. Noldy HP
12. perencanaan penganggaran pengorganisasian PelaksanaanPelaporan evaluasi Pertanggung jawaban Fasilitasi
Pemberdayaan penguatan kapasitas bimbingan teknis Meningkatkan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Pasal 4by. Noldy HP Bentuk
13. Konsultasi by. Noldy HP Provinsi diselenggarakan oleh Mendagri dan menteri teknis/ kepala LPNK Kabupaten /
Kota diselenggarakan gubernur sebagai WPP Mendapatkan petunjuk, pertimbangan, dan/atau pendapat terhadap
permasalahan penyelenggaraan Pemda yang sifatnya mendesak dan/atau menyangkut kepentingan masyarakat
luas yang belum diatur secara tegas dalam ketentuan per-UU Langsung Tidak Langsung • berita acara hasil
konsultasi • Secara tertulis dalam surat jawaban. Hasil konsultasi harus ditindaklanjuti oleh Pemda melalui
penyempurnaan dan/atau penyelarasan kebijakan daerah sesuai dengan ketentuan Per- UU Pasal 5
14. Pendidikan dan Pelatihan by. Noldy HP Diklat teknis dan fungsional substantif pemerintahan dalam negeri Diklat
kepemimpinan pemerintahan dalam negeri Diklat kepamongprajaan Diklat teknis dan fungsional substantif
kementerian/LPNk Diklat lain sesuai ketentuan Per-UU Dalam rangka pengembangan kompetensi penyelenggara
Pemerintahan Daerah. Pasal 6 & 7
15. Penelitian dan Pengembangan by. Noldy HP Litbang dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas kebijakan
dan program penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Litbang termasuk pengkajian, penerapan, perekayasaan,
dan pengoperasian. Litbang dapat dilakukan melalui kerja sama antarkementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian, antar-Pemerintah Daerah, dan/atau dengan perguruan tinggi serta lembaga penelitian dan
pengembangan lainnya. Hasil Litbang dijadikan dasar perumusan kebijakan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Mendagri menetapkan standardisasi program penelitian dan pengembangan untuk pembinaan umum.
Menteri teknis/kepala LPNk menetapkan standardisasi program penelitian dan pengembangan untuk pembinaan
teknis sesuai dengan kewenangannya Pasal 8 & 9
16. Pengecualian by. Noldy HP a. Gubernur sebagai WPP belum mampu melakukan pembinaan umum dan teknis,
Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota
sesuai dengan kewenangan masing-masing dengan berkoordinasi kepada gubernur sebagai WPP; atau b. Gubernur
sebagai WPP tidak melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk melakukan
Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pasal 3
ayat (5)
17. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH by. Noldy HP
18. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pengawasan Umum • Mendagri untuk Daerah Provinsi •
Gubernur untuk daerah Kab/Kota Pengawasan Teknis • Menteri Teknis untuk Daerah Provinsi • Gubernur untuk
daerah Kab/Kota Binawas oleh Kepala Daerah (Pasal 17) • Gubernur untuk daerah Provinsi • Bupati / Walikota untuk
daerah Kab /Kota Revie Monitoring Evaluasi Pemeriksaan Pengawasan Lain Pasal 10 ayat (1) , (6), (11) & (12)
Gubernur sebagai WPP dibantu oleh perangkat gubernur sebagai WPP Audit Revieu Monitoring Evaluasi
Pemantauan Bimtek Binawas lain Inspektorat Daerah APBN APBD
19. PENGAWASAN UMUM Pembagian Urusan Pemerintahan Kelembagaan Daerah Kepegawaian pada Perangkat
Daerah Keuangan Daerah Pembangunan Daerah Pelayanan Publik di Daerah Kerjasama Daerah Kebijakan Daerah
Kepala Daerah dan DPRD Pengawasan lain sesuai Per-UU by. Noldy HP Pasal 10 ayat (2)
20. PENGAWASAN TEKNIS by. Noldy HP capaian SPM atas pelayanan dasar ketaatan terhadap ketentuan Per-UU
termasuk ketaatan pelaksanaan NSPK dampak pelaksanaan UP konkuren akuntabilitas pengelolaan APBN dalam

/
pelaksanaan UP konkuren Pasal 10 ayat (3) dan (4) Pengawasan teknis dilakukan terhadap teknis pelaksanaan
substansi UP yang diserahkan ke daerah provinsi Kab/kota
21. Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan by. Noldy HP Pasal 11
22. Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan BINAWAS PENYELENGGARAAN PEMDA 5 (IIMA) TAHUNAN
ditetapkan Mendagri dengan mengacu pada RPJMN Prioritas Binawas Penyelenggaraan Pemda Sasaran dan target
Binawas Penyelenggaraan Pemda BINAWAS PENYELENGGARAAN PEMDA TAHUNAN ditetapkan paling lambat
akhir bulan April setiap tahun oleh Mendagri berdasarkan masukan dari menteri teknis/kepala LPNk dan kepala
daerah fokus Binawas Penyelenggaraan Pemda yang disusun berbasis prioritas dan risiko Sasaran Binawas
Penyelenggaraan Pemda Jadwal pelaksanaan Binawas Penyelenggaraan Pemda by. Noldy HP Pasal 12
Hide sidebars

23. Koordinasi, Perencanaan & Penganggaran by. Noldy HP Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk melakukan
koordinasi untuk harmonisasi jadwal pelaksanaan Binawas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi dan
disampaikan kepada gubernur. Gubernur sebagai WPP melakukan koordinasi untuk harmonisasi jadwal
pelaksanaan Binawas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kab/kota dan disampaikan kepada bupati/walikota.
Harmonisasi jadwal pelaksanaan Binawas dilakukan berdasarkan prinsip keserasian dan keterpaduan serta
berdasarkan prinsip efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya yang tersedia. Menteri dan menteri
Course dashboard

teknis/kepala LPNk wajib mencantumkan program Binawas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam
dokumen perencanaan dan penganggaran kementerian/LPNk sesuai dengan kewenangan masingmasing
berdasarkan ketentuan Per- UU. Pemerintah Daerah wajib mencantumkan program Binawas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah sesuai dengan kewenangannya dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah
serta mengalokasikan anggaran Binawas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam APBD Pasal 13 & 14
24. Pelaksana Pengawasan Pengawasan dilaksanakan oleh APIP sesuai dengan fungsi dan kewenangannya
berdasarkan kompetensi yang dimiliki terkait dengan pelaksanaan pengawasan UP yang menjadi kewenangan
daerah sesuai fungsi dan kewenangannya serta sesuai dengan ketentuan Per-UU PROFESIONAL INDEPENDEN
OBJEKTIF TIDAK TUMPANG TINDIH ANTAR APIP BERORIENTASI PADA PERBAIKAN DAN PERINGATAN DINI
PRINSIP by. Noldy HP Pasal 10 ayat (12), Pasal 16 ayat (1) & (1)
25. Pengawasan APIP by. Noldy HP Tahap penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran daerah Tahap
pelaksanaan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahap pelaksanaan program strategis nasional di
daerah berakhirnya masa jabatan kepala daerah untuk mengevaluasi capaian RPJMD pengawasan dalam rangka
tujuan tertentu sesuai dengan ketentuan Per-UU Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pasal 16
ayat (3)
26. perencanaan penganggaran pengorganisasian PelaksanaanPelaporan evaluasi Pertanggung jawaban Binawas
Kepala Daerah pelaksanaan UP TP bersumber APBD Ketaatan terhadap Per-UU NSPK akuntabilitas pengelolaan
Keuda Desa Pasal 18, Pasal 19 ayat (1)by. Noldy HP pemeriksaan & penilaian atas manfaat & keberhasilan
kebijakan serta pelaksanaan prokeg Pemeriksaan secara berkala atau sewaktu- waktu maupun pemeriksaan
terpadu reviu terhadap dokumen atau laporan secara berkala atau sewaktu- waktu dari PD pengusutan atas
kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan, KKN Monev terhadap program dan kegiatan
PD sasaran Bentuk
27. PENGAWASAN KEPALA DAERAH TERHADAP PERANGKAT DAERAH pelaksanaan urusan pcmerintahan
yang menjadi kewenangan daerah pelaksanaan tugas pembantuan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah ketaatan terhadap ketentuan per-UU termasuk ketaatan pelaksanaan NSPK yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat dalam tahap perencanaan, penganggaran, pengorganisasian, pclaksanaan, pclaporan, evaluasi,
dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah yang bersumber dari APBD by. Noldy HP
28. BENTUK PENGAWASAN KEPALA DAERAH TERHADAP PERANGKAT DAERAH Pemeriksaan dan panilaian
atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan Pemeriksaan berkala atau sewaktu-
waktu maupun pemeriksaan terpadu Pengujian dan/atau reviu terhadap dokumen dan/atau laporan berkala dan/atau
sewaktu-waktu dari unit/Satuan Kerja Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya
penyimpangan KKN Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemerintahan daerah by. Noldy HP
29. Pengecualian by. Noldy HP a. Gubernur sebagai WPP belum mampu melakukan pengawasan umum dan teknis,
Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk berdasarkan permintaan bantuan dari Gubernur sebagai WPP, melakukan
PengawasanPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing dengan
berkoordinasi kepada gubernur sebagai WPP; atau b. Gubernur sebagai WPP tidak melakukan pengawasan umum
dan teknis, Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk berdasarkan telaahan hasil Binawas, melakukan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pasal 10 ayat (7)
30. Pengawasan oleh DPRD by. Noldy HP pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah pelaksanaan
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pelaksanaan tindak
lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Pengawasan oleh DPRD bersifat
kebijakan Pasal 20 ayat (1) dan (2)
31. Hak DPRD dalam Pengawasan by. Noldy HP mendapatkan LHP BPK melakukan pembahasan terhadap LHP
BPK meminta klarifikasi atas temuan LHP BPK meminta kepada BPK untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai
dengan ketentuan Per-UU Pembahasan dan klarifikasi terhadap LHP BPK hanya dilakukan terhadap LKPD yang
tidak memperoleh opini WTP Pasal 20 ayat (3) dan (4)
32. Pengawasan oleh Masyarakat by. Noldy HP perorangan perwakilan kelompok pengguna pelayanan Perwakilan
kelompok pemerhati, perwakilan badan hukum Pasal 21
33. Laporan atau pengaduan dugaan penyimpangan by. Noldy HP a. nama dan alamat pihak yang melaporkan; b.
nama, jabatan, dan alamat lengkap pihak yang dilaporkan; c. perbuatan yang diduga melanggar ketentuan Per- UU;
d. keterangan yang memuat fakta, data, atau petunjuk terjadinya pelanggaran Pasal 22
34. Pelaporan Hasil Pengawasan by. Noldy HP Laporan hasil pengawasan bersifat : rahasia, tidak boleh dibuka
kepada publik, dan tidak boleh diberikan kepada publik kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan Bupati/walikota menyampaikan laporan hasil Binawas terhadap Perangkat Daerah kab/kota
dan Binawas terhadap desa serta Binawas lain yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai
dengan ketentuan Per-UU kepada gubernur sebagai WPP. Gubernur menyampaikan laporan hasil Binawas
terhadap Perangkat Daerah provinsi dan Binawas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota serta Binawas
lain yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan ketentuan Per-UU kepada Mendagri
Menteri teknis/kepala LPNk menyampaikan laporan hasil Binawas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai
dengan kewenangan masing-masing kepada Presiden melalui Mendagri dan Mendagri menyampaikan laporan hasil
Binawas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Presiden Menteri menyusun ikhtisar hasil Binawas
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah secara nasional berdasarkan laporan hasil Binawas dengan melibatkan
menteri teknis/kepala LPNk terkait dan kepala daerah & menyampaikan kepada Presiden Pasal 23 & 24
35. Tindak Lanjut Hasil Pembinaan dan Pengawasan by. Noldy HP APIP wajib melakukan pemeriksaan atas dugaan
penyimpangan yang dilaporkan atau diadukan oleh masyarakat & melakukan koordinasi dengan APH APH
melakukan pemeriksaan atas laporan atau pengaduan yang disampaikan oleh masyarakat sesuai tata cara
penanganan laporan atau pengaduan berdasarkan ketentuan Per-UU setelah terlebih dahulu berkoordinasi dengan
APIP Pemeriksaan oleh APIP dan APH dilakukan setelah terpenuhi semua unsur laporan atau pengaduan &
melakukan koordinasi dalam penanganan laporan atau pengaduan setelah terlebih dahulu melakukan pengumpulan
dan verifikasi data awal Pasal 25 ayat (1), (2), (3), (4) & (5)
36. Koordinasi APIP & APH dalam penanganan pengaduan by. Noldy HP pemberian informasi verifikasi
pengumpulan data dan keterangan pemaparan HP penanganan laporan atau pengaduan masyarakat dimaksud
bentuk koordinasi lain sesuai dengan ketentuan Per-UU Hasil koordinasi dituangkan dalam berita acara Ditemukan
bukti adanya penyimpangan yang bersifat administratif, proses lebih lanjut diserahkan kepada APIP untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan ketentuan Per-UU yang mengatur mengenai administrasi pemerintahan
Ditemukan bukti permulaan adanya penyimpangan yang bersifat pidana, proses lebih lanjut diserahkan kepada APH
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan Per-UU Bentuk dan hasil koordinasi bersifat rahasia, tidak boleh
dibuka kepada publik, dan tidak boleh diberikan kepada publik kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan Per-
UU Pasal 25 ayat (6) s/d (10) & Pasal 26

/
37. Tindak lanjut hasil pemeriksaan APIP by. Noldy HP Kepala daerah, wakil kepala daerah, dan kepala Perangkat
Daerah wajib melaksanakan tindak lanjut hasil Binawas. Untuk membantu kepala daerah dalam melaksanakan
tindak lanjut hasil Binawas, wakil kepala daerah mengoordinasikan pelaksanaan tindak lanjut hasil Binawas dengan
dibantu oleh inspektorat. Tindak lanjut hasil Binawas yang terkait dengan TP dan/atau TGR wajib dilakukan proses
TP dan/atau TGR sesuai dengan ketentuan Per-UU. Tindak lanjut hasil Binawas yang tidak terkait dengan TP
dan/atau TGR dilaksanakan paling lama 60 (enam puluh) hari kerja setelah hasil Binawas diterima. Selama masa
tindak lanjut, hasil Binawas tidak dapat dipidanakan kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan Per-UU.
APIP wajib memantau dan melakukan pemutakhiran data tindak lanjut hasil Binawas Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Hasil pemutakhiran data
Hide sidebars

tindak lanjut secara nasional dikoordinasikan oleh Mendagri. Pasal 27 & 28


38. Evaluasi by. Noldy HP Menteri, menteri teknis/kepala LPNk terkait, dan kepala daerah melakukan evaluasi
secara berkala terhadap pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai
dengan ketentuan Per-UU Pasal 30
39. Penghargaan by. Noldy HP Presiden memberikan penghargaan kepada Pemda yang mencapai peringkat
kinerja tertinggi secara nasional dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan ketentuan Per-UU
Course dashboard

Penghargaan diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap indeks dan peringkat kinerja penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah yang disusun setiap tahun oleh Mendagri. Pasal 31
40. Fasilitasi Khusus by. Noldy HP Jika hasil evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah membuktikan daerah
berkinerja rendah: Menteri dan menteri teknis/kepala LPNk sesuai dengan kewenangan masing-masing
melakukan pembinaan secara berkoordinasi terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan tertentu yang menjadi
kewenangan daerah provinsi; dan gubernur sebagai WPP melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan
urusan pemerintahan tertentu yang menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota. Pasal 32
41. by. Noldy HP Jika pembinaan telah dilakukan dan daerah tidak menunjukkan perbaikan kinerja serta
penyelenggaraan UP tertentu yang telah dibina tersebut tidak berpotensi merugikan kepentingan umum secara
meluas atau tidak berpotensi merugikan sebagian besar masyarakat di daerah yang bersangkutan Menteri
melakukan fasilitasi khusus terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi, setelah berkoordinasi
dengan menteri teknis/kepala LPNk; atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan fasilitasi khusus
terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kab/kota, setelah meminta pertimbangan Menteri. Fasilitasi
Khusus Pasal 32
42. Bentuk Fasilitasi khusus by. Noldy HP keterlibatan secara langsung dalam perumusan dan pengarahan
pelaksanaan kebijakan advokasi dan pengkajian urusan pemerintahan tertentu yang menjadi kewenangan daerah
analisis kemungkinan dampak UP tertentu yang menjadi kewenangan daerah pilihan tindakan pengurangan risiko
UP tertentu yang menjadi kewenangan daerah alokasi ASN yang tersedia untuk melaksanakan UP tertentu yang
menjadi kewenangan daerah bentuk fasilitasi khusus lainnya sesuai dengan ketentuan Per-UU Dalam hal daerah
yang sudah dibina dan dilakukan fasilitasi khusus tetap tidak menunjukkan perbaikan kinerja dan berpotensi
merugikan kepentingan umum secara meluas atau berpotensi merugikan sebagian besar masyarakat di daerah
yang bersangkutan, Mendagri melakukan pengambilalihan pelaksanaan UP tertentu yang menjadi kewenangan
daerah provinsi dan kab/kota, setelah berkoordinasi dengan menteri teknis/kepala LPNk terkait, dengan dibiayai
APBD yang bersangkutan. Pasal 33 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (1) & (2)
43. Pelaksanaan urusan pemerintahan tertentu yang diambil alih by. Noldy HP pengkajian secara cepat dan tepat
terhadap kewenangan daerah yang diambil alih pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang terkena dampak
pemenuhan dengan segera terhadap prasarana dan sarana pemulihan dengan segera pelayanan dan/atau
penyelenggaraan urusan pada masyarakat yang terkena dampak bentuk pelaksanaan lainnya sesuai dengan
ketentuan Per-UU Pasal 33 ayat (3)
44. Sanksi Administratif 44 Subyek Obyek Jenis Sanksi
45. PRINSIP PENGENAAN SANKSI • Sanksi kepada pejabat pemerintahan esensinya agar penggunaan kekuasaan
negara terhadap warga negara atau masyarakat haruslah sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik
• Apabila terdapat pejabat pemerintahan yang melanggar sumpah, janji, larangan dan kewajiban serta bertindak
tidak berdasarkan asas-asas umum pemerintahan yang baik, harus ddikenakan sanksi. • APIP berada dalam posisi
untuk meyakinkan dan menguji tindakan pejabat tersebut, derajat kesalahan yang dilakukan dan jenis sanksi yang
akan dikenakan kepada penyelenggara pemerintahan daerah 45
46. Sanksi Administratif 46 Jenis Sanksi Administratif 1. Teguran Tertulis; 2. Tidak Dibayarkan Hak Keuangan
Selama 3 (Tiga) Bulan; 3. Tidak Dibayarkan Hak Keuangan Selama 6 (Enam) Bulan; 4. Penundaan Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah; 5. Pengambilalihan Kewenangan Perizinan; 6. Penundaan Atau Pemotongan Dana
Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil; 7. Mengikuti Program Pembinaan Khusus Pendalaman Bidang
Pemerintahan; 8. Pemberhentian Sementara Selama 3 (Tiga) Bulan; dan/atau 9. Pemberhentian.
47. Sanksi Administratif 47 Tahapan Sanksi Administratif Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah yang
melakukan pelanggaran administratif dijatuhi sanksi administratif secara bertahap berupa: 1. Teguran Tertulis; 2.
Teguran Tertulis Kedua; 3. Pemberhentian Sementara Selama 3 (Tiga) Bulan; dan/atau 4. Pemberhentian.
48. PENDANAAN by. Noldy HP Pendanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat bersumber dari APBN Pendanaan Pembinaan dan
Pengawasan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah bersumber dari APBD sesuai dengan ketentuan Per-
UU. Pasal 49
49. KETENTUAN PERALIHAN by. Noldy HP Dalam hal perangkat gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat belum
terbentuk, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di kabupaten/kota dilaksanakan
oleh Perangkat Daerah provinsi yang mempunyai tugas membantu kepala daerah membina dan mengawasi
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Pasal 50
50. TERIMA KASIH NOLDY H. PELLOKILA, S.SOS, MM Pengawas Pemerintahan Madya Inspektorat Provinsi NTT
by. Noldy HP

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by HAIRUL ALFIAN 024627329 - Tuesday, 10 November 2020, 8:22 AM

Pengawasan penyelenggara pemerintahan daerah oleh mayarakat yaitu melalui lembaga perwakilan masyarakat
yaitu DPRD, adapun pengawasan DPRD menurut PP No. 12 tahun 2017 bersifat kebijakan. Pengawasan oleh
DPRD sebagaimana yang dimaksud meliputi : a. pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah; b.
pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintah daerah; dan c.
pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud, DPRD mempunyai hak : a. mendapatkan laporan
hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan; b. melakukan pembahasan terhadap laporan hasil pemeriksaan
BPK; c. meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan kepada BPK; dan d. meminta kepada Badan
Pemeriksa Keuangan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
PP No. 12 tahun 2017 ini juga menegaskan, kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah
yang melakukan pelanggaran administratif dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dijatuhi sanksi administratif
oleh Presiden, Menteri, dan Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat sesuai dengan kewenangannya setelah
dilakukan verifikasi dan/atau pemeriksaan secara teliti, objektif, dan didukung dengan data, informasi, dan/atau
dokumen lainnya yang berkaitan dugaan pelanggaran dimaksud.

/
Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil pengawasan penyelenggaraan pemerintah
daerah dan sebagai bagran dari pembinaan penyelenggaraan pemerintah daerah.
Bentuk pengawasan masyarakat kepada pemerintah daerah dapat melembaga dan juga tidak melembaga.
Pengawasan melembaga, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara yang terlembaga,
seperti temu wicara, petisi, pernyataan sikap, rekomendasi, resolusi, dan demontasi damai; sedangkan
pengawasan tidak melembaga, yaitu pengawasan yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak terlembaga,
seperti demontrasi liar, penyebaran pamflet-pamflet yang tidak sopan, caci maki, pemogokan umum,
pembaikotan, pembangkangan, sabotase, dan perusakan.
Pengawasan masyarakat harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai kaidah moral secara umum sesuai dengan
Hide sidebars

ketentuan hukum yang berlaku.

Permalink Show parent Reply


Course dashboard

Re: Diskusi.7
by NISWATIN AMALIA 031181181 - Tuesday, 10 November 2020, 1:39 PM

Bagaimanakah pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh masyarakat


menurut PP No 12 tahun 2017? Kemudian jelaskan kelebihan dan kekurangannya!

Jawab :

Dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 353 dalam rangka memberi kepastian
hukum terhadap tata cara pengenaan sanksi administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 383 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, Presiden Joko Widodo pada 5 April 2017 telah menandatangani Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor: 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah. PP ini menjelaskan bahwa pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah:
a. provinsi, dilaksanakan oleh: 1. Menteri, untuk pembinaan umum; dan 2. menteri teknis/kepala
lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pembinaan teknis; b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum dan teknis.

Pembinaan umum sebagaimana dimaksud meliput: a. pembagian urusan pemerintahan; b.


kelembagaan daerah; c. kepegawaian pada Perangkat Daerah; d. keuangandaerah; e. pembangunan
daerah; f. pelayanan publik di daerah; g. kerja sama daerah; h. kebljakan daerah; i. kepala daerah dan
DPRD; dan j. bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pembinaan teknis dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
diserahkan ke daerah provinsi. Pembinaan teknis sebataimana dimaksud dilakukan terhadap tenis
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/kota.

Adapun pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk: a. provinsi,


dilaksanakan oleh: 1. Menteri, untuk pengawasan umum; dan 2. menteri teknis/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian, untuk pengawasan teknis; b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pengawasan umum dan teknis. Pengawasan umum sebagaimana
dimaksud meliputi: a. pembagian urusan pemerintahan; b. kelembagaan daerah; c. kepegawaian pada
Perangkat Daerah; d. keuangan daerah; e. pembangunan daerah; f. pelayanan publik di daerah; g. kerja
sama daerah; h. kebijakan daerah; i. kepala daerah dan DPRD; dan j. bentuk pengawasan lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi
urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana
dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke
daerah kabupaten/ kota.

Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud meliputi: a. capaian standar pelayanan minimal atas
pelayanan dasar; b. ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketaatan
pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam
pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren; c. dampak pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren
yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah; dan d. akuntabilitas pengelolaan anggaran pendapatan dan
belanja negara dalam pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren di daerah.

“Selain melakukan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi, Menteri dan menteri
teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangan masing-masing
melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengawasan yang menjadi tugas gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat,” bunyi Pasal 10 ayat (5) PP ini.

kelebihan PP No. 12 Tahun 2017

Menurut PP ini, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan


dengan ketentuan: untuk pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan
Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta
koordinatif; untuk pengawasan umum, Menteri menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk
pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan unit kerja
di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi
dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif, dan untuk
pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian teknis masing-masing
sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian
menugaskan APIP di lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-

/
masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta
koordinatif.

Adapun mengenai pengawasan oleh DPRD, menurut PP ini, bersifat kebijakan. Pengawasan oleh
DPRD sebagaimana dimaksud meliputi: a. pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah;
b. pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah; dan c. pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan.
Hide sidebars

Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud, DPRD mempunyai hak: a. mendapatkan


laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan; b. melakukan pembahasan terhadap laporan
hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan; c. meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil
pemeriksaan kepada Badan Pemeriksa Keuangan; dan d. meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan
untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan ketentuan peraturan penrndang-undangan.
Course dashboard

Kekurangan PP No 12 Tahun 2017

PP ini menegaskan, Kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah yang melakukan
pelanggaran administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijatuhi sanksi administratif
oleh oleh Presiden, Menteri, dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sesuai dengan
kewenangannya setelah dilakukan verifikasi dan/atau pemeriksaan secara teliti, objektif, dan didukung
dengan data, informasi, dan/atau dokumen lainnya yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran
dimaksud.

“Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan
pemerintahan Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,”
bunyi Pasal 37 ayat (3) PP ini.

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud terdiri atas: a. teguran tertulis; b. tidak dibayarkan hak
keuangan selama 3 (tiga) bulan; c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan; d.
penundaan evaluasi rancangan peraturan daerah; e. pengambilalihan kewenanganperiainan; f.
penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil; g. mengikuti program
pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan; h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga)
bulan; dan/atau i. pemberhentian.

Gubernur sebagai Wakil pemerintah pusat belum mampu melakukan pembinaan umum dan teknis,
Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing dengan berkoordinasi kepada gubernur
sebagai Wakil pemerintah pusat

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by ADELIYA 030269083 - Tuesday, 10 November 2020, 5:54 PM

Dalam setiap pemyelenggaraan pemerintahandaerah masyarakat bisa memberikan penilaian tentang kinerja
pemerintah daerah atau pun melakukan dengan penganduan. Namun dalam melakukan pengaduan hal ini juga
harus sesuai dengan ketentuan, seperti nama, pasal dan tujuan sehingga bisa ditindak lanjuti para aparat penegak
hukum. Namun jika tidak ada alamat yang jelas maka dianggap surat kaleng.

Pembinaan umum sebagaimana dimaksud meliput : pembagian urusan pemerintahan, kelembagaan daerah,
kepegawaian pada Perangkat Daerah, keuangan daerah, pembangunan daerah, pelayanan publik di daerah, kerja
sama daerah, kebljakan daerah , kepala daerah dan DPRD dan bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pembinaan teknis dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke
daerah provinsi. Pembinaan teknis sebataimana dimaksud dilakukan terhadap tenis penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/kota.

Adapun pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk:

a. provinsi, dilaksanakan oleh:


Menteri, untuk pengawasan umum
Menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pengawasan teknis
b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pengawasan umum dan
teknis.

Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi:


a. pembagian urusan pemerintahan
b. kelembagaan daerah
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah
d. keuangan daerah
e. pembangunan daerah
f. pelayanan publik di daerah
g. kerja sama daerah
h. kebijakan daerah
i. kepala daerah dan DPRD
j. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan

/
terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.

Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud meliputi:


a. capaian standar pelayanan minimal atas pelayanan dasar
b. ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketaatan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren
c. dampak pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
d. akuntabilitas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dalam pelaksanaan urusan pemerintahan
konkuren di daerah.
Hide sidebars

Menurut PP ini, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan
ketentuan: untuk pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi
dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pengawasan umum,
Menteri menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan
secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah
Course dashboard

nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-


masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif, dan
untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian teknis masing-masing sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan APIP di
lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by DITA RESMY SALFA 030056631 - Tuesday, 10 November 2020, 9:24 PM

Peraturan tersebut yakni Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Pemerintahan Daerah yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 5 April 2017.

PP tersebut ditetapkan sebagai bentuk melaksanakan ketentuan Pasal 353 dalam rangka memberi kepastian hukum
terhadap tata cara pengenaan sanksi administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 383 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Menurut PP ini, pembinaan Penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh


A. Provinsi
1. Menteri, untuk pembinaan umum
2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pembinaan teknis

B. Kabupaten/kota
dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum dan teknis.

Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi


a. pembagian urusan pemerintahan
b. kelembagaan daerah
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah
d. keuangan daerah
e. pembangunan daerah
f. pelayanan publik di daerah
g. Kerja sama daerah
h. Kebijakan daerah
i. kepala daerah dan DPRD
j. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by ACAN 030741117 - Wednesday, 11 November 2020, 8:06 AM

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah :
PP tersebut ditetapkan sebagai bentuk melaksanakan ketentuan Pasal 353 dalam rangka memberi kepastian
hukum terhadap tata cara pengenaan sanksi administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 383 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Menurut PP ini, pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah: a. provinsi, dilaksanakan oleh: 1. Menteri,
untuk pembinaan umum; dan 2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pembinaan
teknis; b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum
dan teknis.

Pembinaan umum sebagaimasa dimaksud meliput: a. pembagian urusan pemerintahan; b. kelembagaan daerah;
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah; d. keuangandaerah; e. pembangunan daerah; f. pelayanan publik di
daerah; g. kerja sama daerah; h. kebljakan daerah; i. kepala daerah dan DPRD; dan j. bentuk pembinaan lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pembinaan teknis dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan
ke daerah provinsi. Pembinaan teknis sebataimana dimaksud dilakukan terhadap tenis penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/kota.

Adapun pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk: a. provinsi, dilaksanakan
oleh: 1. Menteri, untuk pengawasan umum; dan 2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian,
untuk pengawasan teknis; b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk
pengawasan umum dan teknis.

Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi: a. pembagian urusan pemerintahan; b. kelembagaan

/
daerah; c. kepegawaian pada Perangkat Daerah; d. keuangan daerah; e. pembangunan daerah; f. pelayanan
publik di daerah; g. kerja sama daerah; h. kebijakan daerah; i. kepala daerah dan DPRD; dan j. bentuk
pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan
terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.

Ketentuan penutup dari Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2017 tentang tentang Pembinaan dan Pengawasan
Hide sidebars

Pemerintahan Daerah diantaranya menyebutkan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Kelebihan :
Course dashboard

“Kepala daerah, wakil kepala daerah, dan kepala Perangkat Daerah wajib melaksanakan tindak Lanjut hasil
pembinaan dan pengawasan.,” bunyi Pasal 27 ayat (1) PP ini.

Kekurangan :
Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat (3) PP
ini.

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by SUTRISNAWATI 030529742 - Wednesday, 11 November 2020, 9:01 AM

assallamualaikum salam sejahtera buat kita semua,penyelenggaraan pemerintah daerah yg di lakukan oleh
masyarakat ,Selain melakukan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi, Menteri dan menteri
teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan
pengawasan atas pelaksanaan pengawasan yang menjadi tugas gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat,” bunyi
Pasal 10 ayat (5) PP ini.

Menurut PP ini, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan
ketentuan: untuk pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi
dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pengawasan umum,
Menteri menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan
secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah
nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-
masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif, dan
untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian teknis masing-masing sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan APIP di
lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.

Adapun mengenai pengawasan oleh DPRD, menurut PP ini, bersifat kebijakan. Pengawasan oleh DPRD
sebagaimana dimaksud meliputi:
a. pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah;
b. pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan
c. pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud, DPRD mempunyai hak:


a. mendapatkan laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan;
b. melakukan pembahasan terhadap laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan;
c. meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan kepada Badan Pemeriksa Keuangan;
d. meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan ketentuan
peraturan penrndang-undangan.

“Kepala daerah, wakil kepala daerah, dan kepala Perangkat Daerah wajib melaksanakan tindak Lanjut hasil
pembinaan dan pengawasan.,” bunyi Pasal 27 ayat (1) PP ini.

PP ini menegaskan, Kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah yang melakukan pelanggaran
administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijatuhi sanksi administratif oleh oleh Presiden, Menteri,
dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sesuai dengan kewenangannya setelah dilakukan verifikasi dan/atau
pemeriksaan secara teliti, objektif, dan didukung dengan data, informasi, dan/atau dokumen lainnya yang berkaitan
dengan dugaan pelanggaran dimaksud.

“Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat (3) PP
ini.

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud terdiri atas:


a. teguran tertulis;
b. tidak dibayarkan hak keuangan selama 3 (tiga) bulan;
c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan;
d. penundaan evaluasi rancangan peraturan daerah;
e. pengambilalihan kewenanganperiainan;
f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil;
g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan;
h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan;
i. pemberhentian.

Permalink Show parent Reply

/
Re: Diskusi.7
by HERUDI WISASTRA 030801538 - Wednesday, 11 November 2020, 9:20 AM
Dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 353 dalam rangka memberi kepastian hukum terhadap tata cara
pengenaan sanksi administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 383
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Presiden Joko Widodo pada 5 April 2017 telah
menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Hide sidebars

Pemerintahan Daerah.

Dikutip dari laman , Kamis (4/5), PP ini menjelaskan bahwa pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah: a. provinsi,
dilaksanakan oleh: 1. Menteri, untuk pembinaan umum; dan 2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk
pembinaan teknis; b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum dan
teknis.
Course dashboard

Pembinaan umum sebagaimana dimaksud meliput: a. pembagian urusan pemerintahan; b. kelembagaan daerah; c. kepegawaian
pada Perangkat Daerah; d. keuangandaerah; e. pembangunan daerah; f. pelayanan publik di daerah; g. kerja sama daerah; h.
kebljakan daerah; i. kepala daerah dan DPRD; dan j. bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Sedangkan pembinaan teknis dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi.
Pembinaan teknis sebataimana dimaksud dilakukan terhadap tenis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke
daerah kabupaten/kota.

Adapun pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk: a. provinsi, dilaksanakan oleh: 1. Menteri, untuk
pengawasan umum; dan 2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pengawasan teknis; b.
kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pengawasan umum dan teknis. Pengawasan
umum sebagaimana dimaksud meliputi: a. pembagian urusan pemerintahan; b. kelembagaan daerah; c. kepegawaian pada
Perangkat Daerah; d. keuangan daerah; e. pembangunan daerah; f. pelayanan publik di daerah; g. kerja sama daerah; h. kebijakan
daerah; i. kepala daerah dan DPRD; dan j. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang
diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi
urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.

Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud meliputi: a. capaian standar pelayanan minimal atas pelayanan dasar; b. ketaatan
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketaatan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria, yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren; c. dampak pelaksanaan urusan pemerintahan
konkuren yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah; dan d. akuntabilitas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dalam
pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren di daerah.

“Selain melakukan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi, Menteri dan menteri teknis/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengawasan
yang menjadi tugas gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat,” bunyi Pasal 10 ayat (5) PP ini.

Menurut PP ini, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan ketentuan: untuk
pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan
dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pengawasan umum, Menteri menugaskan APIP di lingkungan
Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk
pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan
secara efisien dan efektif serta koordinatif, dan untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan
kementerian teknis masing-masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian
menugaskan APIP di lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.

Adapun mengenai pengawasan oleh DPRD, menurut PP ini, bersifat kebijakan. Pengawasan oleh DPRD sebagaimana dimaksud
meliputi: a. pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah; b. pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan c. pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan.

Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud, DPRD mempunyai hak: a. mendapatkan laporan hasil pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan; b. melakukan pembahasan terhadap laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan; c.
meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan kepada Badan Pemeriksa Keuangan; dan d. meminta kepada Badan
Pemeriksa Keuangan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan ketentuan peraturan penrndang-undangan.

“Kepala daerah, wakil kepala daerah, dan kepala Perangkat Daerah wajib melaksanakan tindak Lanjut hasil pembinaan dan
pengawasan.,” bunyi Pasal 27 ayat (1) PP ini.

PP ini menegaskan, Kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah yang melakukan pelanggaran administratif
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijatuhi sanksi administratif oleh oleh Presiden, Menteri, dan gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat sesuai dengan kewenangannya setelah dilakukan verifikasi dan/atau pemeriksaan secara teliti, objektif, dan
didukung dengan data, informasi, dan/atau dokumen lainnya yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran dimaksud.

“Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan
sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat (3) PP ini.

/
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud terdiri atas: a. teguran tertulis; b. tidak dibayarkan hak keuangan selama 3 (tiga) bulan;
c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan; d. penundaan evaluasi rancangan peraturan daerah; e. pengambilalihan
kewenanganperiainan; f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil; g. mengikuti program
pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan; h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan; dan/atau i.
pemberhentian.

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,” bunyi Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor: 12 Tahun 2017,
yang telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasona H. Laoly pada 7 April 2017 itu.
Hide sidebars

Permalink Show parent Reply


Course dashboard

Re: Diskusi.7
by FARADIYAH IRODATUL MUFIDAH 042992504 - Wednesday, 11 November 2020, 1:34 PM

Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam
Kepada Yth. Bapak Denny Shalihin Selaku tutor
Berikut adalah tanggapan saya,

Pengawasan oleh Masyarakat Menurut PP No 12 tahun 2017 adalah sbb :


Pasal 21
1. Pengawasan oleh masyarakat mcrupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
Pcmcrintahan Daerah.
2. Pengawasan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dapat dilakukan secara perorangan,
perwakilan kelompok pengguna pelayanan, perwakilan kelompok pemerhati, atau perwakilan badan hukum yang
mempunyai kepedulian terhadap penyelenggaraan Pcmcrintahan Daerah.
PasaL22
1. Masyarakat dapat menyampaikan laporan atau pengaduan atas dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh
kepala daerah, wakil kepala dacrah, anggota DPRD, dan/atau aparatur sipil negara di instansi daerah dan perangkat
desa kepada APIP dan/atau aparat penegak hukum.
2. Laporan atau pengaduan dugaan penyimpangan scbagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis
yang memuat paling sedikit:
a. nama dan alamat pihak yang melaporkan;
b. nama, jabatan, dan alamat lengkap pihak yang dilaporkan;
c. perbuatan yang diduga melanggar kctentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. keterangan yang memuat fakta, data, atau petunjuk terjadinya pelanggaran. Bagian Kelima Pclaporan Hasil
Pembinaan dan Pengawasan

Kelebihan

Peraturan Pemerintah ini memperjelas mekanisme koordinasi antara APIP dengan aparat penegak hukum dalam
penanganan pengaduan masyarakat. Di samping itu, Peraturan Pemerintah ini juga memperjelas pembinaan dan
pengawasan terhadap pemerintahan desa sebagai penyelenggara urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat desa dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menerima dan mengelola
sumber daya negara.

Kekurangan

Sanksi yang dikenakan sebagai hasil tindak lanjut pengawasan penyelenggaraan pemerintah daerah belum sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan.

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by SUNDIKA 030995284 - Thursday, 12 November 2020, 8:30 AM

-Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan ketentuan: untuk
pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pengawasan umum, Menteri
menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan
secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah
nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-
masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif,
dan untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian teknis masing-masing
sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan APIP di
lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.

Adapun mengenai pengawasan oleh DPRD, menurut PP ini, bersifat kebijakan. Pengawasan oleh DPRD
sebagaimana dimaksud meliputi: a. pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah; b. pelaksanaan
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan c. pelaksanaan
tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud, DPRD mempunyai hak: a. mendapatkan laporan
hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan; b. melakukan pembahasan terhadap laporan hasil pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan; c. meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan kepada Badan
Pemeriksa Keuangan; dan d. meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan pemeriksaan
lanjutan sesuai dengan ketentuan peraturan penrndang-undangan.

“Kepala daerah, wakil kepala daerah, dan kepala Perangkat Daerah wajib melaksanakan tindak Lanjut hasil
pembinaan dan pengawasan.,” bunyi Pasal 27 ayat (1) PP ini.

/
PP ini menegaskan, Kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah yang melakukan
pelanggaran administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijatuhi sanksi administratif oleh oleh
Presiden, Menteri, dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sesuai dengan kewenangannya setelah
dilakukan verifikasi dan/atau pemeriksaan secara teliti, objektif, dan didukung dengan data, informasi, dan/atau
dokumen lainnya yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran dimaksud.

“Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat (3) PP
ini.
Hide sidebars

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud terdiri atas: a. teguran tertulis; b. tidak dibayarkan hak keuangan
selama 3 (tiga) bulan; c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan; d. penundaan evaluasi
rancangan peraturan daerah; e. pengambilalihan kewenanganperiainan; f. penundaan atau pemotongan dana
alokasi umum dan/atau dana bagi hasil; g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang
pemerintahan; h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan; dan/atau i. pemberhentian.
Course dashboard

“Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,” bunyi Pasal 52 Peraturan Pemerintah
Nomor: 12 Tahun 2017
-kekurangan dan kelebihan PP No 12 tahun 2017.
masing-masing dengan berkoordinasi kepada gubernur sebagai WPP; atau b. Gubernur sebagai WPP tidak
melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan menteri teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by ERNA ARIANTJE JULIANA UNEPUTTY 030655901 - Thursday, 12 November 2020, 6:08 PM

Bagaimanakah pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh masyarakat menurut PP
No 12 tahun 2017? Kemudian jelaskan kelebihan dan kekurangannya
Dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 353 dalam rangka memberi kepastian hukum terhadap
tata cara pengenaan sanksi administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 383 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Presiden Joko Widodo
pada 5 April 2017 telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
PP ini menjelaskan bahwa pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah:

a. provinsi, dilaksanakan oleh:


1. Menteri, untuk pembinaan umum
2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pembinaan teknis
b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum dan teknis.

Pembinaan umum sebagaimana dimaksud meliput:


a. pembagian urusan pemerintahan
b. kelembagaan daerah
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah
d. keuangandaerah
e. pembangunan daerah
f. pelayanan publik di daerah
g. kerja sama daerah
h. kebljakan daerah
i. kepala daerah dan DPRD

Sedangkan pembinaan teknis dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke
daerah provinsi. Pembinaan teknis sebataimana dimaksud dilakukan terhadap tenis penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/kota.
Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud meliputi:
a. capaian standar pelayanan minimal atas pelayanan dasar
b. ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk ketaatan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren
c. dampak pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
d. akuntabilitas pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dalam pelaksanaan urusan pemerintahan
konkuren di daerah.
Kelebihan PP No 12 tahun 2017
Selain melakukan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah provinsi, Menteri dan menteri teknis/kepala
lembaga pemerintah nonkementerian sesuai dengan kewenangan masing-masing melakukan pengawasan atas
pelaksanaan pengawasan yang menjadi tugas gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat,” bunyi Pasal 10 ayat (5)
PP ini.
Menurut PP ini, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan
ketentuan: untuk pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi
dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pengawasan umum,
Menteri menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan
secara efisien dan efektif serta koordinatif; untuk pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah
nonkementerian menugaskan unit kerja di lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-
masing sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif, dan
untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian teknis masing-masing sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan APIP di
lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.
Adapun mengenai pengawasan oleh DPRD, menurut PP ini, bersifat kebijakan. Pengawasan oleh DPRD
sebagaimana dimaksud meliputi:
a. pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah;
b. pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
c. pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan pemeriksaan keuangan
Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud, DPRD mempunyai hak:

a. mendapatkan laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan


b. melakukan pembahasan terhadap laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan
c. meminta klarifikasi atas temuan laporan hasil pemeriksaan kepada Badan Pemeriksa Keuangan

/
d. meminta kepada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai dengan ketentuan
peraturan penrndang-undangan.

PP ini menegaskan, Kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah yang melakukan pelanggaran
administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijatuhi sanksi administratif oleh oleh Presiden, Menteri,
dan gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sesuai dengan kewenangannya setelah dilakukan verifikasi dan/atau
pemeriksaan secara teliti, objektif, dan didukung dengan data, informasi, dan/atau dokumen lainnya yang berkaitan
dengan dugaan pelanggaran dimaksud.
Hide sidebars

Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat(3)PPini.

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud terdiri atas:


a. teguran tertulis;
b. tidak dibayarkan hak keuangan selama 3 (tiga) bulan;
Course dashboard

c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6 (enam) bulan


d. penundaan evaluasi rancangan peraturan daerah
e. pengambilalihan kewenanganperiainan
f. penundaan atau pemotongan dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil
g. mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan
h. pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan; dan/atau i. pemberhentian.

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,” bunyi Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor:
12 Tahun 2017, yang telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasona H. Laoly pada 7 April 2017

Kekurangan PP 12 Tahun 2017


Gubernur sebagai Wakil pemerintah pusat belum mampu melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan
menteri teknis/kepala LPNk melakukan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai
dengan kewenangan masing-masing dengan berkoordinasi kepada gubernur sebagai Wakil pemerintah pusat

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2017/pp12-2017bt.pdf
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt590afbe13e1a5/begini-isi-pp-pembinaan-dan-pengawasan-
penyelenggaraan-pemerintahan-daerah/

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by CHRISDIANA TERESHIA SODAK 022529948 - Thursday, 12 November 2020, 8:51 PM

Menurut apa yang saya tangkap,


pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk:
A. provinsi, dilaksanakan oleh:
1. Menteri, untuk pengawasan umum; dan
2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pengawasan teknis;
B. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pengawasan umum dan
teknis.

Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi:


a. pembagian urusan pemerintahan;
b. kelembagaan daerah;
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah;
d. keuangan daerah;
e. pembangunan daerah;
f. pelayanan publik di daerah;
g. kerja sama daerah;
h. kebijakan daerah;
i. kepala daerah dan DPRD; dan
j. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan
terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.

Ketentuan penutup dari Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2017 tentang tentang Pembinaan dan Pengawasan
Pemerintahan Daerah diantaranya menyebutkan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Untuk kelebihan nya menurut saya, Peraturan Pemerintah ini memperjelas mekanisme koordinasi antara APIP
dengan aparat penegak hukum dalam penanganan pengaduan masyarakat. Di samping itu, Peraturan Pemerintah
ini juga memperjelas pembinaan dan pengawasan terhadap pemerintahan desa sebagai penyelenggara urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat desa dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang menerima dan mengelola sumber daya negara.

Sedangkan dari pandangan saya kelemahannya yaitu, Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut
hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat (3) PP ini.

Demikian pendapat saya, terimakasih

Permalink Show parent Reply

/
Re:DHANTI
by Diskusi.7
VARADHITYA 041077635 - Thursday, 12 November 2020, 11:28 PM

1) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah
ditetapkan sebagai bentuk melaksanakan ketentuan Pasal 353 dalam rangka memberi kepastian hukum terhadap
tata cara pengenaan sanksi administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 383 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Menurut PP ini, pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah:


Hide sidebars

1. Provinsi, dilaksanakan oleh:


a. Menteri, untuk pembinaan umum; dan
b. Menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pembinaan teknis;
2. Kabupaten/Kota, dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum dan
teknis.

Pembinaan umum sebagaimana dimaksud meliputi:


Course dashboard

1. Pembagian urusan pemerintahan;


2. Kelembagaan daerah;
3. Kepegawaian pada Perangkat Daerah;
4. Keuangan daerah;
5. Pembangunan daerah;
6. Pelayanan publik di daerah;
7. Kerja sama daerah;
8. Kebljakan daerah;
9. Kepala Daerah dan DPRD; dan
10. Bentuk pembinaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Kelebihan PP No 12 tahun 2017:


Menurut PP ini, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan dengan
ketentuan:
1. Untuk pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif;
2. Untuk pengawasan umum, Menteri menugaskan APIP di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif;
3. Untuk pembinaan teknis, menteri teknis/kepala lembaga pemerintah non-kementerian menugaskan unit kerja di
lingkungan kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif;
4. Untuk pengawasan teknis, menteri teknis menugaskan APIP di lingkungan kementerian teknis masing-masing
sesuai dengan fungsi dan kewenangannya dan kepala lembaga pemerintah nonkementerian menugaskan APIP di
lingkungan unit pengawasan lembaga pemerintah nonkementerian masing-masing sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.

3) Kekurangan PP No 12 tahun 2017:


1. Gubernur sebagai WPP belum mampu melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan menteri
teknis/kepala LPNk melakukan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan daerah kab/kota sesuai dengan
kewenangan masing-masing dengan berkoordinasi kepada gubernur sebagai WPP;
2. Gubernur sebagai WPP tidak melakukan pembinaan umum dan teknis, Mendagri dan menteri teknis/kepala
LPNk melakukan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kab/kota sesuai dengan kewenangan
masing-masing.

Sumber: Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
BMP ADPU 4440 Administrasi Pemerintah Daerah

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by VERONICA 030789043 - Friday, 13 November 2020, 8:33 AM

Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 12 tahun 2017 tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, pengertian dari Pembinaan maupun Pengawasan adalah sebagai berikut:
Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang ditujukan untuk
mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Sedangkan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang
ditujukan untuk menjamin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bentuk dari Pembinaan itu terdiri dari Fasilitasi, Konsultasi, Pendidikan dan Pelatihan, serta Penelitian dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah menurut PP Nomor 12 Tahun 2017 pada Bab III Pasal 10 pada
tingkat provinsi dilaksanakan oleh Menteri untuk pengawasan umum, dan menteri teknis/kepala lembaga pemerintah
nonkementerian, untuk pengawasan teknis.
Pada bagian ketiga PP Nomor 12 Tahun 2017 mengenai Pelaksanaan Pembinaan dan Pengawasan Paragraf 5
(lima) Pasal 21 dan Pasal 22 Pengawasan oleh Masyarakat, menyebutkan bentuk pengawasan penyelenggaraan
pemerintah daerah oleh masyarakat meliputi:
Pasal 21
(1) Pengawasan oleh masyarakat merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
(2) Pengawasan oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara perorangan,
perwakilan kelompok pengguna pelayanan, perwakilan kelompok pemerhati, atau perwakilan badan hukum yang
mempunyai kepedulian terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Pasal 22
(1) Masyarakat dapat menyampaikan laporan atau pengaduan atas dugaan penyimpangan yang dilakukan
oleh kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan/atau aparatur sipil negara di instansi
daerah dan perangkat desa kepada APIP dan/atau aparat penegak hukum.
(2) Laporan atau pengaduan dugaan penyimpangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara

/
tertulis yang memuat paling sedikit:
a. nama dan alamat pihak yang melaporkan;
b. nama, jabatan, dan alamat lengkap pihak yang dilaporkan;
c. perbuatan yang diduga melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
d. keterangan yang memuat fakta, data, atau petunjuk terjadinya pelanggaran.
Maka sehubungan dengan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh masyarakat
merupakan suatu alat kontrol dari perbuatan menyimpang dalam bentuk pengaduan atas dugaan (whistle blowing
system) terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan kewenangan pemerintah yang disampaikan kepada Tim
APIP dan atau aparat penegak hukum setempat.
Hide sidebars

Kelebihan pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat yaitu:


1. Sebagai kontrol Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, Anggota DPRD, dan/atau Aparatur Sipil Negara di
Instansi Daerah dan Perangkat Desa dari tindak penyelewengan;
2. Adanya keterbukaan informasi dari Pemerintah Daerah kepada Masyarakat sehingga terciptanya good
governance;
Course dashboard

3. Terlaksananya sistem demokrasi yaitu dimana masyarakat ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan
pemerintahan melalui pemberian saran yang membangun;
4. Sarana koreksi dan evaluasi dalam perbaikan pelayanan kepada masyarakat di masa mendatang.

Kelemahan pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat yaitu:

1. Terkadang pengaduan atas dugaan tindakan penyelewengan dirasa kurang objektif, mengingat latar belakang
pelapor yang terdiri dari berbagai macam kalangan;
2. Jaminan perlindungan hukum pada masyarakat pelapor (saksi) terkadang terabaikan;
3. Musrenbang yang biasa diikuti oleh masyarakat sebagai pengawasan proses perencanaan pembangunan,
tidak secara rutin dilaksanakan sehingga mengakibatkan perencanaan berjalan tidak sesuai dengan
kebutuhan;
4. Mekanisme pelaporan pengawasan oleh masyarakat kurang memadai dan informatif, sehingga masyarakat
mengalami kesulitan dalam menyampaikan aspirasinya.

Sumber:

1. BMP ADPU 4440 Administrasi Pemerintahan Daerah


2. file:///E:/Downloads/PP_NO_12_2017.pdf
3. https://setkab.go.id/presiden-jokowi-teken-pp-pembinaan-dan-pengawasan-penyelenggaraan-pemerintahan-
daerah/
4. Adi Suryawan, I Made dan Dewa Made Suartha. Jurnal Fungsi Pengawasan Oleh Masyarakat Terhadap
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Kertha Negara : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 04 No. 06 Oktober 2016.
5. http://www.cifor.org/publications/pdf_files/govbrief/govbrief0611.pdf

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
by YURA RINDANI KARTIKA 041165492 - Saturday, 14 November 2020, 2:02 PM

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Pemerintahan Daerah :
PP tersebut ditetapkan sebagai bentuk melaksanakan ketentuan Pasal 353 dalam rangka memberi kepastian hukum
terhadap tata cara pengenaan sanksi administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 383 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Menurut PP ini, pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah: a. provinsi, dilaksanakan oleh: 1. Menteri,
untuk pembinaan umum; dan 2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk pembinaan
teknis; b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk pembinaan umum dan
teknis.

Pembinaan umum sebagaimasa dimaksud meliput: a. pembagian urusan pemerintahan; b. kelembagaan daerah; c.
kepegawaian pada Perangkat Daerah; d. keuangandaerah; e. pembangunan daerah; f. pelayanan publik di daerah;
g. kerja sama daerah; h. kebljakan daerah; i. kepala daerah dan DPRD; dan j. bentuk pembinaan lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pembinaan teknis dilakukan terhadap teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan ke
daerah provinsi. Pembinaan teknis sebataimana dimaksud dilakukan terhadap tenis penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/kota.

Adapun pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP ini untuk: a. provinsi, dilaksanakan oleh:
1. Menteri, untuk pengawasan umum; dan 2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian, untuk
pengawasan teknis; b. kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk
pengawasan umum dan teknis.

Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi: a. pembagian urusan pemerintahan; b. kelembagaan daerah;
c. kepegawaian pada Perangkat Daerah; d. keuangan daerah; e. pembangunan daerah; f. pelayanan publik di
daerah; g. kerja sama daerah; h. kebijakan daerah; i. kepala daerah dan DPRD; dan j. bentuk pengawasan lain
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan
terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.

Ketentuan penutup dari Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2017 tentang tentang Pembinaan dan Pengawasan
Pemerintahan Daerah diantaranya menyebutkan bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Kelebihan :

/
“Kepala daerah, wakil kepala daerah, dan kepala Perangkat Daerah wajib melaksanakan tindak Lanjut hasil
pembinaan dan pengawasan.,” bunyi Pasal 27 ayat (1) PP ini.

Kekurangan :
Sanksi administratif yang dijatuhkan merupakan tindak lanjut hasil Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dan sebagai bagran dari pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,” bunyi Pasal 37 ayat (3) PP ini
Hide sidebars

Permalink Show parent Reply

Re: Diskusi.7
Course dashboard

by NURHARIS 030145476 - Saturday, 14 November 2020, 6:57 PM

Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh masyarakat menurut PP No 12 tahun
2017 adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang ditujukan untuk menjamin penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bentuk pengawasan masyarakat kepada pemerintahan daerah dapat melembaga dan tidak melembaga.
Pengawasan melembaga, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara-cara yang terlembaga,
seperti temu wicara, petisi, pernyataan sikap, rekomendasi, resolusi, dan demontrasi damai; sedangkan
pengawasan tidak melembaga, yaitu pengawasan yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak terlembaga,
misalnya demonstrasi liar, penyebaran pamflet-pamflet yang tidak sopan, caci maki, pemogokan umum,
pemboikotan, pembangkangan, sabotase, dan perusakan.

Adapun pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, menurut PP No 12 tahun 2017 ini adalah sebagai
berikut

Pengawasan untuk tingkat Provinsi, dilaksanakan oleh:

1. Menteri, untuk pengawasan umum; dan


2. menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementerian,

Untuk pengawasan teknis Kabupaten/kota, dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk
pengawasan umum dan teknis. Pengawasan umum sebagaimana dimaksud meliputi:

1. pembagian urusan pemerintahan;


2. kelembagaan daerah;
3. kepegawaian pada Perangkat Daerah;
4. keuangan daerah;
5. pembangunan daerah;
6. pelayanan publik di daerah;
7. kerja sama daerah;
8. kebijakan daerah;
9. kepala daerah dan DPRD; dan
10. bentuk pengawasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan
pemerintahan yang diserahkan ke daerah provinsi, dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dilakukan
terhadap teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke daerah kabupaten/ kota.

Kelebihannya anatara lain :


PP ini menjelaskan bahwa pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan dengan ketentuan
untuk pembinaan umum, Menteri menugaskan unit kerja di lingkungan Kementerian sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya dan dilaksanakan secara efisien dan efektif serta koordinatif.

Kekuranganya antara lain:


Belum optimalkan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam perwujudan pemerintahan yang
baik maka peran pengawasan harus ditingkatkan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
tercapainya pemerintahan yang bersih bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Masyarakat belum memiliki keberanian untuk melaporkan kinerja pemerintahnya.

Maximum rating: -
Permalink Show parent Edit Delete Reply

◄ Mteri 7
Jump to...
Tugas.3 ►

User

You are logged in as NURHARIS 030145476


Log out

/
Administration

Forum administration
Optional subscription
Subscribe to this forum
Hide sidebars

Belajar daring, dimana saja dan kapan saja!


Course dashboard

UNIVERSITAS TERBUKA 2020

Anda mungkin juga menyukai