Anda di halaman 1dari 2

Sifat melawan hukum umum (wederrechtelijkheid)

Syarat umum dapat dipidanakannya suatu perbuatan sebagaimana rumusan pengertian


tindak pidana.

Memaknai Melawan Hukum :

KUHP merupakan instrumen hukum pidana pertama meletakan “melawan hukum” sebagai
unsur dalam pasal-pasal.

Secara historis dan etimologi, melawan hukum sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasal
yang terdapat dalam KUHP tersebut berasal dari kata “wederrechtelijk” di KUHP Belanda

konsep perbuatan melawan hukum -> KUHP (sengaja dan melawan hukum terdapat
menstrea)

Arti melawan hukum :

Zonder Eigen Recht = Tanpa Hak sendiri

Tegen eens Anders Rect = Bertentangan dengan hak orang lain ( pasal 362 : pencurian,
mengambil barang orang lain tanpa hak )

Objektif = Bertentangan dengan hukum positif

Definisi menurut para Ahli

- Ch. J Enschede " perbuatan pidana adalah suatu perbuatan , manusia yang termasuk dalam
rumusan delik, melawan hukum, dan kesalahan yang dapat dicelakan kepadanya"

- Van Hamel " sifat melawan hukum dari suatu perbuatan pidana adalah bagian dari suatu
pengertian yang umum. Pembuat undang-undang pidana tidak pernah menyatakan bagian
inin tetapi selalu merupakan dugaan"

- Noyon dan Langemeijer "Pengertian melawan hukum bagaimanapun masih menjadi


perhatian sebagai unsur rumusan delik. Dengan menyatakan suatu perbuatan dapat
dipidana maka pembentuk undang-undang memberitahukan bahwa ia memandang
perbuatan itu sebagai sifat melawan hukum atau tidak "

Kasus konkrit : Korupsi


Terminologi sifat melawan hukum (korupsi) dapat ditemukan sebagai salah satu unsur
tindak pidana korupsi dalam Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Kata melawan hukum dalam pasal tersebut kemudian dalam penjelasannya, mencakup
perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun dalam arti materil, yakni meskipun
perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan, namun apabila
perbuatan tersebut dianggap tidak tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau
norma kehidupan sosial dalam masyarakat, maka perbuatan tersebut dapat dipidana.

Sumber :

Jurnal hukum pro justitia, juli 2006, Volume 24, no 23. RB Budi Prastowo “ Delik
Formil/Materil, Sifat Melawan Hukum Formil/Materil Da Pertanggung Jawaban Pidana
Dalam Tindak Pidana Korupsi ”

Anda mungkin juga menyukai