Anda di halaman 1dari 21

Nama : Muhamad Hilman Maulana

NPM : 10070219041
Kelas : A
Tugas Resume

RISET PASAR & PENENTUAN LOKASI


Penentuan lokasi perusahaan akan mempengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan
secara keseluruhan, oleh karena itu dibutuhkan tahapan yang tepat dalam menentukan lokasi
perusahaan. Tahapan penentuan lokasi perusahaan, dimulai dengan melakukan riset pasar untuk
mengetahui kondisi pasar, seperti jumlah target pasar, kapasitas pesaing, ukuran pasar dan
penentuan market size atau kapasitas perusahaan. Penentuan lokasi perusahaan kali ini yaitu berada
di Kabupaten Jember, tahapan awal yaitu menentukan populasi target pasar yaitu anak-anak
kelompok usia 0-4 tahun dan 5-9 tahun yang ada di Kabupaten Jember yang didapatkan dari Badan
Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan BPS didapatkan jumlah populasi kelompok usia 0-4 yaitu
sebanyak 127.124 jiwa sedangkan untuk kelompok usia 5-9 tahun yaitu sebanyak 187.122 jiwa,
maka jumlah konsumen yaitu 314.246 jiwa. Tahapan selanjutnya yaitu menganalis perusahaan
pesaing yang bergerak di bidang yang sama beserta persentase pangsa pasar yang dimiliki
perusahaan tersebut. Perusahaan pesaing tersebut diantaranya yaitu CV. Nur Rahmat Teknik yang
memiliki pangsa pasar sebesar 27%, Yolo Consultant sebesar 15%, Consult Corp sebesar 30%,
Mir Consultant sebesar 23% dan perusahaan pesaing lainnya sebesar 5%.
Setelah melakukan riset pasar, selanjutnya yaitu penentuan lokasi menggunakan metode
rating factor, dengan terlebih dahulu menentukan variabel yang mempengaruhi dalam pemilihan
lokasi perusahaan. Terdapat tiga belas variabel yang mempengaruhi penentuan lokasi perusahaan
diantaranya yaitu lokasi pasar (variabel A), harga tanah (variabel B), harga bangunan (variabel C),
biaya distribusi barang jadi (variabel D), biaya pengangkutan bahan baku (variabel E),
ketersediaan bahan baku (variabel F), lokasi sumber bahan baku (variabel G), lingkungan
masyarakat (variabel H), tingkat upah buruh (variabel I), ketersediaan fasilitas pengangkutan
(variabel J), fasilitas umum (variabel K), ketersediaan utilitas (variabel L) dan persediaan tenaga
kerja (variabel M). Tahapan selanjutnya yaitu menentukan alternatif lokasi perusahaan yaitu
kecamatan yang berada di Kabupaten Jember, diantaranya yaitu Kecamatan Puger, Kecamatan
Kaliwates dan Kecamatan Sumbersari, pemilihan alternatif-alternatif lokasi perusahaan tersebut
didasarkan pada variabel-variabel yang telah ditentukan sebelumnya, lalu menentukan tingkat
kepentingan alternatif lokasi berdasarkan variabel yaitu rendah yang memiliki nilai 1-3, sedang
yang memiliki nilai 4-7 dan tinggi yang memiliki nilai 8-10.
Tahapan selanjutnya yaitu melakukan perhitungan jumlah permintaan pasar atau ukuran
pasar, total permintaan pasar ditentukan dengan cara mengalikan jumlah konsumen yaitu sebanyak
314.246 jiwa dengan rata-rata produk yang digunakan oleh 1 anak dalam 1 tahun yaitu 1 produk
mainan, maka didapatkan total permintaan pasar yaitu sebanyak 314.246 unit, lalu menentukan
market size atau kapasitas perusahaan, dengan terlebih dahulu menentukan kemampuan
perusahaan untuk mengambil pasar (market share) dari setiap kompetitor. Polarity Corporate
mengambil pasar dari kompetitor yaitu sebanyak 30% dengan rincian yaitu 4 % dari CV. Nur
Rahmat Teknik 5% dari Yolo Consultant, 10% dari Consult Corp, 8% dari Mir Consultant dan %
dan 3% dari kompetitor lainnya. Selanjutnya yaitu melakukan perhitungan market size potencial
yaitu dengan mengalikan total market share dengan total permintaan pasar, maka didapatkan nilai
market size potencial atau kapasitas perusahaan yang akan didirikan yaitu sebesar 94.274 unit.
Selanjutnya yaitu menentukan lokasi menggunakan metode rating factor dimana terdapat
dua langkah diantaranya yaitu pembobotan variabel dengan zero one dan perhitungan rating
factor. Pembobotan zero one dilakukan dengan cara membandingkan dan menentukan prioritas
variabel-variabel yang mempengaruhi penentuan lokasi perusahaan yang sebelumnya sudah
ditetapkan. Penentuan bobot yaitu diberi nilai 0 apabila kolom lebih penting daripada baris
(variabel horizontal) dan diberi nilai 1 apabila baris lebih penting daripada kolom (variabel
vertikal), setelah itu menjumlahkan nilai untuk setiap baris dan didapatkan total jumlah dari setiap
baris adalah 45. Selanjutnya yaitu menghitung persentase bobot variabel yaitu dengan membagi
jumlah variabel n dengan total jumlah dikali dengan 100%. Didapatkan bobot variabel untuk
variabel G sebesar 11%, variabel H dan variabel I sebesar 7%, lalu melakukan perhitungan rating
factor untuk setiap alternatif lokasi penentuan perusahaan dengan cara mengalikan nilai bobot
variabel dengan nilai tingkat kepentingan. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
didapatkan nilai rating factor untuk altenatif lokasi pertama (Kecamatan Puger) yaitu sebesar 5,31
untuk altenatif lokasi kedua (Kecamatan Kaliwates) yaitu sebesar 4,60 dan altenatif lokasi ketiga
(Kecamatan Sumbersari) yaitu sebesar 5,78. Maka dari nilai-nilai tersebut alternatif lokasi
perusahaan yang terpilih yaitu alternatif lokasi ketiga (Kecamatan Sumbersari) karena memiliki
nilai terbesar yaitu 5,78.
DESAIN PRODUK DAN PROSES
• Analisis Desain Produk
Desain produk merupakan salah satu aspek pembentuk citra produk. Desain yang unik dan
mampu memberikan daya pikat pada konsumen tentu akan menciptakan kesan yang baik pada
suatu produk. Tahapan desain produk dimulai dengan menentukan jumlah produk yang diharapkan
per hari yaitu berdasarkan kapasitas produksi perusahaan dan jumlah jam kerja per tahun dikalikan
jam kerja per hari, lalu menentukan daftar komponen seperti level, no part, nama part, dan
kuantitas serta menentukan uraian aktivitas perakitan yang digunakan untuk pembuatan
precedence diagram.
Dalam pembuatan produk mainan Mobil Truk Tangki Air (MTTA) desain produk dimulai
dengan membuat Bill Of Material (BOM) untuk mengetahui komponen apa saja yang membentuk
MTTA beserta jumlah dan tingkatan penyusunannya. Terdapat beberapa komponen yang
membentuk produk mainan MTTA diantaranya yaitu as roda sebanyak 4, roda sebanyak 8, kabin
sebanyak 1, pasak 1 sebanyak 1, tangki sebanyak 1, penutup tangki sebanyak 1, landasan depan
sebanyak 1, pasak 2 sebanyak 3 dan landasan belakang sebanyak 1. Setelah itu menetapkan
spesifikasi produk berdasarkan 8 dimensi kualitas diantaranya yaitu performance dengan
spesifikasi produk yaitu lancar dimainkan, conformance yaitu mudah dibawa, feature yaitu
terdapat music dan dapat dibongkar pasang, reliability yaitu bahan yang berkualita dan masa pakai
yang lama, aesthetic yaitu desain menarik dan warna bervariasi, serviceability yaitu memiliki
garansi, perceived quality yaitu harga terjangkau serta durability yaitu tahan terhadap benturan
dan rayap.
Langkah selanjutnya dalam desain produk yaitu membuat gambar teknik 3 dimensi dan 2
dimensi berdasarkan spesifikasi produk dan ukuran yang telah ditetapkan. Dalam pembuatan
produk mainan MTTA ini menggunakan bahan kayu dengan jenis kayu balok (1,5x5) cm, kayu
balok (5x5) cm serta kayu gelondongan dengan diameter 6 cm dan 3 cm dengan jenis katu yang
digunakan yaitu kayu mahoni karena sangat kuat dan memiliki tekstur indah dan berkerkesan
mewah. Selain itu, kayu mahoni memiliki karakteristik kuat dengan pori – pori kecil sehingga
cocok digunakan sebagai material pembuatan mainan. Komponen-komponen yang membentuk
produk mainan MTTA tidak semuanya diproduksi, akan tetapi ada beberapa komponen yang dibeli
seperti as roda, pasak 1 dan pasak 2, selain itu terdapat bahan pendukung pada proses produksi
yaitu cat yang digunakan untuk mewarnai produk yang telah jadi agar produk terlihat menarik
serta bahan pengemasan seperti bubble wrap dan plastik.
• Analisis Desain Proses
Desain proses merupakan suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan serta
peralatan untuk menghasilkan produk. Dalam pembuatan produk mainan MTTA , tahapan desain
proses dilakukan dengan membuat peta-peta kerja seperti peta perakitan dan peta proses operasi,
lalu membuat precedence diagram, melakukan perhitungan routing sheet yang terdiri dari routing
sheet assembly, routing sheet pabrikasi dan routing sheet pra-pabrikasi, lalu yang terakhir
membuat Multi Product Process Chart (MPPC).
Pembuatan peta perakitan dilakukan untuk mengetahui komponen apa saja yang
dibutuhkan dan juga keterkaitan antara komponen untuk merakit mainan MTTA seperti as roda,
roda, kabin, pasak , tangki, penutup tangki, landasan depan, pasak 2 dan landasan belakang.
Selanjutnya yaitu membuat peta proses operasi untuk mengetahui langkah-langkah proses yang
dialami bahan baku mengenai urutan operasi dan pemeriksaan. Peta proses yang dibuat yaitu peta
proses operasi pra pabrikasi dengan jumlah delapan operasi dan empat pemeriksaan serta waktu
total yaitu 37,35 menit, selain itu dibuat juga peta proses operasi terdapat delapan puluh empat
operasi dan empat belas pemeriksaan dengan waktu total yaitu 108,77 menit. Setelah itu membuat
precedence diagram untuk mengetahuihubungan antar proses, apakah suatu proses dapat dimulai
ketika proses pendahulunya telah selesai dilakukan atau proses tersebut dapat dilakukan ketika
proses sebelumnya belum dilaksanakan.
• Analisis Kapasitas Mesin
Perhitungan kapasitas mesin dilakukan menggunakan routing sheet dan Multi Product
Process Chart (MPPC). Routing sheet berguna dalam menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan
dan untuk menghitung jumlah part yang harus disiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah
produk yang diinginkan. Data yang diperlukan dalam perhitungan routing sheet ini adalah urutan
proses operasi dari setiap komponen, nama atau jenis peralatan yang digunakan, waktu baku,
waktu setup, efisensi mesin atau meja kerja persentase scrap yang dihasilkan, efisiensi dan
reliabilitas mesin yang digunakan. Perhitungan routing sheet yang dilakukan dimulai dari routing
sheet assembly, routing sheet pabrikasi, serta routing sheet pra-pabrikasi.
Perhitungan routing sheet assembly dilakukan untuk operasi perakitan, pengemasan dan
pemeriksaan akhir, berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai jumlah yang
diharapkan sama dengan jumlah yang disiapkan yaitu sebesar 328 unit, hal tersebut karena tidak
adanya persentase scrap pada proses perakitan. Selanjutnya yaitu perhitungan routing sheet
pabrikasi, dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai kapasitas alat teoritis per hari,
jumlah yang diharapkan, jumlah yang disiapkan, produksi pada efisiensi serta jumlah teoritis untuk
setiap komponen dan proses yang dilakukan untuk membuat mainan MTTA. Selain itu dilakukan
juga perhitungan routing sheet pra-pabrikasi yang dilakukan untuk proses pengukuran,
pemotongan dan pemeriksaan yang dipengaruhi oleh kebutuhan material. Perhitungan routing
sheet dilakukan untuk menentukan jumlah mesin yang dipengaruhi oleh waktu baku, waktu set up,
kapasitas mesin teoritis per hari, efisiensi mesin, persen scrap, jumlah bahan yang diharapkan dan
disiapkan, produksi pada efisiensi dan juga realibilitas mesin.
Tahapan desain proses selanjutnya yaitu membuat Multi Product Process Chart (MPPC)
untuk mengetahui langkah-langkah pengerjaan dari setiap produk yang ada pada waktu proses
tertentu, sehingga diperoleh informasi jumlah mesin aktual yang dibutuhkan dalam suatu pabrik.
Pembuatan MPPC dilakukan untuk mendapatkan nilai efisiensi terbesar, berdasarkan MPPC yang
telah dibuat, didapatkan nilai efisiensi untuk kondisi aktual yaitu sebesar 44%, nilai tersebut dirasa
masih belum optimal sehingga dilakukan pembuatan usulan perbaikan dengan merubah urutan
mesin yang dilalui dalam proses produksi, setelah dilakukan perbaikan didapatkan nilai efisiensi
sebesar 75%
Kapasitas mesin atau alat dipengaruhi oleh jam kerja, waktu set up dan waktu baku.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan untuk routing sheet assembly, nilai kapasitas alat
teoritis per hari terbesar berada pada bagian depan MTTA karena memiliki waktu baku yang lebih
kecil dibanding dengan bagian lainnya. Sedangkan untuk perhitungan routing sheet pabrikasi
didapatkan kapasitas penggaris (pengukuran) yaitu 13.616 unit teoritis per hari, untuk mesin bubut
memiliki kapasitas 77 unit teoritis per hari dengan jumlah mesin aktual yaitu 1 mesin bubut, untuk
mesin gerinda memiliki kapasitas 5.719 unit teoritis per hari dengan jumlah mesin aktual yaitu 20
mesin gerinda, lalu untuk mesin potong memiliki kapasitas 18.755 unit teoritis per hari dengan
jumlah mesin aktual yaitu 6 mesin potong, untuk mesin freis memiliki kapasitas 274 unit teoritis
per hari dengan jumlah mesin fres yaitu 13 mesin, untuk mesin bor memiliki kapasitas 4.738 unit
teoritis per hari dengan jumlah mesin aktual yaitu 35 mesin, untuk spray cat memiliki kapasitas
4.461 unit teoritis per hari dengan jumlah mesin aktual yaitu 19 mesin dan untuk pemeriksaan
memiliki kapasitas 6.295 unit teoritis per hari.
PENENTUAN STRUKTUR ORGANISASI
DAN PERHITUNGAN LUAS LANTAI

• Penentuan Struktur Organisasi Dan Jumlah Karyawan


Penentuan struktur organisasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar pegawai dan
aktivitas-aktivitas satu sama lain serta terhadap keseluruhan, di mana bagian adalah tugas-tugas,
pekerjaan-pekerjaan atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok pegawai yang
melaksanakannya. Selain itu struktur organisasi berguna untuk menentukan jumlah karyawan
berdasarkan tugas-tugas yang ada. Berdasarkan struktur organisasi yang telah dibuat, terdapat
beberapa bagian yang dibuat berdasarkan fungsi dan tugas yang dibutuhkan, diantaranya yaitu:
1. Direktur utama yang mempunyai kedudukan tertinggi sebagai penanggung jawab perusahaan.
Dalam menjalankan tugasnya, direktur utama dibantu oleh 1 orang sekretaris dan memimpin
4 direktur dari departemen berbeda yaitu Departemen Produksi, Departemen Marketing,
Departemen Keuangan serta Departemen Sumber Daya Manusia
2. Direktur produksi yang mempunyai tugas untuk melakukan perencanaan dan
pengorganisasian jadwal produksi, mengawasi proses produksi, menetapkan standar kontrol
kualitas dan memperkirakan, negosiasi dan menyetujui anggaran dengan klien dan manajer.
Dalam menjalankan tugasnya, direktur produksi dibantu oleh 1 orang sekretaris dan
memimpin 3 orang manajer, yaitu Manajer QC, Manajer Desain, Manajer Produksi.
• Manajer QC memimpin 3 kepala bagian yaitu Quality Assurance (QA) yang mempunyai
staff sebanyak 2 orang, lalu Incoming good control yang mempunyai staff sebanyak 2
orang, serta final good control yang mempunyai staff sebnyak 4 orang.
• Manajer Desain memimpin 1 kepala bagian yaitu Research and Development (RnD) yang
mempunyai staff sebanyak 3 orang.
• Manajer Produksi memimpin 1 kepala bagian yaitu Production Planning and Inventory
Control (PPIC) yang mempunyai supervisor 1 orang dan staff sebanyak 5 orang.
3. Direktur Marketing yang mempunyai tugas untuk yaitu mengoordinasikan strategi pemasaran,
mengatur budget untuk setiap iklan dan memonitor pertumbuhan perusahaan. Dalam
menjalankan tugasnya, direktur Marketing dibantu oleh 1 orang sekretaris dan memimpin 2
orang manajer, yaitu Manajer Marketing dan Manajer Sistem Informasi
• Manajer Marketing
Manajer Marketing mempunyai staff sebanyak 4 orang
• Manajer Sistem Informasi memimpin 1 kepala bagian yaitu Technical yang mempunyai
staff sebanyak 2 orang.
4. Direktur Keuangan mempunyai tugas untuk melakukan koordinasi dengan departemen lain
untuk pembuatan budget tahunan, membuat analisa keuangan dan proyeksi cashflow
mingguan dan bulanan. Dalam menjalankan tugasnya, direktur keuangan dibantu oleh 1 orang
sekretaris dan memimpin 2 orang manajer, yaitu Manajer Keuangan dan Manajer Logistik &
Purchasing
• Manajer Keuangan memimpin 2 kepala bagian yaitu akunting yang mempunyai staff
sebanyak 5 orang, lalu keuangan yang mempunyai staff sebanyak 3 orang.
• Manajer Logistik and Purchasing memimpin 2 kepala bagian yaitu Logistik yang
mempunyai staff sebanyak 8 orang dan purchasing yang mempunyai staff sebanyak 3
orang.
5. Direktur Sumber Daya Manusia mempunyai tugas untuk mengelola efektivitas hubungan
antar karyawan, mengelola training, learning and development untuk meningkatkan
keterampilan karyawan. Dalam menjalankan tugasnya, direktur keuangan dibantu oleh 1
orang sekretaris dan memimpin 3 kepala bagian, yaitu Development and Training yang
mempunyai staff 4 orang, lalu Human Resource sebanyak 3 orang dan Hubungan Masyarakat
sebanyak 2 orang
Dari penjelasan tersebut, ditetapkan untuk jumlah total karyawan kantor yaitu sebanyak 67
orang. Selain itu juga dilakukan penentuan jumlah operator produksi, didapatkan total jumlah
personel produksi yaitu 182 orang dengan rincian 178 orang sebagai operator di bagian produksi
dan 4 orang sebagai personel gudang, sedangkan untuk jumlah personel plant service yaitu
sebanyak 26 orang.
• Perhitungan Luas Lantai Gudang Bahan Baku (GBB)
Luas lantai gudang bahan baku adalah luas lantai yang digunakan untuk menyimpan bahan
baku atau material yang akan digunakan dalam produksi yang digunakan di area penerimaan
seluruh bahan baku sebelum disimpan ke dalam storage. Bahan baku yang digunakan terdiri dari
kayu balok (1,5x5) cm untuk landasan depan dan landasan belakang, kayu balok (5x5) cm untuk
kabin, kayu gelondongan diameter 6 cm untuk tangki serta kayu gelondongan diameter 3 cm untuk
penutup tangki dan roda.
Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, didapatkan luas total gudang bahan baku
yaitu 66 m2, sedangkan jika ditambahkan dengan luas gang material handling menjadi 99 m2. Nilai
tersebut dipengaruhi oleh dimensi unit yang diterima, jumlah part dari 1 unit, jumlah per minggu
berdasarkan nilai routing sheet pra pabrikasi bagian jumlah yang diharapkan, unit per minggu dan
unit diterima per periode penyimpanan, yang mana dari hal tersebut mempengaruhi dalam
penentuan jumlah pallet, tumpukkan pallet, luas pallet dan juga kelonggaran
• Perhitungan Luas Lantai Gudang Bahan Pembantu (GBP) dan Gudang Komponen
Pembantu (GKP)
Perhitungan luas lantai Gudang Bahan Pembantu (GBP) dan Gudang Komponen Pembantu
dilakukan untuk bahan dan komponen pembantu dalam pembuatan mainan Mobil Truk Tangki Air
(MTTA) yang terdiri dari bahan untuk pengemasan seperti bubble wrap dan plastic PP bening
serta bahan untuk pengecatan yaitu cat dan juga komponen yang dibeli seperti pasak 1, pasak 2
dan as roda. Perhitungan luas lantai gudang bahan pembantu dan gudang komponen pembantu
dipengaruhi oleh ukuran per assembly, dimensi unit yang diterima, ukuran netto per unit yang
diterima, jumlah unit yang diterima, unit diterima per hari berdasarkan nilai routing sheet
assembly, unit diterima per periode penyimpanan, yang mana dari hal tersebut mempengaruhi
dalam penentuan jumlah pallet, tumpukkan pallet, luas pallet, kelonggaran gang dan luas total.
Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, didapatkan luas total gudang bahan pembantu
yaitu 336 m2, sedangkan jika ditambahkan dengan luas gang material handling menjadi 410 m2.
Lalu untuk luas total Gudang Komponen Pembantu (GKP) yaitu 28 m 2, sedangkan jika
ditambahkan dengan luas gang material handling menjadi 50 m2. Luas lantai GKP tidak terlalu
besar, dikarenakan dimensi komponen yang disimpan di GKP tidak terlalu besar.
• Perhitungan Luas Lantai Produksi
Perhitungan luas lantai produksi dilakukan untuk semua departemen yang terdiri dari pra
pabrikasi, pabrikasi dan assembly serta mesin dan stasiun kerja yang digunakan untuk
memproduksi mainan Mobil Truk Tangki Air (MTTA). Nilai luas lantai produksi dipengaruhi oleh
jumlah mesin aktual berdasarkan multi product process chart (MPPC) yang terpilih, jumlah meja
berdasarkan jumlah yang diharapkan perjam dan kemampuan operator perjam, dimensi mesin atau
meja, allowance serta lebar gang. Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan, didapatkan luas
lantai terbesar untuk permesinan yaitu untuk mesin freis sebesar 44,29 m 2, dikarenakan memiliki
dimensi mesin dan jumlah mesin aktual yang lebih besar dibandingkan dengan mesin yang lainnya.
Sedangkan untuk lantai produksi non permesinan, didapatkan luas lantai yaitu sebesar 21,91 m 2,
lalu untuk lebar gang yaitu sebesar 1,13 m2
• Perhitungan Luas Lantai Gudang Barang Jadi (GBJ)
Perhitungan luas lantai Gudang Barang Jadi (GBJ) dilakukan untuk produk jadi mainan
Mobil Truk Tangki Air (MTTA). Berdasarkan perhitungan, didapatkan luas total lantai Gudang
Barang Jadi (GBJ) yaitu 1627 m2, sedangkan jika ditambahkan dengan gang material handling
menjadi 1789 m2. Nilai tersebut dipengaruhi oleh nilai kapasitas perusahaan sebesar 94.274 unit,
dimensi produk dan kemasan, kemasan per pallet, jumlah pallet, luas tumpukkan pallet serta
kelonggaran gang.
• Perhitungan Luas Lantai Pengiriman (Shipping)
Perhitungan luas lantai pengiriman atau shippingi dilakukan untuk menentukan dimensi
dus besar,total luas lantai pengiriman. Nilai total luas sebesar 66926 yang dipengaruhi oleh
dimensi dus besar dengan panjang 0,6m, lebar 0,4m dan tinggi 0,3m, selain itu dipengaruhi oleh
nilai dus per dua minggu sebesar 3936, nilai luas pemyimpanan dus besar sebesar 0,24 dengan
allowance sebesar 0,06, selain itu terdapat nilai dimensi box mobil dengan panjang 4,2 m, lebar 2
m, dan tinggi 1,7m, selain itu terdapat nilai kapasitas angkut sebesar 0,005, jumlah mobil sebanyak
1 unit, luas mobil sebesar 944,64 m2 dengan allowance sebesar 236,16.
• Perhitungan Luas Ruangan Supervisor
Perlengkapan yang terdapat di ruangan supervisor diantaranya meja supervisor, kursi
supervisor, pintu, lemari arsip, tempat sampah, alat pemadam kebakaran. Diantara perlengkapan
yang tersedia, pintu memiliki nilai luas total terbesar yaitu 1.856m 2, dan kursi supervisor memiliki
nilai luas total terkecil yaitu 0,7m2. Hasil didapatkannya nilai luas total terbesar dipengaruhi oleh
ukuran perlengkapan dengan panjang 0,8 dan lebar 0,8, dengan nilai luas ukuran 0,64, selain itu
dipengaruhi oleh kelonggaran penggunaan dengan persen kelonggaran sebesar 95% dan luas
ukuran yang sudah dipengaruhi oleh kelonggaran sebesar 0,608, dengan nilai luas kelonggaran
sebesar 1,248. Hasil didapatkannya nilai luas total terkecil dipengaruhi oleh ukuran perlengkapan
dengan panjang 0,5 dan lebar 0,5, dengan nilai luas ukuran 0,25, selain itu dipengaruhi oleh
kelonggaran penggunaan dengan persen kelonggaran sebesar 90% dan luas ukuran yang sudah
dipengaruhi oleh kelonggaran sebesar 0,225, dengan nilai luas kelonggaran sebesar 0,475. Total
perhitungan dari keseluruhan luas total sebesar 6,206.
• Perhitungan Luas Ruangan Kantor
Perhitungan luas kantor dilakukan untuk mengetahui luas total dari setiap ruangan.
Ruangan yang harus ada di kantor terdiri dari ruang direktur utama, ruang direktur, ruang
sekretaris, ruang manajer, ruang kabag, ruang staf, ruang ibadah, ruang pantry, ruang rapat, ruang
fotocopy, toilet, ruang cleaning service, ruang resepsionis (beserta toilet resepsionis). Ruang
sekretaris digabungkan dengan ruang direktur utama, selain itu terdapat ruang ibadah, ruang
resepsionis dan perlengkapan yang dikususkan pada ruangangan tertentu, misalnya tempat sampah
harus berada di setiap ruangan. Total ruangan kantor sebesar 2900,9 m 2. Luas total ruangan
terbesar yaitu terdapat pada ruangan resepsionis dengan nilai total luas sebesar 1881,5m2. Luas
total ruangan terkecil yaitu terdapat pada ruangan toilet pria dan toilet wanita dengan nilai luas
total sebesar 8,869m2.
• Perhitungan Luas Plant Service
Perhitungan luas plant service dibagi menjadi 2 bagian, yaitu plant service luar dan plant
service dalam. Pada plant service luar, terdapat beberapa area, diantaranya area parkir mobil, area
parkir motor, area parkir mobil box, area bahan bakar & pelumas, area pemadam kebakaran,
menara air, musholla, pos keamanan A, pos keamanan B, scrap area, tempat pembuangan sampah,
kotak pos, dan plang perusahaan,gardu listrik. Total luas plant service luar memiliki nilai sebesar
269,02m2. Nilai luas total terbesar terdapat pada area musholla dengan nilai luas total sebesar
105,83 m2. Nilai luas total terkecil terdapat pada area bahan bakar & pelumas dengan nilai luas
total sebesar 0,97 m2.
Pada plant service dalam, dibagi lagi menjadi dua meliputi non physical plant service dan
physical plant service. Pada non physical plant service terdapat beberapa area diantaranya pusat
kesehatan karyawan, kantin, koperasi, area telepon umum, toilet pria plant service (di daerah
kantin), toilet wanita plant service (di daerah kantin). Pada physical plant service terdapat
beberapa area diantaranya genset, maintenance shop & tools, panel listrik, cleaning service, ruang
loker, toilet pria produksi, dan toilet wanita produksi.
Nilai total luas non physical plant service luar sebesar 42,65 m2. Nilai luas total terbesar
terdapat pada area kantin dengan nilai luas total sebesar 13,66m 2. Nilai luas total terkecil terdapat
pada area telepon umum dengan nilai luas total sebesar 3,17m 2.
Nilai total luas physical plant service luar sebesar 101,09 m2. Nilai luas total terbesar terdapat pada
area panel listrik dengan nilai luas total sebesar 26,83 m 2. Nilai luas total terkecil terdapat pada
area toilet wanita produksi dengan nilai luas total sebesar 3,43 m 2.
PERHITUNGAN ONGKOS PEMINDAHAN BAHAN
DAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS
• Ongkos Material Handling
Data yang digunakan dalam perhitungan OHM diantaranya data MPPC usulan 2 yang
digunakan untuk mengetahui urutan departemen beserta stasiun kerja yang akan dilakukan
perhitungan, data perhitungan hasil luas lantai produksiuntuk menentukan luas asal dan luas tujuan
sebuah stasiun kerja, data dimensi dan spesifikasi material yang dibutuhkan untuk mengetahui
hasil dari OHM, data routing sheet untuk mengetahui kebutuhan per lead time.
Terdapat 3 derpartemen yang dilakukan perhitungan OHM diantaranya pra pabrikasi,
pabrikasi, dan assembly. Di dalam departemen pra pabrikasi terdapat beberapa proses perhitungan
OHM meliputi beberapa langkah diantaranya terdapat from dari GBB dengan luas asal sebesar 99
dan to ke SK Pengukuran dengan luas tujuan sebesar 2,51, adapun komponen yang terdapat pada
langkah pertama diantaranya kayu balok 1,5 x 5, kayu balok 5 x 5, kayu gelondongan d6, dan kayu
gelondongan d3. Nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 39.992,258,48. Selain itu, terdapat langkah
kedua yaitu from dari SK Pengukuran dengan luas asal sebesar 2,51 dan to ke SK Mesin Potong
dengan luas tujuan sebesar 3,60, adapun komponen yang terdapat pada langkah pertama
diantaranya kayu balok 1,5 x 5, kayu balok 5 x 5, kayu gelondongan d6, dan kayu gelondongan
d3. Nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 12.073.078,62. Selain itu, terdapat langkah ketiga yaitu
from dari SK Mesin Potong dengan luas asal sebesar 3,60 dan to ke SK Pemeriksaan dengan luas
tujuan sebesar 2,51, adapun komponen yang terdapat pada langkah pertama diantaranya kayu
balok 1,5 x 5, kayu balok 5 x 5, kayu gelondongan d6, dan kayu gelondongan d3. Nilai OHM
keseluruhan sebesar Rp 12.073.078,62. Selain itu, terdapat langkah keempat yaitu from dari SK
Pemeriksaan dengan luas asal sebesar 2,51 dan to ke GBB dengan luas tujuan sebesar 99, adapun
komponen yang terdapat pada langkah pertama diantaranya kayu balok 1,5 x 5, kayu balok 5 x 5,
kayu gelondongan d6, dan kayu gelondongan d3. Nilai OHM keseluruhan sebesar Rp
39.992,258,48.
Di dalam departemen pabrikasi terdapat beberapa proses perhitungan OHM meliputi
beberapa langkah diantaranya terdapat from dari GBB dengan luas asal sebesar 99 dan to ke SK
Pengukuran dengan luas tujuan sebesar 2,51 dan to ke SK Pengukuran dengan luas tujuan sebesar
2,51 , adapun komponen yang terdapat pada langkah pertama diantaranya pada SK Mesin Bubut
terdapat Roda, pada SK Pengukuran terdapat landasan depan, landasan belakang, kabin, tangki,
dan penutup tangki. Nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 35.487.859,88. Terdapat from dari SK
Mesin Bubut dengan luas asal sebesar 1,91 dan to ke SK Pengukuran dengan luas tujuan sebesar
2,51, adapun komponen yang dilakukan yaitu roda dengan dengan nilai OHM keseluruhan sebesar
Rp 1.198.980,88. Selain itu terdapat from dari SK Pengukuran dengan luas asal sebesar 2,51 dan
to ke SK Mesin Potong dengan luas tujuan sebesar 3,60 dan to ke SK Mesin Freis dengan luas
tujuan sebesar 44,92 , dan to ke SK Mesin Bor dengan luas tujuan sebesar 35,44, adapun komponen
yang dilakukan perhitungan diantaranya pada SK Mesin Potong terdapat roda landasan depan,
landasan belakang, tangki, penutup tangki dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp
84.563.796,11, pada SK Mesin Freis terdapat kabin dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp
11.988.46, pada SK Mesin Bor terdapat landasan depan, landasan belakang, tangki, dan roda
dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 98.665.898,34. Terdapat from dari SK Mesin Potong
dengan luas asal 3,60 dan to ke SK Mesin Freis dengan luas tujuan sebesar 44,29 dan to ke SK
Pengukuran dengan luas tujuan sebesar 2,51, adapun komponen yang dilakukan perhitungan pada
SK Mesin Freis diantaranya landasan depan, landasan belakang, tangki dengan nilai OHM
keseluruhan sebesar Rp 98.665.898,34. Terdapat komponen yang dilakukan perhitungan pada SK
Pengukuran diantaranya penutup tangki, roda dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp
2.792.537,49. Terdapat from dari SK Mesin Freis dengan luas asal sebesar 44,29 dan to ke SK
Pengukuran dengan luas tujuan sebesar 2,51 dan to ke SK Mesin Bor dengan luas tujuan sebesar
35,44. Adapun komponen yang dilakukan perhitungan pada SK Pengukuran diantaranya landasan
depan dan tangki dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 59.400.838,63. Adapun komponen
yang dilakukan perhitungan pada SK Mesin Bor diantaranya kabin dan landasan belakang dengan
nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 1.778,71. Terdapat from dari SK Mesin Bubut dengan luas asal
sebesar 1.91 dan to ke SK Mesin gerinda dengan luas tujuan sebesar 13,5 dan to ke SK Pengukuran
dengan luas tujuan sebesar 2,51. Adapun komponen yang dihitung pada SK Mesin Gerinda yaitu
kabin dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 6.496.563,93 Adapun komponen yang dihitung
pada SK Pengukuran yaitu roda dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 6.496.563,93. Terdapat
from dari SK Mesin Bor dengan luas asal sebesar 35,44 dan to ke SK Mesin Gerinda dengan luas
tujuan sebesar 13,5, adapun komponen yang dihitung dianaranya landasan depan, landasan
belakang, tangki, penutup tangki, roda dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 23.3961.675,50.
Terdapat from dari SK Mesin Gerinda dengan luas asal sebesar 13,55 dan to ke SK Spray Cat
dengan luas tujuan sebesar 9,56, adapun komponen yang dihitung diantaranya landasan depan,
landasan belakang, tangki, penutup tangki, roda, kabin dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp
199.716.390,31. Terdapat from dari SK Spray Cat dengan luas asal sebesar 9,56 dan to ke SK
Pemeriksaan dengan luas tujuan sebesar 2,51, adapun komponen yang dihitung diantaranya
landasan depan, landasan belakang, tangki, penutup tangki, roda, kabin dengan nilai OHM
keseluruhan sebesar Rp 137.894.700,01. Terdapat from dari GBP dengan luas asal sebesar 410 dan
to ke SK Spray Cat dengan luas tujuan sebesar 9.56, adapun komponen yang dihitung yaitu cat
dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 1489107,96.
Di dalam departemen assembly terdapat beberapa proses perhitungan OHM meliputi
beberapa langkah diantaranya terdapat from dari GKP dan to ke SK Perakitan 1, Perakitan 2 dan
Perakitan 3 dengan masing – masing luas tujuan sebesar 2,51. Terdapat komponen yang dihitung
diantaranya pasak 1, pasak 2, as roda dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 9.128,83.
Terdapat from dari GBP dengan luas asal sebsar 410 dan to ke SK Pengemasan dengan luas tujuan
sebesar 2,51, adapun komponen yang dihitung diantaranya bubble warp, plasti PP bening dengan
nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 4.036.177,37. Terdapat from dari SK Pemeriksaan dengan luas
asal sebesar 328 dan to ke SK Perakitan 1, SK Perakitan 2 dan Sk Perakitan 3 dengan masing –
masing luas tujuan sebsar 2,51, adapun komponen yang dihitung pada SK Perakitan 1 diantaranya
landasan depan dan kabin dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 27.305,31. Komponen yang
dihitung pada SK Perakitan 2 diantaranya landasan belakang dan tangki dengan nilai OHM
keseluruhan sebesar Rp 283.598.862,83. Komponen yang dihitung pada SK Perakitan 3 yaitu
penutup tangki dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 9.336.194,43. Terdapat from dari SK
Perakitan 1 dengan luas asal 328 dan to ke SK Perakitan 2 dengan luas tujuan sebesar 328,
komponen yang dihitung yaitu bagian depan dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 6.295.
Terdapat from dari SK Perakitan 2 dengan luas asal 328 dan to ke SK Perakitan 3 dengan luas
tujuan sebesar 328, komponen yang dihitung yaitu bagian belakang dengan nilai OHM
keseluruhan sebesar Rp 6.295. Terdapat from dari SK Perakitan 3 dengan luas asal 328 dan to ke
SK Pengemasan dengan luas tujuan sebesar 2,51, komponen yang dihitung yaitu MTTA dengan
nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 2.396. Terdapat from dari SK Perakitan 3 dengan luas asal 328
dan to ke SK Pengemasan dengan luas tujuan sebesar 2,51, komponen yang dihitung yaitu MTTA
dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 2.396. Terdapat from dari SK Pengemasan dengan luas
asal 2,51 dan to ke SK pemeriksaan dengan luas tujuan sebesar 2,51, komponen yang dihitung
yaitu MTTA dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 118.046,29. Terdapat from dari SK
Pengemasan dengan luas asal 2,51 dan to ke SK pemeriksaan dengan luas tujuan sebesar 328,
komponen yang dihitung yaitu MTTA dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp 118.046,29.
Terdapat from dari SK pemeriksaan dengan luas asal 328 dan to ke GBJ dengan luas tujuan sebesar
1789, komponen yang dihitung yaitu MTTA dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp
64.185,99. Terdapat from dari GBJ dengan luas asal 1789 dan to ke Shipping dengan luas tujuan
sebesar 66926, komponen yang dihitung yaitu MTTA dengan nilai OHM keseluruhan sebesar Rp
981.278,27.
• Matriks From To Chart
Matriks From To Chart yaitu matriks yang menggambarkan ongkos pemindahan bahan,
yang ditunjukkan dengan aliran bahan dari satu departemen ke departemen lainnya. Pembuatan
matriks From To Chart didasarkan pada hasil Multi Product Process Chart (MPPC) usulan 1 dan
usulan 2 serta hasil Material Handling Planning Sheet (MHPS). Langkah dari pembuatan From
To Chart yaitu dengan terlebih dahulu membuat baris untuk from dan kolom untuk to lalu diisi
oleh tiap departemen yang ada, setelah itu mengisi matriks dengan ongkos pemindahan bahan antar
tiap departemen bersadasarkan MHPS yang telah dibuat, yang terakhir itu menjumlahkan seluruh
ongkos pemindahan bahan untuk setiap baris dan kolom. Selain itu juga dilakukan perhitungan
analisa momen trial untuk masing-masing From To Chart yang didasarkan pada forward distance
from diagonal dan backward distance from diagonal
Berdasarkan From To Chart yang didasarkan pada MPPC usulan 1, didapatkan total
ongkos pemindahan bahan yaitu sebesar Rp1.609.854.950,535 dengan ongkos pemindahan bahan
terbesar yaitu dari departemen pemeriksaan ke perakitan 2 yaitu sebesar Rp 283.598.862,833,
sedangkan untuk ongkos pemindahan bahan terkecil yaitu dari departemen perakitan 3 ke
departemen pengemasan yaitu sebesar Rp2,396, lalu dilakukan perhitungan analisa momen trial,
didapatkan total forward dan backward yaitu sebesar Rp6.824.721.514,31. Selanjutnya yaitu
pembuatan From To Chart yang didasarkan pada MPPC usulan 2, berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan total ongkos pemindahan bahan yang sama dengan From To Chart yang pertama yaitu
sebesar Rp1.609.854.950,535 lalu untuk hasil perhitungan analisa momen trial didapatkan total
forward dan backward Rp Rp6.956.261.769,45. Dari hasil yang didapat terdapat perbedaan dari
hasil total forward dan backward antara From To Chart pertama dan From To Chart yang kedua,
hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan urutan departemen atau mesin hasil dari pembuatan
Multi Product Process Chart (MPPC). Hasil total forward dan backward dari From To Chart
pertama lebih kecil dibandingkan dengan From To Chart kedua, maka From To Chart pertama
terpilih, yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan matriks inflow dan outflow
• Matriks Inflow dan Outflow
Pembuatan matriks inflow dan outflow dilakukan untuk mengetahui koefisien ongkos aliran
masuk dan keluar bahan dari satu departemen ke departemen lainnya. Pembuatan matriks inflow
dan outflow didasarkan pada hasil From To Chart pertama karena memiliki nilai analisa momen
trial yang lebih kecil dibandingkan From To Chart kedua. Perhitungan koefisien inflow dilakukan
dengan cara membagi nilai sel matriks yang terisi pada From To Chart dengan total baris pada
From To Chart. Berdasarkan perhitungan didapatkan total koefisien inflow yaitu sebesar Rp20,000
sedangkan untuk perhitungan koefisien outflow dilakukan dengan cara membagi nilai sel matriks
yang terisi pada From To Chart dengan total kolom pada From To Chart, didapatkan total
koefisien outflow yaitu sebesar Rp20,000. Hasil dari perhitungan koefisien outflow dan inflow
digunakan sebagai dasar untuk menentukan prioritas hubungan antar departemen berdasarkan
koefisien ongkos pemindahan bahan.
• Tabel Skala Prioritas
Tabel skala prioritas digunakan untuk menentukan urutan prioritas dan hubungan antar
departemen. Pembuatan tabel skala prioritas berdasarkan pada nilai koefisien outflow dan inflow
yang diurutkan berdasarkan koefisien ongkos dari yang tertinggi ke yang terendah. Berdasarkan
pembuatan tabel skala prioritas, terdapat beberapa departemen yang memiliki keterkaitan
terbanyak dengan departemen lainnya, diantaranya yaitu Gudang Bahan Baku yang berhubungan
dengan departemen pengukuran (pra pabrikasi), pengukuran (pabrikasi) dan mesin bubut. Lalu
departemen pengukuran (pabrikasi) berhubungan dengan mesin bor, mesin potong dan mesin freis.
Serta pemeriksaan (pabrikasi) berhubungan dengan perakitan 2, perakitan 3 dan perakitan 1.
Dengan dilakukannya pembuatan skala prioritas dapat membantu dalam menentukan kegiatan atau
penempatan suatu departemen berdasarkan prioritas hubungan antar departemen
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS HUBUNGAN ANTAR AKTIVITAS
DALAM SEBUAH PABRIK
• Activity Relationship Chart (ARC)
Activity Relationship Chart (ARC) merupakan suatu cara untuk mengetahui hubungan
aktivitas yang terjadi sesuai dengan tugas-tugas dan hubungan yang mendukung aktivitas tersebut.
Pembuatan Activity Relationship Chart (ARC) dilakukan untuk tiga bagian yaitu bagian kantor,
bagian produksi dan gabungan yang terdiri dari bagian kantor, produksi dan plant service.
Pembuatan ARC didasarkan pada urutan ruangan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan di
perusahaan. Penentuan indeks alasan kedekatan untuk setiap bagian berbeda-beda dikarenakan
fungsi, tugas dan aktivitas yang dilakukan untuk setiap bagian berbeda-beda. Untuk bagian kantor,
pemilihan alasan kedekatan antar ruangan berdasarkan catatan yang sama dan kedekatan secara
kerja, untuk bagian produksi berdasarkan urutan aliran produksi dan penggunaan alat atau ruangan
yang sama, sedangkan untuk bagian gabungan berdasarkan kemudahan personil dalam
menggunakan plant service, kemudahan dalam perawatan (maintenance) dan juga terkait
lingkungan
Pembuatan Activity Relationship Chart (ARC) kantor terlebih dahulu menentukan urutan
ruangan berdasarkan perhitungan luas kantor, ruangan yang ada di bagian kantor terdiri dari 63
ruangan. Setelah itu lalu menentukan indeks alasan kedekatan, terdapat 8 alasan kedekatan
diantaranya yaitu urutan aliran kerja, menggunakan peralatan/fasilitas yang sama, menggunakan
catatatn yang sama, memudahkan pengawasan, kedekatan pekerjaan yang sama, memudahkan
pengawasan, kedekatan seara kerja serta berisik, kotor, getaran, debu. Berdasarkan ARC yang
telah dibuat direktur produksi memiliki kedekatan hubungan dengan manajer QC, manejer desain
dan manajer produksi, lalu direktur marketing memiliki kedekatan hubungan dengan manajer
marketing dan manajer sistema informasi, serta direktur keuangan memiliki hubungan dengan
manajer keuangan dan manajer logistik & purchasing. Selain itu antar direktur memiliki derajat
kedekatan, dikarenakan perlu adanya koordinasi diantara direktur, serta untuk setiap kepala bagian
memiliki derajat kedekatan dengan supervisor untuk memudahkan dalam menjalan fungsi dan
tugas yang dilakukan.
Pembuatan ARC yang kedua yaitu untuk bagian produksi, untuk urutan ruangan pada
bagian produksi didasarkan pada From To Chart yang memiliki nilai ongkos material handling
yang mínimum. Ruangan yang ada di bagian produksi terdiri dari 21 ruangan dimulai dari Gudang
Bahan Baku (GBB) sampai shipping. Setelah mengetahui urutan dari ruangan, selanjutnya yaitu
menentukan indeks derajat dan indeks alasan kedekatan, terdapat 6 alasan kedekatan diantaranya
yaitu urutan aliran kerja, memudahkan pemindahan barang, menggunakan ruangan yang sama,
menggunakan alat yang sama, memudahkan pengawasan serta berisik, kotor, getaran, debu.
Selanjutnya yaitu menetapkan nilai hubungan untuk setiap aktivitas antar ruangan berdasarkan
indeks derajat dan indeks alasan kedekatan. Berdasarkan ARC bagian produksi yang telah dibuat
didapatkan bahwa Gudang Bahan Baku (GBB) memiliki kedekatan terbanyak dengan ruangan
lainnya, yaitu dengan Gudang Bahan Pembantu (GBP), Gudang Komponen Pembantu (GKP),
Pengukuran (pra pabrikasi), Pemeriksaan (pra pabrikasi), Pensgukuran (pabrikasi), serta mesin
bubut. Selain itu, ruangan Pengukuran (pabrikasi) memiliki derajat kedekatan dengan mesin
potong,
mesin freis, mesin bor serta mesin bubut. Hubungan antar aktivitas di bagian produksi memiliki
hubungan antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya serta tidak adanya hubungan antar bagian
yang tidak penting dan tidak diinginkan.
Pembuatan Activity Relationship Chart (ARC) ketiga yaitu untuk bagian gabungan yang
terdiri dari kantor, produksi serta plant services. Urutan ruangan untuk bagian gabungan
berdasarkan perhitungan luas lantai plant service baik itu plant service luar maupun plant services
dalam. Terdapat 27 ruangan untuk bagian gabungan ini dengan indeks alasan kedekatan yang telah
ditetapkan diantaranya yaitu memudahkan perpindahan personil, memudahkan dalam
maintenance, menggunakan space area yang sama, menggunakan peralatan yang sama,
menggunakan tenaga kerja yang sama, serta bau, kotor, debu, berbahaya. Berdasarkan Activity
Relationship Chart (ARC) gabungan yang telah dibuat, ruangan produksi memiliki derajat
kedekatan terbanyak dibanding dengan ruangan lainnya, dikarenakan bagian produksi
membutuhkan fasilitas atau plant service untuk mendukung aktivitas yang dilakukan.
• Activity Relationship Diagram (ARD)
Activity Relationship Diagram (ARD) merupakan sebuah diagram untuk menkonversikan
hubungan antar aktivitas yang telah dianalis menggunakan ARC. Pembuatan ARD didasarkan
pada tabel derajat kedekatan hasil dari pembuatan Activity Relationship Chart (ARC) yang telah
dilakukan sebelumnya. Jumlah ARD yang dibuat sama dengan jumlah ARC yang telah dibuat,
yaitu untuk bagian kantor, bagian produksi dan gabungan.
ARD dibuat dengan bentuk blok dengan penempatan sesuai dengan derajat kedekatannya,
berdasarkan ARD bagian kantor yang telah dibuat, posisi antara direktur memiliki derajat
kedekatan, dikarenakan antara direktur perlu adanya koordinasi mengenai pengambilan keputusan,
lalu untuk setiap direktur berdekatan dengan manager pada bagian masing-masing serta kepala
bagiannya udah memudahkan dalam penyampaian informasi terkait tugas dan fungsi yang harus
dilakukan. Selain itu untuk setiap kepala bagian berdekatan dengan ruangan supervisor dan staff
masing-masing untuk memudahkan dalam menjalankan penyampaian informasi yang akan
disampaikan.
ARD bagian produksi yang telah dibuat bagian Gudang Bahan Baku (GBB) memiliki
posisi yang dekat dengan bagian pra pabrikasi dan pabrikasi, dikarenakan aktivitas pada gudang
bahan baku memiliki hubungan yang kuat dengan bagian pra pabrikasi dan pabrikasi yaitu gudang
bahan baku sebagai tempat untuk menyimpan bahan baku yang akan dilakukan proses dibagian
pra pabrikasi dan pabrikasi. Selain itu untuk posisi Gudang Komponen Pembantu (GKP) dekat
dengan ruangan perakitan 1, perakitan 2, perakitan 3 serta pemeriksaan karena komponen pada
ruangan perakitan berasal dari GKP dan hasil produk yang sudah dirakit akan diperiksa di ruangan
pemeriksaan. Untuk Gudang Bahan Pembantu (GBP), Pengemasan, Pemeriksaan akhir, Gudang
Barang Jadi (GBJ) dan juga shipping memiliki posisi yang berdekatan, dikarenakan bahan yang
digunakan pada proses pengemasan berasal dari GBP, lalu hasil pengemasan akan dilakukan
pemeriksaan akhir yang akan dikirimkan ke GBJ lalu ke shipping.
ARD Gabungan terdiri dari bagian produksi, bagian kantor dan plant service yang terdiri dari plant
service dalam dan juga plant service luar. Berdasarkan ARD yang telah dibuat, bagian produksi
memiliki letak yang dekat dengan scrap area, area bahan bakar dan pelumas, area pemadam
kebakaran serta maintenance shop and tools, dikarenakan plant service tersebut menunjang dalam
kegiatan produksi. Sedangkan untuk pusat kesehatan karyawan, kantin, koperasi, mushola, area
telepon umum, toilet plant service dan area telepon umum berada di tengah, dikarenakan plant
service tersebut sering digunakan oleh karyawan dalam menunjang aktivitas yang dilakukan.
Selain itu terdapat panel listrik, genset dan gardu listrik sebagai sumber listrik yang mendukung
aktivitas yang ada di perusahaan. Tujuan dari pembuatan ARD yaitu untuk menggambarkan
keterkaitan dan hubungan antar aktivitas sehingga jarak antar bagian penggunaan sumber daya
yang minimum.
PENDEKATAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS TERKOMPUTERISASI
Area Allocated Diagram (AAD) adalah proses yang saling berkaitan dengan Activity
Relationship Diagram (ARD) untuk mengetahui kedekatan dari setiap departemen. Perancangan
AAD ini merupakan gambaran awal dari perancangan tata letak fasilitas, untuk mengetahui
penempatan ruangan-ruangan serta fasilitas yang digunakan dengan memperhitungkan luas
ruangan yang sebenarnya. Sebelum melakukan pembuatan AAD terlebih dahulu menentukan luas
lantai untuk setiap ruangan yang ada beserta ukuran panjang dan lebar. Pembuatan AAD dilakukan
untuk 3 bagian, yaitu bagian kantor, bagian produksi dan bagian gabungan.
Pembuatan Area Allocated Diagram (AAD) digunakan untuk mengetahui pemanfaatan
area, bentuk dan luas tanah yang diperlukan untuk mendirikan suatu perusahaan. Berdasarkan
AAD bagian kantor yang telah dibuat memiliki bentuk area persegi panjang dengan luas tanah
sebesar 1452 m2. Pemanfaatan area bagian kantor digunakan untuk ruangan yang digunakan oleh
karyawan serta fasilitas pendukung dalam menjalankan aktivitas. Posisi dari ruangan direktur
memiliki kedekatan dengan direktur lainnya dengan luas ruangan yang sama untuk setiap direktur,
selain itu posisi dari ruangan direktur dekat dengan ruangan kepala bagian dan juga staff untuk
setiap bagian serta terdapat fasilitas-fasilitas pendukung untuk membantu dalam menjalankan
aktivitas.
Hasil dari pembuatan AAD bagian produksi memiliki luas tanah yaitu 2952 m 2 dengan
bentuk area yaitu persegi panjang. Pemanfaatan bagian produksi digunakan untuk ruangan
produksi seperti bagian pra pabrikasi, pabrikasi yang didalamnya terdapat mesin-mesin assembly,
serta bagian gudang. Berdasarkan pembuatan AAD bagian gabungan memiliki luas area yaitu
5706,49 m2 dengan bentuk area persegi panjang, pemanfaatan area berdasarkan AAD gabungan
digunakan untuk pengalokasian bagian produksi, bagian kantor serta plant service baik itu plant
service luar maupun plant service dalam. Diketahui dari AAD gabungan yang telah dibuat, ukuran
area produksi lebih besar dibandingkan bagian kantor serta dikelilingi oleh plant service.
Pengalokasian area yang sesuai dengan hubungan aktivitas akan mengefisiensikan dan
mengefektifkan waktu kerja serta meminimumkan ongkoh pemindahan bahan, selain itu dengan
Area Allocation Diagram (AAD) juga dapat memberikan gambaran mengenai template yang
akan dibuat
Perencanaan tata letak fasilitas menggunakan algoritma CRAFT dilakukan berdasarkan
hasil Area Allocated Diagram (AAD) untuk setiap bagian yaitu bagian kantor, bagian produksi
serta bagian gabungan. Pembuatan algoritma CRAFT dilakukan dengan terlebih dahulu
menentukan kode dan warna untuk setiap ruangan yang ada, setelah itu menentukan luas untuk
setiap ruangan kedalam skala block dengan ukuran 30x30 yang diartikan sebagai initial real serta
langkah terakhir yaitu menentukan koordinat untuk setiap ruangan.
Hasil tata letak menggunakan algoritma CRAFT untuk bagian kantor, bagian produksi dan
bagian gabungan menunjukkan bentuk dan ukuran yang sama, dengan hasil perancangan tata letak
fasilitas menggunakan software WINQSB. Perancangan tata letak fasilitas menggunakan software
WINQSB untuk bagian produksi mempertimbangkan hasil From To Chart yang memiliki nilai
terkecil, sehingga terdapat 11 iterasi tata letak fasilitas untuk bagian produksi, hal tersebut
dikarenakan adanya beberapa ruangan yang mengalami pertukaran posisi dengan ruangan yang
lainnya. Diperoleh tata letak iterasi pertama untuk bagian produksi memiliki total cost sebesar
8.139 sedangkan untuk tata letak iterasi terakhir bagian produksi memiliki total cost yang lebih
kecil dibandingkan iterasi pertama yaitu sebesar 6.180. Nilai tersebut menunjukkan bahwa iterasi
terakhir memiliki pengalokasian setiap ruangan yang efektif dengan ongkos yang mínimum.

Anda mungkin juga menyukai