Keb
Angkatan : CLIX
Kelompok : IV
Materi : Agenda 1 ( Analisis Isu Kontemporer)
A. Identifikasi Permasalahan dalam Pelaksanaan Tugas dan Analisis Isu
Bidan menurut UU No 4 Tahun 2019 adalah seorang perempuan yang telah
menyelesaikan program pendidikan Kebidanan baik di dalam negeri maupun di luar
negeri yang diakui secara sah oleh Pemerintah Pusat dan telah memenuhi persyaratan
untuk melakukan praktik Kebidanan. Sebagai seorang bidan dalam menyelenggarakan
Praktik Kebidanan, penulis bertugas memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan
kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana, serta pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan
wewenang. Penulis juga berperan sebagai pemberi pelayanan kebidanan, pengelola
pelayanan kebidanan serta penyuluh dan konselor. Adapun isu yang penulis temukan
setelah kurang lebih tiga bulan bertugas dan hasil Brain Storming dengan teman
sejawat di Wilayah Kerja UPT Puskemas Singkawang Selatan II adalah :
1. Rendahnya capaian Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan metode IVA TEST
Tercatat dari laporan bulan Januari-Juni 2022 wanita yang datang untuk IVA
Test terdapat 25 orang dari jumlah PUS yaitu 3.623. Tes IVA adalah sebuah
pemeriksaan skrinning pada kanker serviks dengan menggunakan asam asetat 3-
5% pada inspekulo dan dapat dilihat dengan pengamatan secara langsung.
Penyebab yang menjadi kendala pada wanita dalam melakukan deteksi dini kanker
serviks adalah keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurang pengetahuan, dan
takut akan rasa sakit serta keengganan karena malu saat dilakukannya
pemeriksaan. Dampak yang akan terjadi kedepannya kasus-kasus kanker serviks
datang ketempat pelayanan kesehatan pada stadium yang sudah lanjut dimana
kanker tersebut sudah menyebar ke organ-organ lain. Namun untuk di Puskesmas
Singkawang Selatan II, petugas atau bidan yang terlatih untuk melakukan IVA
TEST hanya tersisa 1 orang bidan yang sekarang sedang bertugas di Pustu
Sijangkung. Penulis berharap kedepannya dapat diadakan Pelatihan yang terkait
agar pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan optimal disertai penyuluhan untuk
menambah pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan IVA TEST.
2. Rendahnya keikutsertaan pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Program KB berperan besar untuk mencapai pengurangan kematian ibu melalui
perencanaan keluarga dengan mengatur kehamilan yang aman, sehat dan
diinginkan. Berdasarkan laporan bulanan hingga bulan Juli 2022 peserta kb AKDR
yang tercatat 15 orang, implant 207 orang, MOW 59 orang dan MOP 4 orang dari
jumlah peserta KB aktif berjumlah 2176 orang. Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara selama melakukan pelayanan terhadap pasien MKJP belum efektif
teredukasi di masyarakat, hal ini disebabkan oleh adanya ketakutan masyarakat
untuk melakukan operasi, malu karena harus membuka organ intim, serta takut
akan efek samping atau akibat pemasangan alat kontrasepsi MKJP. Pandangan
tersebut disebabkan oleh budaya setempat dan tingkat pendidikan terhadap MKJP
masyarakat yang masih rendah. Namun dipuskesmas sendiri sudah dilakukan
intervensi berupa konseling menggunakan lembar balik terhadap akseptor kb aktif.
3. Kurangnya capaian suntik TT (Tetanus Toksoid) calon pengantin
Salah satu program imunisasi penting yang dianjurkan pemerintah adalah
imunisasi TT (Tetanus Toxoid) yang merupakan proses untuk membangun
kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. imunisasi TT
merupakan salah satu yang diwajibkan bagi calon pengantin (calon pengantin)..
Menikah perlu banyak persiapan dan yang terutama tentu kondisi kesehatan. Salah
satu persiapan fisik bagi kaum perempuan yang berkaitan dengan administrasi
adalah surat keterangan bebas Tetanus Toxoid (TT). Beberapa wanita tidak
mendapat suntik tetanus toxoid karena pernikahan yang terpaksa (sedang dalam
keadaan hamil) dan takut bahan berbahaya yang terdapat di dalam vaksin tetanus
toxoid tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara diketahui umumnya
masyarakat memerlukan Pendidikan dan promosi Kesehatan agar masyarakat
menerima informasi dengan jelas dan tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam
menerima informasi. Serta kerjasama koordinasi dengan lintas sektoral terkait.
Dampak jika isu ini tidak segera diselesaikan ibu dengan status imunisasi TT tidak
lengkap atau tidak imunisasi TT mempunyai kecenderungan 36 kali lebih beresiko
bayinya menderita Tetanus Neonatorum dibandingkan dengan ibu dengan status
imunisasi TT lengkap.
4. Rendahnya capaian KB pascasalin
Penerapan KB Pasca Persalinan sangat penting karena kembalinya
kesuburan pada ibu setelah melahirkan tidak dapat diketahui secara pasti dan
dapat terjadi sebelum datangnya siklus haid bahkan pada wanita menyusui. Hal ini
menyebabkan pada masa menyusui,wanita mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD) atau unwanted pregnancy. Capaian KB pascasalin yang tercatat
di bulan Juli 0.63%. Namun, di Puskesmas sendiri sudah dilakukan intervensi
berupa diberikan pembahasan materi tentang KB pascasalin saat kelas ibu hamil
dan kunjungan nifas yang dilakukan oleh bidan.
Metode
Manusia
Belum optimalnya
Kurangnya
edukasi dari
Petugas tidak ramah pemanfaatan
petugas ttg suntik Kurangnya
dalam melakukan media massa
TT catin koordinasi
pelayanan sebagai media
edukatif antar lintas
sektoral
Kurangnya
pemantauan petugas Kurangny informasi yang
disampaikan ke masyarakat Kurangnya
tentang data catin
capaian
suntik TT
catin
Kurangnya pengetahuan calon
Ketersediaan vaksin yang terbatas mengenai pentingnya suntik TT
Masih banyak calon
pengantin yang takut
Sarana informasi terkait suntik TT Akses jalan menuju dengan efek samping
masih minim puskesmas rusak suntik TT
Sarana Lingkungan
Prasaran
a
Faktor utama dari isu prioritas selanjutnya akan dirumuskan dengan metode USG (Urgency, Seriousness,
Growth) yaitu dengan skala Likert rentang 1 sampai dengan 5.
D. Analisis Masalah Penyebab Isu dengan Metode USG
N KRITERIA
FAKTOR PENYEBAB ∑ R
O U S G