Oleh:Kelompok
Anggota
Afrida sari siregar
Shania asminiar
Tiara hendi
SMAN 5 MEDAN
2023-2024
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.………………………………………………………………………………i
ABSTRAK……………………………………………………………………….…………………ii
DAFTAR ISI..………………………………………………………………..……………………iii
BAB I PENDAHULUAN.
BAB II PEMBAHASAN ..
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………11
3.2Saran ...……………………………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..………………11
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat karunia dan rahmat-
Nya, penulis dapat menvelesaikan karva ilmiah beriudul"Penerapan pendidikan berkarakter pada
remaja ". Karya ilmiah ini adalah salah satu tugas Bahasa Indonesia
Adapun Demikian dari penyusunan karva 1lmiah ini adalah untuk mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan tentang materi yang disajikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam proses
pembuatan karya ilmiah ini. Khususnya kepada ibu Putri yang telah memberi pengarahan dan
dorongan dalam proses penyusunan makalah ini
Penulis menyadari bahwa Karya ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, maka dari itu,
penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
Semoga dengan adanya karya ilmiah ini, dapat memberikan sedikit pemahaman tentang
pendidikan berkarakter atau gangguan ,agar member dampak positif serta bermanfaat bagi
banyak pihak.
Saya menyadari, Karya Ilmiah yang Saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Saya nantikan demi kesempurnaan
Karya Ilmiah ini.
ABSTRAK
Saat ini Negara Indonesia sedang menghadapi berbagai macam permasalahan penyimpangan
perilaku baik yang dilakukan oleh Kalangan remaja maupun yangm melibatkan para pemimpin
bangsa, sebut saja tawuran antar pelaiar. kurang pekanva generasi muda terhadap lingkungan
sekitar, anarkisme geng motor. atau yals lebih kompleks vaitu Korunsi yang tumbuh sampai
masalah kedisiplinan yang semakin lemah. Ini menjadi fakta yang tidak terbantahkan, celakanya
sebagian besar korupsi melibatkan para politisi yang notabene nva kaum terdidik.
Permasalahan yang terjadi akhir-akhir ini di Negara kita sebenarya tidak lepas dari persoalan
"Karakter". Pendidikan karakter yang seharusnya didapatkan sejak masa kanak- kanak, malah
membuat anak tersebut menyimpang dari apa yang diharapkan. Hal in seiring dengan
kecenderungan bahwa seorang remaja yang sedang mencari identitas diri, selalu mencari hal- hal
baru, ditambah lagi dengan pengaruh kebudayaan asing yang sangat kuat mempengaruhi
generasi muda,hal dapat membuat mereka terjerumus lebih dalam kepada hal- hal negatif. Pada
tahap ini, orang tua dan pendidik berperan penting dalam memberi pendidikan dan pengawasan
Kepada anak tersebut. Sebagai seorang pengamat pendidikan, tentunya Saya tidak akan
berpangku tangan melihat kondisi generasi muda di Indonesia saat ini. Tindakan Pemerintah vang
dianggap acuh tak acuh dengan Kondisi generasi muda di Indonesia, sempat membuat
masyarakat geram.
Realitas in pada akhirnya menggugah Saya melalui karya tulis ilmiah ini untuk kembali
menghidupkan nilai-nilai pendidikan karakter yang dirasa saat ini mulai tergerus olen laiu arus
globalisasi dan modernisasi vang tak terbendung lagi Disebut-sebut dunia pendidikan adalah
sebagai benteng terakhir yang menahan derasnya terjangan dekadensi moral yang melanda
bangsa ini. Tidak dapat dipungkiri lagi, dunia pendidikan saat ini hanya mengedepankan
penguasaan aspek keilmuan dan kecerdasan anak. Adapun pembentukan karakter dan nilai-nilai
budaya bangsa di dalam diri siswa semakin terpinggirkan.
Pendidikan karakter sesungguhnya memiliki intensitas yang sangat besar dalam membangun
anak bangsa. Dan semestinya Pendidikan Karakter termasuk dalam materi yang harus dipelajari
dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
dunia pendidikan dalam hal ini sangat diharapkan menjadi pengendali untuk mengedukasi
bangsa kita sehingga manusia Indonesia lebih berkarakter dan bermartabat serta mulia.
Pendidikan karakter saat ini merupakan topik yang marak diperbincangkan dalam dunia
pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu proses yang di dalamnya terdapat suatu aturan
dan prosedur yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. Setipa peserta didik memiliki
tanggungjawab yang sama dalam proses pembelajaran. Pendidikan menjadi pilar utama untuk
memajukan generasi penerus bangsa demi perkembangan intelektual anak. Perkembangan
intelektual tersebut nantinya akan membentuk kepribadian atau karakter anak.
Merebaknya sikap hidup yang buruk dan budaya kekerasan, atau merakyatnya bahasa ekonomi
dan politik, disadari atau tidak, telah ikut melemahkan karakter anak-anak bangsa, sehingga
menjadikan nilai-nilai luhur dan kearifan sikap hidup mati suri. Anak-anak sekarang gampang
sekali melontarkan bahasa oral dan bahasa tubuh yang cenderung tereduksi oleh gaya ungkap
yang kasar dan vulgar. Nilai-nilai etika dan estetika telah terbonsai dan terkerdilkan oleh gaya
hidup instan dan konstan (Purwanto, 2011:2).
Pendidikan berbasis karakter di negeri ini memang telah lama hilang. Pelajaran di sekolah yang
berupa pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan agama, seharusnya bisa menjadi penyaring
untuk membendung arus merebaknya budaya kekerasan, dinilai telah berubah menjadi mata
pelajaran berbasis indoktrinasi yang semata-mata mengajarkan dan mencekoki nilai baik dan
buruk saja, tanpa diimbangi dengan pola pembiasaan secara intensif yang bisa memicu peserta
didik untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai- nilai luhur. Akibat pola indoktrinasi yang
demikian lama dalam ranah pendidikan, disadari atau tidak, telah mengubah sifat anak-anak
cenderung menjadi egois, baik terhadap dirinya sendiri maupun sesamanya. Mereka tidak lagi
memiliki kepekaan terhadap sesamanya, kehilangan nilai kasih sayang, dan sibuk dengan
dunianya sendiri yang cenderung agresif dengan tingkat degradasi moral yang sudah berada pada
titik ambang batas yang tidak bisa dimaklumi (Purwanto, 2011:3).Pendidikan di sekolah tidak lagi
cukup hanya dengan mengajar peserta didik membaca, menulis, dan berhitung, kemudian lulus
ujian dan nantinya mendapat pekerjaan yang baik. Sekolah harus mapu mendidik peserta didik
untuk mampu memutuskan apa yang benar dan salah. Sekolah juga perlu membantu orang tua
untuk menemukan tujuan hidup setiap peserta didik (Hidayatullah, 2010:25). Sesuai dengan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang dilaksanakan di sekolah di harapkan
dapat mengembangkan kemampuan berpikir sekaligus membentuk karakter peserta didik yang
baikuntuk mencapai tujuan hidup dalam kehidupan.
1. Memperkokoh keimanan atau akidah kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan jalan
memberikan pengetahuan agama, baik yang dilakukan di rumah, kampus dan
masyarakat, sehingga selalu terikat dan mau menyesuaikan diri dengan ketentuan
Tuhan Yang Maha Esa.
2 Menanamkan perasaan dekat kepada luhan Yang Maha, sehingga di mana pun
kita berada, ke manapun kita pergi dan bagaimanapun situasi dan kondisinya kita
akan selalu merasa diawasi oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dengan hal demikian, maka
akan membuat diri kita tidak berani menyimpang dari ialan-Nva.
Dalam mengatasi kerusakan karakter pada diri manusia diperlukan perhatian yang
sangat serius dari pendidik-pendidik di dalam keluarga, di sekolah, maupun di ruang
lingkup masyarakat. Jika peran-peran berjalan dengan baik, maka akan terbentuk
karakter-karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Karakter di Indonesia belum berada pada tahap maju. Sehingga perlu
diadakan perbaikan-perbaikan sistem pendidikan oleh pemerintah dalam memajukan
Pendidikan Karakter anak bangsa di Indonesia. Keluarga, sekolah, dan masyarakat
pun juga memiliki tanggung jawab dalam memajukan karakter anak bangsa. Dan
juga, kurangnya rasa kepedulian warga terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan
ole berbagai kelompok masyarakat.
3.2 Saran
Pendidikan Karakter bisa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan agar siswa dapat
memahami dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan
Karakter tak hanya menjadi tugas guru pelajaran agama ataupun kn, tetapi juga
seluruh guru. Bukan hanya di lingkup sekolah, pendidikan karakter harus dipikul pula
oleh masyarakat secara luas. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat pun
memanggul tugas memberikan pendidikan karakter terhadap anak pada fase paling
awal. Halaman
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
http://id.wikipedia.org/wiki/Karakter
http://hasanuddinismail.wordpress.com/2011/09/27/krisis-moral-bangsa-upaya-
mengatasinya/
Noor, Rohinah M.2012. Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif. Yogyakarta:
Pedagogja
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/