Seminar Akuntansi
Seminar Akuntansi
RIVIEW ARTIKEL
OLEH:
KELOMPOK 7
Ni Nyoman Iin Purnama Sari 1) , Ni Wayan Rustiarini 2), Ni Putu Shinta Dewi 3)
1. MOTIVASI PENELITIAN
Salah satu kasus manajemen laba yang terjadi di Indonesia dilakukan oleh
perusahaan penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk. Pada 2017, perseroan
mengklaim rugi perseroan sebesar US$ 216,58 juta. Namun, perusahaan ini
mengumumkan laba bersih sebesar US$ 809.846 pada tahun 2018. Selain itu,
terdapat peningkatan laba yang signifikan akibat overstatement pencatatan
pendapatan perusahaan (Cnbcindonesia.com, 2019). Kasus ini menimbulkan
pertanyaan publik tentang peran tata kelola perusahaan dalam proses pelaporan
informasi keuangan. Apalagi, Garuda Indonesia merupakan salah satu BUMN yang
mendapat amanah dari rakyat dan negara. Oleh karena itu, penelitian ini
mengeksplorasi peran tata kelola perusahaan dan hubungan politik dengan
manajemen laba.
2. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah Kompensasi Bonus beperngaruh terhadap manajemen laba ?
2) Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap manajemen laba ?
3) Apakah Komisaris Independen berpengaruh terhadap manajemen laba ?
4) Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap manajemen laba?
5) Apakah Political Connection berpengaruh terhadap manajemen laba?
3. TEORI YANG DIGUNAKAN
Agency Theory (Teori Keagenan)
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai kontrak
kerja antara prinsipal dan agen. Pemegang saham sebagai prinsipal ingin
meningkatkan kesejahteraan melalui pencapaian profitabilitas yang maksimal.
Demikian pula, manajer sebagai agen juga termotivasi untuk memaksimalkan
kepentingannya. Dengan demikian, adanya perbedaan kepentingan menimbulkan
konflik keagenan. Selain itu, agen berusaha untuk terlibat dalam perilaku
oportunistik untuk memaksimalkan kepentingan mereka, seperti manajemen laba.
4. HIPOTESIS
Berdasarkan Studi Pustaka Teori diatas, maka hipotesis dalam penelitian yaitu :
H1 : Kompensasi Bonus berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
H2 : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
H3 : Komisaris Independen berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.
H4 : Komite Audit dengan pakar keuangan berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba.
H5 : Political Connection berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
5. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
1) Bonus memotivasi manajer untuk bekerja memaksimalkan keuntungan
perusahaan (Moradi et al., 2015). Kompensasi meliputi tunjangan
finansial dan non finansial, serta tunjangan lain yang diterima oleh
karyawan. Pemberian kompensasi mendorong manajer untuk
memaksimalkan kinerja guna mencapai nilai laba yang ditargetkan
(Haque, 2017).
2) Institusional adalah kepemilikan saham oleh institusi. Jensen dan
Meckling (1976) menegaskan bahwa kepemilikan institusional efektif
dalam meminimalkan konflik keagenan. Investor institusi memiliki
pengalaman dan informasi yang cukup tentang kegiatan operasional
perusahaan. Dengan demikian, kepemilikan ini dapat mengurangi asimetri
informasi melalui proses pemantauan yang efektif (Nazir, 2014).
3) Dewan komisaris merupakan unsur korporasi yang memiliki fungsi
pengawasan kinerja manajemen. Dewan komisaris terdiri dari anggota
independen yang tidak terafiliasi dengan manajemen perseroan. Komisaris
independen dinilai mampu melakukan fungsi pengawasan praktis terhadap
kinerja manajemen, termasuk pelaporan keuangan (Murni et al., 2016).
4) Komite audit merupakan organ perusahaan yang menjalankan tugasnya sebagai
pengawas internal perusahaan. Selain itu komite audit dapat memantau
sistem pengendalian internal perusahaan untuk mencegah perilaku
oportunistik manajer (Khosheghbal et al., 2017). Semakin banyak anggota
ahli akuntansi atau keuangan, semakin rendah probabilitas manajemen
laba (Zalata et al., 2018).
5) Sugiyarti, 2017). Koneksi politik merupakan peluang berharga bagi
perusahaan untuk menjalin hubungan unik dengan lembaga pemerintah
atau partai politik yang memiliki hubungan dekat dengan pemerintah
(Pranoto & Widagdo, 2015). Koneksi politik diukur dari kedekatan
komisaris atau direksi dengan pemerintah atau partai politik (Antonius &
Tampubolon, 2019).
6. TEKNIK PENENTUAN SAMPEL
Teknik analisis data yang digunakan adalah Teknik analisis linier berganda
menggunakan SPSS, Uji asumsi klasik, Uji normalitas, Uji multikolinearitas, Uji
heteroskedasrtisitas, Uji autokorelasi, Uji normalitas, Uji glejser, dan Uji
Kolmogorov-smirnov.