Anda di halaman 1dari 2

Data

No Motivasi Prestasi Belajar


1 20 68
2 22 72
3 27 78
4 30 79
5 35 82
6 35 78
7 28 75
8 21 78
9 35 80
10 28 74

Analisis Korelasi
Output SPSS :

Correlations
Motivasi Prestasi Belajar
Motivasi Pearson Correlation 1 .745*
Sig. (2-tailed) .013
N 10 10
Prestasi Belajar Pearson Correlation .745* 1
Sig. (2-tailed) .013
N 10 10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Untuk menguji apakah terdapat hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar dilakukan
analisis korelasi Perason Correlation. Hipotesis pengujian korelasi antara kedua variabel adalah
H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar
Statistik uji korelasi pada penelitian ini menggunakan uji Pearson correlation. Kriteria

penerimaan hipotesis nol adalah menerima pada taraf signifikansi α =0,05 jika nilai
signifikansi lebih dari 0,05 (sig. > 0,05). Perhitungan statistik uji Pearson correlation dilakukan
menggunakan software SPSS. Hasil statistik uji korelasi antar kedua variabel disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Korelasi Pearson
Variabel R hitung P-Value Keputusan Uji
Motivasi - Prestasi H1 diterima
0,745 0,013
Belajar

Berdasarkan hasil statistik uji Perason yang ditunjukkan pada Tabel 1 diperoleh bahwa
hubungan antara motivasi dengan prestasi belajar memiliki koefisien korelasi sebesar 0,745 yang
tergolong dalam kategori hubungan atau korelasi yang kuat. Nilai koefisien korelasi bertanda
positif menunjukkan hubungan yang searah diantara keduanya, jika terjadi kenaikan nilai pada
variabel motivasi maka nilai prestasi belajar juga akan naik, begitupun sebaliknya. Berdasarkan
tabel diatas diperoleh bahwa motivasi dan prestasi belajar memiliki hubungan yang signifikan.
Hal ini ditunjukkan oleh nilai p−value=0 ,013< α =0,05, sehingga disimpulkan bahwa terdapat
hubungan atau korelasi yang signifikan diantara keduanya.

Anda mungkin juga menyukai