Anda di halaman 1dari 12

Bahan SGD LBM 2 Modul 6.

1. Apa definisi dental implant?


2. Apa saja komponen implant?
3. Apa saja bahan dental implant?
4. Apa kekurangan dan kelebihan dari material dental implant?
5. Apa saja kondisi klinis yang harus diperhatikan dalam pembuatan dental implant?
6. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pemasangan dental implant?
7. Bagaimana hukum dental implant dalam perspektif islam?

Jawaban

1. Apa definisi dental implant


Implan merupakan suatu peralatan medis yang dibuat khusus untuk
menggantikan struktur dan fungsi dari suatu bagian tubuh yang bersifat biologis. Implan
gigi ditempatkan ke dalam jaringan lunak dan jaringan keras tulang mandibula atau
maksila melalui prosedur pembedahan dengan tujuan untuk mengantikan fungsi
fungsional gigi dan akar yang hilang serta memberi dukungan tambahan bagi gigi tiruan
maupun jembatan dan mengembalikan fungsi estetik yang akan memberikan
kenyamanan bagi pengguna.
Bagian tubuh yang secara langsung berkontak dengan implan mungkin akan
memberikan reaksi penolakan yang dianggap sebagai benda asing. Oleh karena itu,
untuk mencegah reaksi penolakan tersebut maka suatu bahan material implan harus
memiliki sifat dasar utama yaitu biokompatibel, biofungsional atau biomekanik.
Biokompatibel berarti bahwa bahan material tersebut memiliki kemampuan untuk
berinteraksi dengan sel atau jaringan sekitar tanpa menimbulkan reaksi penolakan dan
tidak bersifat toksik yang dapat memicu reaksi imun atau komplikasi, demikian juga
sebaliknya di mana tubuh tidak memberi reaksi yang merugikan terhadap material
tersebut.
2. Apa saja komponen implant?

Komponen implan gigi jenis sekrup secara umum yang biasa digunakan terdiri dari
mahkota, abutment, healing cup dan fixture.

✔ Mahkota 🡪 Mahkota merupakan protesa gigi porselen yang memberikan penampilan

oklusal dan estetika mirip dengan gigi asli yang kemudian ditempatkan pada
abutmen dengan sementasi (dengan mahkota tipe cemented) atau dengan sekrup
(dengan mahkota tipe screwing)

✔ Abutment 🡪 Abutment merupakan komponen yang menyediakan dukungan bagi

mahkota (satu sampai beberapa mahkota atau mahkota jembatan) dan menjadi
penghubung antara mahkota dengan implan. Komponen implan ini disekrup dan
dimasukan langsung ke dalam badan implan atau fixture dan dipasang untuk
menggantikan healing cup yang merupakan komponen berbentuk kubah dengan
permukaan halus yang dibuat dari logam titanium dengan panjang dari 1 mm sampai
10 mm yang ditempatkan pada permukaan implan sebelum penempatan abutment.

✔ Fixture (interim abutment) 🡪 Fixture merupakan komponen yang dapat berupa

silinder berulir atau tidak berulir dan menyerupai akar atau berbentuk pipih yang
akan ditempatkan di dalam tulang
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi pemasangan dental implant?
a) Indikasi

● Secara umum semua area edentulous dapat diindikasikan untuk implant

● Oral hygiene pasien yang buruk

● Toleransi minimal dari jaringan mukosa

● Kebiasaan parafungsi (bruxism dll)

● Refluxe muntah yang tinggi

● Ketika sulit menggunakan denture lepasan

● Gigi abutment untuk gtsl kurang

● Single tooth loss 🡪 untuk mencegah gigi tetangganya berpindah

b) Kontraindikasi

● Penyakit akut yang dapat menyebabkan komplikasi

● Kehamilan

● Penyakit metabolic yang tidak terkontrol

● Pengalaman operator kurang

● Pasien yang tidak mampu merawat gigi implant

● Pasien dengan status ekonomi menengah kebawah


● Hipersensitivitas pasien

4. Apa saja jenis implant ?


Implan gigi dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori utama yaitu implan berdasarkan
jenis bahan yang digunakan, implan berdasarkan penempatannya dalam jaringan dan
implan berdasarkan pilihan perawatan.
a) Berdasarkan bahan yang digunakan
Bahan yang sempurna untuk aplikasi medis tidak hanya bersifat biokompatibel,
tetapi juga memiliki sifat biomekanik yang sama dengan jaringan yang akan diganti
atau yang akan diperbaiki. Bahan material tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3
jenis.

● Bioinert 🡪 Sifat material yang langsung dapat ditempatkan dalam tubuh dan

memiliki sedikit interaksi dengan jaringan sekitarnya, sebagai contoh adalah


titanium, zirconium, dan alumina.

● Bioactive 🡪 Sifat material yang dapat berinteraksi dengan tulang sekitarnya

dan dalam beberapa kasus dapat berinteraksi dengan jaringan lunak, contoh
utama dari bahan ini adalah hidroksiapatit sintetis, kaca dan keramik
(bioglass).

● Bioresorbable 🡪 Sifat material dapat diserap oleh tubuh dan secara perlahan

digantikan oleh jaringan seperti tulang, contohnya adalah trikalsium fosfat


[Ca (PO)] dan 3 4 2 polylactic, asam polyglycolic, kopolimer. Kalsium oksida,
kalsium karbonat dan gipsum adalah bahan umum lainnya yang telah
digunakan selama tiga dekade terakhir.

Berdasarkan penelitian, logam titanium memiliki sifat biokompatibilitas dan biomekanis


yang lebih baik dari jenis logam lainya karena memiliki ketahanan korosi yang sangat
baik, ini disebabkan karena terbentuknya lapisan titanium oksida yang disebut dengan
passive layer. Terdapat tiga titanium oksida yang dibentuk diantaranya adalah TiO
(Anastase), TiO2 (Rutile) dan Ti2O3 (Brookite).

TiO2 adalah titanium oksida yang paling stabil dan paling umum terbentuk pada
permukaan titanium. Lapisan ini tidak larut dalam cairan tubuh dan mencegah lepasnya
ion logam yang dapat bereaksi dengan jaringan tubuh sehingga dapat membantu
penyembuhan permukaan jaringan yang mengalami trauma selama penempatan
implan. Modulus elastisitasnya adalah setengah dari paduan logam lainnya dan 5 sampai
5,6 kali lebih besar dari tulang, ini membuat pendistribusian tekanan didapat secara
merata.

Alasan lain yang menyatakan bahwa titanium merupakan bahan yang ideal untuk implan
gigi, yaitu :

✔ Titanium adalah logam reaktif. 🡪 Ini berarti titanium akan membentuk lapisan

oksida secara spontan pada permukaan logam tersebut. Oksida ini merupakan
salah satu jenis mineral yang paling resisten yang akan membentuk lapisan tebal
yang dapat melindungi logam tersebut dari pengaruh kimia termasuk cairan
tubuh.

✔ Titanium memiliki sifat yang cocok dalam jaringan 🡪 Lapisan oksida yang

berkontak dengan jaringan tidak dapat larut, yang berarti tidak ada ion yang
dilepas sehingga tidak mungkin menimbul reaksi dengan molekul organik.

✔ Titanium memiliki sifat mekanis yang baik 🡪 Kekuatan dan ketahanan terhadap

daya rentang mendekati stainless steel dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan
tulang kortikal atau dentin serta dapat dibentuk dengan mudah sehingga bahan
ini dapat memiliki bentuk yang lebih ramping tapi mampu menahan beban yang
besar tanpa mengalami kerusakan.
✔ Titanium tidak bersifat pasif terhadap jaringan dan tulang 🡪 Pada tulang dengan

permukaan yang kasar, logam tersebut dapat menyatu dalam satu reaksi dengan
kata lain bersifat bioaktif. Pengikatan ini sering disebut osseointegrasi.

b) Berdasarkan penempatannya dalam jaringan


1- Implan subperiosteal.
Implan ini pertama kali diperkenalkan oleh Muller dan Dahl pada tahun 1948.
Implan ini tidak ditanam ke dalam tulang, melainkan diletakkan diatas tulang
alveolar dan dibawah periosteum. Implan ini memerlukan teknik insersi dua
tahap.
Indikasinya adalah kondisi rahang yang mengalami atrofi hebat, pada pasien
yang telah mengalami kegagalan berkali-kali dalam pemakaian protesa dan pada
kasus dimana proses atrofi menimbulkan rasa sakit pada daerah mentalis.
Kontraindikasinya adalah tidak untuk tempat yang antagonisnya merupakan gigi
asli. Penggunaan implan subperiosteal pada rahang atas telah dibatasi karena
dilaporkan bahwa keberhasilannya dalam lima tahun tidak mencapai 75%.

2- Implan endosteal.
Terdapat 3 jenis disain dasar implan jenis ini yaitu blade, cylinder dan screw.
Implan ini ditanam ke dalam tulang rahang melalui gusi dan periosteum,
sebagian tertanam dalam jaringan tulang dan sebagian lagi muncul pada
permukaan mukosa.
Ditinjau dari teknik bedahnya, implan ini terdiri dari teknik insersi satu tahap dan
insersi dua tahap. Pada teknik insersi satu tahap, pembedahan hanya dilakukan
sekali sehingga abutment menonjol keluar mukosa setelah operasi selesai.
Sedangkan pada teknik dua tahap, operasi dilakukan dua kali yaitu operasi tahap
pertama untuk meletakkan implan pada tulang rahang, setelah masa
penyembuhan selesai dilakukan operasi tahap kedua untuk pemasangan
abutment. Tingkat keberhasilan akan ketahanannya dapat melebihi waktu 15
tahun apabila teknik bedah dan perawatan pasca bedah dilakukan dengan baik.

3- Implan transosteal atau transosseous.


Implan ini dipasang menembus tulang rahang dan hanya digunakan pada rahang
bawah. Implan jenis ini jarang dipakai dan dilaporkan memiliki tingkat
keberhasilan yang rendah.
c) Berdasarkan penempatannya
Implant gigi yang tersedia di pasaran adalah

● one-piece (bagian abutment menyatu dengan implant)

- Pada implant gigi onepiece, implant dimasukkan tulang dengan


bagian abutment berada di atas gingival (non-submerged).
- Sementara sistem implant gigi two-pieces, implant dimasukkan dalam
tulang dan ditutup gingival (submerged), pada sistem ini diperlukan
prosedur pembedahan kedua untuk memasang abutment.
- Sistem one piece, memungkinkan mahkota sementara dipasang
langsung.7 Pada desain implant gigi one-piece tidak dapat dilakukan
koreksi jaringan lunak pada saat pemasangan abutment.
- Prosedur pemasangan implant tipe onepiece terbilang lebih
sederhana karena hanya perlu satu proses bedah. Sistem one-piece
implant juga memudahkan pemasangan restorasi secara langsung
(immediate loading). Desain implant one-piece juga memudahkan
dalam proses pemasangan karena sudut dan tinggi abutment dapat
terlihat dengan jelas.
- Pada implant one-piece lebih terbatas dan tidak mungkin mengganti
tipe abutment, sehingga untuk daerah anterior dengan gingival yang
tipis dapat menimbulkan komplikasi estetik. Berbeda dengan two-
pieces yang dapat menggunakan zirconia untuk bagian abutment.
Selain itu, implant one-piece susah dilakukan penyesuaian sudut
abutment seperti pada two-pieces karena itu kadang diperlukan
pendekatan bedah seperti bone graft, perluasan alveolar ridge dan
atau alveoplasty untuk memperbaiki lebar alveolar ridge.10,11
Keuntungannya klinisi akan dipaksa untuk memasang implant sesuai
dengan arah beban kunyah, karena seperti diketahui bahwa arah
implant yang tidak sesuai bidang kunyah berpotensi menimbulkan
kegagalan.
● two-pieces (implant dan abutment terpisah).

- Prosedur pemasangan implant gigi twopieces biasanya lebih rumit


dan membutuhkan prosedur bedah dua kali.
- Implant gigi two-piece pasti memiliki celah mikro pada pertemuan
implant dan abutment yang berpotensi menimbulkan komplikasi.
Dalam hal ini, desain implant gigi one piece keunggulan dibandingkan
desain implant gigi two-pieces.
- Desain implant two-pieces memiliki dua bagian yaitu abutment dan
fixture implant sehingga dalam proses pemasangannya
membutuhkan dua tahap pembedahan. Terdapat pilihan abutment
yang lebih luas pada two-pieces implant, termasuk untuk support
denture sehingga memudahkan pemilihan restorasinya. Sistem two-
pieces ini memiliki keunggulan bila dipasang pada daerah estetis,
karena abutment dapat dipreparasi dan disesuaikan dengan margin
gingiva. Selain itu, apabila sudut pemasangan implant kurang bagus,
pada two-pieces implant, sudut abutment dapat disesuaikan dengan
angled abutment. Meskipun demikian tetap disarankan agar arah
implant sesuai dengan arah beban kunyah.
- Implant two-piece sering menimbulkan komplikasi terutama pada
bagian pertemuan antara abutment dan implant. Area pertemuan
antara abutment dan implant merupakan area kritis pada
pemasangan implant two-pieces karena pada area tersebut sering
terjadi celah mikro dan pergerakan mikro.12,13 Pada daerah ini
abutment dan implant akan dihubungkan oleh screw. Karena itu,
pada implant two-pieces sering terjadi komplikasi berupa patahnya
screw, atau screw kendur sehingga abutment goyang.

Adanya celah mikro (mikrogap) pada pertemuan implant dan abutment memudahkan
kolonisasi bakteri pada area tersebut sehingga meningkatkan resiko terjadinya resorpsi pada
puncak tulang alveolar. Kontaminasi bakteri pada celah mikro diantara abutment dan screw
implant two-pieces terjadi akibat invasi bakteri pada lubang screw transoklusal atau kolonisasi
bakteri disepanjang abutment. Perubahan jaringan lunak merupakan hasil dari proses inflamasi
yang disebabkan karena kontaminasi bakteri pada celah mikro.

Pergerakan mikro mengakibatkan efek pumping di sekitar pertemuan antara


abutmentimplant, keadaan ini memicu penyebaran bakteri melalui sulkus dan menyebabkan
area pertemuan implant menjadi fokal infeksi. Akibatnya, tubuh memberikan respon berupa
resorpsi pada tulang alveolar di sekitar implant sebanyak 1.5- 2 mm. Hal ini merupakan respon
tubuh alami. Mengingat pada area pertemuan implant dengan abutment merupakan fokus
infeksi, sehingga tubuh membentuk sistem pertahanan dengan membentuk jaringan ikat di
sekitar leher implant yang berfungsi menahan masuknya bakteri ke dalam tulang. Proses ini
dikenal sebagai resorpsi fisologis untuk regenerasi biological width yang baru.

KESIMPULAN

Implant one-piece memiliki kelebihan dalam hal prosedur pemasangan dan prostetik
yang lebih sederhana, serta tidak adanya celah mikro pada pertemuan implant dan abutment,
meskipun demikian sistem ini memiliki keterbatasan pada pilihan restorasi prostetik jika
dibandingkan dengan implant two-pieces serta tidak dapat dilakukan manipulasi jaringan lunak
pada saat pemasangan prostetik.

5. Bagaimana implant dalam perspektif islam?


Menurut Fatwa Nur ‘ala Ad’Darb :
Boleh bagi seseorang ketika ada giginya yg rontok, untuk diganti dengan gigi
palsu, karena semacam ini termasuk bentuk menghilangkan cacat tubuh. Sebagaimana
Rasulullah SAW mengizinkan salah seorang sahabat untuk menambal hidungnya yg
terpotong dengan perak, namun malah membusuk. Lalu menambal dengan emas.
Demikian pula gigi. Ketika ada gig yang rontok, dia boleh memasang gigi palsu sebagai
gantinya, dan hukumnya tidak masalah atau mubah. Dalam proses penanaman gigi bisa
dilihat dalam kasus afrajah bin sa’ad yang diriwayatkan dalam al Tarmidzi [1770], Abu
Daud [4332] dan juga al Nasai’ [5161] dimana bagian hidungnya terpotong saat sedang
melakukan perang bani kiilab dan kemudian ia berkonsultasi dengan Nabi untuk
mengganti hidungnya yang terpotong tersebut dan Nabi mengijinkannya.

Gigi ompong memang sebaiknya diganti, kecuali orang yang bersangkutan sudah
terlalu tua. Berdasarkan penjelasan diatas, maka orang tua yang memang giginya lepas
biji demi sebiji karena faktor ketuaan tidak memenuhi syarat untuk melakukan
penanaman gigi, artinya tanam gigi hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki organ
tubuh di area mulut dan sekitarnya masih baik (baca : masih muda) di mana tentunya
mereka tidak akan melakukan tanam gigi apabila giginya tidak tanggal yang disebabkan
oleh hal-hal yang tidak disengaja, semisal jatuh, tertabrak atau tidak sengaja makan batu
yang keras. Sehingga tanam gigi dalam hal ini bisa dikategorikan sebagai sebuah
penyakit yang wajib di obat.

Kesimpulan:
Tanam gigi dalam Islam hukumnya boleh, selama tidak bertujuan untuk berlebih-
lebihan dalam berhias atau tidak memberikan dampak yang lebih berat bagi pasien
tanam gigi, tapi tentunya lebih baik lagi untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi,
seperti sikat gigi rutin dan memeriksakan kesehatan gigi 6 bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai