Anda di halaman 1dari 40

PEDOMAN PELAYANAN

UNIT PELAYANAN LABORATORIUM


KLINIKITA

FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA


KLINIKITA
Jl. Raya Panican No. 33 Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga
 Telp. (0281) 6591536 085842658549  Email:
klinikita_pbg@yahoo.com
KLINIKITA
Rawat Inap 24 Jam
Jl. Raya Panican No. 33 Kecamatan Kemangkon, Kabupaten
Purbalingga
 Telp. (0281) 6591536 085842658549  Email:
klinikita_pbg@yahoo.com

KEPUTUSAN
DIREKTUR KLINIK KLINIKITA
NOMOR : 001/01/Mnj/II/2023

TENTANG
VISI, MISI, TUJUAN, TATA NILAI, FALSAFAH DAN
MOTTO KLINIK KLINIKITA

Menimbang : a. bahwa dalam pelayanan di Klinik Klinikita perlu


dipandu dengan Visi, Misi, Tujuan, Tata Nilai, Falsafah
dan Motto Klinik;
b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut poin a, perlu
ditetapkan Keputusan Penanggung Jawab Klinik
Klinikita tentang Visi, Misi, Tujuan, Tata Nilai, Falsafah
dan Motto Klinik;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014
tentang Klinik:
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan
Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIK KLINIKITA


TENTANG VISI, MISI, TUJUAN, TATA NILAI,
FALSAFAH DAN MOTTO KLINIK KLINIKITA

Kesatu : Memberlakukan yang tercantum sebagai Visi, Misi, Tujuan,


Tata Nilai, Falsafah dan Motto Klinik Klinikita.
Kedua : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkannya
Keputusan ini dibebankan pada dana operasional klinik.

Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di
Purbalingga,
Pada tanggal, 07
Februari 2023
Direktur Klinik
Klinikita,
dr. Siti Rokhayah, M.H
LAMPIRAN KEPUTUSAN
DIREKTUR
KLINIK KLINIKITA
NOMOR:
0011/01/KLINIKITA/II/2023
TENTANG VISI, MISI, TUJUAN, TATA
NILAI, FALSAFAH DAN MOTTO KLINIK
KLINIKITA

VISI, MISI, TUJUAN, TATA NILAI, FALSAFAH DAN MOTTO


KLINIK KLINIKITA

Visi
Menjadi klinik pilihan masyarakat yang berorientasi pada kepentingan pasien dengan
mengutamakan pelayanan berkualitas, kekeluargaan, dan terjangkau.

Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu kedokteran dan kesehatan
profesional;
2) Memberikan pelayanan yang berorientasi pada kesehatan dan keselamatan pasien
tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras, antar golongan;
3) Menjalin kerjasama antar bagian di Klinikita dalam melayani pasien, keluarga, dan
masyarakat yang membutuhkan;
4) Mendukung program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan
Klinikita sebagaimana komitmennya memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan kedokteran dan kesehatan dasar yang berkualitas,
kekeluargaan dan terjangkau.
2. Memudahkan masyarakat sekitar klinik untuk mendapatkan akses pelayanan
kesehatan yang mudah dan terjangkau.
3. Mengutamakan kepentingan pasien yang membutuhkan pelayanan kedokteran dan
kesehatan tanpa memandang perbedaan latar belakang.
4. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standard pelayanan klinik sebagai salah
satu bentuk perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat dan sumber daya
manusia di klinik.

Tata Nilai
Mengutamakan profesionalisme dan keikhlasan dalam melayani pasien dan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kedokteran dan kesehatan.

Falsafah
Kesehatan adalah inspirasi yang memancarkan semangat dan kebahagiaan bagi
semua anggota keluarga

Motto
“Berkualitas, Kekeluargaan, dan Terjangkau”

3
Ditetapkan di Purbalingga
Pada tanggal 07 Februari 2023
Direktur Klinik Klinikita

dr. Siti Rokhayah, M.H.

4
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIKITA NOMOR
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN
UNIT LABORATORIUM

KATA
PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan anugerah yang telah diberikan kepada Penyusun sehingga Buku Pedoman
Pelayanan Unit Laboratorium Klinikita telah selesai disusun.

Buku pedoman ini merupakan pedoman bagi Unit Laboratorium Klinikita,


untuk melaksanakan tugas dan fungsinya terkait dengan tanggung jawabnya untuk
melaksanakan pengelolaan Unit Laboratorium.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya atas


bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan
Unit Laboratorium Klinikita.

Purbalingga, 25 April 2023

Penyusun

5
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................6
BAB II STANDAR KETENAGAAN........................................................................10
BAB III STANDAR FASILITAS................................................................................13
BAB IV TATA LAKSANA.........................................................................................15
BAB V LOGISTIK.....................................................................................................28
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN................................................29
BAB VII KESEHATAN DAN KESELAMATAN PEKERJA.....................................30
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU...........................................................................34
BAB IX PENUTUP.....................................................................................................36

6
PEDOMAN PELAYANAN UNIT LABORATORIUM
KLINIKITA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu, mengacu pada
Permenkes RI No. 37 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat dimana salah satunya mengatur tentang pelayanan
laboratorium yang diselenggarakan oleh berbagai jenjang upaya pelayanan
kesehatan salah satunya pengadaan laboratorium di fasilitas kesehatan tingkat
pertama.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi
epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta
masuknya pasar bebas, maka fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan
mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan
mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan
diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu yang
dapat menjawab tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang tepat,
akurat dan profesional untuk menunjang diagnosis penyakit.
Oleh sebab itu, Klinikita sebagai salah satu penyedia fasilitas layanan
kesehatan tingkat pertama menyelenggarakan pelayanan penunjang laboratorium
sebagai salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat yang
lebih optimal. Laboratorium Klinikita melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan.

B. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Pedoman ini disusun agar semua pihak yang terkait dengan pengadaan
pelayanan laboratorium di Klinikita memiliki acuan dalam melakukan
pelayanan laboratorium.
b. Tujuan
1. Tersedianya pedoman bagi petugas medis, petugas laboratorium, dokter
serta pihak terkait di Klinikita dalam melaksanakan pelayanan penujang
laboratorium.
2. Tersedianya pedoman bagi petugas medis, petugas laboratorium, dokter
serta pihak terkait dalam pengelolaan penjaminan mutu pelayanan
penunjang laboratorium.
C. Sasaran
1. Dokter Klinikita

7
2. Petugas medis Klinikita
3. Petugas laboratorium Klinikita
4. Pasien Klinikita

Ruang Lingkup
1. Unit Gawat Darurat.
2. Unit Pelayanan Umum
3. Unit Pelayanan KIA
4. VK atau ruang bersalin
5. Unit Rawat Inap

D. Batasan Operasional
1. Laboratorium klinik
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan
informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Laboratorium Klinikita merupakan laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang Hematologi, Kimia Klinik,
Klinik Rutin, Imunologi dan Serologi. Namun tidak semua pemeriksaan dapat
dilakukan di laboratorium Klinikita.
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin.
b. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Glukosa darah baik sewaktu, puasa, 2
jam setelah makan, SGOT, SGPT, ureum, creatinin dan cholesterol total,
asam urat.
c. Pemeriksaan Klinik Rutin
Pemeriksaan Klinik Rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan rutin antara lain : Urine rutin,
feses rutin dan Tes kehamilan.
d. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan yang memerlukan serum atau plasma
sebagai bahan pemeriksaan, adapun pemeriksaannya antara lain :
golongan darah dan widal.
2. Tenaga profesional dan penunjang laboratorium
Merupakan tenaga yang mencakup : dokter umum, teknisi laboratorium
medis (analis laboratorium) dan paramedis.
3. Standar operasional prosedur (SOP)

8
Merupakan kumpulan instruksi, langkah langkah yang telah dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
4. Ruangan Laboratorium
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen atau pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Semua
ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan
memperoleh cahaya dalam jumlah yang cukup.
5. Peralatan Laboratorium
Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan
sesuai dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara
rutin. Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin, peralatan harus
diperhatikan menunjukkan kemampuan atau memenuhi kinerja yang
dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk
pemeriksaan bersangkutan.
6. Bahan Laboratorium
a. Reagent adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk
mendekteksi, mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
b. Standar adalah zat-zat konsentrasi atau kemurniannya diketahui.
c. Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan
suatu pemeriksaan di laboratorium tetapi atau untuk mengawasi kualitas
hasil pemeriksaan sehari hari.
d. Air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering digunakan oleh
karena itu kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar seperti
hanya bahan lain yang digunakan dalam analisis
7. Spesimen atau pengambilan sampel
Spesimen merupakan bahan pemeriksaan yang berasal dari manusia.
Sedangkan sampel dapat diartikan sebagai bahan dari spesimen manusia.
8. Metode Pemeriksaan
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji saring diagnostik
dan evaluasi hasil pengobatan. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan
sensivitas dan spesifitas berbeda beda pula.
9. Pemantapan Mutu Laboratorium
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium kesehatan adalah
semua kegiatan yang ditunjukan untuk menjamin ketelitian dan ketetapan
hasil pemeriksaan laboratorium pemantapan mutu terbagi menjadi 2 :
a. Pemantapan mutu internal PMI
Adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksakan
oleh masing masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi
atau mengurangi kejadian error atau penyimpangan sehingga diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat.
b. Pemantapan mutu eksternal PME
Adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh
pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan
menilai penampilam suatu laboratorium dalm bidang pemeriksaan
tertentu. Penyelenggaraan kegiatan pemantapan mutu eksternal
dilaksanakan oleh pihak pemerintah swasta atau internasional.
10. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

9
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan
bagian dari pengolahan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium
melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan
spesimen yang berasal dari manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu
kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi
infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya
dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi perlu adanya
kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan
tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan
pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol
spesimen secara baik praktik laboratorium yang benar.
11. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium diperlukan dalam
perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk
peningkatan pelayanan laboratorium. Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan
secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam perencanaan dan pelaporan
akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.

10
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Kualifikasi dan distribusi pegawai perlu dilakukan dalam merencanakan
kebutuhan tenaga laboratorium. Sedangkan distribusi Sumber Daya Manusia adalah
tindakan pengelompokan pegawai sesuai dengan ilmu dan daya kompetisi yang
dimiliki.
Struktur ketenagaan di laboratorium Klinikita:
1. Penanggung jawab Laboratorium
a. Kompetensi :
Dokter umum yang berkompeten dalam bidang Laboratorium Klinik.
b. Tugas :
Sebagai penanggung jawab atas pemeriksaan yang dilakukan oleh
Laboratorium klinik.
c. Kebutuhan
Sejumlah 1 orang
2. Kepala Unit Laboratorium
a. Kompetensi :
 Minimal lulusan D III Analis Kesehatan.
b. Tugas :
 Mengoraganisir, mengatur serta mengontrol kinerja dari staff
Laboratorium, agar pemeriksaan tetap berjalan dengan baik.
 Melaksanakan pemeriksaan spesimen.
 Melaksanakan intepretasi hasil pemeriksaan specimen yang kemudian di
serahkan kepada dokter atau paramedis untuk dijelaskan kepada pasien.
c. Kebutuhan :
 Sejumlah 1 orang.
3. Staff Laboratorium
a. Kompetensi :
 Minimal lulusan DIII Analis Kesehatan/SMK Analis Kesehatan.
b. Tugas :
 Melaksanakan pemeriksaan spesimen dan uji cocok serasi.
 Melaksanakan intepretasi hasil pemeriksaan spesimen yang kemudian di
serahkan kepada dokter atau paramedis untuk dijelaskan kepada pasien.
c. Kebutuhan :
 Sejumlah 1 orang.

B. Distribusi Ketenagaan
Untuk pelayanan penunjang laboratorium di Klinikita hanya dibagi
menjadi 2 shift, yaitu shift pagi dan shift siang. Adapun distribusi ketenagaan di
Klinikita sebagai berikut :
1. Shift Pagi dan shift sore
- Uraian Pekerjaan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas Laboratorium adalah
sebagai berikut:

11
1) Registrasi pasien
a. Registrasi pasien rawat jalan dan rawat inap yang perlu pemeriksaan
penunjang laboratorium
b. Pemberian label sampel
c. Persiapan sampling
d. Pengambilan hasil pemeriksaan
e. Penulisan hasil pemeriksaan
f. Mengarsip hasil pemeriksaan
2) Pengambilan sampel
a. Sampel darah
- sampel darah vena
- sampel darah perifer
b. Sampel Urin
- Urin rutin
- Test kehamilan
c. Sampel Feaces
- Feaces lengkap
d. Pemeriksaan laboratorium rutin
- Pemeriksaaan hematologi
- Pemeriksaan kimia kinik
- Pemerisaan urinalisa
- Pemeriksaan feaces
3) Analisa sampel
a. Pemeriksaan sampel
b. Memastikan tidak adanya kesalahan pasien
c. Memastikan kualitas hasil pemeriksaan
d. Menginput hasil pemeriksaan
e. Merapikan hasil dan formulir permintaan dari dokter dan memberi
identitas pada amplop
Kebutuhan petugas laboratorium : 1 orang tiap masing-masing shift.

12
C. Jadwal Kegiatan
Pengaturan jadwal kegiatan pelayanan laboratorium Klinikita adalah sebagai
berikut:
1. Pengaturan jadwal kegiatan pelayanan laboratorium dibuat oleh Kepala Unit
laboratorium, disetujui oleh Direktur klinik.
2. Jadwal kegiatan pelayanan dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan
direalisasikan setiap satu bulan.
3. Untuk petugas laboratorium yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka petugas tersebut dapat mengajukan permintaan cuti melalui kepala unit.
Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan petugas yang ada dan tidak
mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat disetujui.
4. Jadwal kegiatan pelayanan terdiri atas shift pagi dan shift siang. Apabila ada
petugas jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (terencana), maka petugas bersangkutan harus memberitahu kepala
unit laboratorium satu hari sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan
sudah mencari petugas pengganti.
Berikut adalah pembagian jadwal kegiatan pelayanan laboratorium
Klinikita
1. Jadwal : Setiap hari untuk shift pagi dan setiap hari senin sampai jumat untuk
shift sore.
2. Pengaturan jaga :
a. Shiff pagi : pukul 07.00 WIB - 14.00 WIB.
b. Shiff sore : pukul 14.00 WIB - 21.00 WIB.
3. Pelayanan gawat darurat : selama jam operasional laboratorium.

13
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
fisik bangunan atau ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah
ruangan laboratorium klinik. Persyaratan sarana atau ruangan laboratorium dan
kondisi adalah sebagai berikut:
1. Ukuran ruang min. 3x3 m2, kebutuhan luas ruangan di sesuaikan dengan jenis
pemeriksaan yang di selenggarakan oleh klinik
2. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan.
3. Dinding harus berwarna terang, keras, tidak berpori, kedap air, mudah
dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (keramik)
4. Lantai harus terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang,
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia.
5. Pintu disarankan hanya memiliki 1 pintu lebar dengan bukaan min. 100 cm yang
terdiri dari 2 daun pintu dengan ukuran 80 cm dan 20 cm.
6. Kamar kecil atau WC pasien laboratorium dapat bergabung dengan WC pasien
klinik.
Ruangan yang ada pada laboratorium di Klinikita terdiri dari tempat
pengambilan sampel, konseling pasien, tempat administrasi, dan tempat
pemeriksaan laboratorium. Ruangan laboratorium di Klinikita bisa dilihat pada
denah berikut ini :
A. Denah Ruangan Laboratorium

3.b

3.a

Keterangan :
Ruangan laboratorium luasnya : 3x3 m2, terdiri dari :
1. Pintu masuk dan keluar
2. Meja Sampling dan konseling pasein

14
Yaitu tempat untuk penerimaan, pengambilan sampel, dan pemberian
konseling kepada pasien.
3. Tempat alat pemeriksaan laboratorium
3.a yaitu terdapat wastafel, mikroskop, almari kecil, dan fotometer urit-880
dan 3.b terdapat centrifuge dan shake rotator alat yang digunakan untuk
pemeriksaan laboratorium.

B. Standar fasilitas.
Fasilitas alat yang dimiliki laboratorium Klinikita antara lain :
No Nama Alat Fungsi Jumlah Keterangan
Homogenkan
1 Shake Rotator cairan 1 buah Baik
Fotometer Urit-880
2 Kimia darah 1 Buah Baik
Mikroskop Yazumi Sediaan
3 1 Buah Baik
Binokuler mikroskopis
4 Centrifuge Sentrifugasi 1 Buah Baik

Selain fasilitas alat, Kliniki t a juga memiliki fasilitas ruangan


seperti:
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Kulkas 1
2 Meja Administrasi 1
3 Kursi pasien/ Kursi Sampling 1
4 Kursi petugas 1
5 Meja Sampling 1
6 Jam weaker 1
7 Timer 1
8 Tempat sampah medis 1
9 Tempat sampah non medis 1
10 Wastafel 1
11 Pengharum ruangan 1
12 Mikropipet 5
13 Rak Mikropipet 1
14 Lemari administrasi 1
15 AC 1
16 Rak Alat 3
17 Lemari Peralatan 1
18 Suhu Kulkas 0
19 Termometer Ruang 0

15
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium Kliniki t a menggunakan metode manual dan
semi automatik.

B. Lingkup Kegiatan
1) Kegiatan Pokok
Kegiatan pelayanan penunjang laboratorium di Klinikita yang meliputi :
a. Pemeriksaan Hematologi
 Hematologi Rutin : pemeriksaan hemoglobin, trombosit, leukosit,
LED, dan hematokrit.
b. Pemeriksaan Kimia Klinik
 Glukosa darah baik sewaktu.
 Glukosa darah puasa.
 Glukosa darah 2 jam setelah makan.
 Fungsi hati : SGOT dan SGPT.
 Fungsi ginjal : ureum dan creatinin, asam urat
 Anlisa lipid : kolesterol total
c. Pemeriksaan Klinik Rutin
 Urine rutin
 Feses rutin
 Tes kehamilan.
d. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
 Tes widal
 Golongan darah dan rhesus

16
C. Pemeriksaan di laboratorium Klinikita

No Pemeriksaan Alat Reagen Pengambilan Pemeriksaan Waktu Rentang Normal Nilai Kritis
Sampel
1 Hematologi Fotometer URIT- Hemoglobin- Venipuncture 1. Pengambilan sampel 20′ Hemoglobin:
Rutin 880 C darah vena CITO : L : 13.0 -18.0 < 8 g/dl
 Hemoglobin 2. Pengolahan sampel yang < 5’ P: 11.0 - 16.0
 Hematokrit sudah diambil ke dalam
tabung dengan Hematokrit : > 3x nilai HB
antikoagulan L : 42-50%
3. Pengerjaan sampel P : 37-48 %
dengan menggunakan alat
Fotometer URIT-880
4. Penulisan dan pelaporan
hasil kepada pasien

2 Hemoglobin Fotometer Hemoglobin- Venipuncture 1. Pengambilan sampel 25′ Hemoglobin: <8 g/dl
URIT-880 C darah vena pasien L : 13.0 -18.0
2. Sampel yang sudah ada di CITO : P: 11.0 - 16.0
< 20’
masukkan tabung
berantikoagulan
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan

17
hasil pemeriksaan
3 Glukosa Darah - Fotometer Reagen Kit Venipuncture 1. Pengambilan sampel 38′ GDS : < 160 GDS :
URIT-880 Glukosa darah vena pasien Min < 50
- Stick metode GOD 2. Sampel di masukkan CITO : Max > 400
POD tabung tanpa antikoagulan <5’
GDP : 70-110 GDP : >190
lalu pisahkan menjadi
serum GDPP : < 140
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan
6 Cholesterol - Fotometer Reagen Kit Venipuncture 1. Pengambilan sampel 38′ Cholesterol :
URIT-880 Cholesterol darah vena pasien 140-200 mg/dl
metode 2. Sampel di masukkan CITO :
< 30’
CHOD-POD tabung tanpa antikoagulan
dan pisahkan menjadi
serum
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan
7 Asam urat - Fotometer Reagen Kit Venipuncture 1. Pengambilan sampel 38′ Asam Urat
URIT-880 Asam Urat darah vena pasien L : 3,5 – 7.2
METODE 2. Sampel di masukkan CITO : P : 1,5 – 6.2
< 30’
Uricase POD tabung tanpa antikoagulan
dan pisahkan menjadi

18
serum
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan
8 SGOT - Fotometer Reagen Kit Venipuncture 1. Pengambilan sampel 120′ SGOT :
URIT-880 SGOT darah vena pasien
2. Sampel di masukkan Cito : L= <18 u/L
<100’ P= <15 u/L
tabung tanpa antikoagulan
dan pisahkan menjadi
serum
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan

9 SGPT - Fotometer Reagen Kit Venipuncture 1. Pengambilan sampel 120′ SGPT :


URIT-880 SGPT darah vena pasien
2. Sampel di masukkan Cito : L = <22 u/L
<100’ P = <17 u/L
tabung tanpa antikoagulan
dan pisahkan menjadi
serum
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan
19
10 Ureum - Fotometer Reagen Kit Venipuncture 1. Pengambilan sampel 120′ Ureum :
URIT-880 Ureum darah vena pasien
2. Sampel di masukkan Cito : 10-50 mg/dl
<100’
tabung tanpa antikoagulan

20
dan pisahkan menjadi
serum
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan

11 Creatinin - Fotometer Reagen Kit Venipuncture 1. Pengambilan sampel 120′ Creatinin :


URIT-880 Creatinin darah vena pasien
2. Sampel di masukkan Cito : 0,5-1,5 mg/dl
<100’
tabung tanpa antikoagulan
dan pisahkan menjadi
serum
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan

21
12 Feces Rutin Mikroskop Metode Feces 1. Pasien di motivasi BAB 25′ Makros Bentuk:
Direct Tinja Sewaktu sewaktu pada wadah yang Berbentuk
sudah disiapkan Cito : Warna :
<20’
2. Sampel yang ada Kuningcoklat
langsung di periksa dalam Konsistensi:
waktu kurang dari 2 jam Lembek
Bau : Khas
Sisa
makanan:Ada

Mikros :
Lekosit : 0-

22
5/LPB
Eritrosit : 0-
2/LPB
13 Urinalisa Rutin Mikroskop Metode Natif Urin Pagi 1. Pasien di motivasi BAK 25′ Makros
Urin Sewaktu pagi/sewaktu pada wadah Warna: Kuning
yang sudah disiapkan Cito : muda
<20’
2. Sampel urin yang ada Kejernihan :
langsung di periksa dalam Jernih
waktu kurang dari 2 jam PH: 5.0-8.0
BJ : 1.005-1.030
Protein : Neg
Reduksi : Neg
Keton : Neg

Mikros
Lekosit : 0-
5/LPB
Eritrosit : 0-2
/LPB
14 Glukosa Protein Strip Urin Rapid Test Urin Sewaktu 1. Pasien di motivasi BAK 15′
Urin pagi/sewaktu pada wadah
yang sudah disiapkan Cito : ( - ) Negatif
10’
2. Sampel urin yang ada
langsung di periksa
dengan carik celup
15 Pp Test Strip PP Test Rapid Test Urin Sewaktu 1. Pasien di motivasi BAK 15′ -
HCG sewaktu ada wadah yang Cito :
sudah disiapkan 10’

23
2. Sampel urin yang ada
langsung di periksa
dengan carik celup
16 Widal Reagen Kit Widal Metode Slide Venipuncture 1. Pengambilan sampel 25′
Test darah vena pasien
2. Sampel dipisahkan Cito : ( - ) Negatif
< 20’
plasma/serum
3. Pengerjaan sampel
dengan 8 anti
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan

24
17 Golongan Kartu Golongan Metode Slide Venipuncture 1. Pengambilan sampel 10′
Darah Darah Capilarrypun darah Golongan Darah
cture 2. Pengerjaan sampel Cito : A+
<8’
dengan menggunakan B+
reagen anti A,B,AB,D AB +
3. Penulisan dan pelaporan O+
Hasil
18 Narkoba Kaset Narkoba Metode Urin Seaktu 1. Pasien di motivasi BAK 15’
Rapid Test sewaktu pada wadah yang
sudah disiapkan Cito : Terdapat Garis 2
<10’
2. Sampel urin yang ada
langsung di periksa dengan
carik celup
22 Antigen Covid- Kaset Antigen Rapid Test Nasofaring 1. Pengambilan sampel 8’
19 Nasofaring.
2. Sampel dibilas dengan Cito : ( - ) Negatif
<5

25
baffer pada adah yang sudah
tersedia.
3.Pengerjaan sampel
nasofaring pada rapid test
4.Penulisan dan pelaporan
hasil.

Harus ada pertemuan terkait :


a. JENIS PELAYANAN LABORAT DI KLINIK
b. PENETAPAN NILAI KRITIS
c. PENETAPAN PEMERIKSAAN PELAYANAN LABORATORIUM CITO DI KLINIK
d. WAKTU TUNGGU PEMERIKSAAN CITO DAN NON CITO

26
D. Pelayanan Unit Pelayanan Laboratorium
Pelayanan pasien di unit laboratorium Klinikita secara umum dibedakan menjadi 3
jenis pelayanan pasien, yaitu :
1. Pelayanan laboratorium yang terjadwal.
Dimana pasien dari unit pelayanan umum atau unit pelayanan KIA rawat jalan
yang datang sudah terlebih dahulu diberikan pengantar dan dijadwalkan oleh dokter
atau paramedis untuk melakukan pemeriksaan laboratorium pada waktu yang sudah
ditentukan. Jenis pasien demikian telah membawa surat pengantar dari dokter atau
paramedis dari kunjungan sebelumnya.
Selain itu pasien rawat inap yang telah dijadwalkan atau direncanakan untuk
dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium oleh dokter visite juga termasuk
dalam jenis pasien pelayanan laboratorium yang terjadwal.
2. Pelayanan laboratorium tidak terjadwal.
Pelayanan ini adalah pelayanan laboratorium yang dianjurkan atau
diadvicekan oleh dokter atau paramedis ketika pasien saat itu sedang periksa rawat
jalan di Klinikita sesuai dengan indikasi penemuan klinis dari pemeriksaan dokter
atau paramedis saat itu.
3. Pemeriksaan CITO
Pelayanan laboratorium cito merupakan pelayanan yang membutuhkan waktu
segera untuk mendapatkan hasil dari pemeriksaan laboratorium pasien. Dimana
petugas laboratorium diharapkan segera melaporkan hasil kepada dokter ketika
ditemukan nilai kritis. Pemeriksaan yang diperiksa meliputi Gula Darah Sewaktu
dan Hemoglobin yang dilakukan pemeriksaan oleh tenaga laboratorium (analis
kesehatan).

27
E. Laporan dan Arsip
Semua hasil pemeriksaan dari laboratorium Klinikita diarsip dalam buku register dan
buku rekam medis. Kemudian dari buku register dirangkum kedalam buku laporan
bulanan dan tahunan. Sehingga dapat dilihat pekembangan laboratorium tiap
tahunnya.
Di Klinikita menggunakan buku hasil kritis untuk komunikasi efektif kepada PPA
dimana petugas laboratorium akan meminta TTD dari dokter/ petugas paramedis jaga
yang menemukan hasil laboratorium.

F. Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap
pemeriksaan di Laboratorium tersebut.
Pelabelan, penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
1. Terdapat nama reagen, sifat reagen (korosif, asam atau basa), bentuk reagen (larutan,
padatan atau serbuk).
2. Terdapat pelabelan tanggal pembuatan, tanggal kadaluarsa dan terdapat penunjuk
untuk penyimpanan suhu optimal penyimpanan tiap masing-masing reagen.
3. Terdapat pencatatan dan pelabelan urutan masuknya reagen sehingga dapat
memastikan untuk pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai
urutan penerimaan)

28
4. Terdapat plastik atau sticker pelindung yang dapat melindungi reagen dari kerusakan.
Atau kertas pelabelan reagen di pastikan kertas yang tidak mudah rusak.

G. Sampel atau Spesimen


Sebelum pengambilan dan pelabelan spesimen, petugas harus memastikan terlebih
dahulu form permintaan pemeriksaan laboratorium untuk menghindari salahnya
penggambilan sampel atau salah pengambilan pasien.
Pelabelan yang harus dicantumkan pada sampel paling tidak harus mencakup 4
identitas sebagai berikut :
1. Nama dan jenis kelamin pasien
2. Tanggal lahir pasien
3. Alamat pasien
4. No. RM
5. No. ruangan (untuk pasien rawat inap)

H. Sampah
1. Sampah merupakan salah satu hal yang terpenting dalam penyelenggaraan pelayanan
penunjang laboratorium karena sampah hasil laboratorium dapat merupakan sampah
infeksius yang harus dapat perhatian ekstra untuk mencegah terjadinya penularan atau
kecelakaan kerja baik kepada petugas maupun pasien.
2. Tempat pembuangan sampah atau limbah padat harus terbuat dari bahan yang kuat,
cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal
terdapat satu buah untuk masing-masing kegiatan.
3. Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastic sebagai pembungkus
sampah dengan label dan warna seperti digambarkan sebagai berikut:
WARNA
No KATEGORI TEMPAT/KANTONG LAMBANG KETERANGAN
PLASTIK
PENGUMPULAN
SAMPAH
1.
Radio Aktif Merah Sampah berbentuk
benda tajam,
ditampung dalam
wadah yang
2. Infeksius/ Kuning kuat/tahan benda
toksik/kimia tajam sebelum
dimasukkan ke
dalam kantong
3. Sitotoksik Ungu
yang sesuai
dengan
kategori/jenis
sampahnya.
4. Umum Hitam “Domestik”
(Warna putih)

29
BAB V
DOKUMENTASI

Untuk pendokumentasian terkait unit laboratorium Klinikita terdapat beberapa


pendokumentasian seperti :
1. Kalibrasi, maintenance dan alat rusak.
Untuk alat yang perlu maintenance, kalibrasi atau perbaikan akan tercatat pada form
tertentu untuk keterangan perbaikan yang telah dilakukan terhadap alat tersebut. Dan
untuk kalibrasi akan tercatat pada buku kalibrasi.
2. Hasil pemeriksaan laboratorium
Untuk hasil pemeriksaan laboratorium akan dicatat oleh petugas laboratorium di
buku register laboratorium dan hasil tersebut akan di catat di buku rekap hasil oleh
petugas laboratorium. Untuk dokter juga akan menuliskan di lembaran rekam medis
pasien untuk pasien rawat jalan dan di lembar terintergrasi rawat inap untuk pasien rawat
inap.

30
BAB VI
LOGISTIK

A. Pengadaan barang logistik (reagen) di laboratorium.


Pengertian : bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium.
a. Petugas lab menghitung /merekap penggunaan reagen selama satu tahun.
b. Petugas lab membuat perencanaan kebutuhan reagen selama satu tahun.
c. Petugas lab melaporkan kebutuhan reagen kepada dinas kesehatan kota (untuk
reagen yang disediakan dari dinas kesehatan kota).
d. Petugas lab menggunakan kaidah perputaran pemakaian reagen pertama masuk-
pertama keluar yang masa kadaluarsa pendek di pakai dahulu.

31
BAB VII
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium klinik dapat menimbulkan bahaya


atau resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan
sekitarnya. Untuk mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas
laboratorium melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keselamatan sasaran kegiatan harus diperhatikan agar terciptanya budaya
keselamatan pasien, menurunkan kejadian yang tidak diharapkan dan agar terlaksananya
program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak
diharapkan.
Tatalaksana keselamatan sasaran kegiatan pelayanan laboratorium di Klinikita
dibagi menjadi 2 tahap, yaitu :
1. Tahap pra analitik
a. Formulir permintaan pemeriksaan
 Identitas pasien.
 Identitas pengirim.
 Permintaan pemeriksaan yang jelas.
 Tanda tangan dokter atau perawat yang meminta pemeriksaan.
b. Persiapan pasien
 Persiapan pasien harus sesuai persyaratan.
c. Pengambilan dan penerimaan spesimen
 Pengumpulan spesimen secara benar.
d. Penanganan spesimen
 Penerimaan specimen.
 Kondisi penyimpanan spesimen harus tepat.
e. Persiapan sample untuk analisa
 Kondisi sample dan volume harus memenuhi syarat.
 Perhatikan identifikasi sample.
2. Tahap Analitik
a. Persiapan Reagen
 Reagen harus memenuhi syarat
 Tidak dalam masa kadaluarsa
b. Pipetasi reagen dan sample
 Semua peralatan laboratorium harus bersih dan memenuhi syarat
 Kalibrasi pipet secara berkala
 Lakukan pipetasi secara benar
c. Pemeriksaan
 Alat dan instrument harus berfungsi dengan baik
3. Tahap Pasca – Analitik
a. Pembacaan hasil
 Penghitungan
 Pengukuran
 Identifikasi
 Penilaian harus benar
b. Pelaporan hasil
Petugas akan menulis hasil di dalam formulir yang sudah di sediakan dengan
memperhatikan identitas pasien untuk mengurangi kesalahan hasil laboratorium.

32
BAB VIII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan bagian dari


pengolahan laboaratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai tindakan
dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia. Bagi
petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman
patogen, potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas dari petugas ke petugas lainnya atau
keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi perlu adanya
kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan tingakatannya,
mempunyai sikap dan kemammpuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan
pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan atau spesimen secara baik menurut praktik
laboratorium yang benar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
a. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboratorium
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
 Pencahayaan cukup dan nyaman
 Ventilasi cukup dan sesuai
 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika diperlukan
 Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya
b. Sanitasi Lingkungan
 Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis
 Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastik
dan diberi tanda khusus
 Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi sarang
serangga atau binatang pengerat
 Sediakan tempat cuci tangan yang berbeda dengan tempat pembuangan sampel
pasien dengan air yang mengalir dan dibersihkan secara teratur
 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium
 Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium
1. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja
a. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium harus
mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi,
dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan
keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi apabila terjadi
kecelakaan di laboratorium.
b. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti tempat
cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
c. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan,
alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
d. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati
dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
e. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan setelah
selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju proteksi sebelum
meninggalkan ruang laboratorium.
f. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di tempat
kerja.

33
g. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda tajam
dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam laboratorium dan
diberi keterangan.
h. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam peti kuning (menjadi limbah
medis dan infeksius) yang diberi tanda khusus.
i. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
j. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.
k. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
l. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
m. Pengelolaan spesimen
 Setiap spesimen diperlakukan sebagai bahan infeksius.
 Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan, pengiriman dan
pengolahan spesimen dengan benar.
 Semua spesimen darah dan cairan tubuh disimpan pada wadah yang memiliki
konstruksi yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah kebocoran ketika
dipindahkan.
 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari pencemaran
dari luar kontainer atau laboratorium.
 Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan masker.
 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan mengganti
sarung tangan.
 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
 Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus didekontaminasi
dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
2. Penanganan kecelakaan di laboratorium.
Kecelakaan yang paling sering terjadi di laboratorium disebabkan oleh bahan
kimia. Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib disediakan informasi
mengenai cara penanganan yang benar jika terjadi tumpahan bahan kimia didalam
laboratorium. Agar mudah terbaca informasi ini hendaknya dibuat dalam bentuk
bagian yang sederhana dan dipasang pada dinding dalam ruang laboratorium. Selain
itu harus disediakan peralatan untuk menangani keadaan tersebut seperti :
a. Pakaian pelindung diri, sarung tangan karet ,sepatu bot karet
b. Sekop dan pengumpul debu
c. Fosep untuk mengambil pecahan gelas
d. Kain lap dan kertas pembersih
e. Ember

Tindakan yang harus dilakukan jika terdapat tumpahan kimia berbahaya :


a. Beritahu petugas keamanan laboratorium dan jauhkan petugas yang tidak
berkepentingan dari lokasi tumpahan.
b. Upayakan pertolongan bagi petugas laboratorium yag cidera

34
c. Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan mudah terbakar, segera matikan
semua api, gas dalam ruangan rersebut dan ruangan tersebut dan ruangan yang
berdekatan. Matikan peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.
d. Jangan hirup bau dari bahan yang tumpah.
3. Pengamanan untuk bahan kimia berbahaya.
a. Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar
(antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur,
efek toksik dan persyaratan penyimpanannya).
b. Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai pengetahuan
serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.
c. Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda peringatan yang
sesuai.
4. Pengelolaan Limbah
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat
dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan
limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.
a. Penanganan
Prinsip pengolahan limbah adalah : pemisahan dan pengurangan volume. Jenis
limbah harus diidentifikasi dan dipilah pilah dan mengurangi keseluruhan volume
limbah secara kontinue.
b. Penampungan
Harus diperhatikan sarana penampungan limbah harus memadai, diletakkan pada
tempat yang pas, aman dan higienis.
Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa
dibuang dengan landfill, namun pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah
infeksius dan limbah benda tajam.
c. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis ilmiah yang akan dibuang adalah
dengan cara menggunakan kantong berkode (umumnya menggunakan kode
Warna) namun penggunaan kode tersebut perlu perhatian secukupnya untuk tidak
sampai menimbulkan kebingungan dengan sistem lain yang mungkin juga
menggunakan kode warna.
d. Standarisasi kantong dan kontainer pembuangan limbah
Keberhasilan pemisahan limbah tegantung kepada kesadaran, prosedur yang jelas
serta keterampilan petugas sampah pada semua tingkat.

Pada pelayanan penunjang laboratorium Klinikita terbanyak ada 2 jenis


limbah, yaitu :
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus
seperti benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah
kimia, limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1. Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai tutup
yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah untuk masing-
masing kegiatan. Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian
telah terisi sampah. Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik
sebagai pembungkus sampah dengan label dan warna.

35
2. Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan
pada lokasi yang sudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah. Tempat
penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurang-
kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
 Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai prosedur
dan peraturan yang berlaku.
 Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir
yang dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum atau domestik, limbah cair infeksius
dan limbah cair kimia. Cara menangani limbah cair:
a) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank yang
dilengkapi oleh tutup yang berbahan besi
b) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku

36
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

Upaya pengendalian mutu pelayanan laboratorium klinik merupakan serangkaian


kegiatan yang komprehensif dan integral yang menyangkut struktur, proses dan outcome
secara obyektif, sistematik dan berlanjut, memantau dan menilai mutu dan kewajaran
pelayanan terhadap pasien.
Sasaran upaya meningkatkan mutu pelayanan laboratorium di rumah sakit adalah :
a. meningkatkan kepuasan pelanggan (pasien, dokter dan pemakai jasa laboratorium
lainnya).
b. meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan laboratorium.
c. meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki.
Cakupan kegiatan peningkatan mutu meliputi :
a. Kegiatan teknis laboratorium
 Pengendalian mutu internal
Cara pengendalian, meliputi :
1. Menyediakan SOP pemeriksaan
2. Menyediakan SOP yang berkaitan dengan pelayanan laboratorium
3. Menyediakan pedoman – pedoman antara lain : pengambilan spesimen yang
benar, persyaratan spesimen, persyaratan pasien, persyaratan sample
4. Melaksanakan kalibrasi dan validasi
5. Pencatatan suhu ruangan dan kulkas untuk penyimpanan reagen
6. Melaksanakan dan mengevaluasi program quality control
7. Pengawasan dan monitoring kegiatan harian untuk mengurangi kesalahan-
kesalahan yang mungkin muncul
8. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan untuk staf laboratorium
 Pemantapan Mutu Eksternal.
Pemantapan mutu external adalah kegiatan yang diselenggarakan secara
periodik oleh pihak lain di luar laboratorium (BLK) guna memantau dan menilai
penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu
Penyelenggaran pemantauan mutu eksternal diharapkan semua laboratorium
milik pemerintah dan swasta mengikutinya dihubungkan akreditasi milik pemerintah
dan ijin untuk laboratorium swasta. Pemantapan mutu eksternal diselenggarakan
pada tingkat nasional dan tingkat wilayah/propinsi.
PME harus dilaksanakan sebagaimana kegiatan pemeriksaan yang biasa
dilakukan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan dengan
reagen/peralatan/metode yang biasa digunakan sehingga benar-benar dapat
mencerminkan penampilan laboratorium tersebut yang sebenarnya. Setiap nilai yang
diperoleh dari penyelenggara harus dicatat dan dievaluasi untuk mempertahankan
mutu pemeriksaan atau perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk peningkatan
mutu pemeriksaan
b. Kegiatan yang bersifat administrasi
 Pendaftaran pasien / spesimen
 Pelayanan administrasi keuangan
 Pelayanan hasil pemeriksaan.

c. Manajemen laboratorium terkait dengan alat dan reagen


Pemeliharaan dan kalibrasi dilakukan untuk memperoleh kondisi alat yang
optimal dalam pemakaianya, sehingga diperoleh kualitas produksi pemeriksaan yang
terpercaya serta adanya keamanan dalam bekerja. Sebagian besar alat laboratorium di

37
kalibrasi secara periodik. Pemeliharaan alat secara harian menjadi tanggung jawab
petugas laboratorium, terutama yang sedang bertugas. Frekuensi pemeliharaan alat
tergantung keadaan dan kebutuhan alat, yang dapat dilakukan setiap hari, setiap minggu
sekali maupun setiap bulan sekali.
Pemeliharaan alat-alat laboratorium Klinikita dilakukan secara berkala yaitu
setiap 6 bulan.

38
BAB X
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium di Klinikita ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan


Pelayanan Laboratorium di Klinikita. Untuk keberhasilan pelaksanaan standar Pelayanan
Laboratorium di Klinik ini diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak yang terkait,
sehingga hal tersebut akan menjadikan pelayanan Laboratorium di Klinik dapat optimal dan
dapat memberikan kepuasan kepada pasien atau masyarakat.
Buku pedoman ini kami susun semampu kami dan kami sesuaikan dengan keadaan
dan kondisi peralatan yang ada diKlinikita. Kami sadari bahwa buku ini jauh dari sempurna,
namun harapan kami agar buku pedoman ini dapat digunakan untuk menunjang kelancaran
tugas pelayanan di Laboratorium Klinikita, sehingga hasilnya dapat mendukung diagnosa dan
pengobatan yang dilakukan dalam pelayanan pasien dapat lebih tepat dan akurat. Dengan
harapan kesembuhan pasien serta kepuasan pelanggan dapat tercapai maksimal sesuai
dengan harapan. Untuk itu masukan dan kritik yang bersifat membangun kami harapkan agar
dapat menjadi bahan evaluasi kami bersama.
Evaluasi bersama akan secara teratur kami laksanakan guna perbaikan teknik
pemeriksaan pelayanan dan perbaikan peralatan sesuai dengan perkembangan ilmu yang ada.
Dan tentunya kami akan mengadakan perbaikan-perbaikan sesuai dengan kebutuhan yang
ada.

39

Anda mungkin juga menyukai