KEPUTUSAN
DIREKTUR KLINIK KLINIKITA
NOMOR : 001/01/Mnj/II/2023
TENTANG
VISI, MISI, TUJUAN, TATA NILAI, FALSAFAH DAN
MOTTO KLINIK KLINIKITA
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di
Purbalingga,
Pada tanggal, 07
Februari 2023
Direktur Klinik
Klinikita,
dr. Siti Rokhayah, M.H
LAMPIRAN KEPUTUSAN
DIREKTUR
KLINIK KLINIKITA
NOMOR:
0011/01/KLINIKITA/II/2023
TENTANG VISI, MISI, TUJUAN, TATA
NILAI, FALSAFAH DAN MOTTO KLINIK
KLINIKITA
Visi
Menjadi klinik pilihan masyarakat yang berorientasi pada kepentingan pasien dengan
mengutamakan pelayanan berkualitas, kekeluargaan, dan terjangkau.
Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu kedokteran dan kesehatan
profesional;
2) Memberikan pelayanan yang berorientasi pada kesehatan dan keselamatan pasien
tanpa membedakan latar belakang suku, agama, ras, antar golongan;
3) Menjalin kerjasama antar bagian di Klinikita dalam melayani pasien, keluarga, dan
masyarakat yang membutuhkan;
4) Mendukung program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan
Klinikita sebagaimana komitmennya memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan kedokteran dan kesehatan dasar yang berkualitas,
kekeluargaan dan terjangkau.
2. Memudahkan masyarakat sekitar klinik untuk mendapatkan akses pelayanan
kesehatan yang mudah dan terjangkau.
3. Mengutamakan kepentingan pasien yang membutuhkan pelayanan kedokteran dan
kesehatan tanpa memandang perbedaan latar belakang.
4. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standard pelayanan klinik sebagai salah
satu bentuk perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat dan sumber daya
manusia di klinik.
Tata Nilai
Mengutamakan profesionalisme dan keikhlasan dalam melayani pasien dan
masyarakat yang membutuhkan pelayanan kedokteran dan kesehatan.
Falsafah
Kesehatan adalah inspirasi yang memancarkan semangat dan kebahagiaan bagi
semua anggota keluarga
Motto
“Berkualitas, Kekeluargaan, dan Terjangkau”
3
Ditetapkan di Purbalingga
Pada tanggal 07 Februari 2023
Direktur Klinik Klinikita
4
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR KLINIKITA NOMOR
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN
UNIT LABORATORIUM
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat
dan anugerah yang telah diberikan kepada Penyusun sehingga Buku Pedoman
Pelayanan Unit Laboratorium Klinikita telah selesai disusun.
Penyusun
5
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................6
BAB II STANDAR KETENAGAAN........................................................................10
BAB III STANDAR FASILITAS................................................................................13
BAB IV TATA LAKSANA.........................................................................................15
BAB V LOGISTIK.....................................................................................................28
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN................................................29
BAB VII KESEHATAN DAN KESELAMATAN PEKERJA.....................................30
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU...........................................................................34
BAB IX PENUTUP.....................................................................................................36
6
PEDOMAN PELAYANAN UNIT LABORATORIUM
KLINIKITA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu, mengacu pada
Permenkes RI No. 37 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat dimana salah satunya mengatur tentang pelayanan
laboratorium yang diselenggarakan oleh berbagai jenjang upaya pelayanan
kesehatan salah satunya pengadaan laboratorium di fasilitas kesehatan tingkat
pertama.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi
epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta
masuknya pasar bebas, maka fasilitas pelayanan kesehatan diharapkan
mengembangkan dan meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan
mutu pelayanan yang optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan
diagnosa penyakit secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu yang
dapat menjawab tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang tepat,
akurat dan profesional untuk menunjang diagnosis penyakit.
Oleh sebab itu, Klinikita sebagai salah satu penyedia fasilitas layanan
kesehatan tingkat pertama menyelenggarakan pelayanan penunjang laboratorium
sebagai salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat yang
lebih optimal. Laboratorium Klinikita melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan.
7
2. Petugas medis Klinikita
3. Petugas laboratorium Klinikita
4. Pasien Klinikita
Ruang Lingkup
1. Unit Gawat Darurat.
2. Unit Pelayanan Umum
3. Unit Pelayanan KIA
4. VK atau ruang bersalin
5. Unit Rawat Inap
D. Batasan Operasional
1. Laboratorium klinik
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan
informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Laboratorium Klinikita merupakan laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang Hematologi, Kimia Klinik,
Klinik Rutin, Imunologi dan Serologi. Namun tidak semua pemeriksaan dapat
dilakukan di laboratorium Klinikita.
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin.
b. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Glukosa darah baik sewaktu, puasa, 2
jam setelah makan, SGOT, SGPT, ureum, creatinin dan cholesterol total,
asam urat.
c. Pemeriksaan Klinik Rutin
Pemeriksaan Klinik Rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup beberapa
pemeriksaan yang membutuhkan bahan rutin antara lain : Urine rutin,
feses rutin dan Tes kehamilan.
d. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan yang memerlukan serum atau plasma
sebagai bahan pemeriksaan, adapun pemeriksaannya antara lain :
golongan darah dan widal.
2. Tenaga profesional dan penunjang laboratorium
Merupakan tenaga yang mencakup : dokter umum, teknisi laboratorium
medis (analis laboratorium) dan paramedis.
3. Standar operasional prosedur (SOP)
8
Merupakan kumpulan instruksi, langkah langkah yang telah dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
4. Ruangan Laboratorium
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang
dipergunakan aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan
spesimen atau pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Semua
ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan
memperoleh cahaya dalam jumlah yang cukup.
5. Peralatan Laboratorium
Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan
sesuai dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara
rutin. Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin, peralatan harus
diperhatikan menunjukkan kemampuan atau memenuhi kinerja yang
dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk
pemeriksaan bersangkutan.
6. Bahan Laboratorium
a. Reagent adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk
mendekteksi, mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain.
b. Standar adalah zat-zat konsentrasi atau kemurniannya diketahui.
c. Bahan kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan
suatu pemeriksaan di laboratorium tetapi atau untuk mengawasi kualitas
hasil pemeriksaan sehari hari.
d. Air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering digunakan oleh
karena itu kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar seperti
hanya bahan lain yang digunakan dalam analisis
7. Spesimen atau pengambilan sampel
Spesimen merupakan bahan pemeriksaan yang berasal dari manusia.
Sedangkan sampel dapat diartikan sebagai bahan dari spesimen manusia.
8. Metode Pemeriksaan
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji saring diagnostik
dan evaluasi hasil pengobatan. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan
sensivitas dan spesifitas berbeda beda pula.
9. Pemantapan Mutu Laboratorium
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium kesehatan adalah
semua kegiatan yang ditunjukan untuk menjamin ketelitian dan ketetapan
hasil pemeriksaan laboratorium pemantapan mutu terbagi menjadi 2 :
a. Pemantapan mutu internal PMI
Adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksakan
oleh masing masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi
atau mengurangi kejadian error atau penyimpangan sehingga diperoleh
hasil pemeriksaan yang tepat.
b. Pemantapan mutu eksternal PME
Adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh
pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan
menilai penampilam suatu laboratorium dalm bidang pemeriksaan
tertentu. Penyelenggaraan kegiatan pemantapan mutu eksternal
dilaksanakan oleh pihak pemerintah swasta atau internasional.
10. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium
9
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan
bagian dari pengolahan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium
melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan
spesimen yang berasal dari manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu
kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi
infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya
dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi perlu adanya
kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan
tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan
pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol
spesimen secara baik praktik laboratorium yang benar.
11. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kegiatan laboratorium diperlukan dalam
perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk
peningkatan pelayanan laboratorium. Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan
secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam perencanaan dan pelaporan
akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.
10
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Untuk pelayanan penunjang laboratorium di Klinikita hanya dibagi
menjadi 2 shift, yaitu shift pagi dan shift siang. Adapun distribusi ketenagaan di
Klinikita sebagai berikut :
1. Shift Pagi dan shift sore
- Uraian Pekerjaan
Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas Laboratorium adalah
sebagai berikut:
11
1) Registrasi pasien
a. Registrasi pasien rawat jalan dan rawat inap yang perlu pemeriksaan
penunjang laboratorium
b. Pemberian label sampel
c. Persiapan sampling
d. Pengambilan hasil pemeriksaan
e. Penulisan hasil pemeriksaan
f. Mengarsip hasil pemeriksaan
2) Pengambilan sampel
a. Sampel darah
- sampel darah vena
- sampel darah perifer
b. Sampel Urin
- Urin rutin
- Test kehamilan
c. Sampel Feaces
- Feaces lengkap
d. Pemeriksaan laboratorium rutin
- Pemeriksaaan hematologi
- Pemeriksaan kimia kinik
- Pemerisaan urinalisa
- Pemeriksaan feaces
3) Analisa sampel
a. Pemeriksaan sampel
b. Memastikan tidak adanya kesalahan pasien
c. Memastikan kualitas hasil pemeriksaan
d. Menginput hasil pemeriksaan
e. Merapikan hasil dan formulir permintaan dari dokter dan memberi
identitas pada amplop
Kebutuhan petugas laboratorium : 1 orang tiap masing-masing shift.
12
C. Jadwal Kegiatan
Pengaturan jadwal kegiatan pelayanan laboratorium Klinikita adalah sebagai
berikut:
1. Pengaturan jadwal kegiatan pelayanan laboratorium dibuat oleh Kepala Unit
laboratorium, disetujui oleh Direktur klinik.
2. Jadwal kegiatan pelayanan dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan
direalisasikan setiap satu bulan.
3. Untuk petugas laboratorium yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka petugas tersebut dapat mengajukan permintaan cuti melalui kepala unit.
Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan petugas yang ada dan tidak
mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat disetujui.
4. Jadwal kegiatan pelayanan terdiri atas shift pagi dan shift siang. Apabila ada
petugas jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan (terencana), maka petugas bersangkutan harus memberitahu kepala
unit laboratorium satu hari sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan
sudah mencari petugas pengganti.
Berikut adalah pembagian jadwal kegiatan pelayanan laboratorium
Klinikita
1. Jadwal : Setiap hari untuk shift pagi dan setiap hari senin sampai jumat untuk
shift sore.
2. Pengaturan jaga :
a. Shiff pagi : pukul 07.00 WIB - 14.00 WIB.
b. Shiff sore : pukul 14.00 WIB - 21.00 WIB.
3. Pelayanan gawat darurat : selama jam operasional laboratorium.
13
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
fisik bangunan atau ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah
ruangan laboratorium klinik. Persyaratan sarana atau ruangan laboratorium dan
kondisi adalah sebagai berikut:
1. Ukuran ruang min. 3x3 m2, kebutuhan luas ruangan di sesuaikan dengan jenis
pemeriksaan yang di selenggarakan oleh klinik
2. Langit-langit berwarna terang dan mudah dibersihkan.
3. Dinding harus berwarna terang, keras, tidak berpori, kedap air, mudah
dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia (keramik)
4. Lantai harus terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang,
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia.
5. Pintu disarankan hanya memiliki 1 pintu lebar dengan bukaan min. 100 cm yang
terdiri dari 2 daun pintu dengan ukuran 80 cm dan 20 cm.
6. Kamar kecil atau WC pasien laboratorium dapat bergabung dengan WC pasien
klinik.
Ruangan yang ada pada laboratorium di Klinikita terdiri dari tempat
pengambilan sampel, konseling pasien, tempat administrasi, dan tempat
pemeriksaan laboratorium. Ruangan laboratorium di Klinikita bisa dilihat pada
denah berikut ini :
A. Denah Ruangan Laboratorium
3.b
3.a
Keterangan :
Ruangan laboratorium luasnya : 3x3 m2, terdiri dari :
1. Pintu masuk dan keluar
2. Meja Sampling dan konseling pasein
14
Yaitu tempat untuk penerimaan, pengambilan sampel, dan pemberian
konseling kepada pasien.
3. Tempat alat pemeriksaan laboratorium
3.a yaitu terdapat wastafel, mikroskop, almari kecil, dan fotometer urit-880
dan 3.b terdapat centrifuge dan shake rotator alat yang digunakan untuk
pemeriksaan laboratorium.
B. Standar fasilitas.
Fasilitas alat yang dimiliki laboratorium Klinikita antara lain :
No Nama Alat Fungsi Jumlah Keterangan
Homogenkan
1 Shake Rotator cairan 1 buah Baik
Fotometer Urit-880
2 Kimia darah 1 Buah Baik
Mikroskop Yazumi Sediaan
3 1 Buah Baik
Binokuler mikroskopis
4 Centrifuge Sentrifugasi 1 Buah Baik
15
BAB IV
TATA LAKSANA
A. Metode
Metode pemeriksaan laboratorium Kliniki t a menggunakan metode manual dan
semi automatik.
B. Lingkup Kegiatan
1) Kegiatan Pokok
Kegiatan pelayanan penunjang laboratorium di Klinikita yang meliputi :
a. Pemeriksaan Hematologi
Hematologi Rutin : pemeriksaan hemoglobin, trombosit, leukosit,
LED, dan hematokrit.
b. Pemeriksaan Kimia Klinik
Glukosa darah baik sewaktu.
Glukosa darah puasa.
Glukosa darah 2 jam setelah makan.
Fungsi hati : SGOT dan SGPT.
Fungsi ginjal : ureum dan creatinin, asam urat
Anlisa lipid : kolesterol total
c. Pemeriksaan Klinik Rutin
Urine rutin
Feses rutin
Tes kehamilan.
d. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Tes widal
Golongan darah dan rhesus
16
C. Pemeriksaan di laboratorium Klinikita
No Pemeriksaan Alat Reagen Pengambilan Pemeriksaan Waktu Rentang Normal Nilai Kritis
Sampel
1 Hematologi Fotometer URIT- Hemoglobin- Venipuncture 1. Pengambilan sampel 20′ Hemoglobin:
Rutin 880 C darah vena CITO : L : 13.0 -18.0 < 8 g/dl
Hemoglobin 2. Pengolahan sampel yang < 5’ P: 11.0 - 16.0
Hematokrit sudah diambil ke dalam
tabung dengan Hematokrit : > 3x nilai HB
antikoagulan L : 42-50%
3. Pengerjaan sampel P : 37-48 %
dengan menggunakan alat
Fotometer URIT-880
4. Penulisan dan pelaporan
hasil kepada pasien
2 Hemoglobin Fotometer Hemoglobin- Venipuncture 1. Pengambilan sampel 25′ Hemoglobin: <8 g/dl
URIT-880 C darah vena pasien L : 13.0 -18.0
2. Sampel yang sudah ada di CITO : P: 11.0 - 16.0
< 20’
masukkan tabung
berantikoagulan
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
17
hasil pemeriksaan
3 Glukosa Darah - Fotometer Reagen Kit Venipuncture 1. Pengambilan sampel 38′ GDS : < 160 GDS :
URIT-880 Glukosa darah vena pasien Min < 50
- Stick metode GOD 2. Sampel di masukkan CITO : Max > 400
POD tabung tanpa antikoagulan <5’
GDP : 70-110 GDP : >190
lalu pisahkan menjadi
serum GDPP : < 140
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan
6 Cholesterol - Fotometer Reagen Kit Venipuncture 1. Pengambilan sampel 38′ Cholesterol :
URIT-880 Cholesterol darah vena pasien 140-200 mg/dl
metode 2. Sampel di masukkan CITO :
< 30’
CHOD-POD tabung tanpa antikoagulan
dan pisahkan menjadi
serum
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan
7 Asam urat - Fotometer Reagen Kit Venipuncture 1. Pengambilan sampel 38′ Asam Urat
URIT-880 Asam Urat darah vena pasien L : 3,5 – 7.2
METODE 2. Sampel di masukkan CITO : P : 1,5 – 6.2
< 30’
Uricase POD tabung tanpa antikoagulan
dan pisahkan menjadi
18
serum
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan
8 SGOT - Fotometer Reagen Kit Venipuncture 1. Pengambilan sampel 120′ SGOT :
URIT-880 SGOT darah vena pasien
2. Sampel di masukkan Cito : L= <18 u/L
<100’ P= <15 u/L
tabung tanpa antikoagulan
dan pisahkan menjadi
serum
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan
20
dan pisahkan menjadi
serum
3. Pengerjaan sampel
dengan alat
semiautomatic
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan
21
12 Feces Rutin Mikroskop Metode Feces 1. Pasien di motivasi BAB 25′ Makros Bentuk:
Direct Tinja Sewaktu sewaktu pada wadah yang Berbentuk
sudah disiapkan Cito : Warna :
<20’
2. Sampel yang ada Kuningcoklat
langsung di periksa dalam Konsistensi:
waktu kurang dari 2 jam Lembek
Bau : Khas
Sisa
makanan:Ada
Mikros :
Lekosit : 0-
22
5/LPB
Eritrosit : 0-
2/LPB
13 Urinalisa Rutin Mikroskop Metode Natif Urin Pagi 1. Pasien di motivasi BAK 25′ Makros
Urin Sewaktu pagi/sewaktu pada wadah Warna: Kuning
yang sudah disiapkan Cito : muda
<20’
2. Sampel urin yang ada Kejernihan :
langsung di periksa dalam Jernih
waktu kurang dari 2 jam PH: 5.0-8.0
BJ : 1.005-1.030
Protein : Neg
Reduksi : Neg
Keton : Neg
Mikros
Lekosit : 0-
5/LPB
Eritrosit : 0-2
/LPB
14 Glukosa Protein Strip Urin Rapid Test Urin Sewaktu 1. Pasien di motivasi BAK 15′
Urin pagi/sewaktu pada wadah
yang sudah disiapkan Cito : ( - ) Negatif
10’
2. Sampel urin yang ada
langsung di periksa
dengan carik celup
15 Pp Test Strip PP Test Rapid Test Urin Sewaktu 1. Pasien di motivasi BAK 15′ -
HCG sewaktu ada wadah yang Cito :
sudah disiapkan 10’
23
2. Sampel urin yang ada
langsung di periksa
dengan carik celup
16 Widal Reagen Kit Widal Metode Slide Venipuncture 1. Pengambilan sampel 25′
Test darah vena pasien
2. Sampel dipisahkan Cito : ( - ) Negatif
< 20’
plasma/serum
3. Pengerjaan sampel
dengan 8 anti
4. Penulisan dan pelaporan
hasil pemeriksaan
24
17 Golongan Kartu Golongan Metode Slide Venipuncture 1. Pengambilan sampel 10′
Darah Darah Capilarrypun darah Golongan Darah
cture 2. Pengerjaan sampel Cito : A+
<8’
dengan menggunakan B+
reagen anti A,B,AB,D AB +
3. Penulisan dan pelaporan O+
Hasil
18 Narkoba Kaset Narkoba Metode Urin Seaktu 1. Pasien di motivasi BAK 15’
Rapid Test sewaktu pada wadah yang
sudah disiapkan Cito : Terdapat Garis 2
<10’
2. Sampel urin yang ada
langsung di periksa dengan
carik celup
22 Antigen Covid- Kaset Antigen Rapid Test Nasofaring 1. Pengambilan sampel 8’
19 Nasofaring.
2. Sampel dibilas dengan Cito : ( - ) Negatif
<5
25
baffer pada adah yang sudah
tersedia.
3.Pengerjaan sampel
nasofaring pada rapid test
4.Penulisan dan pelaporan
hasil.
26
D. Pelayanan Unit Pelayanan Laboratorium
Pelayanan pasien di unit laboratorium Klinikita secara umum dibedakan menjadi 3
jenis pelayanan pasien, yaitu :
1. Pelayanan laboratorium yang terjadwal.
Dimana pasien dari unit pelayanan umum atau unit pelayanan KIA rawat jalan
yang datang sudah terlebih dahulu diberikan pengantar dan dijadwalkan oleh dokter
atau paramedis untuk melakukan pemeriksaan laboratorium pada waktu yang sudah
ditentukan. Jenis pasien demikian telah membawa surat pengantar dari dokter atau
paramedis dari kunjungan sebelumnya.
Selain itu pasien rawat inap yang telah dijadwalkan atau direncanakan untuk
dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium oleh dokter visite juga termasuk
dalam jenis pasien pelayanan laboratorium yang terjadwal.
2. Pelayanan laboratorium tidak terjadwal.
Pelayanan ini adalah pelayanan laboratorium yang dianjurkan atau
diadvicekan oleh dokter atau paramedis ketika pasien saat itu sedang periksa rawat
jalan di Klinikita sesuai dengan indikasi penemuan klinis dari pemeriksaan dokter
atau paramedis saat itu.
3. Pemeriksaan CITO
Pelayanan laboratorium cito merupakan pelayanan yang membutuhkan waktu
segera untuk mendapatkan hasil dari pemeriksaan laboratorium pasien. Dimana
petugas laboratorium diharapkan segera melaporkan hasil kepada dokter ketika
ditemukan nilai kritis. Pemeriksaan yang diperiksa meliputi Gula Darah Sewaktu
dan Hemoglobin yang dilakukan pemeriksaan oleh tenaga laboratorium (analis
kesehatan).
27
E. Laporan dan Arsip
Semua hasil pemeriksaan dari laboratorium Klinikita diarsip dalam buku register dan
buku rekam medis. Kemudian dari buku register dirangkum kedalam buku laporan
bulanan dan tahunan. Sehingga dapat dilihat pekembangan laboratorium tiap
tahunnya.
Di Klinikita menggunakan buku hasil kritis untuk komunikasi efektif kepada PPA
dimana petugas laboratorium akan meminta TTD dari dokter/ petugas paramedis jaga
yang menemukan hasil laboratorium.
F. Reagen
Reagen yang diperlukan disesuaikan dengan metode yang digunakan untuk tiap
pemeriksaan di Laboratorium tersebut.
Pelabelan, penanganan dan penyimpanan reagen harus sesuai persyaratan antara lain:
1. Terdapat nama reagen, sifat reagen (korosif, asam atau basa), bentuk reagen (larutan,
padatan atau serbuk).
2. Terdapat pelabelan tanggal pembuatan, tanggal kadaluarsa dan terdapat penunjuk
untuk penyimpanan suhu optimal penyimpanan tiap masing-masing reagen.
3. Terdapat pencatatan dan pelabelan urutan masuknya reagen sehingga dapat
memastikan untuk pemakaian reagen dengan metode First in–First out (sesuai
urutan penerimaan)
28
4. Terdapat plastik atau sticker pelindung yang dapat melindungi reagen dari kerusakan.
Atau kertas pelabelan reagen di pastikan kertas yang tidak mudah rusak.
H. Sampah
1. Sampah merupakan salah satu hal yang terpenting dalam penyelenggaraan pelayanan
penunjang laboratorium karena sampah hasil laboratorium dapat merupakan sampah
infeksius yang harus dapat perhatian ekstra untuk mencegah terjadinya penularan atau
kecelakaan kerja baik kepada petugas maupun pasien.
2. Tempat pembuangan sampah atau limbah padat harus terbuat dari bahan yang kuat,
cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada
bagian dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal
terdapat satu buah untuk masing-masing kegiatan.
3. Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 2/3 bagian telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastic sebagai pembungkus
sampah dengan label dan warna seperti digambarkan sebagai berikut:
WARNA
No KATEGORI TEMPAT/KANTONG LAMBANG KETERANGAN
PLASTIK
PENGUMPULAN
SAMPAH
1.
Radio Aktif Merah Sampah berbentuk
benda tajam,
ditampung dalam
wadah yang
2. Infeksius/ Kuning kuat/tahan benda
toksik/kimia tajam sebelum
dimasukkan ke
dalam kantong
3. Sitotoksik Ungu
yang sesuai
dengan
kategori/jenis
sampahnya.
4. Umum Hitam “Domestik”
(Warna putih)
29
BAB V
DOKUMENTASI
30
BAB VI
LOGISTIK
31
BAB VII
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
32
BAB VIII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
33
g. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda tajam
dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam laboratorium dan
diberi keterangan.
h. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam peti kuning (menjadi limbah
medis dan infeksius) yang diberi tanda khusus.
i. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
j. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.
k. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
l. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
m. Pengelolaan spesimen
Setiap spesimen diperlakukan sebagai bahan infeksius.
Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan, pengiriman dan
pengolahan spesimen dengan benar.
Semua spesimen darah dan cairan tubuh disimpan pada wadah yang memiliki
konstruksi yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah kebocoran ketika
dipindahkan.
Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari pencemaran
dari luar kontainer atau laboratorium.
Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan masker.
Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan mengganti
sarung tangan.
Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus didekontaminasi
dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
2. Penanganan kecelakaan di laboratorium.
Kecelakaan yang paling sering terjadi di laboratorium disebabkan oleh bahan
kimia. Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib disediakan informasi
mengenai cara penanganan yang benar jika terjadi tumpahan bahan kimia didalam
laboratorium. Agar mudah terbaca informasi ini hendaknya dibuat dalam bentuk
bagian yang sederhana dan dipasang pada dinding dalam ruang laboratorium. Selain
itu harus disediakan peralatan untuk menangani keadaan tersebut seperti :
a. Pakaian pelindung diri, sarung tangan karet ,sepatu bot karet
b. Sekop dan pengumpul debu
c. Fosep untuk mengambil pecahan gelas
d. Kain lap dan kertas pembersih
e. Ember
34
c. Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan mudah terbakar, segera matikan
semua api, gas dalam ruangan rersebut dan ruangan tersebut dan ruangan yang
berdekatan. Matikan peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.
d. Jangan hirup bau dari bahan yang tumpah.
3. Pengamanan untuk bahan kimia berbahaya.
a. Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar
(antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur,
efek toksik dan persyaratan penyimpanannya).
b. Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai pengetahuan
serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.
c. Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda peringatan yang
sesuai.
4. Pengelolaan Limbah
Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat
dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan
limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.
a. Penanganan
Prinsip pengolahan limbah adalah : pemisahan dan pengurangan volume. Jenis
limbah harus diidentifikasi dan dipilah pilah dan mengurangi keseluruhan volume
limbah secara kontinue.
b. Penampungan
Harus diperhatikan sarana penampungan limbah harus memadai, diletakkan pada
tempat yang pas, aman dan higienis.
Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa
dibuang dengan landfill, namun pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah
infeksius dan limbah benda tajam.
c. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis ilmiah yang akan dibuang adalah
dengan cara menggunakan kantong berkode (umumnya menggunakan kode
Warna) namun penggunaan kode tersebut perlu perhatian secukupnya untuk tidak
sampai menimbulkan kebingungan dengan sistem lain yang mungkin juga
menggunakan kode warna.
d. Standarisasi kantong dan kontainer pembuangan limbah
Keberhasilan pemisahan limbah tegantung kepada kesadaran, prosedur yang jelas
serta keterampilan petugas sampah pada semua tingkat.
35
2. Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang diletakkan
pada lokasi yang sudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah. Tempat
penampungan sampah sementara dikosongkan dan dibersihkan sekurang-
kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai prosedur
dan peraturan yang berlaku.
Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir
yang dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
b. Limbah Cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum atau domestik, limbah cair infeksius
dan limbah cair kimia. Cara menangani limbah cair:
a) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank yang
dilengkapi oleh tutup yang berbahan besi
b) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku
36
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
37
kalibrasi secara periodik. Pemeliharaan alat secara harian menjadi tanggung jawab
petugas laboratorium, terutama yang sedang bertugas. Frekuensi pemeliharaan alat
tergantung keadaan dan kebutuhan alat, yang dapat dilakukan setiap hari, setiap minggu
sekali maupun setiap bulan sekali.
Pemeliharaan alat-alat laboratorium Klinikita dilakukan secara berkala yaitu
setiap 6 bulan.
38
BAB X
PENUTUP
39