Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

S DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN : THYPOID DI RUANG
RAWAT INAP PUSKESMAS KARANGPAWITAN GARUT

Di Ajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Menyelesaikan Program DIII

Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut

Disusun Oleh :

MUHAMAD RIZKY ADITIYA

KHGA18107

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

TAHUN 2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam thypoid disebabkan Salmonella typhii, Salmonella


paratyphii A, B, C, kuman ini memasuki tubuh manusia melalui makanan
dan minuman yang tercemar. Sebagian kuman mati oleh asam lambung
dan sebagian lagi terus hidup dan masuk ke dalam usus halus dan
mencapai jaringan limfoid plaque peyer di ileum terminalis dan
mengalami hipertrofi. Pada area ini dapat terjadi komplikasi berupa
perdarahan dan perforasi ileum. (Zahara Farhan, Devi Ratnasari, 2018).
Jumlah kasus demam tifoid di seluruh dunia diperkirakan terdapat
21 juta kasus dengan 128.000 sampai 161.000 kematian setiap tahun,
kasus terbanyak terdapat di Asia Selatan dan Asia Tenggara (WHO, 2021).
Di Indonesia di perkirakan insiden demam thypoid adalah 400-890
kasus per 100.000 penduduk per tahun, dengan angka kematian 2%.
Demam thypoid merupakan salah satu dari penyakit infeksi terpenting.
(Depkes RI, 2013).
Di Jawa Barat. Berdasarkan dari data dinas kesehatan Jawa Barat
menunjukan bahwa pada tahun 2016-2017 setidaknya tercatat sebanyak
179.67 menderita typoid dan 25 diantaranya meninggal dunia dengan
angka kematian (0,02%) Kemudian pada tahun 2018 tercatat sebanyak
Kasus typoid ini menyebar di 34 provinsi di Indonesia begitupun di Jawa
126.65 menderita thypoid dan 321 diantaranya meninggal dunia dengan
angka kematian (0,20%) (Dinkes, 2018).
Dari data penyakit Puskemas Karangpawitan Kabupaten Garut
selama bulan April pasien dengan diagnosa R50 (Demam yang tidak
diketahui sebabnya) menduduki peringkat ke enam dari 10 dengan data
sebagai berikut:
Tabel 1.1

Data Penyakit di Puskesmas Karangpawitan

No Jenis Penyakit Jumlah

1 J06 ( Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut tidak 217


Spesifik )
2 K30 ( Dispepsia ) 201

3 J36 ( Penyakit Saluran Pernapasan Atas Lainnya ) I10 189


( Hipertensi )
4 L30 ( Dermatitis lainnya Tidak Spesifik ) 179
5 I10 ( Hipertensi ) 155
6 R50 (Demam yang tidak diketahui sebabnya) 101
7 J00 ( Commond Cold ) 98
8 M79.1 ( Myalgia ) 87
9 J02 ( Faringitis ) 76
10 R68 ( Gejala dan Tanda Umum lainnya ) 72
Total 1375
Sumber: Rekam Medik Puskesmas Karangpawitan Garut

Berdasarkan data rekam medik Puskesmas Karangpawitan Garut


yang bisa di lihat dari tabel 1.1 selama bulan April 2021 menunjukan
angka kesakitan penyakit R50 menduduki peringkat ke enam dengan (101
jiwa) dari 10 besar penyakit yang ada di Puskesmas Karangpawitan Garut.
Hubungannya dengan thypoid adalah pasien yang di diagnosa R50 ini
tidak sempat dinyatakan typhoid berhubungan dengan pemeriksaan
penunjang seperti laboratorium tidak bisa dilakukan dipuskesmas,
akhirnya berujung dengan pasien dirujuk ke klinik atau rumah sakit
terdekat dan 80% dari pasien tersebut dinyatakan menderita thypoid.
Penyakit menular tropis masih merupakan salah satu masalah
kesehatan utama di negara yang beriklim tropis. Salah satu penyakit
menular tropis tersebut adalah demam tifoid, yang disebabkan oleh
Salmonella typhi. Demam tifoid banyak ditemukan dalam kehidupan
masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat
erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang, hygiene pribadi
serta perilaku masyarakat. Komplikasi serius dapat terjadi hingga 10%,
khususnya pada individu yang menderita tifoid lebih dari 2 minggu dan
tidak mendapat pengobatan yang adekuat. Case Fatality Rate (CFR)
diperkirakan 1–4% dengan rasio 10 kali lebih tinggi pada anak usia lebih
tua (4%) dibandingkan anak usia ≤4 tahun (0,4%). Pada kasus yang tidak
mendapatkan pengobatan, CFR dapat meningkat hingga 20%. (Mutiarasari
dan Handayani, 2017). (Mutiarasari dan Handayani, 2017).
Hasil tersebut menunjukan bahwa kasus demam thypoid masih
sangat tinggi, dan dapat mengakibatkan komplikasi yang serius jika tidak
ditangani dengan cepat dan adekuat. Berdasarkan pada hal tersebut, maka
penulis merasa tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan yang berupa
laporan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawan Pada Ny. S
Dengan Gangguan Sistem Pencernaan: Thypoid Diruangan Rawat
Inap Puskesmas Karangpawitan Garut Tahun 2021”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan
keperawatan secara komprehensif pada Ny. S dengan gangguan sistem
pencernaan : Tifoid di ruang rawat inap puskesmas DTP Karangpawitan
tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada Ny. S akibat tifoid.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. S akibat tifoid.
c. Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada Ny. S
akibat tifoid.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada Ny. S akibat
tifoid sesuai dengan rencana tindakan yang sudah disusun.
e. Mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada Ny. S akibat
tifoid.
f. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan pada Ny. S akibat tifoid.

C. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data


1. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
adalah metode deskriptif yang berupa laporan kasus melalui pendekatan
proses keperawatan.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya jawab yang
berkaitan dengan masalah yang di hadapi oleh klien, biasanya juga
disebut dengan anamnesa.
b. Observasi
Selama pemeriksaan, baik dalam wawancara, maupun pemeriksaan
fisik, perawat harus mengobservasi perilaku pasien pada tingkat
fungsi dan konsistensi. Tingkat fungsi meliputi fisik, perkembangan
dan psikososial serta aspek social.
c. Studio Dokumentasi
Penulis membaca dan mengumpulan data dari status klien untuk
melengkapi data yang diperlukan.
d. Studi Kepustakaan
Pembaca memaca berbagai literature untuk mendapatkan keterangan
dan dasar yang berhubungan dengan kasus thypoid pada anak.
e. Partisipasi aktif
Penulisan melakukan asuhan keperawatan secara langsung kepada
klien dengan menggunakan proses keperawatan yang meliputi
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
D. Sistematika Penulisan
Laporan studi kasus ini terdiri dari 4 BAB, dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan : Memuat tentang latar belakang, tujuan


penulisan, metode penulisan, dan sistematika
penulisan.
BAB II Kajian Teori : memuat tentang konsep dasar tifoid yang
terdiri dari pengertian, anatomi dan fisiologi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik,
komplikasi, penatalaksanaan dan tinjauan
teoritis. Selain itu dalam Bab II juga dibahas
tentang konsep dasar asuhan keperawatan
pada klien tifoid yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
BAB III Tinjauan Kasus : Mengemukakan kasus pada Ny. S yang
mengalami tifoid dan permasalahannya dari
mulai tahap pengkajian sampai dengan tahap
evaluasi. Pembahasan terdiri dari pembahasan
asuhan keperawatan, dengan membandingkan
kesenjangan antara teori dengan kasus
dilapangan.
BAB IV Penutup : Mengemukakan simpulan dan saran dari
seluruh kegiatan asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai