Anda di halaman 1dari 3

Nama: Annisa Mohammad

Jurusan Ilmu Alquran dan Tafsir

Tugas Ilmu Qiraat

A. Definisi qiraat
Secara etimologis kata qiraat merupakan bentuk kata benda bentukan mengikuti
wazan fialah yang berakar kata qoroa dari kata dasar ini lair kata qaran dan
qiraah. Kedua kata ini mempunyai makna menghimpun dan menggabungkan
yakni menghimpun antara satu dengan yang lainnya. Selanjutnya bermakn tilawah
yaitu mengucapkan kalimat kalimat yang tertulis seperti ungkapan aku membaca
kitab. Tilawah disebut qiraah karena menggabungkan suara-suara huruf menjadi
satu dalam pikiran untuk membentuk kalimat kalimat yang akan diucapkan. Kata
qiraat berbentuk tunggal meskipun dalam studi ilmu alquran ia ditempatkan dalam
bentuk jamak karena pembahasannya mencakup banyak jenis qiraat.

B. Pegertian saba`ah ahruf


Kata saba`ah ahruf dipahami berbeda oleh para ulama. Ada yang memahami kata
saba`ah sebagai bilangan tujuh dan ada pula yang memahami bilangan banyak,
karena orang arab biasa menyebut jumlah banyak dengan kata saba`ah. Adapun
kata ahruf merupakan bentuk plural dari kata harf yang secara etimologi berarti
huruf hijaiyah. Ada juga yang mengatakan bahwa harf secara secara bahasa
adalah tepi sesuatu. Ketika harf dipahami dalam konteks terminology sab`atu
ahruf, maka muncullah berbafai macam pendapat yang memaknainya dengan
berbagia macam model, bahasa, dialek, cara, segi atau lainnya.

C. Sumber qiraat
Qiraat yang mutawatir dianggap bersumberkan wahyu yaitu berasan dari dua
hadis nabi yang berisi tentang keringanan untuk membaca alquran dengan sab`ah
ahruf.
D. Sejarah singkat perkembangan qiraat
Pada masa nabi dan sahabat setiap ayat yang turun akan dihafal dengan baik oleh
rasulullah sendiri maupun para sahabat. Pemeliharaan alquran dari sisi tulisan
dilakukan dengan cara menunjuk secara resmi beberapa orang sahabat sebagai
penulis wahyu seperti Ali, Muawiyah, Khalid bin walid dll. Kemudian pada masa
tabiin yakni seteah disusunnya mushaf usmani periwayatan qiraat seperti pada
masa sahabat tetap berlangsung. Di masa tabiin inilah masa keemasan dan
kematangan disiplin ilmu qiraat berlangsung.

E. Ukuran sahihnya qiraat


Parameter ini meliputi : yaitu qiraat itu harus memiiki rangkaian sanad yang sahih
dan bersambung sampai ke Rasulullah. Kemudian redaksi qiraat harus sesuai
dengan kaedah bahasa arab. Selanjutnya bentuk tulisannya harus sesuai dengan
salah saru rasm mushaf usmani. Klasifikasi qiraat didasarkan pada dua kategori,
yaitu berdasarkan pada kategori kualitas keabsahan qiraat dan berdasarkan
kuantitas jumlah perawinya.

F. Hubungan qiraat dengan penafsiran


Menurut Ibn Asyur hubungan antara qiraat dan tafsir dapat dikelompokkan
menjadi, : pertama qiraat yang tidak berimplikasi pada penafsiran dan kedua
adalah qiraat yang berimplikasi pada penafsiran.
Catatan/pembahasan :
Dari keseluruhan pembahasan sangat lengkap, yaitu membahas dari segi
pengertian qiraat, sumber qiraat, sejarah qiraat dll. Jika disimpulkan penulis
memberitahukan kepada pembaca bahwa qiraah sab`ah berbeda dengan sab`ath
ahruf. Bahkan dikatakan jika yang menganggapnya sama berarti ia tidak berilmu,
sebab qiraah sab`ah dan sab`ah ahruf adalah bidang ilmu yang jauh berbeda.
Sab`ah ahruf adalah bersumber dari nas yang kemudian melahirkan qira`ah
sab`ah. Keduanya memang berbeda namun saling berhubungan.
Kemudian membahas mengenai klasifikasi qiraat yang ditentukan oleh kualitas
keabsahan qiraat dan kualitas kesahihan sebuah qiraat.
Kemudian ditutup dengan hubungan qiraat dengan penafsiran yang pada intinya
menyimpulkan bahwa suatu qiraat dapat mempengaruhi suatu penafsiran. Artinya
jika beda penyebutan qiraatnya maka akan berbeda pula penafsiraannya.

Anda mungkin juga menyukai