Anda di halaman 1dari 1

Pernyataan bahwa pemasaran membuat orang membeli hal-hal yang sebenarnya tidak mereka

butuhkan dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda.

Pertama, ada argumen yang menyatakan bahwa pemasaran kadang-kadang menggunakan


strategi persuasif untuk mendorong konsumen membeli produk atau layanan yang sebenarnya
tidak mereka butuhkan. Beberapa praktik pemasaran yang dapat digolongkan dalam kategori
ini adalah penggunaan iklan yang menekankan pada emosi atau citra, penawaran khusus yang
memancing impulsive buying, atau promosi yang memberikan diskon atau hadiah untuk
mendorong pembelian impulsif. Dalam hal ini, pemasaran dianggap mempengaruhi
konsumen untuk membeli produk atau layanan yang sebenarnya tidak dibutuhkan, sehingga
dianggap memiliki efek negatif terhadap konsumen dan masyarakat.

Namun, di sisi lain, ada juga argumen yang berpendapat bahwa pemasaran sebenarnya
berfungsi untuk memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, serta menyediakan solusi
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan menggunakan strategi pemasaran yang
efektif, perusahaan dapat memahami preferensi konsumen dan menyajikan produk atau
layanan yang relevan dan bermanfaat bagi mereka. Pemasaran juga dapat membantu
konsumen dalam memperoleh informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan
pembelian yang bijaksana, serta memfasilitasi komunikasi antara perusahaan dan konsumen
untuk mendapatkan umpan balik yang berharga dalam meningkatkan produk atau layanan.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa praktik pemasaran yang dapat dikritik
biasanya terkait dengan praktik pemasaran yang tidak etis atau melibatkan manipulasi
terhadap konsumen. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengikuti etika
pemasaran yang baik dan berfokus pada kepentingan jangka panjang konsumen serta
keberlanjutan bisnis.

Referensi:

1. Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Manajemen Pemasaran. Salemba Empat.


2. Rahardjo, M. (2014). Manajemen Pemasaran: Konsep, Prinsip, dan Kasus. Rajawali
Pers.

Anda mungkin juga menyukai