BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM. Benarkah Adam manusia
pertama?
***
Umur bumi kita sudah cukup tua: 4,5 miliar tahun. Adam yang kita
kenal, yang dikategorikan sebagai “manusia modern” (Homo Sapiens),
itu baru muncul belakangan, sekitar 24-35 ribu tahun lalu. Sebelum itu,
banyak kelompok “manusia purba” yang memiliki kromosom serupa
yang ditemukan telah mendiami bumi. Artinya; banyak spesies manusia,
“homo”, “adam”, “man of earth/soil” yang pernah hidup dan
mengembara di muka bumi. Termasuk Homo Neanderthal, yang
muncul 200 ribu tahun lalu, jauh sebelum Adam.
2
Alquran sering berbicara manusia dalam dua ‘spesies’. Kedua spesies ini
ada kaitannya dengan manusia dalam kategori “purba” dan “moderen”.
kategori ini, berbagai jenis manusia purba yang hidup sebelum Adam,
dengan aneka variasi bentuk, itu sudah masuk dalam kategori basyariah.
Dalam makna basyariah, Adam bukan manusia pertama. Ada yang telah
mendahuluinya.
Kedua, manusia spesies “insan”. Ini jenis manusia yang bentuk mental
dan kesadaran batiniahnya sudah tumbuh lebih tinggi. Dengan akal dan
intuisinya, manusia jenis ini dapat dikatakan sebagai makhluk yang
tercipta dari “cahaya”. Yang dengan instrumen ini pula ia dapat
mengenal “Nama-Nama” (QS. Al-Baqarah: 31). Manusia pada level ini
adalah jenis Sapiens. Kognisi atau intelegensianya sudah canggih. Sudah
menjadi manusia moderen. Bahkan sudah mampu berkomunikasi
dengan Tuhannya. Dalam makna insan ini, maka benar, Adam adalah
manusia pertama.
Sapiens itu sendiri diambil dari bahasa latin “sapientia”. Dalam bahasa
Yunani “Sophia”. Yang artinya “bijak” (wise/wisdom). Kata “sufi” juga
sepadan dengan kata Sophia ini. Yang artinya kumpulan orang-orang
dengan “divine wisdom”, bijak, cerdas atau arif. Itulah Adam; seorang
sufi atau sapiens pertama. Boleh dikatakan, Adam adalah orang
cerdas/bijak pertama.
makhluk bumi (tercipta dari unsur tanah). Tapi, dengan kekuatan qalbu
Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut
mereka di darat dan di laut. Kami anugerahkan pula kepada mereka
rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak
makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.
Kita semua, jika mengikuti metode evolusi spiritual para nabi, juga
punya potensi untuk tercipta menjadi “Adam”. Menjadi sebaik-baik
7
makhluk yang mampu menjangkau Tuhan (ahsanu taqwim, QS. Tin: 4).
Mampu menjangkau surganya Tuhan. Kita manusia punya potensi
untuk menjadi seperti datuk kita “Adam”, menjadi makhluk bumi
sekaligus surgawi. Kalau sholeh dan sempurna amal, jiwa kita langsung
berada di surga dan terkoneksi dengan-Nya. Sebaliknya, kalau
melanggar akan kembali di-‘turun’-kan martabat kita menjadi makhluk
bumi murni, yang tidak lebih hanya seonggok lempung tanah saja
(asfala safilin, QS. Tin: 5).
bermakrifat. Itu level pertama yang harus anda penuhi untuk disebut
sebagai “manusia moderen”. Selanjutnya anda bisa berevolusi sampai
menjadi manusia dengan kesempurnaan Ruh lebih lanjut. Naik dari satu
level cahaya ke cahaya lebih tinggi. Sampai mencapai puncak
kesempurnaan, Cahaya di atas Cahaya. Sampai menjadi “Muhammad”.
Bahkan menjadi Homo Deus. Menjadi “Ahmad bi la mim”. Menjadi
Adam yang disholawati, disujudi malaikat.