Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 2

Nama :

Rina Ningsih

Alfia Rahmi

Jiihan samira

Inayatul Zulizzati

MANUSIA MENURUT ISLAM

1. Proses manusia menurut islam

Manusia adalah makhuk-Nya yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaandibandingkan


makhluk-makhluk-Nya yang lain. Manusia dilengkapi akal untuk berfikir yang
membedakannya dengan binatang. Mengenai proses kejadian atau penciptaan manusia,
dalam Al- Qur’an diterangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya kemudian ditiupkan ruh kepadanyahingga menjadi hidup

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang paling mulia, baik dilihat dari segi
bentuk, kepribadian, akal, pikiran, perasaan, dan sebagainya. Berbeda dengan makhluk yang
lain, meskipun memiliki kehidupan tetapi tidak memiliki sifatsif-at seperti manusia.

Proses Manusia Menurut Islam

Nabi Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah swt. Karena itu, Nabi
Adam dijuluki sebagai Abu al-Basyar (nenek moyang manusia). Dalam Al-Qur'an, Allah
menjelaskan proses dan tahapan penciptaan manusia pertama itu. Mulai dari tanah sampai
wujud manusia yang bernyawa. Semua proses itu sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an.

Tahap pertama
Pada tahap pertama, dijelaskan bahwa Adam diciptakan dari tanah. Dalam Q.S. Ali 'Imron
[3]: 59, Allah berfirman,

Artinya, "Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan)
Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, "Jadilah"
(seorang manusia), maka jadilah dia." (Q.S Ali 'Imran [3] : 59).

Ayat tersebut menjelaskan analogi Nabi Isa dengan Nabi Adam yang sama-sama diciptakan
tanpa seorang bapak. Bahkan, Nabi Adam bukan hanya tanpa bapak, tapi juga tanpa ibu yang
mengandung dan melahirkannya. Adam diciptakan dari tanah.

Al-Baidhawi menjelaskan, ayat tersebut merupakan penjelasan dalam bentuk penganalogian


diciptakannya Nabi Isa dengan Nabi Adam yang diciptakan tanpa ayah dan ibu, keduanya
sama-sama tercipta dari tanah. Dalam hadits sahih dijelaskan, Abu Dawud dan Tirmidzi
meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. dari Rasulullah saw,

Artinya, "Kalian semua adalah anak cucu Adam, dan Adam terbuat dari tanah."

Dalam hadits sahih yang lain juga dijelaskan,

Artinya, "Sesungguhnya Allah Swt. menciptakan Adam dari segenggam (tanah).


Digenggamnya dari semua (jenis) tanah. Sehingga rupa anak cucu adam sebagaimana dari
tanah diambilnya. Sehingga dari mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam, antara putih
dan hitam. Ada yang berbahagia, bersedih, buruk, baik, dan antara keduanya."

Tahap kedua

Tahap berikutnya adalah dalam bentuk tanah yang dicampuri air. Dalam al-Qur'an
diistilahkan dengan kata 'Thin'. Sehingga perbedannya adalah, jika pada tahap pertama murni
tanah, maka tahap kedua ini sudah dicampuri air. (lihat AL-Khalidi, al-Qashash al-Qurani,
Juz 1, hal. 91). Dalam Q.S al-Qur’an Allah swt berfirman,

Artinya, “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, "Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah." (Q.S Shad [38] : 71)

Tahap Ketiga

Pada tahap ketiga, Adam sudah dalam bentuk tanah liat yang kering dan kuat. Jika
sebelumnya lembek karena mengandung air, maka tahap ini sudah mengering dan keras.
Sebuah tahap lanjutan dari proses sebelumnya. Allah berfirman,

Artinya, “Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah), "Apakah mereka yang lebih
kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah
menciptakan mereka dari tanah liat.” (Q.S Ash-Shaffat [37] : 11).

Menurut Dr. Shalah al-Khalidi, ini merupakan tahap lanjutan dari tahap sebelumnya yang
berupa perubahan dari tanah yang lembek karena berair menjadi 'tanah liat' yang kokoh dan
kuat.

Tahap ke empat

Pada tahap ini, berubah menjadi wujud tanah yang berwarna hitam, berbau tidak enak,
berubah bentuk dan kering.

Allah swt berfirman,

Artinya, “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya
Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk." (Q.S Al-Hijr [15] : 28).

Dr. Shalah al-Khalidi menjelaskan, ini merupakan tahap kelanjutan dari sebelumnya. Setelah
sebelumnya tanah berair yang lembek menjadi kering dan mengeras, lalu dibiarkan sesaat,
hingga menjadi berwarna hitam, berbau tidak enak, berubah pola dan kering.
Tahap Kelima

Pada tahap ini, wujudnya berupa tanah kering yang mengeluarkan bunyi ketika diketuk.

Allah berfirman

Artinya, "Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar." (Q.S Ar-Rahman
[55]:14).

Dr. Shalah al-Khalidi juga menjelaskan bahwa 'Shalshal' berarti tanah kering. Dinamakan
demikian karena mengeluarkan bunyi jika diketuk.

Sederhananya kita bisa membayangkan tanah yang sudah diolah menjadi sebuah tembikar:
kering dan karena kerasnya akan mengeluarkan bunyi jika diketuk.

Tahap keenam

Kelima tahap di atas belum membentuk pola Adam sebagai bentuk manusia dan belum ditiup
ruh pada diri Adam. Masih perubahan tanah sesuai tahap masing-masing. Baru pada tahap
selanjutnya, tahap keenam, Adam sudah dibentuk dalam wujud manusia dan sudah ditiupkan
ruh. Dalam al-Qur’an Allah swt berfirman,

Artinya, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu,
kemudian Kami katakan kepada para malaikat, "Bersujudlah kamu kepada Adam," maka
mereka pun bersujud kecuali Iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud." (Q.S Al-A'raf
[7]: 11)

Dr. Shalah al-Khalidi menjelaskan, ini merupakan fase kedua setelah fase penciptaan
sebelumnya (lima tahap). Setelah sebelumnya berupa tanah yang mengeras, kemudian
dibentuk dan ditegakkan. Jadilah bentuk patung dalam wujud manusia. Ini sebelum ditiup
ruh.
Berikutnya, barulah ruh ditiupkan pada Adam. Allah memerintahkan malaikat dan jin untuk
sujud pada Adam. Hanya saja jin terlalu angkuh untuk mematuhi perintah Tuhannya dan
sujud pada makhluk yang berbahan baku tanah itu.

Tahap keenam ini merupakan 'finalisasi' wujud Adam dalam sosok manusia pertama yang
diciptakan oleh Allah swt.

2. Tugas Manusia Terhadap diri sendiri, manusia lain dan lingkungan.


a. Tugas manusia terhadap diri sendiri
 Menuntut ilmu pengetahuan
 Keyakinan senantiasa, hati kita diawasi, diketahui, dan diperhatikan oleh allah swt
 Munasabah yakni prose intropreksi diri
 Mujahadah yakniupaya kerja keras unntuk meraih apa yang kita cita citakan
 Menjaga dan memelihara diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan bahaya
dan kesengsaraan, termasuk didlam nya adalah menjaga dan memelihara
kesehatan fisk nya memakan makanan halal dan sebagainya
 Menghiasi diri dengan akhlak yang mulia
 jawab terhadap amal ma’ruf nahi mungkar

b. Tugas manusia terhadap orang lain


 Tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
 Meujudkan persatuan dan kesatuan umat.
 Menegakkan keadilan.
 Berlaku baik terhadap masyarkat yang lemah, termasuk didalamnya fakir miskin
serta anak yatim, orang yang cacat orang yang berada dibawah penguasaan orang
lain
 Tugas manusia terhadap lingkungan.
 Membuadayakan alam, alam yng tersedia agar dibudayakan, sehingga
menghasilkan karya karya yang bermanfaat bagi kemaslahatanhidup manusia.
 Mengalam kan budaya, yakni mengetahui hasil karya manusia yang harus di
sesuaikan dengan kondisi alam, jangan sampai meruak alam atau lingkungan
hidup, agar tidak menimbulkan malapetaka bagimanusia lain.
 Mengislamkan budaya, yakni dalam bebudaya harus tetap komitmen dengan nilai
niai - islam yang rahmatan lillah alamin sehngga berbudaya berarti mengarahkan
segala tenaga,cipta,rasa, serta bakat manusia tuk mencari dan menemukan.

c. Tugas terhadap lingkungan


 Membudayakan alam, yakni alam yang tersedia agar dibudayakan, sehingga
menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi kemaslahatan manusia.
 Mengalamkan budaya, karya manusia harus disesuaikan dengan kondisi alam,
jangan sampai merusak alam atau lingkungna sekitarnya, agar tidak menimbulkan
malapetaka.
 Mengislamkan budaya, yakni dalam budaya harus komitmen dengan nilai-nilai
islam, sehingga berbudaya berarti mengarahkan segala tenaga, cipta, rasa, dan
karsa. Serta bakat manusia untuk mencari dan menemukan kebenaran ajaran
agama islam atau kebenaran ayat-ayat illahi.

Anda mungkin juga menyukai