Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Stunting
Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Stunting
KABUPATEN KAPUAS
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izin dan karunia-Nya sehingga
pedoman strategi komunikasi perubahan perilaku dalampercepatan Pencegahan Stunting dapat disusun
dan diterbitkan
Pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan
sensitif. Pengalaman global menunjukan bahwa penyelenggaraan intervensi terpadu yang melibatkan
lintas sektor dan menyasar kelompok prioritas dilokasi merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi
dan tumbuh kembang anak, yang pada akhirnya membantu terhadap pencegahan stunting.
Strategi nasional percepatan pencegahan stunting terdiri dari lima pilar , yaitu : 1. Komitmen dan visi
kepemimpinan; 2) kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku; 3) konvergensi, koordinasi
dan konsulidasi program pusat dan daerah; 4) gizi ketahanan pangan dan; 5) pemantauan dan evaluasi.
Strategi ini diselenggarakan disemua tingkatan pemerintah dengan melibatkan berbagai institusi
pemerintah yang terkait maupun non pemerintah seperti swasta, masyarakat dan komunitas.
Pedoman ini menjelaskan tentang Strategi Nasional Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan
Pencegahan Stunting yang mencakup anatara lain latar belakang urgensi permasalahan stunting di
Indonesia, tujuan umum tujuan khusus yang ingin dicapai, kelompok sasaran, kerangka teori dan peta
jalan sebagai panduan pelaksanaan program, pesan-pesan kunci, indikator program, pengaturan
pembagian peran dan tanggung jawab, pemantauan dan evaluasi, serta contoh implementasi kegiatan
yang dapat dilakukan.
Strategi nasional ini komunikasi perubahan perilaku ini disusun untuk perubahan perilaku percepatan
pencegahan stunting yang bertujuan memberikan arahan dan panduan kepada para pemangku
kepentingan terkait di tingkat kecamatan dan desa dalam menyusun dan melaksanakan strategi
komunikasi perubahan perilaku percepatan pencegahan stunting sesuai dengan kontek lokal masing-
masing.
Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan pedoman ini. Semoga
pedoman ini bermanfaat.
Stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan
stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun.1 Anak tergolong stunting apabila panjang atau
tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi (-2SD) anak seusianya.2
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK tidak hanya menyebabkan
hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam
perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa
dewasanya. Kerugian ekonomi akibat stunting pada angkatan kerja di Indonesia saat ini diperkirakan
mencapai 10,5% dari produk domestik bruto (PDB), atau setara dengan Rp386 triliun.3
Prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir4 menunjukkan bahwa stunting merupakan salah satu
masalah gizi terbesar pada balita di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
menunjukkan 30,8% balita menderita stunting. Masalah gizi lain terkait dengan stunting yang masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah anemia pada ibu hamil (48,9%), Berat Bayi Lahir
Rendah atau BBLR (6,2%), balita dengan status gizi buruk (17,7%) dan anemia pada balita.
Mengacu pada “The Conceptual Framework of the Determinants of Child Undernutrition”, “The
Underlying Drivers of Malnutrition”, dan “Faktor Penyebab Masalah Gizi Konteks Indonesia”
penyebab langsung masalah gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status
kesehatan. Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor
yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan),
lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses
terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan
lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan). Keempat faktor
tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak. Intervensi terhadap keempat
faktor tersebut diharapkan dapat mencegah masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi.
Pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan
gizi sensitif. Pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk
menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi dan
tumbuh kembang anak, serta pencegahan stunting
Mengacu pada Pedoman Nasional Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan Pencegahan
Stunting, maka Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan Pencegahan Stunting Kabupaten
Kapuas memiliki tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:
Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran publik dan mengubahperilaku kunci untuk mencegahstunting melalui strategi
komunikasi perubahan perilaku yang komprehensif di Kabupaten Kapuas.
Tabel 1 Tujuan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan Pencegahan Stunting Kabupaten Kapuas
Tujuan Khusus Target Indikator
1. Terlaksananya peningkatan Sebanyak 80 % tenaga kesehatan di
kapasitas Komunikasi puskesmas mendapat pelatihan/orientasi
AntarPribadi bagi tenaga komunikasi antarpribadi (utamanya bidan,
kesehatan (utamanya bidan, perawat, petugas gizi, petugas promosi
perawat, petugas gizi, petugas kesehatan, petugas sanitasi) pada tahun
promosi kesehatan, petugas 2024.
sanitasi) di puskesmas di area
1
4
intervensi Kabupaten Kapuas. Catatan :
Pelatihan tidak harus 1. Yang dimaksud adalah bidan
dilaksanakan secara khusus koordinator
2. Merujuk ke buku Strakom KPP
Nasional Hal 5
Secara rinci, dokumen ini menjelaskan tentang target penerima dan penyampain pesan terkait
perubahan perilaku, dan elemen-elemen teknis lainnya seperti platform yang dapat dipakai untuk
melakukan komunikasi antar pribadi, pilihan kanal komunikasi yang dapat digunakan untuk setiap
kelompok sasaran, usulan kegiatan untuk mengimplementasikan komunikasi antar pribadi, kampanye,
dan advokasi kebijakan dan gambaran indikator capaian dari seluruh kegiatan tersebut.
Berikut adalah beberapa landasah hukum yang mendasari Pedoman Nasional Strategi Komunikasi
Perubahan Perilaku Percepatan Pencegahan Stunting:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN) Tahun 2005-2025.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal.
4. Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
5. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.
6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.
7. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan,
Perkembangan dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/Menkes/SK/V/2007 tentang
Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/577/2018 tentang
Tim Koordinasi Penanggulangan Stunting Kementerian Kesehatan.
16. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Nomor 188/Menkes/PB/1/2011 dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 7 tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok.
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2015 tentang
Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah.
18. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100 tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal.
20. Surat Keputusan Bupati Kapuas Nomor 80 /DINKES Tahun 2019 tentang pembentukan Tim
Pembina Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
21. Surat Keputusan Bupati Kapuas Nomor 78/ Admin Kesmaskesra Kapuas Tentang Pembentukan
Tim Pembina Dan Sekertariat Usaha Kesehatan Seolah Kabupaten Kapuas Tahun 2019.
22. Surat Keputusan Bupati Kapuas, Nomor 84/DPMD tahun 2019 tentang Kelompok Kerja
Oprasional, Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu Tingkat Kabupaten Kapuas Tahun 2019.
23. Surat Keputusan Bupati Kapuas Nomor.221/BAPPEDA Tahun 2019 tentang Pembentukan Tim
Koordinasi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Kapuas.
Bab 2
Elemen-elemen penting untuk menyusun strategi komunikasi perubahan perilaku di Kabupaten Kapuas
meliputi: (1) Analisis situasi; (2) Kelompok sasaran; (3) Stuktur dan dimensi pesan kunci; (4)
pendekatan komunikasi yang diperlukan; (5) pengelolaan saluran komunikasi, dan (6) Desa / kelurahan
materi komunikasi.
Berikut adalah enam elemen penting yang telah diidentifikasi dalam pengembangan strategi
komunikasi perubahan perilaku tersebut.
Sumber : - Pusdatin
- BPS Kabupaten Kapuas
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN KAPUAS
TAHUN 2018
JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 0 0 0 99,38 98,90 0,00
Analisa status kesehatan: Tahun 2018 angka kematian bayi 35 orang (5 Per 1000 Kelahiran Hidup)
hal ini meningkat dari 32 kasus kematian tahun 2017 (4,7 per 1000 Kelahiran Hidup). Kasus kematian
bayi banyak terjadi pada usia neonatal. Penyebab kematian bayi pada usia tersebut dikarenakan
asfiksia 6 orang, BBLR 9 Orang,serta kelainan bawaan dan lain-lain 2 Orang sedangkan kematian bayi
diusia Post-neonatal disebabkan karena Penemonia 1 Orang, kelainan dan lain-lain 8 Orang.
Keterlambatan keluarga dalam mengambil keputusan untuk merujuk dan perawatan bayi yang salah
juga menjadi faktor eksternal yang mendukung terjadinya kematian dan pendarahan keterlambatan
keluarga dalam mengenali tanda bahaya ibu hamil dan keterlambatan dalam mengambil keputusan
untuk menuju fasyankes yang lebih lengkap menjadi penyebab kematian ibu
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KAPUAS
TAHUN 2018
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
a ANAK a ANAK a ANAK
NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Selat Selat 0 0 0 0 0 - - 0
Melati 8 0 2 0 10 - - 0
Pulau Telo 0 0 0 0 0 - - 0
Handel Panamas 0 0 0 0 0 - - 0
2 Bataguh Terusan Tengah 0 0 0 0 0 - - 0
Pulau Kupang 2 0 2 0 4 - - 0
3 Kapuas Timur Anjir Serapat 0 0 0 0 0 - - 0
4 Kapuas Kuala Lupak 0 0 0 0 0 - - 0
5 Tamban Catur Tamban Catur 2 0 1 0 3 - - 0
Tamban Baru 1 0 1 0 2 - - 0
6 Kapuas Hilir Barimba 1 0 0 0 1 - - 0
7 Pulau Petak Sei Tatas 3 0 2 0 5 - - 0
8 Kapuas Murung Palingkau 2 0 0 0 2 - - 0
Palangkau 0 0 1 0 1 - - 0
9 Dadahup Dadahup 0 0 0 0 0 - - 0
Talekung Punai 1 0 0 0 1 - - 0
10 Basarang Basarang 2 0 4 0 6 2 - 0
11 Kapuas Barat Mandomai 2 0 1 0 3 - - 0
12 Mantangai Mantangai 3 0 0 0 3 - - 0
Danau Rawah 0 0 0 0 0 - - 0
Lamunti 3 0 0 0 3 2 - 0
Timpah Timpah 0 0 0 0 0 - - 0
Kapuas Tengah Pujon 0 0 0 0 0 - - 0
Pasak Talawang Jangkang 0 0 0 0 0 - - 0
Kapuas Hulu Sei Hanyo 0 0 0 0 0 - - 0
Mandau Talawang Sei Pinang 0 0 0 0 0 - 1 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 30 0 0 0 14 0 0 0 44 4 1 0
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 9 0 0 0 4 0 0 0 6 1 0 0
KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Selat Selat 0 202 202 #DIV/0! 193 95,5 193 95,5 #DIV/0! 16 8,3 16 8,3
Melati 0 681 681 #DIV/0! 659 96,8 659 96,8 #DIV/0! 0,0 0 0,0
Pulau Telo 0 205 205 #DIV/0! 234 114,1 234 114,1 #DIV/0! 0,0 0 0,0
Handel Panamas 0 104 104 #DIV/0! 110 105,8 110 105,8 #DIV/0! 0,0 0 0,0
2 Bataguh Terusan Tengah 0 128 128 #DIV/0! 219 171,1 219 171,1 #DIV/0! 8 3,7 8 3,7
Pulau Kupang 0 286 286 #DIV/0! 360 125,9 360 125,9 #DIV/0! 0,0 0 0,0
3 Kapuas Timur Anjir Serapat 0 226 226 #DIV/0! 477 211,1 477 211,1 #DIV/0! 18 3,8 18 3,8
4 Kapuas Kuala Lupak 0 377 377 #DIV/0! 359 95,2 359 95,2 #DIV/0! 1 0,3 1 0,3
5 Tamban Catur Tamban Catur 0 472 472 #DIV/0! 126 26,7 126 26,7 #DIV/0! 32 25,4 32 25,4
Tamban Baru 0 372 372 #DIV/0! 179 48,1 179 48,1 #DIV/0! 0,0 0 0,0
6 Kapuas Hilir Barimba 0 279 279 #DIV/0! 278 99,6 278 99,6 #DIV/0! 4 1,4 4 1,4
7 Pulau Petak Sei Tatas 0 357 357 #DIV/0! 370 103,6 370 103,6 #DIV/0! 30 8,1 30 8,1
8 Kapuas Murung Palingkau 0 376 376 #DIV/0! 383 101,9 383 101,9 #DIV/0! 22 5,7 22 5,7
Palangkau 0 41 41 #DIV/0! 37 90,2 37 90,2 #DIV/0! 0,0 0 0,0
9 Dadahup Dadahup 0 104 104 #DIV/0! 100 96,2 100 96,2 #DIV/0! 5 5,0 5 5,0
Talekung Punai 0 138 138 #DIV/0! 140 101,4 140 101,4 #DIV/0! 0,0 0 0,0
10 Basarang Basarang 0 413 413 #DIV/0! 413 100,0 413 100,0 #DIV/0! 2 0,5 2 0,5
11 Kapuas Barat Mandomai 0 364 364 #DIV/0! 369 101,4 369 101,4 #DIV/0! 0 0,0 0 0,0
12 Mantangai Mantangai 0 307 307 #DIV/0! 377 122,8 377 122,8 #DIV/0! 11 2,9 11 2,9
Danau Rawah 0 204 204 #DIV/0! 199 97,5 199 97,5 #DIV/0! 0,0 0 0,0
Lamunti 0 321 321 #DIV/0! 231 72,0 231 72,0 #DIV/0! 0,0 0 0,0
13 Timpah Timpah 0 216 216 #DIV/0! 189 87,5 189 87,5 #DIV/0! 0 0,0 0 0,0
14 Kapuas Tengah Pujon 0 319 319 #DIV/0! 291 91,2 291 91,2 #DIV/0! 5 1,7 5 1,7
15 Pasak Talawang Jangkang 0 132 132 #DIV/0! 127 96,2 127 96,2 #DIV/0! 0 0,0 0 0,0
16 Kapuas Hulu Sei Hanyo 0 184 184 #DIV/0! 162 88,0 162 88,0 #DIV/0! 0 0,0 0 0,0
17 Mandau Talawang Sei Pinang 0 111 111 #DIV/0! 111 100,0 111 100,0 #DIV/0! 0 0,0 0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 6.919 6.919 0 #DIV/0! 6.693 96,7 6.693 96,7 0 #DIV/0! 154 2,3 154 2,3
BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KAPUAS
TAHUN 2018
JUMLAH BALITA BALITA GIZI KURANG (BB/U) JUMLAH BALITA BALITA PENDEK (TB/U) BALITA KURUS (BB/TB)
JUMLAH BALITA
0-59 BULAN 0-59 BULAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS 0-59 BULAN
YANG YANG DIUKUR
JUMLAH % JUMLAH % YANG DIUKUR JUMLAH %
DITIMBANG TINGGI BADAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Selat Selat 200 9 4,5 63 17 27,0 36 4 11,1
Melati 381 26 6,8 163 15 9,2 147 21 14,3
Pulau Telo 168 53 31,5 304 14 4,6 273 35 12,8
Handel Panamas 177 39 22,0 244 67 27,5 210 27 12,9
2 Bataguh Terusan Tengah 492 28 5,7 229 31 13,5 188 22 11,7
Pulau Kupang 756 79 10,4 508 85 16,7 503 35 7,0
3 Kapuas Timur Anjir Serapat 402 33 8,2 177 50 28,2 174 17 9,8
4 Kapuas Kuala Lupak 602 86 14,3 507 64 12,6 496 64 12,9
5 Tamban Catur Tamban Catur 281 41 14,6 329 57 17,3 288 11 3,8
Tamban Baru 338 53 15,7 303 55 18,2 284 29 10,2
6 Kapuas Hilir Barimba 548 37 6,8 202 19 9,4 188 29 15,4
7 Pulau Petak Sei Tatas 1.161 41 3,5 153 39 25,5 143 19 13,3
8 Kapuas Murung Palingkau 860 66 7,7 487 90 18,5 373 39 10,5
Palangkau 165 31 18,8 233 55 23,6 206 6 2,9
9 Dadahup Dadahup 242 24 9,9 175 29 16,6 164 11 6,7
Talekung Punai 324 30 9,3 154 23 14,9 134 17 12,7
10 Basarang Basarang 1.056 41 3,9 172 28 16,3 157 24 15,3
11 Kapuas Barat Mandomai 1.352 17 1,3 475 45 9,5 407 14 3,4
12 Mantangai Mantangai 568 53 9,3 289 60 20,8 258 46 17,8
Danau Rawah 416 2 0,5 171 39 22,8 144 4 2,8
Lamunti 445 18 4,0 129 25 19,4 124 15 12,1
13 Timpah Timpah 141 17 12,1 79 18 22,8 68 15 22,1
14 Kapuas Tengah Pujon 171 18 10,5 209 34 16,3 204 15 7,4
15 Pasak Talawang Jangkang 393 30 7,6 174 28 16,1 173 20 11,6
16 Kapuas Hulu Sei Hanyo 238 13 5,5 105 18 17,1 76 16 21,1
17 Mandau Talawang Sei Pinang 388 4 1,0 44 12 27,3 12 3 25,0
18 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 12.265 889 7,2 6.078 1.017 8,3 5.430 558 4,5
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KAPUAS
TAHUN 2018
BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
DIBERIKAN PERSENTASE PNEUMONIA BATUK BUKAN PNEUMONIA
PERKIRAAN PNEUMONIA JUMLAH
JUMLAH TATALAKSANA YANG BERAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PNEUMONIA
BALITA STANDAR (DIHITUNG DIBERIKAN %
KUNJUNGAN BALITA
NAPAS / LIHAT TATALAKSANA
TDDK*) STANDAR L P L P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Selat Selat 953 1.958 1.846 94,3 42 0 0 0 0 0 0 0 0,0 1.052 906 1.958
Melati 3.525 1.306 1.306 100,0 154 0 0 0 0 0 0 0 0,0 647 659 1.306
Pulau Telo 1.117 443 439 99,1 49 0 2 0 0 0 2 2 4,1 227 214 441
Handel Panamas 547 150 17 11,3 24 0 0 0 0 0 0 0 0,0 63 87 150
2 Bataguh Terusan Tengah 1.282 314 271 86,3 56 2 1 0 0 2 1 3 5,4 139 172 311
Pulau Kupang 2.362 823 362 44,0 103 0 0 0 0 0 0 0 0,0 398 425 823
3 Kapuas Timur Anjir Serapat 2.541 1.267 1.148 90,6 111 29 23 0 0 29 23 52 46,8 613 610 1.223
4 Kapuas Kuala Lupak 2.026 523 523 100,0 89 1 1 0 0 1 1 2 2,3 271 251 522
5 Tamban Catur Tamban Catur 642 397 19 4,8 28 0 0 0 0 0 0 0 0,0 189 208 397
Tamban Baru 934 323 269 83,3 41 0 0 0 0 0 0 0 0,0 157 166 323
6 Kapuas Hilir Barimba 1.408 1.068 581 54,4 62 1 2 0 0 1 2 3 4,9 560 505 1.065
7 Pulau Petak Sei Tatas 2.038 557 504 90,5 89 4 4 1 0 5 4 9 10,1 241 307 548
8 Kapuas Murung Palingkau 2.059 717 481 67,1 90 0 0 0 0 0 0 0 0,0 368 349 717
Palangkau 596 103 103 100,0 26 0 0 0 0 0 0 0 0,0 55 48 103
9 Dadahup Dadahup 515 251 246 98,0 23 0 0 0 0 0 0 0 0,0 136 115 251
Talekung Punai 700 256 116 45,3 31 0 0 0 0 0 0 0 0,0 130 126 256
10 Basarang Basarang 1.952 812 812 100,0 85 0 0 0 0 0 0 0 0,0 397 415 812
11 Kapuas Barat Mandomai 1.988 749 4 0,5 87 3 3 0 0 3 3 6 6,9 397 346 743
12 Mantangai Mantangai 1.634 401 234 58,4 71 0 0 0 0 0 0 0 0,0 199 202 401
Danau Rawah 960 235 192 81,7 42 0 0 0 0 0 0 0 0,0 118 117 235
Lamunti 1.240 566 2 0,4 54 3 2 0 0 3 2 5 9,2 259 302 561
13 Timpah Timpah 1.031 186 10 5,4 45 0 0 0 0 0 0 0 0,0 91 95 186
14 Kapuas Tengah Pujon 1.543 831 0 0,0 67 0 0 0 0 0 0 0 0,0 436 395 831
15 Pasak Talawang Jangkang 652 832 462 55,5 28 0 0 0 0 0 0 0 0,0 395 437 832
16 Kapuas Hulu Sei Hanyo 815 373 2 0,5 36 2 1 0 0 2 1 3 8,4 216 156 372
17 Mandau Talawang Sei Pinang 578 704 0 0,0 25 0 0 0 0 0 0 0 0,0 387 317 704
JUMLAH (KAB/KOTA) 35.638 16.145 9.949 61,6 1.557 45 39 1 0 46 39 85 5,46 8.141 7.930 16.071
Prevalensi pneumonia pada balita 1.557
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 13
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 50,0%
DIARE
JUMLAH TARGET
DILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC
JUMLAH PENEMUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
PENDUDUK
SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Selat Selat 9.528 257 161 199 77,4 158 98,1 199 100,0 158 100,0 148 93,7
Melati 35.272 952 595 210 22,1 188 31,6 210 100,0 188 100,0 187 99,5
Pulau Telo 11.172 302 188 24 7,9 11 5,9 24 100,0 11 100,0 62 563,6
Handel Panamas 5.471 148 92 111 75,0 0 0,0 111 100,0 0 0,0 57 0,0
2 Bataguh Terusan Tengah 12.821 346 216 129 37,3 67 31,0 129 100,0 67 100,0 67 100,0
Pulau Kupang 23.620 638 398 365 57,2 155 38,9 365 100,0 155 100,0 182 117,4
3 Kapuas Timur Anjir Serapat 25.413 686 428 129 18,8 97 22,7 129 100,0 97 100,0 97 100,0
4 Kapuas Kuala Lupak 20.260 547 342 148 27,1 114 33,3 148 100,0 114 100,0 132 115,8
5 Tamban Catur Tamban Catur 6.421 173 108 103 59,5 93 86,1 103 100,0 93 100,0 100 107,5
Tamban Baru 9.335 252 157 78 31,0 15 9,6 78 100,0 15 100,0 33 220,0
6 Kapuas Hilir Barimba 14.076 380 237 226 59,5 162 68,4 226 100,0 162 100,0 192 118,5
7 Pulau Petak Sei Tatas 20.379 550 344 142 25,8 94 27,3 142 100,0 94 100,0 124 131,9
8 Kapuas Murung Palingkau 20.593 556 347 554 99,6 221 63,7 554 100,0 221 100,0 244 110,4
Palangkau 5.958 161 100 77 47,8 22 22,0 77 100,0 22 100,0 27 122,7
9 Dadahup Dadahup 5.149 139 87 14 10,1 19 21,8 14 100,0 19 100,0 36 189,5
Talekung Punai 7.003 189 118 52 27,5 12 10,2 52 100,0 12 100,0 13 108,3
10 Basarang Basarang 19.515 527 329 414 78,6 148 45,0 414 100,0 148 100,0 154 104,1
11 Kapuas Barat Mandomai 19.882 537 335 102 19,0 111 33,1 102 100,0 111 100,0 131 118,0
12 Mantangai Mantangai 16.338 441 275 236 53,5 178 64,7 236 100,0 178 100,0 178 100,0
Danau Rawah 9.595 259 162 14 5,4 17 10,5 14 100,0 17 100,0 16 94,1
Lamunti 12.399 335 209 313 93,4 234 112,0 313 100,0 234 100,0 230 98,3
13 Timpah Timpah 10.309 278 174 10 3,6 14 8,0 10 100,0 14 100,0 13 92,9
14 Kapuas Tengah Pujon 15.430 417 260 107 25,7 169 65,0 107 100,0 169 100,0 177 104,7
15 Pasak Talawang Jangkang 6.520 176 110 672 381,8 461 419,1 672 100,0 461 100,0 430 93,3
16 Kapuas Hulu Sei Hanyo 8.148 220 137 47 21,4 203 148,2 47 100,0 203 100,0 220 108,4
17 Mandau Talawang Sei Pinang 5.775 156 97 73 46,8 99 102,1 73 100,0 99 100,0 169 170,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 356.382 9.622 6.006 4.549 47,3 3.062 51,0 4.549 100,0 3.062 100,0 3.419 75,2
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 843 270
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 0 0 0 1
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 11 0 0 0 11
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 177 0 0 0 177
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 15 0 0 0 15
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 0 0 0 0 0
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 118 0 0 0 118
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 2 2
2 KLINIK PRATAMA 0 0 0 0 0 2 2
3 KLINIK UTAMA 0 0 0 0 0 0 0
4 BALAI PENGOBATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 10 10
6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 0 0 0 0 0 8 8
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 0 0 0 0 0 5 5
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 0 0 0 0 0 0 0
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 0
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 1 0 0 0 1
12 LABORATORIUM KESEHATAN 0 0 1 0 0 0 1
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 0 0
6 APOTEK 0 0 0 0 0 20 20
7 APOTEK PRB 0 0 0 0 0 0 0
8 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 26 26
9 TOKO ALKES 0 0 0 0 0 0 0
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1Selat 0 0 0 4 1 5 4 1 5 0 1 1 0 0 0 0 1 1
2Melati 0 0 0 1 2 3 1 2 3 1 0 1 0 0 0 1 0 1
3Pulau Telo 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
4Handel Panamas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5Terusan Tengah 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6Pulau Kupang 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7Anjir Serapat 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
8Lupak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
9Tamban Catur 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10Tamban Baru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
11Barimba 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
12Sei Tatas 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
13Palingkau 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14Palangkau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15Dadahup 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16Talekung Punai 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17Basarang 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18Mandomai 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19Mantangai 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20Danau Rawah 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21Lamunti 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22Timpah 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23Pujon 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24Jangkang 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25Sei Hanyo 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26Sei Pinang 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1RSUD Kapuas 11 0 11 14 14 25 0 25 2 2 0 2 0 2
dst. (mencakup RS Pemerintah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
dan swasta dan termasuk 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pula Rumah Bersalin) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 0 11 30 13 43 41 13 54 5 5 10 0 0 0 5 5 10
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 3,1 12,1 15,2 2,8 0,0 2,8
Keterangan : a) Jumlah termasuk S3; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
Sumber : Bidang SDK Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas
RSUD dr.H.Soemarno Sostroadmodjo Kapuas
a
PERAWAT
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6
1
Selat 3 17 20 12
2
Melati 3 23 26 18
3
Pulau Telo 5 24 29 17
4
Handel Panamas 5 13 18 14
5
Terusan Tengah 6 10 16 8
6
Pulau Kupang 12 24 36 18
7
Anjir Serapat 5 10 15 24
8
Lupak 7 9 16 15
9
Tamban Catur 5 10 15 12
10
Tamban Baru 9 10 19 17
11
Barimba 8 25 33 27
12
Sei Tatas 12 18 30 20
13
Palingkau 10 11 21 24
14
Palangkau 8 13 21 14
15
Dadahup 14 10 24 15
16
Talekung Punai 11 8 19 10
17
Basarang 7 21 28 31
18
Mandomai 8 18 26 19
19
Mantangai 16 21 37 26
20
Danau Rawah 17 8 25 18
21
Lamunti 15 10 25 18
22
Timpah 19 3 22 11
23
Pujon 19 24 43 27
24
Jangkang 9 10 19 10
25
Sei Hanyo 8 11 19 13
26
Sei Pinang 2 5 7 5
1
RSUD 203 203 48
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0
JUMLAH (KAB/KOTA)b 243 569 812 491
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 227,8 137,8
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Selat 0 1 1 0 2 2 0 3 3
2 Melati 1 1 2 0 1 1 1 2 3
3 Pulau Telo 0 2 2 0 1 1 0 3 3
4 Handel Panamas 0 1 1 0 0 0 0 1 1
5 Terusan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Pulau Kupang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Anjir Serapat 0 1 1 0 1 1 0 2 2
8 Lupak 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Tamban Catur 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Tamban Baru 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Barimba 0 0 0 0 1 1 0 1 1
12 Sei Tatas 0 1 1 0 0 0 0 1 1
13 Palingkau 0 1 1 0 1 1 0 2 2
14 Palangkau 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Dadahup 0 1 1 0 0 0 0 1 1
16 Talekung Punai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Basarang 0 1 1 1 0 1 1 1 2
18 Mandomai 0 2 2 0 0 0 0 2 2
19 Mantangai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Danau Rawah 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 Lamunti 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Timpah 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Pujon 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 Jangkang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Sei Hanyo 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Sei Pinang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 RS ………… 0 0 0 0 0
dst. (mencakup RS Pemerintah 0 0 0 0 0
dan swasta dan termasuk 0 0 0 0 0
pula Rumah Bersalin) 0 0 0 0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0 0 0
NON PBI
JUMLAH (KAB/KOTA) 205 56,6 134 37,0 21 5,8 2 0,6 362 23 6,4 71
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1,1
Analisa lingkungan:
Kondisi lingkungan di kabupaten Kapuas yang sebagian merupakan daerah pasangsurut atau daerah
rawa hal ini menyebabkan genangan air dilingkungan dan di bawah rumah hal ini berpengaruh kepada
perilaku Masyarakat sehari-hari seperti akses sarana air bersih masih belum memadai,serta perilaku
masyarakat yang masih mandi, cuci dan buang air di sungai dan masih kurangnya pemahaman
masyarakat mengenai sarana air bersih yang memenuhi syarat kesehatan dan masih adanya sebagian
masyarakat yang belum memiliki SPAL (Limbah Rumah Tangga) serta pemahaman Rumah Sehat
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN KAPUAS
TAHUN 2018
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT
SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 Selat Selat 8.514 - 0 0 0 - 0 0 0 0 - 0 0 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2359 9338 2359 8514 8402 98,68
Melati 34.017 51 204 51 204 82 320 82 329 1340 5.394 1310 5240 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17958 0 0 5772 16,97
Pulau Telo 9.519 - 0 0 0 9 45 9 25 9 25 9 25 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1464 7320 1464 7320 7345 77,16
Handel Panamas 5.283 4 200 4 200 215 857 215 857 0 - 0 0 0 - - 0 0 0 0 0 97 388 0 0 1 434 1 434 434 8,22
2 Bataguh Terusan Tengah 12.361 - 0 0 0 - 0 0 0 107 957 18 496 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 496 4,01
Pulau Kupang 22.768 143 0 0 0 38 810 0 0 0 - 0 0,00 0 - - 0 0 0 0 0 45 0 0 0 0 0 0 0 580 2,55
3 Kapuas Timur Anjir Serapat 30.438 - 0 0 0 - 0 0 0 166 2.332 145 2332 0 - - 0 0 0 0 0 10 61 10 61 12753 12753 15133 49,72
4 Kapuas Kuala Lupak 22.770 41 0 0 0 41 0 0 0 242 2.140 119 2027 0 - - 0 0 0 0 0 2707 6316 5552 30 0 0 0 0 5715 25,10
5 Tamban Catur Tamban Catur 6.193 2 50 2 50 - 0 0 0 52 274 52 274 0 - - 0 0 0 0 0 921 2763 0 0 0 0 0 0 3037 49,04
Tamban Baru 7.888 16 0 0 0 658 0 0 0 469 - 0 0 280 - - 0 0 0 0 0 423 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
6 Kapuas Hilir Barimba 13.540 - 0 0 0 918 4590 918 4590 100 346 0 0 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1410 5876 1410 5978 4590 33,90
7 Pulau Petak Sei Tatas 19.909 - 0 0 0 - 0 0 0 217 1.440 217 1274 0 - - 0 0 0 0 0 14 62 17 62 5 574 3 443 530 2,66
8 Kapuas Murung Palingkau 22.401 113 2252 104 2600 22 110 22 110 215 547 215 547 61 25 1 25 0 0 0 0 32 160 32 160 601 3185 618 3185 6627 29,58
Palangkau 3.500 24 3 0 0 53 444 1776 0 0 - 0 0 204 - - 0 0 0 0 0 204 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
9 Dadahup Dadahup 4.964 1 3 0 0 - 0 0 0 66 1.475 34 175 0 - - 0 0 0 0 0 4 25 0 0 296 1480 0 0 175 3,53
Talekung Punai 6.714 - 0 0 0 120 3906 83 3906 0 - 0 0 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 844 7 844 4750 70,75
10 Basarang Basarang 4.859 - 0 0 0 205 258 0 0 607 2.080 0 0 12 182 - 0 0 0 0 0 10 0 0 0 305 306 0 0 0 0,00
11 Kapuas Barat Mandomai 20.725 - 0 0 0 324 1943 324 1943 334 1.943 324 1943 0 - - 0 2 2954 0 0 0 2954 0 0 2 2954 0 2954 6840 33,00
12 Mantangai Mantangai 15.753 252 0 0 0 - 0 0 0 58 - 10 0 0 - - 0 0 0 1 85 15 0 0 0 1 395 0 0 11342 72,00
Danau Rawah 9.230 - 0 0 0 1.893 9230 445 1316 0 - 0 0 0 - - 0 0 0 0 0 4 17 0 17 0 0 0 0 1333 14,44
Lamunti 14.107 - 0 0 0 - 0 0 0 258 - 0 0 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 790 5,60
13 Timpah Timpah 9.229 51 204 51 204 82 328 82 0,00 1346 5.240 1314 526 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5788 62,71
14 Kapuas Tengah Pujon 16.445 - 0 0 0 132 8500 0 0 465 3.099 0 0 2 236 - 11 11 7597 0 0 5 3981 1 3981 1 3981 1 3981 7973 48,48
15 Pasak Talawang Jangkang 9.934 - 0 0 0 - 0 0 0 103 695 137 695 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 695 7,00
16 Kapuas Hulu Sei Hanyo 14.695 75 420 75 420 986 4561 369 639 141 549 0 0 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5560 37,84
17 Mandau Talawang Sei Pinang 11.118 60 0 71 71 - 0 0 0 98 98 0 40 40 - - 0 0 124 124 0 115 115 0 0 0 0 0 0 82 0,74
JUMLAH (KAB/KOTA) 356.874 833 3336 358 3749 5778 35902 4325 13715 6393 28634 3904 15594 599 443 1 36 13 10675 125 85 4606 16842 5612 4311 6458 67398 5863 46406 103989 29,14
Pembagian kelompok sasaran mengacu dan memodifikasi dari Pedoman Nasional Strategi Percepatan
Pencegahan Stunting Periode 2019-2024. Pembagian kelompok adalah berdasarkan pesan yang
disampaikan, sehingga pembagian kelompok tidak dimaksudkan untuk memprioritaskan kelompok
sasaran tertentu. Semua kelompok sasaran ini saling terkait dan memengaruhi satu sama lain.
Struktur dan dimensi pesan yang akan menjadi panduan utama materi komunikasi dalam
implementasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kapuas mengacu pada Pedoman
Nasional Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan Pencegahan Stunting.
Berikut adalah struktur pesan kunci Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Stunting di
Kabupaten: (Matriks 3)
Kelompok Kelompok Sasaran Pesan
Sasaran
Primer Rumah tangga dengan Kunci:
anggota keluarga yang berada Cegah stunting itu penting
pada periode 1.000 HPK: Ibu
hamil, Ibu menyusui, Ibu Pendukung:
dengan anak usia 0-23 bulan Minum TTD secara teratur bisa
menyelamatkan ibu dan bayi
Manfaatkan pelayanan kesehatan
Perbaiki pola makan,pola asuh dan
kebersihan diri serta lingkungan
Anak stunting beresiko memiliki
kecerdasan rendah,sehingga berpotensi
mengancam kesejahteraan mereka di
masa depan.
Tenaga Kesehatan (Bidan, Kunci:
Sanitarian, Tenaga Gizi, Cegah stunting itu penting
Dokter, Perawat) dan Kader
Pendukung:
Stunting adalah permasalahan kesehatan yang dapat
dicegah melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif.
Pencegahan stunting dilakukan oleh
penyediaan layanan kesehatan yang
terampil
Melakukan konseling antar pribadi
melalui kunjungan rumah,di posyandu
dan di institusi layanan kesehatan
penting untuk perubahan perilaku
pencegahan stunting
Tenaga Kesehatan (Bidan, Kunci:
Sanitarian, Tenaga Gizi, Cegah stunting itu penting
Dokter, Perawat) dan Kader
Pendukung:
Stunting adalah permasalahan kesehatan yang dapat
dicegah melalui intervensi gizi spesifik dan sensitif.
Pencegahan stunting dilakukan oleh
penyediaan layanan kesehatan yang
terampil
Melakukan konseling antar pribadi melalui
kunjungan rumah,di posyandu dan di
institusi layanan kesehatan penting untuk
perubahan perilaku pencegahan stunting
Sekunder Wanita usia subur, Remaja, Kunci:
Lingkungan pengasuh anak Cegah stunting itu penting
terdekat (kakek, nenek, ayah,
dan lainnya), Pemuka Pendukung:
masyarakat, Pemuka agama, Cegah stunting itu penting dimulai dari remaja dan
Jejaring sosial (PKK, group calon ibu, dengan dukungan suami dan keluarga.
pengajian, dll) Remaja yang menikah dan hamil
sebelum 20 tahun beresiko melahirkan
anak stunting
Remaja atau wanita usia subur yang
anemia dan kurang gizi beresiko
melahirkan anak stunting
Suami atau calon ayah,serta anggota
keluarga lainnya dihimbau untuk
sejenak dini terlibat dalam
pemeliharaan kesehatan keluarga
Kelompok Masyarakat Kunci:
Madani Cegah stunting itu penting
(Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, Akademisi, Pemuka Pendukung:
Adat, Pemimpin Informal, Stunting saat ini menjadi salah satu prioritas
Pemimpin Opini) kesehatan nasional
Penguata kesadaran Public penting untuk
membantu mencegah stunting
Fokus pada 1000 hari pertama
kehidupan agar tumbuh kembang anak
optimal
Stunting menimbulkan dampak jangka
panjang dan mengancam kualitas generasi
bangsa.
Tersier Pembuat Kebijakan Tingkat Kunci:
Daerah Cegah stunting itu penting
(Kabupaten/kota/Kota)
Pendukung:
Stunting adalah permasalahan prioritas di daerah,
yang bisa dituntaskan melalui komitmen pemimpin
daerah, dan kerja sama antar Organisasi Perangkat
Daerah
Para pembuat kebijakan dan pemimpin
daerah perlu memastikan implementasi
kebijakan yang telah ada
Segera tindak lanjut penguatan
berbagai program dan terus
menyesuaikan kebijakan seiring
dengan perkembangan situasi
sosial,agar dapat mencapai tujuan
pengurangan angka stunting.
Gunakan pendekatan komonikasi
perubahan perilaku yang disesuaikan
dengan demografis sosial,segmen
ekonomi,adat dan budaya masyarakt
setempat
3. Komunikasi antarpribadi
Deskripsi Pendekatan komunikasi
Pemanfaatan komunikasi individu dan antar pribadi secara strategis untuk
mempromosikan keluaran perilaku pencegahan stunting yang diharapkan.
Strategi komunikasi tersebut berbasis teori dan riset, serta proses intereaksi kelompok
sasaran agar terbentuk pesan kunci dan pendekatan komunikasi yang paling cocok
untuk memotivasi pengetahuan, sikap dan perilaku individu secara konsisten dan
berkelanjutan.
Bekerja melalui komunikasi antar pribadi, serta dukungan oleh kampanye media
massa/sosial media.
Kelompok Sasaran : Kelompok Primer, Kelompok Skunder dan Kelompok Tersier.
4. Mobilisasi sosial/masyarakat
Deskripsi Pendekatan Komunikasi
Proses yang berlangsung secara terus menerus yang melibatkan dan memotivasi para
pemangku kepentingan terkait di tingkat nasional dan daerah untuk meningkatkan
kesadaran terhadap stunting dan semua upaya terkait untuk pencegahannya.
Fokus untuk menyatukan pemangku kepentingan terkait ditingkat nasional dan tingkat
masyakarat untuk tujuan bersama, yaitu peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku
pencegahan stunting.
Menekankan pada upaya kolektif dan pemberdayaan untuk menciptakan lingkungan
sosial politik yang mendukung tujuan program.
Bekerja melalui dialog, pembentukan koalisi dan kegiatan organisasi/kelompok
Kelompok Sasaran : Kelompok Tersier.
Dalam menyusun materi komunikasi diperlukan pihak – pihak kreatif yang biasa mengemas
pesan kunci menjadi menarik (kata–kata maupun terlampir).
Bab 3
3.1. Perencanaan
Melakukan analisis situasi kondisi status stunting di wilayah Kabupaten Kapuas, serta
menetapkan akar masalah, faktor penyebab dan faktor resiko dilanjutkan dengan ;
1. Masyarakat yang menggunakan faskes
2. Berdasarkan data kesakitan dan kualitas hidup
3. Data jumlah kasus penyakit, gizi, kesehatan reproduksi
Jelaskan program-program di tingkat Kabupaten/Kota yang sudah ada untuk
membantu perencanaan komunikasi perubahan perilaku percepatan pencegahan
stunting
3.2. Pelaksanaan
Mensosialisasikan Peraturan Bupati Kapuas Nomor 221/BAPEDA Tahun 2019
Tentang Konvergensi percepatan Penurunan Stunting Sebagai Intervensi Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat untuk Mencegah Stunting.
Meningkatkan;
Peran camat dalam mengoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian percepatan pencagahan stunting di wilayah Kabupaten Kapuas.
Kapasitas OPD kabupaten/kota terkait dan aparat desa dalam melaksanakan
Aksi Konvergensi/ Aksi Integrasi pencegahan stunting dengan memasukkan
pendekatan komunikasi perubahan perilaku.
Serta membangun system manajemen data yang terkait dengan pencegahan
stunting.
Koordinasi dengan kementerian/ lembaga, provinsi, desa, dan pihak lainnya
yang terkait dalam pelaksanaan Aksi Kovergensi/ Aksi Integrasi pencegahan
stunting.
28
Memastikan;
Rencana program/kegiatan untuk intervensi gizi spesifik dan gizi sensitive
yang telah disepakati pada hasil rembuk stunting dimuat dalam RKPD/ renja
OPD
Penyelenggaraan rembuk stunting setiap enam bulan dengan melibatkan
unsure OPD provinsi terkait, desa, masyarakat dan pihak lainnya untuk upaya
pencegahan stunting.
Teralokasinya dana bantuan khusus bagi desa-desa yang kurang mampu dari
aspek pendanaan, dalam upaya pencegahan stunting.
APB-Desa telah sesuai dengan kebijakan bupati/walikota tentang upaya
percepatan pencegahan stunting, serta serasi dan sinergi dengan
program/kegiatan dalam RKPD Kabupaten/kota. Peran ini dilaksanakan pada
saat evaluasi rancangan peraturan desa tentang APBdesa.
Optimalisasi pemanfaatan APBD dan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk
program layanan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitive, melalui
prosespenetapan DPA OPD
Bantuan dari masyarakat, dunia usaha, donor, serta pihak lainnya yang terkait
dalam upaya pencegahan stunting ke kelompok sasaran dan lokasi desa
terorganisisr dengan baik.
29
3.3. Matriks Rencana Aksi Komunikasi Perubahan Perilaku
Pendekatan Saluran
Kelompok Sasaran Bentuk Kegiatan Materi Komunikasi Indikator Capaian
Komunikasi Komunikasi
Advokasi Kabupaten Kapuas Tim Audensi/pertemuan Lembar Fakta Diterbitkan Surat Edaran tentang
Kebijakan penanggulangan koordinasi dengan Analisis Implementasi Komunikasi Perubahan
kemiskinan pembuatan kebijakan Kebijakan Perilaku masyarakat Untuk Mencegah
daerah terkait secara rutin Risalah kebijakan Stunting
Forum Sesuai sektor area Pemimpin daerah menjadi penggerak
pencegahan dan Sesuai kebutuhan dalam implementasi Program Pencegahan
penanggulangan lokal Stunting
stunting Terbentuknya Kelompok kerja /unit
Pokjanal khusus untuk implementasi program
Stunting pencegahan stunting
Kabupaten Terselenggaranya program pencegahan
Pokjanal stunting minimal 2x/ tahun disesuaikan
Stunting waktunya setelah evaluasi dipertangahan
Kecamatan tahun dan evaluasi di akhir tahun
Pokjanal
Stunting Desa
30
Pendekatan Saluran
Kelompok Sasaran Bentuk Kegiatan Materi Komunikasi Indikator Capaian
Komunikasi Komunikasi
Mobilisasi 1. Kelompok Primer Kelompok Primer : Kelompok Primer dan Materi edukasi: • Meningkatnya pengetahuan ibu hamil
Sosial dan Kelas ibu hamil skunder : lembar balik, video tentang manfaat TTD pada ibu hamil
Komunikasi Kelompok Ibu Sosialisasi program edukasi, leaflet Terbentuknya kelompok masyarakat yang
Perubahan menyusui melalui pertemuan warga mendorng perubahan perilaku
Perilaku Kelas ibu baduta , worksop Petugas Pelayanan Petugas layanan Kesehatan :
(melalui Pemanfaatan lahan Kesehatan Meningkatnya Pengetahuan Penyedia
Posyandu
komunikasi Modul Pelatihan
Puskesmas sekitar layanan dan kader tentang pencegahan
antar pribadi) Komunikasi
Prektik bidan Lomba kader kesehatan Stunting
Perubahan Perilaku
Klinik bersalin Meningkatnya kemampuan penyedia
Vidio Edukasi layanan dan kader dalam melakukan
komunikasi antar pribadi.
2. Kelompok Kader Kesehatan Meningkatnya Frekuensi kunjungan rumah
Sekunder Posyandu oleh penyedia layanan dan kader untuk
Paud mengimplementasikan komunikasi antar
Komunitas Agama pribadi dalam pencegahan stunting.
Kelompok Pemuda
taua karang Taruna
Kampanye 1. Kelompok Primer Paid Media Paid Media Materi Visual Terkait Pemberian pesan :
Publik Owned Media Radio Logo Kampanye Meningkatnya jumlah pemuatan informasi
2. Kelompok Earned Media Roll Banner Aplikasi Logo; seputar isu stunting yang tersebar
Sekunder Kemitraan dengan diberbagai kanal media
31
Pendekatan Saluran
Kelompok Sasaran Bentuk Kegiatan Materi Komunikasi Indikator Capaian
Komunikasi Komunikasi
3. Kelompok Tersier Acara Kreatif Media Poster. Stiker , Dll (paid,owned,earned)
Owned Media Materi Tulisan Meningkatnya jumlah produsen informasi
Koran Konten sms yang paham tentang isu stunting
Majalah Konten Meningkatnya jumlah kanal media yang
sosial Media media social memuat isu stunting
Konten
Terkait penerima pesan :
poster, roll
Meningkatnya jumlah publik yang
bener
terpapar informasi yang memuat isu
Kolom opini
seputar stunting.
Poster
Meningkatnya jumlah publik yang paham
Stiker
tentang isu stunting
Earned Media Meningkatnya jumlah publik yang
Wawancara Materi audio Visual : memberikan tanggapan terhadap
individu/kelompok Video edukasi informasi seputar isu stunting
Diskusi media Video dokumentasi
Stok foto untuk Meningkatnya jumlah public yang ikut
menulis isu stunting dengan benar di kanal
berbagai materi
media masing – masing.
edukasi dan
promosi.
Talk show
32
Bab 4
Pemantauan dan Evaluasi
Kegiatan pemantauan yang harus dilakukan secara rutin oleh pihak-pihak terkait:
1. Materi yang dipantau adalah perkembangan pelaksanaan kegiatan strategi
komunikasi perubahan perilaku pencegahan stunting dengan menggunakan
komunikasi antarpribadi di Kabupaten Kapuas.
2. Sumber informasi pemantauan adalah dokumen rencana kegiatan strategi komunikasi
perubahan perilaku pencegahan stuntingdengan menggunakan komunikasi
antarpribadidi tingkat Kapuas; termasuk di dalamnya adalah target kegiatan,
alokasi pendanaan, dan indikator komunikasi antarpribadi dalam program
pencegahan stunting.
3. Pelaksana pemantauan di tingkat kabupaten/kota menjadi tanggung jawab Bidang
Kesehatan Masyarakat yang mendapat penugasan dari pimpinan institusi.
4. Pemantauan dilakukan setiap enam bulan sekali kepada bupati secara terpadu melalui
laporan secara berjenjang, rapat koordinasi lintas program/sektor dan pembinaan
terbaru.
5. Umpan balik (feedback) hasil monitoring dapat disampaikan melalui mekanisme
persuratan. Dan dapat dibawa ke forum pimpinan apabila terdapat tindak lanjut yang
memerlukan keputusan pimpinan yang lebih tinggi.
6. Hasil monitoring akan menjadi bahan masukan dalam melakukan evaluasi upaya
komunikasi dalam pencegahan stunting secara keseluruhan.
Kegiatan evaluasi yang harus dilakukan secara rutin oleh pihak-pihak terkait:
1. Materi yang dievaluasi di tingkat Kabupaten Kapuas adalah hasil pelaksanaan
kegiatan strategi komunikasi perubahan perilaku pencegahan stunting dengan
menggunakan komunikasi antarpribadi.
2. Sumber informasi evaluasi adalah dokumen rencana kegiatan strategi komunikasi
perubahan perilaku pencegahan stunting dengan menggunakan komunikasi
antarpribadi yang termasuk di dalamnya adalah target kegiatan, alokasi pendanaan,
dan indikator komunikasi perubahan perilaku dalam program pencegahan stunting.
3. Pelaksana evaluasi di tingkat Kabupaten Kapuas menjadi tanggung jawab Bidang
Kesehatan Masyarakat atau penanggungjawab yang ditugaskan oleh institusi yang
berwenang.
4. Waktu evaluasi dilakukan 1 tahun sekali, melalui laporan pada rapat koordinasi
forum komunikasi lintas program pada akhir tahun.
5. Hasil evaluasi dilaporkan ke Gubernur oleh Bupati dan akan dilaporkan kepada
Menteri Kesehatan.
33
LAMPIRAN
34
35