Kelompok 3 Resume Jurnal Sistem Penyelengaraan Room Service
Kelompok 3 Resume Jurnal Sistem Penyelengaraan Room Service
Nama Kelompok :
2019
Judul jurnal Pengaruh Room Service Terhadap
Biaya Sisa Makanan
Nama j urnal Medika Respati
Volume Vol XI Nomor 1
Tahun 2016
Penulis Sri Kadaryati , Susetyowati , Lily
Arsanti Lestari
Reviewer - Ceria Permata Sari
- Firda Linggasari
- Temina Wakur
Tanggal 10 Februari 2019
Resume jurnal
LATAR BELAKANG
Tantangan penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang harus segera
ditindak lanjuti adalah masih banyaknya sisa makanan pasien. Persentase sisa
makanan menggambarkan daya terima pasien terhadap makanan yang
disajikan oleh rumah sakit sebagai indikator mutu pelayanan makanan. Hasil
pengukuran sisa makanan di pakai dalam menentukan tingkat asupan zat gizi
pasien. Ketercukupan asupan gizi pasien tersebut membantu pasien dalam masa
pemulihan penyakitnya yang berdampak pada lama rawat inap di rumah sakit
dan akan berkaitan dengan pembiayaan rumah sakit secara keseluruhan.
Sisa makanan pasien ditemukan tinggi ketika rumah sakit tidak
memberikan pilihan makanan kepada pasien, diantaranya pilihan jenis
sayuran, porsi serta saus. Menu yang tidak dideskripsikan dengan baik serta
ketidakmampuan pasien untuk melihat sendiri dan memilih menu serta porsi
makanan juga berkontribusi menyebabkan sisa makanan.
Di Indonesia, model yang paling banyak digunakan untuk menyelenggarakan
makanan rumah sakit adalah model konvensional dengan cook serve dimana
sistem konvensional ini hanya menguntungkan pihak penyelenggara saja dan
pasien memiliki keterbatasan untuk memilih menu makannya.
Kualitas penyelenggaraan makanan pasien merupakan komponen yang
penting dalam manajemen pasien karena berkaitan langsung dengan kepuasan
pasien secara keseluruhan, kualitas dan pelayanan makanan perlu diperhatikan
karena memiliki dampak terhadap kesehatan dan kesenangan pasien selama
dirawat. Selain sebagai nilai terapi, makanan memiliki nilai ekonomi dalam
keuangan rumah sakit, yaitu sekitar 20-40% dari belanja barang di rumah sakit,
tetapi sisa makanan dirumah sakit masih tinggi karena keterbatasan pemilihan
menu atau persiapan dan instalasi gizi dikategorikan sebagai instalasi yang tidak
menghasilkan pendapatan. Untuk mengendalikan faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepuasan makan dan daya terima serta untuk mencegah malnutrisi pasien
di rumah sakit tersebut perlu adanya sebuah sistem penyelenggaraaan makan yang
lebih baik dari yang sudah ada.
Sistem room service adalah sebuah bentuk penyelenggaraan makanan,
dimana pasien dapat memesan makanan sesuai jadwal pasien. Pelaksanaan room
service pada beberapa rumah sakit dihubungkan dengan peningkatan fleksibilitas
dalam sistem distribusi makanan, variasi, suhu dan kualitas makanan, dan
peningkatkan asupan makanan serta kepuasan pasien. Penurunan biaya makanan
dikarenakan pengurangan alat penyaji, lebih sedikit penyajian untuk pasien per
hari, dan berkurangnya sisa makanan
Sistem ini dapat mengurangi sisa makanan yang disajikan, penghematan
biaya makan 10-20% dan dapat meningkatkan kepuasan pasien sehingga dapat
digunakan sebagai alat marketing dalam meningkatkan daya tarik rumah sakit.
TUJUAN
Penerapan room service diharapkan dapat berkontribusi dalam
penggunaan anggaran yang efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh room service terhadap biaya sisa makanan yang telah tersaji
pada pasien rawat inap rumah sakit.
METODE
Metode pada penelitian ini adalah pra eksperimental static, Penelitian
jenis pre eksperimen atau pra eksperimen dikategorikan belum merupakan
kegiatan eksperimen sungguhan, karena dalam proses eksperimen jenis ini belum
dilakukan randomisasi sampel dan tidak adanya kontrol yang memadai terhadap
variabel-variabel pengganggu.
Dalam penelitian ini menggunakan 61 subjek yang dilakukan diruang rawat
inap Kelas I dan II RSUD Waled Kabupaten Cirebon pada bulan April-Juni 2014.
Subjek penelitian diberikan 3 pilihan menu setiap kali makan (satu menu dari
siklus menu rumah sakit dan dua menu lainnya modifikasi siklus menu).
Penelitian pada room service, subjek dapat memilih makanan tersebut saat
jam makan yang ditentukan, yaitu makan pagi (05.15 – 07.00), makan siang
(10.00 – 12.00), makan sore (15.00 – 17.00). Pemesanan dapat dilakukan melalui
telepon/sms ke Instalasi Gizi, atau memesan langsung kepada petugas yang
mengantarkan pilihan menu. Petugas akan menyiapkan menu yang dipesan,
kemudian pramusaji mengantarkan pesanan dalam waktu maksimal 45 menit dari
pemesanan ke ruangan pasien. Sedangkan pada sistem konvensional merupakan
sistem pelayanan makanan yang telah diterapkan di rumah sakit. Pada sistem
konvensional, tidak terdapat pilihan menu dan fleksibilitas pemesanan.
Komposisi menu untuk kelas II terdiri dari 3 makanan pokok, 3 lauk hewani, 3
lauk nabati, 3 sayur, 3 minuman, 2 buah, dan 1 snack. Pada kelas I, selain
komposisi menu tersebut, diberikan tambahan 1 ekstra lauk hewani dan 1 ekstra
buah. Subjek pada penelitian ini berjumlah 61 orang, yang terdiri dari 31 subjek
kelompok room service dan 30 subjek kelompok konvensional. Biaya makanan
merupakan biaya dalam arti food cost, yaitu biaya semua bahan makanan yang
dibutuhkan dalam produksi sebuah menu. Biaya minuman merupakan bagian dari
total biaya makanan (food cost). Biaya makanan (food cost) pada makanan pokok,
lauk hewani, lauk nabati, sayur, ekstra lauk hewani, buah, ekstra buah dihitung
berdasarkan penggunaan bahan makanan yang digunakan dalam satu porsi yang
dihidangkan. Pada lauk hewani, lauk nabati, sayur, ekstra lauk hewani, bumbu
diperhitungkan sebanyak 10% dari bahan makanan dalam satu porsi. Biaya
makanan (food cost) pada minuman dan snack dilihat berdasarkan harga
pembelian minuman dan snack. Harga satuan bahan makanan yang dipakai
sebagai acuan dalam perhitungan biaya makanan (food cost) adalah harga yang
tercantum dalam daftar harga bahan makanan dari rumah sakit. Total biaya
makanan (food cost) merupakan jumlah biaya makanan (food cost) dari makanan
pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, ekstra lauk hewani, buah, ekstra buah,
minuman, dan snack.
Biaya sisa makanan yang telah tersaji merupakan biaya yang hilang, yang
merupakan konversi sisa makanan yang telah tersaji ke satuan harga berdasarkan
biaya makanan (food cost). Sisa makanan yang telah tersaji, yaitu makanan yang
disajikan namun tidak dimakan, diukur dengan metode visual comstock 7 poin,
yaitu metode penilaian konsumsi makan dengan cara penaksir (estimator)
menaksir secara visual banyaknya sisa makanan yang ada untuk setiap golongan
makanan atau jenis hidangan. Metode taksiran visual (comstok) Hasil estimasi
tersebut bisa dalam bentuk Berat makanan yang dinyatakan dalam gram dan Skor
bila menggunakan skala pengukuran.
Analisis data menggunakan software STATA 12. Apabila data berdistribusi
normal maka analisis data menggunakan Two Sample Independent T-test, yaitu
sample tidak berhubungan atau bebas artinya tidak ada hubungan antara dua
sample yang akan diuji. Apabila data tidak berdistribusi normal maka analisis data
menggunakan uji Mann-Whitney, adalah uji non parametris yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan median 2 kelompok bebas apabila skala data variabel
terikatnya adalah ordinal atau interval/ratio tetapi tidak berdistribusi normal.
Tabel 2. Hasil Analisis Perbedaan Biaya Sisa Makanan yang Telah Tersaji (Plate Waste)
Kelompok Room Service dan Konvensional.