AMENDA RIVALDO
AMENDA RIVALDO
06100218
ii
PENCIPTAAN AKSENTUASI UNTUK MEMBENTUK
DIEGETIC SOUND PADA FILM BATAPATIH
AMENDA RIVALDO
NIM. 06100218
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
iv
PENGESAHAN
Mengetahui,
Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain
ISI Padang Panjang
v
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim…
Puji syukur kepada ALLAH SWT atas limpahan nikmat, karunia, rezki, serta
hidayah yang telah diberikan sehingga pengkarya bisa menyelesaikan skripsi
karya ini.
Terimakasih kepada kedua orang tua yang saya cintai papa Men dan Mama
Jawanis yang telah membesarkan saya dengan penuh cinta, doa dan kasih
sayang yang paling tulus yang tidak ada habisnya. Semoga anakmu menjadi anak
yang berguna dan bisamembuatmu bangga, amin.
Terima Kasih kepada saudara terbaikku Yudha Mahendra, Radit Suhendri yang
sudah memberi kasih sayang, doa, dukungan, baik secara moril dan materi.
Terima kasih kepada sahabat terbaikku dari kecil Dafa, Dedi ,Fadil, Willy, Fella
dan seluruh keluarga ku yang telah memberikan doa dan support yang terbaik.
Terima Kasih untuk partner join ku Dafa, Willy dan Fella yang mau berjuang
bersama dari awal sampai akhir, Akhirnya kita bisa menyelesaikan lika liku
pendidikan ini sampai selesai, Selanjutnya Terima Kasih Kepada semua Crew,
Pemain, sahabat angkatan 2018 dan Orang-orang baik yang telah membantu
proses pembuatan film tugas akhir Batapatih dengan ikhlas. semoga kebaikan
yang kalian semua lakukan kelak dapat dibalas oleh ALLAH SWT amin.
Terima Kasih kepada kedua pembimbing Ibuk Dr. Rosta Minawati, S.Sn
M.Si dan Pak Dr. Rustim. S. Pd., MA yang telah membimbing saya dari
awal hingga akhir selama pengerjaan skripsi ini.
vi
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam penciptaan karya film fiksi yang
saya buat ini tidak terdapat bagian yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan penuh tanggung jawab,
sehingga saya bersedia menerima sanksi apabila di kemudian hari diketahui dan
Amenda Rivaldo
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur Pengkarya ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah
pengkaryaan skripsi dan karya film tugas akhir dengan konsep pencitptaan
skripsi dan karya film tugas akhir ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan
dan karya film tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan bantuan dari berbagai
Rasa hormat dan terima kasih pengkarya sampaikan kepada pihak–pihak yang telah
1. Dr. Febri Yulika, S. Ag., M. Hum selaku Rektor Institut Seni Indonesia
Padang Panjang.
2. Yandri, S.Sn., M.Sn Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni
3. Hery Sasongko, S.Sn., M.Sn Ketua Program Studi Televisi dan Film Institut
viii
6. Dosen Penguji Nitasry Murawaty G. S.Pd., M. Si yang telah berkenan
7. Dr. Rosta Minawati, S.Sn., M.si dan Dr. Rustim, S.Pd., MA sebagai
8. Para Dosen Prodi Televisi dan Film yang telah banyak memberikan ilmu
serta pengalaman yang luar biasa, juga tentunya telah mengajarkan banyak hal
9. Bang Dede, dan Bang Berry, Staf Administrasi Prodi Televisi dan Film yang
juga telah membantu dalam setiap keperluan yang dibutuhkan selama masa
perkuliahan hingga penyelesaian pengkaryaan skripsi dan karya film tugas akhir.
10. Kedua orang tua tercinta Men dan mamaku Jawanis, saudara kandungku
11. Serta kepada para sahabat angkatan 2018 Terimakasih sudah mau berbagi
ix
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN……………………………………………………………………………………………i
SAMPUL DALAM…………………………………………………………………………..……………..ii
PERSYARATAN GELAR.……………………………………………………...iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………….iv
PENGESAHAN………………………………………………………………….v
PERSEMBAHAN………………………………………………………………..vi
PERNYATAAN…………………………………………………………………vii
UCAPAN TERIMAKASIH……………………………………………………..ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..xii
GLOSARIUM………………………………………...………………………….xv
ASBTRAK…………………………………………………………….....……xxvii
ABSTRACT…………………………………………………………………...xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Penciptaan .................................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penciptaan ................................................................... 4
1. Tujuan Penciptaan. ................................................................................... 4
2. Manfaat Penciptaan ................................................................................. .5
D. Tinjauan Karya................................................................................................ 5
E. Landasan Teori ................................................................................................ 9
F. Metode Penciptaan ........................................................................................ 11
1. Persiapan ................................................................................................ 11
2. Perancangan ............................................................................................ 11
3. Perwujudan ............................................................................................. 11
G. Jadwal Pelaksanaan ....................................................................................... 12
BAB II KONSEP DAN PROSES PENCIPTAAN ............................................... 13
A. Konsep penciptaan ........................................................................................ 13
B. Proses penciptaan .......................................................................................... 14
BAB III HASIL DAN ANALISIS KARYA ......................................................... 20
A. Hasil karya .................................................................................................... 20
x
B. Analisis karya ................................................................................................ 25
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 43
A. Kesimpulan ................................................................................................... 43
B. Saran .............................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
Gambar 23. Penciptaan Aksentuasi Diegetic off Screen ……………………………36
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
Glosarium
tuntutan cerita.
xv
AIFF Audio interchange file format yaitu format
xvi
pasar dan lainnya yang menyangkut suasana
ramai.
Cardioid polar jenis polar ini memiliki output dua kali lipat
ke samping.
film kartun.
xvii
dB Decibel ialah satuan dari loudness atau
kekerasan suara.
perekam gambar.
cerita.
xviii
F
xix
Linear Pola waktu yang berjalan berurutan sesuai
dengan kenyataannya.
suara.
musik.
mastering.
xx
oleh logika sebab-akibat (kausalitas) yang
Non diegetic sound adalah sumber suara dalam film yang berasal
xxi
R
20.000 Hz.
dilakukan.
ada.
xxii
SFX Sound Effect ialah salah satu unsur suara yang
audio.
dalam film..
xxiii
Stereo adalah format suara yang terdiri dari left dan
audiencenya.
xxiv
Timecode Timecode merupakan satuan signal waktu
maupun suara.
xxv
produksi suara sesuai dengan tahapannya
produksi film.
xxvi
ABSTRAK
xxvii
ABSTRACT
The film Batapatih tells the story of a child from Minang who has long
lived in the city, Ryan lives with his father who is busy with his work. Ryan's father,
who has a chronic illness, is worried about Ryan's future, so he has to return to his
hometown in Minangkabau. During his stay in Minangkabau, Ryan found
something that was never found in the city, namely studying martial arts with a
teacher to find his identity. The sound concept used in the fictional film Batapatih
is the creation of accents to achieve a diegetic sound. Diegetic sound is all sound
that comes from within the world of the film's story. Accentuation is the sound
made by the characters in the film's story. The Accentuation Technique aims to
emphasize the voices made by the characters in the story. Accentuation is used to
achieve a more real and dramatic diegetic sound concept
xxviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimasyarakat, agar orang dapat memahami apa yang dianggap baik dan apa yang
dianggap buruk, sehingga memberikan dampak positif dan dapat diterima oleh
masyarakat luas.
dalam membuat karya film Batapatih, yang menceritakan tentang seorang anak
kelahiran Minang yang telah lama menetap di kota, Ryan hidup bersama ayahnya
yang sibuk dengan pekerjaannya dan ibu yang telah lama meninggal membuat Ryan
kurang kasih sayang dari orang tua yang membuat Ryan mendapat lingkungan
pergaulan yang tidak baik. Ayah Ryan yang mengidap penyakit kronis khawatir
menemukan hal yang tidak pernah ditemukan dikota, yakni belajar silat dengan
seorang guru untuk menemukan jati dirinya. Cerita ini di wujudkan dalam film yang
pengkarya garap.
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan
suatu pesan kepada kelompok orang yang berkumpul disuatu tempat tertentu. Film
1
2
Suara bertujuan untuk menginformasikan cerita, akan tetapi memiliki batasan yang
ada didalam frame. Suara terpengaruhi oleh batasan yang berada pada frame, karena
suara diluar dan didalam frame mempunyai karakter yang berbeda, suara lebih
memiliki banyak cara untuk menyampaikan informasi secara verbal maupun non-
verbal, informasi verbal berupa kata-kata yang diucapkan dalam tokoh atau narasi.
Sedangkan informasi non-verbal meliputi emosi tokoh, nuansa, dan suasana yang
“ Unsur-unsur suara terbagi atas tiga bentuk: Speech, Effect Sound dan musik
” Speech diartikan sebagai suara yang keluar dari mulut manusia dengan bentuk
bahasa. Effeck Sound secara sederhana dapat diartikan sebagai suara yang tidak
sengaja dibuat oleh manusia. Musik secara sederhana dianggap sebagai suara yang
disengaja dibuat oleh manusia dan memiliki aturan-aturan tertentu, seperti irama,
ketukan dan tempo (Dony, 2011: 6).
Suara memiliki 2 bagian, yaitu Diegetic Sound dan Non Diegetic Sound,
Pengkarya menggunakan suara diegetic yang berasal dari objek atau karakter dalam
cerita film. Diegetic mempengaruhi persepsi, emosi, dan mewujudkan suasana pada
isi cerita dengan suara yang realis. Dalam penciptaan karya ini. Pengkarya juga
suatu bunyian atau suara pada kata-kata dan artikulasi kejelasan vocal, intonasi,
nada bicara untuk memberikan petunjuk tentang latar belakang karakter, karakter
utama. Penggunaan dialog dapat menyampaikan informasi penting yang tidak dapat
sumber suara. Frekuensi adalah tinggi rendah suara dalam film, pada film batapatih
masjid, suara yang di aksentuasi adalah suara tinju, tendangan dan dialog dengan
Frekuensi yang diterapkan bertujuan untuk mengatur tinggi rendah suara yang
berasal dari sumber suara, supaya tidak terjadi jumping pada perpindahan gambar.
pencapaian penataan suara dalam film Batapatih yaitu membangun suasana suara
agar dapat meningkatkan dramatic pada cerita, penyampaian informasi, dan dapat
didalam sebuah film menggunakan tata suara dapat dicapai dengan diegetic sound
didalam penataan suaranya. Berfokus dengan Aksentuasi Effect suara yang tepat
untuk isian cerita pada film. Diegetic sound terdapat 3 Effect, yaitu : Hard Effect,
Ambience Effect, dan Folley. Effect suara dikemas dengan menekankan unsur-unsur
suara yang berasal dari objeck yang di peradegankan oleh tokoh. Unsur suara
tersebut diterapkan untuk membuat suara menjadi realita, dan membangun suasana
dengan menggambarkan kondisi yang terjadi atau mood yang ditimbulkan dari
B. Rumusan Penciptaan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulis adalah memberi informasi dan pengetahuan kepada anak zaman
2. Tujuan Khusus
pada film Batapatih adalah untuk memberikan informasi tentang situasi, keadaan
3. Manfaat Teoritis
diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan referensi dalam menciptakan karya-
4. Manfaat Praktis
b. Terciptanya sebuah karya film fiksi berjudul Batapatih ini, menjadi bahan
c. Pada film fiksi Batapatih ini bisa menjadi tambahan untuk referensi tontonan
dan hiburan serta mendapat pelajaran yang diambil dari tontonan tersebut.
D. Tinjauan Karya
Pada penciptaan karya ini penulis tidak lepas dari dari beberapa aspek yang
karya, teknik serta konsep yang digunakan memiliki persamaan dalam penataan
suara.
Film Tarung Sarung disutradarai oleh Archie Hekaghy yang diproduksi oleh
Starvision. Film Tarung Sarung menceritakan kisah seorang anak orang kaya yang
6
mempunyai darah Bugis dari ayahnya. Kesamaan film ini dengan karya yang akan
pengkarya produksi yaitu sama-sama berlatar belakang budaya. Dalam film ini
melihat karakter tokoh Deni yang penuh dengan harta membuat karakteknya manja
Dalam konsep penataan suara film Tarung Sarung terdapat beberapa penerapan
aksentuasi untuk mencapai diegetic sound yang digunakan seperti ambience, effect,
dan dialog. Pada adegan latihan tarung sarung suara yang dihasilkan adalah suara
menciptakan ruang diegetic untuk mendukung informasi ruang dan waktu serta
emosi penonton.
Gambar22.
Gambar
Poster film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak
( Sumber:https://id.pinterest.com/pin/350014202282242849/, 2022)
Film ini merupakan film buatan Indonesia
7
Film ini merupakan film buatan indonesia yang di Sutradarai oleh Mouly Surya
dan di bintangi oleh Marsha Timothy yang diliris pada 16 November 2017 yang
Persamaan film tersebut dengan karya pengkarya terletak pada alur cerita dan
alur cerita dan juga penempatan frekuensi, balance dan ambience yang digunakan.
Aksentuasi pada film Marlina adalah penekanan suara yang dihasilkan dari tokoh,
seperti pada adegan suami marlina dan kawan kawan sedang pesta di ruang tengah
dan adegan marlina sedang memasak didapur, terdapat dua adegan berbeda yang
saling berkaitan dalam ruang yang sama, dengan menggunakan Aksentuasi dengan
teknik balance sehingga suara yang di hasilkan dapat berfokus pada satu sumber
suara yang berada dalam ruang cerita. Pengkarya termotivasi dalam menciptakan
penataan suara yang diciptakan oleh film Marlina si pembunuh empat babak dengan
3. Petaruhan
Gambar 3
Poster film Petaruhan
(Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Pertaruhan#/media/Berkas:Pertaruhan.jpg.
2022)
Dolken), Elzan (Jefri Nichol), Amar (Aliando Syarief), dan si bungsu Ical (Giulio
Parengkuan). Mereka hidup sederhana bersama Ayah mereka, Pak Musa (Tio
sebagai satpam tidak seberapa tetapi Ayah mereka sangat loyal dan berdedikasi
informasi seperti Diegetic Sound member kesan ruang kepada tokoh utama.
Ambience yang dihadirkan membentuk suasana desa sesuai dengan visual yang
dihadirkan.
9
E. Landasan Teori
Diegetic Sound adalah suara yang berasal dari ruang cerita (diegesis). Bila
sumber suaranya dan terlihat dilayar, seperti dialog, monolog, direct address dan
sebagainya disebut dengan Diegetic-On Screen Sound. Sedangkan bila tidak terlihat
didalam layar seperti voice over dan monolog interior maka disebut sebagai diegetic
of screen sound. Untuk mendukung adegan pada film Batapatih suara akan dibuat
menjadi Diegetic seperti dialog, ambience, dan juga music. Audio dapat
ruang dan waktu. Beberapa dialog dalam film Batapatih akan dibuat menjadi
diegetic off screen sesuai dengan visual dan adegan. General effect ambience akan
Menurut David broadwell dalam buku (Film Art: An Introduction 2013: 273)
dalam film terdapat tiga unsur suara yairu speech, suara efek dan musik. Speech
terdiri dari monolog, dialog, direct addres dan narasi. Dalam film Batapatih, dialog
infomasi kepada penonton tentag masalah yang terjadi, dan bagaimana para tokoh
menyelesaikan masalahnya.
Menurut Ric Viers, “sound effect adalah suara apapun, selain musik atau
speech, yang diproduksi ulang untuk menciptakan efek dalam presentasi dramatis,
seperti suara badai atau pintu yang berderit”. Sound effect ada suara yang terdengar
dari dalam film cerita yang bersumber dari gerakan tokoh atau pun dari luar tokoh
itu sendiri. Sound effect juga dapat berasal dari luar cerita yang sengaja dibuat untuk
Efek suara berdasarkan fungsi dibagi dua, yang pertama efek suara realitas
yakni efek suara yang dihasilkan dari cerita film. Kedua, efek suara fungsional
yakni suara untuk mendukung suasana, dramatisasi pada film. Kemudian musik
merupakan iringan dalam film, baik itu musik ilustrasi lagu atau lagu (Nathan
Abrams, ian Bell dan Jan Udris. 2001: 110; Pratista, 2017: 197)
Menurut Roger Manvell & Jhon Huntley dalam buku (The Technique of film
music 1990 : 114) Musik didalam film digunakan untuk menambahkan dimensi
dalam sebuah cerita. Karena dengan menggunakan musik, pembuat film dapat
mengendalikan emosi penonton dalam mengikuti cerita. Musik dalam film dapat
kebutuhan cerita.
Ambience adalah suara latar yang ada dalam adegan atau scene untuk
menunjukkan tempat atau lokasi. Fungsi dari adanya ambience sound sangat
penting dalam produksi sebuah film yaitu selain menunjukkan tempat, ambience
penciptaan visual yang dibuat dari susunan shot tidak terasa oleh penonton. ( Nisa,
2018: 39)
Suasana emosi kondisi yang sedang terjadi akan di pengaruhi oleh pengindra
(presepsi), pikiran, dan perilaku manusia juga disertai oleh perasaan atau emosi,
perasaan yang timbul ittu akan menjadi perasaan yang tidak senang dan senang
F. Metode Penciptaan
1. Persiapan
Dalam tahapan ini penulis melakukan diskusi dan bertukar pikiran mengenai
isi cerita pada naskah sutradara dan penata gambar untuk mengembangkan ide
pengkarya.
2. Perancangan
yang telah didapat dari referensi bacaan atau dari film. Pada saat produksi dan pasca
produksi, ada beberapa hal yang penulis siapkan baik itu fasilitas atau alat yang
3. Perwujudan
kebutuhan konsep Diegetic sound penulis sebagai penata suara pada tahap produksi
merekam suara dilapangan, seperti dialog pemain, ambience sesuai dengan lokasi
mengolah suara, penulis memastikan suara yang dihasilkan pada saat dilapangan
dapat digunakan. Jika terjadi kendala pada suara yang direkam pada saat produksi
12
G. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 1
Jadwal pelaksanaan film Batapatih
BAB II
A. KONSEP PENCIPTAAN
diegetic atau berasal dari objek-objek di dalam ruang cerita, unsur suara tersebut
rendah suara dalam film, pada film batapatih pengkarya menerapkan aksentuasi
pada adegan orang latihan silat dihalaman masjid, suara yang di aksentuasi adalah
suara tinju, tendangan dan dialog dengan menggunakan teknik balance dan
fungsional, dan effect realis untuk membangun dramatik pada cerita, dan
menggambarkan kondisi pemain dan mood pemain didalam ruang cerita pada film
Batapatih.
14
B. PROSES PENCIPTAAN
tahapan ini, pengkarya meninjau kembali dan memperhatikan setiap shot dari
adegan yang ada di dalam naskah. Pengkarya membuat breakdown sound yang
sudah didiskusikan dengan sutradara dan editor untuk mengetahui apa saja
kebutuhan audio yang diambil pada saat proses di lapangan maupun untuk
Pengkarya membuat sound report untuk mencatat file number agar mempermudah
dalam mensinkronisasi audio dengan visual, serta keterangan audio yang sudah
diambil supaya mempermudah sound designer saat mendesain audio diproses pasca
pengkarya memaksimalkandengan sound library, wild track, ADR dan foley pada
film Batapatih.
1. Produksi
orang yang melakukan perekaman suara dilapangan dan penulis dibantu oleh tim
tata suara yaitu asisten penata suara yang bertugas memastikan semua alat-alat yang
dipakai saat produksi sesuai dengan yang diinginkan oleh production mixer dan
membantu dalam pemasangan clip on kepada pemain dan production mixer juga
Gambar 4
Hand Recorder Zoom H8
Sumber ( https://www.amazon.com/Zoom-12-Track-Portable-Recorder-Wide-
Mouth/dp/B08GG93GLK/, 2022 )
juga menggunakan 2 tipe michrophone yaitu dynamic lavalier dan shotgun mic.
Dalam perwujudan karya ini penulis menerapkan doble system recorder untuk
perekaman suara dalam film Batapatih. Doble system recorder adalah system
perekaman terpisah dalam artian metode ini memisahkan perekaman suara dan
Lavalier adalah mic kecil yang berbentuk kaplus kecil yang memiliki kualitas
suara yang baik untuk menangkap suara. Mic ini memiliki sifat omni directional,
Gambar 5.
Wireles Boya
Sumber (https://shopee.co.id/Mic-Wireless-Boya-BY-WM8-Pro-K2-Microphone-
Camera-Boya-ORIGINAL-i.71428170.1864163497 /2022)
Gambar 6
Wireles Sennheiser G4 ew.
Sumber (https://www.tokocamzone.com/%20Boya-BY-WM6-Wireless-
Microphone/, 2022)
Lalu penulis juga mengguanakan mic tipe gun yang biasa juga disebut
boom. Boom ini berjenis shoutgun mic yang memiliki polar cardoid yaitu menerima
suara dari satu arah saja. Jenis mic ini paling banyak digunakan dalam perekaman
Gambar 7.
Rode NTG 3.
Sumber ( https://www.amazon.com/R%C3%98DE-Microphones-ROD-NTG3-
BLK/dp/B00EALIPCK /, 2022 )
2. Pasca Produksi
sebuah karya. Karya yang biasanya sudah pasti memiliki tahap ini dalam workflow-
nya adalah film atau karya audiovisual. Dalam pasca produksi, pengkarya akan
memasukkan musik latar atau bisa juga voice over, dan elemen lainnya yang akan
melengkapi. Pada tahap ini tentu bukan hanya editor saja yang punya peran penting.
Ada sound engineer, dubber, foley artist. Pada post produksi film Batapatih penulis
dengan materi suara. Pada proses ini penulis sebagai penata suara mendampingi
Proses ini merupakan proses mentransfer audio dari Adobe Premiere dengan
format AFF untuk di olah dengan aplikasi yang digunakan untuk menata suara.
18
c) Dialog Edit
Pada tahap ini pengkarya membuang suara yang tidak dibutuhkan dan
over) dan ADR (Audio Dialog Replace) untuk melengkapi dan memperbaiki suara
yang rusak saat diambil dalam proses shooting. Fungsinya untuk mempertegas
diegetic sound yang ada pada ruang cerita. ADR merupakan penebalan atau
pengganti dialog pada dialog-dialog yang kurang jelas yang dilakukan actor atau
aktris
d) Foley
Foley adalah jenis perekaman ulang bagian dari sound effect yang menjadi
tuntutan dalam scene suatu film. Pada tahapan ini penulis merekam ulang beberapa
e) Balancing
lainnya, yang bertujuan untuk menjaga dinamika dan fungsi suara yang ada disetiap
f) Mastering
Mastering berfungsi untuk menaikan level suara sekeras mungkin dan enak
didengar. Syarat untuk mastering, suara yang dinaikan tidak boleh pecah peak dan
clip. Karena membuat suara tidak enak didengar dan akan merusak keindahan
g) Penyajian
Penyajian merupakan tahap akhir atau final film, di mana hasil dari proses
online editing dan mixing audio seperti collor gradding, final mix dan mastering
sound design telah selesai secara keseluruhan dan digabungkan melalui proses
married print proses penggabungan materi picture lock atau gambar dengan materi
final mixs audio yang telah melalui tahapan mixing dan mastering. Pengkarya
membuat master sound akhir untuk film Batapatih dengan bit depth (24 bit), sample
rate (48.0 kHZ), audio file type (BWF/WAV) dan keluaran atau output stereo 2.0.
20
BAB III
A. HASIL KARYA
batasan yang ada didalam frame. Suara terpengaruhi oleh batasan yang berada pada
frame, karena suara diluar dan didalam frame mempunyai karakter yang berbeda,
suara lebih bersifat bebas dalam menyampaikan informasi (Himawan, 2008: 160).
Suara memiliki banyak cara untuk menyampaikan informasi secara verbal maupun
non-verbal, informasi verbal berupa kata-kata yang diucapkan dalam tokoh atau
narasi. Sedangkan informasi non-verbal meliputi emosi tokoh, nuansa, dan suasana
Film Batapatih berlatar waktu pada zaman sekarang, dan berlatar tempat desa
kecil. Dalam penciptaan karya ini pengkarya mengunakan konsep aksentuasi untuk
dari objek atau karakter dalam cerita film. Diegetic mempengaruhi persepsi, emosi,
dan mewujudkan suasana pada isi cerita dengan suara yang realis. Dalam
suara yang dilakukan oleh tokoh dalam suatu bunyian atau suara pada kata-kata dan
perpindahan audio dan memfokuskan sumber suara. Frekuensi adalah tinggi rendah
21
suara dalam film. Dalam pewujudan aksentuasi dapat diwujudkan dengan teknik
frekuensi dan balance yang bertujuan memfokuskan satu sumber suara yang
latar tempat sehingga membentuk ruang diegetic. Berikut breakdown hasil karya
Tabel 2
Breakdown hasil aksentuasi membentuk diegetic sound
B. ANALISIS KARYA
film Batapatih dengan menggunakan teknik balance dan frekuensi. Metode yang
digunakan dalam mewujudkan konsep tersebut adalah dengan aspek dimensi suara
seperti rhythm, fidelity, serta space. Secara teknis perwujudan konsep ini dibantu
dengan beberapa metode seperti dialog edit, yang bertujuan memfokuskan satu
Gambar 8
Diegetic On Screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Gambar 9
Penciptaan Aksentuasi Diegetic on Screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Pada gambar diatas penulis menerapkan Aksentuasi suara plastik dan speech
dengan teknik balance suara dialog dan suara pergerakan yang dihasilkan oleh
tokoh dengan meselaraskan suara yang dihasilkan menciptakan satu sumber suara
26
dan frekuensi pada suara pergerakan yang dihasilkan oleh tokoh pengkarya
mengatur tinggi rendah suara yang dihasilkan untuk menciptakan ruang diegetic
pada cerita.
Tabel 3
Kajian Suara dari Scene 4 film Batapatih
Pada tabel diatas adalah analisis suara yang diterapkan dalam diegetic on
infromasi senang, tempat dan waktu dengan teknik balance dan frekuensi yang
Gambar 10
Diegetic On Screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
27
Gambar 11
Penciptaan Aksentuasi diegetic on screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
dihasilkan dan frekuensi dengan tujuan untuk mengatur suara dengan menurunkan
db pada suara mobil agar suara dialog terdengar jelas. Suara ambience penulis
memberikan informasi latar dan tempat kejadian dan suara dialog pengkarya
Tabel 3
Kajian Suara dari Scene 6 film Batapatih
Pada tabel diatas adalah analisis suara yang diterapkan dalam diegetic on
screen dan diegetic off screen, pengkarya mengaksentuasi semua sumber suara
umtuk menyampaikan infromasi senang, tempat dan waktu dengan teknik balance
Gambar 12
Sound Diegetic off screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Gambar 13
Penciptaan Aksentuasi diegetic off screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
tedengar dari arah jauh dan waktu kejadian pada cerita dan menghasilkan suara
balance untuk memberikan suara latar yang menginformasikan waktu dalam cerita.
29
tinggi rendah dialog agar suara dialog terdengar jelas, dengan mengunakan teknik
Tabel 4
Kajian Suara dari Scene 7 film Batapatih
Pada tabel diatas adalah analisis suara yang diterapkan dalam diegetic on
screen dan diegetic off screen, pengkarya mengaksentuasi semua sumber suara
umtuk menyampaikan infromasi sedih, tempat dan waktu dengan teknik balance
Gambar 14
Sound Diegetic on screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
30
Gambar 15
Penciptaan Aksentuasi diegetic on screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Pada gambar diatas penulis menerapkan Aksentuasi suara piring dan speech
dengan teknik balance suara dialog dan suara pergerakan yang dihasilkan oleh
tokoh dengan meselaraskan suara yang dihasilkan menciptakan satu sumber suara
dan frekuensi pada suara pergerakan yang dihasilkan oleh tokoh pengkarya
mengatur tinggi rendah suara yang dihasilkan untuk membentuk ruang diegetic
pada cerita. Informasi yang ingin pengkarya sampaikan menjelaskan latar dan suasa
Tabel 5
Kajian Suara dari Scene 8 film Batapatih
Pada tabel diatas adalah analisis suara yang diterapkan dalam diegetic on
infromasi senang, tempat dan waktu dengan teknik balance dan frekuensi yang
Gambar 16
Diegetic on screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Gambar 17
Penciptaan Aksentuasi diegetic on screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
efek suara yang realis, suara pukulan dan tendangan pengkarya menerapkan teknik
dialog yang dihasilkan oleh tokoh pengkarya mengatur suara dengan menaikan db
32
menggunakan teknik frekuensi agar suara dialog terdengar lebih dominan dan jelas
teknik balance dengan meselaraskan suara agar suara latar memberikan informasi
latar dan tempat kejadian dan suara dialog pengkarya menggunakan teknik balance
Tabel 6
Kajian Suara dari Scene 10 film Batapatih
Pada tabel diatas adalah analisis suara yang diterapkan dalam diegetic on
screen dan diegetic off screen, pengkarya mengaksentuasi semua sumber suara
umtuk menyampaikan infromasi senang, tempat dan waktu dengan teknik balance
Gambar 18
Diegetic on screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Gambar 19
Penciptaan Aksentuasi diegetic on screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Pada gambar diatas memperlihatkan doni dan kawan kawan sedang mengusili
Ryan dan memukul Ryan hingga babak belur. Pada scene ini pengkarya
menggunakan sound library untuk mendukung efek suara yang realis, suara pukulan
frekuensi agar suara dialog terdengar lebih dominan dan jelas supaya informasi
meselaraskan suara agar suara latar memberikan informasi latar dan tempat
kejadian dan suara dialog pengkarya menggunakan teknik balance untuk mencapai
diegetic sound.
Tabel 7
Kajian Suara dari Scene 11 film Batapatih
Pada tabel diatas adalah analisis suara yang diterapkan dalam diegetic on
screen dan diegetic off screen, pengkarya mengaksentuasi semua sumber suara
umtuk menyampaikan infromasi senang, tempat dan waktu dengan teknik balance
Gambar 20
Penciptaan Aksentuasi diegetic off screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
35
Gambar 21
Penciptaan Aksentuasi diegetic off screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Menceritakan Ryan yang sedang tidur diobati oleh Malik, dan Malik
sedang memberi makan ayam diluar rumah. Pada scene ini pengkarya menerapkan
memberikan informasi latar dan tempat kejadian dan suara dialog pengkarya
Tabel 8
Kajian Suara dari Scene 15 film Batapatih
Pada tabel diatas adalah analisis suara yang diterapkan dalam diegetic on
screen dan diegetic off screen, pengkarya mengaksentuasi semua sumber suara
umtuk menyampaikan infromasi senang, tempat dan waktu dengan teknik balance
Gambar 22
Penciptaan Aksentuasi diegetic off screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Gambar 23
Penciptaan Aksentuasi diegetic off screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Pada gambar diatas doni dan kawan-kawan mengusili Ryan dan menendang
ember yang dibawa Ryan. Pada scene ini pengkarya menerapkan aksentuasi pada
suara pukulan dan tendangan dengan menggunakan sound library dan suara ember
ditendang pengkarya menggunakan teknik folley untuk mendukung efek suara yang
realis. Suara pukulan dan tendangan pengkarya menerapkan teknik balance dan
menggunakan teknik frekuensi agar suara dialog terdengar lebih dominan dan jelas
teknik balance dengan meselaraskan suara agar suara latar memberikan informasi
latar dan tempat kejadian dan suara dialog pengkarya menggunakan teknik balance
Tabel 9
Kajian Suara dari Scene 19 film Batapatih
Pada tabel diatas adalah analisis suara yang diterapkan dalam diegetic on
screen dan diegetic off screen, pengkarya mengaksentuasi semua sumber suara
umtuk menyampaikan infromasi senang, tempat dan waktu dengan teknik balance
Gambar 24
Diegetic on screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Gambar 25
Penciptaan Aksentuasi diegetic on screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Pada gambar diatas Ryan dan Malik sedang melakukan adegan silat. Pada
scene ini pengkarya menerapkan aksentuasi pada suara pukulan tendangan suara
diterapkan dengan menggunakan sound library untuk mendukung efek suara yang
realis, suara pukulan dan tendangan pengkarya menerapkan teknik balance dan
menggunakan teknik frekuensi agar suara dialog terdengar lebih dominan dan jelas
balance dengan meselaraskan suara agar suara latar memberikan informasi latar
39
dan tempat kejadian dan suara dialog pengkarya menggunakan teknik balance
Tabel 10
Kajian Suara dari Scene 20 film Batapatih
Pada tabel diatas adalah analisis suara yang diterapkan dalam diegetic on
screen dan diegetic off screen, pengkarya mengaksentuasi semua sumber suara
umtuk menyampaikan infromasi senang, tempat dan waktu dengan teknik balance
Gambar 26
Penciptaan Aksentuasi diegetic on screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Gambar 27
Penciptaan Aksentuasi diegetic on screen
(Sumber: Amenda Rivaldo, 2023)
Pada gambar diatas terlihat Ryan sedang memasak gulai yang diajarkan Roih
selama dikampung. Pada Scene ini penulis menerapkan Aksentuasi suara air
mendidih dan speech dengan teknik balance suara dialog dan suara pergerakan
menciptakan satu sumber suara dan frekuensi pada suara pergerakan yang
dihasilkan oleh tokoh pengkarya mengatur tinggi rendah suara yang dihasilkan
Tabel 11
Kajian Suara dari Scene 24 film Batapatih
Pada tabel diatas adalah analisis suara yang diterapkan dalam diegetic on
screen dan diegetic off screen, pengkarya mengaksentuasi semua sumber suara
umtuk menyampaikan infromasi senang, tempat dan waktu dengan teknik balance
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aksentuasi dalam penataan suara diegetic sound pada film Batapatih sangat
penulis bisa lebih mengeksplore dan peka terhadap bunyi yang ada disetikar.
Dengan menggunakan konsep ini bisa menjadi alternatif bagi pada sound design
Dengan menggunakan konsep digetic sound film yang penulis garap memiliki
dilakukan oleh tokoh dalam suatu bunyian atau suara pada kata-kata dan artikulasi
kejelasan vocal intonasi nada bicara untuk memberikan petunjuk tentang latar
belakang karakter, karakter utama. Dengan menggunakan konsep ini pada film
Batapatih diharapkan penonton akan lebih terbawa dan dapat merasakan realis serta
B. SARAN
konsep dan gagasannya dengan lebih memperhatikan aspek dan konsep yang
42
43
konsep diegetic sound lebih memfokuskan bagaimana suara realist yang tercipta,
tidak hanya Speech, Effect, tetapi Musik latar termasuk sebagai diegetic sound.
- Bagi pengkarya yang akan menerapkan konsep diegetic sound agar dapat
lebih memahami konsep yang akan digunakan pada film selanjutnya. Sehingga
konsep yang akan digunakan ke dalam karya film lainnya bisa diterapkan dengan
maksimal.
43
DAFTAR PUSTAKA
Bordwell, David. 2013. Film Art An Introduction. New York: Sony Pictures
Entertainment.
David Neumeyer, James Buhler, Rob Deemer. 2010. Hearing the movies music
and sound in film.
Holman, Tomlinson, 2002. Sound for Film and Television. Boston, Mass: Focal
Press.
Roger Manvell and Jhon Huntley, The Technique of Film music, Terjemahan
Asrul Sani, Proyek penterjemahan Yayasan Citra, Jakarta: 1990.
Sugihartono, Ranang A dan Amin Wibawa, 2019. Editing: Film, Televisi dan
Animasi. Yogyakarta: Graha Ilmu
Viers, Ric. Sound Effect Bible: How to Create and Record Hollywood Style
Sound Effects. California: Michael Wiese Production, 2008.
https://id.pinterest.com/pin/350014202282242849/
https://www.amazon.com/Zoom-12-Track-Portable-Recorder-Wide-
Mouth/dp/B08GG93GLK/, 2022