1.

Motivasi awal saya belajar adalah mendapat nilai yang bagus, nilai tersebut saya harapkan
mampu membuat bangga orang tua saya. Tapi lambat laun motivasi tersebut menjadi
sebuah pendorong utuk saya belajar dengan lebih tekun lagi, walaupun dalam prakteknya
saya masih kesulitan belajar karena gangguan eksternal, ilmu yang saya pelajari masih
teringat sedikit-sedikit. Sehingga saat belajar saya hanya perlu mengingat dan memahami
lebih lagi materi-materi tersebut. Tetapi belakangan ini motivasi saya berubah, penyebabnya
sederhana karena salah satu teman saya tidak mengikuti matakuliah bahasa inggris, saat
saya bertanya kenapa, dia mengatakan ipknya tidak mencapai 3. Hal ini membuat saya
berpikir betapa beruntungnya saya karena memiliki ipk diatas 3, setelah berpikir cukup lama
saya memutuskan motivasi belajar saya adalah supaya tidak memiliki ipk dibawah 3.
Dorongan ini cukup membuat saya mulai belajar dengan lebih teliti dan cermat, self-esteem
saya juga meningkat karena belajar yang giat ini.

2. Ibu saya menjadi motivasi utama saya belajar, karena beliau yang sudah mengenalkan saya
ke dunia ini. Ibu saya adalah kesatria yang Tangguh, berjuang seorang diri untuk
membesarkan saya, oleh karena itu saya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang
beliau berikan untuk saya. Ibu saya juga mengajarkan saya untuk tidak mudah menyerah,
walaupun hasilnya tidak memuaskan, itu tidak apa-apa, kesempatan selanjutnya digunakan
untuk memperbaiki hasil sebelumnya, oleh karena perkataan ibu saya tersebut saya ingin
memperbaiki nilai salah satu makul. Selain ibu saya, teman-teman saya juga menjadi
motivasi untuk saya, sederhana motivasi saya belajar adalah sukses dan saat saya sukses
memiliki uang yang banyak saya ingin mengajak teman-teman saya berlibur di suatu tempat.
Motivasi konyol ini saya kembangkan akibat teman-teman saya kerap membayarkan
makanan/jajanan pada saat bermain bersama. Kebaikan mereka menjadi motivasi saya
untuk belajar dan menjadi sukses, sehingga suatu saat saya bisa membalas semua kebaikan
mereka.