Anda di halaman 1dari 12

KLIPING

BENCANA DI DUNIA

Disusun Oleh:
1. MAULANA RIDWAN
2. ABDUL ROUF
3. DENY ANDRIAN
4. AWALUDDIN SURAHMAN
5. ADHIB KHOIRONI

Kelas: X DKV

SMK SUNNATUNNUR
Tahun Pelajaran 2021/2022
BENCANA DI DUNIA
 BENCANA SOSIAL

Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau
antar komunitas masyarakat, dan teror. Bencana sosial sendiri dapat berupa kerusuhan
sosial dan konflik sosial dalam masyarakat yang sering terjadi.
Tak dapat dipungkiri, kemajemukan bangsa yang memiliki ragam etnis, bahasa,
budaya dan agama menjadi kerawanan apabila perbedaan sudut pandang dan perbedaan
pendapat tidak ditemukan jalan tengah. Bila tak dapat diredam dan dikelola dengan
semangat kebhinekaan, maka bencana sosial berwujud konflik pun tak dapat dielak.
Perbedaan kepercayaan, perbedaan tingkat kesejahteraan, bahkan hingga perbedaan warna
kulit dan ras yang mencolok pun akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak provokator sebagai
api ganas konflik dan kerusuhan.
Belakangan, perbedaan pandangan politik dan warna partai dalam pesta demokrasi
pemilu pada 17 April 2019 telah dilaksanakan. Dimana seluruh masyarakat Indonesia yang
memenuhi syarat dapat ikut memilih dan menentukan siapa pemimpin yang dianggap
dapat mewakili untuk memimpin Bangsa ini. Berbagai perbedaan, pendapat, sudut
pandang serta fanatisme terhadap calon pemimpin terhadap hasil dan penetapan dapat
memicu konflik sosial. Hal tersebut tentu dapat mengganggu keamanan, kehidupan soasil,
ekonomi dan stabilitas negara.
Kerusuhan di Kazakhstan 
Bencana sosial lain juga terjadi di setiap belahan dunia, kerusuhan di
Kazakhstan misalnya. Sedikitnya 164 orang tewas pada kerusuhan
di Kazakhstan belakangan ini. Pemerintah Kazakhstan menyebut kerusuhan terjadi karena
upaya perebutan kekuasaan yang didalangi anasir asing dan terorisme internasional. Media
massa Barat menyebut kerusuhan itu justru menjadi indikasi adanya pertarungan
kekuasaan dalam elite penguasa Kazakhstan. Namun, Rusia yang berbatasan
dengan Kazakhstan mengamini ada klaim upaya perebutan kekuasaan yang didalangi
anasir asing dan terorisme internasional.
Di balik semua itu, sejumlah pemerintah negara Barat khawatir apa yang terjadi
di Kazakhstan menjadi jalan bagi Rusia guna mengulangi manuver 2014 ketika Krimea di
Ukraina dianeksasi dengan alasan melindungi minoritas etnis Rusia di Krimea. Minoritas
terbesar di Kazakhstan adalah etnis Rusia yang mencapai 19 persen dari total penduduk
negeri itu. Umumnya berada di Kazakhstan utara. Sama dengan Krimea yang menjadi
tempat pangkalan Armada Laut Hitam Rusia, Kazakhstan juga sangat strategis bagi Rusia,
salah satunya pusat peluncuran pesawat antariksa, Kosmodrom Baikonur.
Tak ada yang tahu persis apa yang terjadi, namun sejumlah kalangan berusaha
menganalisis dengan lebih netral. Di antara yang melakukan ini adalah Yevgeniy Zhovti,
direktur Kazakhstan International Bureau for Human Rights, yang adalah tokoh HAM
terkemuka di Asia Tengah. Kepada Open Democracy, Zhovti mengatakan, kerusuhan yang
terjadi di negara penghasil uranium terbesar di dunia itu bermula dari protes atas kenaikan
harga LPG di Kota Zhanaozen di bagian barat negara itu pada 2 Januari, setelah
pemerintah mencabut subsidi.
Pemerintah Kazakhstan lalu mengirimkan delegasi yang diketuai wakil perdana
menteri guna berbicara dengan warga Zhanaozen. Pemerintah berusaha menghindari
terulangnya peristiwa 2011 ketika aparat keamanan menembaki pekerja minyak yang
berunjuk rasa. Pemerintah Kazakhstan menjelaskan bahwa kenaikan harga LPG ini karena
harga sudah ditentukan mekanisme pasar. Warga tak terima karena beranggapan
bagaimana bisa tergantung pasar kalau segala hal berkaitan BBM dimonopoli oleh
pemerintah. Protes pun berlanjut dan meluas ke kota-kota lain, termasuk Almaty yang
sudah menjadi ibukota keuangan Kazakhstan. Awalnya sebagian besar yang
berdemonstrasi turun ke jalan sebagai solidaritas kepada Zhanaozen.
Dua kelompok kemudian muncul. Satu menyuarakan tuntutan oposisi pimpinan
tokoh-tokoh seperti Mukhtar Ablyazov yang berada di pengasingan di luar negeri. Kedua,
kelompok muda yang tergabung dalam gerakan sipil Oyan, Qazaqstan! Kedua kelompok
ini tak sekedar menuntut harga LPG diturunkan karena juga menuntut reformasi politik
dan pembebasan tahanan politik. Tetapi secara umum protes massa dipicu oleh kondisi
sosial-ekonomi yang sulit, pandemi dan kebebasan berpendapat yang diberangus.
Sampai 4 Januari, demonstrasi berlangsung damai, namun keesokan harinya ketika
kelompok muda yang umumnya dari kaum terpinggirkan di pedesaan, kondisi berubah
panas sampai menimbulkan kekerasan yang kemudian menewaskan sejumlah petugas
keamanan.
Kekerasan itu mendorong Presiden Kassym-Jomart Tokayev menyebut demonstran
"teroris dan bandit", padahal apa yang dilakukan gerombolan anak muda ini persis seperti
dilakukan kaum muda lainnya di dunia ini termasuk kaum muda Amerika Serikat yang
ramai menuntut kesetaraan ras tahun lalu. Tapi di mana-mana kaum muda selalu menjadi
kelompok yang paling berani berkonfrontasi sekalipun menghadapi peluru tajam.
Dikutip Galajabar dari Antara, di luar kelompok-kelompok itu ada kelompok yang
terdiri dari para kriminal dan kaum radikal yang memanfaatkan situasi ini untuk merusak
citra aman Kazakhstan. Zhovti yakin dua massa terakhir ini yang memicu kerusuhan
sekalipun membawa agenda masing-masing. Mereka menyerang polisi dan mencuri
senjata. Kelompok kriminal sendiri disebut-sebut sengaja ditanam dalam gerakan
demonstrasi oleh elite penguasa negara itu sendiri.
Menghadapi situasi yang sepertinya bakal tak terkendali, Presiden Tokayev lalu
meminta bantuan organisasi regional negara-negara bekas Uni Soviet, Organisasi
Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO). Dia mengundang CSTO yang
beranggotakan Rusia, Armenia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Uzbekistan agar
mengirimkan pasukan ke Kazakhstan guna memulihkan ketertiban. Tak lama kemudian,
kontingen tentara Rusia berdatangan ke Kazakhstan. Langkah ini langsung dikecam Barat,
apalagi terjadi bersamaan dengan rencana pembicaraan krisis Ukraina antara Rusia dan
AS.
Terorisme
Terminologi aksi terorisme masih menjadi bahan perdebatan saat ini. Terlepas dari
kontroversi penafsirannya, satu yang pasti aksi terorisme merupakan kejahatan terhadap
kemanusiaan yang tak mengenal batasan suku, agama maupun ras terhadap korbannya.
Berikut aksi serangan teror paling fatal di dunia yang pernah terjadi.
1. Tragedi 11 September 2001

Serangan ini merupakan aksi terkoordinasi pada 11 September 2011 pagi ketika dua
pesawat penumpang United Airlines dan American Airlines dibajak dan ditabrakkan
ke menara kembar WTC di New York, AS. Akibatnya, kedua gedung pencakar langit
itu runtuh dan menewaskan 2.996 tewas dan melukai 6.000 orang lainnya dan
menimbulkan kerugian properti dan infrastruktur sedikitnya USD10 miliar. Pesawat
ketiga, American Airlines nomor penerbangan 77, jatuh di Kementerian Pertahanan
AS yang menghancurkan sisi barat gedung itu. Pesawat keempat, United Airlines
penerbangan 93, diarahkan ke Washington DC, tetapi jatuh di sebuah lapangan di
Pennsylvania. AS menuding Al Qaeda sebagai dalang serangan.
2. Pemboman Komunitas Yazidi Irak (2007)

Pengeboman komunitas sekte agama kuno Yazidi terjadi pada 14 Agustus 2007 di
Irak. Empat bom bunuh diri meledak secara bersamaan di Qahtaniya dan Jazeera.
Bulan Sabit Merah Irak memperkirakan bom tersebut menewaskan 796 orang dan
melukai 1.562 orang. Alhasil serangan ini dinyatakan sebagai serangan paling
mematikan di Irak sejak invasi AS pada 2003. Serangan ditujukan pada komunitas
Yazidi yang menjadi kaum minoritas. Pengeboman melibatkan mobil tanker bahan
bakar dan tiga mobil dengan dua ton bahan peledak. Al-Qaeda dituding sebagai
kelompok di balik teror tersebut.
3. Penyanderaan sekolah di Beslan, Rusia (2004)

Penyanderaan ini terjadi pada 1 September 2004 dan berlangsung selama tiga hari.
Sekitar 1.100 orang, 777 orang di antaranya adalah anak-anak, disandera oleh
kelompok bersenjata dri Ingusetia dan Chechnya. Kelompok bersenjata itu menyerbu
dan menduduki sekolah nomor satu (SNO) di kota Beslan, Ossetia Utara, di wilayah
Kaukasus Utara. Para penyerang ini adalah Batalion Riyadus-Salikhin yang dikirim
pemimpin perang Chechnya saat itu, Shamil Basayev. Para penyandera menuntut agar
Rusia menarik mundur pasukannya dari Chechnya dan mengakui kedaulatan negeri
kecil itu. Pada hari ketiga penyanderaan, pasukan Rusia menyerbu sekolah itu
menggunakan peralatan berat semacam tank dan roket. Akibatnya, 330 orang sandera,
termasuk 186 orang anak-anak, tewas.
4. Serangan Bom Baghdad Irak (2007)

Serangan teroris yang melibatkan 5 bom mobil meledak di sejumlah kawasan di Kota
Baghdad pada 18 April 2007. Kekerasan yang menargetkan warga sipil di Syiah ini
menewaskan hampir 200 orang. Aksi pengeboman itu terjadi tak lama setelah Perdana
Menteri Irak Nouri al-Maliki mengumumkan bahwa pasukan Irak akan mengambil
kendali keamanan negara pada akhir tahun. Kelompok garis keras Sunni Al-Qaedah
dituding bertanggung jawab atas serangan bom tersebut.
5. Pengeboman KA di Mumbai India (2006)

11 Juli 2006 tujuh serangan bom terjadi di kereta api Mumbai, India. Diperkirakan
209 orang tewas dan 700 lainnya luka-luka. Aksi-aksi pengeboman itu terjadi di
sejumlah stasiun dan kereta api di ibu kota negara bagian Maharashtra. Berdasar
keterangan polisi Mumbai, pengeboman dilakukan Lashkar-e-Taiba (LeT) yang
berpangkalan di Pakistan dan Gerakan Pelajar Islam India (SIMI). Dalam sebuah
email yang diterima saluran TV India, disebutkan bahwa pengeboman dilakukan oleh
16 orang. Email tersebut menyebut motif utama pengeboman adalah sebagai
pembalasan terhadap apa yang telah terjadi di Gujarat dan Kashmir, terkait penindasan
minoritas Muslim di wilayah tersebut.
6. Bom London (2005)

Pada pagi hari 7 Juli 2005, empat buah bom meledak di sejumlah tempat di kota
London Inggris. Tiga bom meledak di kereta bawah tanah dan satu lagi di sebuah bus
tingkat di Lapangan Tavistock. Akibat serangan bom ini, 52 orang tewas dan 700
lainnya terluka. Ini adalah serangan teror terburuk di Inggris setelah pengeboman
pesawat Pan Am penerbangan 103 di atas Lockerbie, Skotlandia, pada 1988. Dua
pekan kemudian, sebuah percobaan serangan bom kembali terjadi di Inggris, tetapi
kali ini serangan tersebut gagal dan tak menimbulkan korban jiwa.
7. Bom Bali I (2002)

Tragedi ini terjadi pada 12 Oktober 2002 di kawasan wisata Kuta, Bali dan
menewaskan 88 warga Australia, 38 warga Indonesia, serta 20 orang lainnya dari
berbagai negara lain, dan 209 orang terluka. Serangan ini melibatkan tiga peledakan
bom, yaitu satu bom bunuh diri, satu bom mobil di luar sebuah kelab malam di Kuta,
dan satu bom kecil di luar konsulat AS di Denpasar. Sebuah rekaman audio yang
diduga berisi suara Osama bin Laden mengatakan pengeboman di Bali dilakukan
sebagai pembalasan atas perang melawan teror yang dikobarkan AS dan keterlibatan
Australia dalam kemerdekaan Timor Leste. Pada 8 November 2008, tiga orang
terpidana utama Bom Bali I, Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Ghufron alias Muklas
dieksekusi mati.

 HIV/AIDS

Kasus AIDS terdeteksi pertama kali pada lima pria homoseksual di Los
Angeles, Amerika Serikat tahun 1981. Hingga akhir tahun 2019, virus hiv yang
menjadi penyebab AIDS telah menjangkiti lebih dari 38 juta jiwa di seluruh dunia.
Berdasarkan estimasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah kasus
baru HIV (Human Immunodeficiency Virus) di seluruh dunia hampir 1,5 juta kasus pada
2020. Afrika tercatat sebagai kawasan yang memiliki jumlah kasus baru HIV tertinggi,
yakni 880 ribu kasus.
Kasus HIV juga banyak ditemukan di Eropa. Pada 2020, jumlah kasus di benua
biru itu mencapai 170 ribu kasus. Kemudian, sebanyak 150 ribu kasus HIV terbaru tercatat
ada di kawasan Amerika. Selanjutnya, kawasan Pasifik Barat mempunyai 120 ribu kasus
HIV baru. Kawasan Asia Tenggara dan Mediterania Timur memiliki kasus baru HIV
masing-masing sebesar 100 ribu kasus dan 41 ribu kasus.
Dilihat menurut jenis kelamin, jumlah laki-laki pengidap HIV lebih tinggi
dibandingkan perempuan. Jumlah laki-laki yang mengidap HIV pada 2020 tercatat sebesar
660 ribu, sementara perempuan sebesar 640 ribu.
Kasus HIV pada kelompok usia 15 tahun ke atas sebesar 1,3 juta kasus. Adapun
pada kelompok usia anak-anak 15 tahun ke bawah sebesar 150 ribu kasus. Menurut
estimasi WHO, sebanyak 680 ribu orang meninggal karena HIV pada 2020. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 99 ribu merupakan anak di bawah 15 tahun dan 580 ribu dewasa di atas
15 tahun.
 FLU BURUNG

Virus flu burung pertama kali terdeteksi pada angsa China di tahun 1996. Dikenal
pula sebagai H5N1, virus ini pertama kali terdeteksi pada manusia pada 1997 selama
wabah unggas di Hong Kong. Virus lantas menyebar ke 50 negara di Afrika, Asia, Eropa,
sampai Timur Tengah. Menjangkiti unggas dan burung liarnya. Saat itu, ada enam negara
yang dianggap jadi endemik virus, yakni Bangladesh, China, Mesir, India, Indonesia, dan
Vietnam.
Virus ini muncul kembali dan meluas pada 2003. Awalnya menyerang warga Asia,
dan kemudian menyebar tak terbendung ke Afrika, Eropa, dan Timur Tengah. Infeksi virus
ini selalu dikaitkan dengan penyakit parah dan kematian. Tapi, saat itu, hanya orang yang
dekat dan intens melakukan kontak dengan unggas yang busa tertular. Penyebaran virus
dari manusia ke manusia memang sudah terjadi, tapi belum berkelanjutan. Penyebaran
komunitas dari virus ini juga tidak pernah diidentifikasi.
Flu burung sempat menjadi epidemi di beberapa negara. Penyakit yang disebabkan
oleh virus H5N1 ini awalnya hanya sebanyak empat kasus pada 2003. Kendati, jumlahnya
terus meningkat hingga mencapai 115 kasus pada 2006.
Pada Januari 2014, Kanada melaporkan infeksi manusia pertama dengan virus
HPAI Asian H5N1 alias flu burung. Ini terdeteksi pada seorang pelancong yang baru saja
kembali dari China. Meski begitu saat itu, belum ada laporan infeksi virus H5N1 Asia
HPAI pada manusia di AS. Virus ini juga diklaim tidak pernah terdeteksi pada unggas di
AS. Virus H5N1 yang saat itu terdeteksi pada burung liar AS, disebut virus campuran
baru, yang berbeda dengan H5N1.
Total kasus flu burung kemudian menurun di kisaran 32-88 kasus per tahun hingga
2014, namun kembali melonjak menjadi 145 kasus pada 2015. Setelah itu, jumlah kasus
flu burung terus berkurang. Bahkan, hanya ada satu kasus pada tahun lalu.
Meski begitu, Tiongkok kembali menemukan kasus flu burung di negaranya
dengan jenis virus yang langka, yakni H10N3. Virus ini menular dari unggas ke manusia,
tetapi belum terbukti mudah menular antarmanusia.
Sejak terjadinya wabah AI pada unggas di Indonesia yang dideklarasi pada bulan
Januari 2004, kasus secara bertahap menurun cukup signifikan setiap tahun yakni tahun
2007 sebanyak  2.751 kasus, tahun. 2008 sebanyak 1.413 kasus,tahun 2009 sebanyak 2293
kasus, tahun 2010 sebanyak 1502 kasus, tahun 2011 sebanyak 1.411 kasus, tahun 2012
sebanyak 546 kasus, tahun 2013 sebanyak 470 kasus, tahun 2014 sebanyak 346 kasus  dan
tahun 2015 sebanyak 41 kasus (keswan.ditjennak.pertanian.go.id). Namun perkembangan
terbaru meninggalnya 2 orang warga di Tangerang pada bulan Maret 2015 mengingatkan
kita untuk terus waspada terhadap virus ini.
Perkembangan situasi terkini AI Highly Pathogenic Avian Influenza masih banyak
terjadi di dunia terutama Afrika Utara dan bagian timur Asia. Negara yang paling
menderita adalah Cina karena mengalami banyak wabah yang disebabkan oleh beberapa
strain virus HPAI (H5N1, H7N9, H5N6 dan H5N8) dengan penyebaran yang semakin luas
dan memakan juga korban manusia yang bertambah selalu. Strain H7N9, H5N6 dan H5N8
tidak dijumpai di Indonesia, dibuktikan dengan tidak ada hasil positif pada surveilans
terhadap strain-strain tersebut. Secara global jumlah kasus pada unggas dan manusia sejak
tahun 2004 sampai Januari 2015 sudah sangat berkurang, tetapi sejak Desember 2014
sampai sekarang ada peningkatan kasus di Mesir: 352 kasus pada unggas dan 101 kasus
manusia (dengan kematian 31).
Peneliti meyakini bahwa virus terus berubah. Termasuk flu burung, yang bisa
dengan mudah menginfeksi manusia. Bahkan, ada kekhawatiran bahwa virus ini bisa
menular antar manusia dan menyebabkan pandemi. Potensi pandemi ini jelas
mengkhawatirkan. Otoritas kesehatan China bahkan terus lakukan sejumlah langkah,
seperti misal rutin melakukan pengecekan terkait potensi pandemi. Sementara itu, AS juga
menyimpan vaksin H5N1, yang akan dipakai saat virus ini nantinya mulai bisa menular
antar manusia dengan mudah.
Penyebaran wabah flu burung yang sangat patogen, membuat industri unggas
waspada. Sebelumnya wabah flu burung menyebabkan puluhan juta unggas mati. Wabah
juga menyebabkan pembatasan perdagangan. Wabah flu burung menarik perhatian ahli
epidemiologi karena virus dapat ditularkan ke manusia. China telah melaporkan 21
infeksi manusia dengan subtipe H5N6 flu burung sepanjang tahun ini, lebih banyak
dibandingkan 2020 lalu.
Menurut OIE, Korea Selatan melaporkan wabah di peternakan sekitar 770.000
unggas di Chungcheongbuk-do. OIE mengutip laporan dari pihak berwenang Korea
Selatan. Semua hewan tersebut telah disembelih. Masih di Asia, Jepang melaporkan
wabah flu burung pertama musim dingin 2021, di sebuah peternakan unggas di timur
laut. OIE membenarkan pernyataan Kementerian Pertanian Jepang pekan lalu. Adapun
serotipe wabah ini adalah H5N8.
Di Eropa, Norwegia melaporkan wabah flu burung H5N1 di wilayah Rogaland
yang menjangkiti 7.000 burung. Wabah umumnya terjadi pada musim gugur, disebarkan
oleh burung liar yang bermigrasi. Pemerintah Belgia telah memperingatkan risiko flu
burung. Pemerintah meminta unggas ditaruh di dalam ruangan mulai Senin. Sebelumnya
ditemukan varian flu burung yang sangat patogen pada angsa liar di dekat Antwerpen,
Belgia. Langkah serupa dilakukan di Prancis awal bulan ini dan Belanda pada Oktober.
Flu burung tidak dapat ditularkan melalui makanan berbahan dasar unggas.

Anda mungkin juga menyukai