OLEH :
ARHAM RUMPA, S.St.Pi.,M.Si
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
ii
4.2.2. Purse seine Skala Besar di Kawasan PPS Kendari .............. 25
4.3. Karakteristik Purse seine di PPN Muara Angke-Jakarta Utara ...... 34
4.3.1. Kapal penangkapan ikan Purse seine ........................................ 34
4.3.2. Desain dan Kontruksi Pukat Cincin (Purse seine). ................... 35
4.3.3. Alat Bantu Pukat Cincin (Purse seine) pada
KMN. Selat Jaya 06 .................................................................. 40
4.4. Karakteristik Purse seine di PPN Juwana-Jawah Tengah ............... 41
4.4.1. Kapal penangkapan ikan Purse seine ........................................ 41
4.4.2. Alat Penangkapan Ikan Purse Seine.......................................... 44
iii
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
............
No Gambar Halaman
1 Model kapal purse seine Teluk Bone ........................................................... 16
2 Model Mesin kapal purse seine Teluk Bone ................................................ 16
3 Model Desain 4/6 (jaring kecil) .................................................................... 17
4 Model Desain 5/6 (jaring Sedang) ................................................................ 17
5 Model Desain 5/7 (jaring Besar) ................................................................... 17
6 Identifikasi Komponen dan material purse seine Teluk Bone ...................... 18
7 Komponen dan material Rumpon purse seine Teluk Bone .......................... 20
8 Rumpon dan lampu obor Kab. Bone ............................................................ 21
9 Posisi dan model Gardan purse seine di teluk Bone ...................................... 22
10 Model kapal Purse seine Skala Kecil di Kawasan PPS Kendari ............... 22
11 Model desain alat tangkap Purse seine Skala Kecil ................................... 23
12 Model Material Tali dan Pemberat Purse seine Skala Kecil ...................... 24
13 Model Kapal dan mesin Purse seine........................................................... 25
14 Desain Kapal Purse seine IMJ Limah ........................................................ 26
15 Model Kapal Lampu dan Kapal penarik (ayuda) ........................................ 27
16 Model Kapal Pengangkut (Cargo) .............................................................. 27
17 Model desain alat tangkap Purse seine KM. IMJ Limah ........................... 28
18 Bagian badan jaring dari bahan nylon Twine KM. IMJ Limah .................. 29
19 Bagian jaring penguat dari bahan braided Twine ................................... 29
20 Bagian pelampung dan tali pelampung .................................................... 30
21 Rantai jaring pemberat KM. IMJ Limah.................................................... 30
22 Cincin, tali cincin dan rantai pemberat KM. IMJ Limah ........................... 31
23 Model Three angle KM. IMJ Limah ........................................................ 31
24 Model Tali kerut KM. IMJ Limah ............................................................ 31
25 Model Power Block KM. IMJ Limahh ..................................................... 32
26 Model Gardan KM. IMJ Limah ................................................................. 32
27 Model Purse block KM. IMJ Limah .......................................................... 33
28 Konstruksi Kapal ......................................................................................... 34
29 Desain Alat Tangkap KMN. Selat Jaya 06 .................................................. 35
30 Sayap (wing) ............................................................................................... 37
v
I. PENDAHULUAN
1
berpengaruh terhadap daya tangkap (Purwanto dan Nugroho, 2012). Hasil penelitian ini
masih relevan dengan hasil kajian produktivitas Purse seine yang dilakukan
sebelumnya, dimana faktor teknis alat tangkap memberikan pengaruh yang signifikan
(Iskandar et al., 2010).
Berdasarkan aspek teknis alat tangkap, efektivitas Purse seine ditentukan oleh
nilai rasio antara daya tenggelam dan daya apung. Nilai daya tenggelam dan daya apung
sangat ditentukan oleh material yang digunakan dalam pembuatan Purse seine (Nomura
dan Yamazaki, 1975). Penelitian yang dilakukan (Sutrisno 2011; Mahiswara et.al.,
2013 ; Najamuddin 2014 ; Rajab 2015; Isman, et.al 2018), mengenai analisis aspek
teknis purse seine mengungkapkan bahwa desain dan konstruksi purse seine di Perairan
Palopo, Teluk Apar, Perairan Barru dan Teluk Bone belum memenuhi standar kriteria
disain purse seine yang ideal. Namun dalam penelitian tersebut belum menggungkapkan
modifikasi alat penangkap ikan tradisional untuk beroperasi pada kondisi yang berbeda
dan pola operasi terbaik sehingga tetap efektif pada saat di operasikan di laut. Hal utama
yang menyebabkan purse seine nelayan belum memenuhi kriteria standar yang ideal
karena pertimbangan dana, ketersediaan bahan dan efisiensi dalam pelaksanaan
konstruksinya. Menurut Najamuddin (2012), kalkulasi bahan penyusun suatu alat
penangkap ikan sangat penting dilakukan dalam perancangan alat penangkap ikan.
Salah satu hal yang harus diperhitungkan adalah berapa banyak bahan yang dibutuhkan,
hal ini terkait langsung dengan dana yang diperlukan dalam konstruksinya, selain itu
efisiensi dalam pelaksanaan konstruksi.
Penelitian yang dilakukan ( Rizwan & Setiawan.I, 2011; Suryana.S.A &
Rahardjo,I.P 2013; Rumpa & Najamuddin 2017 ), Produktivitas hasil tangkapan ikan
dalam pengoperasian yang menggunakan alat tangkap purse seine sangat terkait
dengan pengaruh kesesuaian dimensi alat tangkap, kapasitas kapal dan alat bantu
penangkapan, antara lain semakin panjang jaring, dalam jaring, kecepatan kapal dan
kecepatan penarikan tali kerut semakin banyak hasil tangkapan. penelitian tersebut
masih bersifat umum. Terkhusus bagi seorang nakhoda dalam membuat alat tangkap
ikan dan mengoperasikannya, pengetahuan yang lebih spesifik terkait seberapa panjang
jaring, dalam jaring, kecepatan kapal dan kecepatan penarikan tali kerut yang
optimal di kaitkan dengan tingkah laku ikan pada saat setting dan hauling dapat
membantu dalam hal metode dan teknik penangkapan
Desain dan konstruksi alat tangkap purse seine di di beberapa daerah, khususnya
alat tangkap mini purse seine sebahagian belum memenuhi kriteria standar yang ideal
dalam hal ini kriteria SNI, namun demikian fakta lapangan menunjukkan bahwa purse
seine tersebut dapat menangkap ikan dengan baik. Disini timbul pertanyaan mengapa
hal tersebut terjadi, apakah ada hal tekhnis khusus nelayan dalam hal memodifikasi
desain dan konstruksi alat tangkap purse seine atau ada upaya lain seperti penentuan
pola operasi terbaik sehingga alat tangkap tersebut tetap efektif dalam
pengoperasiaanya.
Disisi lain kondisi lapangan juga menunjukan bahwa alat tangkap purse seine
yang dibuat oleh nelayan cenderung bervariasi terutama panjang dan dalam jaring, hal
ini dapat dilihat dari kapasitas kapal yang besar tetapi alat tangkapnya kecil dan
sebaliknya kapasitas kapal kecil tetapi alat tangkapnya panjang dan dalam, selain itu
adapula variasi yang terjadi berdasarkan penggunaan dimensi kapal, mesin dan alat
bantu penangkapan. Kondisi ini pula menyebabkan ketidaksesuaian antara dimensi alat
tangkap dengan kapalnya. .
Alat tangkap purse seine merupakan rangkaian beberapa bahan/material,
kinerjanya sangat ditentukan oleh kaidah-kaidah teknis yang rasional, baik penggunaan
jenis bahan, ukuran serta akselerasinya, sehingga didapatkan rumusan yang simultan
antara alat tangkap yang dioperasikan, sarana apung, dan alat bantu yang dipergunakan
guna mendapatkan produktivitas hasil tangkapan yang optimal.
Menurut Fyson J (1985) dalam M, Jatmiko, & Susilo, (2012) kapal perikanan
adalah kapal yang dibangun untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan usaha penangkapan
ikan dengan ukuran, rancangan bentuk dek, kapasitas muat, akomodasi, mesin serta
berbagai perlengkapan yang secara keseluruhan disesuaikan dengan fungsi dalam
rencana operasi
Menurut Ayodhyoa, (1981), secara umum terdapat dua tipe Purse seine yang telah
dikembangkan di Indonesia, yaitu, Purse seine tipe Amerika dan tipe Jepang. Letak
perbedaan kedua tipe tersebut adalah pada posisi terbentuknya kantong. Purse seine
tipe Amerika posisi terbentuknya kantong di bagian pinggir, sedangkan tipe Jepang di
bagian tengah.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk membuat tulisan ilmiah dengan
judul “Karakteristik Alat tangkap dan alat bantu penangkapan Pukat Cincin
(Purse Seine) Berdasarkan Type Amerika Dan Jepang Yang Di Operasikan Di
Indonesia“
1.2 Tujuan
1. Mengetahui desain dan konstruksi kapal purse seine
2. Mengetahui desain dan konstruksi alat tangkap purse seine
3. Mengetahui alat bantu yang digunakan dalam pengoperasian alat penangkapan ikan
Purse seine.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Purse seine dalam statistik perikanan Indonesia disebut dengan pukat cincin.
Disebut Purse seine karena pada bagian bawah dipasangi cincin (ring) yang berguna
untuk mengerutkan bagian bawah jaring sehingga berbentuk kantong, oleh sebab itu
adapula yang menyebut jaring kantong. Alat ini dioperasikan dengan cara melingkari
kawanan (schooling) ikan, sehingga disebut dengan jaring lingkar. Alat ini digunakan
untuk menangkap ikan pelagis, baik pelagis besar maupun kecil.
Berdasarkan standar klasifikasi alat penangkap perikanan laut, purse seine
termasuk dalam klasifikasi pukat cincin. Von Brandt (1984) menyatakan bahwa purse
seine merupakan alat tangkap yang lebih efektif untuk menangkap ikan-ikan pelagis
kecil di sekitar permukaan air. Purse seine dibuat dengan dinding jaring yang panjang,
dengan panjang jaring bagian bawah sama atau lebih panjang dari bagian atas. Dengan
bentuk konstruksi jaring seperti ini, tidak ada kantong yang berbentuk permanen pada
jaring purse seine. Karakteristik jaring purse seine terletak pada cincin yang terdapat
pada bagian bawah jaring.
Purse seinedioperasikan dengan melingkarkan pada gerombolan ikan, baik yang
sudah terkumpul dengan bantuan alat bantu penangkapan Pengoperasian purse seine
dilakukan dengan melingkari gerombolan ikan sehingga membentuk sebuah dinding
besar yang selanjutnya jaring akan ditarik dari bagian bawah dan membentuk seperti
sebuah kolam. Untuk memudahkan penarikan jaring hingga membentuk kantong, alat
tangkap ini mempunyai atau dilengkapi dengan cincin sebagai tempat lewatnya ”tali
kolor” atau ”tali pengerut” (Subani dan Barus 1998).
Menurut Sadhori (1985), jenis purse seine dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Berdasarkan bentuk jaring utama, yaitu : persegi atau segi empat; Trapesium atau
potongan dan Lekuk
2. Berdasarkan jumlah kapal yang digunakan pada saat operasi, yaitu: tipe satu kapal
(one boat system); dan tipe dua kapal (two boat system).
3. Berdasarkan spesies ikan yang menjadi target penangkapan : Purse seine tuna,
purse seine layang, dan purse seine kembung
Berdasarkan waktu operasi : purse seine siang, dan purse seine malam
2.2. Desain Purse seine
Perancangan (designing) alat tangkap adalah proses mempersiapkan uraian teknis
dan menggambarkan alat tangkap agar dapat memenuhi syarat –syarat penanganan alat,
teknis, operasional, ekonomis dan sosial. Jika alat tangkap kurang memuaskan maka
perlu modifikasi atau bahkan dirancang dari permulaan dengan perhitungan kesalahan
sebelumnya. Selanjutnya penampilan suatu alat penangkap ikan didalam air ditentukan
oleh banyak faktor yang saling berinteraksi satu sama lainnya, oleh karena itu faktor-
faktor yang kemungkinan mempengaruhi alat penangkap ikan harus diidentifikasi dan
diperhitungkan dalam disain alat penangkap ikan terutama dalam disain perimbangan
gaya-gaya yang bekerja terhadap alat penangkap ikan di dalam air. Najamuddin, (2012).
Menurut Sadhori (1985), keberhasilan operasi penangkan ikan dengan Purse
seine ditentukan oleh desain alat tangkapnya. Berdasarkan prinsip alat tangkap ikan
purse seine, maka pembuatan jaring harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang
dijadikan dasar pembuatan desain, antara lain sebagai berikut :
a. Jaring harus cukup panjang sehingga mampu melingkari gerombolan ikan/ sasaran
penangkapan. Panjang jaring haruslah lebih dari 15 kali panjang kapal dan panjang
kantong jaring minimal sama panjang dengan panjang kapal.
b. Jaring harus mempunyai kedalaman yang cukup besar agar ikan/ sasaran yang
meloloskan diri secara vertical ke bawah dapat terhambat oleh jaring.
c. Mata jaring harus cukup lebar untuk mengurangi berat tahan jaring tetapi pada
bagian kantong mempunyai ukuran lebih kecil dari pada bagian jaring lainnya.
d. Jaring dilengkapi dengan pelampung yang cukup untuk mendukung berat jaring
termasuk berat ikan yang tertangkap pada bagian kantong.
Dalam mendesain suatu alat tangkap yang menggunakan bahan jaring, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain; panjang dan lebar jaring, hanging
ratio, daya apung, daya tenggelam, ukuran benang dan material jaring (Fridman, 1986).
Selanjutnya Panjang jaring dengan kedalamannya sangat bervariasi untuk berbagai
keperluan terutama ikan yang menjadi tujuan penangkapannya, namun dari sekian
variasi dari panjang jaring dan kedalamanya itu ada beberapa keunggulan dan kelemahan
pada saat jaring dioperasikan (Surur, 2010).
Jika panjang jaring terlalu panjang, maka akan memperlambat proses
pelingkaran, sehingga memungkinkan ikan akan lolos dari celah jaring. Kedalaman
jaring yang kecil memungkinkan ikan meloloskan diri melalui bagian bawah pemberat.
Kecepatan tenggelam jaring yang tinggi, akan mempercepat penurunan jaring mencapai
kedalaman maksimum, sehingga ikan tidak dapat meloloskan diri kearah
horizontal.Dalam merancang ukuran kedalaman jaring memerlukan dua faktor. Satu
diantaranya kedalaman maksimum yang mungkin dicapai ikan menyelam dan kecepatan
selamnya, biasanya 20 - 30% lebih dari pada kemampuan renang ikan. Kedua ialah
perbandingan kedalaman dan panjang untuk membuat bentuk yang diperlukan selama
tali kerut ditarik, yang paling baik adalah kedalaman jaring 0,1 dari panjangnya atau 0,2
dari panjangnya (Fridman 1986).
Tali ris atas dan tali pelampung, dengan menggunakan tali yang berlawanan arah
pintalannya yang arah sejajar diharapkan purse seine tidak mudah menggulung dalam
satu arah gulungan, biasanya nelayan mengurangi kecendurungan tali untuk
menggulung dengan jalan menarik sampai daya rigidnya hampir habis. Untuk tali kerut
mempunyai ukuran yang lebih besar di antara tali yang lainnya di sesuaikan
dengan daya tahan putusnya, karena tali ini menerima beban yang sangat besar dan
dibuat dari bahan yang kuat sebisa mungkin tahan terhadap gesekan (Surur, 2010).
Berdasarkan pengamatan pukat cincin yang ada di Teluk Bone terdiri dari 3 (tiga)
model besar yaitu :
a. Model I : 3-4/5-6 kotak 18-24 bagian, artinya 3-4 PCS panjang Jaring dan 5-6
PCS dalam jaring (Model jaring kecil)
c. Model III : 5/7 kotak 35 bagian, artinya 5 PCS panjang jaring dan 7 PCS dalam
jaring (Model jaring besar)
Konstruksi material bahan alat tangkap purse seine di Teluk Bone dibagi
menjadi 3 (tiga) bagian yaitu komponen dan material Jaring, komponen dan material tali
temali dan komponen dan material pelampung dan pemberat (cincin) .
Gambar 6. Hasil Identifikasi Komponen dan material purse seine Teluk Bone
Bahan jaring yang digunakan pada umumnya pada bagian kantong polyamide
(PA) continous filament D/12,D/9 dan D/6 sedangkan pada bagian badan jaring
sebagian memakai bahan (PA) D/9 namun pada umumnya menggunakan bahan (PA)
D/6 dan sayap jaring umumnya memakai bahan D/6. Pemilihan bahan jaring dengan
menggunakan polyamide (PA) continous filament merupakan pemilihan bahan yang
tepat karena PA merupakan bahan jaring yang kuat. Hal ini sesuai pendapat Klust
(1987), bahwa jaring dari bahan polyamide (PA) memiliki 2 sifat yaitu tahan terhadap
pembusukan dan daya tahan terhadap gesekan, selain itu pemilihan bahan jaring yang
paling baik untuk purse seine adalah PA continous filament karena memiliki permukaan
yang cukup licin dan halus sehingga mengurangi tahanan air dan kecepatan tenggelam
cukup baik, selain itu PA cukup kuat sehingga dapat dipakai yang berdiameter kecil.
Ukuran mata jaring (mesh size) pada bagian kantong, badan dan sayap memiliki
ukuran yang sama yaitu 2,54 cm. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Ardidja
(2007), ukuran ideal untuk mata jaring pada pukat cincin pelagis kecil ukuran mata
jaring pada bagian kantong minimal 25 mm, ukuran mata jaring badan minimal 50 mm.
Tali ris atas dan tali pelampung pada umumnya menggunakan bahan PE
(polyethelene) pada umumnya 6 – 8 mm, panjang berkisar antara 221 – 330
meter dengan arah pintalan kiri (Z), sedangkan tali ris bawah dan tali pemberat pada
umumnya menggunakan bahan PE (polyethelene) pada umumnya 5 – 7 mm pada
umumnya lebih panjang dari tali ris atas dan pelampung berkisar antara 240 – 360
meter dengan arah pintalan kiri (Z).
Tali ris atas dengan tali pelampung dan tali ris bawah dengan tali pemberat
mempunyai arah pintalan yang sama yaitu arah pintalan kiri (Z), hal ini tidak sesuai
dengan pendapat Klust (1987), Penggunaan tali dengan pilinan yang sama kurang
tepat, mengingat dalam proses operasi penangkapan ikan akan terjadi gaya putar yang
menyebabkan tali dapat kusut. Kalau tali yang digunakan mempunyai pilinan yang
berbeda, maka gaya dari pilinan tali akan saling berlawanan sehingga menetralkan.
Tali Kerut (purse line) pada umumnya menggunakan bahan PE (polyethelene)
pada umumnya 16 – 22 mm, panjang berkisar antara 300 – 450 meter. Hasil
pengamatan tali kerut mempunyai ukuran yang lebih besar di antara tali yan g
lainnya di sesuaikan dengan daya tahan putusnya, hal ini sesuai dengan pendapat
Surur (2010), tali kerut harus mempunyai ukuran yang lebih besar karena tali ini
menerima beban yang sangat besar dan dibuat dari bahan yang kuat sebisa
mungkin tahan terhadap gesekan.
Jumlah pemberat yang digunakan tiap sampel berkisar antara 111 – 444 buah,
dengan berat berkisar 182 – 460 kg. Menurut Sadhori (1985), pemberian pemberat tidak
boleh terlalu berlebihan karena disamping merupakan pemborosan juga akan
mengurangi daya apung dan membuat jaring terlalu tegang. Pemberat yang terlalu
banyak akan menyebabkan lebar jaring yang dalam dan mengurangi kecembungan
dinding jaring selama penebaran sehingga daya serok berkurang.
a. Rumpon
Konstruksi rumpon laut dalam ini terdiri atas pelampung, tali atraktor, atraktor,
tali pemberat dan pemberat . Pelampung dirakit dari jalinan bambu yang di bagian
tengahnya diberi gabus. Tali atraktor berbahan dasar tali alami yang dipesan khusus dari
Polman atau tali Polyethilene (PE) dengan diameter berkisar 20 - 30 mm . Pada tali
atraktor diikat pelepah daun kelapa (Cocos nucifera) sebagai atraktornya dengan selang
1meter sebanyak 3 sampai 10 buah, tergantung dari panjang tali atraktor yang
digunakan.
Rumpon atau FADs (Fish Aggregating Devices) merupakan salah satu teknologi
yang berfungsi untuk mengumpulkan atau mengkonsentrasikan ikan pada suatu
kawasan perairan sehingga mengefisienkan (Telaumbanua dkk., 2004; Permen-KP RI
No. 26 Tahun 2014). Menurut Nurwahidin (2018), Rumpon yang digunakan oleh
nelayan Purse seine menyerupai rumpon yang digunakan oleh nelayan
Mandar.Perbedaannya hanya terletak pada bagian atraktor rumpon, dimana rumpon di
Teluk Bone menggunakan daun kelapa (Cocos nucifera) sebagai atraktor karena
melimpah jumlahnya, sedangkan di Kabupaten Mandar menggunakan daun Lontar.
Rumpon digunakan oleh nelayan Purse seine ini merupakan rumpon yang masuk ke
dalam kategori rumpon laut dalam karena rata-rata dipasang pada perairan di atas 200
meter (Permen-KP Nomor 26 Tahun 2014).
b. Pencahayaan
Gardan merupakan alat yang digunakan untuk menarik tali kolor (tali kerut)
pada saat melakukan houling (penarikan jaring) agar jaring terbentuk sebuah kantong.
Disamping itu Gardan juga berfungsi untuk hal-hal lain seperti pengangkatan ikan dari
jaring ke atas kapal dan pengangkatan jangkar ke atas kapal. Posisi Gardan pada kapal
purse seine di teluk Bone pada umumnya berada di Haluan kapal
Gambar 9. Posisi dan model Gardan purse seine di teluk Bone
Gambar .10 . Model kapal Purse seine Skala Kecil di Kawasan PPS Kendari
Sala satu objek pengamatan adalah KM. Anugerah dengan spesifikasi kapal
sebagai berikut :
Tabel 2. Data umum KMN. Anugerah
NO Uraian Spesifikasi
1. Nama kapal KMN.Anugrah.01
2. Jenis / type kapal Kapal jaring / penangkap
3. Panjang kapal 16,32 m
4. Lebar kapal 4,40 m
5. Tinggi draft kapal 1,59 m
6. Tanda selar GT. 24 No. 1005 / 2010
7. Bentuk badan kapal U
8. Bahan Kayu
9. Merk mesin Mitsubishi
10. Pelabuhan pangkalan Kendari
11. Jenis kapal Kayu
12. Daya muat kapal 20 Ton
13. Kecepatan maksimal 12 Knot
14. Jangkauan pelayaran Laut Banda
Sumber : Hasil wawancara dengan Nakhoda KM. Anugerah dan pengamatan langsung
4.2.1.2. Model Desain Alat Tangkap Purse seine Skala Kecil
Gambar .11 . Model desain alat tangkap Purse seine Skala Kecil
Konstruksi material bahan alat tangkap purse seine di PPS Kendari dibagi
menjadi 3 (tiga) bagian yaitu komponen dan material Jaring, komponen dan material tali
temali dan komponen dan material pelampung dan pemberat (cincin) .
a. Komponen dan material Jaring.
Bahan jaring yang digunakan pada umumnya pada bagian kantong polyamide
(PA) continous filament D/12,D/9 dan D/6 sedangkan pada bagian badan jaring
sebagian memakai bahan (PA) D/9 namun pada umumnya menggunakan bahan (PA)
D/6 dan sayap jaring umumnya memakai bahan D/6.
Gambar .11 . Model Material Jaring Purse seine Skala Kecil di Kawasan PPS Kendari
Gambar .12 . Model Material Tali dan Pemberat Purse seine Skala Kecil
Pada umumnya purse seine yang digunakan oleh nelayan di Kawasan PPS
Kendari, khususnya purse seine skala kecil berbentuk empat persegi panjang terdiri dari
gabungan beberapa lembaran jaring dengan kantong dibagian pinggir dan terdiri tiga
bagian besar jaring, yaitu sayap, badan dan kantong, dioperasikan dengan satu kapal
(one boat fishing), waktu operasi pada malam hari dan digunakan untuk menangkap
ikan pelagis kecil.
Gambar .17 . Model desain alat tangkap Purse seine KM. IMJ Limah
Kontruksi puirse seine pada KM. IMJ Limah pada dasarnya sama dengan
kontruksi purse seine umumnya, kontruksi alat tangkap purse seine secara umum terdiri
dari jaring utama, jaring penguat, tali ris atas, tali ris bawah, tali pelampung,
pelampung, tali pemberat, pemberat, tali cincin, cincin, dan tali kerut.
4.2.2.2.1. Komponen Jaring
a. Badan Jaring
Bahan jaring yang digunakan pada umumnya adalah jenis polyamide atau nylon
twine .sedangkan nomor benang yang digunakan juga berada pada bagian atas yang
tersambung dengan selvedge atas menggunakan nylon twine no.210/30 berwarna merah
dengan ukuran mata jaring 2 inchi, sedangkan pada bagian bawah yang tersambung
dengan selvedge bahwa menggunakan nylon twine no.210/49 berwarna hitam dengan
ukuran mata jaring 3 inchi.
Gambar .18 Bagian badan jaring dari bahan nylon Twine KM. IMJ Limah
b. Kantong
Khusus pada bagian kantong jaring dipilih benang yang lebih kuat dan tahan
terhadap gesekan, panas, maupun gigitan ikan. Benang yang digunakan pada bagian
kantong adalah benang dari jenis netlis twine no.80, mata jaring pada bagian kantong
adalah 1,5 inchi.
c. Jaring penguat (selvedge)
Pada bagian selvedge digunakan benang dari jenis braided twine . selvedge yang
bersambungan dengan tali ris atas dan badan jaring digunakan braided twine no.
Dengan kedalaman cm dan mata jaring inchi. Selvedge yang bersambungan dengan tali
riss bawah dan badan jaring digunakan braided twine no. Dengan kedalaman cm dan
mata jaring inchi.
Gambar .19 . Bagian jaring penguat dari bahan braided Twine KM. IMJ Limah
Gambar .22 . Cincin, tali cincin dan rantai pemberat KM. IMJ Limahh
4.2.2.2.5. Komponen Three angle
Three angle adalah penyatu bagian tali pelampung, badan jaring/selvage, dan
bagian pemberat yang terbuat dari besi putih stainless still dan berbentuk segitiga
dengan penahan pada bagian sudutnya. Bagian three angle yang pertama kali akan
diturunkan pada saat shooting dan yang pertama dinaikan pada saat hauling adalah
bagian three angle ini.
Keteragan :
1. Pelampung
2. Jaring
3. Selvage
4. Tali pelampung
5. Tali ris atas
6. Tali pelampung
7. Kantong
8. Tali kolor
9. Cincin
10. Tali pemberat
11. Tali ris bawah
12. Pemberat
Pada umumnya pukat cincin mempunyai ukuran yang relatife besar, sedangkan
ruangan yang tersedia di kapal sangat terbatas. Untuk mengetahui dimensi dan
kontruksi pukat cincin dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap desainnya atau
melalui pengamatan terhadap kondisi fisiknya secara langsung dilapangan dengan
menggelarnya pada suatu tempat yang luas. (sjarif & hudring, 2015).
Menurut Sjarif & hudring (2015), berdasarkan letak kantongnya pukat cincin
dibagi menjadi dua, yaitu pertama pukat cincin kantong pinggir adalah pukat cincin
yang bagian kantong (bunt) terdapat di salah satu bagian tepi (pinggir) pukat cincin.
Banyak digunakan pada kapal pukat cincin yang menggunakan power block. Kedua
pukat cincin kantong tegah merupakan pukat cincin kantong tengah. Dioprasikan oleh
kapal pukat cincin skala kecil dan menengah ditangani secara manual, maupun dengan
bantuan alat bantu mesin. Posisi terbentuknya kantong berada di bagian tegah,
menjadikan pukat cincin di KM. Selat Jaya -06 yang berada di (PPN) Muara Angke
Jakarta utara dikategorikan sebagai pukat cincin kantong tegah.
Adapun bagian-bagian dan bahan yang digunakan pada Pukat Cincin (Purse seine) di
KMN. Selat Jaya 06 dapat dilihat sebagai tabel 4 berikut.
Tabel 4. Rincian bahan jaring (webbing)
No. Bagian-Bagian Jaring Spesifikasi
1 Panjang alat tangkap (tali ris) 400 m
2 Bahan jaring bagian sayap PA No. 0,6 Tex
3 Bahan jaring bagian badan PA No. 0,9 Tex
4 Bahan jaring kantong Benang karet
5 Selvage PE ø 12
6 Ukuran mata jaring 1 Inch
7 Tali ris atas dan tali pelampung PE ø 16
8 Tal ris bawah dan tali pemberat PE ø 16
9 Bahan pemberat Timah
10 Cincin Baja stainless
11 Tali cincin PE ø 16
12 Tali kerut/tali kolor PE ø 30
Sumber : Data Pribadi hasil pengamatan dan wawancara
4.3.2.2. Konstruksi Pukat Cincin (Purse seine) pada KMN. Selat Jaya 06
Menurut Sjarif & Hudring (2015). Keaneka ragaman istilah yang berkaitan
dengan kontruksi pukat cincin yang berkembang di masyarakat nelayan menumbuhkan
perbedaan persepsi, sehingga diperlukan keseragaman. Kontruksi pukat cincin terdiri
dari beberapa komponen seperti pada gambar 30.
a. Sayap (wing)
Jaring pada bagian sayap berfungsi sebagai penggiring gerombolan ikan ke bagian
badan jaring yang nantinya akan diteruskan oleh badan jaring ke bagian kantong. Bahan
jaring bagian sayap terbuat dari benang poliyamide (PA) No.210 D/6 berwarna biru
muda dengan ukuran mata jaring 1inch. Dapat dilihat pada gambar 5 dibawah ini;
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
4.3.3. Alat Bantu Pukat Cincin (Purse seine) pada KMN. Selat Jaya 06
4.3.3.1 Cahaya Lampu
Cahaya lampu merupakan salah satu komponen utama dalam pengoperasian ini
yaitu mengumpulkan ikan dengan pemanfaatan cahaya, pada kapal KMN. Selat Jaya 06
dipasangkan lampu pada kapal dan rakit lampu, dimana penggunaan lampu pada kapal
dipasangkan lampu pijar 36 buah dan lampu sorot 6 buah, dihidupkan pada malam hari
untuk mengumpulkan ikan sampai tiba waktu pengoperasian, dan lampu Philips panjang
pada rakit dipasangkan 18 buah, digunakan setelah lampu kapal mati, ini bertujuan
untuk memusatkan perhatian ikan atau mengecoh ikan untuk dilingkari nantinya. Jenis
lampu yang digunakan pada kapal dapat dilihat pada gambar berikut.
a b
Pemanfaatan lampu sebagai alat bantu penangkapan ikan telah berkembang secara
cepat sejak ditemukan lampu listrik. Sebagian besar nelayan beranggapan bahwa
semakin besar intensitas cahaya yang digunakan maka akan memperbanyak hasil
tangkapannya sehingga tidak jarang nelayan menggunakan lampu yang relatif banyak
jumlahnya dengan intensitas yang tinggi dalam operasi penangkapannya. Anggapan
tersebut tidak benar, karena masing-masing ikan mempunyai respon terhadap besarnya
intensitas cahaya yang berbeda-beda (Krisdiana, 2010).
a b
3.3.3.5. Serok
Serok digunakan untuk mengangkat ikan dari jaring, serok biasanya terbuat dari
besi yang melingkar dan di beri jaring yang berbentuk kerucut.
Atmaja., S.B., D.Nugroho & M.Natsir. (2011). Respons radikal kelebihan kapasitas
penangkapan armada pukat cincin semi industri di Laut Jawa. J.Lit. Perikan.
Ind. 17 (2): 115-123.
Brandt.V, Andres, (1984). .Fish Catching Methods of The World, Fishing News Books
Ltd., Farnham, Surrey, England.
Fridman, A. L. (1986). Calculation for Fishing Gear Designs, Revised and enlarge by
PJG Carrothers P. Eng., Fishing News Books Ltd., Farnham, Surrey,
England,.
Krisdiana, D. 2010. Tingkah Laku Ikan dan Daerah Penangkapannya. CV. Baruna
Ilmu Indonesia: Cianjur
Kim SJ. (2004). An analysis of the sinking resistance of a purse seine, in the case of a
model purse seine with different netting material and sinker. Bull Korean
Soc Fish Tech 40, 29-36.
Keffi.O.S, Elof M. Katiandagho & Isrojaty J. Paransa (2013). Success of Sinar Lestari
04 purse seine operation around a fish aggregating device in Lolak waters,
North Sulawesi Province. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap
1(3): 69-75.
Klust, G. (1973). Netting Materials for Fishing Gear, Food Agriculture Organization of
the United Nations, Fishing Books Ltd., Rome.
Maniswara., Tri Wahyu Bidiarti & Baihaqi. (2013). Karakteristik Teknis Alat Tangkap
Pukat Cincin di Perairan Teluk Apar, Kabupaten Paser – Kalimantan Timur.
J. Lit Perikanan. Ind. Vol 19
Purwanto & D. Nugroho. (2012). Daya Tangkap Kapal Pukat Cincin dan Upaya
Penangkapan Pada Perikanan Pelagis Kecil di Laut Jawa. Jur. Pen. Perik.
Indonesia. Pusat Penelitian Perikanan Tangkap, Jakarta. 17 (1): 23-30
Pusat Pendidikan Peikanan dan Kelautan. 2012. Penangkapan Ikan dengan Purse Seine.
Modul Teaching Factory. Jakarta
Prado, J. & Dremiere P.Y. (1991). Workbook of Fishermen, Fisheries Industry Division,
FAO, Fishing News (books), Oxford
Rajab, R.A. (2015). Desain dan Konstruksi Pukat Cincin (Purse seine) di Perairan
Kabupaten Barru (Skripsi) tidak dipublikasikan, Makassar. Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Imanda.S.N, Setiyanto.I & Hapsari.T.D, (2016). Analysis Factors which will Affect the
Production of Mini Purse Seine Vessels in Pekalongan Archipelago Fishing
Port. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and
Technology.
SNI 7277.3: (2008). Istilah dan definisi jaring lingkar. Badan Standardisasi Nasional
Subani, W & HR Barus. (1988/1989). Alat Penangkap Ikan dan Udang Laut di
Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Departemen Pertanian Jakarta.
Sudirman, H & Mallawa. A, (2004). Teknik Penangkapan Ikan. Rineka Cipta, Makassar
.
Suryana, S.A.,, Parajogo, I. & Sukandar R. (2013). Pengaruh Panjang jaring, Ukuran
Kapal, PK Mesin, dan Jumlah ABK Terhadap Produksi Ikan Pada Alat
Tangkap Purse seine di Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek - Jawa Timur.
PSPK Student Journal, Vol. I No. 1 pp 36-43
Sjarif B, Hudring. 2015. Pukat Cincin (Purse Seine). Petunjuk Teknis Perikanan
Tangkap. Balai Besar Penangkapan Ikan: Semarang
Widagdo.A, Lee.C.W & Lee.J, (2015). Calculating and Measuring the Sinking
Performance of Small-scale Purse Seine Gear in Java, Indonesia, to Improve
the Gear. Department of Fisheries Physics, Pukyong National University,
Busan , Korea.
Wijopriono &. Genisa.A.S, (2003). Kajian Terhadap Laju Tangkap Dan Komposisi
Hasil Tangkapan Purse Seine Mini Di Perairan Pantai Utara Jawa Tengah,
Torani, Vol. 13 (1) Maret 2003 : 44-50.
Wiyono.E.K & Hufiadi (2014). Optimizing purse seine fishing operations in the Java
Sea, Indonesia. Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation
International Journal of the Bioflux Society Volume 7, Issue 6.