Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR JAWABAN LMS 1

NIKEN SABILLA SUPRAPTO

(856217074)

1. TUNTUTAN PEDAGOGIS PKn DI SD

Istilah Pedagogis diserap dari bahasa Inggris paedagogical. Akar kata


dari paes dan ago (bahasa latin), artinya Saya Membimbing. Kemudian muncul
istilah paedagogy yang artinya ilmu mendidik atau Ilmu Pendidikan (Purbakawatja
1956). Tututan pedagogis dalam modul ini diartikan sebagai pengalaman belajar (learning
experiences) yang bagaimana diperlakukan untuk mencapai tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan, dalam pengertian ketuntasan penguasaan kompetensi penguasaan
kompetesi kewarganegaraan yang tersurat dan tersirat dalam lingkup dan kompetensi dasar.

Semua kompetensi dasar untuk setiap kelas menuntut prilaku nyata (overt behavior). Hal ini
berarti bahwa konsep dan nilai kewarganegaraan diajarkan tidak boleh berhenti pada
pemikiran semata, tetapi harus terwujudkan dalam perbuatan nyata. Dengan kata lain, PKn
menuntut terwujudnya pengalaman belajar yang bersifat utuh memuat belajar kognitf,
belajar nilai dan sikap, dan belajar perilaku. PKn seharusnya tidak lagi memisah-misahkan
domain-domain prilaku dalam belajar.

Proses pendidikan yang menjadi kepedulian PKn adalah proses pendidikan yang terpadu
utuh, yang juga disebut sebagai bentuk confluent educatin (Mc, Neil, 1981), tuntutan
pedagogis ini memerlukan persiapan mental, professionalitas, sossial guru-Murid ysng
kohesif. Guru siap memberi contoh dan menjadi contoh. Ingatlah pada postulat bahwa Value
is neither tough now cought, it is learned (Herman 1966). Nilai tidak bisa diajarkan ataupun
ditangkap sendiri, tetapi dicerna melalui proses belajar. Oleh karena itu, nilai harus termuat
dalam mater Pelaajaran PKn.

PKn mata pelajaran dengan visi utama sebagai pendidikan demokrasi yang bersifat
multidimensional. Ia merupakan pendidikan demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial,
dan masalah pendidikan politik. PKn dinilai sebagai mata pelajaran yang mengusung misi
Pendidikan Nilai dan Moral, dengan alasan sebagai berikut:

1. Materi PKn adalah Konsep- konsep nilai Pancasila dan UUD 1945 beserta dinamika
peerwujudan dalam kehidupan masyarakat negara Indonesia.

2. Sasaran akhir belajar PKn adalah perwujudan nilai-nilai tersebut dalam prilaku nyata
dalam kehidupan sehari-hari.

3. Proses pembelajaran menuntut terlibatnya emosional, intelektual, dan sosial dari


peserta didik dan guru sehingga nilai-nilai itu bukan hanya dipahami (bersifat kognitif) tetapi
dihayati (bersifat objektif) dan dilaksanakan (bersifat prilaku).
Sebagai pengayaan teoritik, pendidikan nilai dan moral sebagaimana dicakup dalam PKn
tersebut, dalam pandangan Lickona (1992) disebut “Educating for character” atau
“pendidikan watak”. Lickona mengartikan watak atau karakter sesuai dengan pandangan
filosof Michael Novak (Lickona 1992: 50-51). Yakni compatible mix of all thoese virtues
identified sense down traditions , litersry, stories, the sages, and persons of common sense
down through history. Artinya suatu perpaduan yang harmomis dari berbagai kebijakan yang
tertuang dalam keagamaan, sastra, pandangan kaum, cerdik-pandai dan manusia pada
umumnya sepanjang zaman.

Liickona (1992,51) memamdang karakter atau watak itu memiliki tiga unsur yang saling
berkaitan yakni: moral knowing, moral feeling, and moral behavior (Konsep moral, sikap
moral, Prilaku moral)

2. Piaget, Kohlberg dan Lickona merupakan tokoh tokoh Psikologi Pendidikan ala Barat. Mereka
semuanya menekankan pada tahap perkembangan anak dan pentingnya penanaman moral
bagi seorang anak.

Mengimplementasikan aspek moral knowing, moral feeling dan moral behaviour (perilaku
moral ) sebagai esensi dari pendidikan karakter sangat penting untuk dilakukan saat ini.
Menerapkan pendidikan karakter yang sesuai dengan kondisi dan tahap perkembangan moral
individu merupakan upaya bijak yang harus terus menerus ditumbuh kembangkan oleh seorang
pendidik.

Namun yang terpenting dari semua itu kita juga harus mengingat peran Psikologi Sosial
Budaya, bahwa masing masing tempat memiliki ciri budaya dan keunikannya masing masing.
Kita tidak bisa menerapkan nilai nilai psikologi ala barat itu 100 persen, walaupun itu sangat
bagus secara teoritikal. Namun pengadaptasian suatu teori dengan budaya setempat adalah
sangat bijak.

Jadi secara akademis teori itu dapat digunakam sebagai sumber teori dalam membangun
desain penididikan kita, namun perlu diingat bahwa tentang pewarisan nilai moral nenek
moyang kita juga tidak kalah arif dan bijaksananya. Untuk itu alangkah lebih bijaknya kita
dalam mengenbangkan teori maupun desain pendidikan tetap berpegang teguh pada nilai
moral Nusantara dengan diimbangi oleh pemikiran Psikologi ala Barat.

3. MODEL WEBBED

Model webbed sering disebut jaring laba-laba, adalah model pembelajaran yang
dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecendrungan dapat disampaikan
melalui beberapa mata pelajaran. Model ini pada dasarnya merupakan bentuk perpaduan
yang bertolak dari pendekatan tematis inter atau antarmata pelajaran dalam
mengintegrasikan bahan dan kegiatan pembelajaran.

Guru dituntut secara serius dan mendalam untuk memahami dan memilih tema esensial
yang memiliki keterkaitan materi yang dapat dipadukan. Sebenarnya guru sekolah dasar
tidak akan banyak menemui kendala karena sudah terbiasa mengajar berbagai mata
pelajaran sehingga paham betul tentang butir-butir materi setiap pelajaran
4. Metode bernyanyi Anak-anak paling suka menyany, sehingga putarlah lagu-lagu
nasionalisme untuk dinyanyikan bersama. Dengan menyanyi, anak-anak akan cepat tahu dan
hafal. Dengan cara ini, anak-anak akan akrab dan hafal lagu-lagu nasional. Maka timbullah
semangat cinta tanah air yang tertanam dalam benak anak.

Metode wisata Setiap kali mengajak anak-anak wisata, ajaklah ke temoat=temoat bersejarah
atau museum perjuangan. DI temoat tersebut bisa dijelaskan banyak hal tentang
perjuangan. Hal ini menjadi penting, karena anak-anak akan selalu mengingat kesan dan
pesan selama mereka berwisata. Di tempat wisata akan banyak cerita dan perngetahuan
tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Baca juga: Raja-Raja yang Berkorban demi
Bangsa Dari situ, semangat cinta tanah air akan tertanam di benak anak-anak karena kisah
perjuangan masyarakat Indonesia untuk merdeka dan mempertahankannya

Metode bercerita Anak-anak yang terkadang serba ingin tahu, biasanya akan meminta guru
uintuk membacakan cerita atau mendongeng. Berikanlah cerita atau dongeng mengani
sejarah kemerdekaan atau tentang Indonesia yang menarik. Dari cerita ini, anak-anak akan
mengingat perjuangan para pahlawan.

Metode menggambar Kenalkan buku sedini mungkin ke anak-anak, khususnya buku


bergambar. Pilihlah buku-buku bergambar tentang pahlawan dan pejuang Bangsa Indoensia.
Sehingga anak-anak bisa melihat langsung bagaimana semua pahlawan memperjuangan
bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai