Anda di halaman 1dari 64

MAGANG KERJA DI PT DUA TIGA EMPAT

(STUPPADATA) YOGYAKARTA

LAPORAN MAGANG

Disusun oleh
OKTAFFAQQUR HIDAYAT (5180911034)

Arsitektur – Program Sarjana


Universitas Teknologi Yogyakarta
2021
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR – PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

PENGESAHAN PERUSAHAAN

Menyatakan bahwa
(Oktaffaqqur Hidayat-5180911034)

Telah melaksanakan Magang di :


(PT Dua Tiga Empat Konsultan)
(Jl. Jogja Ring Road Utara No.234, Manggung, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281)

Dan

Telah Menyusun Laporan Magang dengan judul


(Magang Kerja Di PT Dua Tiga Empat (STUPPADATA) Yogyakarta)

Yogyakarta, 12 Juni 2021

Fredi Yanwar, S.T,. IAI

ii
MAGANG KERJA DI PT DUA TIGA EMPAT
(STUPPADATA) YOGYAKARTA

KODE MATAKULIAH
MAGANG

Telah dievaluasi pada tanggal ………..

Menyetujui,
Pembimbing Magang

(Dr. Ir. Endang Setyawati, M.T)


NIK 0017026401

Mengetahui,
Ketua Program Studi Arsitektur,

(Dr. Ir. Endang Setyawati, M.T)


NIK 0017026401

iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
JUDUL LAPORAN MAGANG

Peserta Magang
(Oktaffaqqur Hidayat-5180911034)

Peserta Magang telah melaksanakan penyusunan


LAPORAN MAGANG
Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan,
dan dinyatakan layak

Catatan :

Menyetujui,
Yogyakarta,
Dosen Pembimbing

(…………………)

iv
ABSTRAK

Laporan Magang Kerja di PT Dua Tiga Empat Konsultan (STUPPADATA). Laporan Magang
Kerja ini dibuat sebagai gambaran sebagai hasil yang telah dilakukan selama magang kerja
dengan tujuan memperoleh pengalaman di dunia kerja serta dalam rangka menunjang aspek
keahlian profesional Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi Yogyakarta pada
tahun 2021. PT Dua Tiga Empat Konsultan (STUPPADATA) beralamat di Jl. Jogja Ring Road
Utara No.234, Manggung, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta 55281.

Magang Kerja dilaksanakan selama hampir tiga bulan yang mulai Februari 2021 sampai Juni
2021. Kegiatan yang dilakukan selama Magang Kerja yang dilakukan praktikan adalah
membuat gambar DED, Merevisi gambar DED, dan mengupdate gambar DED.

Tujuan dilaksanakan Magang Kerja ialah untuk meningkatkan wawasan pengetahuan,


pengalaman, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki oleh mahasiswa. Selama
melaksanakan Magang Kerja, praktikan dibimbing oleh pak Fredi, selaku Pembimbing dan
pemberi arahan selama Magang. Meskipun selama Magang Kerja mengalami beberapa
kendala, namun kegiatan Magang Kerja tetap terlaksana dengan cukup baik sehingga praktikan
mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman baru terkait hal-hal yang berhubungan dengan
Perencanaan dan Perancangan kawasan, hal seperti ini berhubungan dengan ilmu Arsitektur
Lanskap.

v
ABSTARCT

Intern reports at PT Dua Tiga Empat Consultant (STUPPADATA). The report on this internship
provides an overview of what has been done during an internship with a view to gaining
experience in the workforce and in support of professional expertise, at the Technology
Yogyakarta University’s of Science and Technology Departement by 2021. PT Dua Tiga Empat
Consultant (STUPPADATA) based on Jl. Jogja Ring Road north no.234 ,
Manggung,Condongcatur, Depok District , Sleman City , Daerah Istimewa Yogyakarta 55281.

The internship ran for almost three months from February 2021 to June 2021. The activity
carried out during a practice internship was to draw the picture DED, to revise the picture DED,
and to update the picture DED.

The purpose of an apprenticeship is to increase the insights of knowledge, experience, abilities,


and skills that college students have. During the course of the apprenticeship, the practice was
guided by Mr. Fredi, who was the tutor and the instructer during the apprenticeship. Although
some obstacles are encountered during the job internship, it is still being done well enough to
make a practice for many new sciences and experiences relating to the planning and designing
of the region, something like this has to do with landscape architecture.

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan ini. Adapun judul yang penulis gunakan
dalam laporan ini adalah MAGANG KERJA DI PT DUA TIGA EMPAT (STUPPADATA)
YOGYAKARTA yang dibuat sesuai Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan oleh
penulis di PT. Dua Tiga Empat (STUPPADATA) selama tiga bulan.
Penulisan laporan ini bertujuan menunjang aspek keahlian profesional Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
memiliki banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini penulis berharap agar dapat bermanfaat dan memberikan
ilmu baru bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya. Penulisan
laporan ini, bukanlah hal yang mudah untuk penulis selesaikan sendiri. Namun, berkat ridha
dan karunia Allah SWT disertai dengan dukungan dan motivasi dari orang-orang sekitar
penulis, akhirnya laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, penulis ingin menghanturkan terimakasih
kepada :
1. Allah SWT atas limpahan kesempata, nikmat, rahmat dan berkah-Nya,
2. Ibu Dr. Ir. Endang setyawati, M.T selaku Pembimbing Magang dan Kaprodi
Arsitektur,
3. Bapak Wiliarto Wirasmoyo, S.T,. M.Sc selaku koordinator mata kuliah Praktik
Kerja Profesi Arsitek,
4. Bapak Fredi Yanwar, S.T,. IAI selaku Pembimbing di PT Dua Tiga Empat
(STUPPADATA)
5. Seluruh pegawai di PT Dua Tiga Empat (STUPPADATA)
6. Teman-teman satu kontrakan yang selalu memberi masukan dan motivasi
7. Orangtua yang senantiasa memberikan dukungan dalam melaksanakan dan
penyusunan laporan Magang

vii
Terimakasih Penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung
Penulis. Semoga segala kebaikan yang telah dilakukan tersebut mendapat balasan dan amal
dari Allah SWT. Permohonan maaf pun Penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat
khususnya pihak sekolah dan industri, apabila selama praktik kerja lapangan dan Proses
penyusunan laporan ini terdapat kesalahan dan kekurangan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, Penulis dan mampu menginspirasi yang lainnya untuk
menghasilkan karya tulis yang lebih baik

Yogyakarta, 14 Juni 2021

Oktaffaqqur Hidayat
(5180911034)

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN ........................................................ ii


LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG ............................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iv
ABSTRAKSI ............................................................................................................ v
ABSTARCT ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
DAFTAR ISI............................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar belakang Permasalahan ....................................................................... 1
1.2 Tinjauan Perusahaan..................................................................................... 1
1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah ............................................................ 2
1.3.2 Identifikasi ............................................................................................ 2
1.3.3 Perumusan masalah ............................................................................... 2
1.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi ................................................................ 3
1.4.1 Pembatasan Masalah ............................................................................. 3
1.4.2 Asumsi .................................................................................................. 3
1.5 Tujuan Magang............................................................................................. 3
1.6 Manfaat Magang........................................................................................... 4
1.7 Metodologi Magang ..................................................................................... 4
1.7.1 Meteodologi pra pelaksanaan praktik magang ..................................... 4
1.7.2 Meteodologi pelaksanaan praktik magang............................................ 4
1.8 Sistematik Penulisan..................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 7
2.1 Perencanaan dan Perancangan Lanskal dan RTHP ...................................... 7
2.2 Lanskap ........................................................................................................ 8
2.3 Ruang Terbuka Hijau Publik ...................................................................... 21
BAB 3 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .................................. 22
3.1 Pengumpulan Data ..................................................................................... 22
ix
3.2 Pengolahan Data ......................................................................................... 22
3.2.1 Proyek Penataan RTHP Sendang Ontrowulan Sumberlawang ........... 22
3.2.2 Proyek Kios Kuliner Dermaga dan RTHP Sumberlawang ................. 24
3.2.3 Proyek Shealter Shuttle Service Dermaga dan RTHP Sumberlawang 27
3.2.3 Proyek Revitalisasi Sendang Truno .................................................... 31
BAB 4 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM .............................. 37
4.1 Analisis Hasil pengamatan ......................................................................... 37
4.1.1 Analisis Pekerjaan Dalam Kantor ....................................................... 37
4.1.2 Analisis Pekerjaan Luar Kantor (di lapangan) .................................... 37
4.2 Usulan Perbaikan Sistem ............................................................................ 37
4.2.1 Usulan Perbaikan Dalam Kantor ........................................................ 37
4.2.2 Usulan Perbaikan Luar Kantor (di lapangan) ..................................... 38
4.1 Analisis Hasil pengamatan ......................................................................... 38
4.1.1 Analisis Pekerjaan Dalam Kantor ....................................................... 38
4.1.2 Analisis Pekerjaan Luar Kantor (di lapangan) .................................... 38
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 39
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 39
5.2 Saran ........................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 42

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Logo Perusahaan ............................................................................ 2


Gambar 2.1 Garis Vertikal ............................................................................... 11
Gambar 2.2 Garis Horizontal ........................................................................... 11
Gambar 2.3 Garis Diagonal .............................................................................. 11
Gambar 2.4 Garis Lengkung ............................................................................ 12
Gambar 2.5 Sirkulasi ........................................................................................ 16
Gambar 2.6 Parkir Pararel ................................................................................ 17
Gambar 2.7 Parkir 30° Satu Arah ....................................................................... 17
Gambar 2.8 Parkir 45° Satu Arah ....................................................................... 17
Gambar 2.9 Parkir 60° Satu Arah ....................................................................... 18
Gambar 2.10 Parkir 90° Satu Arah ..................................................................... 18
Gambar 2.11 Parkir Susunan Diagonal ............................................................ 18
Gambar 3.1 SitePlan Overlay Sendang Ortowulan .......................................... 23
Gambar 3.2 Tampak Kawasan A-A Sendang Ortowulan ................................ 23
Gambar 3.3 Tampak Kawasan B-B Sendang Ortowulan ................................. 24
Gambar 3.4 Potongan Kawasan A-A Sendang Ortowulan .............................. 24
Gambar 3.5 Potongan Kawasan B-B Sendang Ortowulan ............................... 24
Gambar 3.6 Kayplan Sumberlawang................................................................ 25
Gambar 3.7 Denah Kios Kuliner Sumberlawang ............................................. 26
Gambar 3.8 Tampak A-A Kios Kuliner Sumberlawang .................................. 26
Gambar 3.9 Tampak B-B dan Tampak C-C Kios Kuliner Sumberlawang ...... 26
Gambar 3.10 Potongan A-A Kios Kuliner Sumberlawang .............................. 27
Gambar 3.11 Potongan B-B dan Potongan C-C Kios Kuliner Sumberlawang 27
Gambar 3.12 Denah Shealter Shuttle Service Sumberlawang ......................... 28
Gambar 3.13 Tampak A-A Shealter Shuttle Service Sumberlawang .............. 29
Gambar 3.14 Tampak B-B Shealter Shuttle Service Sumberlawang ............... 29
Gambar 3.15 Potongan A-A Shealter Shuttle Service Sumberlawang ............ 30
Gambar 3.16 Potongan B-B Shealter Shuttle Service Sumberlawang ............. 30
Gambar 3.17 Keyplan Revitalisasi Sendang Truno ......................................... 31
Gambar 3.18 Denah Sendang Truno ................................................................ 32

xi
Gambar 3.19 Tampak A-A Sendang Truno ..................................................... 32
Gambar 3.20 Tampak B-B Sendang Truno ...................................................... 33
Gambar 3.21 Potongan A-A Sendang Truno ................................................... 33
Gambar 3.22 Potongan B-B Sendang Truno .................................................... 33
Gambar 3.23 Detail Parkiran Mobil Sendang Truno ....................................... 34
Gambar 3.24 Detail RTH 1 Sendang Truno ..................................................... 34
Gambar 3.25 Detail RTH 2 Sendang Truno ..................................................... 35
Gambar 3.26 Detail Tangga Tipe-1 Sendang Truno ........................................ 35
Gambar 3.27 Detail Tangga Tipe-2 Sendang Truno ........................................ 36

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Praktik Magang ....................................... 43


Lampiran 2 Laporan Mingguan Pelaksanaan Praktik Magang ........................ 44
Lampiran 3 Lembar Penilaian Perusahaan ....................................................... 51

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka menunjang aspek keahlian profesional Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Teknologi Yogyakarta telah menyediakan sarana dan prasarana penunjang
pendidikan dengan lengkap, namun sarana dan prasarana tersebut hanya menunjang aspek
keahlian profesional secara teori saja. Dalam dunia kerja nantinya dibutuhkan keterpaduan
antara pengetahuan akan teori yang telah didapatkan dari bangku perkuliahan dan pelatihan
praktik di lapang guna memberikan gambaran tentang dunia kerja yang sebenarnya.

Magang Kerja merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja secara langsung
di dunia kerja. Magang Kerja ini merupakan suatu kegiatan praktik bagi mahasiswa dengan
tujuan mendapatkan pengalaman dari kegiatan tersebut, yang nantinya dapat digunakan untuk
pengembangan profesi. Kegiatan magang kerja ini dilaksanakan di PT DUA TIGA EMPAT.
PT DUA TIGA EMPAT adalah salah satu PT yang bergerak dibidang konsultan arsitektur.
Pemilihan lokasi magang kerja di PT Dua Tiga Empat dengan alasan karena PT Dua Tiga
Empat merupakan perusahaan besar yang memiliki prospek dalam bidang Pengembangan
Kawasan Pariwisata.

Pelaksanaan magang kerja di PT DUA TIGA EMPAT yang merupakan salah satu
perusahaan salah satu PT yang bergerak dibidang konsultan arsitektur. Pada pelaksanaan
magang kerja ini penulis memilih PT DUA TIGA EMPAT karena saya tertarik untuk
mempelajari Arsitektur Urbane. Dengan melakukan kegiatan magang kerja di PT DUA TIGA
EMPAT, diharapkan penulis mendapatkan pengetahuan yang terkait dengan topik, yaitu
Pengembangan Kawasan Pariwisata.

1.2 Tinjauan Perusahaan


PT Dua Tiga Empat Konsultan ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
konsultan arsitektur. Perusahaan ini perusahaan ini bediri pada 10 Maret 2009.

STUPPADATA, satu-satunya Pusat Data dan Informasi pariwisata, Budaya dan


Pembangunan di Indonesia sejak tahun 1987 telah mengabdikan diri dalam pengembangan

1
koleksi data dan informasi di bidang pariwisata, budaya dan pembangunan dalam arti luas,
secara sistematis dan professional.

STUPPADATA, yang berkedudukan di Yogyakarta, mempunyai lebih dari 12.000 koleksi,


berdedikasi penuh untuk mengabdikan diri dalam melayani masyarakat luas didalam
mengembangkan pariwisata, budaya dan pembangunan, memalui segala macam bentuk
pelayanan penyediaan data dan informasi baik dari dan ke Indonesia maupun jaringan pusat
data dan informasi diseluruh dunia.

Gambar 1.1 Logo Perusahaan


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

Nama : PT DUA TIGA EMPAT (STUPPADATA)

Lokasi Perusahaan : - Jl. Jogja Ring Road Utara No.234, Manggung, Condongcatur, Kec.
Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Sejarah Singkat : STUPPADATA merupakan Pusat Data dan Informasi pariwisata,


Budaya dan Pembangunan di Indonesia sejak tahun 1987

Jenis Layanan : pengembangan koleksi data dan informasi di bidang pariwisata, budaya
dan pembangunan dalam arti luas, secara sistematis dan professional

1.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah


1.3.1 Identifikasi
Bagaimana proses perencanaan dan perancangan desan arsitektur pada proyek Penataan
RTHP Sendang Ortowulan Kec. Sumberlawang Gunung Kemukus Kabupaten Seragen dan
Kios Kuliner Dermaga dan RTHP Sumberlawang.

1.3.2 Perumusan masalah


a. Bagaimana proses perancangan proyek Penataan RTHP Sendang Ortowulan Kec.
Sumberlawang Gunung Kemukus Kabupaten Seragen.

2
b. Bagimana proses perancangan proyek Kios Kuliner Dermaga dan RTHP
Sumberlawang.

1.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi


1.4.1 Pembatasan Masalah
Batasan pembahasan yang dilakukan berdasarkan pada jangka waktu program
magang kerja di PT Dua Tiga Empat (STUPPADATA) yaitu dimulai sejak tanggal 9
Februari 2021 sampai akhir 4 Juni 2021 (tiga bulan) pekerjaan yang dilakukan selama
mengikuti magang kerja di PT Dua Tiga Empat (STUPPADATA) antara lain:
a. Membuat gambar ded revitalisasi sendang truno.
b. Membuat gambar ded potongan Talud & gambar detail, potongan detail sendang
truno.
c. Merevisi gambar ded Pendopo dan Serambi Sendang Ontrowulan.
d. Mengupdate gambar tampak dan potongan Sendang Ontrowulan.
e. Merevisi gambar ded area bilas putra & Putri Sendang Ontrowulan.
f. Merevisi gambar ded Kios Kuliner Dermaga dan RTHP Sumber Lawang.
g. Merevisi gambar ded Shelter Shuttle Service Dermaga dan RTHP Sumber
Lawang.

Dalam pelaksanaan Magang Kerja Profesi Arsitek, praktikan terlibat dalam


beberapa proyek yang akan dianalisis lebih lanjut, diantaranya:
a. Proyek Penataan RTHP Sendang Ortowulan Kec. Sumberlawang Gunung
Kemukus Kabupaten Seragen.
b. Proyek Kios Kuliner Dermaga dan RTHP Sumberlawang.

1.4.2 Asumsi
Pada laporan ini mencakup pembahasan semua aspek-aspek yang berkaitan dengan
proses perancangan di PT Dua Tiga Empat Konsultan (STUPPADATA)

1.5 Tujuan Magang


Adapun tujuan kegiatan magang kerja adalah:
1. Melakukan berbagai kegiatan magang kerja di PT Dua Tiga Empat (STUPPADATA)
untuk mengetahui peroses perancangan proyek Penataan RTHP Sendang Ortowulan

3
Kec. Sumberlawang Gunung Kemukus Kabupaten Seragen dan Kios Kuliner Dermaga
dan RTHP Sumberlawang
2. Menambah pengalaman dan wawasan mengenai dunia kerja di perusahaan profesional
yang bergerak di bidang Konsultan Arsitektur.
3. Melatih mahasiswa di lapangan dalam aspek konsultan arsitektur yang tidak tercakup
di proses perkuliahan.

1.6 Manfaat Magang


Adapun tujuan kegiatan magang kerja adalah:
1. Sebagai sarana latihan dan penerapan ilmu yang telah didapat di perkuliahan.
2. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman di dunia
kerja bidang Drafter.

1.7 Metodologi Magang


1.7.1 Metodologi Pra Pelaksanaan Praktik Magang

Metode pertama yang dilakukan adalah mendaftar dan memilih biro arsitek untuk
melaksanakan Praktik Kerja Profesi Arsitek. Penulis tertarik dengan praktik kerja yang
berfokus pada perancangan dan perencanaan arsitektur kemudian penulis mengirim CV dan
portofolio melalui email ke PT Dua Tiga Empat Konsultan (STUPPADATA) yang kemudian
mendapat balasan dan dinyatakan diterima untuk melakukan magang kerja selama jangka
waktu yang telah ditentukan.

1.7.2 Metodologi Pelaksanaan Praktik Magang


1.7.2.1 Jangka waktu
Penulis melakukan kegiatan Magang Kerja Profesi Arsitek selama tiga bulan,
dimulai 9 Februari 2021 sampai dengan 4 Juni 2021. Praktik kerja dilakukan selama
hari Senin-Jumat selama 8 jam per hari.
1.7.2.2 Sistem Kerja
Sistem kerja merupakan alur yang dilakukan oleh penulis selama melakukan
magang kerja di PT Dua Tiga Empat Konsultan, Alur tersebut antara lain:

4
a. Pembimbing memberi arahan kerja yang harus dilakukan oleh praktikan,
termasuk apa saja yang harus dikerjakan serta berupa produk apa yang
dihasilkan.
b. Penulis mengerjakan tugas yang diberikan oleh pembimbing.
c. Penulis menyampaikan progresya dan diskusikan bersama pembimbing.
d. Pembimbing memberikan revisi jika diperlukan.

1.7.3 Metode Observasi


Metode yang dilakukan dalam praktikan laporan praktik kerja diantaranya:
1.7.3.1 Metode Wawancara
Penulis menanyakan langsung kepada pembimbing mengenai projek desain serta
untuk memperkuat landasan teori yang digunakan.
1.7.3.2 Tahap Kesimpulan
Membuat kesimpulan dari hasil dan analisis yang telah dilakukan, serta memberikan
saran bagi praktikan, konsultan, dan Program Studi Arsitektur Universitas Teknologi
Yogyakarta.

1.8 Sistematik Penulisan


1.8.1 Bab 1 : Pendahuluan
Dalam bab ini penulis mengulas tentang latar belakang permasalahan, tinjauan
perusahaan, identifikasi dan perumusan masalah, pembatasan dan asumsi, tujuan
magang, manfaat magang, meteodologi magang, dan membahas sistematika penulisan.

1.8.2 Bab 2 : Tinjauan Pustaka


Dalam bab ini penulis mengulas tentang perencanaan dan perancangan lanskap dan
RTHP, apa itu lanskap, elemen-elemen yang ada dalam lanskap, unsur-unsur desain
lanskap, aplikasi desain lanskap, prinsip desain lanskap, dan membahas apa itu RTHP.

1.8.3 Bab 3 : Pengumpulan dan Pengolahan Data


Dalam bab ini penulis mengulas tentang Pengumpulan data (data yang diperlukan, cara
pengumpulan dta, alat pengumpulan data, dan pengujan data) dan cara pengolahan data
yang membahas tentang Proyek Penataan RTHP Sendang Ontrowulan Kec.
Sumberlawang, Proyek Kios Kuliner Dermaga dan RTHP Kec. Sumberlawang, Proyek

5
Shealter Shuttle Service Dermaga dan RTHP Kec. Sumberlawang, dan Proyek
Revitalisasi Sendang Truno.

1.8.4 Bab 4 : Analisis dan Usulan Perbaikan Sistem


Dalam bab ini penulis membahas analisis hasil pengamatan yang masih kurang pada
instansi seperti sistem kerja dan penulis memberi usulan perbaikan sistem beserta
analisis usulan perbaikan sistem tersebut.

1.8.5 Bab 5 : Kesimpulan dan Saran


Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil laporan praktik magang di PT Dua
Tiga Empat (STUPPADATA) di Yogyakarta.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan dan Perancangan lanskap dan RTHP


2.1.1 Pengertian Perencanaan
Perencanaan (planning) adalah tahap pengembangan konsep yang dinyatakan
sebagai rencana lanskap (landscape plan), yang dapat disajikan dalam bentuk
rencana lanskap total atau rencana tapak (site plan).
2.1.2 Pengertian Perancangan (design)
Perancangan (design) yaitu berisi elemen-elemen yang sudah harus spesifik
dalm hal jumlah, ukuran, jenis, warna dan lain-lain. Hasil dari desain berupa
rancangan lanskap detail (gambar tampak dan potongan, rancangan penanaman,
konstruksi, instalasi dan sebagainya) serta uraian-uraian tertulis (Rencana
Anggaran Biaya).
2.1.3 Pengertian Perencanaan lanskap
Perencanaan lanskap ini merupakan suatu bentuk kegiatan penataan yang
berbasis lahan (land based planning) melalui kegiatan pemecahan masalah yang
dijumpai dan merupakan proses untuk pengambilan keputusan berjangka panjang
guna mendapatkan suatu model lanskap atau bentang alam yang fungsional estetik
dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan keinginan manusia dalam
upaya meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraannya. Secara ringkas dinyatakan
bahwa kegiatan merencanakan suatu lanskap adalah suatu proses pemikiran dari
suatu ide, gagasan atau konsep kearah suatu bentuk lanskap atau bentang alam nyata
(Asril, 2008).
2.1.4 Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area yang memanjang berbentuk jalur dan
atau area mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja di tanam.
RTH publik adalah RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah
kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum.
Contoh RTH Publik (RTHP) adalah taman kota, hutan kota, sabuk hijau (green
belt), RTH di sekitar sungai, pemakaman, dan rel kereta api.

7
2.2 Lansekap
2.2.1 Pengertian Lanskap
Lansekap sering diartikan sebagai taman atau pertamanan. Dalam KBBI
lansekap diartikan sebagai tata ruang di luar gedung (untuk mengatur pemandangan
alam). Menurut Simonds (1983), lansekap merupakan suatu bentang alam dengan
karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dengan
karakter menyatu secara alami dan harmonis unutk memperkuat karakter lansekap
tersebut. Menurut Suharto (1994) lansekap mencakup semua elemen pada tapak,
baik elemen alami (natural landscape), elemen buatan (artificial landscape) dan
penghuni atau makhluk hidup yang ada di dalamnya. Dapat disimpulkan, pengertian
lansekap adalah suatu lahan atau tata ruang luar dengan elemen alami dan elemen
buatan yang dapat dinikmati oleh indera manusia
2.2.2 Elemen-elemen Lanskap
Secara umum Booth (1988) mengkategorikan elemen-elemen lansekap tersebut
kedalam 6 (enam) elemen dasar, yaitu :
1. Landfrom – bentukan lahan yang merupakan elemen sangat penting sebagai
tempat dimana elemen-elemen lainnya ditempatkan.
2. Tanaman – semua jenis tanamana yang dibudidayakan ataupun alami dari
penutup tanah sampai pohon, memerlukan pertimbangan khusus dalam
peletakkan menyesuaikan pertumbuhannya.
3. Bangunan – elemen lansekap yang membangun dan membatsi ruang luar,
mempengaruhi pemandangan, memodifikasi iklim mikro, dan mempengaruhi
organisasi fungsional lansekap.
4. Site structure – elemen-elemen yang dibangun dalam lansekap tertentu seperti
ramp, pagar, pergola, gazebo, kursi, dan lain sebagainya
5. Pavement – perkerasan merupakan elemen lanskap untuk mengakomodasi
penggunaan yang intensif di atas permukaan tanah.
6. 6. Air – elemen yang bergerak, menghasilkan suara, dan bersifat reflektif

Menurut Ashihara (1996) perancangan taman perlu dilakukan pemilahan dan


penataan secara detail elemen-elemennya agar taman dapat berfungsi maksimal dan
estetis. Elemen taman diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Berdasarkan jenis dasar elemen, alami dan non alami (buatan)

8
2. Berdasarkan kesan yang ditimbulkan, elemen lunak atau soft material (tanaman,
air, satwa) dan elemen keras atau hard material (paving, pagar, patung, pergola,
bangku taman, kolam, dan lampu taman)
3. Berdasarkan kemungkinan perubahan, elemen mayor (sulit diubah) seperti
sungai, gunung, pantai, suhu, kelembaban, radiasi matahari, angin, petir dan
elemen minor (dapat diubah) seperti sungai kecil, bukit kecil, tanaman dan
buatan manusia.

1. Elemen Lunak (Softscape)


Menurut (Hakim, 2012) elemen atau material lansekap digolongkan menjadi
dua jenis yaitu softscape dan hardscape. Softscape adalah istilah yang digunakan untuk
unsur-unsur material yang berasal dari alam. Elemen softscape merupakan elemen yang
dominan, terdiri dari tanaman atau pepohonan dan air.
Tanaman tidak hanya mengandung nilai estetis saja, tetapi untuk meningkatkan kualitas
lingkungan (Hakim, 2012). Fungsi tanaman dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Kontrol pandangan (visual control)
Menahan silau yang berasal dari sinar matahari, lampu, pantulan sinar dari
perkerasan, kontrol pandangan terhadap ruang luar, membatasi ruang, membentuk
kesan privasi, menghalangi pandangan dari hal-hal yang tidak menyenangkan.
2. Pembatas Fisik (physical barriers)
Mengendalikan pergerakan manusia dan hewan, sebagai penghalang dan
mengarahkan pergerakan manusia dan hewan
3. Pengendali iklim (climate control)
Membantu menciptakan kenyamanan manusia yang berhubungan dengan suhu,
radiasi sinar matahari, suara, aroma, mengendalikan kelembaban, serta menahan,
menyerap dan mengalirkan angin
4. Pencegah erosi (erosion control)
Akar tanaman dapat mengikat tanah, menahan air hujan yang berlebihan
5. Habitat hewan (wildlife habitats)
Membantu kelestarian hewan sebagai sumber makanan dan tempat berlindung
6. Nilai estetis (aesthetic values)
Menambah kualitas lingkungan, menciptakan pemandangan yang menarik,
membantu meningkatkan kualitas lingkungan. Nilai estetis diperoleh dari
perpaduan antara :

9
a. Warna (batang, daun, dan bunga)
b. Bentuk (batang, percabangan, tajuk)
c. Tekstur
d. Skala
e. Komposisi Tanaman

2. Elemen Keras (Hardscape)


Hardscape adalah unsur-unsur material buatan atau elemen selain vegetasi yang
dimaksudkan adalah benda-benda pembentuk taman, terdiri dari bangunan, gazebo,
kursi taman, kolam ikan, pagar, pergola, air mancur, lampu taman, batu, kayu, dan lain
sebagainya. Hardscape berfungsi sebagai :
1. Penambah suasana untuk meningkatkan nilai-nilai estetika atau keindahan
2. Dapat membangkitkan jiwa seni seseorang
3. Sebagai tempat untuk meningkatkan rasa nyaman, aman, dan nikmat
4. Menambah pengetahuan
5. Tempat rekreasi
Material keras dapat dibagi dalam 5 (lima) kelompok besar, yaitu :
1. Material keras alami (organic materials) yaitu kayu
2. Material keras alami dari potensi geologi (inorganic materials used in their natural
state) yaitu batu-batuan, pasir, dan batu bata
3. Material keras buatan bahan metal (inorganic materials used in highly modified
state) yaitu aluminium, besi, perunggu, tembaga dan baja
4. Material keras buatan sintetis atau tiruan (synthetic materials) yaitu bahan plastik
atau fiberglas
5. Material keras buatan kombinasi (composite materials) seperti beton dan plywood

2.2.3 Unsur-unsur Desain lanskap


Aspek yang perlu diperhatikan dalam desain lansekap yaitu fungsi dan estetika.
Aspek fungsi memberikan penekanan pada kegunaan atau kemanfaatan dari benda
atau elemen yang dirancang, sedangkan aspek estetika ditekankan pada usaha untuk
menghasilkan suatu nilai keindahan visual. Unsur-unsur keindahan visual diperoleh
melalui garis, bentuk, warna dan tekstur. Menurut Hakim dan Utomo (2003) unsur
unsur dalam perancangan desain lanskap meliputi:
1. Garis

10
Garis adalah susuna dari beribu ribu titik yang berhimpitan membentuk
suatu coretan. Ada beberapa tipe garis, diantaranya:
a. Garis Vertikal

Gambar 2.1 Garis Vertikal


Sumber: (Hakim & Utomo, 2003)

Garis vertikal dalam suatu lanskap dapat dikenali dalam bentukbentuk


seperti tiang bendera, tiang lampu, batang pohon palem raja atau benda-
benda yang berdiri tegak menjulang. Garis vertical 19 memberikan kesan
yang gagah, tegak, kaku dan yang paling terkesan adalah ketinggiannya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa watak garis vertikal adalah:
 Memberikan aksentuasi pada ketinggian
 Tegak dan gagah
 Kaku, formal, tegas dan serius
b. Garis Horizontal

Gambar 2.2 Garis Horizontal


Sumber: (Hakim & Utomo, 2003)

Garis horizontal memiliki kesan yang lebih santai, rilek, san tenang. Garis
ini memberikan aksentuasi terhadap dimensi lebarnya. Ruang yang
didominasi oleh garis horizontal akan terasa lebih lebar, besar, luas, dan
lapang.

c. Garis Diagonal

Gambar 2.3 Garis Diagonal


Sumber: (Hakim & Utomo, 2003)

11
Garis diagonal sering diaplikasikan untuk suatu maksud meminta perhatian
atau sebagai daya tarik visual. Tipe garis ini dapat dilihat pada pagar besi
halaman yang dibuat miring berjajar. Sifat garis diagonal diantaranya
adalah:
 Dinamis,
 Tidak tenang
 Mendekatkan jarak dan sensasional

d. Garis Lengkung

Gambar 2.4 Garis Lengkung


Sumber: (Hakim & Utomo, 2003)

Garis lengkung memiliki beberapa jenis, yaitu lengkung ke atas, lengkung


ke bawah, dan lengkung berombak. Ruang yang didominasi okleh garis
lengkung memiliki suasana yang menarik dan gembira karena sifat garis ini
yang dinamis, riang, lembut, dan memberi pengaruh gembira. Biasanya
garis lengkung banyak diaplikasikan bagi ruang yang digunakan sebagai
area rekreasi.
2. Bidang
Bidang adalah susunan beribu ribu garis yang disatukan dan dipadatkan.
Bidang dapat berbentuk segi empat, segi tiga, trapezium, bulat, maupun
berbentuk bebas. Bidang merupakan bentuk dua dimensi sehingga tidak
mempunyai ruang atau isi di dalamnya. Permukaan bidang dapat bertekstur
halus atau kasar. Fungsi bidang adalah sebagai pelindung atau pembentuk
ruang. Dalam perencanaan dan perancangan lanskap, bidang dibedakan menjadi
bidang dasar, bidang pembatas, dan bidang atap.
a. Bidang dasar
Bidang dasar dalam artian ini berupa dasar permukaan tanah. Bentuk
bidang permukaan tanah bermacam-macam. Dalam skala makro,
bidang dasar dapat berupa muka tanah bukit bergelombang, muka

12
tanah padang rumput rata. Dalam skala mikro dapat berupa muka
tanah berpasir, tanah rata.
b. Bidang Pembatas/Dinding
Bidang pembatas/dinding dalam skala makro berupa dinding
susunan punggung bukit, dinding batuan terjal, dan susunan
bangunan tinggi. Dalam skala mikro, dinding pembatas dapat berupa
tanaman pohon atau semak, susunan pasangan batu bata, dan
retaining wall.
c. Bidang Atap/Penutup
Bidang atap/penutup dalam skala makro berupa hamparan awan dan
cakrawala. Dalam skala mikro berupa susunan tajuuk pohon, atap
pergola, dan atap.
3. Ruang
Ruang merupakan suatu wadah tidak nyata, tetapi firasat dan keberadannya
dapat dirasakan oleh manusia
a. Hubungan Ruang dan Manusia
 Hubungan Dimensional: menyangkut dimensi-dimensi yang
berhubungan dengan tubuh dan pergerakan kegiatan manusia
 Hubungan psikologis dan emosional: hubungan ini menentukan
ukuran-ukuran kebutuhan ruang untuk kegiatan manusia
b. Pembatas Ruang/Komponen Pembentuk Ruang
 Lantai
Pengaruh lantai sebagai bidang alas sangat besar karena erat
hubungannya dengan fungsi ruang. Permukaan lantai dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu lantai dengan bahan keras dan bahan
lunak. Kedua bahan tersebut memiliki kesan tersendiri dan berbeda
satu sama lain. Selain perbedaan bahan, ketinggian lantai pun dapat
memberikan kesan dan fungsi ruang yang baru.
 Dinding
Sebagai pembatas ruang, dinding dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu dinding massif berupa tembok, tanah yang miring, 22 pasangan
batu bata dan kayu, dinding transparan berupa pagar bamboo, kayu,

13
logam yang tidak padat, dan dinding semu yang terbentuk oleh
perasaan pengamat setelah mengamati suatu objek atau keadaan.
4. Bentuk
Bentuk adalah rangkaian dari titik dan garis. Bentuk dapat berupa bentuk dua
dimensi atau bentuk tiga dimensi. Bentuk dua dimensi dibuat dalam bidang
datar dengan batas garis. Sedangkan bentuk tiga dimensi dibatasi oleh ruang
yang mengelilinginya. Secara umum bentuk dibagi menjadi tiga yaotu bentuk
lurus, bentuk bersudut, dan bentuk lengkung. Suatu komposisi dalam lanskap
dapat merupakan gabungan dari ketiga bentuk di atas. Variasi bentuk dapat
timbul akibat dari kondisi topografi, cuaca, komunikasi modern dan juga
tergantung pada bentuk-bentuk lama. Adapun bentuk-bentuk baru dihasilkan
dari inspirasi atau gagasan-gagasan tiba-tiba yang disesuaikan dengan keadaan
lokal dan juga mungkin sebagai perwujudan atau pemecahan masalah yang ada.
5. Warna
Warna dalam arsitektur dipergunakan untuk menekankan atau memperjelas
karakter suatu objek atau memberikan aksen pada bentuk dan bahannya
6. Tekstur
Tektsur adalah kumpulan titik-titik kasar atau halus yang tidak beraturan pada
suatu permukaan benda atau objek. Titik titik ini dapat berbeda dalam ukuran
warna, bentuk, atau sifat dan karakternnya seperti ukuran besar dan kecil, gelap
terang, bentuk bulat persegi, atau tak beraturan sama sekali.

2.2.4 Aplikasi Desain Lanskap


a. Material
Menurut Hakim dan Utomo (2003) Aplikasi Desain Lanskap terdiri dari
beberapa aspek diantaranya:
1. Material Lunak (Soft Materials)
Material lunak merupakan material yang berasal dari alam. Material ini
berupa tanaman, pepohonan, dan air. Fungsi tanaman dalam perancangan
lanskap diantaranya:
 Sebagai komponen pembentuk ruang
 Sebagai pembatas pandangan
 Sebagai pengontrol angin dan sinar matahari

14
 Sebagai penghasil bayang bayang keteduhan
 Sebagai aksentuasi
 Sebagai keindahan lingkungan
2. Material Keras (Hard Materials)
Material keras adalah unsur-unsur material buatan atau elemen selain
vegetasi yang dimaksudkan adalah benda-benda pembentuk taman, terdiri
dari bangunan, gazebo, kursi taman, kolam ikan, pagar, 24 pergola, air
mancur, lampu taman, batu, kayu, dan lain sebagainya. Material keras
dibagi menjadi:
 Material keras alami, material ini berasal dari bahan alami seperti
kayu
 Material keras alami potensi geologi, material ini berupa batubatuan,
pasir, dan batu ba
 Material keras buatan bahan metal, material ini berupa alumunium,
besi, perunggu, tembaga, dan baja
 Material keras buatan sintetis, material ini berupa bahan plastic dan
fiberglass
 Material keras buatan kombinasi, material ini berupa beton dan
plywood
b. Skala
Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen bangunan
atau ruang dengan suatu elemen tertentu yang ukurannya sesuai dengan
manusia. Skala dibagi menjadi tiga, yaitu
1. Skala Manusia: skala ini merupakan penekanan pada penggunaan ukuran
dimensi manusia atau gerak ruang manusia terhadap objek atau benda yang
dirancang.
2. Skala Generik: skala ini merupakan perbandingan pada penggunaan suatu
elemen atau ruang terhadap elemen lain yang berhubungan di sekitarnya
3. Skala Gambar/Peta: skala ini merupakan perbesaran atau perkecilan antara
gambar atau peta yang dikerjakan dengan satuan angka
c. Sirkulasi
Pergerakan dalam lintasan sirkulasi dapat dibagi menjadi sebagai berikut:

15
Gambar 2.5 Sirkulasi
Sumber: (Hakim & Utomo, 2003)

Factor yang membimbing manusia dalam pengarahan Gerakan atau


sirkulasi diantaranya:
 Gubahan dari bentuk-bentuk alam
 Adanya pembagi ruang-ruang
 Adanya tanda-tanda atau simbol
 Adanya dinding pengarah atau penahan
 Adanya pola sirkulasi
 Tersedianya lajur-lajur
 Bentuk-bentuk ruang

d. Tata Hijau
Fungsi tanaman sebagai pembentuk tata hijau dalam lanskap diantaranya:
1. Kontrol Pandangan: untuk menahan silaui yang ditimbulkan oleh sinar
matahari, lampu jalan, dan lampu kendaraan
2. Pembatas Fisik: sebagai penghalang dan mengarahkan pergerakan manusia
dan hewan
3. Pengendali Iklim: sebagai factor kenyamanan manusia
4. Pencegah Erosi: akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah
menjadi kokoh dan tanaman juga dapat menahan air hujan yang jatuh
5. Habitat Satwa: sebagai sumber makanan bagi hewan serta tempat
berlindung
16
6. Nilai Estetis: tanaman sebagai elemen untuk meningkatkan kualitas
lingkungan

e. Fasilitas Parkir
1. Jenis dan pola area parker menurut Neufert:
 Parkir pararel pada jalur kendaraan

Gambar 2.6 Parkir Pararel


Sumber: (Hakim & Utomo, 2003)

 Parkir 30° satu arah

Gambar 2.7 Parkir 30° satu arah


Sumber: (Hakim & Utomo, 2003)

 Parkir 45° satu arah

Gambar 2.8 Parkir 45° satu arah


Sumber: (Hakim & Utomo, 2003)

 Parkir 60° satu arah

17
Gambar 2.9 Parkir 60° satu arah
Sumber: (Hakim & Utomo, 2003)

 Parkir 90° dua arah

Gambar 2.10 Parkir 90° dua arah


Sumber: (Hakim & Utomo, 2003)

 Parkir susunan diagonal

Gambar 2.11 Parkir Susunan Diagonal


Sumber: (Hakim & Utomo, 2003)

2. Perkerasan Area Parkir


Menurut Hakim dan Utomo (2003) perkerasan area parkir dibagi menjadi
dua, yaitu:
 Perkerasan kedap air menggunakan material aspal
 Perkerasan menyerap air menggunakan material paving

f. Pencahayaan
Aplikasi pencahayaan dalam perancangan lanskap dibagi menjadi:
1. Penerangan cahaya sebagai aksentuasi: untuk memperjelas elemen atau
benda yang akan dijadikan aksentuasi

18
2. Penerangan cahaya sebagai pembentuk bayang-bayang: sebagai kesan
visual yang aktraktif
3. Penerangan cahaya sebagai refleksi
4. Penerangan cahaya sebagai pengarah sirkulasi

g. Pattern/Pola Lantai
Pembentukan pola lantai berkaitan dengan perkerasan lantai tersebut dan
tergantung pada bahan atau material yang diaplikasikan. Dalam arsitektur
lanskap, perkerasan merupakan bagian dari material yang digunakan dalam
penyelesaian desain lanskap terutama pada tempat yang mempunyai intensitas
ketinggian yang tinggi. Material yang biasa digunakan untuk perkerasan adalah
kerikil, batu lempeng, semen, aspal, beton, batu koral, ubin keramik, dan batu
bata. Dalam pembentukan perkerasan perlu memperhatikan dua hal, yaitu segi
fungsional dan estetika
1. Segi Fungsional, antara lain:
 Kegunaan dan pemanfaatan lantai perkerasan
 Waktu pemakaian kagiatan
2. Segi Estetika, antara lain:
 Bentuk desain perkerasan
 Ukuran dan patokan umum
 Penggunaan bahan
 Keamanan knstruksi
 Pola lantai

h. Kenyamanan
Kenyamanan adalah segala sesuatu yang memperlihatkan penggunaan ruang
secara harmonis, yang diartikan sebagai keteraturan, dynamin, keragaman yang
saling mendukung terhadap penciptaan ruang bagi manusia. Kenyamanan dapat
pula dikatakan sebagai kenikmatan atau kepuasan manusia dalam melaksanakan
kegiatannya (Albert Rutlegde, Anatomy of Park)
Faktor yang mempengaruhi kenyamanan, diantaranya:
 Sirkulasi
 Iklim atau kekuatan alam
 Kebisingan
 Aroma
 Bentuk
 Keamanan
 Kebersihan
 Keindahan

2.2.5 Prinsip-prinsip Desain lanskap


Prinsip desain adalah dasar dari terwujudnya suatu rancangan atau rekayasa
bentuk. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah keseimbangan, irama dan
pengulangan, penekanan, kesederhanaan, kontras, proporsi, ruang dan kesatuan
(Hakim, 2012).

19
1. Keseimbangan – perasaan sama berat, perhatian atau daya tarik dari berbagai
komponen atau unsur dalam komposisi sebagai saran mencapai kesatuan.
Bentuk-bentuk keseimbangan yaitu, bentuk simetris (bersifat kaku, agung,
impresif dan formal), bentuk asimetris (memberikan kesan gerak dan bersifat
santai), dan bentuk memusat (kesan gerakan memusat ke satu titik) .
2. Irama dan pengulangan – tindakan pengulangan suatu komponen atau unsur
secara teratur atau tidak teratur sehingga menghasikan irama berulang.
3. Penekanan dan aksentuasi – penempatan titik poin pada satu tapak dengan tema
visual pemersatu sebagai pusat perhatian .
4. Kesederhanaan – penghapusan semua konponen atau unsur lansekap yang tidak
penting yang tidak memberi kontribusi terhadap esensi dari komposisi
rancangan keseluruhan.
5. Kontras – perbedaan antara komponen atau unsur lansekap dapat memberi daya
tarik visual.
6. Proporsi – hubungan anatara ukuran luas tapak, jenis kegiatan, dan jumlah
elemen lansekap.
7. Space atau ruang – jarak interval atau terukur antara objek atau bentuk (dua
dimensi atau tiga dimensi).
8. Kesatuan – komposisi dari hubungan antara seluruh bagian individu.

2.2.6 Tahap Perencanaan Lanskap


a. Tahap Pendataan
Tahap pertama dalam merancang lanskap adalah mempelajari mengenai dasar
pemikiran proyek, permasalahan, sasaran dan tujuan rancangan, pendekatan
perancangan, dan data data yang diperlukan seperti luas tapak, sifat proyek,
keadaan sifat tanah, geologi, hidrologi, iklim, curah hujan, topografi, vegetasi,
sensori, lingkungan sekitar serta aspek sosial, budaya, dan ekonomi.
b. Tahap Analisis
Tahap kedua adalah menganalisis potensi dan kendala yang mungkin timbul
dalam rancangan. Pada tahapan ini perlu memahami karakter tapak, konsepsi
dari master plan, serta kondisi lingkungan sekitar tapak.
c. Tahap Analisis Tapak
Setelah memahami tentang karakter tapak, Langkah selanjutnya adalah
memasukkan program aktivitas yang direncanakan ke dalam tapak dengan
pertimbangan kondisi dan karakter tapak.
d. Tahap Skematik
Tahap ini merupakan pemikiran terhadap konsep pemecahan masalah yang
ingin diaplikasikan dalam tapak. Konsep tersebut meliputi konsep lingkungan,
zoning, ruang, sirkulasi, tata hijau, pembentukan muka tanah dan rekayasa
lanskap.
e. Tahap Perancangan
Tahap ini merupakan pengaplikasian konsep program ke dalam tapak melalui
pertimbangan arsitektural, yaitu tema, komponen pembentuk ruang, bentuk,
fungsi ruang, dan hal pendukung lainnya.
f. Tahap Pengembangan Rancangan

20
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pemecahan masalah desain. Hasil dari
tahap ini diantaranya:
1. Gambar Planing in Design
2. Gambar Detailed Landscape Design
3. Maket presentasi
4. Laporan perancangan
5. Rencana anggaran biaya dan dokumen spesifikasi

2.3 Ruang Terbuka Hijau Publik


RTHP adalah pengembangan dari penghijauan perkotaan, dengan memperhatikan
unsur ekologi, estetika, dan sosial demi menciptakan kebermanfaatan yang lebih besar bagi
warga. Green Open Space atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area atau jalur dalam
kota/wilayah yang penggunaannya bersifat terbuka. Dikatakan ‘hijau’ karena RTH menjadi
tempat tumbuh tanaman—baik secara alamiah ataupun yang sengaja ditanami. RTH memiliki
banyak manfaat, diantaranya:

1. RTH memiliki fungsi ekologi


RTH merupakan ‘paru-paru’ kota atau wilayah. Tumbuhan dan tanaman hijau dapat menyerap
kadar karbondioksida (CO2), menambah oksigen, menurunkan suhu dengan keteduhan dan
kesejukan tanaman, menjadi area resapan air, serta meredam kebisingan.
2. RTH menjadi ruang tempat warga dapet bersilahturami dan berekreasi
Anak-anak mendapatkan ruang untuk bermain, sehingga tidak terlalu banyak menghabiskan
waktu di depan televisi atau video game. Masyarakat dapat berjalan kaki, berolahraga, dan
melakukan aktivitas lainnya.
3. RTH memiliki fungsi estetis
Kehadiran RTH memperindah pemukiman, komplek perumahan, perkantoran, sekolah, mall,
dan lain-lain. Bayangkan suasana kantor yang ‘kering’, sekolah yang panas, perumahan yang
gersang, mall yang hanya dipenuhi tembok dan tanaman artifisial. Bandingkan dengan kantor,
sekolah, perumahan, dan mall yang menghijau. Bukan saja hati dan perasaan jadi adem. Kepala
pun bisa diajak berpikir lebih jernih dan kreatif.
4. RTH dalam tata kota memiliki fungsi planologi
RTH dapat menjadi pembatas antara satu ruang dengan ruang lainnya yang berbeda
peruntukannya.
5. RTH memenuhi fungsi pendidikan
RTH menjadi ruang tempat satwa dan tanaman yang bisa dijadikan sarana belajar. Kalau anak-
anak juga dilibatkan dalam pengelolaan RTH,mereka juga akan mendapat pelajaran soft skill
yang penting dan mungkin tak bisa didapatkan di bangku sekolah: belajar berorganisasi dan
menghayati nilai-nilai luhur dari upaya menjaga kelestarian lingkungan. Ini bekal yang penting
bagi mereka sebagai generasi penerus di masa depan, jadi mengapa sekarang?
6. RTH juga punya fungsi ekonomis
Jenis-jenis tanaman tertentu punya nilai jual dan nilai konsumsi yang lumayan. Bunga, buah-
buahan, kayu-kayuan. Apabila ditata dengan baik, RTH bukan saja menjadi lokasi wisata yang
strategis, namun juga menghasilkan nilai ekonomi bagi pengelolanya. Oleh karena itu,
keberadaan RTH dapat menyejahterakan masyarakat di sekitan

21
BAB 3

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data


Proses pengumpulan dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam
perencanaan dan perancangan menggunakan data sekunder, pengumpulan data sekunder ini
dilakukan dengan cara persiapan yaitu dilakukan perumusan tujuan, program, informasi
mengenai keinginan dan pembuatan kesepakatan (kontrak). Inventarisasi yaitu dilakukan
pengumpulan data awal, survei lapang (praktek lapangan), wawancara, pengamatan,
perekaman dan menggunakan acuan standar Peraturan Menteri.

3.2 Pengolahan Data


3.2.1 Proyek Penataan RTHP Sendang Ontrowulan Kec. Sumberlawang
Pada Proyek Penataan RTHP Sendang Ontrowulan Kec. Sumberlawang,
Penulis mendapat bagian pekerjaan berupa menggambar DED ARS dan STR Pendopo
dan Serambi Sendang Ortowulan. Pada tahap awal dilakukan mencari data acuan
standar bangunan untuk Ruang Terbuka Hijau yang telah diatur dalam peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan

Pada Peraturan menteri tentang Penataan Ruang terbuka Hijau terdapat beberapa
lingkup pengendalian RTH meliputi:
a. Target pencapaian luas minimum
b. Fungsi dan manfaat
c. Luas dan lokasi
d. Kesesuaian spesifikasi konstruksi dengan desain teknis

Proyek ini merupakan proyek penataan RTHP Sendang Ontrowulan Kec.


Sumberlawang kawasan gunung kemukus Kab. Sragen Prov. Jawah Tengah yang
merupakan kawasan Wisata yang didalamnya terdapat Pendopo, Serambi, Petilasan,
Area Bilas dan Gazebo.

22
3.2.1.1 SitePlan Overlay Sendang Ortowulan
SitePlan Overlay memperlihatkan gambar penataan Kawasan Wisata Gunung
Kemukus.

Gambar 3.1 SitePlan Overlay Sendang Ortowulan


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.1.2 Tampak kawasan Sendang Ortowulan


Pada gambar tampak kawasan ini memperlihatkan bagian pendopo, petilasan,
area bilas dan beberapa gazebo.

Gambar 3.2 Tampak Kawasan A-A Sendang Ortowulan


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

23
Gambar 3.3 Tampak Kawasan B-B Sendang Ortowulan
Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.1.3 Tampak kawasan Sendang Ortowulan


Pada gambar potongan kawasan A-A memotong bagian pendopo petilasan dan
bagian halaman, kita dapat melihat perbedaan elevasi naik turun antara bagian
pendopo dan bagian halaman kawasan Sendang Ortowulan.

Gambar 3.4 Potongan Kawasan A-A Sendang Ortowulan


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

Pada gambar potongan kawasan B-B memotong bagian toilet, area bilas putra-
putri, halaman, dan pergola+plaza.

Gambar 3.5 Potongan Kawasan B-B Sendang Ortowulan


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.2 Proyek Kios Kuliner Dermaga dan RTHP Kec. Sumberlawang


Pada Proyek Kios Kuliner Dermaga dan RTHP Kec. Sumberlawang, Penulis
mendapat bagian pekerjaan berupa menggambar DED ARS dan STR Bagian Kios
Kuliner. Pada tahap awal dilakukan mencari data acuan standar bangunan untuk
bangunan gedung yang telah diatur dalam peraturan menteri pekerjaan umum Nomor :
29/PTR/M/2006 tentang pedoman persyaratan Teknis bangunan gedung.

24
Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung meliputi persyaratan mengenai:
a. Fungsi dan penetapan fungsi bangunan gedung baik sebagai hunian, keagamaan,
usaha, social dan budaya;
b. Klasifikasi bangunan gedung; dan
c. Perubagan fungsi dan/atau klasifikasi bangunan gedung.

Proyek ini merupakan proyek kios kuliner dermaga dan RTHP kec. Sumberlawang
yang difungsikan sebagai tempat wisata kuliner.

3.2.2.1 Kayplan Sumberlawang


Pada gambar kayplan kita dapat mengetahui letak dari bangunan kios kuiner
sumberlawang.

Gambar 3.6 Kayplan Sumberlawang


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.2.2 Denah Kios Kuliner Sumberlawang


Pada bagian gambar denah memperlihatkan beberapa ruangan di area dalam
kios kuliner seperi jejeran kios kuiner, mushola dan toilet umum.

25
Gambar 3.7 Denah Kios Kuliner Sumberlawang
Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.2.3 Tampak Bangunan Kios Kuliner Sumberlawang


Gambar tampak bangunan memperlihatkan bagian atap yang memiliki skylight
dan penggunaan dinding roster pada bangian mushola.

Gambar 3.8 Tampak A-A Kios Kuliner Sumberlawang


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

Gambar 3.9 Tampak B-B dan Tampak C-C Kios Kuliner Sumberlawang
Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

26
3.2.2.4 Potongan Bangunan Kios Kuliner Sumberlawang
Pada potongan bangunan ini memperlihatkan bagian struktur Landasan, tegakan
dan naungan pada bangunan, dapat dilihat bangunan menggunakan pondasi
footplat dan menerus, kolom dan struktur atap memnggunakan struktur Baja
WF.

Gambar 3.10 Potongan A-A Kios Kuliner Sumberlawang


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

Gambar 3.11 Potongan B-B dan Potongan C-C Kios Kuliner Sumberlawang
Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.3 Proyek Shealter Shuttle Service Dermaga dan RTHP Kec. Sumberlawang
Pada Proyek Shealter Shuttle Service Dermaga dan RTHP Kec. Sumberlawang,
Penulis mendapat bagian pekerjaan berupa menggambar DED ARS dan STR Bagian
Shealter Shuttle Service. Pada tahap awal dilakukan mencari data acuan standar
bangunan untuk bangunan gedung yang telah diatur dalam peraturan menteri pekerjaan
umum Nomor : 29/PTR/M/2006 tentang pedoman persyaratan Teknis bangunan
gedung.

27
Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung meliputi persyaratan mengenai:
a. Fungsi dan penetapan fungsi bangunan gedung baik sebagai hunian, keagamaan,
usaha, social dan budaya;
b. Klasifikasi bangunan gedung; dan
c. Perubagan fungsi dan/atau klasifikasi bangunan gedung.

Proyek ini merupakan proyek Shealter Shuttle Service dermaga dan RTHP kec.
Sumberlawang yang difungsikan sebagai tempat wisata kuliner.

3.2.3.1 Denah Shealter Shuttle Service Sumberlawang


Pada bagian gambar denah Shealter Shuttle Service terdapat ruangan shealter
dan toilet umum, bangunan ini juga memfasilitasi toilet bagi penyandang
disabilitas.

Gambar 3.12 Denah Shealter Shuttle Service Sumberlawang


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.3.2 Tampak Bangunan Shealter Shuttle Service Sumberlawang


Pada bagian tampak bangunan memperlihatkan skylight pada bagian atap
bangunan.

28
Gambar 3.13 Tampak A-A Shealter Shuttle Service Sumberlawang
Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

Gambar 3.14 Tampak B-B Shealter Shuttle Service Sumberlawang


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.3.3 Potongan Bangunan Shealter Shuttle Service Sumberlawang


Pada potongan bangunan ini memperlihatkan bagian struktur Landasan, tegakan
dan naungan pada bangunan, dapat dilihat bangunan menggunakan pondasi
footplat dan menerus, kolom dan struktur atap memnggunakan struktur Baja
WF.

29
Gambar 3.15 Potongan A-A Shealter Shuttle Service Sumberlawang
Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

Gambar 3.16 Potongan B-B Shealter Shuttle Service Sumberlawang


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.4 Proyek Revitalisasi Sendang Truno


Pada Proyek Revitalisasi Sendang Truno, Penulis mendapat bagian pekerjaan
berupa menggambar DED ARS dan STR Bagian Sendang. Pada tahap awal dilakukan
mencari data acuan standar bangunan untuk bangunan gedung yang telah diatur dalam
peraturan menteri pekerjaan umum Nomor : 29/PTR/M/2006 tentang pedoman
persyaratan Teknis bangunan gedung.

Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung meliputi persyaratan mengenai:


a. Fungsi dan penetapan fungsi bangunan gedung baik sebagai hunian, keagamaan,
usaha, social dan budaya;
b. Klasifikasi bangunan gedung; dan
c. Perubagan fungsi dan/atau klasifikasi bangunan gedung.

30
Proyek ini merupakan proyek Revitalisasi sendang Truno yang difungsikan sebagai
tempat wisata budaya.

3.2.4.1 Kayplan Revitalisasi Sendang Truno


Pada gambar Kayplan memperlihatkan kawasan revitalisasi sendang truno
dengan beberapa fasilitas didalamnya seperti Sendang Truno, Shelter shuttle
service, Hall informasi, Masjid dan lahan parkir.

Gambar 3.17 Keyplan Revitalisasi Sendang Truno


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.4.2 Denah Revitalisasi Sendang Truno


Pada gambar dibawah memperlihatkan denah dari bangunan sendang truno yang
didalamnya terdapat sebuah kolam mata air dan terdapat perbedaan elevasi pada
bagian dalam bangunan sendang.

31
Gambar 3.18 Denah Sendang Truno
Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.4.3 Tampak Bangunan Revitalisasi Sendang Truno


Pada gambar tampak ini memperlihatkan bangunan didominasi menggunakan
material batu andesit.

Gambar 3.19 Tampak A-A Sendang Truno


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

32
Gambar 3.19 Tampak B-B Sendang Truno
Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

3.2.4.4 Potongan Bangunan Revitalisasi Sendang Truno


Pada gambar potongan sendang truno dibawah memperlihatkan struktur yang
digunakan dan tetail keterangan jenis material yang digunakan.

Gambar 3.21 Potongan A-A Sendang Truno


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

Gambar 3.22 Potongan B-B Sendang Truno


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

33
3.2.4.5 Detail RTH Revitalisasi Sendang Truno
Gambar dibawah memperlihatkan gambar detail RTH/bagian dari lanskap area
Revitalisasi Sendang Truno

Gambar 3.23 Detail Parkiran Mobil Sendang Truno


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

Gambar 3.24 Detail RTH 1 Sendang Truno


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

34
Gambar 3.25 Detail RTH 2 Sendang Truno
Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

Gambar 3.26 Detail Tangga Tipe-1 Sendang Truno


Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

35
Gambar 3.27 Detail Tangga Tipe-2 Sendang Truno
Sumber: Dok. PT Dua TIga Empat (StuppaData)

36
BAB 4

ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM

4.1 Analisis Hasil Pengamatan

Selama melakukan kegiatan magang di PT Dua Tiga Empat Konsultan (Stuppa Data)
yang dilakukan pada masa Pandemi Covid-19 sehingga kantor tempat magang saya lebih
banyak menyelenggarakan WFH (Work From Home) sehingga kegiatan magang pun lebih
banyak dilakukan dari rumah saja, dampaknya kita sebagai peserta magang kurang dapat dalam
mengkomunikasikan dan memahami proyek yang akan dikerjakan, kita dalam berkomunikasi
hanya menggunakan aplikasi pesan singkat seperti WhatsApp dan Gmail.

4.1.1 Analisis Pekerjaan Dalam Kantor


Selama pandemi Covid-19 sampe sekarang untuk pekerjaan di dalam kantor PT Dua
Tiga Empat (STUPPADATA) masih menerapkan sistem WFH (Work From Home).
Kekurangan pelaksanaan kerja dengan sistem WFH kita hanya dapat berkomunikasi via
aplikasi pesan singkat seperti WhatsApp dan Gmail saja karena tidak bertemu satu sama
lain, akibatnya kita sulit dalam memahami pekerjaan yang diberikan kepada kita.

4.1.2 Analisis Pekerjaan Luar Kantor (di lapangan)


Untuk kegiatan projek di lapangan ada beberapa projek yang pengerjaannya mengalami
keterlambatan penyelesaian sesuai target yang telah ditentukan, hal itu terjadi
dikarenakan dari pihak kontraktor yang melaksanakan pekerjaan proyek mengalami
kekurangan jumlah tenaga kerja dan akibatnya pekerjaan penyelesaian projek
mengalami molor dari target yang ditentukan.

4.2 Usulan Perbaikan Sistem

4.2.1 Usulan Perbaikan Sistem Dalam Kantor


Karena kantor PT Dua Tiga Empat (STUPPADATA) menerapkan sistem WFH (Work
From Home), Kantor bisa melakukan kegiatan Meeting (Pertemuan) pagi via online
seperti aplikasi Zoom/Google Meet untuk membahas Update pekerjaan yang telah
diselesaikan/yang akan diselesaikan setiap paginya sehingga kita dapat mengetahui

37
Update pekerjaan setiap harinya, hal ini juga dapat mempermudah kita dalam
mengetahui dan memahami pekerjaan yang akan kita kerjaan seperti hal nya kita rapat
dikantor yang membedakan ini meggunakan situs online.

4.2.2 Usulan Perbaikan Sistem Luar Kantor (di lapangan)


Agar projek dapat diselesaikan sesuai target yang telah ditentukan diharapkan dari
pihak kontraktor dapat menambah jumlah tenaga kerja agar projek dapat selesai tepat
waktu.

4.3 Analisis Usulan Perbaikan Sistem

4.3.1 Analisis Usulan Perbaikan Sistem Dalam Kantor


Alasan mengusulkan untuk melakukan kegiatan Meeting (Pertemuan) pagi via online
seperti aplikasi Zoom/Google Meet karena kita dapat langsung tau Update pekerjaan
setiap harinya, yang awalnya kita berkomunikasi hanya via aplikasi pesan singkat
seperti WhatsApp dan Gmail saja. Kelebihan melakukan Meeting online kita dapat
bertanya dan atau mengetahui ke lebih banyak patner kerja dibandingkan hanya
komunikasi lewat WhatsApp.

4.3.2 Analisis Usulan Perbaikan Sistem Luar Kantor (di lapangan)


Penambahaan tenaga kerja di lapangan dapat menyelenyelesaikan pekerjaan lebih cepat
dibandingkan sebelumnya yang sangat kekurangan tenaga kerja seperti tukang dll.

38
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Selama menjalani Praktik Magang, prakrikan/penulis memperoleh banyak pengalaman


dan pengetahuan yang berkakitan dengan arsitektur, khususnya dibidang Drafter atau gambar
kerja. Selama menjalani kegiatan magang, praktikan/penulis sempat menemukan beberapa
kendala di awal kegiatan magang, namun dapat diatasi baik dari diri sendiri maupun pihak luar
seperti pembimbing saya ditempat magang turut membantu mengatasi kendala-kendala
tersebut.

Berdasarkan pembahaan mengenai proyek review Proyek Penataan RTHP Sendang


Ontrowulan Kec. Sumberlawang, Proyek Kios Kuliner Dermaga dan RTHP Kec.
Sumberlawang, Proyek Shealter Shuttle Service Dermaga dan RTHP Kec. Sumberlawang, dan
Proyek Revitalisasi Sendang Truno diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Pada proyek Penataan RTHP Sendang Ontrowulan Kec. Sumberlawang pekerjaan yang
dilakukan adalah membuat gambar DED kawasan ARS dan STR kawasan yaitu, merevisi pada
bagian gambar tampak kawasan dan potongan kawasan yang disesuaikan dengan gambar denah
kawasan. mengUpdate gambar ARS yaitu Tampak, potongan, rencana pola lantai bangunan
pendopo dan mengUpdate gambar STR yaitu rencana pondasi, pondasi rolag. Balok sloof,
peletakan titik kolom beton, peletakan titik kolom baja, balok baja, dan kuda-kuda atap.

Pada Proyek Proyek Kios Kuliner Dermaga dan RTHP Kec. Sumberlawang dan Proyek
Shealter Shuttle Service Dermaga dan RTHP Kec. Sumberlawang pekerjaan yang dilakukan
adalah membuat gambar DED ARS dan STR bangunan kios kulier dan Shealter Shuttle Service
yaitu, merevisi pada bagian gambar ARS Tampak bangunan, Potongan bangunan dan STR
Rencana Kolom, Rencana Balok, Rencana Pondasi, Rencana Plat lantai dan Rencana Atap.

Pada Proyek Revitalisasi Sendang Truno pekerjaan yang dilakukan adalah membuat
seluruh gambar DED bangunan sendang mulai dari gambar ARS denah, tampak, potongan
hingga STR seluruh rencana bangunan sendang truno hingga gambar detail kawasan sendang.

39
Pembuatan gambar DED bangunan sendang hanya berpaku dari 3D bangunan sendang truno
lalu dibuat ke gambar kerja.

Dari beberapa proyek yang telah dibuat oleh praktikan/penulis, praktikan/penulis dapat
menambah skill nya dalam membuat gambar DED yang memenuhi standard dan baik serta
dapat mengetahui apa saja yang belum diketahui pada standar menggambar suatu gambar DED
seperti notasi-notasi yang dapat mempermudah kontraktor dan pekerja dalam membaca dan
memahami gambar DED sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam pembangunan suatu
bangunan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, berikut saran yang dapat diberikan peraktikan/penulis berikan
dalam pelaksanaan magang untuk mahasiswa, program studi Arsitektur UTY, dan PT Dua Tiga
Empat Konsultan (STUPPADATA)
5.2.1 Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa perlu mengetahui dan memperdalam notasi-notasi yang mememnuhi
standar gambar DED
b. Mahasiswa perlu meningkatkan skill dalam mengoprasikan software Autocad untuk
mempermudah dalam menyelesaikan suatu gambar DED
c. Mahasiswa perlu mengetahui apa-apa saja mengenai perancangan dan perencanaan
lanskap
d. Ketika menghadapi suatu permasalahan dalam peraktik magang mahasiswa dapat
mencoba terlebih dahulu untuk menyelesaikannya, namun jika tidak mampu
sebaiknya mahasiswa meminta bantuan dari pihak universitas atau pihak tempat
dilakukannya magang
e. Mahasiswa harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar mudah
bersosialisasi dengan rekan satu kantor dan memahami pekerjaan yang diberikan.
Juga dapat mempertahankan serta meningkatkan kedisiplinan dan ketekunan dalam
pekerjaan yang dilakukan

40
5.2.2 Bagi Program Studi Arsitektur UTY
a. Pihak program studi Arsitektur UTY diharapkan dapat memberikan pembekalan
dan bimbingan terkait program praktik magang agar mahasiswanya memiliki
persiapan dalam melaksanakan praktik magang nantinya
b. Pihak program studi Arsitektur UTY diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan
hubungan yang baik dengan perusahaan atau isntansi agar mempermudah
mahasiswa dalam mendapatkan tempat magang
c. Program studi Arsitektur UTY diharapkan dapat menyelenggarakan mata kuliah
arsitektur lanskap sebelum kegiatan praktik magang dilaksanakan
d. Program studi Arsitektur UTY diharapkan dapat mengenalkan secara langsung
detail dan spesifikasi material-material yang biasa digunakan pada lanskap dan
bangunan

5.2.3 Bagi PT Dua Tiga Empat Konsultan (STUPPADATA)


a. Pihak perusahaan atau instansi sebaiknya memberika gambar 3D pada setiap projek
agar peserta magang dapat mudah dalam menyelesaikan gambar DED tampak
bangunan.
b. Pihak perusahaan atau instansi pada setiap memberikan pekerjaan sebaiknya
menjelaskan lebih rinci latar belakang dan tujuan agar lebih jelas dalam
mengerjakan tugas yang diberikan
c. Mahasiswa praktik magang sebaiknya lebih banyak dilibatkan dalam proses konsep
desain agar dapat menambah ilmu serta pengalamaan bagi mahasiswa
d. Mahasiswa praktik magang sebaiknya lebug banyak dilibatkan dalam paparan
proyek kepada klien

41
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, R., & Utomo, H. (2003). Komponen Perancangan Arsitektur Lanskap.

Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Rencana Tata


Bangunan dan Lingkungan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau.

Peraturan menteri pekerjaan umum Nomor : 29/PTR/M/2006 tentang pedoman


persyaratan Teknis bangunan gedung.

42
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Praktik Magang

43
Lampiran 2 Laporan Mingguan Pelaksanaan Praktik Magang

44
45
46
47
48
49
50
Lampiran 3 Lembar Penilaian Perusahaan

51

Anda mungkin juga menyukai