Anda di halaman 1dari 3

Pengelolaan Kantin Kejujuran

KANTIN KEJUJURAN SMP NEGERI 6 SEMARANG


Jalan Pattimura no 9 Semarang
I. Latar Belakang
Kejujuran adalah sifat manusia yang hakiki. Bila diberi ruang dan berada dalam lingkungan yang
baik maka akan berkembang dengan sendirinya. Kejujuran menyangkut teladan dari orang tua,
guru, pejabat, teman sekelas atau kelas lain.
Visi SMP Negeri 6 Semarang adalah berakhlaq mulia, berilmu dan berprestasi. Berkait dengan
visi tersebut maka SMP Negeri 6 Semarang merasa ikut bertanggung jawab atas pembentukan
karakter siswa untuk berakhlaq mulia dan terhindar dari tindakan korupsi. Korupsi bertentangan
dengan nilai-nilai kejujuran. Dalam rangka mengimplementasikan pendidikan anti korupsi dan
melatih kejujuran sejak dini maka SMP Negeri 6 Semarang berinisiatif mendirikan Kantin
Kejujuran.

II. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Program Kesiswaan/OSIS SMP Negeri 6 Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010

III. Tujuan
Pendirian Kantin Kejujuran mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Kantin kejujuran diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran hukum, pembangunan
moralitas khususnya penanaman nilai-nilai kejujuran sejak dini.
2. Kantin jujur mampu merubah pola pikir dan kesadaran moral generasi muda sehingga
terjadi perubahan perilaku dari generasi yang korup menjadi generasi yang tidak korup.
Sifat jujur pada generasi muda diharapkan mampu mencegah mereka berbuat korup pada
saat mereka dewasa, sehingga kantin kejujuran diharapkan menjadi “senjata baru”
mencegah korupsi sejak dini.
3. Melatih siswa mempunyai komitmen yang kuat untuk bersama-sama membesarkan Kantin
Kejujuran SMP Negeri 6 Semarang.
4. Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih berwirausaha

IV. Sasaran Program
Sasaran program adalah seluruh warga sekolah yang meliputi siswa, guru dan karyawan SMP
Negeri 6 semarang.

V. Waktu Pendirian dan Sumber Dana


Kantin Kujujuran SMP Negeri 6 Semarang berdiri sejak 13 Oktober 2009 tepat setelah
libur hari raya idul fitri karena modal kantin ini berasal dari hasil penjualan sembako Bazar
Amal Bulan Ramadhan tahun 2009.
Sumber dana mendirikan kantin kejujuran adalah swadaya, sehingga
pertanggungjawaban hanya pada instansi interrnal SMP Negeri 6 Semarang. Adapun besarnya
dana adalah Rp 1.900.000,00, sebagai modal awal pendirian Kantin Kejujuran. Dana tersebut
digunakan untuk membeli etalase seharga Rp 1.500.000,00 dan Rp 400.000,00 untuk pembelian
barang dagangan yang akan dijual di Kantin Kejujuran.

VI. Pengelolaan Kantin Kejujuran


Kantin kejujuran dikelola para siswa pengurus OSIS SMP Negeri 6 dengan bimbingan
sejumlah guru. Pengelolaan Kantin Kejujuran meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengontrolan.
A. Perencanaan/Planning
Pendirian Kantin Kejujuran SMP Negeri 6 Semarang telah diprogramkan dalam rapat
kerja penyusunan program kerja sekolah tahun pelajaran 2009/2010 yang
dilaksanakan pada awal bulan Juli 2009.
B. Pengorganisasian/Organizing.
Susunan organisasi pengelola Kantin Kejujuran SMP negeri 6 Semarang dituangkan ke
dalam Surat Keputusan Kepala SMP Negeri 6 Semarang, sebagai berikut:
Pelindung : Kepala SMP Negeri 6 Semarang
Pengarah : Wakil Kepala SMP Negeri 6 Semarang
Penanggung Jawab Program : Urusan Kesiswaan
Koordinator Kegiatan : Pembina OSIS SMP Negeri 6 Semarang
Pelaksana Harian : Pengurus OSIS kelas VIII sejumlah 20 siswa
C. Pelaksanaan/Actuating
Sistem penjualan dengan swalayan dan pembayaran dengan swabayarartinya sang
penjual/petugas tidak terus menerus mengawasi dagangannya. Pembeli melayani sendiri
kebutuhannya. Meletakkan uangnya dan mengambil kembaliannya sendiri. Semua
berlandaskan kejujuran. Pelaksanaan pengelolaan Kantin Kejujuran di SMP Negeri 6
Semarang adalah sebagai berikut:
1. Pembelian etalase yang terbuat dari kaca dan membuat tulisan-tulisan/slogan terkait
kejujuran. Guru selaku koordinator kegiatan Kantin Kejujuran belanja barang-barang
yang akan dijual. Semua barang yang dijual sehara Rp 1000,00 sehingga diberi istilah
SERBU yang artinya serba seribu,l.
2. Barang yang akan dijual dihitung dan ditata dalam etalase. Ketika kantin tutup petugas
tidak perlu mengambili barang-barang untuk disimpan, tetapi cukup dengan mengunci
etalase dan menutupnya dengan kain penutup yang telah disediakan.
3. Petugas piket harian adalah pengurus OSIS, setiap hari ada 3-4 siswa yang bertugas dan
datang pukul 06.30, bertugas membuka kain penutup etalase, membuka kunci dan
menghitung jumlah barang-barang yang akan dijual pada hari tersebut. Pada saat istirahat
mengontrol keadaan kantin dan pada siang hari setelah pembelajaran berakhir siswa
menutup kantin. Siswa menghitung jumlah barang yang terjual, sisa barang tidak terjual
dan mencocokkan dengan perolehan uang. Data ini ditulis di dalam laporan harian
penjualan. Pada laporan ini ada keterangan uang PAS atau LEBIH atau KURANG.
Selanjutnya buku laporan harian diserahkan pada guru koordinator kegiatan.
4. Ketika barang dagangan sudah menipis maka diadakan belanja modal oleh guru
koordinator kegiatan
D. Pengontrolan/Controlling
Supaya Kantin kejujuran berjalan baik maka diperlukan pengontrolan. Kontrol dilakukan
oleh berbagai komponen yaitu petugas piket, koordinator kegiatan, penanggung jawab,
pengarah dan pelindung. Adapun pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Setiap hari setelah selesai penjualan maka petugas piket megontrol jumlah barang dan
uang lalu mencatatnya ke dalam buku laporan kegiatan harian. Kemudian buku
tersebut diserahkan kepada guru koordinator kegiatan.
2. Guru koordinator mengecek dan mencocokkan antara jumlah barang dengan uang yang
masuk sehingga dapat diketahui apakah PAS atau KURANG atau LEBIH.
3. Membuat laporan dalam BKU dan menutupnya pada akhir bulan.
4. Secara berkala satu bulan sekali Penanggung jawab mengecek keadaan barang dan
proses perjalanan penjalanan Kantin Kejujuran.
5. Pada kesempatan tertentu misalnya pada upacara ada apresiasi perkembangan Kantin
Kejujuran.

Anda mungkin juga menyukai