Anda di halaman 1dari 89

BAB V

RANCANGAN PENAMBANGAN

5.1 TAHAPAN PENAMBANGAN (PUSHBACK)


Pushback adalah bentuk-bentuk penambangan (mineable
geometries) yang menunjukkanbagaimana suatu pit akan ditambang, dari
titikmasuk awal hingga ke bentuk akhir pit. Nama-nama lain adalah phases,
slices, stagesPushback sering disebut juga sequences, expansions, phase,
working pit, slice ataupun stage, adalah tahapan awal perencanaan tambang
dimana dilakukan pembagian pit menjadi unit yang lebih kecil dengan
tujuan untuk mempermudah pengaturan penambangan. Konsep dasar
pentahapan penambangan dimulai dari hasil penjadwalan produksi
kemudian membuat blok penambangan. Blok penambangan disesuaikan
dengan dimeni lebar alat yang direncanakan. Tahap selanjutnya adalah
pembuatan sequence penambangan berdasarkan volume produksi
penambangan.
Dalam kalimat yang berbeda dapat juga diartikan bentuk-bentuk
penambangan yang menunjukan bagaimana suatu pit akan ditambang, dari
bentuk awal hingga akhir pit sesuai target produksi yang sudah ditetapkan.
Metode Open Pit, dijumpai pada rancangan penambangan emas pit design
jangka panjang di bagi-bagi menjadi ukuran kecil sesuai block yang
ditetapkan. Ukuran blok ditentukan berdasarkan peralatan yang digunakan.

5.2 RENCANA PRODUKSI


5.2.1 JADWAL RENCANA PRODUKSI
Rencana produksi dalam studi kelayakan ini disusun untuk
Pit berdasarkan 10 tahun kegiatan operasi penambangan. Model
perencanaan produksi yang dilakukan di PT. Big Gold Jaya berfokus
kepada kadar Au. Nisbah kupas adalah perbandingan jumlah batuan
buangan yang harus dipindahkan untuk memperoleh sejumlah bijih

1
dalam satuan ton. Rencana nisbah kupas atau stripping ratio (SR)
yang digunakan selama umur tambang disesuaikan dengan produksi
yang akan dilakukan.
Tabel 5. 1 Target Produksi PT. Big Gold jaya

Target Produksi Ore (ton)

Tahun 1.609.314 ton

Bulan 134.109,5 ton

Hari 5.364,38 ton

Jam 223,515 ton

2 Shift (12 jam) `2.682,18 ton


Berdasarkan tabel target produksi di atas, dapat diketahui
target produksi
 Target produksi per tahun sebesar satu juta enam ratus sembilan
ribu tiga ratus empat belas (1.609.314)
 Target produksi per bulan sebesar seratus tiga puluh empat ribu
serratus Sembilan koma lima (134.109,5)
 Target produksi per hari sebesar lima ribu tiga ratus enam puluh
empat koma tipa puluh delapan (5.364,38)
 Target produksi per jam sebesar dua ratus tiga puluh tiga koma
lima satu lima (223,515)
 Target produksi per shift dengan total 2 shift selama 12 jam per
shift sebesar dua ribu enam ratus delapan puluh dua koma
delapan belas (2.682,18)

Tabel 5. 2 Rencana Tingkat Produksi

Processed
Target Produced Kandungan
Tahun Waste Balance
Produksi Ore (ton) (oz)
(ton)

2
Year 1 1.683.922 1.609.314 1.100.000 583.922 2,9
Year 2 1.634.378 1.609.314 1.142.000 492.378 3,3
Year 3 1.494.108 1.609.314 1.233.000 261.108 5,7
Year 4 1.551.100 1.609.314 1.345.000 206.100 7,5
Year 5 1.598.673 1.609.314 1.398.000 200.673 8,0
Year 6 1.689.091 1.609.314 1.433.000 256.091 6,6
Year 7 1.649.453 1.609.314 1.487.000 162.453 10,2
Year 8 1.545.982 1.609.314 1.453.000 92.982 16,6
Year 9 1.465.883 1.609.314 1.350.000 115.883 12,6
Year 1.609.314
1.589.934 1.387.000 202.934 7,8
10
Rata- 1.609.314
1.590.252 1.332.800 257.452,4 8,12
rata
Rencana SR rata-rata mencapai 8,12 BCM. Penambangan
direncanakan akan dilakukan pada akhir tahun. Tepatnya pada bulan
Agustus tahun pertama hingga Desember tahun ke dua puluh satu.
Tabel 5.2 menunjukkan rencana tingkat produksi biji dan batuan
penutup dari Pit selama umur tambang berdasarkan optimasi yang
dilakukan.

5.2.2 SEKUEN PENAMBANGAN DAN PENIMBUNAN


Target produksi rata-rata tambang setiap tahunnya akan
mencapai 1.590.252 tonbatuan penutup. Kegiatan penambangan
akan dimulai dari arah utara menuju ke selatan untuk mengurangi
jarak hauling dan kombinasi untuk pencampuran (blending) bijih
dengan kualitas bijih berbeda. Selain itu, juga digunakan skenario
stockpile dalam proses penambangannya untuk menyimpan bijih
sebelum masuk tahap pengolahan. Pada tahun pertama, total batuan
buangan yang akan dipindahkan mencapai 1.683.922 ton dan terus
meningkat di tahun selanjutnya, dan paling tinggi pada tahun ke
enam mencapai 1.689.091ton.
Desain penambangan yang digunakan untuk tiap tahun terdiri dari:
 Bench height 15 m;

3
 Berm width 10 m;
 Bench slope 70 degree;
 Single ramp width 14 m;
 Ramp slope maximum 4,2 %;
 Inter Ramp Slope Angle (IRSA) 0 degree;
 Overall Slope Angle (OSA) 45 degree.
Terdapat bebrapa langkah dalam pembuatan pit design dan
disposal design. Langkah pembuatan dari kedua design tersebut juga
sama. Tetapi yang membedakannya adalah bentuk dari kedua desain
tersebut yaitu pit design seperti kerucut ke bawah dan disposal
design iseperti kerucut ke atas seperti pada gambar 5.11 (pit design)
dan gambar 5.12 (disposal design). Adapun langkah kerja dalam
pembuatan pit design dan disposal design seperti pada tampilan di
bawah ini.
 Pertama input data IUP dan data solid Au yang telah pada bab
sebelumnya.
 Kemudian, buat layers baru dengan file name pit atau disposal
 Buat boundry atau garis yang sekiranya membentuk pit seperti
pada gambar, dengan cara menggunakan point di menu toolbars,
ketik “D”, enter, kemudian membentuk pola atau garis
mengelilingi solid Au yang telah diinput sebelumnya.
 Kemudian buat jalan masuk dengan menggunakan move point
pada menu toolbars dan ukur lebar jalan sesuai dengan yang
dibutuhkan dengan menggunakan new ramp pada menu
toolbars.
 Setelah membuat jalan masuk, kemudian di menu toolbars pilih
design, expand segment, by bench height, lalu klik di garis jalan,
maka akan keluar tampilan seperti di bawah ini.
 Kemudian untuk membuat pit design lingkari pada down dan
expand, sedangkan untuk membuat disposal design lingkari

4
pada up dan contract. Inilah yang membedakan pembuatan pit
design dan disposal design.
 Setelah itu pilih by berm width, kemudian akan keluar tampilan
seperti di bawah ini
 Lalu klik garis sehingga nantinya akan membentuk pit atau
disposal sesuai dengan yang dibuat.
 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.11 untuk pit
design dan gambar 5.12 untuk disposal design.
Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dilihat bahwa pada pit tahun
pertama mulai di lakukan penambangan, pada tahun pertama
didapatkan volume OB sebesar 1.683.922 BCM dan volume ore
sebesar 1.100.000 ton.

Gambar 5. 1 Pit Tahun Pertama

Pada Gambar 5.2 dibawah ini merupakan pit tahun kedua


yang dilakukan penambangan dan didapatkan volume OB sebesar
1.634.378 BCM dan volume ore sebesar 1.142.000 ton.

5
Gambar 5. 2 Pit Tahun Kedua

Pada Gambar 5.3 dibawah ini merupakan pit tahun ketiga


yang dilakukan penambangan dan didapatkan volume OB sebesar
1.494.108 BCM BCM dan volume ore sebesar 1.233.000ton.

Gambar 5. 3 Pit Tahun Ketiga

Pada Gambar 5.4 dibawah ini merupakan pit tahun keempat


yang dilakukan penambangan dan didapatkan volume OB sebesar
1.551.100 BCM dan volume ore sebesar 1.345.000 ton.

6
Gambar 5. 4 Pit Tahun keempat

Pada Gambar 5.5 dibawah ini merupakan pit tahun kelima


yang dilakukan penambangan dan didapatkan volume OB sebesar
1.598.673BCM dan volume ore sebesar 1.398.000 ton.

Gambar 5. 5 Pit Tahun Kelima

Pada Gambar 5.6 dibawah ini merupakan pit tahun keenam


yang dilakukan penambangan dan didapatkan volume OB sebesar
1.689.091 BCM dan volume ore sebesar 1.433.000 ton.

7
Gambar 5. 6 Pit Tahun Keenam

Pada Gambar 5.7 dibawah ini merupakan pit tahun ketujuh


yang dilakukan penambangan dan didapatkan volume OB sebesar
1.649.453 BCM dan volume ore sebesar 1.487.000 ton.

Gambar 5. 7 Pit Tahun Ketujuh

Pada Gambar 5.8 dibawah ini merupakan pit tahun


kedelapan yang dilakukan penambangan dan didapatkan volume OB
sebesar 1.545.982 BCM dan volume ore sebesar 1.453.000 ton.

8
Gambar 5. 8 Pit Tahun Kedelapan

Pada Gambar 5.9 dibawah ini merupakan pit tahun


kesembilan yang dilakukan penambangan dan didapatkan volume
OB sebesar 1.465.883 BCM dan volume ore sebesar 1.350.000 ton.

Gambar 5. 9 Pit Tahun Kesembilan

Pada Gambar 5.10 dibawah ini merupakan pit tahun ke


sepuluh yang dilakukan penambangan dan didapatkan volume OB
sebesar 1.589.934 BCM dan volume ore sebesar 1.387.000 ton.

9
Gambar 5. 10 Pit Tahun Kesepuluh

Batuan buangan direncanakan untuk disimpan di area


disposal. Dengan parameter swelling factor 20%; dan densitas 5
t/m3, perhitungan total kapasitas batuan buangan yang diperkirakan
mencapai 52.724.458,42 m3. Tabel 5.3 menunjukkan kapasitas
disposal per tahun di area Pit Pangeran.
Tabel 5. 3 Kapasitas Disposal Pit

Cumulative Allocated
From To Volume
Volume Schedule
31,55 32,45 1.370.467 1.370.467 1 Years
32,45 45,95 2.598.422 3.968.889 1 Years
45,95 58,5 4.450.983 8.419.872 1 Years
58,5 60,35 7.091.711 15.511.583 1 Years
60,35 74 8.723.517 24.235.100 1 Years
74 79,65 10.781.472 35.016.572 1 Years

Pada gambar disposal PT. Big Gold Jaya menunjukkan


bahwa disposal memiliki berbagai macam jenjang, seperti terlihat
pada gambar di bawah ini.

10
Gambar 5. 11 Rencana Disposal

Berdasarkan Gambar 5.11 di atas rencana disposal PT.


Lancar Jaya Mining pada tahun pertama sampai tahun ke 10
kapasitas disposalnya mencapai 35.016.572 LCM dengan
ketinggian elevasi dari 40 meter sampai 150 meter.

5.3 Spesifikasi Infrastruktur


Infrastruktur adalah salah satu prasarana terpenting pada
pelaksanaan kegiatan penambangan untuk mendukung lancarnya kegiatan
penambangan pada PT. Big Gold Jaya. Ketentuan infrastruktur di area
tambang sendiri diatur pada Lampiran II Kepmen ESDM No 1827
K/30/MEM/2018 yang meliputi eksplorasi, konstruksi dan pengujian alat
tambang, pemasangan tanda batas, termasuk akses jalan. Akses jalan
tambang adalah jalan khusus yang diperuntukan untuk kegiatan tambang
dan berada di area tambang atau proyek. Infrastruktur akan dibangun sesuai
dengan spesifikasi dan kebutuhan operasional penambangan seperti
infrastruktur utama yang meliputi setting pond, laboratorium, hauling road,
Pelabuhan dan bengkel. Ada juga infrastruktur pendukung yang meliputi
kantor, camp, Gudang dan lain sebagainya. Adapun infrastruktur yang
terdapat pada PT. Big Gold Jaya seperti pada gambar 5.13 di bawah ini.

11
Gambar 5. 12 Peta Kontur Infrastruktur Tambang

5.3.1 Infrastruktur Utama


Infrastruktur utama adalah seluruh infrastruktur yang akan
mendukung operasional pertambangan sampai ke pemuatan
kegiatan penambangan di wilayah PT. Big Gold Jaya. Adapun
infrastruktur utama yang terdapat pada PT. Big Gold Jaya adalah
sebagai berikut.

Tabel 5. 4 Rencana Infrastruktur Utama

No Area Kerja Infrastruktur Ukuran Luas


Administrasi,
1. Settling Pond 80 x 86 6880 m2
camp dan Logistik
Processing dan Laboratorium
2. 4 x 12 48 m2
gold room support (Geologi,

12
Geokimia,
Metalurgi,
Mineralogi)
Processing dan 196.000
3. Hauling Road 14.000 x 14
gold room support m2
Processing dan
4. Pelabuhan 20 x 90 1800 m2
gold room support
Processing dan
5. PLTU 6 x 120 720 m2
gold room support
Processing dan
6. Bengkel 9 x 20 180 m2
gold room support
Berikut adalah penjelasan tentang infrastruktur utama yang
terdapat pada PT. Big Gold Jaya adalah sebagai berikut.

1. Jalan (Hauling Road)


Jalan tambang merupakan komponen sarana terpenting
yang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi pada
penambangan PT. Big Gold Jaya. Sebagai contoh
menghubungkan antara pit penambangan dengan daerah
disposal, stock-ROM, stock pile, crushing plant, washing plant,
processing plant dan lokasi mess karyawan.

2. Settling Pond
Settling Pond adalah suatu penyaliran berbentuk kolam
yang berfungsi sebagai kolam pengendapan semua air dari areal
tambang, baik air tanah maupan air hujan dan bertujuan untuk
menjernihkan air yang keluar ke perairan umum.

3. Laboratorium
Laboratorium merupakan salah satu sarana tempat
pengujian. Pengujian geologi atau minreralogi yang terkait
dengan devinisi tambang, laboratorium di lokasi umumnya di
perlukan untuk pengendalian produksi guna mempertahankan
dan menyempurnkan perencanaan tambang. Pengujian
laboratorium juga di perlukan untuk pabrik pengolahan untuk
memahami pakan bijik dan kualitas produk, air dan geokima

13
sangat penting untuk mempertahankan standard yang sesuai
linkungan dan operasi.

4. Pelabuhan
Pelabuhan merupakan salah satu transportasi laut, yang
berfungsi untuk melayani kegiatan angkutan laut atau angkutan
penyebrangan yang terletak dilaut dan lebih khususnya untuk
mengangkut hasil penambangan. Biasanya crane bergerak
dengan penggerak utama dan trailer memindahkan kargo dari
dermaga. Mesin pengangkat barang mudah untuk menggerakkan
container tetapi mahal dan dianggap ekonomis hanya jika ketika
jumlah container yang sangat besar melewati dermaga. Sebagai
prinsip utama untuk fasilitas dermaga pertambangan, sebaiknya
semua peralatan dermaga menjadi mobile, memungkinkan
fasilitas untuk diupgrade sebagai kondisi berubah. Karena
kebanyakan peralatan dermaga digunakan sebentar-sebentar.

5. PLTU
Melihat besarnya potensi kandungan cadangan emas
yang ada pada area ijin usaha pertambangan PT. Mutiara
Mining, perusahaan Menyusun rencana pembangunan
pembangkit dan transmisi untuk memberikan suplai
berkesinambungan terutama untuk kebutuhan produksi
perusahaan yang memiliki tingkat konsumsi tenaga listrik yang
tinggi.

6. Bengkel
Area atau lokasi dimana aktivitas perbaikan peralatan
dilakukan itulah bengkel. Di tempat ini berbagai macam
aktivitas biasa dilakukan mulai dari pembuatan,perakitan
maupun perbaikan. Di bengkel ada beberapa tim yang bekerja
melakukan aktivitas mereka masing-masing sesuai instruksi
yang telah diberikan oleh pengawas. Di bengkel juga telah

14
ditanamkan semenjak masuk perusahaan dimana kita harus
selalu menjaga kekompakan dan kerjasama tim agar apapun
aktivitas yang kita kerjakan dapat berjalan lancar sesuai prosedur
dan selesai dengan hasil yang memuaskan tanpa ada suatu
kurang apapun baik itu dari karyawan maupun peralatan yang
diperbaiki.

5.3.2 Infrastruktur Pendukung


Kegiatan operasi penambangan di PT. Big Gold Jaya,
keberadaan infrastruktur ini penting dalam menciptakan pusat
kontrol operasi penambangan,m pelaporan, database dan lain
sebagainya.

Tabel 5. 5 Infrastruktur Pendukung

Fasilitas Ukura
Area Kerja Luas
Pendukung n
UD (Supermarket) 3x4 12 m2
Ruang Makan KTT 2x4 8 m2
Ruang Makan 3x5 15 m2
Kamar Mandi dan
2x3 6 m2
Wc
Ruang keamanan 2x1 2 m2
Klinik 3x4 12 m2
Administrasi, camp Masjid 5x6 30 m2
dan logistik Tempat Pelatihan 4x7 21 m2
Kantor KTT 3x4 12 m2
Kantor Karyawan 4x5 20 m2
Kantor pemadam
3x3 9 m2
kebakaran
Gudang logistic 2x4 8 m2
Pelabuhan 5x9 45 m2
Tempat parkir 3x2 6 m2

15
Camp akomodasi 3x5 15 m2
Pembangkit Listrik
4x8 32 m2
Tenaga Uap (PLTU)
Pengolahan Limbah
2 x 10 20 m2
Cair
Mess 7x1 7 m2
Water intake 2x4 8 m2
Water treatment
2x4 8 m2
plant
Laboratorium
3 x 10 30 m2
Geologi
Laboratorium
3 x 10 30 m2
Mineralogi
Processing dan gold Laboratorium
3 x 10 30 m2
room support Geokimia
Laboratorium
3 x 10 30 m2
Metalurgi
Weire House 1 x 11 11 m2

Settling Pound 2 x 10 20 m2

Unit Pengolahan
2 x 10 20 m2
Bahan Galian

5.3.3 Jadwal Konstruksi Infrastruktur


Jadwal konstruksi infrastruktur pada dasarnya akan dimulai
pada tahun Pertama. Pembukaan tambang akan dilakukan setelah
seluruh pembangunan infrastruktur selesai. Konstruksi pada area
penambangan akan dimulai dengan pembangunan jalan dan
pembukaan lahan untuk konstruksi area pendukung dan
penambangan, seperti pabrik pengolahan dan workshop.

Tabel 5. 6 Estimasi Jadwal Pembangunan Infrastruktur

Rencana Bulan ke-


Pembangunan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hauling Road
PLTU
Water Intake
Mess/Camp

16
UD
Supermarket (Big
Gold Jaya)
Laboratorium
Ruang makan KTT
Kamar Mandi
Ruang Keamanan
Lahan Parkir
Klinik
Tempat Ibadah
Tempat Pelatihan
Kantor KTT
Kantor Karyawan
Pemadam
Kebakaran
Pelabuhan
Gudang Logistik
Unit Pengolahan
Bahan Galian
Bengkel
Unit Pengolahan
Limbah Cair
Laboratorium
(Geologi, Metalurgi,
Mineralogi, dan
Geokimia)

5.3.4 Rincian Biaya Konstruksi


Seluruh pembangunan awal untuk mendukung kegiatan
penambangan di wilayah PT. Big Gold Jaya akan dilakukan secara
komprehensif dan sesuai dengan jadwal. Pada tabel di bawah ini
menunjukkan estimasi pengeluaran biaya pembangunan seluruh
konstruksi infrastruktur utama dan pendukung di area yang
penambangan. Nilai estimasi ini dapat berubah yang menyesuaikan
dengan kondisi pembangunan di masa mendatang.

Tabel 5. 7 Estimasi Biaya Konstruksi Infrastruktur

Rencana Luas
Estimasi Biaya (Rp) Total
Pembangunan (m2)

17
Hauling Road 36 80,000,000 2,880,000,000

Laboratorium 32 50,000,000 1,600,000,000

Ruang Makan 8 300,000,000 2,400,000,000

Ruang Makan
15 750,000,000 11,250,000,000
KTT

Mess/Camp
12 800,000,000 9,600,000,000
Akomodasi

PLTU 30 150,000,000 4,500,000,000

Water Intake 8 290,000,000 2,320,000,000

Kamar Mandi 15 40,000,000 600,000,000

UD
6 200,000,000 1,200,000,000
(Supermarket)

Ruang
6 700,000,000
Keamanan 4,200,000,000
Lahan Parkir 12 200,000

Klinik 30 185,000,000
5,550,000,000
Masjid 21 24,000,000

Tempat
12 20,000,000
Pelatihan 240,000,000
Kantor KTT 20 40,000,000

Kantor
9 35,000,000
Karyawan

Kantor 315,000,000
Pemadam 45 182,000,000
Kebakaran

Pelabuhan 8 32,000,000

Gudang 256,000,000
20 2,000,000
Logistik

Unit
Pengolahan 18 315,000,000 5,670,000,000
Bahan Galian

18
Bengkel 20 114,000,000

Unit
Pengolahan 11 312,000,000
Limbah Cair 3,432,000,000

Weire House 20 287,000,000

Settling Pound 8 85,000,000

Water 680,000,000
Treatment 30 400,000,000
Plant

Laboratorium
30 68,000,000
Metalurgi
2,040,000,000
Laboratorium
30 68,000,000
Geologi

Laboratorium
30 68,000,000
Geokimia
2,040,000,000
Laboratorium
30 68,000,000
Mineralogi

Total Luas 572 5,665,200,000 60,773,000,000

Berdasarkan data tabel diatas, dapat disimpulkan pada PT.


Big Gold Jaya diperkirakan estimasi biaya untuk pembangunan
infrastruktur utama dan infrastruktur pendukung sebesar lima puluh
tujuh miliar tiga ratus lima belas juta rupiah (Rp. 60,773,000,000).

19
5.4 Peledakan
5.4.1 Klasifikasi Bahan Peledak
Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber
energinya menjadi bahan peledak mekanik, kimia dan nuklir.
Karena pemakaian bahan peledak dari sumber kimia lebih luas
disbanding dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian
bahan peledak kimia lebih intensif diperkenalkan. Pertimbangan
pemakaian antara lain, harga relative murah, penanganan teknis
lebih mudah, lebih banyak variasi waktu tunda (delay time) dan
disbanding nuklir tingkat bahayanya lebih rendah. Klasifikasi bahan
peledak menurut Mike Smith (1988) yaitu:
 Bahan peledak kuat contohnya TNT, Dinamite, Gelatine.
 Agen peledakan contohnya ANFO, Slurries, Emulasi, Hybrid
ANFO, Slurry Mixtures.
 Bahan peledak khusus contohnya seismic, trimming,
permissible, shaped charges, binary, LOX, liquid.
 Pengganti bahan peledak contohnya compressed air/gas,
expansion agents, mechanical methods, waterjets, jet piercing
Sifat-sifat fisik bahan peledak adalah suatu kenampakan
nyata dari sifat bahan peledak Ketika menghadapai perubahan
kondisi lingkungan sekitarnya, yaitu antara lain:
 Densitas yaitu angka yang menyatakan perbandingan berat per
volume
 Sensitifitas adalah sifat yang menunjukkan kemudahan inisiasi
bahan peledak atau ukuran minimal booster yang diperlukan
 Ketahanan terhadap air (water resistance)
 Kestabilan kimia (chemical stability)
 Karakteristik gas (fumes characteristic)

20
5.4.2 Konsep Dasar Peledakan
Kegiatan peledakan pada massa batuan mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:
 Membongkar atau melepaskan batuan (bahan galian) dari batuan
induknya
 Memecah dan memindahkan batuan
 Membuat rekahan
Bahan peledak merupakan sarana yang efektif sebagai alat
pembongkar batuan dalam industry pertambangan. Oleh karena itu,
perlu dimanfaatkan sebagai barang yang berguna, disamping juga
merupakan barang yang berbahaya. Untuk itu dalam pelaksanaan
pekerjaan peledakan harus hati-hati sesuai dengan peraturan dan
Teknik-teknik yang diterapkan, sehingga pemanfaatannya lebih
efisien dan aman.
Teknik peledakan yang dipakai tergantung dari tujuan
peledakan dan pekerjaan atau proses lanjutan setelah peledakan.
Untuk mencapai pekerjaan peledakan yang optimum yang sesuai
dengan rencana, perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut.
 Karakteristik batuan yang diledakkan
 Karakteristik bahan peledak yang digunakan
 Teknik atau metode peledakan yang diterapkan
Suatu proses peledakan biasanya dilakukan dengan cara
membuat lubang tembak yang diisi dengan sejumlah bahan peledak
dengan menerapkan metode peledakan, geomteri peledakan dan
jumlah bahan peledak yang sesuai untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan. Kriteria peledakan yang berhasil:
 Target produksi terpenuhi
 Penggunaan bahan peledak efisien yang dinyatakan dalam
jumlah batuan yang dibongkar per kg bahan peledak (powder
Factor)

21
 Diperoleh fragmentasi batuan berukuran merata dengan sedikit
bongkah (boulder)
 Diperoleh dinding batuan yang stabil dan rata (tidak ada
overbreak, overhang, retakan-reakan)
 Dampak terhadap lingkungan minimum (fly rock, getaran,
kebisingan, gas beracun, debu)

5.4.3 Teknik Pemboran dan Peledakan pada Tambang Terbuka


Teknik pemboran pada tambang terbuka terdapat tiga pola
pengeboran, yaitu:
 Pola bujur sangkar (square pattern), yaitu jarak burden dan spasi
sama

Gambar 5. 13 Pola Bujur Sangkar (Square Pattern)

 Pola persegi panjang (rectangular system), yaitu jarak spasi


dalam satu baris lebih besar dibanding burden

Gambar 5. 14 Pola Persegi Panjang (Rectangular System)

22
 Pola zig-zag (staggered pattern), yaitu antara lubang bor dibuat
zig-zag yang berasal daari pola buju sangkar maupun persegi
panjang.

Gambar 5. 15 Pola Zig-Zag (Staggered pattern)

Sebelum melakukan proses peledakan terlebih dahulu


dilakukan persiapan peledakan guna untuk meminimalisir terjadinya
hambatan pada saat melakukan peledakan. Persiapan yang
dilakukan sebelum peledakan yaitu
 Bagaimana merencanakan geometri peledakan
 Pemeriksaan kondisi lubang ledak
 Hambatan pada lubang ledak
 Pemeriksaan kondisi lokasi peledakan
 Perangkaian setiap lubang ledak

5.4.4 Geometri Peledakan


Geometri peledakan adalah suatu cara perhitungan mengenai
kegiatan peledakan yang ditujukan supaya kegiatan peledakan dapat
bekerja secara optimum. Perhitungan tersebut didapat berdasarkan
percobaan-percobaan kegiatan peledakan. Perhitungan geometri
peledakan diperkenalkan oleh berbagai ahli diantaranya Anderson,
Pearse, R.L Ash, Langefors, Konya, Foldesi, Olofsson dan Rustan.

23
Gambar 5. 16 Bagian-bagian lubang ledak

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bagian-bagian dari


geometri peledakan dengan menggunakan system jenjang. Dimana:
 B : Burden
 J : Subdrilling
 T : Stemming
 S : Spacing
 H : Hole Depth
 L : Tinggi Jenjang
 PC : Powder Column
 B’ : Burden semu

5.4.4.1 Geometri Peledakan menurut RL Ash

Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang tembak


dengan bidang bebas yang panjangnya tergantung pada
karakteristik batuan.. Untuk menentukan burden, R.L. Ash (1967)
mendasarkan pada acuan yang dibuat secara empirik, yaitu adanya
batuan standar dan bahan peledak standard.
1
(𝐷𝑠𝑡𝑑)3
𝐴𝑓1 =
𝐷

24
𝑆𝐺 × (𝑉𝑒)2
𝐴𝑓2 = ( )
𝑆𝐺𝑠𝑡𝑑 × (𝑉𝑒𝑠𝑡𝑑)2
𝐾𝑏𝑡𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 = 𝐾𝑏𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 × 𝐴𝑓1 × 𝐴𝑓2
𝐾𝑏 × 𝐷𝑒
𝐵= 𝐹𝑡
12
𝐾𝑏 × 𝐷𝑒
𝐵= 𝑚
39,3
Keterangan:
Af1 : Adjusment Factor untuk batuan yang diledakkan
Af2 : Adjusment Factor untuk handak yang dipakai
De : Diameter lubang ledak (inch).
Kbstd : Burden ratio standar (30).
SG : Spesific gravity bahan peledak yang dipakai.
Ve : Kecepatan ledak bahan peledak yang dipakai (ft/s).
SGstd : Spesific Gravity bahan peledak standar (1,20).
Vestd : Kecepatan ledak bahan peledak standar (12000 Ft/s).
Hubungan kedalaman lubang ledak dengan burden adalah
sebagai berikut:
𝐻 = 𝐾ℎ × 𝐵
Keterangan:
H : Kedalaman lubang bor (m)
Kh : Hoe depth ratio (1,5 – 4)
B : Burden (m)

5.4.4.2 Geometri Peledakan menurut ICI Explosive


Perhitungan geometri lereng rancangan menurut ICI-
Explosives antara lain:
 Tinggi jenjang (H): Secara empiris H = Tinggi Jenjang + 1
 Burden (B) antar baris; B = 25d – 40d
 Spasi antar lubang ledak sepanjang baris (S); S = 1B – 1,5B
 Subdrilling (J); J = 8d-12d

25
 Stemming (T); T = 20d – 30d
 Powder Factor (PF);
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡/𝑀) × (𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐼𝑠𝑖𝑎𝑛)
PF = =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 (𝐵 × 𝑆 × 𝐻)
 Kedalaman kolom lubang ledak (L) = H + J
 Panjang isian utama (PC) = :L – T
 Volume badak = B x S x H
 Jumlahlubang ledak = Target Produksi perhari / Volume badak
 Total bahan peledak = PC x Jumlah lubang ledak
 Powder faktor = Target Produksi perhari / Total bahan peledak
 Total badak per bulan = Hari kerja x Total bahan peledak
 Perhitungan Fragmentasi =
X = A x [V/Q] 0,8 x Q0,17 x ( E / 115)-0,63

5.4.4.3 Geometri Peledakan yang digunakan pada PT. Big Gold


Jaya
Jenis batuan yang terdapat di proyek PT. Big Gold Jaya
terdiri dari karakter yang memiliki litologi, kekuatan batuan,
struktur batuan dan alterasi, serta tingkat oksidasi batuan yang
berbeda. Semua parameter ini akan mempengaruhi reaksi dari
batuan terhadap energi ledakan yang diterapkan sehingga diperlukan
rancangan untuk peledakan yang optimal. Pada perencanaan ini
mempertimbangkan kesesuaian antara distribusi pemecahan batuan
dengan parameter-parameter peremukan dan pemrosesan. Penilaian
terhadap parameter untuk peledakan akan terdiri dari: Jenjang
peledakan, kemampuan ledak, dan jenis lubang peledakan.

Tabel 5. 8 Karakteristik Peledakan Ore PT. BIG GOLD JAYA

Production Drill Holes


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

26
Target 1.10 1.14 1.23 1.34 1.39 1.43 1.48 1.45 1.35 1.38
Produksi Ore 0.00 2.00 3.00 5.00 8.00 3.00 7.00 3.00 0.00 7.00
pertahun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Target
91.6 95.1 102. 112. 116. 119. 123. 121. 112. 115.
Produksi Ore
67 67 750 083 500 417 917 083 500 583
perbulan
Target
3.66 3.80 4.11 4.48 4.66 4.77 4.95 4.84 4.50 4.62
Produksi
7 7 0 3 0 7 7 3 0 3
Ore/Hari
Diameter (D) 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
Tinggi Jenjang
11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
(H)
Burden (B) 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64
Spasi (S) 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73
Subdrilling (J) 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26
Stemming (T) 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50
Kedalaman 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2
Kolom (L) 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Panjang Isian
8,76 8,76 8,76 8,76 8,76 8,76 8,76 8,76 8,76 8,76
(P)
Volume 189, 189, 189, 189, 189, 189, 189, 189, 189, 189,
Badak 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Jumlah
19 20 22 24 25 25 26 26 24 24
Lubang Ledak
2.21 2.30 2.48 2.71 2.81 2.88 2.99 2.92 2.72 2.79
Total Handak 7 2 6 1 8 9 8 9 1 6
Powder factor 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60

Dari data tabel karakteristik peledakan ore dari PT. Big Gold
Jaya maka dapat dilihat bahwa bench height yang dimiliki yaitu 10
m + 1 menghasilkan 11 m, tinggi burden 3,64 m, lebar spacing
antara lubang ledak yaitu 4,73 m, diameter lubang ledak 0,140 m,
sub-drill 1,12 m, powder factor yang digunakan 0,60 kg/bem. Jadi
total lubang ledak yang diperlukan yaitu sebanyak 6 dengan
kedalaman 19, 20, 22, 24, 25, dan 26 lubang ledak. Begitu pula
dengan tahun kedua sampai dengan tahun ketiga belas
penambangan. Terdapat langkah perhitungan dari PT. Big Gold Jaya
menggunakan metode ICI Explosive adalah sebagai berikut.
Diketahui:
 Diameter = 0,140 m

27
 Tinggi jenjang = 10 + 1 = 11 m
Ditanya:
 Burden (B)…?
 Spacing (S)…?
 Subdrilling (J)…?
 Stemming(T)…?
 Kedalaman kolom…?
 Panjang isian…?
 Volume handak…?
 Jumlah lubang ledak…?
 Jumlah bahan peledak…?
 Total bahan peledak…?
 Powder Factor (PF)…?
Jawaban:
 Burden
B = 25d − 40d
= 26 (0,140)
= 3,64 m
 Spasi
S = 1B − 1,5B
= 1,3 (3,64)
= 4,73 m
 Subdrill
J = 8d − 12d
= 9 (0,140)
= 1,26 m
 Stemming
T = 20d − 30d
= 25 (0,140)
= 3,50 m

28
 Kedalaman Kolom
L =H+J
= 11 + 1,26
= 12,26 m
 Panjang Isian
PC = L – T
= 12,26 – 3,50
= 8,76 m
 Volume Handak
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘 = 𝐵 × 𝑆 × 𝐻
= 3,64 x 4,73 x 11
= 189,47
 Jumlah Lubang Ledak
 Tahun Pertama
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
3.667
=
189,47

= 19
 Tahun kedua
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
3.807
= 189,47

= 20
 Tahun Ketiga
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
4.110
= 189,47

= 22
 Tahun Keempat
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘

29
4.483
= 189,47

= 24
 Tahun Kelima
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
4.660
= 189,47

= 25
 Tahun Keenam
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
4.777
= 189,47

= 25
 Tahun Ketujuh
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
4.957
= 189,47

= 26
 Tahun Kedelapan
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
4.843
= 189,47

= 26
 Tahun Kesembilan
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
4.500
= 189,47

= 24
 Tahun Kesepuluh
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘

30
4.623
= 189,47

= 24
 Bahan peledak = PC x Pd (densitas pengisian)
Pd dengan diameter 0,140 dan densitas bahan peledak
0,85, jadi Pd = 13,08
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑
= 8,76 x 13,08
= 114,6 Kg
 Total Bahan Peledak
 Tahun Pertama
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 19
= 2.217 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Kedua
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 20
= 2.302 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Ketiga
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 22
= 2.486 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Keempat
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 24
= 2.711 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚

 Tahun Kelima
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 25

31
= 2.818 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Keenam
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 25
= 2.889 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Ketujuh
T𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 26
= 2.998 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Kedelapan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 26
= 2.929 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Kesembilan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 24
= 2.721 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Kesepuluh
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 24
= 2.796 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Powder Factor
𝑃𝐶 × 𝑃𝑑
𝑃𝐹 =
𝐵×𝑆×𝐻
114,6
= 189,47

= 0,60 Kg/m3

Tabel 5. 9 Karakteristik Peledakan Waste PT. BIG GOLD JAYA

Production Drill Holes


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

32
Target
1.68 1.63 1.49 1.55 1.59 1.68 1.64 1.54 1.46 1.58
Produksi
3.31 4.37 4.10 1.10 8.67 9.09 9.45 5.98 5.88 9.93
Waste
4 8 8 0 3 1 3 2 3 4
pertahun
Target
Produksi 140. 136. 124. 129. 133. 140. 137. 128. 122. 132.
Waste 276 198 509 258 223 758 454 832 157 495
perbulan
Target
5.61 5.44 4.98 5.17 5.32 5.63 5.49 5.15 4.88 5.30
Produksi
1 8 0 0 9 0 8 3 6 0
Waste/Hari
Diameter (D) 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
Tinggi Jenjang
11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
(H)
Burden (B) 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64 3,64
Spasi (S) 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73 4,73
Subdrilling (J) 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26 1,26
Stemming (T) 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50
Kedalaman 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2 12,2
Kolom (L) 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
Panjang Isian
8,76 8,76 8,76 8,76 8,76 8,76 8,76 8,76 8,76 8,76
(P)
189, 189, 189, 189, 189, 189, 189, 189, 189, 189,
Volume Badak
47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Jumlah Lubang
30 29 26 27 28 30 29 27 26 28
Ledak
3.39 3.29 3.01 3.12 3.22 3.40 3.32 3.11 2.95 3.20
Total Handak
3 5 2 7 3 5 5 6 5 5
Powder factor 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60

Dari data tabel karakteristik peledakan waste dari PT. Big


Gold Jaya maka dapat dilihat bahwa bench height yang dimiliki
yaitu 10 m + 1 menghasilkan 11 m, tinggi burden 3,64 m, lebar
spacing antara lubang ledak yaitu 4,73 m, diameter lubang ledak
0,140 m, sub-drill 1,12 m, powder factor yang digunakan 0,60
kg/bem. Jadi total lubang ledak yang diperlukan yaitu sebanyak 5
dengan kedalaman 26 , 27, 28, 29 dan 30 lubang ledak. Begitu pula
dengan tahun kedua sampai dengan tahun ketiga belas
penambangan. Terdapat langkah perhitungan dari PT. Big Gold Jaya
menggunakan metode ICI Explosive adalah sebagai berikut.

33
Diketahui:
 Diameter = 0,140 m
 Tinggi jenjang = 10 + 1 = 11 m
Ditanya:
 Burden (B)…?
 Spacing (S)…?
 Subdrilling (J)…?
 Stemming(T)…?
 Kedalaman kolom…?
 Panjang isian…?
 Volume handak…?
 Jumlah lubang ledak…?
 Jumlah bahan peledak…?
 Total bahan peledak…?
 Powder Factor (PF)…?
Jawaban:
 Burden
B = 25d − 40d
= 26 (0,140)
= 3,64 m
 Spasi
S = 1B − 1,5B
= 1,3 (3,64)
= 4,73 m

 Subdrill
J = 8d − 12d
= 9 (0,140)
= 1,26 m
 Stemming

34
T = 20d − 30d
= 25 (0,140)
= 3,50 m
 Kedalaman Kolom
L =H+J
= 11 + 1,26
= 12,26 m
 Panjang Isian
PC = L – T
= 12,26 – 3,50
= 8,76 m
 Volume Handak
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘 = 𝐵 × 𝑆 × 𝐻
= 3,64 x 4,73 x 11
= 189,47
 Jumlah Lubang Ledak
 Tahun Pertama
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
5.611
= 189,47

= 30
 Tahun kedua
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
5.448
=
189,47

= 29
 Tahun Ketiga
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
4.980
= 189,47

35
= 26
 Tahun Keempat
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
5.170
=
189,47

= 27
 Tahun Kelima
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
5.329
= 189,47

= 28
 Tahun Keenam
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
5.630
= 189,47

= 30
 Tahun Ketujuh
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
5.498
= 189,47

= 29
 Tahun Kedelapan
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
5.153
=
189,47

= 27
 Tahun Kesembilan
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
4.886
= 189,47

36
= 26
 Tahun Kesepuluh
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖/ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑒𝑑𝑎𝑘 =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐻𝑎𝑛𝑑𝑎𝑘
5.300
=
189,47

= 28
 Bahan peledak = PC x Pd (densitas pengisian)
Pd dengan diameter 0,140 dan densitas bahan peledak
0,85, jadi Pd = 13,08
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑
= 8,76 x 13,08
= 114,6 Kg
 Total Bahan Peledak
 Tahun Pertama
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 30
= 3.393 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Kedua
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 29
= 3.295 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Ketiga
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 26
= 3.012 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Keempat
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 27
= 3.127 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Kelima

37
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 28
= 3.223 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Keenam
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 30
= 3.405 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Ketujuh
T𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 29
= 3.325 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Kedelapan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 27
= 3.116 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Kesembilan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 26
= 2.955 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Tahun Kesepuluh
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘 = 𝑃𝐶 × 𝑃𝑑 × 𝑛
= 8,76 × 13,08 × 28
= 3.205 𝐾𝑔/𝐵𝑐𝑚
 Powder Factor
𝑃𝐶 × 𝑃𝑑
𝑃𝐹 =
𝐵×𝑆×𝐻
114,6
= 189,47

= 0,60 Kg/m3

38
5.4.4.4 Hasil Fragmentasi
Berdasarkan hasil pembuatan geometri lubang ledak di
PT.Big Gold Jaya dapat disimpulkan bebrapa peledakan
menghasilkan fragmentasi batuan dengan ukuran 19,052 cm.
Tingkat fragmentasi batuan merupakan tingkat pecahan
material dalam tertentu sebagai hasil dari proses peledakan. Untuk
memperkirakan distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan secara
teori dapat digunakan persamaan Kuz-Ram, sebagai berikut:
X = A x [V/Q]0,8 x Q0,17 x (E/115)-0,63
Dimana:
X = Rata–rata ukuran fragmentasi (cm)
A = Faktor batuan (Rock Factor)
V = Volume batuan yang terbongkar (m3)
Q = Jumlah bahan peledak ANFO (kg) pada setiap lubang ledak

Blastibility Index
BI = 0,5 x (RMD + JPS + JPO + SGI + H)
= 0,5 x (20 + 20 + 40 + 17 + 5,5)
= 0,5 (102,51)
= 51,25
Hubungan faktor batuan dengan kemapuan ledakan suatu batuan
A = 0,12 x BI
= 0,12 x 51,25
= 6,15

Diketahui:
A = 6,15 (Faktor batuan)
Vo ore = 189,47 m3 (Volume batuan yang terbongkar)
Vo waste = 189,47 m3 (Volume batuan yang terbongkar)
Q = 114,6 Kg (Jumlah handak Kg/lubang)
E = Relative weight strength bahan peledak, untuk ANFO 100

39
Ditanya:
 Perhitungan Fragmentasi Ore…?
 Perhitungan Fragmentasi Waste…?
Jawaban:
 Perhitungan Fragmentasi Ore:
X = A x [Vo/Q] 0,8 x Q0,17 x (115/E)-0,63
= 6,15 (189,47/114,6)0,8 x 114,60,17 x (115/100) -0,63
= 6,15 x 1,49 x 2,23 x 0,93
= 19,004 cm
 Perhitungan Fragmentasi Waste:
X = A x [Vo/Q] 0,8 x Q0,17 x (115/E)-0,63
= 6,15 (223,92/114,6)0,8 x 114,60,17 x (115/100) -0,63
= 6,15 x 1,70 x 2,23 x 0,93
= 21,682 cm

5.4.5 Model Pemboran dan Peledakan


Faktor - faktor peledakan yang dikombinasikan dengan
perencanaan pola peledakan yang dilakukan menghasilkan total
konsumsi untuk bahan peledakan dari tata peledakan yang
direncanakan, seperti tampak pada gambar di bawah ini.
Terdapat beberapa langkah kerja dalam pembuatan design
model pemboran dan peledakan seperti pada gambar di bawah ini
adalah sebagai berikut.
 Membuat garis pola awal dengn line membentuk geomtrik
lereng

40
 Membuat desain lubang bor peledakan menggunakan line dan
ellipse

 Membuat garis isian pada lubang menggunakan hetch dan


gradient kemudian klik Add: pick points.

 Masukan angka tinggi jenjang menggunakan dimension

41
 Membuat keterangan pada gambar dibawah inimenggunakan
dimension dan line

42
Berikut adalah desain-desain peledakan ore pada PT. Big
Gold jaya seperti pada gambar di bawah ini, yang memiliki jumlah
ledak bervariasi yang meliputi:
 Pada tahun pertama, jumlah lubang ledak sebanyak 19

Gambar 5. 17 Design Peledakan Ore Tahun Pertama

 Pada tahun kedua, jumlah lubang ledak sebanyak 20

Gambar 5. 18 Design Peledakan Ore Tahun Kedua

 Pada tahun ketiga, jumlah lubang ledak sebanyak 22

Gambar 5. 19 Design Peledakan Ore Tahun Ketiga

43
 Pada tahun keempat, Sembilan dan sepuluh, jumlah lubang ledak
sebanyak 24

Gambar 5. 20 Design Peledakan Ore Tahun Keempat, Sembilan dan


Sepuluh

 Pada tahun kelima dan keenam, jumlah lubang ledak sebanyak


25

Gambar 5. 21 Design Peledakan Ore Tahun Kelima dan Keenam

 Pada tahun ketujuh dan delapan, jumlah lubang ledak sebanyak


26

Gambar 5. 22 Design Peledakan Ore Tahun Ketujuh dan Kedelapan

44
Adapun desain-desain waste yang memiliki jmlah lubang
ledak yang bervariasi seperti desain ore yang dapat dilihat pada
gambar di bawah ini yang meliputi:
 Pada tahun Pertama, memiliki lubang ledak sebanhyak 25

Gambar 5. 23 Design Peledakan waste Tahun Pertama

 Pada tahun kedua dan ketujuh, memiliki jumlah lubang ledak


sebanyak 29

Gambar 5. 24 Design Peledakan waste Tahun Kedua dan ketujuh

 Pada tahun ketiga dan Sembilan, memiliki jumlah lubang ledak


sebanyak 26

Gambar 5. 25 Design Peledakan waste Tahun Ketiga dan Sembilan

 Pada tahun keempat dan kedelapan, memiliki jumlah lubang


ledak sebanyak 27

45
Gambar 5. 26 Design Peledakan waste Tahun Keempat dan Kedelapan

 Pada tahun kelima dan kesepuluh, memiliki jumlah lubang ledak


sebanyak 28

Gambar 5. 27 Design Peledakan waste Tahun Kelima dan Sepuluh

 Pada tahun keenam, memiliki jumlah lubang ledak sebanyak 30

Gambar 5. 28 Design Peledakan waste Tahun Keenam

5.4.6 Perhitungan ANFO


ANFO adalah sejenis bahan peledak kuat yang digolongkan
dalam zat peledak, singkatan dari ammonium nitrate and fuel oile.
ANFO digolongkan dalam zat peledak (blasting agent). ANFO
digunakan oleh PT. Big Gold Jaya untuk melakukan peledakan pada

46
area lubang bor. Adapun keperluan bahan peledak ANFO yang
digunakan pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. 10 Kebutuhan ANFO PT. Big Gold Jaya

AN FO Total
Per Lubang 108,30 6,3 114,6
Per Tahun 3.031,56 176,44 3.208

Terdapat beberapa langkah dalam menghitung ANFO


seperti pada perhitungan di bawah ini.
Diketahui:
 Jumlah bahan peledak = 114,6
 Total bahan Tahun = 3.208
Ditanya:
 Total ANFO per Lubang…?
 Total ANFO per Tahun…?
Jawaban:
 ANFO per lubang
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘
𝐴𝑁 = × 94,5
100
114,6
= × 94,5
100
= 108,30
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘
𝐹𝑂 = × 5,5
100
114,6
= × 5,5
100
= 6,3
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑁𝐹𝑂 = 𝐴𝑁 + 𝐹𝑂
= 108,30 + 6,3
= 114,6
 ANFO per Tahun
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘
𝐴𝑁 = × 94,5
100

47
3.208
= × 94,5
100
= 3.031,56
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘
𝐹𝑂 = × 5,5
100
3.208
= × 5,5
100
= 176,44

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑁𝐹𝑂 = 𝐴𝑁 + 𝐹𝑂
= 3.031,56 + 176,44
= 3.208

48
5.5 Rencana Pengangkutan Material
Pengangkutan material di PT. Big Gold Jaya akan dibagi menjadi
pemindahan material bijih dan batuan penutup. Pengangkutan ini dilakukan
dengan menggunakan alat angkut oleh pihak ketiga. Material tanah penutup
dipindahkan ke area waste dump, sedangkan untuk bijih diletakkan di
stockpile. Kegiatan pengangkutan dan penimbunan merupakan salah satu
komponen terbesar dari biaya penambangan. Hal ini sangat berkaitan
dengan profil dan jarak jalan angkut. Profil jalan angkut untuk bijih dan
batuan buangan dapat ditentukan dengan cukup jelas karena lubang
tambang yang direncanakan terletak relatif dekat dengan ROM Stockpile.
Bijih yang dihasilkan dari seluruh tambang seoptimal mungkin
diangkut dan diumpankan langsung ke alat peremuk oleh truk. Bijih dengan
ukuran yang masih terlalu besar akan dikumpulkan di pit untuk selanjutnya
diperkecil dengan menggunakan alat pemecah batu (rock breaker). Bijih
dengan ukuran besar yang terangkut truk disimpan terlebih dulu di sekitar
ROM Stockpile sebelum dimasukkan agar tidak menyebabkan gangguan
pada alat peremuk. Ukuran batuan yang masih terlalu besar tersebut
diperkecil juga dengan menggunakan mesin pemecah batu sebelum
diumpankan ke dalam alat peremuk.
Parameter-parameter desain jalur angkut yang akan digunakan
adalah sebagai berikut:
 Lebar jalur tambang rata-rata 14 m untuk dua jalur dan 7 m untuk satu
jalur.
 Kemiringan jalan didesain dengan 8% - 12% untuk menyesuaikan
dengan kondisi topografi yang curam.

Tabel 5. 11 Jarak Angkut Rata-Rata

Year
Material Satuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waste km 620 700 785 868 958 1061 1197 1333 1469 1605
Ore km 1342 1541 1740 1939 2138 2337 2536 2735 2869 3055

49
Seperti pada tabel di atas, rata-rata jarak angkut waste dan ore ke
lokasi waste dump dan stockpile adalah sebagai berikut.
 Pada tahun pertama, jarak angkut waste ke waste dump pada tahun
pertama berjarak 620 Km dan jarak angkut ore ke stockpile berjarak
1342 Km.
 Pada tahun kedua, jarak angkut waste ke waste dump pada tahun
pertama berjarak 700 Km dan jarak angkut ore ke stockpile berjarak
1541 Km.
 Pada tahun ketiga, jarak angkut waste ke waste dump pada tahun
pertama berjarak 785 Km dan jarak angkut ore ke stockpile berjarak
1740 Km.
 Pada tahun keempat, jarak angkut waste ke waste dump pada tahun
pertama berjarak 868 Km dan jarak angkut ore ke stockpile berjarak
1939 Km.
 Pada tahun kelima, jarak angkut waste ke waste dump pada tahun
pertama berjarak 958 Km dan jarak angkut ore ke stockpile berjarak
2138 Km.
 Pada tahun keenam, jarak angkut waste ke waste dump pada tahun
pertama berjarak 1061 Km dan jarak angkut ore ke stockpile berjarak
2337 Km.
 Pada tahun ketujuh, jarak angkut waste ke waste dump pada tahun
pertama berjarak 1197 Km dan jarak angkut ore ke stockpile berjarak
2536 Km.
 Pada tahun kedelapan, jarak angkut waste ke waste dump pada tahun
pertama berjarak 1333 Km dan jarak angkut ore ke stockpile berjarak
2735 Km.
 Pada tahun kesembilan, jarak angkut waste ke waste dump pada tahun
pertama berjarak 1469 Km dan jarak angkut ore ke stockpile berjarak
2869 Km.

50
 Pada tahun kesepuluh, jarak angkut waste ke waste dump pada tahun
pertama berjarak 1605 Km dan jarak angkut ore ke stockpile berjarak
3055 Km.

5.6 Jenis dan Spesifikasi Alat Utama dan Alat Pendukung


5.6.1 Alat Utama
5.6.1.1 Alat Gali Muat
Unit gali muat perlu disesuaikan dengan truk untuk
efisiensi operasi pemuatan. Hal tersebut menandakan bahwa,
secara ideal, muatan pada truk adalah jumlah muatan keruk yang
seragam dan jika tidak, efisiensi akan hilang dengan muatan
setengah keruk atau muatan truk yang sedikit.

Gambar 5. 29 Excavator Hitachi PC 2500

Berdasarkan hal tersebut PT. Big Gold Jaya


menggunakan Excavator Hitachi PC 2500 sebagai alat gali muat
dengan asumsi yang digunakan sebagai berikut:
a. Nama alat : Excavator
b. Tipe alat : Hitachi PC 2500
c. Kapasitas bucket : 15 m3
d. Kemampuan alat : Baik
e. Efisiensi kerja : 78 % /0.78
f. Jenis tanah : Tanah dan batuan
g. Factor bucket (K) :1

51
h. Kondisi operator : Baik
i. Waktu gali : 17.5 detik
j. Waktu buang : 12,5 detik
k. Waktu swing : 12 detik
Sasaran produksi PT. Big Gold Jaya untuk komoditas
emas akan dilakukan dengan sasaran produksi waste sebesar
1.590.252 ton. Sasaran produksi PT. Big Gold Jaya untuk
komoditas emas akan dilakukan dengan sasaran produksi ore
sebesar 1.333.353 ton.
Excavator Hitachi PC 2500 adalah excavator yang akan
digunakan untuk penggalian bahan tambang ore dan waste untuk
dipindahkan ke alat angkut yaitu dump truck untuk membawa
ore ke stockpile, membawa ore ke bagian pengolahan dan
membawa waste ke bagian disposal. Data cycle time alat gali
muat untuk ore dan waste dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5. 12 Sasaran Rencana Produksi

Tahun
Keterangan
1 2 3 4 5
PENGGALIAN
Ore 1.100.189 1.142.621 1.233.332 1.345.873 1.398.271
Waste 1.683.922 1.634.378 1.494.108 1.551.100 1.598.673
Tahun
Keterangan
6 7 8 9 10
PENGGALIAN
Ore 1.433.722 1.487.492 1.453.251 1.350.842 1.387.934
Waste 1.689.091 1.649.453 1.545.982 1.465.883 1.589.934

Rencana tingkat produksi PT. Big Gold Jaya penggalian


untuk waste dan ore tiap tahun sebagai berikut.

 Tahun pertama untuk ore sebesar 1100189 ton dan waste


sebesar 1683922 ton

52
 Tahun kedua untuk ore sebesar 1142621 ton dan waste
sebesar 1634378 ton
 Tahun ketiga untuk ore sebesar 1233332 ton dan waste
sebesar 1494108 ton
 Tahun keempat untuk oresebesar 1345873 ton dan waste
sebesar 1551100 ton
 Tahun kelima untuk ore sebesar 1398271 ton dan waste
sebesar 1598673 ton
 Tahun keenam untuk ore 1433722 ton sebesar dan waste
sebesar 1689091 ton
 Tahun ketujuh untuk ore 1487492 ton sebesar dan waste
sebesar 1649453 ton
 Tahun kedelapan untuk ore 1453251 ton sebesar dan waste
sebesar 1545982 ton
 Tahun kesembilan untuk ore 1350842 ton sebesar dan waste
sebesar 1465883 ton
 Tahun kesepuluh untuk ore 1387934 ton sebesar dan waste
sebesar 1589934 ton

 Cycle Time untuk Excavator Ore


Tabel 5. 13 Cycle Time Excavator Ore

Waktu gali 9 Detik


Waktu buang 7,2 Detik
Waktu putar 5,8 Detik

Cm 28 Detik

Diketahui:
 Efisiensi kerja (E) = 0,7
 Waktu gali = 9 detik
 Waktu buang = 7,2 detik
 Waktu putar = 5,8

53
Cara kerja:
= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑔𝑎𝑙𝑖 + (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 × 2) + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑢𝑎𝑛𝑔
= 9 + (5,8 × 2) + 7,2
= 28 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

 Cycle Time untuk Excavator waste


Tabel 5. 14 Cycle Time Excxavator Waste

Waktu gali 7 Detik


Waktu buang 6,1 Detik
Waktu putar 5 Detik

Cm 23,1 Detik

Diketahui:
 Efisiensi kerja (E) = 0,7
 Waktu gali = 7 detik
 Waktu buang = 6,1 detik
 Waktu putar = 5 detik
Cara kerja:
= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑔𝑎𝑙𝑖 + (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 × 2) + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑢𝑎𝑛𝑔
= 7 + (5 × 2) + 6,1
= 23,1 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Tabel 5. 15 Jam Kerja Alat Excavator untuk Ore

Tahun Jam Kerja Alat Periode


1 15341 BCM/Tahun
2 15102 BCM/Tahun
3 15317 BCM/Tahun
4 14815 BCM/Tahun
5 14669 BCM/Tahun
6 14587 BCM/Tahun

54
7 14587 BCM/Tahun
8 14507 BCM/Tahun
9 14499 BCM/Tahun
10 14476 BCM/Tahun
Sumber: data perhitungan PT. Big Gold Jaya
Tabel 5.16 Jam Kerja Alat Excavator untuk waste
Tahun Jam Kerja Alat Periode
1 15341 BCM/Tahun
2 15102 BCM/Tahun
3 15317 BCM/Tahun
4 14815 BCM/Tahun
5 14669 BCM/Tahun
6 14587 BCM/Tahun
7 14587 BCM/Tahun
8 14507 BCM/Tahun
9 14499 BCM/Tahun
10 14476 BCM/Tahun
Sumber: Data perhitungan PT. Big Gold Jaya

Tabel kebutuhan alat Excavator Ore


Jumlah Alat
Tahun Satuan
Excavator
1 15 buah
2 15 buah
3 14 buah
4 14 buah
5 14 buah
6 14 buah

55
7 14 buah
8 1 buah
9 2 buah
10 1 buah
Sumber: Data perhitungan PT. Big Gold Jaya

Tabel kebutuhan alat Excavator waste


Jumlah Alat
Satuan
Excavator
1 16 buah
2 15 buah
3 15 buah
4 14 buah
5 14 buah
6 14 buah
7 14 buah
8 2 buah
9 1 buah
10 1 buah
Sumber: Data perhitungan PT. Big Gold Jaya

Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa volume


bucket dari excavator hitachi PC 2500 sebesar 0,9 m3, efisinsi
kerja alat excavator sebesar 0,71, kecepatan kosong isi km/jam,
kecepatan kosong 40 km/jam, produktifitas galian per jam 105,3
m3/jam, produktifitas per hari 737 jam/hari, jadi jam kerja yang
dibutuhkan untuk alat excavator tersebut sebesar 1200 menit per
hari.

56
5.6.1.2 Alat Angkut
Dump Truck akan dipilih karena paling cocok untuk
bahan galian emas atau biji karena beroperasi di area kerja yang
keras tanahnya maka dari itu dump truck menjadi pilihan karena
kondisi alat nya juga terbilang kuat, Evaluasi peningkatan
kapasitas Dump truck akan dilakukan seiring dengan evaluasi
yang dilakukan pada tambang secara keseluruhan untuk
mengoptimalkan cadangan yang akan ditambang. Spesifikasi
dari alat angkut yang akan digunakan yaitu sebagai berikut:
a. Nama alat : Dump Truk
b. Tipe Alat : Komatsu HD605
c. Kapasitas dump truck : 28,5 m3
d. Kapasitas Bucket : 0,6 m3
e. Kondisi Alat : Baik
f. Kondisi Operator : Baik
g. Efisiensi Kerja : 82 % /0.82
h. Factor bucket :1
i. Cycle Time Backhoe : 17 menit
j. Kecepatan isi : 30 km/jam
k. Kecepatan kosong : 40 km/jam

Gambar 5. 30 Dump Truck Komatsu HD605

57
 Cycle Time Dump Truck untuk Ore
Tabel 5. 16 Cycle Time Dump Truck Ore

Waktu Muat
T1= cd/q1*k*Cm 99,0375 9,321 menit
ket:
Cm : cycle time excavator 28 detik
cd: kapasitas 28,5 m3
k: faktor bucket 1
q1: kapasitas bucket excavator 0,97 m3
Waktu Pengangkutan
Th: D/V1 4,3928 menit
ket:
D: jarak angkut dump truck 1342 m
V1: kecepatan rata-rata saat muatan 18,33 km/jam 305,5
penuh
Waktu Kembali
Tr: D/V2 1,454 menit
ket:
D: jarak angkut dump truck 1342 m
V2: kecepatan kembali saat muatan 30 km/jam 500
kosong

Cara menentukan waktu muat Dump Truck Ore


Diketahui:
 Cycle Time Exc (Cm) = 28
 Kapasitas (Cd) = 28,5
 Faktor Bucket =1
 Kapasitas Bucket excavator = 0,97
Cara kerja:
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝐶𝑑)
𝑇1 = × 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐸𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 × 𝐶𝑚
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐵𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡

58
28,5
= 1
× 0,97 × 28,5

= 99,0375
= 9,321𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Cara menentukan waktu pengangkutan Dump Truck
Diketahui:
 Jarak angkut dump truck (D) = 727 m
 Kecepatan rata-rata saat muatan penuh = 18,33 Km/jam =
305,5 m/menit
Rumus:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘
𝑇ℎ =
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
727
=
305,5
= 2,379 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Cara menentukan waktu Kembali alat dump truck
 Jarak angkut dump truck (D) = 727 m
 Kecepatan rata-rata saat muatan penuh = 30 Km/jam = 500
m/menit

Rumus:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘
𝑇ℎ =
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
727
=
500
= 1,454 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Dari data tabel diatas, dapat disimpulkan seperti di bawah ini.

 Kapasitas Bak (c) : 90 m3


 Kondisi Alat : baik
 Kondisi Operator : baik
 Efisiensi Kerja : 0,71

59
 Jarak Angkut : 7 km = 7000 m
 Cycle Time Backhoe:

𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐵𝑎𝑐𝑘ℎ𝑜𝑒


= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑔𝑎𝑙𝑖 + (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 × 2) + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑢𝑎𝑛𝑔

 Kapasitas Bucket Backhoe: 0,9 m3


 Kecepatan Isi : 30 km/jam
 Kecepatan Kosong : 40 km/jam
 Waktu siklus dump truck
𝐶𝑀𝑇 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 + 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖 + 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔

= 32,3 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 28,26 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 + 5,3 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 66,226 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

 Waktu siklus dump truck / hari


𝑄 = 4 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 × 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑘 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 × 7

=4×6×7

= 168 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖

 Waktu pelaksanaan kegiatan


= 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 × 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛

= 168𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖 × 30

= 5.040 𝑚3

 Kombinasi pergerakan alat berat excavator dan dump truck


untuk mengetahui produktifitas kedua alat tersebut perjam,
yaitu:

𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟/𝑗𝑎𝑚
=
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘/𝑗𝑎𝑚

105,3 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
=
6 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚

60
= 17,5

= 18 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘/𝑗𝑎𝑚

 Jumlah dump truck/hari

= 18 𝑢𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚 × 7𝑗𝑎𝑚 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎/ℎ𝑎𝑟𝑖

= 126 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘/ℎ𝑎𝑟𝑖

 Cycle Time Dump Truck untuk Waste

Tabel 5. 17 Cycle TIme Dump Truck Waste

Waktu muat
T1= cd/q1*k*Cm 99,0375 9,321 menit
ket:
Cm : cycle time excavator 28 detik
cd: kapasitas 28,5 m3
k: faktor bucket 1
q1: kapasitas bucket excavator 0,97 m3
Waktu pengangkutan
Th: D/V1 1.996.727 menit
ket:
D: jarak angkut dump truck 610 m
V1: kecepatan rata-rata saat 18,33 km/jam 305,5
muatan penuh
Waktu kembali
Tr: D/V2 3,9 menit
ket:
D: jarak angkut dump truck 610 m
V2: kecepatan kembali saat muatan 30 km/jam 500
kosong

61
Cara menentukan waktu muat Dump Truck Waste
Diketahui:
 Cycle Time Exc (Cm) = 28
 Kapasitas (Cd) = 28,5
 Faktor Bucket =1
 Kapasitas Bucket excavator = 0,97
Cara kerja:
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (𝐶𝑑)
𝑇1 = × 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐸𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 × 𝐶𝑚
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐵𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡
28,5
= × 0,97 × 28,5
1

= 99,0375
= 9,321𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Cara menentukan waktu pengangkutan Dump Truck
Diketahui:
 Jarak angkut dump truck (D) = 727 m
 Kecepatan rata-rata saat muatan penuh = 18,33
Km/jam = 305,5 m/menit
Rumus:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘
𝑇ℎ =
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
727
=
305,5
= 2,379 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Cara menentukan waktu Kembali alat dump truck
 Jarak angkut dump truck (D) = 727 m
 Kecepatan rata-rata saat muatan penuh = 30 Km/jam
= 500 m/menit
Rumus:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘
𝑇ℎ =
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
727
=
500
= 1,454 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

62
Tabel 5. 18 Jam kerja alat untuk ore

Tahun Jam Kerja Alat Periode


1 1869 BCM/Tahun
2 1882 BCM/Tahun
3 1578 BCM/Tahun
4 1616 BCM/Tahun
5 1632 BCM/Tahun
6 1675 BCM/Tahun
7 1716 BCM/Tahun
8 1794 BCM/Tahun
9 1794 BCM/Tahun
10 1833 BCM/Tahun
Sumber: Data Perhitungan PT. Big Gold Jaya

Tabel 5. 19 Jam kerja alat untuk waste

Tahun Jam Kerja Alat Periode


1 1869 BCM/Tahun
2 1882 BCM/Tahun
3 1578 BCM/Tahun
4 1616 BCM/Tahun
5 1632 BCM/Tahun
6 1675 BCM/Tahun
7 1716 BCM/Tahun
8 1794 BCM/Tahun
9 1794 BCM/Tahun
10 1833 BCM/Tahun
Sumber: Data perhitungan PT. Big Gold Jaya

63
Tabel 5. 20 Jumlah alat dump truck tiap tahun

jumlah alat Dump


tahun satuan
truck
1 15 buah
2 14 buah
3 14 buah
4 14 buah
5 14 buah
6 14 buah
7 14 buah
8 14 buah
9 15 buah
10 14 buah
Sumber: Data perhitungan PT. Big Gold Jaya

Tabel 5. 21 Jarak angkut pit ke disposal

Year Year Year Year Year


Material satuan
1 2 3 4 5
km 620 700 785 868 958
Year Year Year Year Year
Material satuan
6 7 8 9 10
km 1061 1197 1333 1469 1605
Sumber: Data perhitungan PT. Big Gold Jaya

Tabel 5. 22 Jarak angkut pit ke stockpile

Year Year Year Year Year


Material satuan
1 2 3 4 5
km 1342 1541 1740 1939 2138
Year Year Year Year Year
Material satuan
6 7 8 9 10
km 2337 2536 2735 2869 3055
Sumber: Data perhitungan PT. Big Gold Jaya

64
Dari data tabel di atas dapat dilihat jarak angkut dari pit ke
disposal dan pit ke stockpile seperti dibawah ini.
 Pada tahun pertama, jarak angkut pit ke disposal berjarak 620
Km dan jarak angkut pit ke stockpile berjarak 1342 Km
 Pada tahun kedua, jarak angkut pit ke disposal berjarak 700 Km
dan jarak angkut pit ke stockpile berjarak 1541 Km
 Pada tahun ketiga, jarak angkut pit ke disposal berjarak 785 Km
dan jarak angkut pit ke stockpile berjarak 1740 Km
 Pada tahun keempat, jarak angkut pit ke disposal berjarak 868
Km dan jarak angkut pit ke stockpile berjarak 1939 Km
 Pada tahun kelima, jarak angkut pit ke disposal berjarak 958 Km
dan jarak angkut pit ke stockpile berjarak 2138 Km
 Pada tahun keenam, jarak angkut pit ke disposal berjarak 1061
Km dan jarak angkut pit ke stockpile berjarak 2337 Km
 Pada tahun ketujuh, jarak angkut pit ke disposal berjarak 1197
Km dan jarak angkut pit ke stockpile berjarak 2536 Km
 Pada tahun kedelapan, jarak angkut pit ke disposal berjarak 1333
Km dan jarak angkut pit ke stockpile berjarak 2735 Km
 Pada tahun kesembilan, jarak angkut pit ke disposal berjarak
1469 Km dan jarak angkut pit ke stockpile berjarak 2869 Km
 Pada tahun kesepuluh, jarak angkut pit ke disposal berjarak 1605
Km dan jarak angkut pit ke stockpile berjarak 3055 Km
Tabel 5. 23 Jarak angkut Pit ke Pengolahan

Year Year Year Year Year


Material satuan
1 2 3 4 5
km 1950 2095 2250 2395 2495
Year Year Year Year Year
Material satuan
6 7 8 9 10
km 2750 2850 2950 3050 3150
Dari data tabel di atas dapat dilihat jarak angkut dari pit ke
disposal dan pit ke stockpile seperti dibawah ini.

65
 Pada tahun pertama, jarak angkut pit kepengolahan berjarak
1950 Km
 Pada tahun kedua, jarak angkut pit kepengolahan berjarak 2059
Km
 Pada tahun ketiga, jarak angkut pit kepengolahan berjarak 2250
Km
 Pada tahun keempat, jarak angkut pit kepengolahan berjarak
2395 Km
 Pada tahun kelima, jarak angkut pit kepengolahan berjarak 2495
Km
 Pada tahun keenam, jarak angkut pit kepengolahan berjarak
2750 Km
 Pada tahun ketujuh, jarak angkut pit kepengolahan berjarak 2850
Km
 Pada tahun kedelapan, jarak angkut pit kepengolahan berjarak
2950 Km
 Pada tahun kesembilan, jarak angkut pit kepengolahan berjarak
3050 Km
 Pada tahun kesepuluh, jarak angkut pit kepengolahan berjarak
3150 Km

5.6.2 Alat Pendukung


1. Bulldozer
Bulldozer berperan untuk menjaga kondisi operasional
yang baik di dalam area kerja tambang tentunya dengan
mendorong dan meratakan permukaan tanah. Bulldozer
diharapkan untuk meratakan batuan buangan yang ditimbun
dalam lapisan-lapisan yang tipis agar siap untuk dipadatkan di
daerah disposal. Berdasakan hal tersebut PT. Lancar Jaya

66
Mining memilih menggunakan dozer tang memiliki spesifikasi
sebagai berikut :
a. Nama alat : Bulldozer
b. Tipe alat : CAT D9R
c. Ukuran blade : 6,3 m3
d. Kapasitas Bucket : 4,25 m3
e. Status alat : Baik
f. Kondisi operator : Baik
g. Factor blade : 0.83
h. Efisiensi kerja : 83 % / 0.83
i. Kecepatan maju (F) : 7.2 km/jam
j. Kecepatan mundur (R) : 7.2 km/jam

Gambar 5. 31 Bulldozer CAT D9R

Tabel 5. 24 Kapasitas produksi buldozer

keterangan jumlah satuan


produksi alat per jam (Q) 61,20242 m3/jam
kapasitas blade (q) x faktor blade (a) 8,46 ton
jarak gusur (m) 40 m
kecepatan maju (f) 0,75 km/jam

67
kecepatan mundur (R) 0,85 km/jam
waktu tetap (z) 0.05 - 0.1 menit
faktor kelandaiam (E)/ grade faktor 1
effisiensi kerja (E) 0,83

Keterangan :
 Effisiensi kerja (E) = 0,83
 Faktor kelandaiam (E) / grade factor = 1
 Waktu tetap (z) = 0.05 - 0.1 menit
 Kecepatan mundur (R) = 0,85 menit
 Kecepatan maju (f) = 0,75 km/jam
 Jarak gusur (m) = 40 m
 Kapasitas blade (q) x faktor blade (a) = 8,46ton

Rumus:
𝐸
𝑚 𝑚
𝑄 = 𝑞 × 𝑎 × 60 × 𝐸 × +
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑗𝑢 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑛𝑑𝑢𝑟 + 0,1
0,83 40
= 8,46 × 60 × 1 × + + 0,1
40/0,75 0,85
= 61,2024 m3/jam

Tabel 5. 25 kapasitas produksi ripping

Keterangan jumlah satuan


kedalaman penetrasi (p) 0.3 m
jarak ripping (D) 30 m
kecepatan ripping speed
(F) 0.75 km/jam
kecepatan mundur speed
(R) 0.85 km/jam
width of ripping (W) 0.5

Q 47.39412 m3/jam

68
Keterangan :
 Kedalaman penetrasi (p) = 0,3 m
 Jarak ripping (D) = 30 m
 Kecepatan ripping speed (F) = 0,75 km/jam
 Kecepatan mundur speed (R) = 0,85 km/jam
 Width of ripping (W) = 0,5

Rumus:

𝐸
𝑚 𝑚
𝑄 = 𝑞 × 𝑎 × 60 × 𝐸 × +
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑗𝑢 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑛𝑑𝑢𝑟 + 0,1
0,75 40
= 0,3 × 60 × 30 × + + 0,1
40/0,75 0,85
= 47,39412 m3/jam

Tabel 5. 26 kapasitas produksi ripping & dozing

Keterangan jumlah satuan


produksi ripping & dozing (Q) 122.4048 m3/jam
produksi ripping (QR) 47.39412 m3/jam
produksi dozing (QD) 61.20242 m3/jam
Keterangan :

 Produksi ripping (QR) = 47,39412 m3/jam


 Produksi dozing (QD) = 47,39412 m3/jam

Rumus:

𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑟𝑖𝑝𝑝𝑖𝑛𝑔 × 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑜𝑧𝑖𝑛𝑔


𝑄=
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑟𝑖𝑝𝑝𝑖𝑛𝑔 + 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑧𝑖𝑛𝑔

47,39412 × 47,394
=
47,39412 + 47,39412

= 567,345

69
Tabel 5. 27 total alat buldozer

Keterangan jumlah satuan


produksi perjam 259.6667 ton/jam
1 buldozer 120 ton/hari
total alat 2.163889
cadangan 2
total alat buldozer 5

Keterangan:
233,7
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 =
0,9

= 259,667 𝑡𝑜𝑛/𝑗𝑎𝑚

Jadi, 1 buldozer sama dengan 120 ton/hari dengan


cadangan 1 alat dan 3 alat total bulldozer yang siap pakai.

2. Wheel loader
Tujuan utama dari wheel loader adalah untuk
pengumpanan bijih ke alat peremuk primer. Dalam hal ini PT.
Big Gold Jaya menggunakan wheel loader dengan spesifikasi
sebagai berikut:

Gambar 5. 32 Wheel Loader Komatsu WA-900

a. Nama alat : Wheel Loader


b. Tipe alat : Komatsu WA-900
c. Kondisi alat : Baik

70
d. Kondisi operator : Baik
e. Ukuran blade : 5,8 m3
f. Status alat : Baik
g. Factor blade :1
h. Efisiensi kerja : 84 % / 0.84
i. Kecepatan maju (F) : 7.2 km/jam
j. Kecepatan mundur (R) : 7.2 km/jam
k. Waktu tetap (Z) : 0.45 menit

Tabel 5. 28 Kapasitas Produksi Wheel louder

Keterangan Jumlah
produksi alat per jam (Q) 675,5492
produksi per cycle (q) 3,5
cycle time (Cm) 15,10771
effisiensi kerja (E) 0,81

Keterangan:
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 × 0,81
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 =
15,10771
= 675,5492 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚

Tabel 5. 29 Cycle Time Wheel louder

Keterangan jumlah satuan


Cm = (D/F + D/R) *
n +Z 15.10771

jarak muat (D) 20 m


kecepatan maju (V) 4.74 km/jam
kecepatan mundur
(R) 3.76 km/jam
n > untuk V shape
loading 2
n > untuk croos
loading 1

71
waktuk tetap (Z) 0.25 menit

Keterangan:
𝐷 𝐷
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 = ( + ) × 𝑛 + 𝑍
𝐹 𝑅
20 20
=( + ) × 2 + 0,25
4,74 3,74
= 15,10771

3. Truk Tangki Air


Truk tangki air (water truck) akan diperlukan untuk
menyiram jalan angkut, mengurangi debu dan jika dibutuhkan
maka akan menyediakan air untuk keperluan operasional
penambangan. Berdasarkan hal tersebut PT. Big Gold Jaya akan
menggunakan water truck bermerek Water Truck Tanker
Dongfeng.

Gambar 5. 33 Water Truck Tanker Dongfeng

Tabel 5. 30 Total penyiraman jalan area tambang PT. Big Gold Jaya

Keterangan jumlah satuan


Kapasitas tangki air 8 m3

72
Jarak angkut 2 km
Faktor effisiensi kerja 0,83
Waktu suplaying 10 menit
Kecepatan penyiraman 50 km/jam
Kecepatan kosong 70 km/jam
Waktu isi 25 menit
Kapasitas aktual 8 m3
Waktu siklus
Waktu kosong 1,714286 menit
Waktu angkut 2,4 menit
Waktu suplaying 10 menit
Waktu isi 34,11429 menit
PKK 14,07035 m3/jam
PKA 11,67839 m3/jam

Keterangan:
 Kapasitas tangki air = 8 m3
 Jarak Angkut = 2 Km = 2000 m
 Faktor efisiensi Kerja = 0,83
 Waktu Suplaying (WS) = 10 menit
 Kecepatan Angkut = 50 Km/jam = 5000 m/jam
 Kecepatan Kosong = 70 Km/jam = 7000 m/jam
 Waktu Isi = 20 menit
 Kapasitas Aktual = 8 m3

Rumus:
 Waktu siklus
 Waktu Kosong (WK)

73
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 × 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐾𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 =
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
2000 × 60
=
70000
= 1.714 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
 Waktu Angkut (WA)
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 × 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 =
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡
2000 × 60
=
50000
= 2,4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
 Waktu isi
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐼𝑠𝑖 = 𝑊𝐾 + 𝑊𝐴 + 𝑊𝑆
= 1.714 + 2,4 + 10
= 34,114 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
 PKK
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 𝑃𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚
𝑃𝐾𝐾 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ×
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝐼𝑠𝑖
60
=8×
34,114
= 14,070 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
 PKA
𝑃𝐾𝐴 = 𝑃𝐾𝐾 × 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
= 14,070 × 0,83
= 11,678 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚

4. Compactor
Compactor digunakan untuk memadatkan jalan-jalan
angkut, area tambang dan disposal. PT. Big Gold Jaya akan
menggunakan compactor dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Merk alat : Bomag JCBVM117
b. Lebar efektif pemadatan : 3 m3
c. Diameter Drum Penggilas (B) : 1.325 meter

74
d. Berat operasional : 7,750 kg
e. Berat drum penggilas : 3.781 kg
f. Efisiensi kerja : 75%/ 0.75
g. Jam kerja/hari : 7 jam
h. Jenis tanah : tanah biasa
i. Kecepatan operasional alat : 2 km/jam

Gambar 5. 34 Bomag JCBVM117

Tabel 5. 31 kapasitas produksi Compactor

Keterangan jumlah satuan


Kapasitas produksi (m3/jam) (Q) 32,5 m2/jam
Lebar efektif pemadatan
0,4
perlintasan (W)
Kecepatan kerja (V) 2 menit
Tebal lapisan pemadatan (H) 0,5
Jumlah pemadatan perlintasan
8
(N)
Effisiensi kerja (E) 0,65

75
64360
Kecepatan alat 38,62 menit
jam
Sumber: Perhitungan data compactor PT. Big Gold Jaya
Keterangan:
 W = 0,4
 V = 2 menit
 H = 0,5
 N =8
 E = 0,65
 Kecepatan Alat = 38,26 menit
Rumus:
 Kapasitas Produksi (Q)
𝑊 × 𝐻 × 𝑉 × 1000 × 𝐸
𝑄=
𝑁
0,4 x 0,5 x 2 x 1000 x 0,65
=
8
= 32,5 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚

 Site out per hari


Dalam satu hari alat bekerja selama 10 jam

𝑆𝑖𝑡𝑒 𝑜𝑢𝑡 𝑃𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 × 𝑄

= 10 × 32,5

= 325 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖

 Jumlah compactor yang dibutuhkan


𝑆𝑖𝑡𝑒 𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡 𝐸𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐶𝑜𝑚𝑝𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 =
𝑆𝑖𝑡𝑒 𝑂𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝐻𝑎𝑟𝑖
748,28
=
325
= 2,30 𝑢𝑛𝑖𝑡
= 2 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑑𝑎𝑛 1 𝑐𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

76
= 3 𝑢𝑛𝑖𝑡
Tabel 5. 32 total alat compactor

Keterangan Jumlah/satuan
Produksi per jam 32,5 m3/jam
Total alat 2,3024
Cadangan 1 unit
Total alat compactor yang 3 unit
dibutuhkan

5. Transportasi
Untuk mengangkut karyawan, PT. Big Gold Jaya
menggunakan bus dengan kapasitas 40 seat. Susai dengan
kondisi medan dan kebutuhan maka bus dengan merek
TOYOTA_Hino sangat direkomendasikan seperti pada gambar
5.39 di bawah dengan spesifikasi sebagai berikut:
 Nama Alat : Bus
 Tipe Alat : RN8J
 Tipe Mesin : J08E-VD
 Kapasitas Tempat Duduk : 40 kursi
 Kapasitas Bahan Bakar : 350 Liter

Gambar 5. 35 Bus Toyota HINO PT. Big Gold Jaya

Transportasi yang di gunakan di area penambangan


tergantung kondisi cuaca, namun minimal kendaraan yang

77
digunakan di area tambang bisa kita rekomendasikan kendaraan
pick up. Untuk mengangkut karyawan di area tambang, tentunya
dalam hal ini membutuhkan kendaraan yang bisa membawa
banyak penumpang, salah satunya yaitu bus, pick up dan lain
sebagainya. Berdasarkan hal tersebut PT. Big Gold Jaya
menggunakan transportasi karyawan dengan merk TOYOTA
HILUX seperti pada gambar 5.40 dengan spesifikasi alat sebagai
berikut:
 Nama Alat : Pick Up
 Kapasitas Mesin : 1998 cc
 Jenis bahan bakar : Bensin
 Kapasitas Tempat Duduk : 4 Kursi
 Kapasitas Tangki Bahan Bakar : 65 Liter

Gambar 5. 36 TOYOTA HILUX

5.7 Persamaan
Dalam perhitungan produktivitas alat berat didalam dunia
pertambangan dalam satuan yang umumnya sering digunakan adalah dalam
sekala Ton/jam atau BCM/jam, maka dihasilkanlah perhitungan dengan
satuan yang sesuai atau diinginkan. Hal ini berkaitan dengan jumlah

78
cadangan yang akan ditambanng pada PT. Manuver Mining, sehingga akan
diketahui umur tambang. Dari premis tersebut maka dapat diketahui pada
perhitungan umur tambang adalah:
𝑐𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑇𝑎𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
𝑡𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

 Persamaan produktivitas excavator yaitu:


3600
𝑄𝑒𝑥 = × 𝐾𝑏 × 𝐹𝐹 × [𝐹𝐾] × [𝐹𝑘]
𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 + 𝑡4

Keterangan:

 Qex : Produktivitas Excavator (LCM/jam)

 t1 : waktu land bucket (detik)

 t2 : waktu loaded swing (detik)

 t3 : waktu dump bucket (detik)

 t4 : waktu empty swing (detik)

 Kb : Kapasitas bucket (m3)

 FF : Fill Factor (%)

 FK : Faktor Koreksi (Efisiensi Kerja, Availability, dll; %)

 Fk : Faktor Konversi (missal Swell Factor, % Swell, dll)

 Persamaan produktivitas dumptruck yaitu:


60
𝑄𝑑𝑡 = × 𝐾𝑏 × 𝐹𝐹 × [𝐹𝐾] × [𝐹𝐾]
𝑡1 + 𝑡2 + 𝑡3 + 𝑡4 + 𝑡5

Keterangan:

 Qdt : Produktivitas Dumptruck (LCM/jam)

 t1 : waktu berangkat isi (menit)

 t2 : waktu dumping (menit)

 t3 : waktu pulang kosong (menit)

 t4 : waktu spotting (menit)

79
 t5 : waktu loading (menit)

 Kb : Kapasitas bak (m3)

 FF : Fill Factor (%)

 FK : Faktor Koreksi (Efisiensi Kerja, Availability, dll; %)

 Fk : Faktor Konversi (missal Swell Factor, % Swell, dll)

 Persamaan produktivitas bulldozer yaitu:


60
𝑄𝑏𝑑 = × 𝐾𝑏𝑙 × 𝐹𝐾𝑏𝑙 × [𝐹𝐾 ] × [𝐹𝑘 ]
𝐶𝑇
Keterangan:

 Qbd : Produktivitas Bulldozer (LCM/jam)

 CT : Cycle Time (menit)

 Kbl : Kapasitas blade (m3)

 FKbl : Faktor Koreksi blade

 FK : Faktor Koreksi (Efisiensi Kerja, Availability, dll; %)

 Fk : Faktor Konversi (missal Swell Factor, % Swell, dll)

 Persamaan produktivitas Wheel Loader yaitu:


𝑞1 𝑥 𝑘 𝑥 60 𝑥 𝐸
1. 𝑄 =
𝐶𝑚

2𝐷 2𝐷
2. 𝐶𝑚 = + + 𝑍|
𝐹 𝑅

Keterangan:

 Q : Produksi per jam (m3/jam)

 q1 : Kapasitas munjung (m3)

 k : Faktor backet

 Cm : Cycle time (menit)

 E : Job kerja

 D : Jarak kerja (m)

 F : Kecepatan maju (m/menit)

80
 R : Kecepatan mundur (m/menit)

 Z : Waktu untuk ganti gigi (menit)

 Persamaan produktivitas Motor Grader yaitu:

𝑄𝐴 = 𝑉 × (𝐿𝑒 − 𝐿𝑜) × 𝐸

Keterangan:

 QA: Produksi per jam (m3 / jam)

 Le: Panjang efeksi blande

 V: Kecepatan kerja (Km/jam)

 LO: Tebal penghamparan (Cm)

 Et: Efisiensi kerja alat

 Persamaan produktivitas Compactor yaitu:


𝑀 𝑥 𝑉 𝑥 𝐾 𝑥 1000 𝑥 𝐸
𝑇𝐵 =
𝑁

Keterangan:

 TB : Taksiran produksi (m3/jam)

 M : lebar pemadatan efeksien (meter)

 V : Kecepatan oprasional (Km/jam)

 K : Tebal pemadatan (meter)

 E : Efisiensi kerja

 N : Jumlah lintasan pemadatan

5.8 Match Factor


Tabel 5.7 Match factor PT. Big Gold Jaya
Peralatan Tahun
Alat Alat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Muat Angkut
Excava Dump 0,86 0,83 1,01 1,03 1,04 1,05 1,06 1,07 1,05 1,08
tor Truck 5 6 9 8 7 6 5 0 4 2

81
Excava Dump 0,93 0,64 1,50 1,51 1,47 1,07 1,65 1,60 1,42 2,57
tor Truck 7 5 6 0 1 0 5 8 0 6

Faktor keserasian biasanya digunakan untuk mengetahui jumlah alat


angkut yang sesuai (serasi) untuk melayani satu unit alat gali muat.
Keserasian alat gali muat dan alat angkut dapat dirumuskan sebagai :

𝑁𝑎 × 𝑛 × 𝐶𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑁𝑚 × 𝐶𝑡𝑎
Keterangan :
 Na = Jumlah alat angkut
 Nm = Jumlah alat gali muat
 n = Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut
 Cta = Waktu Siklus alat angkut
 Ctm = Waktu Siklus alat gali muat
 Alat Muat
1. Tahun Pertama
𝑁𝑎 × 𝑛 × 𝐶𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑁𝑚 × 𝐶𝑡𝑎
11 × 2,951 × 2,74
=
22,652 × 16
88,954
=
362,5
= 0,245
2. Tahun Kedua
𝑁𝑎 × 𝑛 × 𝐶𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑁𝑚 × 𝐶𝑡𝑎
11 × 2,951 × 2,74
=
24,545 × 4
88,954
=
98,180
= 0,906
3. Tahun Ketiga

82
𝑁𝑎 × 𝑛 × 𝐶𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑁𝑚 × 𝐶𝑡𝑎
14 × 2,951 × 2,74
=
25,197 × 4
113,215
=
100,79
= 0,962
4. Tahun keempat
𝑁𝑎 × 𝑛 × 𝐶𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑁𝑚 × 𝐶𝑡𝑎
15 × 2,951 × 2,74
=
27,086 × 4
121,302
=
108,347
= 0,895
5. Tahun Kelima
𝑁𝑎 × 𝑛 × 𝐶𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑁𝑚 × 𝐶𝑡𝑎
15 × 2,951 × 2,74
=
28,975 × 4
121,302
=
115,902
= 0,907
6. Tahun Keenam
𝑁𝑎 × 𝑛 × 𝐶𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑁𝑚 × 𝐶𝑡𝑎
16 × 2,951 × 2,74
=
30,864 × 4
129,388
=
123,458
= 0,917
7. Tahun Ketujuh
𝑁𝑎 × 𝑛 × 𝐶𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑁𝑚 × 𝐶𝑡𝑎
17 × 2,951 × 2,74
=
32,753 × 4

83
137,475
=
131,137
= 0,925
8. Tahun Kedelapan
𝑁𝑎 × 𝑛 × 𝐶𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑁𝑚 × 𝐶𝑡𝑎
18 × 2,951 × 2,74
=
34,642 × 4
145,562
=
138,556
= 0,875
9. Tahun Kesembilan
𝑁𝑎 × 𝑛 × 𝐶𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑁𝑚 × 𝐶𝑡𝑎
19 × 2,951 × 2,74
=
36,531 × 4
153,649
=
138,556
= 0,245
10. Tahun kesepuluh
𝑁𝑎 × 𝑛 × 𝐶𝑡𝑚
𝑀𝐹 =
𝑁𝑚 × 𝐶𝑡𝑎
19 × 2,951 × 2,74
=
38,420 × 4
153,649
=
153,680
= 0,894
Adapun cara menilainya adalah :
 MF < 1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut
bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena
menunggu alat angkut yang belum datang.
 MF = 1, artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehigga tidak
terjadi waktu tunggu dari kedua jenis alat tersebut.
 MF > 1, artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja

84
kurang dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.
Peralatan Tahun
Alat Alat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Muat Angkut
Excav Dump 0,8 0,8 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
ator Truck 65 36 19 38 47 56 65 70 54 82
Excav Dump 0,9 0,6 1,5 1,5 1,4 1,0 1,6 1,6 1,4 2,5
ator Truck 37 45 06 10 71 70 55 08 20 76

Dari data match factor keserasian biasanya digunakan untuk


mengetahui jumlah alat angkut yang sesuai (serasi) untuk melayani satu
unit alat gali muat, setelah dilakukan perhitungan dapat dilihat untuk
alat excavator dan dump truck untuk alat gali
 pada tahun pertama sebanyak 0.865
 pahun kedua sebanyak 0.836
 Pada tahun ketiga sebanyak 1,019
 Pada tahun keempat sebanyak 1,038
 Pada tahun kelima sebanyak 1,047
 Pada tahun keenam sebanyak 1,056
 Pada tahun ketujuh sebanyak 1,065
 Pada tahun kedelapan sebanyak 1,070
 Pada tahun kesembilan sebanyak 1,054
 Pada tahun kesepuluh sebanyak 1,082.
Perhitungan match factor untuk alat angkut dapat dilihat
untuk alat excavator dan dumptruck sebagai berikut.
 Pada tahun pertama sebesar 0,937
 Pada tahun kedua sebesar 0,645
 Pada tahun ketiga sebesar 1,506
 Pada tahun keempat sebesar 1,510
 Pada tahun kelima sebesar 1,471
 Pada tahun keenam sebesar 1,070
 Pada tahun ketujuh sebesar 1,655

85
 Pada tahun kedelapan sebesar 1,608
 Pada tahun kesembilan sebesar 1,420
 Pada tahun kesepuluh sebesar 2,567

86
Year Year Year Year Year
Brand Tipe Model Kapasitas / Kelas Year 05 Year 06 Year 08 Year 09 Year 10
01 02 03 04 07
Alat Pemboran
Sandvik Production Diameter 165mm 16 14 14 13 13 13 13 2 2 1
Sandvik Pre-split Diameter 89mm 16 14 14 13 13 12 12 2 1 1
Alat Gali Waste
Hitachi PC
Sany Excavator 15 m3 16 15 15
2500 14 14 14 14 14 14 14
Alat Gali Ore
Hitachi PC
Sany Excavator 15 m3 15 15 14
2500 14 14 14 14 14 15 14
Alat Angkut Waste
Komatsu
Caterpillar Dump Truck 28,5 m3 15 14 14
HD605 14 14 14 14 14 15 14
Alat Angkut Ore
Komatsu
Caterpillar Dump Truck 28,5 m3 14 14 13
HD605 13 13 13 13 13 14 13
Alat Pendukung
Caterpillar Wheel Loader CAT 966 15 15 15 16 16 14 14 14 14 13
Caterpillar Track Dozer CAT D8R 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3
Caterpillar Motor Grader CAT 14M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Iveco WC
Iveco Water Truck 1 2 2
Series 2 2 1 1 2 1 2
Fuel & Service Iveco WC
Iveco 1 1 1
Truck Series 1 1 1 1 1 1 1
Caterpillar Rock Breaker CAT 330D 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2
Caterpillar Compactor CAT CP563E 6 6 7 7 6 6 6 6 6 6
Caterpillar Stemming Loader CAT 432E 15 15 15 16 16 16 14 14 14 14
Volvo Transport Bus

87
Toyota Light Vehicle 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Lighting Plant 4 8 8 8 8 8 6 7 5 5

88
Manager r

Sekretaris

Divisi Divisi Divisi Divisi


Divisi
Perencan Opeeasi Pengolaha Administrasi
aan Pengolahan n dan
Bagian Bagian Bagian Bagian Keuangan
Staff Staff K3
Ekplorasi Penambang Lingkunga
an n Staff:
20 20 Staff Staff
Staff Staff - Akuntansi
Sub Staff Listrik
Sub Bagian Bagian Penamban Mekanik -Keuangan
20 g
Pemuatan dan Pembongk 20 - Personalia
20
Pengangkutan aran 20 -Umum
20
Staff 20
Staff
20
20

89

Anda mungkin juga menyukai