LAPORAN KERJA
7
Benda yang di ajukan dan masuk dalam spesifikasi untuk projek akhir selanjutnya
dilakukan pengukuran untuk mendapatkan gambar mesin dari benda tersebut. Selanjutnya
dilakukan proses pembuatan perancangan coran, langkah selanjutnya melakukan proses
perancangan pola dan kotak inti, untuk melakukan proses pembuatan pola dan kotak inti.
Sebelum melewati proses pembuatan coran dilakukan pengujian dimensi, kelayakan pola dan
kotak inti untuk dicetak agar sesuai dengan bentuk dan ukuran yang tertera didalam gambar.
Setelah itu dilakukan percobaan pembuatan cetakan dan inti untuk dapat mengetahui kelayakan
pola, kotak inti dan cetakan untuk ditentukan apakah layak untuk di lakukan proses pembuatan
cetakan. Setelah hasil percobaan berhasil, dilakukan pembuatan cetakan dan inti lalu
disamping itu dilakukannya proses peleburan bahan coran, dan inti yang telah dibuat
dipasangkan pada cetakan kemudian setelah cetakan di assembly dilakukan proses penuangan
cairan yang telah mencair kedalam cetakan. Selanjutnya dilakukan proses pembongkaran
cetakan dan proses pembersihan coran. Lalu dilakukan proses analisa cacat coran, dan proses
pengujian benda coran pada sample uji. Setelah itu dilakukan perhitungan biaya proses.
Waktu pembuatan yang di paparkan dalam tabel merupakan waktu keseluruhan hingga
cetakan siap di pasangi inti. Waktu pembuatan inti tidak termasuk dalam waktu pengerasan
maksimal pasir berpengikat resin alkali phenolic yaitu 6 jam.
9
pengujian 1435-1436° C dan proses tapping pada temperatur 1400-1450° C dengan
treatment cairan menggunakan inokulasi jenis FeSi sebanyak 0,1 Kg kemudian pouring pada
range temperatur 1300-1350° C dengan waktu penuangan cairan selama 6 detik.
10
Gambar 2.2 Standar Bentuk Grafit Menurut ASTM A 247.
(I = Grafit Bulat, IV = Grafit Vermikular, VII = Grafit Lamelar)
Grafit A :Grafit eutektik lamelar (grafit lamelar yang tersebar secara merata dan seragam).
Grafit B :Grafit mawar (Rosette).
Grafit C :Grafit kasar (grafit primer) yang tersebar diantara grafit-grafit eutektik. Umumnya
terdapat pada komposisi besi cor hipereutektik.Grafit
D :Grafit interdenditrik (grafit undercooling). Umumnya terjadi pada komposisi besi cor
hipoeutektik.
Grafit E :Grafit interdendritik yang terurai. Umumnya terjadi pada komposisi besi cor
hipoeutektik.
11
Kekerasan merupakan sifat yang dapat diandalkan dalam penentuan kekuatan suatu
bahan. Pengukuran kekerasan ialah cukup mudah, sehingga pengujian kekerasan banyak sekali
dilakukan dalam penentuan pemilihan bahan. Terdapat beberapa macam alat penguji kekerasan
yang dipergunakan sesuai dengan: Bahan dari material terserbut , kekerasan yang akan diukur
dari material tersebut , ukuran sample uji kekerasan, dan hal lainnya dari suatu produk.
Pada material FC yang memiliki sifat hetergon pengujian yang cocok yaitu pengujian
kekerasan dengan metode brinell karena metode ini menghasilkan bekas penekaanan plastis
yang luas sehingga dapat mengatasi ketidakseragaman fasa. Selain itu metode ini memiliki
kelebihan dengan luas nya bekas penekanan lebih mudah untuk di amati. Standar untuk
pengujian brinell mengacu pada JIS Z 2243-1992 Method Of Brinell Hardness Test.
Realisasi
No Bahan Target Cetakan Cetakan
Inti 1 Inti 2
atas bawah
pasir silika
1 100% 25 Kg 25 Kg 5 kg 5 kg
baru
0.5 Kg 0.5 Kg 100 gr 100 gr
2 Resin 1,7-2%
(2%) (2%) (2%) (2%)
20-25%*(dari berat 120 gr 120 gr 17 gr 17 gr
3 Hardener
resin) (24%) (24%) (17%) (17%)
12
Langkah pembuatan pasir berpengikat alkali penholic secara detail dapat di lihat pada
lampiran 3. Proses pengerasan terjadi sejak pada mesin mixer saat resin di campurakan dan
bereaksi dengan hardener oleh karena itu proses pembuatan cetakannya harus sesegera
mungkin, pemadatan manual selama maksimum 15 menit atau dapat di perpanjang dengan
mengurangi jumlah hardener.
13
Cetakan Bawah Cetakan Atas
Gambar 2.4 Cetakan Disc Brake.
Secara keseluruhan proses pembuatan cetakan berjalan dengan baik, langkah-langkah
pengerjaan yang dilakukan telah sesuai dengan urutan seperti yang sudah dipelajari
sebelumnya di bengkel Teknik Pengecoran Logam serta telah sesuai dengan perencanaan
pembuatan yang telah dibuat.
Proses selanjutnya melakukan pelapisan cetakan menggunakan coating jenis grafit
setelah itu coating di keringkan dan di lakukan proses burner untuk menghilangkan kadar air
dan kelembapan pada cetakan. Tahap akhir yaitu proses pemasangan inti dan assembly
cetakan.
14
di lapisi menggunakan coating jenis grafit. Langkah detail pembuatan inti dapat di lihat pada
lampiran 5.
15
Gambar 2.6 Inti Yang Telah di Assembly Pada Cetakan Bawah.
Proses selanjutnya assembly cetakan atas dan bawah, assembly di lakukan 2 kali yang
pertama untuk mengecek apakah inti terbentur atau ter-erosi oleh cetakan atas atau tidak. Pada
assembly yang ke dua cetakan bagian bawah di beri lem khusus cetakan agar menempel
dengan cetakan atas.
16
2.2.3 Peramuan dan peleburan
Proses awal peleburan di awali dengan pengecekan alat dan mesin serta
mempersiapkan bahan baku peleburan berdasarkan ketersediaan bahan baku dan peramuan
peleburan.
Pada proses peleburan material FC 250 jadwal peleburan disatukan dengan proses
peleburan FCD 500. karena kandungan Si pada FCD 500 lebih kecil di banding FC 250 oleh
karena itu tapping awal di peruntukan material FCD 500 yang kemudian sisa cairan di pakai
untuk peleburan FC 250. Cairan yang di pakai untuk FCD 500 sebanyak ±100 kg (2 kali
tapping menggunakan ladel kapasitas 60 kg) detail bahan lebur dan komposisi akhir FCD 500
da pat dilihat dalam lampiran 7. Kemudian untuk mencapai komposisi target di tambahkan
paduan dan untuk mecapai kapsitas tanur bahan lebur yang di tambahkan adalah steel scrap.
Dalam proses peleburannya, pemuatan awal memasukan dan BDU FC 250 kedalam
tanur tujuanya agar proses pemanasan awal lebih cepat karena bentuk BDU yang memilki
berat lebih besar daripada bahan peleburan lain yang tersedia. Setelah logam terlihat ada yang
mencair, masukan skrap dan carburizer pada tanur, dan bahan paduan lain.setelah semua
bahan mencair masukan sisa bahan peleburna hingga tanur penuh sesaui dengan kapasitasnya.
Setelah temperatur kesetimbangan pada tanur tercapai, dilakukan pengambilan sampel untuk
pengujian komposisi. Jika komposisi sudah sesuai target, dilanjutkan dengan proses tapping.
Jika belum, maka harus dilakukan perhitungan komposisi ulang dan mengkoreksinya kembali
jika sudah lakukan proses pouring. Langkah kerja proses peleburan dapat dilihat pada
Lampiran 6.
Pada perencanaan dan tertera pada kartu kerja yang terlampir target komposisi untuk
membuat material FC 250. Kandungan P dan S di anggap sebagai unsur pengotor karena itu
kandunganya di dibatasi.berikut merupakan penjabaran proses peramuan.
Max Max
Target 3,2-3,3 2,0-2,1 0,5-0,8
0,1 0,01
17
Unsur C (%) Si (%) Mn (%) P (%) S (%)
Pra- Mg
3,53 1,00 0,49 0,1 0,01
Treat
150
C 200
x 3,53 = 2,6 % 3, 3 – 3,6 % <
150
Si 200
x 1,00 = 0,75 % 2,0 – 2,1 % <
150
Mn 200
x 0.49 = 0,36 % 0,7-0,8 % ˂
150
P 200
x0,01 = 0,005% Max 0,1 % ok
150
S 200
x0,01 = 0,005% Max 0,01 % ok
Tabel 2.6 Perhitungan Unsur Pada Tanur Setelah Peleburan FCD 500.
Dari perhhitungan diatas diketahui bahwa C, Si dan Mn merupakan unsur yang tidak
mencapai target, maka perlu bahan paduan agar unsur tersebut mencapai target. Untuk C bisa
bisa ditambahkan dengan carburizer dan untuk Si bisa ditambahkan dengan FeSi sedangkan
Mn dipilih paduan FeMnHc.
Penambahan unsur dapat di hitung :
Kemurnian paduan :
- Carburizer = 90% C
- FeSi = 75% Si
- FeMnHc = 65% Mn, 4% C
18
Jumlah paduan yang di tambahkan :
3,3−2,6
• Carburizer = 90
x 200 = 1,5 kg
1,9−0,75
• FeSi = x 260 = 3,06 kg = 3 kg
75
0,6−0,36
• FeMn Hc = 65
x 260 = 0,7 kg
Untuk mencapai kapasitas tanur maka skrap baja low mangan yang di tambahkan
sebagai berikut :
Skrap = kapasitas tanur – BDU – paduan (kg)
= 200 -150- 5,2
= 44,8 Kg = 45 Kg
Pra-
3,23 2,1 0,52 0.01 0,01
Inokulasi
Penambahan inokulasi (FeSi) pada saat tapping sebanyak 0,2% dari kapasitas ladel.
Komposisi Si menjadi :
Si% = 2,1 + Si %(pada inokulasi)
Si% = 2,1 + 0,2 %
Si% = 2,3 %
Setelah
3,3 2,26 0,54 0.01 0,01
Inokulasi
Data spektro secara lengkap dapat di lihat dalam lampiran 10 . secara keseluruhan
komposisi kimia yang di hasilkan memenuhi target yang di berikan .
Setelah komposisi mencapai target dilakukan proses tapping kemudian pouring.
Dalam proses tersebut hal yang wajib di perhatikan adalah pengendalian temperatur dan waktu
poring, berikut merupakan hasil pengendalian temperaturdan waktu pouring dalam proses
penuanangan yang di bandingkan dengan perencanaanya.
19
Proses Target Aktual Keterangan
Temperatur
1400 – 1450 oC 1489° C Lebih tinggi 39 o C
Tapping
Temperatur
1.300 – 1350 oC 1358 o C Lebih tinggi 8 o C
Pouring
Waktu
6 detik 8 detik lebih lama 2 detik
Penuangan
Tabel 2.9 Pengendalian Temperature Dan Waktu Pouring.
Temperatur aktual melebihi target yang telah di rencanakan hal ini di tanggulangi
dengan holding cairan pada saat di ladel, waktu holding ± 1menit hinnga mencapai temperatur
pouring 1358 ° C kelebihan 8 ° C dapat di abaikan karena tidak terlalu berpengaruh. Waktu
pouring aktual lebih lama dari yang di rencanakan karena pada saat proses pouring aliran
cairan terputus dan pada cairan pada cawan tuang tidak di jaga penuh. Secara keseluruhan
proses peleburan sesuai dengan yang di rencanakan hanya pada pengendalian temperatur
penuangan dan waktu penuangan saja yang diluar target yang di rencanakan, namun masih
dapat di toleransi.
20
perancangan serta yang terjadi dalam aktualnya. Selanjutnya dilakukan proses pemotongan
sistem saluran dan perapihan benda cor.
Urutan proses sesuai dengan apa yang telah di rencanakan dan di paparkan dalam
lampiran 11 dan tidak ada kendala dalam proses pembersihan dan pembongkaran coran .
Gambar 2.8 Coran Disc Brake sebelum dan setelah proses shootblast.
21
2.3.1 Analisa cacat coran
Analisa cacat coran dilakukan pada hasil benda setelah proses pembersihan selesai.
Cacat yang terjadi dapat disebabkan oleh kesalahan pada saat proses perancangan ataupun
proses pembuatan benda. Adapun hasil analisa cacat coran Disc Brake sebagai berikut :
1. Cacat sirip
22
Cacat sirip dapat di hilangkan dengan menggunakan gerinda tangan.
sebenarnya ini sangat umum dan dimaklumi terdapat pada coran, namun dengan tidak
adanya sirip akan mengurangi pekerjaan pada proses pembersihan coran (fetling).
23
3. Cacat efek sudut pasir
24
2.3.3 Pengujian material
Pengujian material dilakukan untuk memastikan bahwa kemampuan material
benda telah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Suatu benda dapat dikatakan tidak
memenuhi standar apabila kemampuan material yang tidak memenuhi standar minimum
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu maka pengujian ini perlu dilakukan.
Perbesaran 100x
Hasil analisa
Bentuk grafit : Lamellar (VII) Pearlit : 93.62%
: Penyebaran merata
Sebaran grafit Ferrit : 6.38%
orientasi acak tipe A
Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik dari material yang
digunakan pada benda cor. Kekuatan tarik ini sendiri diperlukan untuk memenuhi
25
spesifikasi standar. Standar yang di gunakan untuk pengujian tarik adalah standar JIS
Z 2241-1993, lampiran 19.
210 mm
26
Gambar 2.14 Grafik Pengujian Tarik.
Hasil pengujian tarik dari 3 specimen tidak ada yang mencapai target yang di
tentukan. Penyebabnya kemungkinan merupakan factor dari struktur mikro yang di
hasilkan karena hal yang berpengaruh terhadap besar kuat tarik adalah struktur mikro
dari material tersebut, struktur mikro yang di kehendaki grafit lamellar dengan fasa
pearlitik, kesalahan terletak pada struktur mikro yang terbentuk tidak 100% lamellar.
27
Jumlah D Beban (F) 𝑑̃ Nilai kekerasan Rata-rata
test (indentor) N (indentasi) brinel (HB) HB
mm mm
1 10 30000 4.40 190.98
2 10 30000 4.35 195.64
191.7
3 10 30000 4.44 187.36
4 10 30000 4.38 192.82
Tabel 2.13 Data Nilai Kekerasan Brinell.
Nilai kekerasan yang di dapat tidak mencapai target yang di inginkan (241
HB), nilia kekerasan berbanding lurus dengan nilai kekuatan tarik dari material
meskipun tidak signifikan. Hal ini kemungkinan di sebabkan karena grafit yang di
hasilkan terlalu banyak.
Waktu
Kegiatan
Menit Jam
Persiapan
1 Persiapan Peralatan 7 0.12
2 Pemanasan Mesin 5 0.08
3 Setting Cetakan 5 0.08
28
Rekap
Waktu Kerja 105.4 1.76
Mixer Pasir 50
Rp 16.560.000
Kg
Crane Rp 34.000.000
Sand Plant Rp 1.480.370.000
Kompressor Rp 75.000.000
Total Rp 1.647.930.000
Umur 5 Thn
Sand Rammer Rp 3.280.000
Rangka Cetak Rp 1.700.000
Total Rp 4.980.000
29
Biaya Maintenance 5% thn Maintenance Rp 43.110 /jam
Data Kalkulasi
Jumlah
pekerja 2 org
Upah Rp 3,091,345 /bln
Hari kerja 20 /bln Upah Rp67,881
Biaya Listrik 1350 /kWh
Daya Mesin Biaya Energi
Crane 10 kWh Crane Rp23,715
Mixer 80 kWh Mixer Rp189,720
Sand Plan 40 kWh Sand Plan Rp94,860
Kompresor 120 kWh Kompresor Rp284,580
Tarip Mesin Rp 255,004 /jam Biaya Mesin Rp447,957
Waktu baku 1.76 jam
Biaya Cetakan Rp1,108,713 /charging
Biaya
/kg cairan
Produksi Rp4,434.85
Rp 106,160
TOTAL 51.24 kg Total
Rp 2,072 /kg pasir
Data Rekap
Pasir 50 kg/cetakan
Tuangan 15.64 kg/cetakan
30
Rp /kg
Biaya Pasir 2,072 /kg pasir Biaya Bahan Rp 6,623 cairan
DATA Rekap
Pasir 37 kg/cetakan
Tuangan 15.64 kg/cetakan
Biaya /kg
Rp 779
Biaya Pasir /kg pasir Bahan Rp 1,842 cairan
Waktu
Kegiatan
Menit Jam
Persiapan
1 Persiapan Peralatan 17.00 0.28
2 Pemanasan CO2 0.00 0.00
3 Persiapan Pasir 5.00 0.08
31
1 Mixing Pasir 4.00 0.07
2 Pembuatan Inti 54.00 0.90
Waktu Proses 58.00 0.97
Rencana Siklus/ Hari 5
Waktu Baku 62.40 1.06
Data Kalkulasi
Rp
Jam Kerja 1,920 jam/thn
Mesin + Rp
Instalasi (5thn) 18,000,000
Umur Mesin 5 thn Depresiasi Rp 1,875
Bunga 5% /thn Bunga Rp 234 /jam
Maintenance 5% /thn Maintenance Rp 469
Rp
Biaya Ruangan 150,000 /m2/thn
Biaya
Laintai 15 m2 Ruangan Rp 1,172
Tarip Mesin Rp 3,750 /jam
Data : Kalkulasi :
1 Hari Kerja 20 hari/bln
2 Jam Kerja 8 Jam/hari
3 Pembuatan core 62.40 menit
4 Jumlah Pekerja 2 org
5 Upah Rp 3,091,345 /bulan Upah Rp 40,896
6 Daya Mixer 5.5 kW
7 Biaya Listrik Rp 1,350 /kWh Biaya Energi Rp 7,858
8 Tarip Mesin Rp 3,750 /jam Biaya Mesin Rp 7,858
9 Waktu baku 1.06 jam/hari Biaya Rp 56,612
10 Cap. Tanur 250 kg Produksi Rp 226 /kg cairan
32
Rp 8,653
Total 4.117 Harga Core
Rp 2,102 /kg inti
Waktu
Kegiatan
Menit Jam
Persiapan
1 Persiapan Bahan 30 0.5
2 Perhitungan Peramuan 5 0.08
3 Preparasi Ladel 10 0.17
4 Pengecekan Tanur 4 0.07
5 Preheating Tanur 0 0.00
Waktu Persiapan 49 0.82
Peleburan
1 Charging awal 5 0.08
2 Starting 20 0.33
3 Melting 5 0.08
4 Pengujian Spektro 15 0.25
5 Koreksi 5 0.08
6 Holding-Tapping 12 0.20
Waktu Peleburan 62 1.03
Rencana Siklus/ Hari 4
Rekap
Energi /Siklus 150 kWh
Jumlah Cairan / Siklus 250 Kg
EnergiPeleburan 600 kWh/Ton
Waktu Baku 55 Menit
33
Tabel 2. 27 Tarif Tanur Induksi
Data Kalkulasi
Jam Kerja Rp 1,920 jam/tahun
Harga Mesin
+instalasi Rp 1,500,000,000 Rupiah Depresiasi Rp 78,125 /jam
Umur Mesin 10 tahun
Bunga 24% /tahun Bunga Rp 93,750 /jam
Biaya Ruangan Rp 150,000 Rp/m2/tahun
Lantai yg dipakai 50 m2 Lantai Rp 3,906 /jam
Biaya
Maintenance 5% /tahun Maintenance Rp 39,063 /jam
Tarip Mesin Rp 214,844 /jam
Data Kalkulasi
1 Persiapan 49 menit
2 Siklus 4
3 Peleburan 62 menit
4 Jumlah Pekerja 2
5 Upah Rp 3,091,345 /bulan Upah Rp 23,910
6 Cap. Tanur 250 kg
7 Daya rata-rata 180 kW
8 Biaya Listrik Rp 1,350 /kWh Biaya Energi Rp 300,713
9 Tarip Mesin Rp 214,844 /jam Biaya Mesin Rp 265,869
10 Waktu baku 1.24 jam/hari Biaya Rp 590,491
Peleburan Rp 2,362 /kg cairan
34
Tabel 2. 30 Biaya Peleburan
Waktu
Kegiatan
Menit Jam
Persiapan
1 Persiapan mesin 5 0.08
2 Pemindahan Cetakan 5 0.08
3 Setting Gerinda 5 0.08
Waktu Persiapan 15 0.25
Proses Fething
1 Shake out 8 0.13
2 Shoot blast /benda 12 0.20
3 Pemotongan Sistem Saluran 5 0.08
4 Finishing 30 0.50
Waktu Proses 55 0.92
Rencana Siklus/ Hari 3
Rekap
Waktu Baku 58.75 0.98
Mesin Harga
Umur 10 Thn -
Shootblast Rp 278.640.900
Shake Out +
Rp 36.810.000
Belt Conveyor
Mesin Las Rp 10.000.000
Forklift Rp 60.000.000
TOTAL Rp 385.450.900
35
Umur 5 Thn -
Gerinda Rp 1.683.000
Data Kalkulasi
Jam Kerja 1920 jam/thn
Harga Mesin + Instalasi (Umur Rp
Depresiasi Rp 20.076 /jam
10 Thn) 385.450.900
Harga Mesin + Instalasi (Umur 5
Rp 1.683.000 Depresiasi Rp 175 /jam
Thn)
Bunga 20% /thn Bunga Rp 20.163 /jam
Biaya Ruangan Rp 150.000 m2/thn
Luas Lantai 100 m2 Lantai Rp 7.813 /jam
Biaya Maintenance 5% thn Maintenance Rp 10.082 /jam
Tarip Mesin Rp 58.308 /jam
Data Kalkulasi
Proses gerinda 0.58 jam/tuangan
Berat Tuangan 18 kg/tuangan
Jumlah pekerja 1 org
Upah Rp 3,091,345 /bln
Hari kerja 20 /bln Upah Rp 18,918
Biaya Listrik 1350 /kWh
Daya Mesin Biaya Energi
Shoot blast 18.5 kWh Shoot blast Rp 24,455
Shake Out 14.5 kWh Shake Out Rp 19,167
Mesin Las 10 kWh Mesin Las Rp 13,219
Gerinda 0.85 kWh Gerinda Rp 37
Tarip Mesin Rp 58,308 /jam Biaya Mesin Rp 57,093
Waktu baku 0.98 jam
Biaya Fething Rp 132,890
/kg cairan
Biaya Produksi Rp 369.14
36
Tabel 2. 35 Biaya Bahan Pengerjaan Lanjut
Dari perhitungan Biaya per sektor di atas maka Harga jual Disc Brake adalah:
Tabel 2.37 Harga Jual Disc Brake
Sektor Nominal
Cetakan Rp 12,900
Inti Rp 854
/kg
Peleburan Rp 10,108
Fettling Rp 529
Total Harga Rp 24,392
Total Harga Rp 304,898
+ Keuntungan 20% Rp 365,878 /coran
+ PPN 10% Rp 402,465
37
6. Biaya Pengujian
Biaya Pengujian
Jenis Fasilitas Harga Frekuensi Biaya
Pengujian komposisi Rp 250,000 2 Rp 500,000
Dari data diatas maka kita dapat mengetahui bahwa biaya produksi untuk pembuatan 1 buah
produk Coran Disc Brake sebesar Rp. 402,465 (sudah ditambahkan keuntungan dan pajak) dengan
beban biaya perkilogram sebesar Rp. 28,300 dan biaya pengujian sebesar Rp. 1,380,000/charging.
38