ملخص اللغة العربية بالغة اﻹندونسي PDF
ملخص اللغة العربية بالغة اﻹندونسي PDF
MUKADIMAH
PENGANTAR PENERJEMAH
Blog* (buku) ini berisi tentang hasil terjemahan kami atas Kitab
Mulakhkhos Qowaid al- Lughah al-`Arabiyah karya Fuad Ni`mah, yang
membahas tentang kaidah-kaidah nahwu dan shorf.
Setiap catatan kaki, kami usahakan selalu ada rujukan dari kitab-kitab
para ulama ahli nahwu.
MUKADIMAH
Juz Pertama
Juz Kedua
Juz Kedua berisi kaidah-kadah sharaf. Terdiri dari lima bab dalam
tema-tema berikut ini:
Bab 1: Timbangan sharaf.
Bab 2: Kaidah-kaidah sharaf yang berkaitan dengan isim.
Sebagaimana berikut ini:
• Isim ditinjau dari bentuknya, terbagi menjadi shahih akhir dan
ghairu shahih akhir.
• Isim ditinjau dari ta`yinnya, terbagi menjadi nakirah dan ma`rifah.
• Isim ditinjau dari jenisnya, terbagi menjadi mudzakkar dan
mu`annats.
• Isim ditinjau dari jumlahnya, terbagi menjadi mufrad, mutsanna,
dan jama`.
• Isim ditinjau dari susunannya, terbagi menjadi jamid dan musytaq.
• Isim ditinjau dari tashghir-nya.
• Isim ditinjau dari penisbahannya.
Pada setiap juz dalam kitab ini saya tambahkan sejumlah bagan berisi
gambaran yang mengungkapkan dan menjelaskan kaidah-
kadah nahwu dan sharaf, dimana hal itu bisa mencukupi pembaca
ketika menelaahnya berkali-kali sampai ia paham secara sempurna
terhadap kandungannya.
Kitab yang terdiri dari dua juz ini dikategorikan sebagai sebuah
Ringkasan (Mulakhos) yang memadai dan rujukan yang penting bagi
para mahasiswa fakultas bahasa, seni dan informasi serta pada
madrasah-madrasah di semua tingkat. Hal itu karena kitab ini
memberikan kepada mereka gambaran yang jelas, mencakup dan
teratur bagi segenap kaidah-kaidah nahwu dan sharaf dan
memungkinkan mereka untuk menggabungkan kaidah-kadah yang
telah bercerai-berai di benak mereka.
Kitab ini juga digolongkan sebagai kitab rujukan yang bermanfaat bagi
mereka yang ingin merujuk kepada satu kaidah dari kaidah-kaidah
Bahasa Arab, terkhusus para pengajar Bahasa Arab, para pegawai
pemerintah, organisasi dan berbagai perseroan. Hal itu karena kitab
Penulis,
Fuad Ni`mah
DAFTAR ISI
JUZ 1 - NAHWU
PASAL KETIGA: HURUF YANG MASUK KE ISIM DAN FI’IL (Hlm. 280)
Huruf Athaf (Hlm. 280)
Huruf Istifham: Hamzah dan Hal (Hlm. 281)
Wawu Hal – Laam Qasam (Hlm. 281)
JUZ 2 - SHARAF
JUZ 3 - APPENDIX
MUKADIMAH
1. Isim
Contoh:
ﺘ ﹾﻘﻠﹶﺎ ﹲﻝﺳ ﺍ ,ﻒ
ﻴﻧﻈ ,ﺮ ﻬ ﺷ ,ﺮ ﹸﺓ ﻫ ﺍﻟﻘﹶﺎ,ﻂ
ﺋ ﹲﺎ ﺣ,ﺮﹲﺓ ﻫ ﺯ ,ﺪ ﺳ ﹶﺃ,ﺟ ﹲﻞ ﺭ
(Seorang lelaki, singa, bunga, dinding, Kairo, bulan, bersih dan
kemerdekaan).
– Bisa ditanwin,
Contoh:
ﺮ ﹲﺓ ﺠ
ﺷ – ﺏ
ﺎﻛﺘ – ﺟ ﹲﻞ ﺭ
Pria – Kitab – Pohon
Contoh:
ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺎﺟ ﹸﻞ – ﻳ ﺭ ﺎﻳ
Wahai pria! – Wahai Muhammad!
Contoh:
ﺓ ﺮ ﺠ
ﺸ
ﻦ ﺍﻟ ﺼ
ﺓ – ﹸﻏ ﺮ ﺠ
ﺸ
ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟ
Di atas pohon – Dahan pohon
3
Isnad ilaih adalah menyandarkan sesuatu yang melengkapi makna
kalimat kepada isim, apakah yang disandarkan berupa fi’il, isim atau
kalimat, atau dengan definisi lain, isnaid ilaih adalah sesuatu yang
diberitakan, karena suatu kalimat pasti mengandung minimal dua
2. Fi’il
Contoh:
ﻊ ﲰ
ﺍ – ﺠﺮﹺﻱ
ﻳ – ﺐ
ﺘﹶﻛ
Dia telah menulis – Dia sedang berlari – Dengarkanlah!
4
Fi’il juga mempunyai banyak tanda, diantaranya adalah yang
disebutkan oleh penulis disini.
5
Ta’ di sini bisa difathah dengan makna kamu laki-laki, didhammah
dengan makna aku, didhammah kemudian setelahnya mim dan alif
()ﲤﺎ maknanya kalian dua laki-laki/perempuan, didhammah
setelahnya mim ()ﰎ maknanya kalian laki-laki atau didhammah
setelahnya nun bertasydid maknanya kalian perempuan.
6
Pada fi’il mudhari’ berbentuk ta’ difathah atau didhammah berada
di awal fi’il, sedangkan di fi’il madhi berbentuk ta’ sukun di akhir fi’il.
Makna nun ini adalah dia perempuan.
7
Maknanya kamu perempuan, terletak pada fi’il mudhari’ dan amr.
Contoh:
3. Harf (Huruf)
Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika bersama
dengan kata yang lain. 9
Contoh:
ﻢ ﹶﻟ,ﻫ ﹾﻞ , ﹶﺃ ﹾﻥ,ﻲﻓ
8
Insya Allah akan datang penjelasan tentang nun taukid.
9
Huruf tidak mempunyai tanda.
Jumlah mufidah adalah setiap susunan dua kata atau lebih dan
memberi manfaat yang sempurna. Jumlah terbagi menjadi:
Contoh:
ﺭ ﻮﻢ ﻧ ﻌ ﹾﻠ ﺍﻟ, Ilmu adalah cahaya.
ﻭ ﹶﻥﻫﺪ ﺎﻣﺠ ﻦ ﺤ
ﻧ, Kami rajin.
Contoh:
ﺟ ﹸﻞ ﺮّ ﺮ ﺍﻟ ﻀ
ﺣ , Lelaki itu telah hadir.
ﺐ
ﻟﺐ ﺍﻟ ﹶﻄّﺎ
ﺘﻳ ﹾﻜ, Pelajar itu sedang menulis.
ﺱ
ﺭ ﺩ ﹸﺍ, Belajarlah!
Syibhu Jumlah adalah suatu istilah bagi susunan yang terdiri dari:
Contoh:
ِﺓﺠﺮ
ﺸ
ّ ﺍﻟ ﻕ
ﻓﹶﻮ
Di atas pohon.
ﻬ ﹺﺮ ﺒ ﹶﻞ ﺍﻟ ّﹸﻈﹶﻗ
Sebelum zhuhur.
Contoh:
ﻨ ﹺﺰ ﹺﻝﻲ ﺍ ﹶﳌﻓ
Di rumah itu.
ﺐ
ﺘ ﹺﻋﻠﹶﻰ ﺍ ﹶﳌ ﹾﻜ
Di atas meja itu.
1 Isim Nakirah
Contoh:
2 Isim Ma`rifah
Dhamir :
`Alam :
Muhammad, Kairo …
Ismul Maushul :
Contoh: ﺟ ﹸﻞ ﺮ ﺍﻟ, ﺪ ﺳ ﺍ َﻷ, ﻨ ﹸﺔﻳﺍ ﹶﳌﺪ, ﺮ ﻬ ﻨ ﺍﻟ, …ﺇﱁ
Pria itu, singa itu, kota itu, sungai itu, dan seterusnya…
Contoh: ﺐ
ﻟ ﹺﺏ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﺎﻛﺘ , ﺔ ﻳ ﹶﻘﳊﺪ
ﺍ ﹶﻮﺭ ﺳ …
Contoh: ﺿ ﹸﻞ
ﺎﻣﻨ ﺎﻳ
Wahai pemanah!
10
Lebih tepat apabila dikatakan ”Isim Mudhaf ila Ma`rifah”
(Lihat Kitab Qotrun Nada, Syudzuru Adz-dzahab, Al Kawakib ad
Durriyyah dan lain-lain). Bahkan dalam juz ke dua kitab ini juga
demikian (hal. 13)
Nun sukun yang tidak tertulis tapi terucap di akhir isim nakirah11 dan
tertulis dengan dua dhammah, dua fathah atau dua kasrah.
Contoh :
4 Isim Mufrad
Isim mufrad adalah setiap isim yang menunjukkan satu laki-laki atau
satu perempuan. Contoh :
11
Bisa juga masuk ke isim ma`rifah, contoh: ﷲ
ِ ﻮ ﹸﻝ ﺍ ﺳ ﺮ ﺪ ﺍﻟ ﻤ ﺤ
ﻣ (Al-
Fath:29). Lafadz Muhammad bertanwin padahal ma`rifah
Contoh:
ﻥ ﺍﻭﹶﻟﺪ , ﻳ ﹺﻦﻭﹶﻟﺪ , Dua anak laki-laki
ﻥ ﺎﺎﺗﹶﻓﺘ, ﲔ
ﺗ ﹺﺎﹶﻓﺘ, Dua pemudi.
6 Jama`
Contoh:
ﺍﻮﺭﺣﻀ , ﺮ ﻀ
ﺣ , (ﺍﻮﺭﺣﻀ : Mashdar)
ﺎ ﹸﻃﹸﻠﻮﻋ, ﻊ ﹶﻃﹶﻠ, ( ﺎ ﹸﻃﹸﻠﻮﻋ: Mashdar)
Mashdar ada dua:
Contoh:
ﺮ ﻀ
ﺤ
ﺗ ﻮ ﹶﺃ ﹾﻥﺭﺟ ﹶﺃ, yaitu: (ﻙ ﺭ ﻮﺣﻀ ﺟﻮ ﺭ )ﹶﺃ
12
Pembahasan selengkapnya lihat Mashdar Muawwal
Fi`il madhi adalah setiap fi`il yang menunjukkan kejadian sesuatu sebelum
waktu berbicara. Contoh:
ﺱ
ﺭ ﺩ , Dia telah belajar.
ﺱ
ﺭ ﺪ ﻳ, Dia sedang/ akan belajar.
Contoh:
ﺱ
ﺭ ﺩ ﹸﺍ, Belajarlah!
JUZ 1 (NAHWU)
Menurut kaidah-kaidah nahwu, isim terbagi dari sisi i`rab dan bina
menjadi dua: mu`rab dan mabni.
Isim Mu`rab
Isim mu`rab adalah setiap isim yang bisa berubah bentuk akhirnya
seiring dengan perubahan posisi dalam kalimat.
Isim Mabni
isim mabni adalah setiap isim yang tidak berubah bentuk akhirnya
walaupun posisinya dalam kalimat berubah.
ISIM MARFU’
ﺕ
ﺎﺪ ّﹺﺭﺳ ﺕ ﺍ ﹸﳌ
ﺮ ﻀ
ﺣ
Para guru perempuan itu telah hadir. (Jama` Muannats Salim)
2. Alif
Pada mutsanna (alif ini bukan bagian dari isim, tetapi ditambahkan
pada isim mufrad hanya untuk menunjukkan kepada bilangan dua
dan sebagai tanda rafa`-nya isim).
Contoh:
ﻥ ﺎﻟﺒﺢ ﺍﻟﻄﹶﺎ ﺠ
ﻧ
Dua pelajar itu telah berhasil. (Mutsanna Mudzakkar)
3. Wawu
Pada Jama` Mudzakkar Salim dan Asmaul Khamsah.
( ﺫﹸﻭ ,ﻢ ﹶﻓ,ﻢ ﺣ ,ﺥ
ﹶﺃ,ﺏ
) ﹶﺃ
(Ayah, saudara, mertua, mulut, yang memiliki)
Contoh:
ﻮ ﹶﻥﺪﺳ ﻨﺮ ﺍ ﹸﳌﻬ ﻀ
ﺣ
Para insinyur itu telah hadir. (Jama` Mudzakkar Salim)
Catatan:
1. Dhammah dinamakan sebagai tanda rafa` yang asli/ pokok.
Sedangkan alif dan wawu dinamakan sebagai tanda rafa` yang
cabang.
1
Isim maqshur, yaitu isim mu’rab yang akhirnya alif lazimah. Suatu
isim termasuk maqshur apabila terpenuhi dua syarat:
1. Mu’rab, apabila mabni maka bukan isim maqshur, misalnya: هَا.
Karena termasuk isim mabni maka bukan isim maqshur, walaupun
akhirnya alif.
2. Alifnya lazimah, yaitu alif yang asli, bukan tambahan. Apabila
alifnya tambahan maka bukan isim maqshur, contoh: ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺎﺎﺑﻛﺘ .
Karena alifnya bukan asli, tetapi tambahan untuk menunjukkan
makna dua, maka isim ini bukan maqshur walaupun akhirnya alif.
Penjelasan lebih lanjut tentang isim maqshur dan manqush ada di juz
ke dua kitab ini (hlm. 8-9)
3
Perlu ditambahkan pula bahwa dhammah muqaddarah juga
menjadi tanda rafa’ pada isim yang dimudhafkan kepada ya’
mutakallim. Misalnya:
ﻲﺎ َﺀ ﹸﻏﻠﹶﺎﻣﺟ
4
Pada kitab lain, misalnya Syarah Syudzur adz Dzahab, jumlah isim
marfu’ ada sembilan, yaitu dengan menjadikan isim af`al muqorobah,
raja` dan syuru` bagian tersendiri, isim akhawatu laisa bagian
tersendiri dan khabar ﻻnafiyah lil jinsi bagian tersendiri.
Contoh:
ﺪ ﹲﻥ ﻌ ﻣ ﺐ
ﻫ ﺍﻟ ّﹶﺬ
Emas adalah barang tambang.
(ﺐ
ﻫ ﺍﻟ ّﹶﺬ: Mubtada` marfu` dengan dhammah)
ﺕ
ﺎﻴﻤﺭﺣ ﺕ
ﺎﻤ ّﹺﺮﺿ ﺍ ﹸﳌ
Para perawat itu penyayang.
( ﺕ
ﺎﻤ ّﹺﺮﺿ ﺍ ﹸﳌ: Mubtada` marfu` dengan dhammah karena jama`
muannats salim)
Contoh:
ﻲّ ﺮﹺﺑ ﻋ ﺃﹶﻧﺎ
Aku orang arab.
( ﺃﹶﻧﺎ: Dhamir mabni pada posisi rafa’ mubtada’)
{ﺭﹺﺑّﻰ ﻀ ﹺﻞ
ﻦ ﹶﻓﻫٰﺬﹶﺍ ﻣ }
“Ini adalah keutamaan dari Tuhanku” (An Naml: 40)
(ﻫٰﺬﹶﺍ : Isim isyarah mabni pada posisi rafa’ mubtada’)
ﺪ ﺼ
ﳛ ﻉ
ﺭ ﺰ ﻳ ﻦ ﻣ
Barangsiapa menanam maka ia yang memanen.
(ﻦ
ﻣ : Isim syarat mabni pada posisi rafa’ mubtada’)
1
Tulisan di kitab aslinya tidak jelas.
Contoh:
Contoh:
ﻤﺮﹴﻭ ﻋ ﻦ ﻀ ﹸﻞ ﻣ
ﺪ ﹶﺃ ﹾﻓ ﻳﺰ ﹶﻟ
Zaid benar-benar lebih baik dari Amer.
( ﺪ ﻳﺰ ﹶﻟ: Lamnya adalah lam ibtida` – Zaid : Mubtada` marfu` dengan
dhammah)
2
Lihat pembahasan Mashdar Muawwal.
a. Apabila disifati.
Contoh:
ﺎﺪﻧ ﻨﻋ ﱘ ﺟ ﹲﻞ ﹶﻛ ﹺﺮ ﺭ
Ada lelaki mulia di sisi kami.
( Mubtada’ ( ﻞ
ﺟ ﹲ ﺭ ): Nakirah karena disifati)
(Mubtada` ( ﻢ
ﻟ )ﻇﹶﺎ:Nakirah karena didahului oleh penafi) 3
Contoh:
؟ﻴ ﹸﻜﻢﺟ ﹲﻞ ﻓ ﺭ ﻫ ﹾﻞ
Apakah ada seorang lelaki di antara kalian?
(Mubtada’ (( ﻞ
ﺟ ﹲ َ )) ر: Nakirah karena didahului oleh istifham) 5
Contoh:
3
Kemungkinan ﻣﺎdi kalimat ini muhmalah. (al Kawakib ad Durriyyah,
hal. 181-182)
4
Istifham (Kata tanya) di sini maksudnya adalah huruf istifham, yaitu:
ﻫﻞdan hamzah.
5
Sebab dibolehkannya mubtada’ dari isim nakirah dinamakan al
musawwigh. Jumlahmusawwigh di kitab ini hanya disebutkan 3
saja. Para ulama ahli nahwu telah mencantumkan al musawwigh ini
dalam jumlah yang banyak. Misalnya Ibnu Aqil dalam Syarah Alfiyyah
menyebutkan 24, Ibnu Ushfur dalam al Muqarrab menyebutkan 30
lebih, Ibnu Anqa’ dalam ad Durar al Bahiyyah menyebutkan 24.
Tersiratnya adalah:
(ﻞ
ﻴ ﹲﺟﻤ ﺮ ﺒﺻ
ﺎﻗ ﹸﻔﻨﻮ)ﻣ
“Sikap kami adalah bersabar dengan sabar yang indah” (Surat Yusuf:
18)
Mubtada` dihapus.
Tersiratnya adalah:
ﺐ
ﺘ ﹺﻋﻠﹶﻰ ﺍ ﹶﳌ ﹾﻜ ﺏ
ﺎﻜﺘ ﺍﻟ
Kitab itu di atas meja.
Contoh:
ﲔ
ﺧ ﺪ ﺘّﻉ ﺍﻟ
ﻮﻤﻨ ﻣ
Dilarang merokok.
(ﲔ
ﺧ ﺪ ﺘّ ﺍﻟ: Mubtada’ muakhkhar)
Contoh:
ﺮ ﺿ
ﺎﺱ ﺣ
ﺪ ّﹺﺭ ﺍ ﹸﳌ
Guru itu hadir.
(ﺮ ﺿ
ﺎ ﺣ: Khabar marfu’ dengan dhammah)
ﻥ ﺎﺮﺗ ﺼ
ﺒﻣ ﻥ ﺎﻴﻨﺍﻟﻌ
Dua mata ini melihat.
(ﻥ
ﺎﺮﺗ ﺼ
ﺒﻣ : Khabar marfu’ dengan alif karena mutsanna)
ﺪّﻭ ﹶﻥ ﺠ
ﻣ ﹺ ﻮ ﹶﻥﺍﻟ ﹶﻔﹶﻠّﺎﺣ
Para petani itu rajin.
(ﻥ
ﺪّﻭ ﹶ ﺠ
ﻣ ﹺ : Khabar marfu’ dengan wawu karena jama’ mudzakkar salim)
ﺕ
ﺍﻫﺮ ﺎﺕ ﻣ
ﺎﺪﺳ ﻨﻬ ﺍ ﹸﳌ
Para insinyur wanita itu ahli.
(ﺕ
ﺍﻫﺮ ﺎ ﻣ: Khabar marfu’ dengan wawu karena jama’ muannats salim)
Contoh:
ﺮ ﺿ
ﺎﺱ ﺣ
ﺪ ّﹺﺭ ﺍ ﹸﳌ
Guru itu hadir.
ﻥ ﺍﺿﺮ
ﺎﺐ ﺣ
ﻟﺍﻟﻄﹶﺎﺱ ﻭ
ﺪ ّﹺﺭ ﺍ ﹸﳌ
Guru dan murid itu hadir.
ﻭ ﹶﻥﺿﺮ
ﺎﻮ ﹶﻥ ﺣﺪ ّﹺﺭﺳ ﺍ ﹸﳌ
Para guru itu hadir.
ﺕ
ﺍﺿﺮ
ﺎﺕ ﺣ
ﺎﺪ ّﹺﺭﺳ ﺍ ﹸﳌ
Para guru wanita itu hadir.
Apabila mubtada` berupa jama` tidak berakal (misalnya:
ﺭ ﺎﺷﺠ ﺍ َﻷ,ﺕ
ﺍﻴّﺎﺭﺴ
ّ ﺍﻟ,ﺎ ﹸﻝﳉﺒ
ﺍ,ﺎ ﹺﺯ ﹸﻝﺍ ﹶﳌﻨ
dan seterusnya..) maka khabar boleh mufrad muannats atau jama`
muannats.
Contoh:
ﺕ
ﺎﻟﻴﺎﻭ ﻋ ﻴ ﹲﺔ ﹶﺃﻟﺎﺎ ﹸﻝ ﻋﳉﺒ
ﺍ
Gunung-gunung itu tinggi.
ﺕ
ﺎﺴ ﹺﺮﻋ
ﻣ ﻭ ﻋ ﹲﺔ ﹶﺃ ﺴ ﹺﺮ
ﻣ ﺕ
ﺍﻴّﺎﺭﺴ
ّ ﺍﻟ
Mobil-mobil itu melaju kencang.
Contoh:
ﺡ
ﺗ ﹶﻔّﺎ ﻦ ـ ﺼ
ﺮ ـ ﹸﻏ ﻬ ﻧ ﺪ ـ ﺳ ﹶﺃ
Apel – Dahan – Sungai – Singa
– Isim musytaq adalah isim yang diambil dari fi`il dan menunjukkan
kepada sifat.
Contoh:
ﺮ ﻤ ﺣ ﻮ ـ ﹶﺃ ﺣ ﹾﻠ ﻉ ـ
ﺎﺷﺠ ﺮ ـ ﻫ ﺎﺮ ـ ﻣ ﺼ
ﺒﻣ ـﺿﺮ
ﺎﺣ
Merah – Manis – Berani – Ahli – Melihat – Hadir
Khabar yang berupa isim zhahir biasanya berasal dari isim musytaq,
sebagaimana dalam contoh-contoh di atas. 2
Contoh:
ﺪ ﺳ ﺖ ﹶﺃ
ﻧﹶﺃ
Engkau singa.
(Maksudnya berani).
1
Khabar dari isim ma’rifah juga banyak.
2
– Adapun isim mabni yang menjadi khabar bisa berupa dhamir, isim
isyarat atau isim maushul.
Contoh:
{ﻥ
ﻮ ﹶﻠﺤﻤ ﹾﻔ ﭐﹾﻟ ﻢ ﻫ ﻚ
ﺋٰٓ}ﺃﹸﻭ۟ ﹶﻝ
“Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (al-Baqarah: 5)
(ﻢ
ﻫ : Dhamir mabni pada posisi rafa’ khabar mubtada’) 4
Contoh:
ﻨ ﹺﻊﺼ
ﻲ ﺍ ﹶﳌﻣ ﹸﻞ ﻓ ﺍﻟﻌﺎ
Pekerja itu di pabrik.
(ﻊ
ﻨ ﹺﺼ
ﺍ ﹶﳌ ﻲ ﻓ: Jar wa majrur khabar mubtada’)
4
Lebih layak apabila dhamir ini dii’rab sebgai mubtada’ kedua
atau dhamir fashl.
Contoh:
ﻤ ﹸﻞ ﻌ ﻪ ﺍﻟ ﺳ ﺎﺡ ﹶﺃﺳ
ﺎﻨﺠﺍﻟ
Kesuksesan itu pondasinya kerja nyata.
(ﻞ
ﻤ ﹸ ﻌ ﺍﻟ ﻪ ﺳ ﺎ ﹶﺃﺳ: Jumlah ismiyah pada posisi rafa’ khabar)
ﺖ
ﺮﹶﻗ ﺷ ﺲ ﹶﺃ
ﺸّﻤ
ﺍﻟ
Matahari telah terbit.
(ﺖ
ﺮﹶﻗ ﺷ ﹶﺃ: Jumlah fi’liyah pada posisi rafa’ khabar) 6
5
Seharusnya (ﺮّ ﺘ ﹶﻘﺳ
ﺍ) atau mudhari`nya atau yang semakna, karena
(ﺮ ﻘ ﺘﺴ
ﻣ ) bukan fi`il
6
Jumlah bisa menjadi khabar disyaratkan harus mempunyai pengikat
antara jumlah dan mubtada’. Pengikat ini bisa berupa:
Contoh:
ﺟ ﹸﻞ ﺮّ ﻢ ﺍﻟ ﻌ ﺪ ﹺﻧ ﻳﺯ
Zaid sebaik-baik pria.
(Syarah Qathrun Nada, hal. 156-157)
Contoh lain:
ﻴ ﹲﻞﺟﻤ ﺒ ﹺﻞﺒ ﹾﻠﺕ ﺍﻟ
ﻮ ﺻ
Suara burung Bulbul (Nightingale) itu merdu.
(ﺕ
ﻮ ﺻ
: Mubtada’ marfu’ dengan dhammah – ﺒ ﹺﻞﺒ ﹾﻠ ﺍﻟ: Mudhaf ilaih
majrur dengan kasrah – ﻴ ﹲﻞﺟﻤ : Khabar mubtada’ marfu’ dengan
dhammah).
7
Hukum asalnya khabar boleh di depan mubtada’. Akan tetapi ada
tiga posisi dimana mubtada’ harus di depan, yang mana selama
mubtada’ tidak berada pada posisi ini maka mubtada’ boleh/wajib
diakhirkan.
Contoh:
ﲔ
ﺧ ﺪ ﺘّﻉ ﺍﻟ
ﻮﻤﻨﻣ
Dilarang merokok.
(ﻉ
ﻮﻤﻨ ﻣ: Khabar muqaddam marfu’ dengan dhammah – ﲔ
ﺧ ﺪ ﺘّﺍﻟ :
Mubtada’ muakhkhar marfu’ dengan dhammah)
Contoh:
؟ﻧﺖﻢ ﹶﺃ ﺋﹶﺃﻗﹶﺎ
Apakah kamu berdiri ?
Hamzah: Huruf istifham – ﻢ ﺋﻗﹶﺎ : Khabar muqaddam marfu’ dengan
Contoh:
ﳊ ّﹺﻖ
ﺋ ﹸﻞ ﺍ ﹶﻲ ﻗﹶﺎﻡ ﺍﻟﻘﹶﺎﺿ ﺎﹶﺃﻣ
Di depan hakim ada pembicara kebenaran.
(ﻲﺍﻟﻘﹶﺎﺿ ﻡ ﺎ ﹶﺃﻣ: Zharaf khabar muqaddam – ﺋ ﹸﻞﻗﹶﺎ : Mubtada’ muakhkhar
9
Apabila mubtada’ berupa isim nakirah yang disifati, maka khabar
boleh di depan atau di belakang. Contoh:
ﱘ ﺟ ﹲﻞ ﹶﻛ ﹺﺮ ﺭ ﺎﺘﻨﻴﻲ ﺑﻓ
Bisa juga:
ﺎﺘﻨﻴﻲ ﺑﱘ ﻓ ﺟ ﹲﻞ ﹶﻛ ﹺﺮ ﺭ
Begitu pula apabila diidhafahkan atau berupa isim ma’rifah. Contoh:
ﺐ
ﻟ ﹴﺏ ﻃﹶﺎ
ﺎﻛﺘ ﺐ
ﺘ ﹺﻋﻠﹶﻰ ﺍ ﹶﳌ ﹾﻜ
ﺐ
ﻟ ﹺﺏ ﺍﻟ ﹶﻄّﺎ
ﺎﻛﺘ ﺐ
ﺘ ﹺﻋﻠﹶﻰ ﺍ ﹶﳌ ﹾﻜ
Bisa juga:
ﺐ
ﺘ ﹺﻤ ﹾﻜ ﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﺐ
ﻟ ﹴﺏ ﻃﹶﺎ
ﺎﻛﺘ
51 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Marfu - Khabar
Contoh:
ﺟ ﹲﻞ ﺭ ﺎﻴﺘﻨﻲ ﺑﻓ
Di dalam rumah kami ada seorang lelaki.
(ﺎﻴﺘﻨﺑ ﻲ ﻓ: Jar wa majrur khabar muqaddam – ﺟ ﹲﻞ ﺭ : Mubtada’
muakhkhar marfu’ dengan dhammah)
Contoh:
ﺎ ﹸﻥﺘﺤﻰ ﺍﻹِﻣﻣﺘ
Kapan ujian?
ﻰﻣﺘ : Isim istifham khabar muqaddam – ﺎ ﹸﻥﺘﺤ ﺍﻹِﻣ: Mubtada’
muakhkhar marfu’ dengan dhammah)
ﺐ
ﺘ ﹺﻤ ﹾﻜ ﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﺐ
ﻟ ﹺﺏ ﺍﻟ ﹶﻄّﺎ
ﺎﻛﺘ
10
Isim yang harus di depan adalah: isim istifham, isim syarat dan (ﺎ) ﻣ
ta’ajjub.
Contoh:
Contoh:
ﺾ
ﻣ ﺎﻮ ﺣ ﺣ ﹾﻠ ﺎ ﹸﻥﺮﻣ ﺍﻟ
Delima rasanya manis asam.
(ﻥ
ﺎ ﹸﺮﻣ ﺍﻟ: Khabar pertama marfu’ dengan dhammah – ﺾ
ﻣ ﺎ ﺣ: Khabar ke
dua marfu’ dengan dhammah)
ﳋ ﹺﲑ
ﺽ ﺑﹺﺎ ﹶ
ﺎﻲ ﹶﻓﻴّ ﻓﻭ ﻲّ ﺨﻴ ﹸﻞ ﺳﺍﻟﻨ
Sungai Nil adalah sungai yang dermawan, dalam dan banyak memberi
kebaikan.
11
Karena dalam bahasa arab dhamir harus kembali kepada isim yang
sebelumnya dan tidak boleh kepda isim yang setelahnya. (Al Kawakib
ad Durriyyah, hlm. 191)
12
Penulis tidak menyebutkan keadaan ke-empat, yaitu mubtada’
makhshuran. Keterangan lengkap lihat di catatan kaki pada poin ke
lima.
Contoh:
ﺾ
ﻲ ﺍ ﹶﳌﺮﹺﻳ ﻔ ﺷ ﺎﺐ ﻣ
ﻟﹶﻮﻟﹶﺎ ﺍﻟ ّﹶﻄﺒﹺﻴ
Kalau tidak ada dokter niscaya pasien itu tidak sembuh. 14
(Tersiratnya adalah:
ﺾ
ﻲ ﺍ ﹶﳌﺮﹺﻳ ﻔ ﺷ ﺎﺩ ﻣ ﻮﻮﺟﺐ ﻣ
ﻟﹶﻮﻟﹶﺎ ﺍﻟ ّﹶﻄﺒﹺﻴ
Khabar telah dihapus)
– Apabila mubtada’ menunjukkan sumpah secara jelas.
Contoh:
13
Khabar pada posisi-posisi ini wajib dihapus. (Al Kawakib ad
Durriyyah, hlm. 191-193)
14
Lafadz yang demikian telah dilarang oleh rasulullah, tetapi ini
hanya untuk contoh saja dan tetap diberi catatan tentang
keharamannya. Setelah ini setiap ada lafadz yang semisal kalimat di
atas tidak kami beri catatan kaki lagi, cukuplah catatan kaki ini yang
mewakili.
(Tersiratnya adalah:
ﺡ
ﻛﻔﹶﺎ ﺎ ﹶﺓﳊﻴ ﻲ ﹺﺇ ّﹶﻥ ﺍ ﹶﺴﻤ
ﻙ ﹶﻗ ﺮ ﻤ ﻌ ﹶﻟ
ﻙ ﺮ ﻤ ﻌ ﹶﻟ: Mubtada’
ﻲﺴﻤ ﹶﻗ: Khabar Mubtada’)
Contoh:
ﻪ ﺣ ﺳﻠﹶﺎ ﻭ ﻱ
ﺪ ّﹴ ﺟﻨ ﹸﻛ ّﹸﻞ
Setiap prajurit bersama senjatanya.
(Tersiratnya adalah:
ﻥ ﺎﺘ ﹺﺮﻧﻣ ﹾﻘ ﻪ ﺣ ﺳﻠﹶﺎ ﻭ ﻱ
ﺪ ّﹴ ﻨﹸﻛ ّﹸﻞ ﺟ
khabarnya dihapus yaitu: ﻥ
ﺎﺘ ﹺﺮﻧﻣ ﹾﻘ ).
15
Ibid
16
Wawu di sini bukan wawu ma’ah, tetapi tetap sebagai wawu ‘athaf
Isim Kana adalah setiap mubtada’ yang dimasuki oleh kana atau salah
satu saudaranya. Isim Kana selalu marfu’.
Contoh:
ﺎﺋﻤﺪ ﻗﹶﺎ ﻳﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺯ
Zaid berdiri.
(ﺪ
ﻳ ﺯ: Isim Kana marfu’ dengan dhammah)
Contoh:
ﺮ ﹰﺓ ﻤ ﻣ ﹾﺜ ﺮ ﹸﺓ ﺠ
ﺸ
ّ ﺖ ﺍﻟ
ﺤ
ﺒﺻ
ﹶﺃ
Pohon itu ketika pagi berbuah.
Contoh:
ﺎﻧﺴِﻴﺠ ﻦ ﺭ ﺍﻟ ﹸﻘ ﹾﻄ ﺻﺎ
Kapas itu menjadi kain.
Contoh:
ﺎﺤّﹺﺒﺒ
ﻣ ﻣﻠﹰﺎ ﻡ ﹶﺃ ﺳﻠﹶﺎّ ﺍﻝ ﺍﺎ ﺯﻣ
Keselamatan selalu menjadi angan-angan yang disukai.
Contoh:
ﺍ َﺀﻤﺮ ﺣ ﺭ ﹸﺓ ﺎﺖ ﺍ ِﻹﺷ
ﻣ ﺍﺎ ﺩﻉ ﻣ
ﺸّﺎ ﹺﺭ
ﺒ ﹺﺮ ﺍﻟﻌ ﺗ ﻟﹶﺎ
Jangan melintasi jalan selama lampu masih merah.
2
Hamzah pada fi’il ini adalah hamzah washal, sehingga ketika berada
di tengah kalimat hamzah ini tidak diucapkan.
3
Lawan dari naqish adalah tam, yaitu fi’il yang hanya membutuhkan
satu isim saja, apakah itu sebagai fa’il atau naibul fa’il.
4
Yang awalnya marfu’ menjadi manshub.
Contoh:
ﺎﺋﻤﺪ ﻗﹶﺎ ﻳﻣﺎ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺯ
Zaid tidak berdiri.
Contoh:
ﺤﹺﺒّﺒﹰﺎ
ﻣ ﻼ
ﻣ ﹰ ﻡ ﹶﺃ ﻼ
ﺴﹶّ ﺍ ﹸﻝ ﺍﻟﻳﺰ ﻟﹶﺎ
Keselamatan selalu menjadi angan-angan yang disenangi.
ﻲﺒﻜﻳ ﻄ ﹾﻔ ﹸﻞّ ﻚ ﺍﻟ
ّ ﻨ ﹶﻔﻳ ﻢ ﹶﻟ
Anak itu masih menangis.
Contoh:
ﻤﹰﺎﻮ ﹸﻥ ﻗﹶﺎﺋ ﻌ ﺘﻡ ﺍﻟ ﺩﺍ ﺎﻭ ﻣ ﺪ ﻌ ﺮ ﺍﻟ ﺼ
ﺘﻨﻦ ﻳ ﹶﻟ
Musuh tidak akan menang selama tolong-menolong ditegakkan.
Catatan:
Kana dan Saudara-saudaranya (kecuali ﻟﻴﺲ , ﺯﺍﻝ,)ﻓﺘﺊ boleh
seperti fi’il tam (bukan naqish).
5
Lihat pembahasan Mashdar Muawwal.
6
Makna kana dan saudaranya secara lengkap adalah sebagai
berikut:
a. ﻥ
ﻳﻜﹸﻮ ﹸ – ﻛﹶﺎ ﹶﻥ
Ketika naqish bermakna pensifatan isim dengan khabar pada waktu
yang lampau, baik terus-menerus sampai yang akan datang atau
terputus pada waktu tertentu.
Ketika tam bermakna terjadi.
b. ﺢ
ﺼﹺﺒ
ﻳ – ﺢ ﺒﺻ
ﹶﺃ
Ketika naqish bermakna pensifatan isim dengan khabar pada waktu
tengah malam sampai zawal.
Ketika tam bermakna masuk waktu tengah malam sampai zawal.
c. ﻲﻀﺤ
ﻳ – ﻰﺿﺤ
ﹶﺃ
Ketika naqish bermakna pensifatan isim dengan khabar pada waktu
matahari setinggi tombak hingga zawal.
Ketika tam bermakna masuk waktu matahari setinggi tombak hingga
zawal.
d. ﻞ
ﻈ ﱡ ﻳ – ﹶﻇ ﱠﻞ
Ketika naqish bermakna pensifatan isim dengan khabar pada waktu
terbitnya matahari sampai tenggelamnya matahari.
Ketika tam bermakna terus-menerus.
f. ﺖ
ﻳﺒﹺﻴ – ﺕ
ﺎﺑ
Ketika naqish bermakna pensifatan isim dengan khabar pada waktu
malam. Ke enam huruf ini bisa juga bermakna ( ) َ َرdan ketika
bermakna demikian tidak lagi berkaitan dengan waktu yang
disebutkan tadi.
Ketika tam bermakna (‘arasa), terkadang bermakna menginap.
g. ﲑ ﺼ
ﻳ – ﺭ ﺎﺻ
Ketika naqish bermakna menjadi.
Ketika tam bermakna berpindah atau kembali.
h. ﺲ
ﻟﹶﻴ
Bermakna penafian khabar dari isim pada waktu sekarang, atau pada
waktu yang lampau atau yang akan datang apabila ada petunjuk
yang memberi waktu demikian. Fi’il ini tidak ada mudhari’ dan
amrnya.
i. ﻝ
ﺍ ﹸﻳﺰ – ﺍ ﹶﻝﺯ
j. ﺡ
ﺮ ﺒﻳ – ﺡ ﺑ ﹺﺮ
k. ﺘﹸﺄﻳ ﹾﻔ – ﺊ
ﺘ ﹶﹶﻓ
l. ﻚ
ﻨ ﹶﻔﻳ – ﻚ ﻧ ﹶﻔﺍ
Contoh:
َﻛﹶﺎﻥ ﺎﻨﻤﻙ ﺃﹶﻳ ﺭ ﺎﺧﺒ ﻊ ﹶﺃ ﺎﹺﺑﺳﹸﺄﺗ
Aku akan mengikuti beritanya di mana pun ia berada. (Kana di sini
bermakna didapati)
Contoh:
ﻚ
ﻣﹾﺜﹸﻠ ﺪ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺟ ﻮﻟﹶﺎ ﻳ
Tidak didapati yang semisalmu.
m. ﻡ ﺍﺩ
Contoh:
ﻚ
ﻳ ﻢ ﹶﻟ
(Sebagai ganti dari ﻦ
ﻳ ﹸﻜ ﻢ )ﹶﻟ
8
Ada 4 syarat bolehnya membuang nun yaitu:
1. Fi’ilnya mudhari’ majzum, apabila marfu’ atau manshub nun
tidak boleh dihilangkan.
2. Akhirnya adalah nun sukun, bukan alif, wawu, ya’ atau nun
bukan sukun. Apabila akhirnya nun sukun berarti dhamir yang
terkandung dalam fi’il tersebut adalah:huwa, hiya, anta,
ana dan nahnu ( ﻦ ﻧ ﹸﻜ ,ﻦ ﹶﺃ ﹸﻛ,ﻦ ﺗ ﹸﻜ ,ﻦ ﺗ ﹸﻜ ,ﻦ ﻳ ﹸﻜ ). Apabila
terakhirnya selain nun sukun maka nun tidak boleh dihapus.
3. Tidak berada di ujung kalimat. Misalnya: ْ ُ
َ kemudian tidak
ada lagi kata setelahnya, maka nun tidak boleh dihapus. Jadi
nun ini harus berada di tengah kalimat.
4. Setelah nun bukan huruf sukun atau dhamir nashab muttashil.
Contoh:
ﺪ ﺠ ﺴﹺ ﻤ ﻲ ﺍﹾﻟﺏ ﻓ
ﺎﻜﺘ ﻳ ﹸﻜ ﹺﻦ ﺍﹾﻟ ﻢ ﹶﻟ
ﻪ ﻨﻳ ﹸﻜ ﻢ ﹶﻟ
(Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 217-218)
Contoh:
ﻼ
ﺋ ﹰﺘﻔﹶﺎﻣ ﺖ
ﺤ
ﺒﺻ
ﹶﺃ
Aku pada waktu pagi bersikap optimis.
(ﺢ
ﺒﺻ
ﹶﺃ :ﺖ
ﺤ
ﺒﺻ
ﹶﺃ: Fi’il madhi naqish dan Ta’ dhamir mabni pada posisi
rafa’ isim ﺢ
ﺒﺻ
) ﹶﺃ
ﺘﺮﹺﳛﹰﺎﺴ
ﻣ ﺾ
ﻰ ﻫﺬﹶﺍ ﺍ ﹶﳌﺮﹺﻳﻣﺴ ﹶﺃ
Pada sore hari pasien ini istirahat.
( ﻫﺬﹶﺍ: Isim isyarah mabni pada posisi rafa’ isim ﻰﻣﺴ ) ﹶﺃ
(Akan datang penjelasan hal ini pada pelajaran isim mabni pada pasal
berikutnya).
9
Dalam kitab-kitab lain fi’il-fi’il ini dijadikan bab tersendiri, tidak
dimasukkan kepada saudaranya kana.
Contoh:
ﻕ
ﺸ ﹺﺮ
ﺗ ﺲ
ﻤ ﺸ
ّ ﺕ ﺍﻟ
ﺩ ﻛﹶﺎ
Matahari hampir terbit.
(ﺲ
ﻤ ﺸ
ّ ﺍﻟ: Isim ﺩ ﻛﹶﺎ marfu’ dengan dhammah – ﻕ
ﺮ ﺸ
ﺗ : Jumlah fi’liyah
khabar ﺩ )ﻛﹶﺎ.
10
Apabila fi’il-fi’il ini tidak merafa’kan mubtada’ dan menashabkan
khabar, maka artinya berubah. Misalnya fi’il (ﻉ
ﺮ ﺷ )
bermakna mensyariatkan, ( ﺬ
ﺧ ﹶ ) ﹶﺃbermaknamengambil, dst.
Contoh:
ﻡ ﻭﻳﺪ ﺎ ُﺀ ﺃﹶﻥﺮﺧّ ﻰ ﺍﻟﻋﺴ
Semoga rasa lapang tetap selalu.
{ﺮﹰﺍﺜﻴﻛ
ﹶ ﺮﹰﺍﺧﻴ ﻪ ﻴﷲ ﻓ
ُ ﻌ ﹶﻞ ﺍ ﺠ
ﻳ ﻭ ﺌﹰﺎﺷﻴ ﻮﺍﺮﻫ ﺗ ﹾﻜ ﻰ ﺃﹶﻥﻋﺴ }
“Bisa jadi kalian membenci sesuatu padahal Allah jadikan padanya
kebaikan yang banyak.” (An Nisa’: 19)
ﻲ ﻠﺠ
ﻨﻳ ﻚ ﺍﻟﹶﻠّﻴ ﹸﻞ ﹶﺃ ﹾﻥ
ﺷ أَﻭ
Malam hampir terang.
Contoh:
{ﻢ
ﻫ ﺭ ﺎﺑﺼ ﻒ ﹶﺃ
ﺨ ﹶﻄ
ﻳ ﻕ
ﺮ ﺒﺩ ﺍﹾﻟ ﻳﻜﹶﺎ}
“Petir hampir menyambar penglihatan mereka.” (Al Baqarah: 20)
ﻲ ﺘ ﹺﻬﻨﻒ ﹶﺃ ﹾﻥ ﻳ
ﺼّﻴ
ﻚ ﺍﻟ
ﺷ ﻮﻳ
Musim panas hampir berakhir.
Khabar Inna adalah setiap khabar mubtada’ yang dimasuki oleh inna
atau salah satu saudaranya. Khabar inna selalu marfu’.
Contoh:
ﻢ ﺋﻳﺪﹰﺍ ﻗﹶﺎﹶﺇ ّﹶﻥ ﺯ
Sesungguhnya Zaid berdiri.
(ﻢ
ﺋ ﻗﹶﺎ: Khabar Inna marfu’ dengan dhammah)
ﻢ ﻭ ﹶﻃﹺﻨ ﹺﻬ ﻭ ﹶﻥ ﹺﺇﻟﹶﻰﺋﺪﺎﲔ ﻋ
ﻌ إَ ّﹶﻥ ﺍﻟﹶﻠّﺎ ﹺﺟ
Para pengungsi itu kembali ke negeri mereka.
(ﻥ
ﻭ ﹶﺋﺪﺎ ﻋ: Khabar Inna marfu’ dengan wawu karena jama’ mudzakkar
salim)
–ﻥ
ﹺﺇ ّﹶ
Untuk Penegasan.
Contoh:
ﺢ ﺎﺟﺪ ﻧّ ﺠ
ﻤ ﹺ ﹶﺇ ّﹶﻥ ﺍﹾﻟ
Sesungguhnya orang yang rajin akan sukses.
– ّﻥ
ﹶﺃ ﹶ
Untuk penegasan dan harus didahului oleh kalimat.
Contoh:
–ﻥ
ﹶﻛﹶﺄ ّﹶ
Untuk penyerupaan apabila khabarnya jamid dan untuk sangkaan
apabila khabarnya musytaq.
Contoh:
ﺪ ﺳ ﻤّﺪﹰﺍ ﹶﺃ ﺤ
ﻣ ﹶﻛﹶﺄ ّﹶﻥ
Muhammad seperti singa. (Untuk penyerupaan)
–ﻦ
ّ ﻜ ﻟ
Untuk susulan, yaitu menetapkan hukum yang menyelisihi hukum
sebelumnya. Oleh sebab inilah
َّ ِ harus didahului oleh kalimat.
Contoh:
ﺪ ﻴﻣﻔ ﻪ ﻨّﻜ ﲑ ﻟ ﻐ ﺻ
ﺏ
ﺎﻜﺘ ﺍﻟ
Kitab ini kecil tapi bermanfaat.1
1
Karena apabila kitabnya kecil biasanya kurang bermanfaat, tetapi
ternyata bermanfaat.
Tidak boleh:
ﺪ ﻴﻣﻔ ﻪ ﻨﻜ ﲑ ﻟ ﺏ ﹶﻛﹺﺒ
ﺎﻜﺘ ﹶﺍﹾﻟ
Kitab ini besar tetapi bermanfaat.
–ﻞ
ﻌ ّﹶ ﹶﻟ
Untuk harapan, yaitu menunggu sesuatu yang tidak pasti terjadinya.
Contoh:
ﺪ ﹲﻝ ﻏﹶﺪﹰﺍ ﺘﻌ ﻣ ﻮّ ﳉ
ﻌ ّﹶﻞ ﺍ ﹶ ﹶﻟ
Semoga cuaca besok cerah.
Sering lam pertama dibuang sehinga kita katakan ( ﻞ
ﻋ ّﹶ )
Contoh:
ﺐ
ﺝ ﹶﻗﺮﹺﻳ
ﺮ ﻋ ّﹶﻞ ﺍﻟ ﹶﻔ
Semoga jalan keluar ada sebentar lagi.
– ﺖ
ﻴﹶﻟ
Untuk angan-angan, yaitu menyukai terjadinya sesuatu.2
2
Definisi yang diberikan penulis di sini terbalik, seharusnya:
–ﻞ
ﻌ ّﹶ ﹶﻟ
Untuk raja’/tarajji (harapan), yaitu menunggu sesuatu yang disenangi
atau untuk tawaqqu’ (kasihan dan takut), yaitu menunggu sesuatu
yang tidak disenangi.
–ﺖ
ﻴﹶﻟ
71 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim -Isim Marfu - Khabar Inna
Contoh:
ﻡ ﺩ ﺮ ﻗﹶﺎ ﻓﺎﺖ ﺍ ﹸﳌﺴ
ﻴﹶﻟ
Seandainya musafir itu kembali.
ﻨ ﹲﺔﺴ
ﺣ ﺠ ﹶﺔ
ﻴﻨﺘّﺖ ﺍﻟ
ﻴﹶﻟ
Seandainya nilainya bagus.
Apabila (ﺖ
ﻴ)ﹶﻟ bersambung dengan ya’ mutakallim maka ia
bersambung dengan nun yang dinamakan nun wiqayah.
Contoh:
ﺪ ﻴﺳﻌ ﺘﻨﹺﻲﻴﹶﻟ
Seandainya aku bahagia.
– ﻟﹶﺎ
Untuk penafian.3
Contoh:
ﻢ ﺋﺍﺭ ﺩ ﻭﺳﺮ ﻟﹶﺎ
Tidak ada kebahagiaan yang terus-menerus.
Contoh:
ﺐ
ﻌ ﹺ ﺘﺪ ﺍﻟ ﻌ ﺑ ﺣ ﹶﺔ ﺮّﺍ ﹺﺇ ّﹶﻥ ﺍﻟ
Sesungguhnya kenyamanan itu setelah kecapaian.
(ﺐ
ﻌ ﹺ ﺘﺍﻟ ﺪ ﻌ ﺑ : Syibhu jumlah tersusun dari zharaf dan mudhaf ilaih,
khabar inna)
3
Namanya nafiyah lil jinsi. Lihat pembahasan nafiyah lil jinsi pada
isim manshub.
4
Sama dengan khabar mubtada’, karena khabar inna asalnya dari
khabar mubtada’.
Contoh:
ﻣ ﹶﺔ ﺴﻠﹶﺎ
ّ ﻌﹺﻨّﻲ ﺍﻟ ﺘّﻲ ﺍﻟﹺﺇ ّﹶﻥ ﻓ
Dalam kehati-hatian ada keselamatan.
(ﻌﹺﻨّﻲ ﺘّﺍﻟ ﻲ ﻓ: Khabar inna muqaddam – ﻣ ﹶﺔ ﺴﻠﹶﺎ
ّ ﺍﻟ: Isim inna muakhkhar)
mengamalkan ﺖ
ﻴ ﹶﻟdan boleh mengabaikannya).
Contoh:
ﺖﻘﻴ ﺑ ﺎﻕ ﻣ
ﺧﻠﹶﺎ ﻢ ﺍ َﻷ ﻣ ﺎ ﺍ ُﻷﻧﻤّﹺﺇ
Hanyalah umat-umat itu dinilai dari akhlaknya yang masih ada.
ﺪ ﻋ ﺮّ ﻒ ﺍﻟ
ﺼ
ﻒ ﹶﻗ
ﺋﺎ ﺍﻟ ﹶﻘﺬﹶﺍﻧﻤّﹶﻛﹶﺄ
5
ﺍﺭ ﺍﻟﺪadalah isim muannats.
6
Isimnya bisa juga dibaca marfu’.
7
Yaitu dari lafadz ﻝ
ﻗﹶﺎ ﹶdan tashrifannya.
Contoh:
ﺖ
ﺤ
ﺠ
ﻧ ﻚ
ﻧّﺮﻧﹺﻲ ﹶﺃ ﺳ
Engkau berhasil, menyenangkan aku.
Bisa juga dikatakan:
ﻚ
ﺣ ﺎﻧﺠ ﺮﻧﹺﻲ ﺳ
Keberhasilanmu menyenangkan aku.
ﻊ ﻟﺮ ﻃﹶﺎ ﻤ ﻰ ﺃ ﱠﻥ ﺍﻟ ﹶﻘﻤﻨ ﺗﹶﺃ
8
Lihat pembahasan mashdar muawwal.
Lam yang difathah boleh masuk ke khabar inna dan memberi faidah
penegasan. Lam ini hanya masuk ke khabar inna saja (tidak kepada
saudara-saudaranya).
Contoh:
{ﺰ ﻋﺰﹺﻳ ﻱ
ﷲ ﹶﻟ ﹶﻘ ﹺﻮ
َ }ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍ
Sesungguhnya Allah benar-benar maha kuat dan perkasa. (Al Haj: 40)
ﻢ ﺍ ﹶﻟﻘﹶﺎﺋﻳﺪﹺﺇ ﱠﻥ ﺯ
Sesungguhnya Zaid benar-benar berdiri.
Lam juga boleh masuk ke isim inna apabila isim tersebut terletak
setelah khabar inna.
Contoh:
{ﻥ
ﻮﻤﻨ ﻣ ﲑ ﺍ ﹶﻏﺟﺮ ﻚ ﹶﻟﹶﺄ
ﻭﹺﺇ ﱠﻥ ﹶﻟ }
“Dan sesungguhnya bagimu benar-benar ada pahala yang tidak
terputus”. (Al Qalam: 3)
FA’IL
ﺿﻠﹸﻮ ﹶﻥ
ﺎﺗ ﹶﻞ ﺍ ﹸﳌﻨﻗﹶﺎ
Para pemanah itu berperang.
(ﻥ
ﺿﻠﹸﻮ ﹶ
ﺎ ﺍ ﹸﳌﻨ: Fa’il marfu’ dengan wawu)
ﻥ ﺎﺘﺤﻣ ﺔ ﺍﻻﻴﺠﻧﺘ ﻋﻠﹶﺎ ﹸﻥ ﺭ ﹺﺇ ﺮ ﺗ ﹶﻘ
ﺮ ﻀ
ﺣ ﺟ ﹸﻞ ﺮ ﺍﻟ
Laki-laki itu telah hadir.
(ﻞ
ﺟ ﹸ ﺮ ﺍﻟ: Mubtada’ marfu’ dengan dhammah)
( ﺮ ﻀ
ﺣ : Fi’il madhi, fa’ilnya dhamir mustatir tersiratnya ه, kalimat ini
sebagai khabar mubtada’)
ﺐ
ﻟﺢ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟﻄﱠﺎ ﺠ
ﻧ
Pelajar ini telah berhasil.
( ﻫﺬﺍ: Isim isyarah pada posisi rafa’ fa’il)
ﺐ
ﺘﻱ ﹶﻛﺎ َﺀ ﺍﱠﻟﺬﺟ
Orang yang menulis itu telah datang.
( ﻱ ﺍﻟﺬ: Isim maushul mabni pada posisi rafa’ fa’il)
Akan datang pembahasan tentang hal ini dalam pembahasan isim
mabni pada pasal ke dua.
Contoh:
ﺯ ﺗﻔﹸﻮ ﻲ ﹶﺃ ﹾﻥﺒﻐﻨﻳ
Mestinya engkau menang.
(Yaitu: ﻙ
ﺯ ﻓﹶﻮ ﻲﺒﻐﻨ)ﻳ
Mashdar muawwal dari ﻥ
ﹶﺃ ﹾdan fi’il ( ﻙ ﺯ ) ﻓﹶﻮadalah fa’il bagi fi’il ﻲﺒﻐﻨﻳ.
ﺖ
ﺤ
ﺠ ﻧ ﻚ
ﻧﺮﻧﹺﻲ ﹶﺃ ﺳ
Engkau berhasil menyenangkan aku.
(Yaitu: ﻚ
ﺣ ﺎﻧﺠ ﺮﻧﹺﻲ ﺳ )
Mashdar muawwal dari ﹶﺃ ﱠﻥ, isimnya dan khabarnya yaitu ( ﻚ
ﺣ ﺎﻧﺠ )
adalah fa’il bagi ﺮﻧﹺﻲ ﺳ
.
Akan datang pembahasan mashdar muawwal pada juz ke dua kitab
ini di bab mashdar.
Apabila fa’il mutsanna atau jama’ maka fi’il tetap dalam keadaan
mufrad. 3
2
Lihat pembahasan Mashdar Muawwal.
3
Maksud penulis, fi’il yang bentuknya seperti fi’il berdhamir ﻫﻮatau
ﻫﻲ.
Apabila fa’il muannats maka fi’il bersambung dengan ta’ ta’nits (yaitu
ta’ sukun di akhir fi’il madhi dan ta’ berharakat 4 di awal fi’il
mudhari’).
4
Bisa dhammah atau fathah. Adapun sukun tidak termasuk harakat.
5
Baik mufrad, mutsanna atau jama’ muannats salim.
6
Kecuali fi’il ﻢ ﻌ ﹺﻧ dan ﺲ
ﹺﺑﹾﺌ, walaupun fa’ilnya muannats haqiqi tetap
boleh menghilangkan ta’ ta’nits. (Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 164)
ﺖ
ﻌ ﺲ ﹶﻃﹶﻠ
ﻤ ﺸ
ﺍﹼﻟ
Matahari telah terbit.
(Fa’ilnya adalah dhamir mustatir yang kembali kepada muannats
majazi).
Contoh:
ﻤ ﹸﺔ ﻃ ﺲ ﻓﹶﺎ
ﻣ ﹺ ﺕ ﹶﺃ
ﺎﻓﹶﺮﺳ
Atau:
7
Memberi tanda ta’nits lebih utama. (Syarah Syudzur adz Dzahab,
hlm.165)
Contoh:
ﺎ ﹸﺓﺕ ﺍﻟ ﹸﻘﻀ
ﺮ ﻀ
ﺣ
Atau:
ﺎ ﹸﺓﺮ ﺍﻟ ﹸﻘﻀ ﻀ
ﺣ
Para hakim telah hadir.
8
Memberi tanda ta’nits lebih utama. (Syarah Syudzur adz Dzahab,
hlm.165)
9
Mufradnya mudzakkar atau muannats. Memberi tanda ta’nits lebih
utama. (Syarah Syudzur adz Dzahab, hlm.166)
Tidak disyaratkan fa’il harus berada setelah fi’il secara langsung tetapi
boleh dipisah oleh satu pemisah atau lebih.
Contoh:
ﺎﺭﻫ ﺎﺯﻫ ﺔ ﹶﺃ ﻳ ﹶﻘﺤﺪ
ﻲ ﺍﹾﻟﺒﻨﹺﻲ ﻓﺠ
ﻋ ﹶﺃ
Bunga-bunga di kebun itu mengagumkan aku.
( ﺭ ﺎﺯﻫ ﹶﺃ: Fa’il bagi ﺐ
ﺠ
ﻋ ﹶﺃ, marfu’ dengan dhammah)
Sering juga maf’ul bih terletak di depan fa’il sehingga memisahkan
antara fa’il dan fi’il.
Contoh:
ﺡ
ﻦ ﺍﻟ ﹶﻔﻠﱠﺎ ﺠﻨﹺﻲ ﺍﻟ ﹸﻘ ﹾﻄ
ﻳ
Petani itu menuai kapas.
( ﻦ ﺍﻟ ﹸﻘ ﹾﻄ : Maf’ul bih manshub dengan fathah – ﺡ
ﺍﻟ ﹶﻔﻠﱠﺎ : Fa’il marfu’
dengan dhammah)
Akan datang pembahasan hal ini pada pembahasan maf’ul bih.
10
Apabila fi’ilnya tam, tetapi apabila naqish atau tambahan tidak ada
fa’il.
(؟ﻀﺮ
ﺣ ﻦ ﻣ )
(Siapa yang hadir?)
Jawabannya:
ﻮ ﹶﻥﺑﻌﺭ ﹶﺃ
Empat puluh.
Maka َﻮﻥﺑﻌﺭ ﹶﺃadalah fa’il.
ﻱ
ﺮﹾﺃ ﹺ ﻋﻠﹶﻰ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟ ﻖ ﻓﺍأُﻭ
Aku setuju dengan pendapat ini.
(؟ﻓﻖ ﺍﻳﻮ ﻦ ﻣ )
(Siapa yang setuju?)
Jawabannya:
Dhamir yang tersirat yaitu ﺎ – ﹶﺃﻧMaka fa’ilnya adalah dhamir mustatir
tersiratnya ﺎﹶﺃﻧ.
ﺔ ﺠ
ﻴﻨﺘّﺗ ﹾﺄﺟﹺﻴ ﹸﻞ ﺍﻟ ﺭ ﺮّ ﺗ ﹶﻘ
Diputuskan untuk menunda penetapan hasil ujian.
(؟ﺮﺭّ ﺗ ﹶﻘ ﺎ)ﻣ
(Apa yang diputuskan?) 11
Jawabannya:
ﺔ ﺠ
ﻴﻨﺘّﺗ ﹾﺄﺟﹺﻴ ﹸﻞ ﺍﻟ
Maka ﺔ ﺠ ﻴﻨﺘّﺗ ﹾﺄﺟﹺﻴ ﹸﻞ ﺍﻟ adalah fa’il.
11
Makna secara Bahasa Indonesia memang pasif (majhul), tetapi
secara Bahasa Arab tetap aktif (ma’lum). Dalam kitab tashrif, hal ini
masuk ke kaidah muthawa’ah.
Contoh:
ﻩ ﻮﺿ ﹸﻞ ﹶﺃﺧ
ﺟ ﹸﻞ ﺍﻟﻔﹶﺎ ﺮّ ﺎﺀ ﺍﻟﺟ
Telah datang lelaki yang mulia saudaranya.
(ﻮ ﹶﺃﺧ: Fa’il bagi isim fa’il: ُﻞ)ﺍﻟﻔﹶﺎﺿ
12
Penjelasan lebih lengkap terdapat di juz ke dua kitab ini bab ‘Amal
Isim Fa’il, ‘Amal Mashdar, ‘Amal Syifah Musyabbahah, ‘Amal shighah
Mubalaghah, dan ‘Amal Isim Tafdhil.Juga bab isim fi’il di juz pertama.
Contoh:
ﻭّ ﺪ ﻌ ﻡ ﺍﻟ ﻫ ﹺﺰ
Musuh itu telah dikalahkan.
(ﻭّ ﺪ
ﻌ ﺍﻟ: Naibul fa’il marfu’ dengan dhammah)
Fi’il ada yang muta’addi (mempunyai satu maf’ul bih atau lebih) dan
ada yanglazim (tidak mempunyai maf’ul bih).
a. Apabila fi’il mempunyai satu maf’ul bih dan fa’ilnya telah dihapus
maka maf’ul bih dimarfu’kan sebagai naibul fa’il sebagaimana dalam
contoh yang telah lewat.
b. Apabila fi’il mempunyai lebih dari satu maf’ul bih dan fa’ilnya
sudah dihapus maka maf’ul bih yang pertama dimarfu’kan sebagai
naibul fa’il sedangkan maf’ul bih yang lain tetap manshub.
yaitu: ﺢ
ﻨّﺎ ﹺﺟ ﺍﻟmenempati posisinya dan maf’ul bih kedua (yaitu )َِ َ ًة
tetap manshub.
c. Apabila fi’ilnya lazim, fa’ilnya dihapus dan fi’il dibuat majhul, maka
naibul fa’il boleh berupa mashdar, zharaf mutasharrif 1 atau jar wa
majrur.
Contoh: 2
ﺋ ﹺﻖﺍﺤﺪ
ﻲ ﺍﹾﻟﻩ ﻓ ﺰّ ﻨﺘﻳ
Berwisata di taman-taman.
(ﻖ
ﺋ ﹺﺍﺤﺪ
ﺍﹾﻟ ﻲ ﻓ: Jar wa majrur sebagai naibul fa’il)
Asal kalimatnya:
ﺋ ﹺﻖﺍﳊﺪ
ﻲ ﺍ ﹶﺱ ﻓ
ﻨّﺎﻩ ﺍﻟ ﺰّ ﻨﺘﻳ
1
Pengertian zharaf mutasharrif terdapat di bab maf’ul fih.
2
Ini adalah contoh jar wa majrur.
3
Contoh mashdar:
ﺪ ﺣ ﺍﺱ ﻭ
ﺟﻠﹸﻮ ﺲ
ﻠﺟ
Telah duduk satu kali duduk.
Apabila suatu fi’il mempunyai maf’ul bih, maka ketika fi’il dibuat
majhul, naibul fa’il harus dari maf’ul bih, bukan yang lain.
(Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 173-175)
Contoh:
ﺙ
ﻊ ﺍ َﻷﺛﹶﺎ ﹸ ﺻﹺﻨ
:ﺙ
ﺭ ﺍ َﻷﺛﹶﺎ ﹶ ﺎﻨﺠﻊ ﺍﻟ ﻨﺻ
Furniture itu telah dibuat : Tukang itu telah membuat furniture itu.
ﺰ ﺋﻡ ﺍﻟﻔﹶﺎ ﹸﺃ ﹾﻛ ﹺﺮ: ﺰ ﺋﻢ ﺍﻟﻔﹶﺎ ﻌﱢﻠ ﻡ ﺍ ﹸﳌ ﺮ ﹶﺃ ﹾﻛ
Sang pemenang dimuliakan : Guru itu memuliakan sang pemenang.
Apabila fi’il didahului dengan ta’, maka huruf kedua dan huruf ta’
didhammahkan.
Contoh:
ﺰ ﹸﺓ ﺋﺖ ﺍﳉﹶﺎ
ﻤ ﺴﱢﻠ
ﺗ : ﺰ ﹶﺓ ﺋﺩ ﺍﳉﹶﺎ ﺎﺳﻌ ﺖ
ﻤ ﺴﱠﻠ
ﺗ
Hadiah telah diterima : Suad menerima hadiah
Contoh:
ﻖ ﳊ
ﻴ ﹶﻞ ﺍ ﹶ ﻗ: ﻖ ﳊ
ﺪ ﺍ ﹶ ﻫ ﺎﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﺍﻟﺸ
Kebenaran telah dinyatakan : Saksi itu telah menyatakan kebenaran.
– Fi’il Mudhari’
Apabila sebelum akhirnya ya’ atau wawu, maka ya’ atau wawu
tersebut dirubah menjadi alif.
Contoh:
ﻦ ﻉ ﺍﻟ ﹸﻘ ﹾﻄ
ﺎﻳﺒ : ﻦ ﺡ ﺍﻟ ﹸﻘ ﹾﻄ
ﻊ ﺍﻟ ﹶﻔﻠﱠﺎ ﻳﺒﹺﻴ
Kapas dijual : Petani menjual kapas.
ﺎ ﹸﻥﻣﻀ ﺭ ﻡ ﺎﻳﺼ : ﺎ ﹶﻥﻣﻀ ﺭ ﻮ ﹶﻥﻠﻤﺴ
ﻡ ﺍ ﹸﳌ ﻮﻳﺼ
Berpuasa ramadhan : Kaum muslimin berpuasa ramadhan. 4
Contoh:
ﻚ
ﺗﺭ ﺎﺖ ﹺﺑ ﹺﺰﻳ
ﻓﹸﻮﺟﹺﺌ
Aku dikagetkan oleh kedatanganmu.
(ﺖ
ﻓﹸﻮﺟﹺﺌ: Ta’ Dhamir zhahir pada posisi rafa’, naibu fa’il)
4
Lebih lengkapnya bisa dilihat kitab-kitab tashrif.
(ﻭ ﺪ
ﻌ ﺍﻟ: Mubtada’ marfu’ dengan dhammah, ﻡ ﻫ ﹺﺰ : Fi’il madhi mabni lil
majhul, naibul fa’ilnya dhamir mustatir tersiratnya ) ﻫﻮ.
ﺐ
ﻢ ﻫﺬﹶﺍ ﺍ ﹸﳌ ﹾﺬﹺﻧ ﺎ ﹶﻛﻳﺤ
Penjahat ini dihukum.
( ﻫﺬﹶﺍ: Isim isyarah mabni pada posisi rafa’, naibul fa’il)
ﺢ ﺠ
ﻧ ﻦ ﻣ ﻓ ﹶﺊﻛﹸﻮ
Orang yang berhasil itu diberi hadiah.
(ﻦ
ﻣ : Isim maushul mabni pada posisi rafa’, naibul fa’il)
(Akan datang penjelasan tentang isim mabni pada pembahasan isim
mabni pada pasal yang ke dua).
Mashdar muawwal dari: ﹶﺃ ﱠﻥ + isim + khabar adalah naibul fa’il bagi
ﻑ
ﻋ ﹺﺮ .
Apabila naibul fa’il mutsanna atau jama’ maka fi’il tetap dalam
keadaan mufrad. 6
Contoh:
ﺪ ﻮﹶﻟ ﺏ ﺍﻟ
ﺿ ﹺﺮ
Anak itu dipukul.
ﻥ ﺍﻮﹶﻟﺪ ﺏ ﺍﻟ
ﺿ ﹺﺮ
Dua anak itu dipukul.
6
Maksud penulis, fi’il yang bentuknya seperti fi’il berdhamir ﻫﻮatau
ﻫﻲ.
ﺩ ﺏ ﺍﻷَﻭﻟﹶﺎ
ﺿ ﹺﺮ
Anak-anak itu dipukul.
ﺕ
ﺎﺒﻨﺖ ﺍﻟ
ﺑﺿ ﹺﺮ
Anak-anak perempuan itu dipukul.
Kaidah memberi tanda muannats pada fi’il ketika bersama naibul fa’il,
sama dengan kaidah-kaidah yang diterapkan pada fi’il bersama fa’il.
Contoh:
ﺍ ِﺀﻫﺮ ﺰ ﻤ ﹸﺔ ﺑﹺﺎﻟ ﻃ ﺖ ﻓﹶﺎ
ﺒﹸﻟ ﱢﻘ
Fatimah dijuluki dengan az Zahra’.
(Naibul fa’il muannats haqiqi dan tidak terpisah dari fi’ilnya maka
wajib memberi tanda muannats pada fi’il).
ﺖ
ﻠ ﹶﻘﺎ ِﺀ ﺃﹸﻃﻨ ﹸﺔ ﺍﻟ ﹶﻔﻀﻴﺳﻔ
Pesawat luar angkasa itu telah diluncurkan.
(Naibul fa’il adalah dhamir yang kembali kepada muannats, maka
wajib memberi tanda muannats pada fi’il).
ﺏ
ﺮ ﳊ
ﻲ ﺍ ﹶ ﻧ ﹺﻬﻭ ﹸﺃ ﺖ ﹶﺃ
ﻴﻧ ﹺﻬُأ
Peperangan dihentikan.
(Naibul fa’il adalah muannats majazi maka boleh memberi tanda
muannats pada fi’il).
Contoh:
ﻪ ﻠﻤ ﻋ ﻟﻘﹶﺎ َﺀ ﻣ ﹺﻞ ﺎﻟ ﹾﻠﻌ ﻌﻄﹶﻰ ﻳ ﺎﺟ ﹺﺮ ﹸﻛ ﱡﻞ ﻣ ﺑﹺﺎﹾﻟﹶﺄﺼﺪ
ﻳ ﹾﻘ
Upah maksudnya adalah semua yang diberikan untuk pekerja sebagai
imbalan atas pekerjaannya.
(ﺪ
ﺼ ﻳ ﹾﻘ : Fi’il mudhari’ mabni lil majhul – ﺟ ﹺﺮ ﺑﹺﺎ َﻷ: Jar wa majrur – ﹸﻛ ﱡﻞ:
Naibul fa’il marfu’ dengan dhammah).
Pada asalnya naibul fa’il terletak setelah fi’il majhul, tetapi isim maf’ul
bisa juga beramal sebagaimana amalnya fi’il majhul, sehingga isim
maf’ul memarfu’kan naibul fa’il. 7.
Contoh:
7
Penjelasan lebih lengkap terdapat di juz ke dua kitab ini bab ‘Amal
Isim Maf’ul.
ﺿ ﹸﻞ
ﺟ ﹸﻞ ﺍﻟﻔﹶﺎ ﺮ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Telah datang seorang pria yang mulia.
( ﺿ ﹸﻞ
ﺍﻟﻔﹶﺎ adalah na’at bagi ﺟ ﹸﻞ ﺮ ﺍﻟ marfu’ dengan dhammah karena
mengikuti isim marfu’)
Contoh:
ﺿ ﹸﻞ
ﺟ ﹸﻞ ﺍﻟﻔﹶﺎ ﺮ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Telah datang seorang pria yang mulia.
1
Mufradnya tabi’.
Na’at haqiqi mengikuti isim sebelumnya dalam hal ta’rif dan tankir-
nya, dalam haljumlah dan dalam hal jenis kelamin. 2
Contoh:
ﺿ ﹸﻞ
ﺟ ﹸﻞ ﺍﻟﻔﹶﺎ ﺮ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Telah datang seorang pria yang mulia.
ﻥ ﺿﻠﹶﺎ
ﻥ ﺍﻟﻔﹶﺎ ﺟﻠﹶﺎ ﺮ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Telah datang dua orang pria yang mulia.
ﻥ ﺎﺿﹶﻠﺘ
ﻥ ﺍﻟﻔﹶﺎ ﺎﺪﺗ ﻴﺴ
ﺕ ﺍﻟ
ﺎ َﺀﺟ
Telah datang dua sayyidah yang mulia.
ﺿﻠﹸﻮ ﹶﻥ
ﺎ ﹸﻝ ﺍﻟﻔﹶﺎﺮﺟ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Telah datang para lelaki yang mulia.
ﺕ
ﺿﻠﹶﺎ
ﺕ ﺍﻟﻔﹶﺎ
ﺪﹶﺍﺴﻴ
ﺕ ﺍﻟ
ﺎ َﺀﺟ
Telah datang para sayyidah yang mulia.
Apabila man’ut (yang disifati) berupa jama’ bagi yang tidak berakal,
maka na’at haqiqinya boleh mufrad muannats atau jama’ muannats.
Contoh:
2
Ke empat dalam hal i’rab.
ﻴ ﹸﺔﻟﺎﺎ ﹸﻝ ﺍﻟﻌﳉﺒ
ﺍ
Atau
ﺕ
ﺎﻟﻴﺎﺎ ﹸﻝ ﺍﻟﻌﳉﺒ
ﺍ
Gunung yang tinggi.
Contoh:
ﻩ ﻮﺿ ﹸﻞ ﹶﺃﺧ
ﺟ ﹸﻞ ﺍﻟﻔﹶﺎ ﺮ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Telah datang seorang pria yang mulia saudaranya.
ﻩ ﺍﺧﻮ ﺿ ﹸﻞ ﹶﺃ
ﺟ ﹸﻞ ﺍﻟﻔﹶﺎ ﺮ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Telah datang seorang pria yang mulia dua saudaranya.
ﺎﻫﻤ ﺍﺧﻮ ﺿ ﹲﻞ ﹶﺃ
ﻥ ﻓﹶﺎ ﺟﻠﹶﺎ ﺭ ﺎ َﺀﺟ
Telah datang dua lelaki yang mulia dua saudaranya.
ﻢ ﻬ ﺗﺍﺧﻮ ﺿﹶﻠ ﹸﺔ ﹶﺃ
ﺎ ﹸﻝ ﺍﻟﻔﹶﺎﺮﺟ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Telah datang para lelaki yang mulia saudara-saudara perempuannya.
ﻦ ﻬ ﺗﺍﺧﻮ ﺿﹶﻠ ﹲﺔ ﹶﺃ
ﺕ ﻓﹶﺎ
ﺍﻴﺪﺳ ﺕ
ﺎ َﺀﺟ
Telah datang para sayyidah yang mulia saudara-saudara
perempuannya. 4.
3
Dan dalam hal i’rab.
4
Lafadz na’at sababi berasal dari isim musytaq yang bisa beramal
seperti fi’il, yaitu: isim fa’il, isim maf’ul, shifah musyabbahah, shighah
mubalaghah, isim tafdhil, dan isim nasab. Isim setelahnya dii’rab
sebagai fa’il atau naibul fa’il. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat
pembahasan isim-isim yang beramal seperti fi’il.
5
Isim zhahir yang bisa menjadi na’at ada 11, yaitu:
ﻰﺣﺘ ,ﺑ ﹾﻞ ,ﻦ ﻜ ﻟ, ﻻ,ﻡ ﹶﺃ,ﻭ ﹶﺃ,ﻢ ﹸﺛ, ﺍﻟﻔﹶﺎ ُﺀ,ﻭ ﺍﺍﻟﻮ.
Berikut ini penjelasan ringkas makna huruf-huruf tersebut:
7
Apabilah ma’rifah maka i’rabnya sebagai hal.
8
Maksud dari penggabungan secara mutlak adalah semata-mata
penggabungan, bisa jadi yang satu lebih dahulu mengerjakannya,
atau bersama-sama dalam satu waktu, atau berbeda tempat, atau
dalam satu tempat. Hal ini berbeda dengan wawu ma’iyyah yang
maknanya kebersamaan, baik waktu atau tempat.
9
Seharusnya:
ﺐ ﻫﺬﹶﺍ ﺍ ﹶﳌﻘﹶﺎﻝﹶ؟
ﺘﺩ ﹶﻛ ﻮﺤﻤ
ﻣ ﻡ ﺮ ﹶﺃ ﻤ ﻋ ﹶﺃ
Karena hamzah harus bertemu langsung dengan sesuatu yang diberi
perantara dengan ( ﻡ ) ﹶﺃ.
10
Maksudnya yang nampak bukan perahu tetapi kapal api.
Contoh:
ﺡ
ﺎ ﹺﻨﺠﻠﺪﹲﺓ ﻟ ﻳﻋﺪ ﻁ
ﻭ ﹲﺷﺮ ﻤ ﹶﺔ ﻭ ﹶﺛ
Yaitu:
ﻙ ﺎﻫﻨ ﺡ
ﺎ ﹺﻨﺠﻠﺪﹲﺓ ﻟ ﻳﻋﺪ ﻁ
ﺮﻭ ﹲ ﺷ
Di sana ada beberapa syarat untuk mencapai keberhasilan.
(ﻪ ﺴ
ﻧ ﹾﻔ : Taukid bagi ﺪ ﺋﺍﻟﻘﹶﺎ, marfu’ karena mengikuti isim marfu’)
a. Taukid lafzhi, dengan cara mengulang kata yang diberi taukid 12.
Contoh:
ﺮ ﻮﺯﹺﻳ ﺮ ﺍﻟ ﻮﺯﹺﻳ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Menteri itu sudah datang.
ﺐ
ﻣ ﹾﻄﹶﻠ ﹴ ﻳ ﹸﺔ ﹶﺃ ﹾﻏﻠﹶﻰﺮ ﳊ
ﻳ ﹸﺔ ﺍ ﹸﺮ ﳊ
ﺍﹸ
Kemerdekaan adalah tuntutan yang paling mahal. 13
11
Apabila dikatakan ﺪ ﺋﺮ ﺍﻟﻘﹶﺎ ﻀ
ﺣ , maka ada kemungkinan yang hadir
bukan panglima, tetapi utusannya atau wakilnya atau yang lainnya.
Ketika diberi taukid maka menjadi pasti bahwa yang hadir adalah
panglima itu sendiri. Ini termasuk taukid maknawi.
12
Manfaat taukid ini adalah untuk menggugah ketidakseriusan
pendengar dalam mendengar atau untuk mencegah sangkaan
pendengar bahwa yang berbicara salah bicara. (Al Kawakib ad
Durriyyah, hlm. 558)
13
Selain pada isim, taukid lafdzi juga bisa terjadi pada fi’il dan
kalimat. (Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 558-561)
Contoh:
ﻪ ﺗﺪ ﻴﻪ ﹶﻗﺼ ﺴ
ﻧ ﹾﻔ ﺮ ﻋ ﺎﹶﺃﹾﻟﻘﹶﻰ ﺍﻟﺸ
Penyair itu sendiri yang melantunkan kasidahnya.
ﺎﻬﻤ ﺴ
ﻧ ﹸﻔﻥ ﹶﺃ ﺟﻠﹶﺎ ﺮ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Dua lelaki itu sendiri yang datang.
Contoh:
ﻪ ﺐ ﹸﻛﱡﻠ
ﺮ ﹸﻛ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Unta-unta tunggangan itu datang semuanya.
14
Tiga lafadz ini tidak bisa mentaukidkan isim mutsanna. (Al Kawakib
ad Durriyyah, hlm. 565)
15
Maknanya salah.
Contoh:
{ﻥ
ﻮ ﹶﻤﻌ ﺟ ﻢ ﹶﺃ ﻬ ﹸﻛﱡﻠ ﺋ ﹶﻜ ﹸﺔﺪ ﺍ ﹶﳌﻠﹶﺎ ﺠ
ﺴ
} ﹶﻓ
“Maka para malaikat sujud semuanya .” (Shad: 73)
Contoh:
16
Khusus lafadz-lafadz ini tidak perlu diidhafahkan kepada dhamir
ketika menjadi taukid.
Contoh:
ﺎﻫﻤ ﻛﻠﹶﺎ ﻥ ﺟﻠﹶﺎ ﺮ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Dua lelaki itu telah datang semuanya.
ﻥ ﺎﻋﺘ ﺎ ﹺﺭﺎ ﺑﻫﻤ ﺎﻛ ﹾﻠﺘ ﻥ ﺎﺒﺘﺗﺍﻟﻜﹶﺎ
Dua sekretaris itu ahli semua.
Catatan:
Kata-kata (ﺎﻛ ﹾﻠﺘ
,ﻛﻠﹶﺎ ,ﻣ ﹸﺔ ﺎ ﻋ,ﻊ ﻴﺟﻤ , ﹸﻛ ﱡﻞ,ﲔ
ﻋ ,ﺲ
ﻧ ﹾﻔ) menjadi taukid
apabila terletak setelah isim yang diberi taukid dan bersambung
dengan dhamir yang sesuai dengan isim yang diberi taukid,
sebagaimana dalam contoh-contoh yang lalu. Akan tetapi apabila
kata-kata ini terletak pada posisi yang lain, maka dii’rab sesuai
dengan posisinya dalam kalimat.
Contoh:
{ﻥ
ﺎﺠ ﹺﺮﻳ
ﺗ ﻥ ﺎﻴﻨﺎ ﻋﻴﻬ}ﻓ
“ Padanya ada dua mata air yang mengalir” 18 (Ar Rahman: 50)
ﺟ ﹺﻞ ﺮ ﺲ ﺍﻟ
ﻧ ﹾﻔ ﺎ َﺀﺟ
17
Bahkan ketika tidak menjadi taukid pun harus diidhafahkan, kepada
dhamir atau isim zhahir.
18
Sebagai mubtada’
ﺱ
ﺎ ﹺﻦ ﺍﻟﻨ ﻣ ﻣ ﹸﺔ ﺎﺮ ﺍﻟﻌ ﻫ ﺗﻈﹶﺎ
Kebanyakan manusia melakukan demonstrasi.
ﻥ ﺍﺿﺮ
ﺎﲔ ﺣ
ﺟﹶﻠ ﹺ ﺮ ﻼ ﺍﻟﻛ
Kedua pria itu hadir. 22
Contoh:
ﺎ َﺀﻌﹶﻠﻤ ﺪ ﺍﻟ ﻴﺮﺷ ﻭ ﹸﻥ ﺍﻟﺎﺭﻴ ﹶﻔ ﹸﺔ ﻫﳋﻠ
ﻡ ﺍ ﹶ ﺮ ﹶﻛ
Khalifah Harun ar Rasyid memuliakan para ulama.
(ﺪ
ﻴﺮﺷ ﺍﻟ ﻭ ﹸﻥَﺍﺭ : Badal bagi khalifah , marfu’ karena badal bagi isim
marfu’)
19
Sebagai fa’il
20
Sebagai mubtada’
21
Sebagai fa’il
22
Sebagai mubtada’
- Badal Ba’dhi min Kul: Badal ini merupakan sebagian dari mubdal
minhu.
Contoh:
ﻭ ﹸﻝ ﻩ ﺍ َﻷ ﺅ ﺰ ﺟ ﺏ
ﺎﻜﺘ ﻊ ﺍﻟ ﹸﻃﹺﺒ
Kitab itu telah dicetak juz yang pertama.
Contoh:
ﻪ ﺘﻧﻈﹶﺎﹶﻓ ﻉ
ﺎ ﹺﺭﺮﻧﹺﻲ ﺍﻟﺸ ﺳ
Jalan itu menyenangkan aku kebersihannya.
Catatan:
Pada badal ba’dhi min kul dan badal isytimal harus bersambung
dengan dhamir yang kembali kepada mubdal minhu.
Contoh:
ﺎﺭ ﹶﺓﺴﻴ
ﻖ ﺍﻟ ﺋﺎﺩ ﺍﻟﺴ ﻗﹶﺎ
Sopir itu mengendarai mobil. (Mufrad)
ﺹ
ﻮﻨﺼﺱ ﺍﻟ
ﺭ ﺪ ﺡ ﺍ ﹸﳌ
ﺮ ﺷ
Guru itu menjelaskan pelajaran-pelajaran. (Jama’ taksir)
(ya’ ini bukan bagian dari isim, tetapi ditambahkan kepada mutsanna
atau jama’ sebagai tanda tatsniyah atau jama’, huruf sebelum ya’
mutsanna difathahkan dan sebelum ya’ jama’ dikasrahkan).
Contoh:
ﲔ
ﺳ ﹺ ﺭ ﺪ ﺖ ﺍ ﹸﳌ
ﺑ ﹾﻠﻗﹶﺎ
Aku menghadap dua guru itu. (Mutsanna mudzakkar)
ﲔ
ﺘ ﹺﺳ ﺭ ﺪ ﺖ ﺍ ﹸﳌ
ﺑ ﹾﻠﻗﹶﺎ
Aku menghadap dua ibu guru itu. (Mutsanna muannats)
ﲔ
ﺴ
ِ ﻓﺎﺘﻨﻣ ﻮ ﹶﻥﻋﺒ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺍﻟﱠﺎ
Para pemain itu berlomba-lomba. (Jama’ mudzakkar)
Contoh:
ﺕ
ﺎﺮﺿ ﻤ ﺖ ﺍ ﹸﳌ
ﺭﺃﹶﻳ
Aku melihat para perawat. (Jama’ muannats salim)
Contoh:
ﻙ ﺎﺕ ﺃﺧ
ﺪ ﻫ ﺎﺷ
Aku menyaksikan saudaramu. (ﻙ
ﺎ ﺃﺧtermasuk asmaul khamsah)
Catatan:
1. Fathah dinamakan tanda nashab yang pokok, sedangkan tanda
yang lain dinamakan tanda nashab yang cabang.
2. Isim mu’tal akhir dengan alif (seperti ﺼ ﹶﻄﻔﹰﻰ
ﻣ ,ﻰ )ﹶﻓﺘ1 dinashabkan
dengan fathah muqaddarah atas huruf akhirnya karena fathah
tersebut tidak bisa diucapkan. 2
1
Isim maqshur
2
Perlu ditambahkan pula bahwa fathah muqaddarah juga menjadi
tanda rafa’ pada isim yang dimudhafkan kepada ya’ mutakallim.
Misalnya: ﻲﹸﻏﻠﹶﺎﻣ ﺖ
ﺭﺃﹶﻳ .
Sedangkan isim manqush, ketika manshub, fathahnya kelihatan
116 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
4. Maf’ul Muthlaq,
5. Maf’ul li Ajlih,
6. Maf’ul Ma’ah,
7. Maf’ul Fih (Zharaf Zaman dan Makan)
8. Hal,
9. Mustatsna,
10. Munada, dan
11. Tamyiz.
Contoh:
ﺍﺿﺮ
ﺎﻢ ﺣ ﻌﱢﻠ ﻤ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺍﹾﻟ
Pengajar itu hadir.
(ﺍﺿﺮ
ﺎ ﺣ: Khabar kana manshub dengan fathah)
ﺍﺸﺮ
ﺘﻨﻣ ﻢ ﻌ ﹾﻠ ﺢ ﺍﹾﻟ ﺒﺻ
ﺃ
Ilmu itu menjadi tersebar.
(ﺍﺸﺮ
ﺘﻨﻣ : Khabar ashbaha manshub dengan fathah)
ﲔ
ﻟﺩ ﺎﺎ ﹸﺓ ﻋﹶﻇ ﱠﻞ ﺍﹾﻟ ﹸﻘﻀ
Para hakim itu menjadi adil.
(ﲔ
ﻟﺩ ﺎ ﻋ: Khabar Zhalla manshub dengan ya’ karena ia adalah jama’
mudzakkar salim)
ﺔ ﺒ ﹶﻜﺸ
ﻲ ﺍﻟﻚ ﻓ
ﻤ ﺴ
ﻰ ﺍﻟﺿﺤ
ﹶﺃ
Pada waktu dhuha ikan itu di jaring.
(ﺔ ﻜ
ﺒ ﹶﺸ
ﺍﻟ ﻲ ﻓ: Jar wa majrur sebagai khabar adhha).
3
Karena khabar kana asalnya adalah khabar mubtada’ maka
jenisnya juga sama
118 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
(Akan datang penjelasan pasal c ini pada pembahasan tentang
jumlah dan posisinya dalam i’rab di bab ke 4)
Contoh:
ﻤ ﹸﻞ ﻬ ﺍ ﹸﳌﺴﻠﹶﺎ ﹸﻥ ﻭ
ﺓ ﺍﹾﻟ ﹶﻜ ﺮ ﻴﺣ ﻲﺢ ﻓ ﺒﺻ
ﹶﺃ
Orang malas dan lalai itu menjadi dalam kebingungan.
(ﺓ ﺮ ﻴﺣ
ﻲ ﻓ: Jar wa majrur khabar ashbaha muqaddam – ﺴﻠﹶﺎ ﹸﻥ ﺍﻟ ﹶﻜ:
Isim ashbaha muakhkhar – ﻞ ﻤ ﹸ ﻬ ﺍ ﹸﳌ: Ma’thuf atas isim ashbaha)
Contoh:
ﺎ ٌﺀﺏ ﻣ
ﻮ ﹺ ﻲ ﺍﻟ ﹸﻜﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﻓ
Di dalam cangkir itu ada air.
(ﺏ
ﺍﻟﻜﹸﻮ ﹺ ﻲ ﻓ: Khabar kana muqaddam karena isimnya ((ً )) َءadalah
nakirah)
Catatan:
Apabila huruf-huruf nafi ( )ﻻ,(ﺎ )ﻣ,(ﻥ
)ﹺﺇ ﹾdan (ﺕ
)ﻻmasuk ke mubtada’
dan khabar, maka huruf-huruf itu beramal seperti ﺲ
ﻟﹶﻴ (
saudaranya kana), yakni merafa’kan mubtada’ dan menashabkan
khabar 7, hal tersebut dengan beberapa syarat:
Contoh:
ﻌ ﹰﺔ ﻨﹺﻴﻮ ﹸﻥ ﻣﳊﺼ
ﺎ ﺍ ﹸﻣ
Benteng-benteng itu tidak kuat.
6
Pada kitab aslinya kalimatnya ada yang terhapus, mungkin salah
cetak
7
Dalam kitab-kitab lain huruf-huruf ini dinamakan akhawatu laisa
dan merupakan bab tersendiri
120 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
2. Untuk mengamalkan
disamping syarat yang telah lewat,
disyaratkan pula isim dan khabarnya harus nakirah. 9
Contoh:
ﺎﺣﻤ ﺩ ﺰ ﻣ ﻉ
ﺎ ﹺﺭﻻ ﺷ
Bukan satu jalan yang berjubel 10.
(
: Huruf nafi beramal seperti ﻉ
ﺎ ﹺﺭﺷ –ﺲ
ﻟﹶﻴ: Isim
marfu’ dengan
dhammah – ﺎﺣﻤ
ﺩ ﺰ ﻣ : Khabar
manshub dengan fathah)
8
Apabila ada ( ) ﹺﺇﻟﱠﺎmaka tetap marfu’, contoh:
ﻌ ﹲﺔ ﻨﹺﻴﻮ ﹸﻥ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﻣﳊﺼ
ﺎ ﺍ ﹸﻣ
Tidaklah benteng-benteng itu kecuali kuat
9
ﻻini bermakna bukan, sedangkan yang
nafiyah lil jinsi bermakna
tidak ada. Perbedaannya akan menjadi jelas dengan contoh sebagai
berikut:
ﻥ ﺟﻠﹶﺎ ﺭ ﻦ ﻜ ﻢ ﻟ ﺋﺟ ﹲﻞ ﻗﹶﺎ ﺭ ﹶﻻ
Bukan satu pria yang berdiri, tetapi dua pria.
Tidak boleh:
ﻥ ﺟﻠﹶﺎ ﺭ ﻦ ﻜ ﻢ ﻟ ﺋﺟ ﹶﻞ ﻗﹶﺎ ﺭ ﹶﻻ
Karena maknanya akan rancu – Tidak ada seorang pria pun yang
berdiri, tetapi dua pria(?)
10
Artinya bukan: Tidak ada satu jalan yang berjubel
121 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
3. ﺕ
ﻻ adalah ﻻ nafi yang ditambahkan ta’ ta’nits yang difathah.
Orang arab biasanya menghapus isim ﻻﺕ dan menetapkan
khabar ﺕ
ﻻ. 11
Contoh:
ﺪ ﹴﻡ ﻧ ﻋ ﹶﺔ ﺎﺕ ﺳ
ﻻ
Bukan lagi waktu menyesal.
Tersiratnya adalah:
ﺪ ﹴﻡ ﻧ ﻋ ﹶﺔ ﺎﻋ ﹸﺔ ﺳ ﺎﺕ ﺍﻟﺴ
ﻻ
Sekarang bukan lagi waktu menyesal.
Isim inna adalah setiap mubtada’ yang dimasuki inna atau salah satu
saudaranya.
Contoh:
ﺡ
ﻮﻣ ﹾﻔﺘ ﺏ
ﺎﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﻟﺒ
Sesungguhnya pintu itu terbuka.
11
Menurut Ibnu Hisyam, lafadz ini hanya dikhususkan bagi 3 isim,
(ﻋ ﹶﺔ ﺎ)ﺳ , (ﲔ
ﺣ ) dan (ﻥ
ﺍ ﹶ)ﹶﺃﻭ. Lafadz yang sering dipakai adalah lafadz
(ﲔ
ﺣ ). Salah satu dari isim atau khabarnya harus dihapus dan
kebanyakan yang dihapus adalah isimnya. Contoh:
{ﺹ
ﺎ ﹴﻣﻨ ﲔ
ﺣ ﺕ
ﻭﻟﹶﺎ ﻭﺍﺎﺩﻥ ﹶﻓﻨ ﺮ ﻦ ﹶﻗﻠﻬﹺﻢ ﻣﺒﻦ ﹶﻗﺎ ﻣﻫﹶﻠ ﹾﻜﻨ ﻢ ﹶﺃ ( } ﹶﻛShad: 3)
(Syarah asy Syudzur adz Dzahab, hlm. 187)
122 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
(ﺏ
ﺎ ﺍﻟﺒ: Isim inna manshub dengan fathah)
ﻥ ﻣﻠﹶﺎﻛﹶﺎ ﲔ
ﺘ ﹺﺿ
ﺮ ﻤ ﹶﻛﹶﺄ ﱠﻥ ﺍ ﹸﳌ
Seakan-akan dua perawat itu malaikat.
(ﲔ
ﺘ ﹺﺿ
ﺮ ﻤ ﺍ ﹸﳌ: Isim َآَ
نmanshub dengan ya’ karena mutsanna)
ﺝ
ﺎ ﹺﻧﺘﻑ ﺍ ِﻹ
ﺍﻫﺪ ﳏ ﱢﻘﻘﹸﻮ ﹶﻥ ﹶﺃ ﲔ
ﻠﻣ ﺎﺖ ﺍﻟﻌ
ﻟﹶﻴ
Seandainya para pekerja merealisasikan target-target produksi.
(ﲔ
ﻠﻣ ﺎﺍﻟﻌ: Isim laita manshub dengan ya’ karena jama’ mudzakkar
salim)
Contoh:
ﱘ ﻚ ﹶﻛ ﹺﺮ
ﻧﹺﺇ
Sesungguhnya engkau mulia.
(Kaf adalah dhamir mabni pada posisi nashab, isim inna)
{ﻥ
ﻘﻠﹸﻮ ﹶ ﻌ ﻳ ﻢ ﻟﹶﺎ ﻫ ﺮ ﺕ ﹶﺃ ﹾﻛﹶﺜ
ﺍﺠﺮ
ﳊ
ﺍ ِﺀ ﺍ ﹸﻭﺭ ﻦ ﻣ ﻚ
ﻧﻭﺎﺩﻳﻨ ﻦ ﻳ}ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﱠﻟﺬ
“Sesungguhnya orang-orang yang menyeru Engkau dari luar kamar-
kamarmu sebagian besar mereka tidak mengerti” (Al Hujurat: 4)
(ﻦ
ﻳ ﺍﱠﻟﺬ: Isim inna mabni pada posisi nashab)
ﻚ
ﻴﺎ ﻓﻣﹸﻠﻨ ﹺﺇ ﱠﻥ ﻫﺬﹶﺍ ﹶﺃ
Sesungguhnya ini adalah harapan kami kepadamu.
ﻻnafiyah lil jinsi tidak beramal seperti inna kecuali apabila tercakup
padanya 3 syarat:
Isim
manshub apabila mudhaf atau menyerupai mudhaf.
Contoh:
ﻩ ﺮﻭ ﻣ ﹾﻜ ﺧ ﹴﲑ ﻋ ﹶﻞ ﻻ ﻓﹶﺎ
Tidak ada pelaku kebaikan yang dibenci.
(ﻞ
ﻋ ﹶ ﻓﹶﺎ: Isim ﻻmanshub dengan fathah karena mudhaf).
12
Lihat catatan kaki kami pada pembahasan In, Ma, La, dan Lata
13
Khabarnya juga harus nakirah. (Syarah Syudzur adz Dzahab, hlm.
195
124 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Contoh:
ﺍ ﹺﺭﻲ ﺍﻟﺪﺟ ﹶﻞ ﻓ ﺭ ﻻ
Tidak ada lelaki di rumah itu.
(ﻞ
ﺟ ﹶ ﺭ : Isim
mabni atas fathah pada posisi nashab)
ﷲ
ِ ﻮ ﹶﺓ ﺇﻟﱠﺎ ﺑﹺﺎ ﻭﻟﹶﺎ ﹸﻗ ﻮ ﹶﻝ ﺣ ﻟﹶﺎ
Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah.
( ﻮ ﹶﻝﺣ : Isim
mabni atas fathah pada posisi nashab – ﻮ ﹶﺓ ﹸﻗ: Ma’thuf
kepada ﻝ
ﻮ ﹶ ﺣmabni atas fathah pada posisi nashab).
(ﲔ
ﺣ ﹶﻓﻠﱠﺎ: Isim
mabni atas ya’ pada posisi nashab)
14
Lihat pembahasan ini pada Isim yang Menyerupai Mudhaf
125 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Catatan:
a. Apabila isim ﻻ ma’rifah, maka amalnya
dibatalkan dan harus
mengulangi lafadz ﻻ.
Contoh:
ﺍﻧﹺﻲﻋﻮ ﺍ ﹸﻥ ﹶﺃﻋﻮ ﻭﻟﹶﺎ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﻲﻮﻣ ﻡ ﹶﻗ ﻻ ﺍﻟﻘﹶﻮ
Kaum itu bukan kaumku dan para penolong itu bukan penolongku.
(
: Huruf nafi – ﻡ ﺍﻟﻘﹶﻮ: Mubtada’ marfu’ dengan dhammah – ﻲﻗﹶﻮﻣ:
Khabar mubtada’)
Contoh:
ﻑ
ﻮ ﺧ ﻱ ﹺﺑﻠﹶﺎ
ﺪ ﻨﳉ
ﻡ ﺍ ﹸ ﺪ ﺘ ﹶﻘﻳ
Para tentara itu maju tanpa rasa takut.
(ﺑﹺﻼ: Ba’ adalah huruf jar – ﻻ: Huruf nafi tambahan – ﻑ
ﻮﺧ: Majrur
dengan sebab ba’)
c. Apabila antara
dan isimnya dipisahkan oleh pemisah apapun,
maka amalnya dibatalkan.
Contoh:
{ﻝ
ﻏﹶﻮ ﹲ ﺎﻴﻬ}ﻻ ﻓ
“Tidak ada padanya sesuatu yang memabukkan.” (Ash Shaffat: 47)
(
: Huruf naïf – ﺎﻓﹶﻴﻬ: Jar wa majrur muqaddam – ﻏﹶﻮ ﹲﻝ:
Mubtada’ muakhkhar marfu’ dengan dhammah).
(Yaitu:ﻚ
ﺷ ﻚ ﻻ
ﻟﻲ ﺫ)ﻓ
Masih menyambung kaidah-kaidah yang berhubungan dengan
ﻻnafiyah lil jinsi adalah shighoh (ﺎﻴﻤﺳ )ﻻ
Contoh:
ﺗﻘﹶﺎﻝﺮ ﺒﺎ ﺍﻟﻴﻤﺳ ﻻﻬ ﹶﺔ ﻭ ﻛ ﺐ ﺍﻟﻔﹶﺎ
ﺣ ﹸﺃ
Aku suka buah-buahan, lebih-lebih lagi buah jeruk.
Contoh:
ﻢ ﻌ ﹾﻠ ﻗ ﹸﻞ ﺍﹾﻟﺎﺐ ﺍﹾﻟﻌ
ﻳ ﹾﻄﹸﻠ
Orang yang cerdas selalu menuntut ilmu.
(ﻢ
ﻌ ﹾﻠ ﺍﻟ: Maf’ul bih manshub dengan fathah).
ﲔ
ﻗﻮ ﺘ ﹶﻔﻭﹶﻟ ﹸﺔ ﺍ ﹸﳌﻡ ﺍﻟﺪ ﺗ ﹾﻜ ﹺﺮ
Negara itu memuliakan orang-orang yang mempunyai kelebihan.
(ﲔ
ﻗﻮ ﺘ ﹶﻔ ا ﹸﳌ: Maf’ul bih manshub dengan ya’ karena jama’ mudzakkar
salim).
15
Tetap dalam bentuk ma’lum
128 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Terkadang maf’ul bih lebih dari satu, yaitu apabila fi’ilnya termasuk
dari fi’il-fi’il yang menashabkan lebih dari satu maf’ul.
16
Karena isim maqshur
17
Bermakna menyangka kecuali ( ﺐ
ﻫ ) maknanya sangkalah!
18
Bermakna mengetahui
19
Bermakna mengetahui
20
Bermakna mendapati
21
Bermakna mendapati
22
Bermakna ketahuilah!
23
Bermakna merubah/menjadikan
129 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Contoh:
ﺎﺋﻤﺎﺟ ﹶﻞ ﻧ ﺮ ﺖ ﺍﻟ
ﻨﻨﹶﻇ
Aku menyangka lelaki itu tidur.
(ﻞ
ﺟ ﹶ ﺮ ﺍﻟ: Maf’ul bih pertama manshub dengan fathah – ﺎﺋﻤﺎﻧ : Maf’ul
bih ke dua manshub dengan fathah).
(ﻖ
ﺍﻟ ﱠﻄﺮﹺﻳ : Maf’ul bih pertama manshub dengan fathah – ﺍﻋﺮ ﻭ : Maf’ul
bih ke dua manshub dengan fathah)
ﺍﺎﺩﺎ ﹶﺓ ﹺﺟﻬﳊﻴ
ﻌﱠﻠ ﹺﻢ ﺍ ﹶ ﺗ
Ketahuilah hidup itu jihad.
(ﺎ ﹶﺓﳊﻴ
ﺍ ﹶ: Maf’ul bih pertama manshub dengan fathah – ﺍﺎﺩ ﹺﺟﻬ: Maf’ul
bih ke dua manshub dengan fathah).
{ ﻴﻠﹰﺎﺧﻠ
ﻢ ﻴﺍﻫﺑﺮﷲ ﹺﺇ
ُ ﺨ ﹶﺬ ﺍ
ﺗﺍ} ﻭ
“Dan Allah telah mengambil Ibrahim sebagai kekasih” (An Nisa’: 125)
(ﻢ
ﻴﺍﻫﺑﺮ ﹺﺇ: Maf’ul bih pertama manshub dengan fathah – ﻴﻠﹰﺎﺧﻠ : Maf’ul
bih ke dua manshub dengan fathah).
Contoh:
ﻴ ﹰﺔﻫ ﺍﺣﱠﻠ ﹰﺔ ﺯ ﺽ
ﺭ ﻊ ﺍ َﻷ ﺮﺑﹺﻴ ﺲ ﺍﻟ
ﺒﹶﺃﹾﻟ
Musim semi menyelimuti bumi dengan hiasan yang berkilau.
(ﺽ
ﺭ ﺍ َﻷ: Maf’ul bih pertama manshub dengan fathah – ﺣﱠﻠ ﹰﺔ : Maf’ul
bih ke dua manshub dengan fathah – ﻴ ﹰﺔﻫ ﺍﺯ : Maf’ul bih ke tiga
manshub dengan fathah).
Contoh:
ﻚ
ﺘﺭﺃﹶﻳ
Aku telah melihatmu.
(Kaf: Dhamir muttashil mabni pada posisi nashab, maf’ul bih).
24
Bermakna mencegah.
25
Bermakna meminta
26
Bermakna memberikan
27
Bermakna memberikan
28
Bermakna memakaikan/menyelimuti
29
Bermakna memakaikan/menyelimuti
131 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Hanya Engkau yang kami sembah.
(ﻙ
ﺎ ﹺﺇﻳ: Dhamir munfashil mabni pada posisi nashab, maf’ul bih).
ﺐ
ﻋ ﻼ
ﺭ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟ ﹶ ﻮﻤﻬ ﳉ
ﻊ ﺍ ﹸ ﺠ
ﺸ
ﻳ
Sebagian besar suporter memberi semangat kepada pemain itu.
(ﻫﺬﹶﺍ: Isim isyarah mabni pada posisi nashab, maf’ul bih).
Contoh:
ﺡ
ﻦ ﺍﻟ ﹶﻔﻠﱠﺎ ﺠﻨﹺﻲ ﺍﻟ ﹸﻘ ﹾﻄ
ﻳ
Petani itu sedang memanen kapas.
(ﻦ
ﺍﻟ ﹸﻘ ﹾﻄ: Maf’ul bih muqaddam manshub dengan fathah)
30
Kecuali apabila diawali oleh () ﹺﺇﻟﱠﺎ, maka wajib diakhirkan. Contoh:
Maf’ul mutlaq adalah isim manshub dari lafadz fi’il (mashdar) yang
disebutkan bersama fi’il tersebut untuk penegasan, penjelasan jenis
atau jumlah fi’il.
Contoh:
ﺣ ﹾﻔﻈﹰﺎ ﺱ
ﺭ ﺪ ﺖ ﺍﻟ
ﻔ ﹾﻈ ﺣ
Aku telah hafal pelajaran ini dengan sebenarnya.
(ﺣ ﹾﻔﻈﹰﺎ
: Maf’ul mutlaq untuk penegasan fi’il, manshub dengan fathah).
32
Juga shighah mubalaghah dan isim fi’il.
ﺎﺴﻨ
ﺣ ﺍﺳﲑ ﺕ
ﺮ ﺳ
Aku berjalan dengan jalan yang baik.
(ﺍﺳﲑ
: Maf’ul mutlaq untuk menjelaskan jenis fi’il, manshub dengan
fathah).
ﺕ
ﺎﺮﺑ ﺿ
ﺙ
ﻪ ﹶﺛﻠﹶﺎ ﹶ ﺘﺑﺮ ﺿ
Aku memukulnya dengan tiga kali pukulan.
(ﺙ
ﹶﺛﻠﹶﺎ ﹶ: Maf’ul mutlaq untuk menjelaskan jumlah fi’il, manshub dengan
fathah) 33
33
Maf’ul mutlaq ada tiga.
a. Untuk taukid,caranya dengan memberikan mashdar manshub dari
fi’il yang ada dalam kalimat tersebut atau yang semakna tanpa
( )ﺍﻝdan dalam keadaan mufrad. Sebagaimana contoh pertama
dan ke dua.
b. Selain dari fi’il bisa juga dari isim musytaqnya, misal isim fa’il,
contoh:
ﺎﺎﻣﻗﻴ ﺪ ﺠ
ﺴﹺ
ﻤ ﻲ ﺍﹾﻟﻢ ﻓ ﺋﺎ ﻗﹶﺎﹶﺃﻧ
Aku benar-benar berdiri di mesjid.
Contoh:
ﺎ ِﺀﻌﹶﻠﻤ ﺱ ﺍﹾﻟ
ﺟﻠﹸﻮ ﺖ
ﺸ
ﺟﹶﻠ
Aku duduk seperti duduknya ulama.
ﺎ ِﺀﻌﹶﻠﻤ ﺴ ﹶﺔ ﺍﹾﻟ
ﺖ ﹺﺟ ﹾﻠ
ﺸ
ﺟﹶﻠ
Aku duduk dengan cara duduknya ulama.
Contoh:
ﺍﺣ ﹾﻔﺰ ﻪ ﺘﻌ ﺩﹶﻓ
Aku menolaknya dengan sebenar-benarnya.
(ﺍﺣ ﹾﻔﺰ
sinonim dengan mashdar ﺎﺩ ﹾﻓﻌ ) 36.
34
Ini contoh maf’ul mutlaq yang menjelaskan bentuk fi’il
35
Ini contoh maf’ul mutlaq yang menjelaskan bentuk fi’il
36
Ini contoh maf’ul mutlaq untuk taukid
137 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
(Yaitu: ﺎﺳﺮﹺﻳﻌ
ﺍﻮﺭ ﺗ ﹶﻄ ﺎ ﹸﺓﳊﻴ
ﺭ ﺍ ﹶ ﻮ ﺘ ﹶﻄﺗ ) 37
Maf’ul mutlaqnya (ﺍﻮﺭ ﻄ ﺗ ﹶ ) dihapus dan digantikan oleh sifatnya
(ﺎﺳﺮﹺﻳﻌ
) dan (ﺎﺳﺮﹺﻳﻌ ) dii’rab sebagai pengganti maf’ul mutlaq
manshub dengan fathah.
Contoh:
ﺍﺷ ﹾﻜﺮ
Terima kasih. 40
37
Ini contoh maf’ul mutlaq yang menjelaskan bentuk fi’il
38
Ini contoh maf’ul mutlaq yang menjelaskan bentuk fi’il
39
Ini contoh maf’ul mutlaq untuk menjelaskan jumlah fi’il
138 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Asalnya:
ﺍﺷ ﹾﻜﺮ ﻙ ﺮ ﺷ ﹸﻜ ﹶﺃ.
ﺎﺎﻣﻗﻴ, Berdiri!
Asalnya:
ﺎﺎﻣﻗﻴ ﻮﺍﻗﹸﻮﻣ
ﺎﺣﻘ ﺑﻨﹺﻲﺖ ﺍ
ﻧﹶﺃ
Engkau adalah anakku yang sebenarnya.
( ﺎﺣﻘ
: Maf’ul mutlaq bagi fi’il yang dihapus, tersiratnya: ﺎﺣﻘ ﻪ ﺣ ﱡﻘ ) ﹶﺃ
40
Ini contoh maf’ul mutlaq untuk taukid
139 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
( ﺎﻳﻀﹶﺃ: Maf’ul mutlaq bagi fi’il yang dihapus, tersiratnya: ﺎﺽ ﺃﹶﻳﻀ
) ﺁ.
ﲔ
ﻗﻮ ﺘ ﹶﻔﺎ ﺍ ﹸﳌﻮﺻﺧﺼ ﻭ ﻮ ﹶﻥﺎ ﹺﺟﺤﻳﻜﹶﺎﹶﻓﹸﺄ ﺍﻟﻨ
Mereka yang berhasil diberi hadiah, khususnya yang mempunyai
kelebihan.
( ﺎﻮﺻﺧﺼ : Maf’ul mutlaq bagi fi’il yang dihapus, tersiratnya: ﺺ
ﺧ – ﹶﺃ
Adapun ﲔ
ﻗﻮ ﺘ ﹶﻔ ﺍ ﹸﳌadalah maf’ul bih, manshub dengan ya’ karena jama’
mudzakkar salim).
ﷲ
ِ ﺎ ﹶﻥ ﺍﺒﺤﺳ
Maha suci Allah.
( ﺎ ﹶﻥﺒﺤﺳ : Maf’ul mutlaq bagi fi’il yang dihapus, tersiratnya: ﺢ ﺒﺳ – ﹸﺃ
Tasbih maknanya adalah mensucikan dan menafikan. ﷲ
ِ ﺎ ﹶﻥ ﺍﺒﺤﺳ
artinya: “Dengan sebenar-benarnya aku menafikan segala kejelekan
dari Allah”).
Contoh:
ﲔ
ﻠﻣ ﺎﻟ ﹾﻠﻌ ﺎﺸﺠﹺﻴﻌ
ﺗ ﺕ
ﻑ ﺍ ﹸﳌﻜﹶﺎﻓﹶﺂ
ﺮ ﺼ
ﺗ
Bonus-bonus diberikan untuk memberi semangat para pekerja.
41
Berupa mashdar
140 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
( ﺎﺸﺠﹺﻴﻌ
ﺗ: Maf’ul li ajlih manshub dengan fathah).
Contoh:
ﲔ
ﻠﻣ ﺎﺸﺠﹺﻴ ﹺﻊ ﺍﻟﻌ
ﺘﻟ ﺕ
ﻑ ﺍ ﹸﳌﻜﹶﺎﻓﹶﺂ
ﺮ ﺼ
ﺗ
Bonus-bonus diberikan untuk memberi semangat kepada para
pekerja.
ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺍ ﹺﻡﻟﹺﺈ ﹾﻛﺮ ﻲ ﻠﻋ ﺮ ﻀ
ﺣ
Ali hadir untuk menghormati Muhammad. 43
42
Maf’ul min ajlih juga bisa berupa mashdar muawwal, contoh:
ﻣﻨﹺﻲ ﺗ ﹾﻜ ﹺﺮ ﻚ ﹶﺃ ﹾﻥ
ﺗﺭ ﺯ
Aku telah mengunjungimu supaya engkau mengunjungi aku.
(Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 362)
43
Syarat suatu isim menjadi maf’ul liajlih ada 4:
141 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
MAF’UL MA’AH (hlm. 72)
1. Berupa mashdar dari fi’il qalbi, fi’il qalbi maksudnya fi’il yang
menjadi perbuatan hati, misalnya: suka, benci, sedih,
memuliakan, dll.
2. Menerangkan sebab terjadinya,
3. Mashdar dan fi’il terjadi dalam satu waktu,
4. Pelaku fi’il dan mashdar sama.
Keempat syarat ini harus terpenuhi untuk boleh memanshubkan suatu
isim menjadi maf’ul liajlih.
Apabila tidak terpenuhi 4 syarat tersebut-walau pun cuman satu-,
maka isim harus dimajrurkan dengan huruf yang bermakna sebab.
Contoh:
ﻌﱡﻠ ﹺﻢ ﺘﻠﺖ ﻟ
ﹺﺟﹾﺌ
Aku datang untuk belajar.
Catatan:
Supaya tidak tercampur, perlu dijaga perbedaan antara wawu
‘athaf dengan wawu ma’iyyah. Wawu ‘athaf memberi faidah ikut
sertanya kata sebelum dan sesudah wawu tersebut dalam hal
penisbatan hukum kepada keduanya. Contoh:
ﻦ ﺴ
ﺣ ﻭ ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺮ ﻀ
ﺣ
Muhammad dan Hasan telah hadir. 44
(Wawu di sini adalah wawu ‘athaf).
44
Muhammad telah hadir, Hasan juga telah hadir, akan tetapi waktu
hadir atau tempat hadir bisa berbeda, yang pasti sama-sama hadir.
45
Yang hadir hanyalah Muhammad, sisi kebersamaannya adalah dari
sisi waktu saja, dimana Muhammad hadir bersama dengan
143 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
(Wawu di sini adalah wawu ma’iyyah) 46
Contoh:
ﻴ ﹶﻞﺍﻟﻨﺕ ﻭ
ﺮ ﺳ
Karena Nil tidak bisa berjalan, sehingga dipastikan sebagai maf’ul
ma’ah.
ﺍﻳﺪﻭﺯ ﺖ
ﻤ ﹸﻗ
Aku berdiri bersama Zaid.
Contoh:
{ﻣﹺﺒﲔﹴ ﻼ ﹴﻝﻲ ﺿﻢ ﻓ ﺅ ﹸﻛ ﺂﻭﺀَﺍﺑ ﻢ ﺘﻧﻢ ﹶﺃ ﺘﻨ ﹸﻛ} ﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﹶﻟ ﹶﻘﺪ
” Ibrahim berkata: “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada
dalam kesesatan yang nyata”. (Al Anbiya’: 54).
Lafadz (ﺅ ﺂ )ﺀَﺍﺑdi’athafkan kepada dhamir rafa’ muttashil (ْﻢ )ﺗsehingga
harus ada pemisah, yaitu dhamir munfashil sebagai taukid.
144 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
ﻰ ٍﺀﻦ ﺷ ﻣ ﺎﻣﻨ ﺮ ﺣ ﻭﻟﹶﺎ ﺎﺅﻧ ﺂﻭﻟﹶﺎ ﺀَﺍﺑ ﺎ ﹾﻛﻨﺷﺮ ﺎ ﹶﺃﷲ ﻣ
ُ ﺎ َﺀ ﺍﻮ ﺷ ﺮﻛﹸﻮﺍ ﹶﻟ ﺷ ﻦ ﹶﺃ ﻳﻘﹸﻮ ﹸﻝ ﺍﱠﻟﺬﺳ
“Orang-orang yang mempersekutukan Allah, akan mengatakan:‘Jika
Allah menghendaki, niscaya Kami dan bapak-bapak Kami tidak
mempersekutukan-Nya dan tidak pula Kami mengharamkan sesuatu
pun.’ “
Lafadz ( ﺅ ﺂ )ﺀَﺍﺑdi’athafkan kepada dhamir rafa’ muttashil (ﺎ )ﻧsehingga
harus ada pemisah, yaitu huruf (
).
Berarti Zaid tidak ikut berdiri, hanya menemaniku berdiri pada satu
tempat dan waktu.
145 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
MAF’UL FIH (hlm. 72-75)
Contoh:
ﺮ ﹸﺓ ﻟﹶﻴﻠﹰﺎ ﺋﺕ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﺮ ﺎﹶﻓﺳ
Pesawat itu melakukan perjalanan di malam hari.
ﺱ
ﺭ ﹺ ﺪ ﻡ ﺍ ﹸﳌ ﺎﺐ ﹶﺃﻣ
ﻟﻒ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﻭﹶﻗ
Pelajar itu berdiri di hadapan guru.
47
ﺔﺎﻋﺳ, 48ﻮﻡﻳ, 49ﻮﻉﺳﺒ ﹸﺃ,50ﺮﺷﻬ ,51ﺔﺳﻨ , 52ﺎﺡﺻﺒ
,53ﺎﺀﻣﺴ ,54ﺮ ﹸﻇﻬ,55ﻟﹶﻴﻞ, 56ﺍ ﹶﻏﺪ,
58
ﺔﺮﻫ ﺑ ,57ﺤﻈﹶﺔ
ﹶﻟ,59ﺓﻣﺪ , 61ﲔ ﺣ,60ﺓﺘﺮﹶﻓ, 62ﻞﹶﻗﺒ, 63ﺍﻝﻃﻮ ,64ﺪﺑﻌ, 65ﺧﻠﹶﺎﻝ ,
66
ﺎﺀﹶﺃﹾﺛﻨ
47
Sesaat/jam
48
Sehari
49
Seminggu
50
Sebulan
51
Setahun
52
Pagi
53
Sore
54
Zhuhur
55
Malam
56
Besok
57
Sesaat
58
Sesaat
59
Selama
60
Selama
61
Ketika
62
Sebelum
63
Sepanjang
64
Setelah
65
Di sela-sela
66
Di sela-sela
147 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Lafadz-lafadz zharaf makan yang paling penting:
67
ﺎﻡﹶﺃﻣ, 68ﺍﺀﻭﺭ , 69ﺧﻠﹾﻒ , 70ﲔﻳﻤ, 71ﺎﺭﻳﺴ, 72ﺎﻝﺷﻤ , 73ﻮﺏﺟﻨ ,75ﺏ ﹶﻏﺮ74ﻕﺷﺮ ,
76
ﻂﻭﺳ , 77ﻓﹶﻮﻕ, 78ﺏ ﹶﻗﺮ,79ﺖﺗﺤ , 80ﲔﺑ, 81ﺪﻋﻨ , 82ﻯﹶﻟﺪ, 84ﺎﻩﺗﺠ ,83ﺗ ﹾﻠﻘﹶﺎﺀ,
85
ﻮﻧﺤ, 86ﻮﻝﺣ, 87ﻭﻥﺩ, 88ﻴﻞﻣ, 89ﺦﺮﺳ ﹶﻓ, 90ﺮﻣﺘ ﻴﻠﹸﻮﻛ
67
Di depan
68
Dibelakan
69
Dibelakang
70
Kanan
71
Utara
72
Kiri
73
Selatan
74
Timur
75
Barat
76
Tengah
77
Atas
78
Dekat
79
Di bawah
80
Di antara
81
Di sisi
82
Di sisi
83
Di arah
84
Di arah
85
Di arah
86
Di sekitar
87
Di bawah
88
Mil
89
Farsakh
90
Kilometer
148 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Zharaf zaman dan makan terbagi menjadi :
ﺤﻈﹶﺔ
ﺮ – ﻟﹶﻴﻞ – ﹶﻟﺎﺀ – ﹸﻇﻬﻣﺴ – ﺎﺡﺻﺒ
– ﺔﺎﻋﻮﻉ – ﺳﺳﺒ ﺔ – ﹸﺃﺳﻨ – ﺮﺷﻬ – ﻮﻡﻳ
– ﻮﺏﺟﻨ – ﺎﻝﺷﻤ – ﻂﻭﺳ – ﺎﺭﻳﺴ – ﲔﻳﻤ – ﺮﻣﺘ ﻴﻠﹸﻮﺦ – ﻛﺮﺳ ﻴﻞ – ﹶﻓ– ﻣ
.ﺏﹶﻏﺮ – ﻕﺷﺮ
Zharaf-zharaf ini bisa digunakan sebagai zharaf (untuk menunjukkan
kepada waktu atau tempat terjadinya fi’il dan kemudian menjadi
manshub karena sebagai maf’ul fih).
Contoh:
ﺮا ﺘ ﻣ ﻴﻠﹸﻮﻛ ﺕ
ﺮ ﺳ
Aku berjalan sejauh satu kilometer.
ﺲ
ﺴﻮﹺﻳ ﹺ
ﺓ ﺍﻟ ﺎﻕ ﹶﻗﻨ
ﺮ ﺷ ﺎ ُﺀﻴﻨﻊ ﺳ ﺗ ﹶﻘ
Semenanjung Sinai terletak di timur Terusan Suez
Contoh:
ﺖ ٍر
ْ ﻣ ﻒ
ﺮ ﹶﺃﹾﻟ ﺘﻣ ﻴﻠﹸﻮﺍﻟﻜ
Satu kilometer adalah seribu meter.
(ﺮ ﺘ ﻣ ﻴﻠﹸﻮ ﺍﻟﻜ: Mubtada’ marfu’ dengan dhammah).
ﲔﺖ – ﺑﺗﺤ – ﺧﻠﹾﻒ – ﻓﹶﻮﻕ – ﺍﺀﻭﺭ – ﺍﻝﻃﻮ – ﺧﻠﹶﺎﻝ – ﺎﺀﺪ – ﹶﺃﹾﺛﻨﺑﻌ 91 – ﲔﺣ
.ﻭﻥﻮﻝ – ﺩﺣ92 – ﻮﻧﺤ – ﺎﻩﺗﺠ – ﺗ ﹾﻠﻘﹶﺎﺀ – ﺪﻯ ﺪ – ﹶﻟﻋﻨ –
Zharaf-zharaf yang tersebut di atas selalu manshub sebagai zharaf
dimanapun saja letaknya dalam kalimat.
Rinciannya:
– Sebagai maf’ul fih (yaitu menunjukkan kepada waktu atau tempat
terjadinya fi’il dan didahului oleh fi’il) dan kemudian menjadi
manshub.
Contoh:
ﺏ
ﺎ ﹺﺴﺤ
ﻕ ﺍﻟ
ﺕ ﻓﹶﻮ
ﺍﺋﺮﲑ ﺍﻟﻄﱠﺎ ﻄ ﺗ
Pesawat-pesawat itu terbang di atas awan.
(ﻕ
ﻓﹶﻮ: Zharaf makan maf’ul fih manshub dengan fathah)
– Atau sebagai khabar mubtada’ atau sifat. Ia manshub oleh fi’il yang
dihapus secara wajib.
91
Lafadz ini bisa dijadikan isim dan termasuk zharaf mutasharrif
92
Lafadz ini bisa dijadikan isim dan termasuk zharaf mutasharrif
150 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Contoh:
ﺕ
ﺎﻣﻬ ﺍ ﹺﻡ ﺍ ُﻷﺖ ﹶﺃ ﹾﻗﺪ
ﺤ
ﺗ ﻨ ﹸﺔﳉ
ﺍﹶ
Surga itu di bawah telapak kaki ibu.
( ﺖ
ﺤ
ﺗ : Zharaf makan khabar, manshub dengan fi’il yang dihapus
Catatan:
a. Boleh memajrurkan zharaf ghairu mutasharrif dengan lafadz ( ْﻦ) ﻣ.
Contoh:
{ﷲ
ِ ﺍﻨﺪﻋ ﻦ ﻣ }ﹸﻗ ﹾﻞ ﹸﻛ ﱞﻞ
Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. (An Nisa’: 78)
ﻪ ﺋﺍﻭﺭ ﻦ ﻣ ﺕ
ﺮ ﺳ
Aku berjalan dari belakangnya.
Lafadz (ﺎ )ﻣini adalah zaidah (tambahan) dan tidak ada pengaruhnya
terhadap zharaf-zharaf tersebut dan tidak menghalangi amalnya,
yaitu zharaf-zharaf ini menjadi manshub dan isim setelahnya sebagai
mudhaf ilaih yang majrur.
Contoh:
ﺧ ﹴﲑ ﺗ ﹾﺄ ﺎﻧﻤﻭﺮ ﺩ ﻀ
ﺤ
ﻳ ﺕ ﹶﺃ ﹾﻥ
ﺟﻮ ﺭ
Aku berharap dia hadir tanpa terlambat.
(َﻭﻥﺩ : ﺎﻧﻤﻭ ﺩadalah zharaf manshub dan َ adalah zaidah (tambahan)
–ﲑ
ﺧ ﹴ ﺗ ﹾﺄ : Mudhaf ilaih majrur dengan kasrah).
Hal adalah isim nakirah manshub yang menjelaskan keadaan fa’il atau
maf’ul bih93 ketika terjadinya fi’il (yaitu terletak jawaban bagi
pertanyaan “Bagaimana terjadinya fi’il?”).
93
Lebih tepatnya, menjelaskan keadaan shahibul hal, karena shahibul
hal tidak mesti berupa fa’il atau maf’ul bih
152 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Fa’il atau maf’ul bih yang dijelaskan keadaannya oleh hal dinamakan
“Shahibul Hal” danshahibul hal ini harus ma’rifah.
Contoh:
ﺍﺼﺮ
ﺘﻨﻣ ﺪ ﺋﺎ َﺀ ﺍﻟﻘﹶﺎﺟ
Panglima itu datang dalam keadaan menang.
(ﺍﺼﺮ
ﺘﻨﻣ : Menjelaskan keadaan fa’il “ﺪ ”اﻟﻘﹶﺎﺋketika kedatangannya –
Dii’rab sebagai hal, manshub dengan fathah).
ﺎﻓﻴﺎﺖ ﺍﳌﹶﺎ َﺀ ﺻ
ﺑﺷ ﹺﺮ
Aku minum air ketika air itu jernih.
(ﺎﻓﻴ ﺻﺎ
: Menjelaskan keadaan maf’ul bih “َ “ اَءketika meminumnya
dan dii’rab sebagaihal, manshub dengan fathah).
ﺎﻴﻌﺟﻤ ﻭﺍﻀﺮ
ﺣ
Mereka hadir semuanya.
(ﺎﻴﻌﺟﻤ
: Menjelaskan keadaan fa’il (wawul jama’ah) ketika kehadiran
mereka dan dii’rab sebagai hal, manshub dengan fathah).
Isim zhahir yang menjadi hal biasanya adalah sifat94 yang nakirah
(misalnya: ﻢ ﻗﹶﺎﺋ: berdiri, ﺮ ﻇﹶﺎﻫ: nampak, ﺮﺘﺼﻨ ﻣ : menang, ﻢﺎﻟﺳ: selamat,
94
Yaitu semua isim musytaq yang bisa menjadi na’at jumlahnya ada 9
dengan dikurangi isim isyarah dan maushul (lihat catatan kaki di bab
153 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Sifat ini bersifat temporal, tidak selalu menyertai isim yang disifati,
akan tetapi menunjukkan keadaan isim ketika terjadinya fi’il saja.
Hal harus mencocoki shahibul hal pada jenis dan jumlahnya.
Contoh:
ﻤ ﹰﺔ ﻟﺎﺮ ﹸﺓ ﺳ ﺋﺕ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﺩ ﺎﻋ
Pesawat itu kembali dengan selamat.
ﻥ ﺎﻤﺘ ﻟﺎﻥ ﺳ ﺎﺮﺗ ﺋﺕ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﺩ ﺎﻋ
Dua pesawat itu kembali dengan selamat.
(ﺕ
ﺎﻟﻤﺎﻤ ﹰﺔ )ﺳ ﻟﺎﺕ ﺳ
ﺍﺋﺮﺕ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﺩ ﺎﻋ
Pesawat-pesawat itu kembali dengan selamat.
Terkadang hal berupa mashdar nakirah atau isim jamid nakirah (ini
jarang).
Contoh:
ﺘ ﹰﺔﻐ ﺑ ﺭ ﻣﻄﹶﺎ ﺖ ﺍ َﻷ
ﻫ ﹶﻄﹶﻠ
Hujan turun secara tiba-tiba.
(ﺘ ﹰﺔﻐ ﺑ : Mashdar sebagai hal, manshub dengan fathah)
{ﻴ ﹰﺔﻼﹺﻧ
ﻋ ﹶ ﻭ ﺮ ﺳ ﻢ ﻬ ﺍﹶﻟﻣﻮ ﻔﻘﹸﻮ ﹶﻥ ﹶﺃ ﻧُ[ي3]95}
(ﺮ ﺳ
: Mashdar, hal manshub dengan fathah – ﻴ ﹰﺔﻼﹺﻧ
ﻋ ﹶ : Mashdar, hal
manshub dengan fathah).
Contoh:
ﻙ ﺪ ﺣﺪ ﻭ ﺘ ﹺﻬﺟ ﹺﺇ
Bersungguh-sungguhlah sendirian.
(ﺪ
ﺣ ﻭ: Hal manshub dengan fathah dan kaf adalah dhamir mabni
pada posisi jar, mudhaf ilaih)
Contoh:
ﻑ
ﻮ ﺧ ﻭﻟﹶﺎ ﻢ ﺑ ﹺﻬﺭ ﺪ ﻨﻢ ﻋ ﻫ ﺮ ﺟ ﻢ ﹶﺃ ﻬ ﹰﺔ ﹶﻓﹶﻠﻋﻠﹶﺎﹺﻧﻴ ﻭ ﺍﺳﺮ ﺎ ﹺﺭﻨﻬﺍﻟﻴ ﹺﻞ ﻭﻬﻢ ﺑﹺﺎﻟﱠﻠ ﺍﹶﻟﻣﻮ ﻔﻘﹸﻮ ﹶﻥ ﹶﺃ ﻨﻦ ﻳ ﻳﺍﱠﻟﺬ
ﻮ ﹶﻥﺰﻧ ﺤ
ﻳ ﻢ ﻫ ﻭﻟﹶﺎ ﻢ ﻴ ﹺﻬﻋﹶﻠ
“Mereka yang menginfakkan harta-harta mereka malam dan siang
secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, maka bagi mereka
pahala di sisi Tuhan mereka dan tidak ada ketakutan bagi mereka dan
mereka tidak bersedih hati.” (Al Baqarah: 274)
96
Semata-mata hanya berdasarkan apa yang telah terpakai di
kalangan orang arab, karena hal ini keluar dari kaidah semestinya
155 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
ﺏ
ﺎ ﹺﺴﺤ
ﻦ ﺍﻟ ﻴﺑ ﺮ ﹶﺓ ﺋﺖ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﺭﺃﹶﻳ
Aku melihat pesawat itu di antara awan.
(ﺏ
ﺎ ﹺﺴﺤ
ﺍﻟ ﻦ ﻴﺑ : Syibhu jumlah dari zharaf dan mudhaf ilaih, hal)
ﻲ ﻤ ﺷ ﺮ ﻪ ﺍﻟ ﻳﺰ ﺪ ﹺﺑ ﺋﺮ ﺍﻟﻘﹶﺎ ﻀ
ﺣ
Panglima itu hadir dengan pakaiannya yang resmi.
Contoh:
ﻌ ﹲﺔ ﻃ ﺎﺲ ﺳ
ﻤ ﺸ
ﺍﻟﺖ ﻭ
ﻴ ﹶﻘ ﹾﻈﺳﺘ ﺍ
Aku bangun ketika matahari bersinar terang.
(ﻌ ﹲﺔ ﻃ
ﺎﺳ ﺲ
ﻤ ﺸ
ﺍﻟ: Jumlah ismiyah, hal)
Contoh:
ﺟ ﹸﻞ ﺮ ﺭ ﺍﻟ ﺎﺎ ﺳﺴ ﹺﺮﻋ
ﻣ
Lelaki itu berjalan dengan cepat.
ﺢ ﻳﺐ ﺍﻟﺮ
ﻫ ﺠﹶﺄ ﹰﺓ
ﹶﻓ
Angin berhembus dengan tiba-tiba.
ﻥ ﻮﻡ ﺍﻟﻘﹶﺎﻧ ﺣﻜﹶﺎ ﻒ ﹶﺃ
ﻟﺎﻳﺨ ﻁ
ﺮ ﺷ ﻃﻠﹰﺎ ﹸﻛ ﱡﻞ ﺎﻊ ﺑ ﻳ ﹶﻘ
Semua syarat gugur apabila menyelisihi hukum perundang-
undangan97.
Contoh:
ﺣﻜﹰﺎ ﺎﺍ ﺿﻓﺮﺪ ﻇﹶﺎ ﺋﺮ ﺍﻟﻘﹶﺎ ﻀ
ﺣ
Panglima itu datang sambil menang perang dan tersenyum.
Contoh lain:
{ ﻣﺮﹺﻳﺌﹰﺎ ﻫﻨﹺﻴﺌﹰﺎ ﻩ } ﹶﻓ ﹸﻜﻠﹸﻮ
“Maka makanlah (ambillah) pemberian itu sebagai makanan yang
lezat lagi baik akibatnya.” (An Nisa’: 4)
Terkadang fi’il dan shahibul hal boleh dihapus atau wajib dihapus.
Contoh yang boleh dihapus misalnya ungkapan: Bagaimana engkau
datang?
Maka engkau jawab: ﺎﻛﺒ
ﺍﺭ. Tersiratnya adalah: ﺎﻛﺒ ﺍﺭ ﺖ
ﹺﺟﹾﺌ. (Aku datang
dengan berkendaraan).
Contoh yang wajib dihapus misalnya ungkapan:
ﺍﻋﺪ ﺎﻦ ﺍﻵ ﹶﻥ ﹶﻓﺼ ﻣ ﺕ
ﺎﻴﻤﻌﻠ ﺘﻩ ﺍﻟ ﺬ ﻊ ﻫ ﺒﺘﺗ
97
Maknanya perlu ditinjau ulang
157 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Ikutilah pelajaran-pelajaran ini mulai dari sekarang sampai yang akan
datang.
ﺍﻋﺪ ﺎ ﺻadalah hal dan telah dihapus hal dan shahibul hal, tersiratnya
adalah:
ﺍﻋﺪ ﺎﲑ ﺻ ﺴ
ِ ﻳ ﻦ ﻣ ﺰ ﺍﻟﻦ ﺍﻵ ﹶﻥ ﻭ ﻣ ﺕ
ﺎﻴﻤﻌﻠ ﺘﻩ ﺍﻟ ﺬ ﻊ ﻫ ﺒﺘﺗ
Contoh:
ﺍﻳﺪﺎ ﹸﻝ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﺯﺮﺟ ﺮ ﺍﻟ ﻀ
ﺣ
Para lelaki itu telah hadir kecuali Zaid.
( ﺍﻳﺪ ﺯ: Mustatsna manshub dengan fathah)
Isim sebelum perangkat istitsna dinamakan “Mustatsna minhu”.
Perangkat-perangkat istitsna adalah98:
ﲑ – ﹺﺇﻟﱠﺎ ﻯ – ﹶﻏﺳﻮ – ﺧﻠﹶﺎ – ﺍﻋﺪ – ﺎﺎﺷﺣ
98
Semua bermakna: “Kecuali”
158 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
99
Yang betul sebagai badal bagi fa’il
159 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Contoh:
ﺪ ﻳﲑ ﺯ ﺎ ﹸﻝ ﹶﻏﺮﺟ ﻡ ﺍﻟ ﻗﹶﺎ
Para lelaki itu berdiri kecuali Zaid.
(ﲑ
ﹶﻏ: Mustatsna manshub dengan fathah – ﺪ ﻳﺯ: Mudhaf ilaih majrur
dengan kasrah)
ﺪ ﻳﲑ ﺯ ﻡ ﹶﻏ ﺎ ﻗﹶﺎﻣ
Tidak berdiri kecuali Zaid.
( ﲑ ﹶﻏ: Fa’il marfu’ dengan dhammah – ﺪ ﻳﺯ: Mudhaf ilaih majrur
dengan kasrah).
Contoh:
ﻃ ﹲﻞ ﺎﷲ ﺑ
َ ﺧﻠﹶﺎ ﺍ ﺎﺊ ﻣ ﻴﹶﺃﹶﻟﺎ ﹸﻛ ﱡﻞ ﺷ
Ketahuilah bahwa semua yang selain Allah itu batil.
Adapun ﺵا
ﺎ ﺣtidak boleh didahului oleh ( ﺎ) ﻣ.
Catatan:
a. Lafadz ﻏﹶﲑ dan ﻯﺳﻮ dii’rab sebagaimana yang telah dijelaskan di
atas apabila digunakan sebagai istitsna bermakna illa . Tetapi bila
digunakan untuk tujuan yang lain, maka keduanya dii’rab sesuai
kedudukannya dalam kalimat.
Contoh:
ﻮ ﹴﻡﻣ ﹾﻔﻬ ﲑ ﻚ ﹶﻏ
ﻣ ﹶﻛﻠﹶﺎ
Perkataanmu tidak dipahami.
(ﲑ
ﹶﻏ: Khabar mubtada’ marfu’ dengan dhammah)
ﺏ
ﺮ ﻳ ﹾﻄ ﺪ ﻐﺮﹺﻳ ﺘﻥ ﺍﻟ ﺎﺤﻨ
ﺘﻱ ﹺﺑ
ﺍﺳﻮ
Selainku dengan adanya kicauan burung merasakan senang.
Contoh:
ﻐ ﹺﲑ ﻕ ﺍﻟ
ﺤﻘﹸﻮ ﹺ
ﻖ ﹺﺑ ﻌﱠﻠ ﺘﻳ ﺎﻴﻤﺔ ﻓ ﻴﻟﺴﺌﹸﻮ
ﻣ ﻰﺩﻧ ﻭ ﹶﻥ ﹶﺃﺎﺩ ﹸﺓ ﺩﺸﻬ
ﻩ ﺍﻟ ﺬ ﺕ ﻫ
ﺭ ﺪ ﺻ
Kesaksian ini muncul tanpa ada rasa tanggung jawab sedikit pun
terhadap hak-hak yang berkaitan dengan pihak ke tiga.
Munada adalah isim yang terletak setelah salah satu perangkat dari
perangkat-perangkat nida’.
Contoh:
ﺪ ﹶﺃ ﹾﻗﹺﺒ ﹾﻞ ﻤ ﺤ
ﻣ ﹶﺃ
Wahai Muhammad, kemarilah!
Contoh:
Munada pada keadaan seperti ini dijadikan manshub oleh fi’il yang
tersembunyi, yaitu: ﻮﺩﻋ ( ﹶﺃaku menyeru).
Contoh:
ﷲ
ِ ﺪ ﺍ ﺒﻋ ﺎﻳ
Wahai Abdullah!
(ﺪ
ﺒﻋ : Munada manshub dengan fathah karena mudhaf).
100
Lihat pembahasan Isim Menyerupai Mudhaf
163 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
(ﺟﻠﹰﺎ
ﺭ : Munada manshub dengan fathah karena nakirah ghairu
maqshudah).
Contoh:
ﻲ ﻠﻋ ﺎﻳ
Wahai Ali!
(ﻲ
ﻠﻋ : ‘Alam munada mabni atas dhammah).
ﻭ ﹶﻥﺩﺭ ﺎ ﻗﹶﺎﻳ
Wahai orang-orang yang mampu!
(ﻥ
ﻭ ﹶﺩﺭ ﻗﹶﺎ: Nakirah maqshudah mabni atas wawu karena jama’
mudzakkar salim).
101
Atas tanda marfu’nya
102
Lihat pembahasa isim ma’rifah pada bab ‘alam
164 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Catatan:
a. Kita bisa membedakan antara nakirah maqshudah dengan nakirah
ghairu maqshudah apabila tergambar bagi kita orang yang meminta
tolong. Apabila di depannya ada seseorang dan ia memaksudkan
dengan panggilannya kepada orang tersebut, maka ia mengatakan:
Kedua lafadz tersebut menjadi munada dan isim setelahnya yang ada
( ) ﺍﻝmarfu’ sebagai sifat.
Contoh:
ﻮ ﹶﻥﻃﻨ ﺍﺎ ﺍ ﹸﳌﻮﻳﻬﻳﹶﺄ
Wahai para warga negara!
(ﺎ ﻳ: Huruf nida’ – أَي: Munada mabni atas dhammah karena nakirah
Contoh:
ﺎ ﹸﺓﻩ ﺍﻟ ﹶﻔﺘ ﺬ ﻫ ﺎﻳ
Wahai pemudi ini!
(ﺎ ﻳ: Huruf nida’ – ﻩ ﺬ
ﻫ : Munada mabni pada posisi rafa’ – ُﺎﺓ ﺍﻟ ﹶﻔﺘ: Sifat
bagi ﻩ ﺬ
ﻫ marfu dengan dhammah)
Dikecualikan dari yang telah lewat, lafadz jalalah ( ﺍﷲ ) , maka kita
katakan:
ﻳﺄﹶﷲ
(Tanpa menyebutkan ( ﺎﻳﻬ ) ﹶﺃatau ( ) ) ﻫﺬﹶﺍ
Kebanyakannya dalam menyeru nama Allah ta’ala memakai ( ﻢ ﻬ ) ﺍﻟﻠ
dengan mentasydidkan mim sebagai ganti dari huruf nida’.
Contoh:
ﺪ ﹶﺃ ﹾﻗﹺﺒ ﹾﻞ ﻤ ﺤ
ﻣ
Muhammad, kemari!
Asalnya:
ﺪ ﹶﺃ ﹾﻗﹺﺒ ﹾﻞ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺎﻳ.
Asalnya:
ﺍ ِﺀﻫﺮ ﺰ ﺎ ﺍﻟﺎ ﹶﺃﺑﻳ.
{ ﻢ ﻴﺭﺣ ﻑ
ﻭﺭﺅ ﻚ
ﻧﺎ ﹺﺇﺑﻨﺭ }
“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang” (Al Hasyr: 10).
Contoh:
ﻳ ﹺﻖﺻﺪ
Wahai temanku!
(Untuk menyeru ﻲﻳﻘﺻﺪ
).
Atau:
ﺖ
ﺑﺎ ﹶﺃﻳ
ﺖ
ﻣ ﺎ ﹸﺃﻳ
Atau:
ﺖ
ﺑﺎ ﹶﺃﻳ
ﺖ
ﻣ ﺎ ﹸﺃﻳ
Maka ta’ pada keadaan ini sebagai pengganti dari ya’.
Contoh:
ﺔ ﻌ ﺎ ﹺﻝ ﺍﻟ ﱠﻄﺒﹺﻴﺠﻤ
ﺎ ﹶﻟﻳ
Wahai betapa indahnya alam ini.
Uslub ini tersusun dari ) َ" ( huruf nida’ dan ta’ajjub serta munada
yang dikagumi yang majrur dengan lam yang difathah.
Uslub nida’ terdiri dari huruf nida’ ) ( وَاdan munada mandub dan
akhirnya alif dan ha’. Contoh:
ﺳﻔﹶﺎﻩ ﺍ ﹶﺃﻭ
Wahai, kasihan!
Contoh:
ﺎﺳﻌ ﺎﻳ
(Untuk memanggil ) ﺎﺩﺳﻌ
Isim-isim yang boleh ditarkhim adalah:
– Semua isim muannats yang akhirnya ta’ ta’nits.
Contoh:
ﻢ ﻃ ﺎ ﻓﹶﺎﻳ
(Untuk memanggil ) ﺔﻃﻤ
ﻓﹶﺎ
– Nama-nama yang terdiri dari empat huruf atau lebih.
Contoh:
ﻒ
ﻌ ﺟ ﺎﻳ
Untuk memanggil ﻌﻔﹶﺮ ﺟ .
Isim yang ditarkhim boleh dibaca dengan dua cara baca: Membiarkan
isim yang telah dihapus sebagaimana sebelum dihapus, sehingga kita
katakan:
ﻢ ﻃ ﺎ ﻓﹶﺎﻳ
ﻒ ﻌ ﺟ ﺎﻳ
Atau memperlakukan akhir huruf yang telah dibuang sebagaimana ia
adalah huruf yang terakhir, mabni atas dhammah, maka kita katakan:
ﻢ ﻃ ﺎ ﻓﹶﺎﻳ
ﻒ ﻌ ﺟ ﺎﻳ
170 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
TAMYIZ (hlm. 85-92)
Contoh:
ﺎﻤﺤ ﺍ ﹶﻗﻨﻄﹶﺎﺭﻗ ﺖ
ﻳﺘﺮﺷ ﺍ
Aku telah membeli satu kwintal gandum.
Mumayyaz
Contoh:
ﺖ
ﻳﺘﺮﺷ ﺍ ﺎﻫﻤ ﺭ ﺩ ﺎﻫﺒ ﹶﺫ
Aku telah membeli satu dirham emas.
Contoh:
ﺮ ﹰﺓ ﺒﺧ ﺐ
ﻟ ﹺﻦ ﺍﻟﻄﱠﺎ ﻣ ﺮ ﺱ ﹶﺃ ﹾﻛﹶﺜ
ﺭ ﺪ ﺍ ﹸﳌ
103
Satu irdab = 24 sha’, 1 sha’ = 4 mud
172 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Guru lebih banyak daripada murid ilmunya.
(ﺮ ﹰﺓ ﺒ ﺧ
: Tamyiz manshub)
Asal kalimatnya adalah:
ﺐ
ﻟ ﹺﺓ ﺍﻟﻄﱠﺎ ﺮ ﺒﺧ ﻣ ﹺﻦ ﺮ ﺱ ﹶﺃ ﹾﻛﹶﺜ
ﺭ ﹺ ﺪ ﺮ ﹸﺓ ﺍ ﹸﳌ ﺒﺧ
Ilmu guru lebih banyak daripada ilmu murid.
Contoh:
ﺎﻧ ﹾﻔﺴ ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺏ
ﻃﹶﺎ
Muhammad baik jiwanya.
(ﺎﻧ ﹾﻔﺴ : Tamyiz manshub dengan fathah)
Asal kalimatnya adalah:
ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺲ
ﻧ ﹾﻔ ﺖ
ﺑﻃﹶﺎ
Jiwa Muhammad baik.
Contoh:
ﺎ ﹴﻝﻌ ﹶﺔ ﹺﺭﺟ ﺑﺭ ﺖ ﹶﺃ
ﺭﺃﹶﻳ
Aku melihat 4 lelaki.
(ﻝ
ﺎ ﹴ ﹺﺭﺟ: Tamyiz majrur dengan kasrah).
Contoh:
ﺎﻟﺒﻭﹶﺛﻠﹶﺎﺛﹸﻮ ﹶﻥ ﻃﹶﺎ ﺼ ﹺﻞ ﹶﺛﻠﹶﺎﹶﺛ ﹲﺔ
ﻲ ﺍﻟ ﹶﻔﻓ
Di kelas itu ada 33 pelajar.
(ﺎﻟﺒ ﻃﹶﺎ: Tamyiz manshub dengan fathah)
Contoh:
ﺏ
ﺎﺔ ﺷ ﺎﹶﺋﻌﻤ ﺑﺭ ﳊ ﹾﻔ ﹶﻞ ﹶﺃ
ﺮ ﺍ ﹶ ﻀ
ﺣ
Perayaan itu dihadiri 400 pemuda.
(ﺏ
ﺎ ﺷ: Tamyiz majrur dengan kasrah)
Bentuk-bentuk ‘adad.
104
Tersusun
105
Puluhan
175 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Contoh:
ٍﺐﻛﺘ
ﹸ ﻌ ﹶﺔ ﺑﺭ ﺕ ﹶﺃ
ﺮﹾﺃ ﹶﻗ
Aku membaca empat kitab.
(ﻌ ﹶﺔ ﺑﺭ ﹶﺃ: Maf’ul bih manshub dengan fathah – ﺐ
ﺘ ﹴﹸﻛ : Tamyiz majrur
dengan kasrah).
ﺎﻴﻬﺟﻨ ﻮ ﹶﻥﺑﻌﺭ ﻌ ﹲﺔ ﻭﹶﺃ ﺒﺳ ﻩ ﺭ ﺪ ﻭﹶﻗ ﺎﺒﹶﻠﻐﻣ ﻮﺍﺩﹶﻓﻌ ﺍ
Berikanlah sejumlah uang sebesar 47 gineih/pound.
(ﻩ ﺭ ﺪ
ﹶﻗ: Mubatada’ marfu’ dengan dhammah, Ha’ : Dhamir mabni pada
posisi jar mudhaf ilaih – ﻌ ﹲﺔ ﺒﺳ : Khabar mubtada’ marfu’ dengan
dhammah – ﻥ
ﻮ ﹶﺑﻌﺭ ﹶﺃ: Ma’thuf kepada ﻌ ﹲﺔ ﺒﺳ marfu’ dengan wawu karena
ia menyerupai jama’ mudzakkar salim – ﺎﻴﻬﺟﻨ : Tamyiz manshub
dengan fathah).
106
Lafadz pertama mu’rab dan lafadz ke dua tetap mabni atas fathah
107
Satu irsh = sepersepuluh gineih/pound mesir
176 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
– Bilangan 1 mempunyai dua lafadz, yaitu: ﺪ ﺣ ﺍﻭ muannatsnya ﺪﹲﺓ ﺣ ﺍﻭ
dan ﺪ
ﺣ ﹶﺃmuannatsnya ﻯﺣﺪ ﹺﺇ.
– Bilangan 2 lafadz-lafadznya:
ﻥ ﺎﺍﹾﺛﻨ dan ﻥ
ﺎﻨﺘ ﺍﹾﺛpada posisi marfu’ , ﲔ
ﻨ ﹺ ﺍﹾﺛdan ﲔ
ﺘ ﹺﻨﺍﹾﺛ pada posisi nashab
dan jar109.
108
Yang dihitung
177 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
109
Lafadz ( ﻥ ﺎﺍﹾﺛﻨ ) dan ( ﻥ ﺎﻨﺘﺍﹾﺛ ) hamzahnya adalah hamzah washal,
ketika lafadz ini berada di tengah kalimat maka hamzahnya tidak
dibaca
178 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
Contoh:
ﺐ
ﺘ ﹴﻌ ﹶﺔ ﹸﻛ ﺑﺭ ﺕ ﹶﺃ
ﺮﹾﺃ ﹶﻗ
Aku membaca 4 buku.
ﺕ
ﺍﺠﺮ
ﺣ ﺲ
ﻤ ﺧ ﻨ ﹺﺰ ﹺﻝﺑﹺﺎ ﹶﳌ
Di tempat tinggal itu ada 5 kamar.
ﺎﻟﺒﺮ ﻃﹶﺎ ﺸ
ﻋ ﺢ ﹶﺛﻠﹶﺎﹶﺛ ﹶﺔ ﺠ
ﻧ
Telah lulus 13 siswa.
ﻭﹶﻟ ﹰﺔﻭﹶﺛﻠﹶﺎﺛﹸﻮ ﹶﻥ ﺩ ﻊ ﺒﺳ ﺭ ﺍﺪ ﺍﻟ ﹶﻘﺮ ﻤ ﺘﻋ ﺍ
Tiga puluh tujuh negara berpegang dengan keputusan itu.
Contoh:
ﺎ ﹴﻝﺮ ﹸﺓ ﹺﺭﺟ ﺸ
ﻋ ﺮ ﻀ
ﺣ
Telah hadir 10 lelaki.
ﺕ
ﺍﻴﺪﺳ ﺮ ﺸ
ﻋ ﺖ
ﺑ ﹾﻠﻗﹶﺎ
Aku menemui 10 nyonya.
ﺮ ﹶﺓ ﻟﹶﻴﹶﻠ ﹰﺔ ﺸ
ﻋ ﺲ
ﻤ ﺧ ﻭ ﺎﻮﻣﺮ ﻳ ﺸ
ﻋ ﻌ ﹶﺔ ﺑﺭ ﹶﺃﻳﺔﺪ ﹺﺭ ﻨﺳ ﹶﻜ ﻲ ﺍ ِﻹﺎ ﻓﻣ ﹶﻜﹾﺜﻨ
Aku tinggal di Iskandariyah 14 hari 15 malam.
Contoh:
{ًﲔ ﻟﹶﻴﻠﹶﺔ
ﺛﻰ ﹶﺛﻠﹶﺎﻮﺳﺎ ﻣﺪﻧ ﻋ ﺍﻭﻭ }
“Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa 30 hari.” (Al A’raf: 142)
Contoh:
ﺔ ﺒﺘ ﹸﺔ ﺍﻟ ﱠﻄﹶﻠﺳ ﺎ َﺀﺟ
Telah datang 6 pelajar.
ﺕ
ﺍﺎﺭﻳﻨﺴ ﹸﺔ ﺍﻟﺪ
ﻤ ﺧ ﺖ
ﺪﱠﻟ ﺘﺳ ﹸﺍ
Lima dinar itu telah dikutip.
Contoh:
ﺎﺎﺑﻛﺘ ﻦ ﺸﺮﹺﻳ
ﻌ ﺍﻟﺴ ﹶﺔ ﻭ
ﻤ ﳋ
ﺕﺍ ﹶ
ﺮﹾﺃ ﹶﻗ
Aku telah membaca 25 buku.
Contoh:
ﻒ
ﺼ
ﻨﺍﻟﺔ ﻭ ﻨﻣ ﺔ ﺍﻟﺜﱠﺎ ﻋ ﺎﻲ ﺍﻟﺴﺎ ﹺﺭ ﻓﺧﺒ ﹸﺓ ﺍ َﻷﺸﺮ
ﻧ ﻉ
ﺗﺬﹶﺍ
Buletin surat kabar itu disebarkan pada jam 8.30.
ﻭ ﹶﻥﺸﺮ
ﻌ ﺍﻟﻟﹶﺜ ﹸﺔ ﻭﺔ ﺍﻟﺜﱠﺎ ﺒﻟﻩ ﺍﻟﻄﱠﺎﺐ ﻫﺬ
ﻴﺮﺗ ﺗ
Urutan siswi ini ke 23.
a. ﻊ ﹺﺑﻀ:
Contoh:
ٍ ﺺ
ص ﹶﻗ ﻊ ﻀ
ﺕ ﹺﺑ
ﺮﹾﺃ ﹶﻗ
Aku membaca beberapa (3-9) kisah.
(ﻊ
ﻀ ﹺﺑ: Maf’ul bih manshub dengan fathah – ﺺ
ﺼ ﹴ
ﹶﻗ : Majrur dengan
kasrah).
Contoh:
ﺕ؟
ﺪ ﻫ ﺎﻨ ﹰﺔ ﺷﻳﻣﺪ ﻢ ﹶﻛ
Berapa kota yang telah engkau lihat?
Contoh:
ﺏ
ﺎﻜﺘ ﺖ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟ
ﻳﺘﺮﺷ ﺵ ﺍ
ﺮ ﹴ ﻢ ﹸﻗ ﹺﺑ ﹶﻜ
Berapa irsh engkau membeli buku ini?
– ﺔﺒ ﹺﺮﻳﳋ
ﺍﹶ ﻢ ﹶﻛmemberi makna pemberitaan tentang banyaknya bilangan
tanpa membutuhkan kepada jawaban dan tamyiznya mufrad majrur
atau jama’ majrur dengan mengidhafahkan ﻢ ﹶﻛkepada isim tersebut
atau dengan huruf jar ْ&ِ .
Contoh:
!ﺖ
ﻧ ﹶﻔ ﹾﻘﺩ ﹶﺃ ﻧ ﹸﻘﻮ ﻢ ﹶﻛ
Berapa banyak uang yang engkau infakkan!
Atau:
!ﻧ ﹶﻔ ﹾﻘﺖﺩ ﹶﺃ ﻧﻘﹸﻮ ﻦ ﻣ ﻢ ﹶﻛ
!ﺪﻙ ﻨﻋ ﺏ
ﺎ ﹴﻛﺘ ﻢ ﹶﻛ
Berapa banyak kitab yang engkau punya!
Atau:
ﻙ ﺪ ﻨ ﻋ ﺏ
ﺎ ﹴﻛﺘ ﻦ ﻣ ﻢ ! ﹶﻛ
ﻢ ﹶﻛdii’rab (istifhamiyyah atau khabariyyah) dengan rincian berikut ini:
– Pada posisi nashab, maf’ul bih, apabila diikuti oleh fi’il muta’addi
(sebagaimana dalam contoh pertama pada semua keadaan).
Contoh:
ﺎﺮﺟ ﺘ ﹶﻔﻣ ﺍ ﹶﺓ ﹶﻛﺬﹶﺍﺎﺭﺮ ﺍ ﹸﳌﺒ ﻀ
ﺣ
Pertandingan itu dihadiri oleh sekian penonton.
Atau:
ﲔ
ﺮ ﹺﺟ ﺘ ﹶﻔﻣ ﹶﻛﺬﹶﺍ
Atau:
ﺮﺟﹺﲔ ﺘ ﹶﻔﻣ ﻭ ﹶﻛﺬﹶﺍ ﹶﻛﺬﹶﺍ.
Contoh:
ﺼ ﹰﺔ
ﻗ ﲔ
ﺛﻭﹶﺛﻠﹶﺎ ﻴﻔﹰﺎﻧ ﺕ
ﺮﹾﺃ ﹶﻗ
Aku membaca 30-an kisah.
110
Hanya digunakan untuk bilangan lebih dari puluhan, 1-3, misalnya
11-13, atau 21-23, dst. Adapun 4-9 dinamakan ( ﻊ) ﹺﺑﻀ. (Al Mu’jam al
Wasith
184 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Manshub
TABI’ KEPADA ISIM MANSHUB (hlm. 93)
Na’at contoh:
ٍﻕﺘ ﹶﻔﻮﹺﺑ ﺢ ﺠ
ﻨﻳ ﺪ ﺘ ﹺﻬﺠ
ﻴ ﹶﺬ ﺍ ﹸﳌﺘ ﹾﻠﻤﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﻟ
Sesungguhnya siswa yang rajin berhasil dengan keunggulan.
(ﺪ
ﺘ ﹺﻬﺠ
ﺍ ﹸﳌ: Manshub dengan fathah karena na’at bagi isim inna).
Taukid Contoh:
ﻪ ﺴ
ﻧ ﹾﻔ ﺪ ﺋﺕ ﺍﻟﻘﹶﺎ
ﻮ ﻋ ﺩ
Aku menyeru komandan itu langsung.
(ﻪ ﺴ
ﻧ ﹾﻔ : Manshub dengan fathah karena taukid bagi maf’ul bih)
Badal Contoh:
1. Kasrah : pada isim mufrad, jama’ taksir dan jama’ muannats salim.
Contoh:
ﺍ ﹺﺭﺖ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟﺪ
ﺻ ﹾﻠ
ﻭ
Aku telah sampai ke rumah.
(ﺍ ﹺﺭ ﺍﻟﺪ: Mufrad majrur dengan kasrah).
ﺕ
ﺎﻌﱢﻠﻤ ﺕ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍ ﹸﳌ
ﺎﻟﺒﺖ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﻐ ﺻ
ﺃ
Para siswi menyimak ibu- ibu guru.
(ﺕ
ﺎﻌﱢﻠﻤ ﺍ ﹸﳌ: Jama’ muannats salim majrur dengan kasrah).
Contoh:
ﲔ
ﺘ ﹺﺼ
ﻗ ﻋﻠﹶﻰ ﺖ
ﻌ ﺍ ﱠﻃﹶﻠ
Aku telah mentelaah dua kisah.
(ﲔ
ﺘ ﹺﺼ
ﻗ : Mutsanna majrur dengan ya’)
ﻚ
ﻴﻊ ﹶﺃﺧ ﻣ ﺖ
ﺪﹾﺛ ﺤ
ﺗ
Aku berbincang-bincang dengan saudaramu.
(ﻚ
ﻴ ﹶﺃﺧ: Termasuk asmaul khamsah majrur dengan ya’).
3. Ada juga isim-isim yang majrur dengan fathah pada isim mufrad
dan jama’ taksir, dan isim-isim ini dinamakan “Mamnu’ Minash
Shorf”. Akan datang penjelasannya setelah isim-isim majrur.
Catatan:
1. Isim mu’tal akhir dengan alif atau ya’ (contoh: ﻲ ﺍﻟﻘﹶﺎﺿ,ﻰ)ﺍﻟ ﹶﻔﺘ1
dimajrurkan dengan kasrah muqaddarah atas huruf akhirnya.
2. Kasrah dinamakan tanda jar yang pokok sedangkan
ya’ dan fathah dinamakan tanda jar yang cabang.
1
Maqshur dan manqush
Isim dimajrurkan apabila terletak setelah salah satu dari huruf jar.
Huruf jar tersebut adalah:
– ﻢﻭ ﺍﻟ ﹶﻘﺴ ﺍﺎﺀ – ﺍﻟﻠﹶﺎﻡ – ﺍﻟﻜﹶﺎﻑ – ﻭﻋﻠﹶﻰ – ﺍﻟﺒ – ﻦ ﻋ – ﻲﻰ – ﻓﺣﺘ – ﻦ – ﹺﺇﻟﹶﻰ ﻣ
ﺎﺎﺷﺍ – ﺣﻋﺪ – ﺧﻠﹶﺎ – ﻨ ﹸﺬﻣ – ﻣ ﹾﺬ – ﺏ
ﺭ – ﻢﺎ ُﺀ ﺍﻟ ﹶﻘﺴﺗ
Contoh:
ﺔ ﻳ ﹶﻘﺤﺪ
ﻨ ﹺﺰ ﹺﻝ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟﻤ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻣ ﺕ
ﺮ ﺳ
Aku berjalan dari rumah ke kebun.
(ﻝ
ﻨ ﹺﺰ ﹺ ﺍ ﹶﳌ: Majrur dengan ﻦ ﻣ , tanda majrurnya kasrah – ﺔ ﻳ ﹶﻘﳊﺪ
ﺍ ﹶ: Majrur
dengan ﹺﺇﻟﹶﻰ, tanda majrurnya kasrah)
2
Makna-makna huruf ada banyak, di sini hanya disebutkan
sebagiannya saja. Lebih lengkap bisa dilihat kitab Mughnil
Labib karya Ibnu Hisyam
Contoh:
{ ِﺮﻣ ﹾﻄﹶﻠ ﹺﻊ ﺍﻟ ﹶﻔﺠ ﻰﺣﺘ ﻲ ﻫ ﻡ ﺳﻠﹶﺎ }
“Malam itu penuh salam sampai terbit fajar” (Al Qadr: 5)4
• ﻲ ﻓ: Untuk zharaf tempat.
Contoh:
3
Huruf jar
4
Perbedaan antara ( ﻰﺣﺘ ) sebagai ‘athaf dengan sebagai huruf jar
dapat dilihat dari kalimat berikut ini:
ﺎﺳﻬ ﺭﹾﺃ ﻰﺣﺘ ﻤ ﹶﻜ ﹶﺔ ﺴ
ﺖ ﺍﻟ
ﹶﺃ ﹶﻛ ﹾﻠ
Aku makan ikan ini sampai kepalanya (kepalanya dimakan).
Contoh:
ﺮ ﺸ
ﻋ ﹺﻦ ﺍﻟ ﺪ ﻌ ﺘﺑﺍ
Menjauhlah kamu dari kejelekan!
• ﻋﻠﹶﻰ : Untuk posisi yang tinggi.
Contoh:
ِﺴﻄﹾﺢ
ﺍﻟ ﻋﻠﹶﻰ ﺪ ﻤ ﺣ ﹶﺃ
Ahmad di atas atap.
ﺐ
ﺘ ﹺﻋﻠﹶﻰ ﺍ ﹶﳌ ﹾﻜ ﺏ
ﺎﻜﺘ ﺍﻟ
Buku itu di atas meja.
5
Menempel
Catatan:
Apabila huruf jar ﺍﻟﻠﹶﺎﻡmasuk ke isim yang ada ( )الmaka alifnya
dihapus (contoh: ﺍﺭﻠﺪ ﻟ,ﻟﻠﹾﻤﻠﻚ….)
6
Dekat
• ﻢﺎ ُﺀ ﺍﻟ ﹶﻘﺴ ﺗ: Tidak digunakan selain bersama lafdzul jalalah ( ) ﺍﷲ.
Contoh:
ﺐ
ﺼ
ﺘﻐ ﻖ ﺍ ﹸﳌ ﳊ
ﻊ ﺍ ﹶ ﻴﻳﻀ ﻦ ﷲ ﹶﻟ
ِ ﺎﺗ
Demi Allah, kebenaran tidak akan melalaikan orang yang korup.
ﺏ
ﺭ : Untuk penyedikitan, tidak masuk kecuali kepada isim nakirah 8.
Contoh:
ﺖ
ﻴﺟ ﹴﻞ ﹶﻛ ﹺﺮ ﹴﱘ ﹶﻟﻘ ﺭ ﺏ
ﺭ
Sedikit lelaki mulia yang telah aku temui.
• ﻣ ﹾﺬ dan ﻨ ﹸﺬ ﻣ : Keduanya isim apabila setelahnya fi’il, dan huruf
apabila setelahnya isim. Pada keadaan terakhir maknanya adalah (
ﻦ ﻣ ).
Contoh:
ﺔ ﻌ ﻤ ﳉ
ﻮ ﹺﻡ ﺍ ﹸﻨ ﹸﺬ ﻳ ﻣ ﻪ ﺘﺭﺃﹶﻳ ﺎﻣ
Aku tidak melihatnya sejak hari jum’at.
7
Kalimat yang mengandung keharaman.
8
Menurut Ibnu Hisyam, huruf ini kebanyakan untuk bermakna sering/
banyak, dan terkadang bermakna kadang/ sedikit (dengan qarinah).
Huruf ini hanya bisa masuk ke isim nakirah (Mughnil Labib, hlm. 154-
156)
Contoh:
ﺐ
ﻴ ﹴﺮ ﹺﺑﻌ ﺲ ﺍﻟ ﹶﻔ ﹾﻘ
ﻟﹶﻴ
Kemiskinan bukanlah aib.
{ ﺎﻟﻴﻭ ﷲ
ِ } ﹶﻛﻔﹶﻰ ﺑﹺﺎ
“Cukuplah Allah sebagai pelindung” (An Nisa’: 45)
(Huruf jar zaidah memajrurkan isim setelahnya secara lafadz, akan
tetapi isim ini dii’rab sesuai kedudukannya dalam kalimat)9
9
Misalnya kata ( ﻖ
ﻟ ﹴﺎ ) ﺧdalam ayat (ﷲ
ِﺍ ﲑ ﻟ ﹴﻖ ﹶﻏﺎﻦ ﺧ ﻣ ﻫ ﹾﻞ ) tetap dii’rab
sebagai mubtada’ marfu’, akan tetapi tanda marfu’nya dengan
Catatan:
a. (ﺎ )ﻣditambahkan setelah ﻦ ﻋ , ﻦ ﻣ dan ﺎﺀﺍﻟﺒ kemudian tidak
menahan huruf jar tersebut dari amalnya.
{ﻣﲔ ﺩ ﺎﻦ ﻧ ﺤ
ﺼﹺﺒ
ﻴﻴ ﹴﻞ ﹶﻟﺎ ﹶﻗﻠﻋﻤ }
“Sebentar lagi mereka benar-benar akan menyesal” (Al Mu’minun:
40)
Contoh:
ﻪ ﻭﹶﻟﺳﺪ ﻰﺭﺧ ﺤ ﹺﺮ ﹶﺃ
ﺒﺝ ﺍﻟ
ﻮ ﹺﻭﻟﹶﻴ ﹴﻞ ﹶﻛﻤ
Seringkali malam seperti ombak lautan yang mengurai tabirnya. 10
Contoh:
ﻙ ﺎﺳﻤ ﻳ ﹶﻘ ﹶﺔ ﺍ َﻷﺣﺪ ﺕ
ﺭ ﺯ
Aku mengunjungi taman ikan.
(Seandainya kita katakan ﻳ ﹶﻘ ﹰﺔﺣﺪ ﺕ
ﺭ ﺯ kemudian kita diam, niscaya
tidak akan diketahui taman apa yang dimaksudkan. Akan tetapi
apabila kita katakan:
ﻙ ﺎﺳﻤ ﻳ ﹶﻘ ﹶﺔ ﺍ َﻷﺣﺪ ﺕ
ﺭ ﺯ
niscaya bisa dipahami maksudnya)
ﻳ ﹶﻘ ﹶﺔﺣﺪ dinamakan mudhaf dan ﻙ ﺎﺳﻤ ﺍ َﻷdinamakan mudhaf ilaih.
Idhafah memberi faidah penta’rifan kepada mudhaf apabila mudhaf
ilaih ma’rifah11 dan memberi faidah pengkhususan apabila mudhaf
ilaih nakirah.
Catatan:
Para ahli nahwu menafsirkan sebab majrurnya mudhaf ilaih, bahwa ia
majrur karena huruf jar yang tersirat, yaitu: “ “ ﺍﻟﻼﻡatau “ ﻦ “ ﻣatau “
ﻲ“ﻓ.
11
Kecuali bentuk idhafah ghairu mahdhah
Mudhaf
a. Mudhaf biasanya nakirah12 dan dii’rab sesuai posisinya dalam
kalimat.
Contoh:
ﻊ ﻔ ﺗﺮ ﻣ ﺔ ﻳ ﹶﻘﳊﺪ
ﺭ ﺍ ﹶ ﻮ ﺳ
Dinding kebun itu tinggi.
(ﺭ ﻮ ﺳ
: Mubtada’ marfu’ dengan dhammah)
12
Ada juga yang ma’rifah, yaitu pada idhafah ghairu mahdhah
13
Ini namanya idhafah ghairu mahdhah.
Idhafah ada 2:
1. Idhafah mahdhah, yaitu idhafah yang memberi faidah ta’rif atau
takhshish, sebagaimana yang telah dibahas di atas.
2. Idhafah ghairu mahdhah, yaitu idhafah yang mudhafnya dari isim
fa’il, isim maf’ul, syifah musyabbahah atau shighah mubalaghah
dan tidak memberi faidahta’rif atau takhshish serta mudhaf ilaih
sebagai maf’ul bagi mudhaf.
Contoh:
ﺔ ﺒﻌ ﻟ ﹶﻎ ﺍﹾﻟ ﹶﻜﺎﺎ ﺑﺪﻳ ﻫ
“Sebagai had yang dibawa sampai ke Ka’bah” (Al Maidah: 95)
Kata(ﻎ
ﻟ ﹶﺎ )ﺑsebagai na’at bagi isim nakirah sebelumnya, karena
bentuknya idhafah ghairu mahdhah maka kata( ﻎ
ﻟ ﹶﺎ )ﺑtetap nakirah.
Misalnya:
ﺪ ﻳﺎ ﺯﺎ ﹺﺭﺑﺍﹶﻟﻀ
Merupakan bentuk peringanan dari:
ﺍﻳﺪﻥ ﺯ ﺎﺎ ﹺﺭﺑﺍﹶﻟﻀ
198 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Isim Majrur
Contoh:
ﺟ ﹶﻞ ﺮ ﺖ ﺍﻟ
ﺑ ﹾﻠﺔ ﺍﻟ ﱠﻄﻮﹺﻳ ﹶﻞ ﻗﹶﺎ ﻣ ﺪ ﺍﻟﻘﹶﺎ ﻌ ﳉ
ﻌ ﹺﺮ ﺍ ﹶ ﺸ
ﺍﻟ
Aku bertemu dengan lelaki yang tinggi posturnya itu dan kering
rambutnya.
ﺪ ﹾﻥ ﻱ – ﹶﻟ
ﺪ – ﹶﺃ ﺣ ﻭ – ﺾ
ﻌ ﺑ – ﺍﻟﹶﻲ – ﺫﹸﻭﺣﻮ – ﻯﺎﺭﻯ – ﹸﻗﺼﺳﻮ – ﻯﺪ – ﹶﻟﺪ ﻨﻋ
ﻲﺎ – ﹶﻟﺒﻛ ﹾﻠﺘ – ﻛﻠﹶﺎ –
Contoh:
ﺎ ﹴﻝﺟ ﹶﻞ ﺫﹸﻭ ﻣ ﺮ ﻫ ﹶﺬ ﺍﻟ
Laki-laki ini berharta.
ﲔ
ﺎ ﹺﺟﺤﺘ
ﺾ ﺍ ﹸﳌ
ﻌ ﹺ ﺑ ﺓ ﺪ ﻋ ﺎﻤﺴ ﻟ ﻩ ﺪ ﻬ ﺟ ﻯﺎﺭﻩ ﹸﻗﺼ ﺪ ﺣ ﻭ ﺬ ﹸﻝ ﺒﻳ ﻮ ﻫ ﻭ
Dan ia mencurahkan segenap kemampuannya sendirian untuk
membantu sebagian orang yang membutuhkan.
(Bisa diperhatikan bahwa (ﻯﺎﺭﹸﻗﺼ ,ﺪ ﺣ ﻭ ,ﺫﹸﻭ dan ﺾ
ﻌ ﹺ ﺑ ) semuanya
digunakan sebagai mudhaf)
Contoh lain:
ﲔ
ﺗ ﹺﺮﹶﺃ ﺎ ﺍ ﹶﳌﻛ ﹾﻠﺘ ﻭ ﲔ
ﺟﹶﻠ ﹺ ﺮ ﻛﻠﹶﺎ ﺍﻟ ﺎ َﺀﻧﹺﻲﺟ
c. Kata-kata: ﻝ ﹶﺃﻭ,ﺐﺣﺴ ,ﲑ ﹶﻏ, ﺪ ﻌ ﺑ ,ﺒ ﹶﻞﹶﻗ dan َﻭﻥ ﺩdii’rab sesuai
kedudukannya dalam kalimat ketika menjadi mudhaf dan isim-isim ini
dimabnikan atas dhammah apabila mudhaf ilaih dihapus bersamaan
dengan niat menetapkan maknanya.
Contoh:
ﻢ ﻠ ﹸﻜﺒﻦ ﹶﻗ ﻣ ﺖ
ﹺﺟﹾﺌ
Aku datang sebelum kalian.
ﺭ ﺎﻳﻨﻚ ﺩ
ﺒﺴ
ﺣ
Cukuplah bagimu satu dinar.
14
I’rabnya: Maf’ul mutlaq manshub dengan ya’ karena ia mulhaq
dengan mutsanna
15
Kaf ini yang betul adalah dhamir muttashil, bukan huruf khithab,
karena huruf tidak bisa menjadi mudhaf ilaih
Contoh:
ﺪ ﻌ ﺑ ﻦ ﻣ ﻭ ﺒ ﹸﻞﻦ ﹶﻗ ﻣ ﺮ ﻣ ﻪ ﺍ َﻷ ﻠﻟ
Milik Allah-lah segala perkara sebelum dan sesudahnya.
ﺐ
ﺴ
ﺤ ﺍ ﹶﻓﺎﺭﻳﻨﻪ ﺩ ﺘﻋﻄﹶﻴ ﹶﺃ
Aku memberinya satu dinar kemudian cukup.
( ﺪ ﻌ ﺑ ,ﺒ ﹸﻞ ﹶﻗdan ﺐ
ﺴ
ﺣ dimabnikan atas dhammah karena mudhaf ilaih
dihapus).
Catatan:
Sering terjadi kesalahan antara ﺐ
ﺴ
ﺣ (dengan sin sukun) dan ﺐ
ﺴ
ﺣ
(dengan fathah sin). ﺐ
ﺴ
ﺣ dengan sukun sin maknanya ﹶﻛﻔﹶﻰ (cukup)
dan dii’rab sebagaimana yang telah dijelaskan.
Adapun ﺐ
ﺴ
ﺣ dengan fathah sin, merupakan pecahan (musytaq) dari
fi’il ﺐ
ﺴ
ﺣ yaitu ﺭ ﺪ ﹶﻗdan ﺪ ﻋ (menghitung).
Contoh:
ﺓ ﺮ ﻫ ﺔ ﺍﹾﻟﻘﹶﺎ ﻨﻳﻤﺪ ﻟ ﺤﻠﱠﻰ
ﺖ ﺍ ﹶﳌ
ﻴﻮﻗﺐ ﺍﻟﺘ
ﺴ
ﺣ ﺆ ﱢﺫ ﹸﻥ ﹶﺃ ﱠﺫ ﹶﻥ ﺍ ﹸﳌ
Muadzin itu mengumandangkan azan sesuai dengan waktu regional
Kota Kairo.
(Yaitu sesuai dasar penghitungannya)
ﺐ
ﺴ
ﺣ manshub sebagai zharaf.
Contoh:
…ﺓٍ ﺎﺭﻋﺒ ﻲ ﹸﻛ ﱡﻞ ﻫ ﺔ ﻤﹶﻠ ﳉ
ﻪ ﺍ ﹸ ﺒﺷ
Syibhu jumlah adalah semua ungkapan….
(ﻪ ﺒ ﺷ
adalah isim mudzakkar mengambil ta’nitsnya mudhaf ilaih: ﺔ ﻤﹶﻠ ﳉ
)ﺍ ﹸ
Contoh:
ﻪ ﻌ ﺎﹺﺑﺾ ﹶﺃﺻ
ﻌ ﺑ ﺖ
ﻌ ﻄ ﹸﻗ
Sebagian jari-jarinya terpotong.
(ﺾ
ﻌ ﺑ adalah mudzakkar mengambil ta’nitsnya mudhaf ilaih: ﻪ ﻌ ﺎﹺﺑ )ﹶﺃﺻ16
16
Apabila mudhaf dihapus menjadi:
ﻪ ﻌ ﺎﹺﺑﺖ ﹶﺃﺻ
ﻌ ﻄ ﹸﻗ
Maknanya tidak jauh berbeda
ﺕ
ﺎﻮ ﺍﻟﹸﻠﻐﺭﺳ ﺪ ﻣ ﺮ ﻀ
ﺣ
Para guru bahasa itu telah hadir.
(ﻮﺭﺳ ﺪ
ﻣ asalnya ﻮ ﹶﻥﺭﺳ ﺪ ﻣ dan wawu di sini tanda rafa’, bukan dhamir,
oleh sebab itu setelahnya tidak ditulis alif)
Mudhaf Ilaih
Contoh:
ﲔ
ﺳ ﺪ ﻨﻬ ﺔ ﺍ ﹸﳌ ﻨﻳﻣﺪ ﻲﺖ ﻓ
ﻤ ﹶﺃﹶﻗ
Aku tinggal di kota para insyinyur.
(ﲔ
ﺳ ﺪ ﻨﻬ ﺍ ﹸﳌ: Mudhaf ilaih majrur dengan ya’ karena jama’ mudzakkar
salim)
Terkadang mudhaf ilaih nakirah.
Contoh:
ﺔ ﻨﻳﻣﺪ ﺎ ِﺀﻴﻨﻋﻠﹶﻰ ﻣ ﻨ ﹸﺔﻴﺴﻔ
ﺖ ﺍﻟ
ﺳ ﺭ
Kapal itu berlabuh di pelabuhan kota.
17
Pendapat penulis ini tidak tepat, ma’rifah atau nakirahnya suatu
mudhaf ilaih tergantung kebutuhan
Contoh:
ﻚ
ﺑﺎﻛﺘ ﺕ
ﺧ ﹾﺬ ﹶﺃ
Aku mengambil bukumu.
( Kaf: Dhamir muttashil mabni atas fathah pada posisi jar mudhaf
ilaih)
(Akan datang penjelasan hal tersebut pada pembahasan dhamir-
dhamir pada pasal berikutnya)
18
Yaitu berbentuk dhamir jar muttashil
19
Isim maqshur atau mutsanna marfu’
Contoh:
ﻲ ﻣ ﺎﻣﺤ : ﻲﺎﻣﺍ ﹸﳌﺤ
Pengacara : Pengacaraku
(ﻲ )ﲨﻊ ﺳ ﺭ ﺪ ﻣ : ﲔ
ﺳ ﺭ ﺪ ﻣ
Para guru : Guru-guruku
20
Isim manqush, mutsanna manshub/majrur, atau jama’ mudzakkar
salim dalam semua i’rab
Badal, misalnya:
ﺩ ﹴﻝ ﺎﻚ ﻋ
ﻴﺕ ﹺﺑﹶﺄﺧ
ﺭ ﺮ ﻣ
Aku berpapasan dengan saudaramu, Adil.
(ﻝ
ﺩ ﹴ ﺎ ﻋ: Majrur dengan kasrah karena ia badal bagi isim majrur yaitu: “
ﻚ
ﻴ)“ ﹶﺃﺧ
Pada asalnya semua isim mufrad dan jama’ taksir dimajrurkan dengan
kasrah, sebagaimana pada asalnya isim-isim ini huruf terakhirnya
diberi tanwin ketika terbebas dari ( ) ﺍﻝdan idhafah.
Tanwin adalah nun sukun yang diucapkan pada akhir isim mu’rab
yang terbebas dari ( ﺍﻝ ) dan idhafah, tidak tertulis tetapi hanya
diwujudkan dengan dua dhammah ketika rafa’, dua fathah dan alif
ketika nashab dan dua kasrah ketika jar (juga perlu diperhatikan
bahwa alif tidak ditambahkan ketika nashab apabila isim
akhirnya hamzah, contoh: ﺪﹰﺃ ﺘﺒﻣ atau ﺍ ًﺀﺘﺪﺑﹺﺇ atau akhirnya ta’ ta’nits
Contoh:
ﺟ ﹴﻞ ﺮ ﺕ ﹺﺑ ﺭ ﺮ ﻣ – ﺟﻠﹰﺎ ﺭ ﺖ ﺭﺃﹶﻳ – ﺟ ﹲﻞ ﺭ ﺎ َﺀﺟ
ﺓ ﺎﺕ ﹺﺑ ﹶﻔﺘ
ﺭ ﺮ ﻣ – ﺎ ﹰﺓﺖ ﹶﻓﺘ
ﺭﺃﹶﻳ – ﺎ ﹲﺓﺕ ﹶﻓﺘ
ﺎ َﺀﺟ
ﺴ ﹸﻔ ﹴﻦ ﺕ ﹺﺑ ﺭ ﺮ ﻣ – ﺎﺳ ﹸﻔﻨ ﺖ ﺭﺃﹶﻳ – ﻦ ﺳ ﹸﻔ ﺕ ﺮ ﺤ
ﺑﹶﺃ
Contoh:
ﻖ ﺸ
ﻣ ﺩ – ﺩ ﺍﻐﺪ ﺑ – ﺐ
ﻨﻳﺩ – ﺯ ﺎﺳﻌ – ﻳ ﹸﺔﺎ ﹺﻭﻣﻌ – ﻣ ﱠﻜ ﹸﺔ – ﳚ ﹸﺔ ﺪ ﺧ – ﻤ ﹸﺔ ﻃ ﻓﹶﺎ
21
Makna ‘alam lebih lengkap bisa dilihat di juz ke dua pada
pembahasan isim ma’rifah
22
Semua nama perempuan dan nama laki-laki (yang diakhiri ta’
marbuthah)
– Apabila berwazan
ُ َ ُ .
Contoh:
ﺎﺟﺤ – ﺡ
ﺰ ﺣ ﹸﻞ – ﹸﻗ ﺯ – ﺮ ﻤ ﻋ
23
Campuran
24
Haus
25
Mabuk
26
Marah
27
Lapar
28
Kenyang
29
Tiga-tiga
30
Empat-empat
31
Satu-Satu
32
Dua-dua
33
Bukan sifat dan bukan ‘alam
Contoh:
34 36 38
ﺿ ﹸﻞ
– ﹶﺃﻓﹶﺎ35ﺋ ﹸﻞﺎﺭﺳ – ﺪ ﻴﺎﺷ– ﹶﺃﻧ 37
ﺱ
ﺍ ﹺﺭﻣﺪ – ﺢ ﻴﻣﻔﹶﺎﺗ – 39
ﻉ
ﺍ ﹺﺭﺷﻮ –
40
ﲑ ﻓﺎﻋﺼ
d. Al-Mamnu’ minash Sharf secara mutlak, semua isim yang
berakhiran alif ta’nits maqshurah atau alif ta’nits mamdudah, sama
saja apakah ‘alam, sifat atau isim, dan sama saja apakah
menunjukkan kepada mufrad atau jama’.
Contoh:
ﻯﺳ ﹾﻠﻮ – 41ﻯﺠﻮ
ﻧ – 43ﻰﻮﻋ ﺟ – 42ﻰﻋ ﹾﻄﺸ – ﻰﺳ ﹾﻠﻤ – 44ﻯﺫ ﹾﻛﺮ – – 45ﺒﻠﹶﻰﺣ
46
ﻯﺸﺮ ﺑ
34
Jama’ dari ﻞ
ﻀﹸ ( ﹶﺃ ﹾﻓLebih baik)
35
Jama’ dari ﺎﹶﻟ ﹲﺔ( ﹺﺭﺳSurat).
36
Jama’ dari ﺪ
ﺸﻴ
ﻧ (Nasyid).
37
Jama’ dari ﺳ ﹲﺔ
ﺭ ﺪ ﻣ (Sekolah).
38
Jama’ dari ﺡ
ﺎﻣ ﹾﻔﺘ (Kunci).
39
Jama’ dari ﻉ
ﺎ ﹺﺭ( ﺷJalan).
40
Jama’ dari ﺭ ﺼﻔﹸﻮ
ﻋ (Pipit).
41
Merahasiakan perkataan
42
Wanita yang lapar
43
Wanita yang haus
44
Mashdar
45
Wanita yang hamil
Contoh:
ﺎﻨﻬﷲ ﻋ
ُ ﻲ ﺍ ﺿ
ﺭ ﺸ ﹶﺔ
ﺋﺎﻳ ﹸﺔ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﻋﺎ ﹺﻭﻣﻌ ﺐ
ﺘﹶﻛ
Muawiyah menulis surat kepada A’isyah radiyallahu ‘anhu.
ﺎ ﹶﻥﺴﻠﹶﻴﻤ
ﺕ ﹺﺑ
ﺭ ﺮ ﻣ
Aku berpapasan dengan Sulaiman.
ﺳ ﹲﻞ ﺎﺐ ﺑ
ﻌ ﺷ ﺪ ﻴﺳﻌ ﺭ ﻮ ﺑ ﺐ
ﻌ ﺷ
Penduduk Port Said 47 adalah penduduk yang garang.
46
Petunjuk
47
Nama kota di timur laut Mesir
48
Kejeniusan Umar
{ ﻢ ﻴﺍﻫﺑﺮﺎ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﹺﺇﻴﻨﻭﺣ ﻭﹶﺃ ﻩ ﺪ ﻌ ﺑ ﻦ ﻣ ﲔ
ﻴﻨﹺﺒﺍﻟﺡ ﻭ
ﻮ ﹴﺎ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﻧﻴﻨﺎ ﺃﹶﻭﺣﻚ ﹶﻛﻤ ﺎ ﹺﺇﻟﹶﻴﻴﻨﻭﺣ ﺎ ﺃﹺﺇﻧ
ﺎ ﹶﻥﺳﻠﹶﻴﻤ ﻭ ﻭ ﹶﻥﺎﺭﻭﻫ ﺲ ﻧﻮﻭﻳ ﺏ ﻮﻭﹶﺃﻳ ﻰﻴﺴﻋﻁ ﻭ ﺎﺳﺒ ﺍ َﻷﺏ ﻭ
ﻌﻘﹸﻮ ﻳﻭ ﻕ
ﺎﺳﺤ ﻭﹺﺇ ﻴ ﹶﻞﺎﻋﺳﻤ ﻭﹺﺇ
ﺍﻮﺭﺯﺑ ﺩ ﻭ ﺍﺎ ﺩﻴﻨﻭﺁﺗ }
“Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu sebagaimana
telah Kami wahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya dan telah
Kami wahyukan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub dan anak
cucunya, dan Isa, Ayyub, Yunus, Harun, Sulaiman dan telah Kami
berikan kepada Musa Zabur.” (An Nisa: 163)
Contoh:
ﻭ ﺪ ﻌ ﻗ ﹺﻊ ﺍﻟﺍﻣﻮ ﻋﻠﹶﻰ ﺕ ﺍﻟﻘﹶﻨﺎﹺﺑ ﹺﻞ
ﺫﻓﹶﺎ ﺖ ﻗﹶﺎ
ﻀ
ﻧ ﹶﻘﺍ
Pesawat-pesawat pengebom diluncurkan kepada posisi-posisi musuh.
2. Apabila ada dua isim berurutan, yang pertama nakirah dan ke dua
ma’rifah, maka isim yang ke dua sebagai mudhaf ilaih majrur 50.
Contoh:
ﺐ
ﻟ ﹺﺏ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﺎﻛﺘ ﺕ
ﺧ ﹾﺬ ﹶﺃ
Aku mengambil bukunya pelajar itu.
49
Kaidah ini terlalu umum, penerapannya tidak selalu benar
50
Kaidah ini terlalu umum, penerapannya tidak selalu benar
Contoh:
ﺎﻓﻴﺎﺎ َﺀ ﺻﺖ ﺍﹾﻟﻤ
ﺑﺷ ﹺﺮ
Aku minum air ketika air itu jernih.
(ﺎﻓﻴ ﺎ ﺻ: Hal)
Adapun tamyiz, biasanya berupa isim zat yang mengandung makna ﻦ
ﻣ
untuk menjelaskan keglobalan kata sebelumnya.
Contoh:
ﺎﻧ ﹾﻔﺴ ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺏ
ﻃﹶﺎ
Muhammad bagus jiwanya.
(ﺎﻧ ﹾﻔﺴ : Tamyiz) 52
51
Kaidah ini terlalu umum, penerapannya tidak selalu benar
52
Hal dan tamyiz mempunyai kesamaan pada 5 perkara: sama-sama
isim, nakirah, kata tambahan, manshub, dan menjelaskan sesuatu
yang belum jelas.
Contoh:
ﱘ ﻲ ﹶﻛ ﹺﺮ ﹶﺃﹺﺑ
Ayahku mulia.
(ﺏ
ﹶﺃ ﹺ: Mubtada’ marfu’ dengan dhammah muqaddarah atas ya 54
–
Ya’: Dhamir muttashil mabni pada posisi jar, mudhaf ilaih – ﱘ ﹶﻛ ﹺﺮ :
Khabar marfu’ dengan dhammah)
– Apabila asmaul khamsah dimutsannakan atau dijama’kan, maka
dii’rab seperti i’rabnya mutsanna atau jama’.
Contoh:
ﻀ ﹴﻞ
ﺍ ﹶﻓﻚ ﹶﺫﻭ
ﻳﻮ ﺧ ﹺﺇ ﱠﻥ ﹶﺃ
Sesungguhnya dua saudaramu mulia.
ﺎ ِﺀﺲ ﺍﻵﺑ
ﻠﺠ
ﻣ ﻊ ﻤ ﺘﺟ ﺍ
53
Maknanya tidak tepat
54
Seharusnya: pada huruf sebelum ya’
55
Bisa juga bermakna dua ayah, tergantung konteks
56
Sama dalam hal wazan
ﺫﹸﻭ: Asalnya ﻯ ﹶﺫﻭ. Maknanya yang memiliki dan tidak diucapkan
kecuali dimudhafkan kepada isim jenis (contohnya: ﺎ ﹴﻝ )ﺫﹸﻭ ﻣdan tidak
bisa dimudhafkan kepada dhamir dan sifat. Muannatsnya ﺕ ﺫﹶﺍ,
mutsannanya ﺍ ﹶﺫﻭdan ﻱ
ﻭ ﹶﺫuntuk mudzakkar, ﺎﺍﺗ ﹶﺫﻭdan ﻲﺍﺗ ﹶﺫﻭuntuk
muannats. Jama’nya, untuk mudzakkar ﻭ ﻭ ﹶﺫdan ﻱ
ﹶﺫ ﹺﻭ, untuk muannats
ﺕ
ﺍ ﹶﺫﻭ.
57
Sama dalam hal wazan
Isim mabni adalah isim yang tidak berubah bentuk akhirnya walaupun
kedudukannya dalam kalimat berubah.
1
Isim dijadikan mabni dengan sebab menyerupai huruf
Catatan:
Disebutkan pada poin ke dua bahwa isim-isim mabni selalu dalam
satu bentuk.
Terkadang isim mu’rab ketika terletak pada posisi tertentu menjadi
mabni dengan mabni sementara dikarenakan menempati posisi-posisi
ini.
Contoh:
ﷲ
ِ ﻮ ﹶﺓ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﺑﹺﺎ ﻭﻟﹶﺎ ﹸﻗ ﻮ ﹶﻝﻟﹶﺎ ﺣ
c. Kata-kata (ﻝﹶﺃﻭ ,ﺐ ﺣﺴ, ﻏﲑ, ﺑﻌﺪ,ﻗﺒﻞ dan ﻭﻥ )ﺩmenjadi mabni atas
tanda marfu’nya apabila mudhaf ilaihnya dihapus.
Contoh:
ﺒ ﹸﻞﻦ ﹶﻗ ﻣ ﺏ
ﺎ ﹺﻜﺘ ﻣﹾﺜ ﹶﻞ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟ ﺖ
ﺭﺃﹶﻳ ﺎﻣ
Aku tidak pernah melihat kitab seperti ini sebelumnya.
2
Dan tidak menyerupai mudhaf
Dhamir-Dhamir Munfashil
Dhamir-dhamir munfashil adalah dhamir yang terpisah ketika
diucapkan. 3
Contoh:
ﻲ ﺮﹺﺑ ﻋ ﺎﹶﺃﻧ
Aku orang arab.
( ﺍﻧﺎ: Dhamir munnfashil mabni atas sukun pada posisi rafa’ mubtada’)
ﻮ ﻫ ﻡ ﻗﹶﺎ
( ﻫﻮ: Dhamir munnfashil mabni atas fathah pada posisi rafa’ fa’il 5)
3
Lebih tepat jika dikatakan “dhamir yang terpisah ketika dituliskan”,
karena ketika diucapkan bisa digabungkan
4
Bisa juga isim kana dan saudaranya, khabar inna dan tabi’
5
Dhamir ini adalah taukid, bukan fa’il, sedangkan fa’ilnya adalah
dhamir mustatir. Contoh yang benar adalah: ﻮ ﻫ ﻡ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﺎ ﻗﹶﺎﻣ
221 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 – Bab 1 Isim - Pasal 2 - Isim Mabni
ﻦ ﺤ
ﻧ ﻳﻜﹶﺎﹶﻓ ﹾﺄ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﻢ ﹶﻟ
Tidak diberi hadiah kecuali kami.
( ﳓﻦ: Dhamir munnfashil pada posisi rafa’ fa’il)
Contoh:
ﲔ
ﻌ ﺘﺴ
ﻧ ﻙ ﺎﻭﹺﺇﻳ ﺪ ﺒﻌ ﻧ ﻙ ﺎﺇﻳ
(ﻙ
ﺎ ﹺﺇﻳ: Dhamir munfashil mabni atas fathah pada posisi nashab maf’ul
bih)
Dhamir-Dhamir Muttashil
6
Bisa juga maf’ul ma’ah, mustatsna, dan tabi’
7
Atau naibul fa’il, apabila fi’inya majhul
– Ada yang bersambung dengan fi’il dan mabni pada posisi nashab,
maf’ul bih.
Contoh:
ﻩ ﻭﺻﺮ
ﺎﻭﺣ ﻭ ﺪ ﻌ ﻮ ﺍﻟ ﺤ
ﻧ ﺩ ﻮﳉﻨ
ﻡ ﺍ ﹸ ﺪ ﺗ ﹶﻘ
Para tentara maju ke arah musuh dan mengepungnya.
(ﺮ ﺻ
ﺎﺣ : ﻩ ﻭﺻﺮ
ﺎﺣ Fi’il madhi mabni, Wawu dhamir muttashil pada
posisi rafa’ fa’il, Ha’ dhamir muttashil pada posisi nashab maf’ul bih)
ﺎﺰﻧ ﻬ ﺗ ﻴ ﹸﺔﻮ ﹶﻃﹺﻨ ﺪ ﺍﻟ ﻴﺎﺷﺍ َﻷﻧ
Lagu-lagu kebangsaan itu menyemangati kami.
(ﺰ ﺗ ﹺﻬ : Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah, Fa’ilnya dhamir mustatir
tersiratnya ﻧﺎ,ﻫﻲ adalah dhamir muttashil mabni atas sukun pada
posisi nashab maf’ul bih)
ﻧﺎ, contoh:
ﺎﺑﻨﺎﻛﺘ
Buku kami.
– Atau bersambung dengan huruf jar dan menjadi mabni pada posisi
jar.
Contoh:
ﻚ
ﻨﻣ ﻢ ﺕ ﺍﻟ ﹶﻘﹶﻠ
ﺧ ﹾﺬ ﹶﺃ
Aku mengambil pena ini darimu.
(ﻦ
ﻣ : ﻚ
ﻨﻣ Huruf jar, Kaf dhamir mabni atas fathah pada posisi jar)
Dhamir-dhamir Mustatir
– Pada fi’il mudhari’ yang diawali ta’ khithab bagi satu laki-laki, atau
diawali hamzah atau nun.
Contoh:
ﺮ ﺸ ﹸﻜ
ﺗ
Engkau laki-laki sedang/akan bersyukur.
(ﺮ ﻜ
ﺸﹸ ﺗ : Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah dan fa’ilnya dhamir
mustatir wujuban tersiratnya ﺖ
ﻧ) ﹶﺃ
ﻖ ﻓﺍﹸﺍﻭ
Aku setuju.
(ﻖ
ﻓﺍ ﹸﺍﻭ: Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah dan fa’ilnya dhamir
mustatir wujuban tersiratnya ) ﺍﻧﺎ
ﺐ
ﺘﻧ ﹾﻜ
Kamu sedang/akan menulis.
(ﺐ
ﺘ نَ ﹾﻛ: Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah dan fa’ilnya dhamir
mustatir wujuban tersiratnya ) ﳓﻦ
Dhamir menjadi mustatir jawazan pada semua fi’il madhi dan fi’il
mudhari’ yang disandarkan kepada orang ke tiga satu laki-laki atau
perempuan.
Contoh:
ﻡ ﺟ ﹸﻞ ﻗﹶﺎ ﺮ ﺍﻟ
Lelaki itu telah berdiri.
(ﻡ ﻗﹶﺎ
: Fi’il madhi mabni atas fathah, fa’ilnya dhamir mustatir jawazan
tersiratnya )ﻫﻮ
ﻕ
ﺸ ﹺﺮ
ﺗ ﺲ
ﻤ ﺸ
ﺍﻟ
Matahari sedang/akan terbit.
(ﻕ
ﺮ ﺸ
ﺗ : Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah dan fa’ilnya dhamir
mustatir wujuban tersiratnya )ﻫﻲ
Catatan:
Isim kana dan saudaranya sering berupa dhamir mustatir, khususnya
apabila kalimat diawali oleh mubtada’ dan setelahnya
diberi kana atau salah satu saudaranya.
Taukid Dhamir
Contoh:
ﺐ
ﺍ ﹺﺟ ﹺﻧ ﹾﻔﺴِﻲ ﺑﹺﺎﻟﻮ ﺎﺖ ﹶﺃﻧ
ﻤ ﹸﻗ
Aku sendirilah yang mengerjakan kewajiban itu.
ﺐ
ﺍ ﹺﺟ ﹺﻚ ﺑﹺﺎﻟﻮ
ﻨﻴﺖ ﻋ
ﻧﺢ ﹶﺃ ﺘﺍ ﹾﻓ
Bukalah jendela itu oleh dirimu sendiri!
Contoh:
ﺎﻫﻤ ﺎﻛ ﹾﻠﺘ ﺎﻤﺘ ﺗ ﹶﻜﱠﻠ ﻥ ﺎﺪﺗ ﻴﺴ
ﺍﻟﺎ ﻭﻫﻤ ﻛﻠﹶﺎ ﺍﻀﺮ
ﺣ ﻥ ﺟﻠﹶﺎ ﺮ ﺍﻟ
Dua pria itu dua-duanya telah hadir dan dua nyonya itu dua-duanya
telah berbicara.
ﺔ ﻌ ﺍ ﹺﺭ ﺍﻟ ﱠﻄﺒﹺﻴﺳﺮ ﻑ ﹶﺃ
ﺎﺘﺸﺍ ﹾﻛ (ﻢ ﻬ ﻌ ﻴﺟﻤ ) ﻢ ﻬ ﺎ ﹺﻭﻟﹸﻮ ﹶﻥ ﹸﻛﱡﻠﻳﺤ ﺎ ُﺀﻌﹶﻠﻤ ﺍﻟ
Para ilmuwan semuanya berusaha menyingkap rahasia-rahasia alam.
‘Athaf Dhamir
Contoh:
ﻮ ﹶﻥﻫﻤ ﺘﻔﹶﺎﻣ ﻢ ﻬ ﻧﺍﻭ ﹺﺟﲑ ﻢ ﻫ
Mereka dan tetangga mereka saling memahami.
Contoh:
ﻐﺮﹺﻳ ﹺﻖ ﺫ ﺍﻟ ﻧﻘﹶﺎﻟﹺﺈ ﻲﻳﻘﺻﺪ
ﻭ ﺎﺖ ﹶﺃﻧ
ﻋ ﺮ ﺷ
Aku dan temanku mulai menyelamatkan orang yang tenggelam itu.
Contoh:
ﻖ ﻭ ﹶﻥ ﺍﻟ ﱠﻄﺮﹺﻳﺒﺮﻌ ﻳ ﻩ ﺪﻗﹶﺎ َﺀ ﺻ
ﻭﹶﺃ ﻪ ﺘﺭﺃﹶﻳ
Aku melihat dia dan teman-temannya menyebrang jalan.
Contoh:
ﻪ ﻴﻭﹺﺑﹶﺄﺧ ﻪ ﺕ ﹺﺑ
ﺭ ﺮ ﻣ
Aku berpapasan dengan dia dan saudaranya.
ﻪ ﻠﻴﺯﻣ ﻊ ﻣ ﻭ ﻪ ﻌ ﻣ ﺖ
ﺪﹾﺛ ﺤ
ﺗ
Aku berbincang dengan dia dan dengan temannya.
Contoh:
ﺏ
ﺎ ﹺﺴﺤ
ﻕ ﺍﻟ
ﻖ ﻓﹶﻮ ﺤﱢﻠ
ﺗ ﻲ ﻫ ﻭ ﺕ
ﺍﺋﺮﺖ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﻌ ﹶﻔﺭﺗ ﺍ
Pesawat-pesawat itu meninggi dan melayang-layang di atas awan.
Contoh:
ﺕ
ﺎﺎﺑﻲ ﺍﻟﻐﻴﹶﻠ ﹸﺔ ﻓﻔ ﺶ ﺍﻟ
ﻴﺗﻌ
Gajah-gajah itu hidup di hutan-hutan.
Apabila ya’ mutakallim bersambung dengan ﹺﺇ ﱠﻥ atau salah satu
saudaranya, maka boleh diperantarai oleh nun wiqayah 8, dan ini
sering pada fi’il ﻟﻴﺖ.
8
Boleh juga tidak memakai nun wiqayah
( Ta’: Dhamir muttashil mabni atas dhammah pada posisi rafa’ fa’il
dan ha’ dhamir muttashil mabni atas dhammah pada posisi nashab
maf’ul bih)
Contoh:
ﻚ
ﺣ ﺎﻧﺠ ﺮﻧﹺﻲ ﺳ
Keberhasilanmu menggembirakan aku.
(ﺮ ﺳ
: ﺮﻧﹺﻲ ﺳ adalah fi’il madhi mabni atas fathah, nun adalah nun
wiqayah, ya’ adalah dhamir muttashil mabni pada posisi nashab
maf’ul bih – ﺡ
ﺎﻧﺠ :ﻚ
ﺣ ﺎﻧﺠ Fa’il marfu’ dengan dhammah, kaf adalah
dhamir muttashil mabni atas fathah pada posisi jar, mudhaf ilaih)
9
Apabila berupa dhamir rafa’ muttashil
ﻦا
ﻫ : Untuk tempat.
Contoh:
ﺔ ﻴﺮﹺﺑ ﻌ ﺔ ﺍﻟ ﻐ ﺳ ﹸﺔ ﺍﻟﹸﻠ ﺭ ﺪ ﻣ ﻩ ﺬ ﻫ
Ini adalah ibu guru bahasa arab.
(ﻩ ﺬ
ﻫ: Isim isyarah mabni atas kasrah pada posisi rafa’ mubtada’ –
ﺳ ﹸﺔ ﺭ ﺪ ﻣ : Khabar mubtada’ marfu’ dengan dhammah – ﺔ ﻐ ﺍﻟﹸﻠ : Mudhaf
ilaih majrur dengan kasrah – ﺔ ﻴﺮﹺﺑ ﻌ ﺍﻟ : Na’at bagi mudhaf ilaih majrur
dengan kasrah)
Apabila setelah isim isyarah ada isim yang diberi ()ﺍﻝ, maka isim
tersebut dii’rab sebagai badal bagi isim isyarah dan kemudian
mengambil hukum i’rabnya 10.
Contoh:
ﺪ ﺘ ﹺﻬﺠ
ﻣ ﺐ
ﻟﻫﺬﺍ ﺍﻟﻄﱠﺎ
Pelajar ini rajin.
( ﻫﺬﺍ: Isim isyarah mabni atas sukun pada posisi rafa’ mubtada’ –
ﺐ
ﻟﺍﻟﻄﱠﺎ : Badal bagi isim isyarah marfu’ dengan dhammah – ﺪ ﺘ ﹺﻬﺠ
ﻣ :
Khabar mubtada’ marfu’ dengan dhammah)
ﲔ
ﺘ ﹺﺼ
ﻘ ﲔ ﺍﻟ
ﺗ ﹺﺎﺕ ﻫ
ﺮﹾﺃ ﹶﻗ
Aku membaca dua cerita.
(ﺕ
ﺮﹾﺃ ﹶﻗ: Fi’il madhi mabni atas sukun, Ta’ adalah dhamir mabni atas
dhammah pada posisi rafa’ fa’il – ﲔ
ﺘ ﹺﻫ : Isim isyarah maf’ul bih
manshub dengan ya’ karena mu’rab seperti i’rabnya mutsanna –
ﲔ
ﺘ ﹺﺼ
ﻘ ﺍﻟ: Badal bagi isim isyarah manshub dengan ya’)
Catatan:
a. Diisyaratkan kepada jama’ tidak berakal dengan isim isyarah untuk
mufrad muannats (ﻩ ﺬ
)ﻫatau (ﻚ
ﺗ ﹾﻠ). Jarang sekali diisyaratkan dengan
kata ﺆﻟﹶﺎ ِﺀ ﻫatau ﻚ
ﺌﺃﹸﻭﻟ.
Contoh:
10
Bisa juga khabar, tergantung konteks
ﺤ ﹲﺔ
ﻦ ﹶﻓﺴِﻴ ﻳﺎﺩﻚ ﺍ ﹶﳌﻴ
ﺗ ﹾﻠﻭ ﻴ ﹲﺔﻟﺎﻲ ﻋ ﺎﹺﻧﻩ ﺍ ﹶﳌﺒ ﺬ ﻫ
Bangunan-bangunan ini tinggi dan lapangan-lapangan itu luas.
b. Apabila isim isyarah bertemu dengan kaf khithab dan setelahnya
disebutkan mukhatabnya, maka kaf ini menyesuaikan dengan
mukhathab dalam hal ifrad, tatsniyah dan jama’.
Contoh:
ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺎﺪ ﻳ ﻴﻣﻔ ﺏ
ﺎﻜﺘ ﻚ ﺍﻟ
ﻟﹶﺫ
Kitab itu bermanfaat wahai Muhammad!
ﻲ ﻘ ﻳﺻﺪ
ﺎﺪ ﻳ ﻴﻣﻔ ﺏ
ﺎﻜﺘ ﺎ ﺍﻟﻟ ﹸﻜﻤﹶﺫ
Kitab itu bermanfaat wahai dua temanku!
ﻲﺪﻗﹶﺎﺋ ﺻ
ﺎ ﹶﺃﺪ ﻳ ﻴﻣﻔ ﺏ
ﺎﻜﺘ ﻢ ﺍﻟ ﻟ ﹸﻜﹶﺫ
Kitab itu bermanfaat wahai teman-temanku!
ﻲﺍﺗﻴﺪﺳ ﺎﺪ ﻳ ﻴﻣﻔ ﺏ
ﺎﻜﺘ ﻦ ﺍﻟ ﻟ ﹸﻜﹶﺫ
Kitab itu bermanfaat wahai nyonya-nyonyaku! 11
c. Kaf tasybih bisa masuk kepada isim isyarah ( ﺫﹶﺍ ) sehingga kita
katakan (ﻛﺬﹶﺍ
) ﹶ, dengan makna demikian juga.
Contoh:
(ُﻣﹾﺜﻠﹶﻪ ﻱ
ﻩ ﹶﻛﺬﹶﺍ ) ﹶﺃ ﺎﺖ ﹶﺃﺧ
ﻤ ﻠﻋ ﻭ ﺿﻠﹰﺎ
ﺎ ﻓﹶﺎﻠﻴﻋ ﺖ
ﻤ ﻠﻋ
Aku tahu bahwa Ali mulia dan aku tahu bahwa saudaranya demikian
juga (yaitu seperti dia).
11
Bisa juga tetap, tetapi menyesuaikan adalah lebih baik
–ﻥ
ﺍﻟﹶﻠﺬﹶﺍ: untuk mutsanna mudzakkar.
–ﻥ
ﺎ ﺍﻟﹶﻠﺘ: Untuk mutsanna muannats.
Contoh:
ﺎﺤﺘ
ﺠ
ﻧ ﻮ ﹺﺭﳊﻀ
ﻋﻠﹶﻰ ﺍ ﹸ ﺎﺒﺘﺍ ﹶﻇﻥ ﻭ ﺎﺍﻟﹶﻠﺘ
Dua wanita yang selalu hadir itu berhasil.
–ﻦ
ﻳ ﺍﱠﻟﺬ: Untuk jama’ laki-laki berakal.
Contoh:
ْﻟﻬﹺﻢﺎﻋﻤ ﹺﺑﹶﺄ ﻮ ﹶﻥﻭﻫ ﺎﺘﺒﻳ ﻦ ﻳﺐ ﺍﱠﻟﺬ
ﺣ ﻟﹶﺎ ﹸﺃ
Aku tidak suka kepada orang-orang yang berbangga dengan
perbuatannya.
– ﻲ ﺍﻟﻠﹶﺎﺗdan ﻲ ﺍﻟﻠﹶﺎﺋ: Untuk jama’ perempuan.
Contoh:
ﻦ ﻤ ﺗ ﹶﻜﱠﻠ ﻲﺕ ﺍﻟﻠﹶﺎﺗ
ﺍﺴﹺﻴﺪ
ﺖ ﺍﻟ
ﻨﺴ
ﺣ ﹶﺃ
Para nyonya yang berbicara itu telah berbuat baik.
Contoh:
ﻡ ﻦ ﻗﹶﺎ ﻣ ﺎ َﺀﺟ
Lelaki yang berdiri itu telah datang.
ﺖ
ﻣ ﻦ ﻗﹶﺎ ﻣ ﺕ
ﺎ َﺀﺟ
Wanita yang berdiri itu telah datang.
Isim maushul adalah isim mabni ( kecuali ﻥ ﺍﻟﻠﺬﹶﺍ dan ﻥ ﺎﺍﻟﻠﺘ, keduanya
mu’rab seperti i’rabnya mutsanna). Bersamaan dengan tetapnya
huruf terakhir isim maushul tanpa adanya perubahan, maka isim
maushul mabni pada posisi rafa’, nashabatau jar sesuai
kedudukannya dalam kalimat.
Contoh:
ﻮﺍﺠﺤ
ﻧ ﻦ ﻳﻓ ﹶﺊ ﺍﱠﻟﺬﻛﹸﻮ
Para lelaki yang berhasil itu diberi hadiah.
(ﻦ
ﻳ ﺍﱠﻟﺬ: Isim maushul mabni atas fathah pada posisi rafa’ naibul fa’il –
ﻮﺍﺠﺤ
ﻧ : Jumlah fi’liyah dari fi’il ﺢ ﺠ
ﻧ dan fa’il wawu jama’ah , jumlah
sebagai shilah maushul)
Contoh:
ﻋ ﹲﺔ ﺴ ﹺﺮ
ﻣ ﺎﺎﹺﻧﹺﺒﻨﲑ ﹺﺑﺠ ﺴ
ِ ﺗ ﻲﺭ ﹶﺓ ﺍﱠﻟﺘ ﺎﺴﻴ
ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﻟ
Sesungguhnya mobil yang berjalan di samping kami melaju cepat.
(ﻲﺍﱠﻟﺘ : Isim maushul mabni atas sukun pada posisi nashab badal bagi
isim inna – ﲑ
ﺴ
ِ ﺗ : Jumlah fi’liyah dari fi’il dan fa’il, shilah maushul)
c. Zharaf, contoh:
ﻚ
ﻣ ﺎﻲ ﹶﺃﻣﺔ ﺍﱠﻟﺘ ﺣ ﺮ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟﻠﹶﻮ ﻧ ﹸﻈﹸﺍ
Lihatlah ke papan di depanmu.
Contoh:
ﻦ ﻤ ﺗ ﹶﻜﱠﻠ ﻲﺕ ﺍﻟﻠﹶﺎﺗ
ﺍﺴﹺﻴﺪ
ﺖ ﺍﻟ
ﻨﺴ
ﺣ ﹶﺃ
Para nyonya yang berbicara itu telah berbuat baik.
(Shilah maushul mengandung nun niswah dimana ia mencocoki isim
maushul pada jenis dan bilangannya)
Hal tersebut sering terjadi apabila ‘aid berupa dhamir muttashil pada
posisi nashab sebagaimana pada contoh yang lalu.
– Pada shilah maushul berupa zharaf atau jar wa majrur disiratkan fi’il
yang dihapus secara wajib, tersiratnya (( ﺮ ﺘ ﹶﻘﺳ
)) ِا, contoh:
ﺔ ﻳ ﹶﻘﳊﺪ
ﻲ ﺍ ﹶﻲ ﻓﺭ ﺍﱠﻟﺘ ﺎﺯﻫ ﺖ ﺍ َﻷ
ﻌ ﹶﻗ ﹶﻄ
Bunga-bunga yang di kebun itu telah dipetik.
Tersiratnya:
ﺔ ﻳ ﹶﻘﳊﺪ
ﻲ ﺍ ﹶﺕ ﻓ
ﺮ ﺘ ﹶﻘﺳ ﻲ ﺍﺭ ﺍﱠﻟﺘ ﺎﺯﻫ ﺖ ﺍ َﻷ
ﻌ ﹶﻗ ﹶﻄ
Bunga-bunga yang terletak di kebun itu telah dipetik.
Contoh:
ﺎﺘﻬﺒﺘﻲ ﹶﻛﺕ ﺍﱠﻟﺘ
ﺕ ﺍ ﹶﳌﻘﹶﺎﻟﹶﺎ
ﺮﹾﺃ ﹶﻗ
Aku telah membaca makalah-makalah yang engkau tulis.
ﺕ
ﻦ ﺍ ﹶﳌﻘﹶﺎﻟﹶﺎ ﻣ ﺖ
ﺒﺘﺎ ﹶﻛﺕ ﻣ
ﺮﹾﺃ ﹶﻗ
b. Kata (ﻱ
)ﹶﺃkadang menjadi isim maushul apabila memungkinkan
diletakkan pada posisinya isim maushul (ﻦ
ﻣ ) atau (ﺎ )ﻣkemudian pada
keadaan demikian ia mu’rab.
Contoh:
ﻪ ﺒﺍ ﹺﺟﻯ ﻭﻱ ﹶﺃﺩ
ﺒﻨﹺﻲ ﹶﺃﺠ
ﻌ ﹺ ﻳ
Siapa pun yang menunaikan kewajibannya ia mengagumkan aku.
(ﻱ
ﹶﺃ: Isim maushul fa’il marfu’ dengan dhammah)
Isim syarat adalah isim mabni yang mengikat antara dua kalimat,
kalimat pertama menjadi syarat bagi kalimat ke dua.
Contoh:
ﺪ ﺼ
ﺤ ﻳ ﻉ
ﺭ ﺰ ﻳ ﻦ ﻣ
Barang siapa yang menanam maka ia yang menuai.
(ﻦ
ﻣ : Isim syarat mabni atas sukun pada posisi rafa’ mubtada’)
Catatan:
Akan datang penjelasan tentang isim syarat secara rinci pada
pembahasan fi’il mudhari’ majzum.
12
Isim istifham terletak di awal kalimat dan boleh diawali oleh huruf
jar.
12
Tidak boleh di tengah atau di akhir kalimat. Contoh yang salah:
Contoh:
؟ﲔ ﹺﺇﻟﹶﻴﻚ
ﺎﹺﻧ ﹺﺐ ﺍﻟ ﹶﻔﻨ
ﺣ ﻦ ﹶﺃ ﻣ
Siapa seniman yang engkau idolakan?
(ﻦ
ﻣ : Isim istifham mabni atas sukun pada posisi rafa’ mubtada’)
؟ﺎﺏﻜﺘ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟ ﺖ
ﻳﺘﺮﺷ ﻢ ﺍ ﹺﺑ ﹶﻜ
Berapa engkau beli buku ini?
(ﻢ
ﹺﺑ ﹶﻜ: Ba’ huruf jar – ﻢ ﹶﻛ: Isim istifham mabni atas sukun pada posisi
jar)
Catatan:
Akan datang penjelasan tentang isim istifham dengan rinci pada
pembahasan uslub-uslub istifham dalam bab uslub-uslub nahwu.
‘Adad murakkab dari 11-19 kecuali 12 adalah isim mabni atas fathah
pada dua sisinya dan telah lewat penjelasannya pada pembahasan
tamyiz.
Contoh:
ﺎﻟﺒﺮ ﻃﹶﺎ ﺸ
ﻋ ﻌ ﹶﺔ ﺑﺭ ﺎ َﺀ ﹶﺃﺟ
Telah datang 14 pelajar.
(ﺮ ﺸ
ﻋ ﻌ ﹶﺔ ﺑﺭ ﹶﺃ: ‘Adad murakkab mabni atas fathah pada posisi rafa’ fa’il –
ﺎﻟﺒ ﻃﹶﺎ: Tamyiz manshub dengan fathah)
13
Maf’ul fih
Contoh:
ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﻡ ﻚ ﹺﺇ ﹾﺫ ﻗﹶﺎ
ﺘﹺﺟﹾﺌ
Aku datang ketika Muhammad berdiri.
Apabila tidak dimudhafkan kepada kalimat maka kata ini ditanwin dan
sering disandingkan dengan kata yang menunjukkan kepada waktu,
seperti: ﻡ ﻮ ﻳ,ﺖ
ﻭ ﹾﻗ ,ﲔ
ﺣ dan seterusnya… Kemudian kita katakan: ,ﺬ ﺌﻨﻴﺣ
ﺬ ﺌﺘﻭ ﹾﻗ dan ﺬ
ٍ ﻣﺌ ﻮ ﻳ. 14
Contoh:
ﺎﺭﻫ ﺎﺧﺒ ﺙ ﹶﺃ
ﺪ ﹸ ﺤ
ﺗ ﺬ ﺌﻣ ﻮﻳ
Maknanya:
ﺎﺖ ﹶﺃﹾﺛﻘﹶﺎﹶﻟﻬ
ﺟ ﺮ ﺧ ﻭﹶﺃ ﺽ
ﺭ ﺖ ﺍﹾﻟﹶﺄ
ﺯﹾﻟ ﹺﺰﹶﻟ ﻡ ﹺﺇ ﹾﺫ ﻮﻳ
(Al Kawakib ad Durriyyah, hlm. 31)
a. Isim fi’il madhi, yaitu isim fi’il yang mengandung makna fi’il madhi.
Isim fi’il madhi yang paling penting adalah:
14
Tanwin ini dinamakan tanwin ‘iwadh, yaitu menggantikan kalimat
sebelumnya. Dengan demikian lafadz-lafadz ini statusnya tetaplah
sebagai mudhaf
• ﺕ
ﺎﻴﻬﻫ
Yaitu bermakna: ﺪ
ﻌ ﺑ (telah jauh)
• ﺎ ﹶﻥﺷﺘ
• Yaitu bermakna: ﻕ
ﺮ ﺘﺍ ﹾﻓ (telah berpecah/berpisah)
• ﺎ ﹶﻥﺮﻋ ﺳ
• Yaitu bermakna: ﻉ
ﺮ ﺳ (telah cepat)
b. Isim-isim fi’il mudhari’, yaitu isim fi’il yang mengandung makna fi’il
mudhari’. Isim fi’il mudhari’ yang paling penting adalah:
• ﻑ
ﹸﺃ
Yaitu bermakna: ﺮ ﺠ
ﻀ
ﺗ( ﹶﺃAku mengeluh)
• ﻩ ﺁ
Yaitu bermakna: ﻊ
ﺟ ﻮ ﺗ( ﹶﺃAku mengaduh)
• ﻱ
ﻭ
Yaitu bermakna: ﺐ
ﺠ
ﻌ ﺗ( ﹶﺃAku kagum)
• ﻂ
ﹶﻗ ﹾ
Yaitu bermakna: ﻲﻜﻔ
ﻳ ﹾ (Cukup)
c. Isim fi’il amr, yaitu isim fi’il yang mengandung makna fi’il amr. Isim
fi’il amr yang paling penting adalah:
• ﺇﹺﻳﻪ
Yaitu bermakna: ﺩ ( ﹺﺯTambahlah!)
ﲔ
ﻣ ﺁ
Yaitu bermakna: ﺐ
ﺠ
ﺘ ﹺﺳ ﺍ (Kabulkanlah!)
• ﺎﻫﻴ
Yaitu bermakna: ْ ِع
ْ ( َأCepatlah!)
• ﻪ ﺻ
Yaitu bermakna: ﺖ
ﺳ ﹸﻜ ( ﹸﺍDiamlah!)
• ﻲ ﺣ
Yaitu bermakna: ﻞ
( ﹶﺃ ﹾﻗﹺﺒ ﹾKemarilah!)
• ﻙ ﺎﻫ
Yaitu bermakna: ﺬ
ﺧ ﹾ (Ambillah!)
• ﻚ
ﻋﻠﹶﻴ
Yaitu bermakna: ﻡ ﺰ ﺍﹾﻟ (Berpeganglah!)
• ﻚ
ﻧﻭﺩ
Yaitu bermakna: ﺬ
ﺧ ﹾ (Ambillah)
15
• Disamping isim-isim fi’il murtajil yang tersebut tadi, bisa juga
isim fi’il amr dibentuk dengan wazan (ﻝ
ﺎ ﹺ )ﹶﻓﻌdari setiap fi’il tsulatsi
mutasharrif tam.
Contoh:
• ﺣﺬﹶﺍ ﹺﺭ
Yaitu bermakna: ﺬ ﹺﺭ
ﺣ ﹶ ﺍ (Hati-hati!)
• ﻉ
ﺩﻓﹶﺎ ﹺ
Yaitu bermakna: ﻊ
ﺩﹶﻓ ﺍ (Belalah!)
15
Tidak mengambil dari lafadz fi’il
• ﻉ
ﺎ ﹺﺳﻤ
Yaitu bermakna: ﻊ
ﻤ ﺳ ﺍ (Dengarkan!)
Isim fi’il adalah isim mabni yang digunakan dalam satu bentuk, baik
untuk mufrad, mutsanna atau jama’ 16.
Kecuali apabila isim fi’il bertemu dengan kaf khithab (Contoh: ,ﻚ
ﻋﻠﹶﻴ
ﻙ ﺎ ﻫ,ﻚ
ﻧﻭﺩ, dan seterusnya…), maka isim tersebut ditashrif sesuai
Contoh:
ﺡ
ﺎ ﹺﻨﺠﻲ ﺍﻟﻣ ﹸﻞ ﻓ ﺕ ﺍ َﻷ
ﺎﻴﻬﻫ
Yaitu bermakna:
ﺡ
ﺎ ﹺﻨﺠﻲ ﺍﻟﻣ ﹸﻞ ﻓ ﺪ ﺍ َﻷ ﻌ ﺑ
(Telah jauh angan-angan untuk sukses)
16
Tidak bertashrif (tidak bisa disandarkan kepada dhamir rafa’
muttashil), karena tashrif adalah kekhususan fi’il
Contoh:
ﺓ ﺼﻠﹶﺎ
ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟ ﻲ ﺣ
Yaitu bermakna:
ﺓ ﺼﻠﹶﺎ
ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟ ﹶﺃ ﹾﻗﹺﺒ ﹾﻞ
(Mari kita shalat!)
ﻲ ﺣ : Isim fi’il amr dengan makna ﹶﺃ ﹾﻗﹺﺒ ﹾﻞ mabni atas fathah, fa’ilnya
ﺣﺬﹶﺍ ﹺﺭ : Isim fi’il amr mabni atas kasrah, fa’ilnya dhamir mustatir
tersiratnya anta.
ﺪ ﺳ ﺍﹾﻟﹶﺄ: Maf’ul bih bagi isim fi’il ﺣﺬﹶﺍ ﹺﺭ manshub dengan fathah.
Contoh:
ﻂ
ﲔ ﹶﻓ ﹶﻘ ﹾ
ﻬ ﹺ ﻴﺟﻨ ﺖ
ﺮ ﹾﻓ ﺻ
Yaitu bermakna:
ﻲﻴ ﹾﻜﻔﲔ ﹶﻓ
ﻬ ﹺ ﻴﺟﻨ ﺖ
ﺮ ﹾﻓ ﺻ
1. Akhir isim mabni selalu tetap dalam satu keadaan, apakah sukun,
fathah, dhammah atau kasrah, tetap tanpa ada perubahan. Isim
mabni pada posisi rafa’, nashab atau jar, sesuai yang dituntut oleh
kedudukannya.
Contoh:
Contoh:
ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺎﻳ
Bukan:
ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺎﻳ
17
Seharusnya hlm. 81 (pada kitab aslinya)
Dari segi tashrif dan waktu terjadinya, fi’il terbagi menjadi: Madhi –
Mudhari’ – Amr.
– Fi’il mabni adalah setiap fi’il yang tidak berubah bentuk akhirnya
walaupun posisinya dalam kalimat berubah. Maka fi’il ﺐ
ﺘﹶﻛ – fi’il
madhi- tidak berubah bentuk akhirnya dimanapun letaknya dalam
kalimat. Apabila kita ucapkan: (ﺎﹶﻟ ﹰﺔﹺﺭﺳ ﺪ ﻳﺐ ﺯ
ﺘ ) ﹶﻛatau ( ﺎﹶﻟ ﹰﺔﺪ ﹺﺭﺳ ﻳﺐ ﺯ
ﺘﹶﻛ
ﺎﻣ ) maka fi’il ﺐ
ﺘ ﹶﻛakhirnya selalu fathah.
Contoh:
– ﻩ ﺮ ﺷ ﹶﻜ – ﻦ ﺮ ﹸﻛ ﺷ ﹶﻜ – ﻢ ﺮ ﹸﻛ ﺷ ﹶﻜ – ﺎﺮ ﹸﻛﻤ ﺷ ﹶﻜ – ﻙ ﺮ ﺷ ﹶﻜ – ﺎﺮﻧ ﺷ ﹶﻜ – ﺮﻧﹺﻲ ﺷ ﹶﻜ
ﻦ ﻫ ﺮ ﺷ ﹶﻜ – ﻢ ﻫ ﺮ ﺷ ﹶﻜ – ﺎﻫﻤ ﺮ ﺷ ﹶﻜ – ﺎﺮﻫ ﺷ ﹶﻜ
Contoh:
ﺮ ﹶﻥ ﺷ ﹸﻜ ﺮ – ﹸﺍ ﺷ ﹸﻜ ﹸﺍ
2. Fathah : Apabila bersambung dengan nun taukid 2.
1
Kaidah pada poin ini tidak berlaku, karena dhamir nashab tidak
berpengaruh kepada tanda mabni fi’il madhi yang ditempelinya.
Misalnya: ﻙ ﺎﺮﻧ ﺷ ﹶﻜ . Tanda mabninya tetap dengan sukun, bukan
fathah walaupun bertemu dhamir nashab
2
Secara langsung
Contoh:
ﺮ ﱠﻥ ﺷ ﹸﻜ ﹸﺍ
3. Dihilangkan nun : Apabila bersambung dengan alif itsnain atau
wawu jama’ah atau ya’ mukhathabah 3.
Contoh:
ﺷ ﹸﻜﺮﹺﻱ ﻭﺍ – ﹸﺍﺷ ﹸﻜﺮ ﺍ – ﹸﺍﺷ ﹸﻜﺮ ﹸﺍ
4. Dihilangkan huruf ‘illah : Apabila huruf terakhinya adalah huruf
‘illah.
Contoh:
ﺽ
ﺭ ﺍ 4 – ﻒ
ﻋ ﹸﺍ5 – ﺭ ﹺﻡ ﺍ 6 – ﺎ ﹶﻝﺗﻌ (artinya: kemarilah, asalnya: ﺎﻟﹶﻰﺗﻌ )
Catatan:
Perlu diperhatikan bahwa fi’il amr dimabnikan atas dihilangkannya
huruf ‘illah apabila fi’il huruf akhirnya adalah huruf ‘illah.
3
Walaupun bertemu nun taukid
4
ﻰﺮﺿ ﻳ – ﻲ ﺿ
ﺭ : Ridha
5
ﻌﻔﹸﻮ ﻳ – ﻋﻔﹶﻰ : Memaafkan
6
ﻲﺮﻣ ﻳ – ﻲ ﻣ ﺭ : Melempar
257 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fi’il - Fi’il dari Segi I’rab dan Bina
Huruf ‘illah (sebelum huruf akhir fi’il) dihapus untuk mencegah
bertemunya dua sukun, karena asalnya fi’il ﻉ
ﹶﺃﻃﹶﺎ sebagai contoh,
amrnya adalah ﻊ ﻴﹶﺃﻃ. Ketika dua sukun bertemu, yaitu ya’ dan nun,
Apabila fi’il ini bertemu dengan nun taukid, tetapi bertemunya dua
sukun bisa dihindari, maka ya’nya tetap 7 kemudian kita ucapkan
ﻦ ﻌ ﻴﹶﺃﻃ.
Contoh:
ﺮ ﹶﻥ ﺸ ﹸﻜ
ﻳ ﻦ ﻫ
Contoh:
ﺮ ﱠﻥ ﺸ ﹸﻜ
ﻴﹶﻟ
7
Dalam kitab asli tulisannya terpotong, mungkin maksud penulis
seperti yang kami tulis
Contoh:
ﻢ ﻟﺍ ﱢﻥ ﺍﻟﻈﱠﺎﺼﺮ
ﻨﺗ ﻟﹶﺎ
Jangan sekali-kali kalian berdua menolong orang zalim itu!
ﻢ ﻟﺮ ﱠﻥ ﺍﻟﻈﱠﺎ ﺼ
ﻨﺗ ﻟﹶﺎ
Jangan sekali-kali kalian laki-laki menolong orang zalim itu! 9
ﻢ ﻟﺼ ﹺﺮ ﱠﻥ ﺍﻟﻈﱠﺎ
ﻨﺗ ﻟﹶﺎ
Jangan sekali-kali kamu perempuan menolong orang zalim itu! 10
(Fi’il mudhari’ pada contoh-contoh di atas bersambung dengan nun
taukid, akan tetapi fi’il tersebut mu’rab karena diisnadkan kepada alif
itsnain, wawu jama’ah dan ya’ mukhathabah )11
Contoh:
َﻢﺍﻟﻈﱠﺎﻟ ﺎ ﱢﻥﺮﻧ ﺼ
ﻨﺗ ﻟﹶﺎ
Jangan sekali-kali kalian perempuan menolong orang zalim itu!
(Fi’il mudhari’ bersambung dengan nun taukid, fi’il tersebut mabni
atas fathah karena diisnadkan kepada nun niswah. Perlu diperhatikan
8
Alif itsnain, wawu jama’ah dan ya’ mukhathabah
9
Asalnya: ﻥ
ﻭ ﱠ ﺮ ﺼ
ﻨﺗ ﻟﹶﺎ. Karena wawu sukun bertemu dengan nun sukun,
maka wawu dihilangkan
10
Asalnya: ﻦ
ﻳﺼ ﹺﺮ
ﻨﺗ ﻟﹶﺎ. Karena ya’ sukun bertemu dengan nun sukun,
maka ya’ dihilangkan
11
Majzum dengan tanda hadzfun nun (dihilangkan nun).
Catatan:
Nun taukid adalah nun yang menempel di akhir fi’il mudhari’ atau
akhir fi’il amr dengan syarat-syarat yang akan dijelaskan setelah ini,
jenisnya ada dua:
Contoh:
ﻭ ﹶﻥﺩﺭ ﻦ ﺍﻟﻘﹶﺎ ﻔ ﹶﻘ ﻨﻴﻟ / ﻭ ﹶﻥﺩﺭ ﻔ ﹺﻖ ﺍﻟﻘﹶﺎ ﻨﻴﻟ
12
Karena tidak boleh ada tiga huruf serupa berurutan dalam satu
kata
Contoh:
ٍﺎﺡﺻﺒ
ﺲ ﹸﻛ ﱠﻞ
ﻤ ﺸ
ﻕ ﺍﻟ
ﺮ ﺸ
ﺗ
Matahari terbit setiap hari.
13
d. Boleh memberi taukid fi’il amr karena fi’il ini menunjukkan
kepada tuntutan.
Contoh:
ﻚ
ﻳﻟﺪﺍﻦ ﻭ ﻴﻌ ﹶﺃﻃ/ ﻚ
ﻳﻟﺪﺍﲔ ﻭ
ﻌ ﻃ ﹶﺃ/ ﻚ
ﻳﻟﺪﺍﻊ ﻭ ﻃ ﹶﺃ
13
Secara mutlak tanpa syarat
Fi’il Mu’rab adalah fi’il mudhari’ yang tidak bertemu dengan nun
niswah atau nun taukidsecara langsung.
a. Dhammah : Contoh:
ﺐ
ﺘﺗ ﹾﻜ ﻲ ﻫ – ﺐ
ﺘﻳ ﹾﻜ ﻮ ﻫ – ﺐ
ﺘﺗ ﹾﻜ ﺖ
ﻧ ﺐ – ﹶﺃ
ﺘﻧ ﹾﻜ ﻦ ﺤ
ﻧ – ﺐ
ﺘﺎ ﹶﺃ ﹾﻛﹶﺃﻧ
Contoh:
ﲔ
ﺘﹺﺒﺗ ﹾﻜ ﺖ
ﻧﻮ ﹶﻥ – ﹶﺃﺘﺒﻳ ﹾﻜ ﻢ ﻫ – ﻮ ﹶﻥﺘﺒﺗ ﹾﻜ ﻢﻥ – ﺃﹶﻧﺘ ﺎﺘﺒﻳ ﹾﻜ ﺎﻫﻤ – ﻥ ﺎﺘﺒﺗ ﹾﻜ ﺎﺘﻤﺃﹶﻧ
Catatan
Apabila fi’il mudhari’ huruf terakhirnya alif, wawu atau ya’, maka fi’il
tersebut difathahkan dengan fathah muqaddarah (tersirat) pada
akhirnya.
a. Fathah : Contoh:
ﺐ
ﺘﻳ ﹾﻜ ﻦ ﺐ – ﹶﻟ
ﺘﻧ ﹾﻜ ﻦ ﺐ – ﹶﻟ
ﺘﺗ ﹾﻜ ﻦ ﺐ – ﹶﻟ
ﺘﻦ ﹶﺃ ﹾﻛ ﹶﻟ
(ﻡ ﺪ
ﺘ ﹶﻘﺗ : Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah, Fa’ilnya dhamir
mustatir tersiratnya anta.Mashdar muawwal dari ْ َأن+ fi’il, yaitu:
ﻚ
ﻣ ﺪ ﺗ ﹶﻘ adalah fa’il bagi ﺮﻧﹺﻲ ﺴ
ﻳ ) 14
ﻦ ﹶﻟ: Untuk menafikan sesuatu pada masa yang akan datang.
Contoh:
ﺐ
ﺼ
ﺘﻐ ﻖ ﺍ ﹸﳌ ﳊ
ﻊ ﺍ ﹶ ﻴﻳﻀ ﻦ ﹶﻟ
Kebenaran tidak akan membiarkan orang korup itu.
(ﻊ
ﻴﻳﻀ : Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah)
ﻛﹶﻲ: Untuk menerangkan sebab.
Contoh:
ﺎﺠﺤ
ﻨﺗ ﻲ ﺎ ﹶﻛﺭﺳ ﺩ ﹸﺍ
Belajarlah kalian berdua supaya kalian berdua berhasil.
(ﺎﺠﺤ
ﻨﺗ : Fi’il mudhari’ manshub dengan hadzfun nun)
14
Lihat pembahasan Mashdar Muawwal
Contoh:
ﻚ
ﻣ ﹺﺇ ﹶﺫ ﹾﻥ ﹸﺃ ﹾﻛ ﹺﺮ
Kalau bagitu aku akan menghormatimu.
Sebagai jawaban bagi orang yang mengatakan: ﻚ
ﻴﺁﺗ (Aku akan
mendatangimu)
(ﻡ ﻛ ﹺﺮ
ﹸﺃ ﹾ:Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah)
ﻴﻞﻌﻠ ﺘﻡ ﺍﻟ ﻟﹶﺎ: Bermakna ( ﻛﹶﻲsupaya)
Contoh:
َﺍﺀﻌﺪ ﺳ
ﻮﺍﻴﺸﺘﻌﻟ ﻤﻠﹸﻮﺍ ﻋ ﺍ
Beramallah kalian supaya kalian hidup mulia.
(ﻮﺍﻴﺸﺗﻌ : Fi’il mudhari’ manshub dengan hadzfun nun)
ﺩ ﻮﳉﺤ
ﻡ ﺍ ﹸ ﻟﹶﺎ: Lam bermakna ingkar dan diawali dengan fi’il Kana yang
dinafikan.
Contoh:
ﺪ ﺮ ﹺﺟ ﻣ ﺍ َﻷﻮ ﻭ ﻬ ﻟﹶﺄﹾﻟ ﻦ ﻢ ﹶﺃ ﹸﻛ ﹶﻟ
Aku tidak akan bermain-main dalam perkara serius.
(ﻮ ﻬ ﹶﺃﹾﻟ: Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah)
ﺔ ﻴﺒﹺﺒﺴ
ﻓﹶﺎ ُﺀ ﺍﻟ: Bermakna bahwa yang sebelumnya menjadi sebab bagi
yang setelahnya dan harus didahului oleh penafi atau tuntutan
(tuntutan meliputi amr, nahi dan istifham).
Contoh:
ﻪ ﻮ ﹺﺇﻟﹶﻴﺼﺒ
ﺗ ﺎﺼ ﹶﻞ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﻣ
ﺗ ﻰﺣﺘ ﺪ ﻫ ﺟﺎ
Bersungguh-sungguhlah sampai engkau mencapai apa yang engkau
harapkan.
(ﻞ
ﺼﹶ ﺗ : Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah)
Catatan:
Contoh:
ﺭ ﻫﺬﹶﺍ ﺍ ﹶﳌﻜﹶﺎ ﹶﻥ ﺩ ﺎﻳﻐ ﻪ ﹶﺃﻟﱠﺎ ﻨﻣ ﺖ
ﺒﹶﻃﹶﻠ
Aku meminta kepadanya supaya tidak menyerang tempat ini.
(ﻥ
ﹶﺃ ﹾ : ﹶﺃﻟﱠﺎhuruf mashdari dan huruf nashab, ﻻ: Huruf penafi – ﺭ ﺩ ﺎﻳﻐ :
Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah, fa’ilnya dhamir mustatir
tersiratnya
– هMashdar muawwal dari ﹶﺃﻟﱠﺎ + fi’il + fa’il : Maf’ul bih
bagi fi’il ) ﻃﻠﺐ
2. Apabila fi’il mudhari’ mu’tal akhir dengan alif, wawu atau ya’,
maka fi’il tersebut dimanshubkan:
a. Sukun: Contoh:
ﺐ
ﺘﻳ ﹾﻜ ﻢ ﺐ – ﹶﻟ
ﺘﻧ ﹾﻜ ﻢ ﺐ – ﹶﻟ
ﺘﺗ ﹾﻜ ﻢ ﺐ – ﹶﻟ
ﺘﻢ ﹶﺃ ﹾﻛ ﹶﻟ
b. Sukun digantikan oleh:
– Hadzfun nun 15 : Apabila fi’il termasuk af’al khamsah.
Contoh:
ﺘﺒﹺﻲﺗ ﹾﻜ ﻢ ﻮﺍ – ﹶﻟﺘﺒﻳ ﹾﻜ ﻢ ﻮﺍ – ﹶﻟﺘﺒﺗ ﹾﻜ ﻢ ﺎ – ﹶﻟﺘﺒﺗ ﹾﻜ ﻢ ﺎ – ﹶﻟﺘﺒﻳ ﹾﻜ ﻢ ﹶﻟ
– Hadzfu harfi ‘illah 16 : Apabila fi’il mu’tal akhir.
Contoh:
ﺮ ﹺﻡ ﻳ ﻢ ﻚ – ﹶﻟ
ﺸ
ﻳ ﻢ ﺽ – ﹶﻟ
ﺮ ﻳ ﻢ ﹶﻟ
15
Menghilangkan nun
16
Menghilangkan huruf ‘illah
Contoh:
ﻮﺍﺭﺳ ﺪ ﺗ ﺎﻭﹶﻟﻤ ﻥ ﺎﺘﺤﻣ ﻻ ﺪ ﺍ ﻋ ﻮ ﻣ ﺎ َﺀﺟ
Telah datang waktu ujian dan kalian belum belajar.
(ﻮﺍﺭﺳ ﺪ
ﺗ : Fi’il mudhari’ majzum dengan hadzfun nun)
ﻣ ﹺﺮ ﻡ ﺍ َﻷ ﻟﹶﺎ: Masuk ke fi’il mudhari’ dan berfungsi untuk tuntutan.
Contoh:
17
Bisa juga untuk menafikan selama-lamanya, contoh: ﺪ
ﻮﹶﻟﻳ ﻢ ﻭﹶﻟ ﺪ ﻠﻳ ﻢ ﹶﻟ
268 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 Nahwu - Bab 2 Fi’il - Fi’il dari Segi I’rab dan Bina
Contoh:
ﺢ ﺠ
ﻨﺗ ﻤ ﹾﻞ ﻌ ﺗ ﹺﺇ ﹾﻥ
Apabila engkau berusaha maka engkau akan berhasil.
(ﻥ
ﹺﺇ ﹾ : Huruf syarat penjazem mabni atas sukun – ﻤ ﹾﻞ ﻌ ﺗ : Fi’il syarat
ﻦ ﻣ : Untuk yang berakal dan dii’rab pada posisi rafa’ mubtada’ atau
pada posisi nashab maf’ul bih apabila fi’il syarat adalah muta’addi dan
mengenai maknanya.
Contoh:
ﺪ ﺼ
ﺤ ﻳ ﻉ
ﺭ ﺰ ﻳ ﻦ ﻣ
Barang siapa yang menanam dia akan menuai.
(ﻦ
ﻣ : Isim syarat penjazem mabni atas sukun pada posisi rafa’
mubtada’ – ﻉ
ﺭ ﺰ ﻳ : Fi’il syarat majzum dengan sukun mabni atas
sukun, fa’ilnya dhamir mustatir tersiratnya ( ) ﻫﻮdan jumlah (kalimat)
syarat dari fi’il dan fa’il pada posisi rafa’ khabar mubtada’ – ﺪ ﺼ
ﺤ
ﻳ :
Jawab syarat majzum dengan sukun, fa’ilnya dhamir mustatir
tersiratnya ()ﻫﻮ
ﺎﻣ dan ﺎﻬﻤ ﻣ : Untuk tidak berakal. Dii’rab pada posisi rafa’ mubtada’
atau pada posisi nashab maf’ul bih apabila fi’il syarat muta’addi dan
mengenai maknanya.
karena fi’il syarat ﺮﹾﺃ ﺗ ﹾﻘ mengenai maknanya – ﺮﹾﺃ ﺗ ﹾﻘ : Fi’il syarat majzum
dengan sukun mabni atas sukun, fa’ilnya dhamir mustatir tersiratnya (
ﻙ ﺩ ﻳ ﹺﺰ – ( ﺖ
ﺃﻧ : Fi’il syarat majzum dengan sukun mabni atas sukun,
fa’ilnya dhamir mustatir tersiratnya ( ) ﻫﻮdan kaf dhamir mabni pada
posisi nashab maf’ul bih).
ﻰﻣﺘ dan ﺎ ﹶﻥ ﹶﺃﻳ: Untuk waktu dan dii’rab pada posisi nashab maf’ul fih
(zharaf zaman) bagi fi’il syarat.
Contoh:
ﻒ
ﺎﹺﻳﺱ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍ ﹶﳌﺼ
ﺎﻓ ﹺﺮ ﺍﻟﻨﺎﻳﺴ ﻒ
ﻴﺕ ﺍﻟﺼ
ﻳ ﹾﺄ ﻰﻣﺘ
Kapan pun datang waktu musim panas, maka masyarakat berwisata
ke tempat liburan musim panas.
ﻰ ﹶﺃﻧ,ﺎﻨﻤ ﺃﹶﻳ,ﻦ ﺃﹶﻳdan ﺎﻴﹸﺜﻤ ﺣ: Untuk tempat dan dii’rab pada posisi nashab
maf’ul fih (zharaf makan) bagi fi’il syarat.
Contoh:
ﻨ ﹸﺔﻤ ﹾﺄﻧﹺﻴ ﻢ ﺍﻟ ﱡﻄ ﻌ ﺗ ﻦ ﻣ ﺪ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﺴ
ﻳ ﺎﻨﻤﺃﹶﻳ
Di mana pun keamanan stabil, maka ketenangan merata. 18
ﺽ
ﺭ ﺐ ﺍ َﻷ
ﺼ ﹺ
ﺨ
ﺗ ﻴ ﹸﻞﺠ ﹺﺮ ﺍﻟﻨ
ﻳ ﺎﻴﹸﺜﻤﺣ
Di mana pun Sungai Nil mengalir, bumi akan menjadi makmur.
18
Fi’il mudhari’ ( ﺪ
ﺴ
ﻳ ) majzum dengan tanda sukun muqaddarah atas
huruf dal. Begitu juga fi’il jawab syaratnya
ﺎ ﻛﹶﻴ ﹶﻔﻤ: Untuk keadaan dan dii’rab pada posisi nashab, hal.
Contoh:
ﻙ ﻣﻠﹸﻮ ﺎﻳﻌ ﺱ
ﺎﻣ ﹺﻞ ﺍﻟﻨ ﺎﺗﻌ ﺎﻛﹶﻴ ﹶﻔﻤ
Bagaimanapun engkau memperlakukan manusia, maka begitulah
manusia memperlakukanmu.
ﹶﺃﻱ: Bisa untuk yang berakal dan tidak berakal, bisa untuk waktu,
tempat dan keadaan, sesuai dengan mudhaf ilaihnya. Ia mu’rab
sehingga menjadi mubtada’ apabila diidhafahkan kepada isim dzat
dan maf’ul bih jika diidhafahkan kepada isim zaman atau tempat,
maf’ul mutlaq jika diidhafahkan kepada mashdar 19 dan hal jika
diidhafahkan kepada isim yang bermakna keadaan.
Pada asalnya (ﻱ
)ﺃberbentuk lafadz tunggal, baik untuk mudzakkar,
muannats, mufrad, mutsanna atau jama’, hanya saja boleh juga
memakai ta’ untuk muannats.
Contoh:
19
Atau maf’ul liajlih
Fi’il syarat boleh dihapus setelah ﹺﺇ ﹾﻥ yang diidghamkan kepada La
nafiyah ( ) ﹺﺇﻟﱠﺎ.
Contoh:
ﻙ ﻮﺮﻫ ﻳ ﹾﻜ ﻭﹺﺇﻟﱠﺎ ﻰﺴﻨ
ﳊﺱ ﺑﹺﺎ ﹸ
ﺎﻣ ﹺﻞ ﺍﻟﻨ ﺎﻋ
Pergaulilah manusia dengan baik, kalau tidak mereka akan
membencimu.
(ﻭﹺﺇﱠﻟﺎ : Wawu huruf athaf – ﹺﺇ ﹾﻥ: ﹺﺇﻟﱠﺎhuruf syarat dan penjazem – ﻻ:
Huruf penafi – Fi’il syaratnya dihapus tersiratnya ﻙ ﻮﺮﻫ ﻳ ﹾﻜ – ِْ َُ : Fi’il
mudhari’ majzum dengan hadzfun nun, wawu fa’il, kaf dhamir mabni
pada posisi nashab maf’ul bih. Jumlah sebagai jawab syarat)
Contoh:
ﻙ ﻮﺘ ﹺﺮﻣﺤ
ﻳ ﺱ
ﺎﺘ ﹺﺮ ﹺﻡ ﺍﻟﻨﺣ ﺍ
Hormatilah manusia, niscaya mereka akan menghormatimu.
(ﻙ
ﻮﺘ ﹺﺮﻣﺤ
ﻳ : Majzum dengan hadzfun nun karena terletak pada jawab
amr – Tersiratnya adalah: ﻙ
ﻮﺘ ﹺﺮﻣﺤ
ﻳ ﺱ
ﺎﺘ ﹺﺮ ﹺﻡ ﺍﻟﻨﺤ
ﺗ ) ﹺﺇ ﹾﻥ
Apabila fi’il mudhari’ huruf akhirnya shahih dan huruf sebelum akhir
adalah huruf ‘illah, maka dimajzumkan dengan sukun, hanya saja
huruf ‘illah sebelum terakhir dihapus untuk menghindari bertemunya
dua sukun.
Contoh:
ﻊ ﻄ ﺘﺴ
ﻳ ﻢ ﹶﻟ,ﺪ ﻳ ﹶﻜ ﻢ ﹶﻟ,ﻦ ﻳ ﹸﻜ ﻢ ﹶﻟ
Asalnya:
ﻊ ﻴﺘﻄﺴ
ﻳ ﻢ ﹶﻟ,ﺩ ﻳﻜﹶﺎ ﻢ ﹶﻟ,ﻳﻜﹸﻮ ﹾﻥ ﻢ ﹶﻟ
Huruf ‘illahnya dihapus untuk menghindari bertemunya dua sukun.
b. Tidak disyaratkan setelah perangkat penjazem dua fi’il harus ada
dua fi’il mudhari’, akan tetapi bisa juga salah satunya adalah fi’il
madhi dan lainnya mudhari’, atau kedua-duanya fi’il madhi.
Contoh:
ﻭﻤﺮ ﻋ ﻢ ﻳ ﹸﻘ ﺪ ﻳﺎ َﺀ ﺯﹺﺇ ﹾﻥ ﺟ
Apabila Zaid datang Amr berdiri.
20
Kecuali apabila fi’il syarat adalah fi’il madhi dan dan fi’il jawab
syarat adalah fi’il mudhari’, maka boleh menjazemkan fi’il dan boleh
pula tetap memarfu’kan fi’il mudhari’, Contoh: ﺢ
ﺠ ﻨﻳ/ﺢ ﺠ
ﻨﻳ ﺪ ﻳﺪ ﺯ ﻬ ﺘﺟ ﻥ ﺍ ﹺﺇ
(Syarah al Ajurumiyyah. Hlm. 157)
Huruf adalah semua kata yang tidak mempunyai makna kecuali ketika
bersama yang lainnya.
Huruf dalam bahasa arab jumlahnya sedikit, tidak lebih dari 80 dan
semuanya mabni.
– Sukun, contoh:
ﻢ ﺑ ﹾﻞ – ﹶﻟ – ﻡ ﻭ – ﹶﺃ ﻲ – ﹶﺃﻲ – ﻓ ﻫ ﹾﻞ – ﹶﻛ – ﻦ ﹶﻟ
– Fathah, contoh:
ﺖ
ﻦ – ﻟﹶﻴّ ﻜ ﻢ – ﹶﺇ ّﹶﻥ – ﹶﺃ ّﹶﻥ – ﹶﻟّ ﹸﺛ
– Dhammah, contoh: ﺬ
ﻨ ﹸﻣ
– Kasrah, contoh:
Huruf ba’ yang memajrurkan – Huruf lam yang memajrurkan
Huruf Jar
– ﺘّﻰﺣ – ﻢﺍﻭ ﺍﻟ ﹶﻘﺴﺎﺀ – ﺍﻟﻜﹶﺎﻑ – ﺍﻟﻠﹶﺎﻡ – ﻭﻲ – ﺍﻟﺒﻋﻠﹶﻰ – ﻓ – ﻦ ﻋ – ﻦ – ﹺﺇﻟﹶﻰ ﻣ
ﺧﻠﹶﺎ – ﻨ ﹸﺬ ﻣ – ﻣ ﹾﺬ – ﺏ
ّ ﺭ 1 – ﺍﻋﺪ 2 – ﺎﺎﺷﺣ
1
Bisa juga menjadi fi’il
2
Bisa juga menjadi fi’il
Huruf Nida’
ﺓﻱ – ﺍﳍﹶﻤﺰ
ﺎ – ﹶﺃﻫﻴ – ﺎﺎ – ﹶﺃﻳﻳ
Semua huruf ini datang sebelum munada. Isim setelahnya manshub
apabila mudhaf atau menyerupai mudhaf atau nakirah ghairu
maqshudah.
Wawu ma’iyah
Yaitu wawu yang bermakna ( )ﻣﻊyang menunjukkan kepada
kebersamaan. Isim setelahnya manshub sebagai maf’ul ma’ah.
3
Bisa juga masuk ke fi’il, tetapi bukan lagi sebagai saudaranya inna
4
Huruf ini bisa juga masuk ke fi’il
Contoh:
ﻚ
ﻦ ﹶﻟّ ﺼ
ﻠﺧ ﻙ ﹶﻟﹸﺄ ﺮ ﻤ ﻌ ﹶﻟ
1 Huruf Nashab
ﻦ – ﹶﺃ ﹾﻥ ﻛﹶﻲ – ﹶﻟ-ﺒﺒﻴﺔ ﻓﹶﺎﺀ – ﺍﳉﺤﻮﺩ ﻻﻥ – ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻞ ﻟﹶﺎﻡ – ﹺﺇ ﹶﺫﻥﹾﺘّﻰ – ﺍﻟﺴﺣ
Huruf-huruf ini menashabkan fi’il mudhari’, fi’il mudhari’ setelahnya
manshub dengan fathah atau manshub dengan hadzfun nun apabila
termasuk af’al khamsah.[1]6
2 Huruf-Huruf Penjazem
5
Huruf ini bisa juga masuk ke fi’il
6
Huruf (ﻥ
)ﺇﺫ ﹾ, ()ﻻﻡ, ( )ﻓﺎﺀdan (ﻰ )ﺣﺘbisa juga masuk ke isim, tetapi
bukan lagi sebagai huruf penashab
4 ﺪ ﹶﻗ
Huruf ini memberi faidah taukid apabila masuk ke fi’il madhi dan
taqlil 8 apabila masuk ke fi’il mudhari’ tanpa ada pengaruh kepada
i’rab fi’il setelahnya.
Huruf ‘Athaf
ﺘّﻰﺣ – ﺑ ﹾﻞ – ﻦ – ﻻ ﻜ ﻡ – ﻟ ﻭ – ﹶﺃ ﻢ – ﹶﺃّ ﻭ – ﺍﻟﻔﹶﺎ ُﺀ – ﹸﺛ ﺍﺍﻟﻮ.
7
Dua huruf ini bisa juga masuk ke isim
8
Kadang-kadang
Wawu Hal
Ini adalah huruf yang mengikat antara shahibul hal dengan kalimat
hal, sama saja apakah kalimatnya ismiyah atau fi’liyah (kecuali jumlah
fi’liyah yang diawali oleh fi’il mudhari’ mutsbat, maka wawu hal tidak
masuk ke kalimat tersebut).
Kalimat yang setelah wawu hal pada posisi nashab, hal.
Lam Qasam
Masuk ke jawab qasam, sama saja apakah jumlah ismiyah atau fi’liyah
(kecuali jawab qasam yang manfi). Akan datang penjelasan huruf ini
pada pembahasan uslub-uslub qasam pada pasal ke lima.
9
Atau dua kalimat
10
Makna-makna huruf bisa dilihat di kitab Mughnil Labib
Hamzah
Hamzah bisa berupa:
a. Huruf nida’ : Digunakan untuk menyeru yang dekat dan berada
sebelum isim (munada).
Contoh:
ﺪ ﻤّ ﺤ
ﻣ ﹶﺃ
b. Huruf istifham : Bisa masuk ke isim atau fi’il dan tidak ada
pengaruhnya kepada i’rab isim dan fi’il. Huruf ini digunakan untuk
menanyakan:
– Salah satu dari dua perkara dan setelahnya ada (ﻡ )ﹶﺃmu’adilah.
Contoh:
ﺭﺓﹰ؟ ﻴّﺎﺳ ﻡ ﺖ ﹶﺃ
ﺒ ﻛ ﺭ ﺍﻨﻄﹶﺎﺭﻗﹶﺃ
Apakah kamu naik kereta atau mobil?
ﺎ؟ﻓﻴﺍﻐﺮ ﳉ
ﻡ ﺍ ﺦ ﹶﺃ ﺘّﺎﺭﹺﻳﺖ ﺍﻟ
ﺳ ﺭ ﺩ ﹶﺃ
Apakah engkau belajar sejarah atau geografi?
– Kandungan kalimat yang mutsbat atau manfi 11.
Contoh:
ﺼﺔﹶ؟
ّ ﻘ ﻩ ﺍﻟ ﺬ ﺕ ﻫ
ﺮﹾﺃ ﹶﺃﹶﻗ
Apakah engkau sudah membaca cerita ini?
ﻲ؟ﺮ ﹶﺃﺧ ﺗ ﻢ ﹶﺃﹶﻟ
Tidakkah engkau melihat saudaraku?
11
Adapun (ﻞ
ﻫ ﹾ ) hanya untuk kalimat mutsbat (positif). (Mughnil Labib,
hlm. 22)
Ba’ selalu mejadi huruf jar, dan masuk ke isim atau dhamir. Huruf ini:
a. Asli. Digunakan untuk salah satu arti berikut:
-Isti’anah, contoh:
ﲔ
ﻜ ﹺّ ﺴ
ِّ ﺰ ﺑﹺﺎﻟ ﺒﳋ
ﺖﺍﹸ
ﻌ ﹶﻗ ﹶﻄ
Aku memotong roti itu dengan pisau.
12
Penggantian
13
Menempel
ﺐ
ﻴ ﹴﺮ ﹺﺑﻌ ﺲ ﺍﻟ ﹶﻔ ﹾﻘ
ﻟﹶﻴ
Kemiskinan bukan suatu aib.
Ta’
Ta’ dhamir dinamakan ta’ fa’il dan bersambung dengan fi’il madhi,
dii’rab pada posisi rafa’ fa’il (telah lewat pembahasan tentang huruf
ini pada pasal isim mabni) 15
Contoh:
ﺖ
ﺒﺘﺖ ﹶﻛ
ﻧ ﹶﺃ,ﺖ
ﺒﺘﺖ ﹶﻛ
ﻧ ﹶﺃ,ﺖ
ﺒﺘﺎ ﹶﻛﹶﺃﻧ
Ta’nya fa’il.
a. Ta’ qasam : adalah huruf jar dan khusus untuk lafzhul jalalah
14
Sebagai huruf tambahan pada fa’il
15
Bisa juga sebagai naibul fa’il atau isim kana dan saudaranya
Contoh:
ﺢ ﻨّﺎ ﹺﺟﻦ ﺍﻟّ ﻓﹶﺌﷲ ﹶﻟﹸﺄﻛﹶﺎ
ِ ﺎﺗ
Demi Allah, akan aku beri kecukupan orang yang berhasil itu.
-Ta’ ta’nits yang bertemu akhir isim, ditulis dengan bentuk ta’
marbuthah.
Contoh:
ﻨ ﹲﺔﺑﺃ : ﻦ ﺑﺍ – ﻤ ﹲﺔ ﻠّﻌ ﻣ : ﻢ ﻠّﻌ ﻣ
Sin dan ﻑ
ﻮﺳ
Contoh:
ﺍﻙ ﹶﻏﺪ ﺭ ﻭ ﺯ ﺳﹶﺄ
Aku akan datang besok.
– Adapun ﻑ
ﻮﺳ adalah huruf mabni atas fathah, masuk ke fi’il
mudhari’ dan memberi makna penundaan dan makna waktu yang
jauh.
Contoh:
ﻳ ﹺﻦﻬﺮ ﺸ
ّ ﺪ ﺍﻟ ﻌ ﺑ ﺠ ﹸﺔ
ﻴﻨﺘّﻦ ﺍﻟ ﻌﹶﻠ ﺗ ﻑ
ﻮ ﺳ
Nilai akan diumumkan dua bulan lagi.
Fa’
16
a. Huruf ‘athaf : Memberi faidah tartib tanpa tenggang waktu dan
bisa masuk ke isim atau fi’il.
Contoh:
ﺮ ﻤ ﻌ ﺑ ﹾﻜ ﹴﺮ ﹶﻓ ﻮﳋﻠﹶﺎﹶﻓ ﹸﺔ ﹶﺃﺑ
ﻮﹶﻟّﻰ ﺍ ﺗ
Abu Bakr mengemban khilafah kemudian Umar.
ﻴ ﹸﺬﺘﻠﹶﺎﻣّﻒ ﺍﻟ
ﻮﹶﻗ ﺱ ﹶﻓ
ﺪ ّﹺﺭ ﺧ ﹶﻞ ﺍ ﹸﳌ ﺩ
Guru itu masuk kemudian para siswa duduk.
16
Pengurutan
Contoh:
ُﻴﻔﹸﻪﺣﻠ
ﺡ
ﺎﻨﺠّﺪ ﻓﹶﺎﻟّ ﺟ ﻦ ﻣ
Barangsiapa bersungguh-sungguh maka keberhasilan menyertainya.
ﲔ
ﻣ ﹴ ﺲ ﹺﺑﹶﺄ
ﺮ ﹶﻓﻠﹶﻴّ ﺴ
ِّ ﻰ ﺍﻟﻦ ﹶﺃ ﹾﻓﺸ ﻣ
Barang siapa menyebarkan rahasia maka dia bukan orang yang dapat
dipercaya.
Kaf
Lam
ﻌّﹸﻠ ﹺﻢ ﺘّﻠﺔ ﻟ ﺳ ﺭ ﺪ ﻴ ﹸﺬ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍ ﹶﳌﺘ ﹾﻠﻤّﺐ ﺍﻟ
ﻫ ﻳ ﹾﺬ
Siswa itu pergi ke sekolah untuk belajar. (bermakna sebab)
17
Dhamir sesungguhnya hanyalah: ( ﻳّﺎ) ﹺﺇ, sedangkan setelahnya
adalah huruf
ِﺴّﺎﺭﹺﻕ
ﺍﻟ ﻦ ﻣ ﺔ ﺮ ﹶﻃ ﺸ
ّ ﺎ ﻟﹶﻠﻳ
Wahai polisi tolonglah ada pencuri!
ﺐ
ﺠ ﹺ
ﻌ ﺎ ﹶﻟ ﹾﻠﻳ
Betapa mengherankannya!
Contoh:
{ ْﻢﺮ ﹶﻟﻬ ﻔ ﻐ ﻴﻟ ﷲ
ُ ﻳ ﹸﻜ ﹺﻦ ﺍ ﻢ } ﹶﻟ
“Allah benar-benar tidak akan mengampuni mereka” (An Nisa’:168)
Contoh:
ﻢ ﻫ ﺎﻏﻨ ﻦ ﻣ ﻭ ﹶﻥﺩﺭ ﻔ ﹺﻖ ﺍﻟﻘﹶﺎ ﻨﻴﻟ
18
(ﻥ
)ﻛﹶﺎ ﹶyang dinafikan, baik berbentuk madhi, mudhari’, amr, isim
fa’il atau mashdar
Contoh:
{ ِﺎﺩﺮﺻ ﳌ ﻚ ﹶﻟﺒﹺﺎ
ﺑّﺭ } ﹺﺇ ّﹶﻥ
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi” (Al Fajr: 14)
{ﺏ
ﺎ ﹺﻰ ﺍ َﻷﹾﻟﺒﻟﺄﹸﻭﻟ ﺮ ﹰﺓ ﺒﻌ ﻚ ﹶﻟ
ﻟﻲ ﺫ} ﹺﺇ ّﹶﻥ ﻓ
“Sesungguhnya pada yang demikian ada pelajaran bagi orang-orang
yang berakal” 20
19
Kalimat yang mengandung keharaman
20
Seharusnya: { ﻰﻟﺄﹸﻭﻟ ﺮ ﹰﺓ ﺒﻌ ﻚ ﹶﻟ
ﻟﻓﻲ ﺫ ﺎ ﹺﺭ ﹺﺇ ّﹶﻥﺑﺼ( }ﺍﹾﻟﹶﺄQS. An Nur: 44)
290 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 Nahwu - Bab 3 Huruf
Contoh:
ﺾ
ﺎﹶﻟ ﹸﺔ ﺍ ﹶﳌﺮﹺﻳ ﹺﺕ ﺣ
ﺎ َﺀﺐ ﹶﻟﺴ
ﻟﹶﻮﻟﹶﺎ ﺍﻟ ّﹶﻄﺒﹺﻴ
Seandainya tidak ada dokter niscaya keadaan orang sakit akan
memburuk. 21
Contoh:
ﺮ ﺼ
ّ ﻦ ﺍ ﹸﳌ ﹶﻘّ ﺒﻗﺎﷲ ﹶﻟﹸﺄﻋ
ِ ﺍﻭ
Demi Allah, aku akan menghukum orang yang lalai.
Nun
Contoh:
َﻦﻫﺒ ﺍ ﹾﺫ – ﻦ ﺒﻫ ﻳ ﹾﺬ ﺎ ُﺀﻦ – ﺍﻟّﹺﻨﺴ ﺒﻫ ﺎ ُﺀ ﹶﺫﺍﻟّﹺﻨﺴ
(Nun disini adalah nun niswah dhamir mabni pada posisi rafa’ fa’il)
21
Kalimat yang mengandung keharaman
22
Bisa juga sebagai naibul fa’il atau isim kana dan saudaranya
Contoh:
ﻚ
ﻳﻟﺪﺍﻦ ﻭ ﻌ ﻴﹶﺃﻃ
Tatatilah kedua orangtuamu.
(Nun khafifah sukun masuk ke fi’il amr)
23
Lengkapnya: ﻮ ﹶﻥﻟﻤﻤ ﹸﻞ ﺍﻟ ﹶﻈّﺎ ﻌ ﻳ ﻤّﺎ ﻋ ﻓﻠﹰﺎﷲ ﻏﹶﺎ
َ ﻦ ﺍّ ﺒﺴ
ﺤ ﺗ ﻭﻟﹶﺎ
24
Nun ini sebagai tanda rafa’
ﻢ ﻮﺍ – ﹶﻟﺘﺒﻳ ﹾﻜ ﻦ ﻦ – ﹶﻟ ﺎﹶﻟﺘﺒﻳ ﹾﻜ ﲔ ﺘﹺﺒﺗ ﹾﻜ – ﻮ ﹶﻥﺘﺒﺗ ﹾﻜ – ﻮ ﹶﻥﺘﺒﻳ ﹾﻜ – ﻥ ﺎﺘﺒﺗ ﹾﻜ – ﻥ ﺎﺘﺒﻳ ﹾﻜ
ﺘﺒﹺﻲﺗ ﹾﻜ ﻢ ﻮﺍ – ﹶﻟﺘﺒﻳ ﹾﻜ ﻢ ﺎ – ﹶﻟﺘﺒﻳ ﹾﻜ
ﻯﺎﺭﺍﻟ ﹸﻜﺒﻕ ﻭ
ﺮ ﹺ ﻮ ﺍﻟ ّﹸﻄﺪﺳ ﻨﻬ ﻣ ﺮ ﻀ
ﺣ
Telah hadir insinyur-insinyur jalan dan jembatan.
Wawu
Contoh:
ﻭﺍﺷ ﹸﻜﺮ ﻭ ﹶﻥ – ﹸﺍ ﺮ ﺸ ﹸﻜ
ﻳ – ﻭﺍﺷ ﹶﻜﺮ
Wawu sebagai fa’il.
25
Bisa juga sebagai naibul fa’il atau isim kana dan saudaranya
Contoh:
ﺔ ﻳ ﹶﻘﳊﺪ
ﺎ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍ ﹶﻫﺒ ﻭ ﹶﺫ ﺪ ﻴﺳﻌ ﻭ ﺪ ﻤ ﺣ ﺮ ﹶﺃ ﻀ
ﺣ
Ahmad dan Sa’id telah hadir dan telah pergi ke kebun.
–Wawu qasam: Datang sebelum muqsam bih ( , ,ا, dan
seterusnya)
ﻚ
ﻨّﻣ ﻚ ﹶﻟﹸﺄ ﹾﻛ ﹺﺮ
ﻘّ ﺣ ﻭ
Demi hakmu, aku akan memuliakanmu. 26
Contoh:
ﺲ
ﻤ ﹺ ﺸ
ّ ﻉ ﺍﻟ
ﻭ ﹸﻃﻠﹸﻮ ﺖ
ﻴ ﹶﻘ ﹾﻈﺳﺘ ﺍ
Aku bangun bersama dengan terbitnya matahari.
26
Kalimat yang mengandung keharaman
Contoh:
ِﺴﻔﹶﺮ
ّ ﻠﺪ ﻟّ ﻌ ﺘﺴ
ﻳ ﻮ ﻫ ﻭ ﻪ ﺗﺭ ﺯ
Aku mengunjunginya dalam keadaan dia sedang menyiapkan
perjalanan jauh.
Ya’
Contoh:
ﺮﻧﹺﻲ ﺷ ﹸﻜ ﺮﻧﹺﻲ – ﹸﺍ ﺸ ﹸﻜ
ﻳ – ﺮﻧﹺﻲ ﺷ ﹶﻜ
(Ya’ pada posisi nashab, maf’ul bih)
Contoh:
ﻚ
ﺮﹾﺃﹺﻳ ﻊ ﹺﺑ ﺘﹺﻨﻣ ﹾﻘ ﻧّﻲﹺﺇ
Sesungguhnya aku mantap dengan pendapatmu.
(Ya’ pada posisi nashab isim inna)
Contoh:
ﺮ ﺑﹺﻲّ ﻣ
Ia berpapasan denganku.
Contoh:
ﻲﻮﻣ ﻦ – ﹸﻗ ﻴﻣ ﻮ ﺗ ﹸﻘ
(Ya’ adalah ya’ mukhathabah pada posisi rafa’ fa’il)
27
Bisa juga sebagai naibul fa’il atau isim kana dan saudaranya
c. Ya’ jama’ : Adalah tanda nashab dan jar semua jama’ mudzakkar
salim dan disukunkan sebelumnya kasrah. Contoh:
ﲔ
ﺳ ﺪ ﻨﻬ ﻣ ﺖ
ﻳﺭﹶﺃ
Aku melihat para insinyur.
ﲔ
ﺳ ﺪ ﻨﻬ ﻤ ﺕ ﹺﺑ
ﺭ ﺮ ﻣ
Aku berpapasan dengan para insinyur.
( ﻻLaa)
28
Lebih lengkapnya bisa dilihat pembahasan tentang isim nisbah di
juz ke dua
29
Nisbah ke Mesir
30
Nisbah ke universitas
31
Nisbah ke Kufah
32
Nisbah ke ilmu
Contoh:
{ ﻯﺳﻜﹶﺎﺭ ﻢ ﺘﻧﻭﹶﺃ ﺼﻠﹶﺎ ﹶﺓ
ّ ﻮﺍ ﺍﻟﺮﺑ ﺗ ﹾﻘ } ﻟﹶﺎ
“Janganlah kalian mendekati shalat dalam kedaan mabuk” (An Nisa’:
43)
Contoh:
ﲑ ﻌ ﺸ
ّ ﺢ ﻟﹶﺎ ﺍﻟ ﻤ ﺎ ﺍﻟ ﹸﻘﺪﻧ ﺼ
ﺣ
Kami memanen gandum bukan jelai.
Contoh:
ﻤﺎ ﺣ ﺩ ﺰ ﻣ ﻉ
ﺎ ﹺﺭﻟﹶﺎ ﺷ
Bukan satu jalan yang berjubel.
Contoh:
ﺍﻧﹺﻲﻋﻮ ﺍ ﹸﻥ ﹶﺃﻋﻮ ﻭﻟﹶﺎ ﺍ َﻷ ﻲﻡ ﻗﹶﻮﻣ ﻟﹶﺎ ﺍﻟﻘﹶﻮ
Kaum itu bukan kaumku dan para penolong itu bukan penolongku.
ﻑ
ﻮﻱ ﹺﺑﻠﹶﺎ ﺧﻨﺪﳉ
ﲑ ﺍ ﹸ ﺴ
ِ ﻳ
Tentara itu berjalan tanpa rasa takut.
ﺎ( ﻣMaa)
( ﺎ ) ﻣbisa berupa isim atau huruf
Contoh:
ﺺ
ﺼ ﹴ
ﻦ ﹶﻗ ﻣ ﺖ
ﺒﺘﺎ ﹶﻛﺕ ﻣ
ﺮﹾﺃ ﹶﻗ
Aku telah membaca kisah-kisah yang kamu tulis.
a. Huruf nafi yang masuk ke fi’il : Biasanya masuk ke fi’il madhi dan
memberi faidah penafian pada masa lalu, sebagaimana juga masuk ke
fi’il mudhari’ kemudian memberi faidah penafian pada masa sekarang
atau akan datang.
Contoh:
ﺪ ﻤّ ﺤ
ﻣ ﺝ
ﺮ ﺧ ﺎﻣ
Muhammad tidak keluar.
ﻚ
ﺗﻣﻜﹶﺎﹶﻓﹶﺄ ﻦ ﻋ ﻊ ﺘﹺﻨﻣ ﺎ ﹶﺃﺪ ﹶﻓﻤ ﺘ ﹺﻬﺠ
ﺗ ْ ﺇﹺﻥ
Apabila engkau bersungguh-sungguh maka aku tidak menolak untuk
memberimu hadiah.
Contoh:
ًﺔﻣﻨﹺﻴﻌ ﻮ ﹸﻥ ﺼ
ﳊ
ﺎ ﺍ ﹸﻣ
Benteng-benteng itu tidak mampu menahan.
Contoh:
ﳊ ﹾﻜ ﹺﻢ
ﺱﺍﹸ
ﺎﺪ ﹸﻝ ﹶﺃﺳ ﻌ ﺎ ﺍﻟﻧﻤّﹺﺇ
Sesungguhnya keadilan adalah pondasi hukum.
– Apabila bersambung dengan fi’il ( ﺮ ﹶﻛﹸﺜ,ﹶﻗ ّﹶﻞ
33 34
dan َﻃﹶﺎﻝ 35
) maka
huruf tersebut mencegah fi’il-fi’il ini dari membutuhkan fa’il dan
setelahnya adalah jumlah fi’liyah.
Contoh:
ﻪ ﺘﻳﺻ ﹺﻞ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﻏﹶﺎ
ﻮ ﻦ ﺍ ﹸﳌ ﻣ ﻤ ﹸﻞ ﻬ ﻦ ﺍ ﹸﳌ ﻤ ّﹶﻜ ﺘﻳ ﺎﹶﻗّﹶﻠﻤ
Orang yang lalai jarang sekali mantap dalam mencapai tujuannya.
Contoh:
ﻘﻴ ﹴﻖ ﺷ ﻦ ﻣ ﻊ ﻧ ﹶﻔﻖ ﹶﺃ ﻳﺻﺪ
ﺎﺑﻤّﺭ
Kadang-kadang teman lebih bermanfaat dari pada saudara kandung.
33
Banyak
34
Sedikit
35
Lama
Contoh:
{ﻣﲔ ﺩ ﺎﻦ ﻧّ ﺤ
ﺼﹺﺒ
ﻴﻴ ﹴﻞ ﹶﻟﻤّﺎ ﹶﻗﻠ ﻋ }
“Sebentar lagi mereka pasti akan menyesal” (Al Mu’minun: 40)
(ﻦ
ﻋ : Huruf jar – ﺎ ﻣ: Tambahan – ﻴ ﹴﻞ ﹶﻗﻠ: Majrur dengan huruf jar ﻦ ﻋ )
– Apabila bersambung dengan sebagian zharaf, contoh: ( ,ﺪﺑﻌ ,ﻞﹶﻗﺒ
ﻭﻥ)ﺩ.
Contoh:
ﺧ ﹴﲑ ﺗ ﹾﺄ ﺎﻧﻤﻭﺭ ﺩ ﻮﺤﻀ
ﻪ ﺍﹾﻟ ﺗﻮ ﺟ ﺭ
Aku mengharapkan ia hadir tanpa terlambat.
(ﲑ
ﺧ ﹴ ﺗ ﹾﺄ : Mudhaf kepada ﻭﻥ ﺩmajrur dengan kasrah)
(ﻭ )ﹶﺃ ,(ﻡ )ﹶﺃdan (ﻣّﺎ )ﹺﺇadalah huruf ‘athaf dan saling berdekatan dalam hal
makna. Berikut ini perbedaan penggunaan masing-masingnya:
Contoh:
ﺖ
ﺒﻴّﻐ ﺗ ﻡ ﺕ ﹶﺃ
ﺮ ﻀ
ﺣ ﻲ ﹶﺃّ ﻋﹶﻠ ﺍ ٌﺀﺳﻮ
Sama saja bagi saya apakah engkau hadir atau tidak.
Contoh:
ﺎﻨﺒﻋ ﻭ ﺗﻘﹶﺎﻟﹰﺎ ﹶﺃﺮ ﺑ ﺧ ﹾﺬ
Ambillah jeruk atau anggur! (Untuk pilihan)
ﻑ
ﺮ ﺣ ﻭ ﻌ ﹲﻞ ﹶﺃ ﻓ ﻭ ﻢ ﹶﺃ ﺳ ﻤ ﹸﺔ ﺍ ﻠﺍﻟ ﹶﻜ
Kata bisa isim, fi,il atau huruf. (Untuk pembagian)
ﺪ ﻤّ ﺤ
ﻣ ﻭ ﻲ ﹶﺃّ ﻠﻋ ﺮ ﺒﳋ
ﻧ ﹶﻘ ﹶﻞ ﺍ ﹶ
Berita itu dibawakan oleh Ali atau Muhammad. (Untuk keraguan)
– (ﻣّﺎ )ﹺﺇmemberi faidah seperti (ﻭ )ﹶﺃ, yaitu pilihan, pembagian dan
keraguan.
Contoh:
ﻑ
ﺮ ﺣ ﻣّﺎ ﻭﹺﺇ ﻣّﺎ ﻌ ﹲﻞ ﹺﺇ ﻓ ﻣّﺎ ﻭﹺﺇ ﻢ ﺳ ﺍ ﻣّﺎ ﻤ ﹸﺔ ﹺﺇ ﻠﺍﻟ ﹶﻜ
Kata bisa isim, fi’il atau huruf.
ّﻱ
ﹶﺃ
ﻱ
ّ ﹶﺃ bisa isim atau huruf : Penggunaannya sebagai isim lebih banyak
daripada sebagai huruf.
ﻱ
ّ ﹶﺃ isim digunakan untuk yang berakal dan tidak berakal, ditasydid
dan mu’rab, yaitu dirafa’kan, dinashabkan dan dijarkan sesuai
a. Isim maushul : (Dengan makna ﻦ ﻣ ,ﻱﺍّﹶﻟﺬ atau ﺎ)ﻣ dan
membutuhkan shilah, telah lewat penjelasannya pada pembahasan
isim maushul.
Contoh:
ﻪ ﻤﹶﻠ ﻋ ﺩّﻯ ﻱ ﹶﺃ
ّ ﺒﻨﹺﻲ ﹶﺃﺠ
ﻌ ﹺ ﻳ
Yaitu:
ﻪ ﻤﹶﻠ ﻋ ﺩّﻯ ﻦ ﹶﺃ ﻣ ﺒﻨﹺﻲﺠ
ﻌ ﹺ ﻳ
Mengagumkan aku siapa pun yang menunaikan pekerjaannya.
Contoh:
ﻪ ﻣ ﻣﻨﹺﻲ ﹸﺃ ﹾﻛ ﹺﺮ ﻳ ﹾﻜ ﹺﺮ ﺉ
ﻣ ﹺﺮ ﹴ ﻱ ﺍ
ّ ﹶﺃ
Siapa pun yang memuliakan aku maka aku muliakan dia.
Contoh:
ﺖ؟
ﺑ ﹾﻠﻗﹶﺎ ﺟ ﹴﻞ ﺭ ﻱ
ّ ﹶﺃ
Siapa yang engkau temui?
؟ﺴﻠﹶﺎﻡ
ّ ﺍﻟﺼﻠﹶﺎ ﹸﺓ ﻭ
ّ ﻪ ﺍﻟ ﻋﻠﹶﻴ ﻮ ﹸﻝﺮﺳّ ﺪ ﺍﻟ ﻟﻭ ﺪ ﺑﻠﹶ ﻱ
ﻲ ﹶﺃ ّﹺﻓ
Di negeri mana Rasul ‘alihish shalatu wassalam dilahirkan?
Contoh:
ﻮ ﹶﻥﻃﻨ ﺍﺎ ﺍ ﹸﳌﻮﻳﻬﹶﺃ
Wahai para warga negara!
ﺕ
ﺎﻃﻨ ﺍﺎ ﺍ ﹸﳌﻮﺘﻬﻳّﹶﺃ
Wahai para warga negara wanita!
– Adapun (ﻱ
)ﹶﺃhuruf, mabni atas sukun dan ada 3 kemungkinan:
a. Huruf nida’, telah lewat penjelasannya pada pembahasan munada.
Contoh:
ﺪ ﹶﺃ ﹾﻗﹺﺒ ﹾﻞ ﻤّ ﺤ
ﻣ ﻱ
ﹶﺃ
Wahai Muhammad, kemari!
Contoh:
ﺕ
ﺪﻟﹶﺎ ﺒﻭﺍﹾﻟ ﺕ
ﺍﻌﻠﹶﺎﻭ ﺍﹾﻟﺐ ﻭ
ﺗّﺮ ﻤ ﻱ ﹶﺍﹾﻟ
ﻪ ﹶﺃ ﻠﻤ ﻋ ﻘﹶﺎ َﺀﺎﻣ ﹸﻞ ﻟﻩ ﺍﹾﻟﻌ ﺎﺘﻘﹶﺎﺿﻳ ﺎﺟ ﹺﺮ ﹸﻛ ّﹸﻞ ﻣ ﺪ ﺑﹺﺎﹾﻟﹶﺄ ﺼ
ﻳ ﹾﻘ
ﺕ
ﻤﻜﹶﺎﻓﹶﺂ ﺍﹾﻟﻭ
36
Lihat catatan kami pada bab na’at
37
Yang benar bermakna yaitu
c. ﻱ
( ﹺﺇDengan dikasrahkan hamzah) Huruf sebelum sumpah.
Contoh:
ﷲ
ِ ﺍﻱ ﻭ
ﹺﺇ
Ya, demi Allah.
ﻢ ﻌ ﻧ, ﺑ ﹾﻞ dan ﺟ ﹾﻞ ﹶﺃ
ﺑ ﹾﻞ , ﻢ ﻌ ﻧ dan ﺟ ﹾﻞ ﹶﺃadalah huruf mabni atas sukun dan didatangkan
sebagai jawaban pertanyaan dengan ْﻞ ﻫatau hamzah.
Contoh:
؟ﺭﺱ ﺪّ ﺖ ﺍﻟ
ﻤ ﻫ ﹾﻞ ﹶﻓ ﹺﻬ
Apakah kamu paham pelajaran ini?
Contoh:
؟ﺭﺱ ﺪّ ﺖ ﺍﻟ
ﻤ ﹶﺃﹶﻓ ﹺﻬ
Tidakkah kamu paham pelajaran ini?
dengan (ﻢ
ﻌ ﻧ) ketika negatif.
Contoh:
؟ﺭﺱ ﺪّ ﻬ ﹺﻢ ﺍﻟ ﺗ ﹾﻔ ﻢ ﹶﺃﹶﻟ
Tidakkah engkau paham pelajaran in?
ﺱ
ﺭ ﺪّ ﺖ ﺍﻟ
ﻤ ﺑﻠﹶﻰ ﹶﻓ ﹺﻬ
Ya, aku paham pelajaran ini.
– ﻦ ﻜ ﻟ (dengan disukunkan nun) adalah huruf ‘athaf dan memberi
faidah istidrak (penyusulan) dan dijadikan alat athaf setelah nafi atau
nahi.
Contoh:
ﻲ ﻠﻋ ﻦ ﻜ ﺩ ﻟ ﻮﺤﻤ
ﻣ ﺮ ﻀ
ﺣ ﺎﻣ
Mahmud tidak hadir akan tetapi Ali. (Untuk istidrak setelah nafi)
ﻴّﺎﻠﻋ ﻦ ﻜ ﺍ ﻟﻤﺪّ ﺤ
ﻣ ﺮ ﺸ ﹸﻜ
ﺗ ﻟﹶﺎ
Jangan kalian berterima kasih kepada Muhammad tetapi kepada Ali.
(Untuk istidrak setelah nahi)
– ﻜﻦ
( ﻟdengan difathahkan dan nun bertasydid) termasuk saudaranya
inna dan memberi faidah istidrak. ﻦ ﻜ ﻟ masuk ke mubtada’ dan
khabar kemudian menashabkan yang pertama dan dinamakan
isimnya dan merafa’kan yang ke dua dan dinamakan khabarnya.
Contoh:
ﲑ ﻪ ﹶﻛﹺﺒ ﻌ ﻧ ﹾﻔ ﻦّ ﻜ ﻭﹶﻟ ﲑ ﻐ ﺻ
ﺏ
ﺎﻜﺘ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟ
Buku ini kecil akan tetapi manfaatnya besar.
Contoh:
ﲑ ﻪ ﹶﻛﹺﺒ ﻌ ﻧ ﹾﻔ ﻦ ﻜ ﻭﹶﻟ ﲑ ﻐ ﺻ
ﺏ
ﺎﻜﺘ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟ
Catatan:
Perlu diperhatikan bahwa kata ( )ﻣﻊtidak termasuk dari satu jenis pun
huruf. Telah terjadi perbedaan pendapat apakah ( )ﻣﻊtermasuk isim
atau huruf. Pendapat yang kuat adalah ( )ﻣﻊisim dan bukan huruf.
Dalil bahwa ia adalah isim adalah bisa ditanwin. Contoh:
ﺎﻣﻌ ﺎﺀُﻭﺍﺟ
Mereka datang secara bersama.
Kalimat dalam bahasa arab ada dua jenis: Ismiyah dan Fi’liyah.
Jumlah ismiyah adalah kalimat yang diawali oleh isim atau dhamir dan
tersusun dari mubtada’ dan khabar. 1
Contoh:
ﺮ ﺿ
ﺎﺟ ﹸﻞ ﺣ ﺮّ ﺍﻟ
Lelaki itu hadir.
ﻭ ﹶﻥﻫﺪ ﺎﻣﺠ ﻦ ﺤ
ﻧ
Kami para mujahid.
Jumlah fi’liyah adalah kalimat yang diawali oleh fi’il dan tersusun dari
fi’il dan fa’il atau fi’il dan naibul fa’il. 2
1
Susunan kalimat yang termasuk jumlah ismiyyah adalah:
1. Mubtada’ dan khabar.
2. Mubtada’ dan khabar yang dimasuki inna dan saudaranya
2
Susunan kalimat yang termasuk jumlah fi’liyah adalah:
1. Fi’il dan fa’il.
2. Fi’il dan naibul fa’il.
3. Mubtada’ dan khabar yang dimasuki kana dan saudaranya
Adapun kalimat yang tersusun dari jumlah syarat dan jawab syarat
ada yang termasuk jumlah fi’liyyah dan ada yang termasuk jumlah
ismiyyah
ﺐ
ﻟﺢ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟ ﹶﻄّﺎ ﺠ
ﻧ
Pelajar ini telah berhasil.
2. Dhamir Bariz
Contoh:
ﺎﺮﻧ ﻀ
ﺣ
Kami telah hadir.
(ﺮﺣﻀ
: Fi’il madhi mabni atas sukun, ﺎ ﻧ: Dhamir muttashil mabni atas
sukun pada posisi rafa’ fa’il)
3. Dhamir Mustatir
Contoh:
ﺮ ﻀ
ﺣ ﺟ ﹸﻞ ﺮّ ﺍﻟ
Lelaki itu telah hadir.
(ﻞ
ﺟ ﹸ ﺮّ ﺍﻟ: Mubtada’ marfu’ dengan dhammah, ﺮ ﻀ
ﺣ : Fi’il madhi mabni
atas fathah, Fa’ilnya dhamir mustatir tersiratnya ﻫﻮ, Kalimat dari fi’il
dan fa’il pada posisi rafa’ khabar mubtada’)
Contoh:
ﺢ ﺠ
ﻨﺗ ﺮﻧﹺﻲ ﹶﺃ ﹾﻥّ ﺴ
ﻳ
Menyenangkan aku engkau berhasil.
( Mashdar muawwal dari (ﺢ
ﺠ ﻨﺗ )ﹶﺃ ﹾﻥfa’il bagi fi’il ﺮﻧﹺﻲّ ﺴ
ﻳ )
Contoh:
ﻮ ﹺﺭﹶﻗ ﹲﺔ ﻣ ﺎﻧﻬﺎﺭ ﹶﺃ ﹾﻏﺼ ﺎﺷﺠ ﺍ َﻷ
Pepohonan itu ranting-rantingnya berdaun.
Contoh:
ﺢ ﺒﺴ
ﻳ ﻚ
ﻤ ﺴ
ّ ﺍﻟ
Ikan itu berenang.
ﻚ ﻤ ﺴّ ﺍﻟ:Mubtada’ marfu’ dengan dhammah.
ﺢ ﺒﺴ
ﻳ :Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah, fa’ilnya dhamir
mustatir tersiratnya ه.
Kalimat dari fi’il dan fa’il pada posisi rafa’ khabar mubtada’ yaitu
ﻚ
ﻤ ﺴ
ّ ﺍﻟ.
Catatan:
Contoh:
ﻴ ﹶﻔ ﹲﺔﻧﻈ ﻪ ﺑﺎﺛﻴ ﺟ ﹸﻞ ﺮّ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺍﻟ
Lelaki itu pakaian-pakaiannya bersih.
3
Bisa juga isim isyarah atau pengulangan mubtada’. Lihat catatan
kaki kami di bab khabar
(ﻴ ﹶﻔ ﹲﺔﻧﻈ ﻪ ﺑﺎﺛﻴ : Kalimat dari mubtada’ dan khabar pada posisi nashab
khabar)
ﺱ
ﺭ ﺪ ﻳ ﻴ ﹸﺬﺘ ﹾﻠﻤّﻰ ﺍﻟﻣﺴ ﹶﺃ
Pada waktu sore siswa itu belajar.
(ﺱ
ﺭ ﺪ ﻳ : Kalimat dari fi’il dan fa’il pada posisi nashab khabar ﻰﻣﺴ ) ﹶﺃ
Contoh:
ﻴ ﹶﻔ ﹲﺔﻧﻈ ﻪ ﺑﺎﺛﻴ ﺟ ﹶﻞ ﺮّ ﹺﺇ ّﹶﻥ ﺍﻟ
Sesungguhnya lelaki itu pakaian-pakaiannya bersih.
( ﻴ ﹶﻔ ﹲﺔﻧﻈ ﻪ ﺑﺎﺛﻴ : Kalimat dari mubtada’ dan khabar pada posisi rafa’
khabar inna ).
Contoh:
ﺱ
ﺭ ﺪ ﻳ ﻴ ﹶﺬﺘ ﹾﻠﻤّﹺﺇ ّﹶﻥ ﺍﻟ
(ﺱ
ﺭ ﺪ ﻳ : Kalimat dari fi’il dan fa’il pada posisi rafa’ khabar inna)
Contoh:
ﺪّ ﺠ
ﻣ ﹺ ﺎ ﹶﺃﻧ: ﺐ
ﻟﻗﹶﺎ ﹶﻝ ﺍﻟ ﹶﻄّﺎ
Pelajar itu berkata: “Aku serius”.
(ﺪ
ّ ﺠ
ﻣ ﹺ ﺎ ﹶﺃﻧ: Kalimat dari mubtada’ dan khabar pada posisi nashab maf’ul
bih)
Contoh:
ٌﺓﺣﺪ
ﺍﻭ ﺪ ﻳ ﻦ ﺤ
ﻧﻭ ﺪ ّﹺﻭ ﻌ ﻋﻠﹶﻰ ﺍﻟ ﺮ ﺼ
ﺘﻨﻧ
Kami menang atas musuh dalam keadaan kami bersatu.
Wawu : Wawu hal.
ﻦ ﺤ
ﻧ : Dhamir munfashil mabni atas dhammah pada posisi rafa’
mubtada’.
ﺪ ﻳ : Khabar bagi ﻦ ﺤ ﻧ marfu’ dengan dhammah.
ﺪ ﹲﺓ ﺣ ﺍ ﻭ: Na’at bagi ﺪ ﻳ marfu’ dengan dhammah.
Kalimat dari mubtada’ dan khabar pada posisi nashab hal.
Contoh:
ﺩ ﻐ ّﹺﺮ ﺗ ﺭ ﻮ ﻴﺖ ﺍﻟ ّﹸﻄ
ﻌ ﻤ ﺳ
Aku mendengar burung-burung berkicau.
ﺩ ﻐ ّﹺﺮ ﺗ : Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah, fa’ilnya dhamir mustatir
tersiratnya ﻫﻲ. Kalimat dari fi’il dan fa’il pada posisi nashab hal.
Catatan:
Kalimat tidak menjadi hal kecuali apabila shahibul hal ma’rifah.
Disyaratkan juga kalimat yang menjadi hal harus mengandung ikatan
yang mengikatnya dengan shahibul hal. Pengikat ini terkadang wawu
saja atau dhamir saja yang kembali ke shahibul hal atau wawu dan
dhamir bersamaan.
Contoh:
ﻲّ ﻘ ﻧ ﺎﺍ ُﺀﻫﻫﻮ ﺔ ﻳﺮ ﻲ ﹶﻗﻒ ﻓ
ﺼّﻴ
ﺎ ﺍﻟﻴﻨﻀ
ﹶﻗ
317 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 Nahwu - Bab 4 Jumlah – Kalimat dan Posisi I’rabnya
Kami menghabiskan musim panas di suatu desa yang udaranya
bersih.
ﻲ ﻓ: Huruf jar.
ﺔ ﻳﺮ ﹶﻗ: Majrur dengan kasrah.
ﺍ ُﺀﻫﻮ : ﺎﺍ ُﺀﻫﻫﻮ : Mubtada’ marfu’ dengan dhammah dan ﺎﻫ : Dhamir
mabni atas sukun pada posisi jar mudhaf ilaih.
ﻲّ ﻘ ﻧ : Khabar bagi ُﺍﺀﻫﻮ marfu’ dengan dhammah.
Kalimat dari mubtada’ dan khabar pada posisi jar na’at bagi ﺔ ﻳﺮ ﹶﻗ.
Contoh:
ﺩ ﻐ ّﹺﺮ ﺗ ﺍﻮﺭﺖ ﹸﻃﻴ
ﻌ ﻤ ﺳ
ﺍﻮﺭ ﹸﻃﻴ: Maf’ul bih manshub dengan fathah.
ﺩ ﻐ ّﹺﺮ ﺗ : Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah, fa’ilnya dhamir
mustatir, tersiratnya ﻫﻲ. Kalimat dari fi’il dan fa’il pada posisi nashab
n’at bagi ﺍﻮﺭﻃﻴ
ﹸ.
Catatan:
Kalimat tidak menjadi na’at kecuali apabila man’utnya nakirah.
Kalimat-kalimat setelah isim nakirah adalah sifat 4 dan setelah isim-
isim ma’rifah adalah hal. Apabila kita katakan:
ﺩ ﻐ ّﹺﺮ ﺗ ﺭ ﻮﺖ ﺍﻟ ّﹸﻄﻴ
ﻌ ﻤ ﺳ
Maka kalimat ((ُ )) ُ َ ِّ دpada posisi nashab, hal.
Adapun apabila kita katakan:
ﺩ ﻐ ّﹺﺮ ﺗ ﺍﻮﺭﺖ ﹸﻃﻴ
ﻌ ﻤ ﺳ
4
Na’at
Maka kalimat (ﺩ ﻐ ّﹺﺮ ﺗ) pada posisi nashab na’at bagi ﺍﻮﺭﻃﻴ
ﹸ.
Contoh:
ُﻴﻔﹸﻪﺣﻠ
ﺡ
ﺎﻨﺠّﺪ ﻓﹶﺎﻟّ ﺟ ﻦ ﻣ
Barang siapa bersungguh-sungguh maka keberhasilan menyertainya.
(Kalimat ( ﻪ ﻴ ﹸﻔﺣﻠ ﺡ
ﺎﻨﺠّ ) ﺍﻟyang tersusun dari mubtada’ dan khabar pada
posisi jazem, sebagai jawab syarat)
(Akan datang penjelasan tentang jawab syarat yang bersambung
dengan fa’ pada pembahasan uslub syarat di bab ke-5)
5
Bahkan ada 8 tempat di mana kalimat bisa menjadi mudhaf ilaih.
Selengkapnya bisa dilihat kitab Mughnil Labib, hlm. 481-485
Contoh:
ﻌ ﹲﺔ ﺳ ﺍﻪ ﻭ ﺎﹸﻟﻭﹶﺃﻣ ﲑ ﻩ ﹶﻛﹺﺒ ﺩ ﻮ ﻬ ﺠ
ﻣ ﺐ
ﻟﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟ ﹶﻄّﺎ
Pelajar ini semangatnya besar dan cita-citanya luas/tinggi.
Contoh:
ﻨ ﹺﺰ ﹺﻝﺖ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍ ﹶﳌ
ﺒﻫ ﹶﺫ
Aku pergi ke rumah.
(Kalimat di awal kalimat).
Contoh:
ﺐ
ﺘﻱ ﹶﻛﺎ َﺀ ﺍّﹶﻟﺬﺟ
Telah datang orang yang telah menulis.
ﺎ َﺀ ﺟ: Fi’il madhi mabni atas fathah.
ﻱ ﺍّﹶﻟﺬ: Isim maushul mabni pada posisi rafa’ fa’il.
ﺐ
ﺘ ﹶﻛ: Fi’il madhi mabni atas fathah, fa’ilnya dhamir mustatir
tersiratnya ﻫﻮ, Kalimat shilah dari fi’il dan fa’il tidak mempunyai
kedudukan dalam i’rab.
Contoh:
ﻲّ ﺣ ﻦ ﺋﺵ ﻛﹶﺎ
ﺎﺎ ﻋﺍ ُﺀ ﻣﻬﻮ ﻟﹶﻮﻟﹶﺎ ﺍﹾﻟ
Seandainya tidak ada udara niscaya semua makhluk hidup tidak akan
hidup.
(ﻲ
ّ ﺣ ﻦ ﺋﺵ ﻛﹶﺎ
ﺎﺎ ﻋﻣ adalah kalimat jawab syarat yang tidak
menjazemkan, tidak mempunyai posisi dalam i’rab)
Akan datang penjelasan tentang kalimat jawab syarat yang tidak
menjazemkan pada pembahasan uslub syarat di bab ke lima.
Contoh:
ﻙ ﻣﻠﹸﻮ ﺎﻳﻌ ﺱ
ﻨّﺎﻣ ﹺﻞ ﺍﻟ ﺎﺗﻌ ﺎﻛﹶﻴ ﹶﻔﻤ
Bagaimanapun kamu memperlakukan manusia maka begitulah
mereka memperlakukan kamu.
(ﻙ
ﻣﻠﹸﻮ ﺎﻳﻌ : Kalimat jawab syarat yang menjazemkan, tidak mempunyai
kedudukan dalam i’rab)
5. Kalimat sisipan.
Contoh:
ﻨ ﹰﺔﺴ
ﺣ ﻭ ﹰﺓ ﺪ ﷲ – ﹸﻗ
ُ ﻪ ﺍ ﻤ ﺣ ﺭ – ﻛﹶﺎ ﹶﻥ
Beliau –rahimahullah– adalah suri tauladan yang baik.
(ﷲ
ُﺍ ﻪ ﻤ ﺣ ﺭ : Kalimat sisipan tidak mempunyai kedudukan dalam i’rab)
6. Kalimat penafsiran.
Contoh:
ﻪ ﺗﺮ ﺘ ﹶﻘﺣ ﺍ ﻱ
ﺍ ﹶﺃﺰﺭ ﺷ ﻪ ﺕ ﹺﺇﻟﹶﻴ
ﺮ ﻧ ﹶﻈ
Aku melihatnya dengan sikap menghina, yaitu aku menghinakannya.
(ﻪ ﺗﺮ ﺘ ﹶﻘﺣ
ﺍ : Kalimat penafsiran tidak mempunyai kedudukan dalam i’rab)
Contoh:
ﻡ ﺎﺖ ﺍﻟ ّﹶﻄﻌ
ﻭﹾﻟ ﺎﺗﻨﻭ ﻨ ﹺﺰ ﹺﻝﻤ ﺖ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟ
ﺒﻫ ﹶﺫ
Aku pergi ke rumah dan mengambil makanan.
(ﻡ ﺎﻄﻌ
ﺍﻟ ّﹶ ﺖ
ﻭﹾﻟ ﺎﺗﻨ : Kalimat setelah kalimat yang tidak mempunyai i’rab)
Dalam bahasa arab terdapat sebagian uslub1 dan bentuk kalimat yang
mempunyai tekstur yang khusus, uslub-uslub ini adalah: Uslub syarat
– Uslub qasam – Uslub madh wa dzam – Uslub ta’ajjub – Uslub ighra’
wa tahdzir – Uslub ikhtishash – Uslub istighatsah – Uslub Istifham.
Perangkat-perangkat Syarat:
ﻱ
ﺎ – ﹶﺃﺎ – ﻛﹶﻴ ﹶﻔﻤﻴﹸﺜﻤﻰ – ﺣﺎ – ﹶﺃﻧﻨﻤﻦ – ﺃﹶﻳ ﺎ ﹶﻥ – ﺃﹶﻳﻰ – ﹶﺃﻳﻣﺘ – ﺎﻬﻤ ﻣ – ﺎﻦ–ﻣ ﻣ – ﺇ ﹾﻥ
Telah lewat penjelasan tentang perangkat-perangkat ini dan
penjelasan i’rabnya pada fi’il mudhari’ majzum.
1
Gaya bahasa
Contoh:
ﻲ ﻔ ﺸ
ﺾ ﹶﻟ
ﺞ ﺍ ﹶﳌﺮﹺﻳ ﻟﻮ ﻋ ﻮ ﹶﻟ
Seandainya orang sakit itu diobati, niscaya ia sudah sembuh.
(Jawabnya bersambung dengan lam karena madhi positif)
ﻮﻟﹶﺎ ﹶﻟ dan ﺎﻮﻣ ﹶﻟ: Keduanya huruf imtina’ liwujud (yaitu terhalangnya
jawab karena adanya syarat). Setelah ﻟﹶﻮﻟﹶﺎdan ﺎ ﻟﹶﻮﻣselalu isim marfu’
sebagai mubtada’, khabarnya dihapus secara wajib, jawab ﻟﹶﻮﻟﹶﺎdan ﺎﻟﹶﻮﻣ
2
Apabila jawabnya madhi positif, biasanya diberi lam, tetapi boleh
juga tanpa lam. Contoh: ﺎﺎﺟﻩ ﹸﺃﺟ ﺎﻌ ﹾﻠﻨ ﺟ
ﺎ ُﺀﻧﺸ ﻮ ( ﹶﻟQS. Al Waqi’ah: 70).
Adapun apabila jawabnya negatif, maka kebalikannya. (Mughnil
Labib, hlm. 300).
Contoh:
ﻪ ﻓﹸﺌﺴﹸﺄﻛﹶﺎ
ﻭ ﹸﻝ ﹶﻓ ﺎ ﺍﹾﻟﹶﺄﻦ ﹶﺃﻣ ﻴﺤ
ﺎ ﹺﺟﻊ ﺍﻟﻨ ﻴﺟﻤ ﻨ ﹸﺊﻫ ﻲ ﹸﺃﹺﺇﻧ
Saya mengucapkan selamat kepada segenap yang lulus, adapun yang
juara pertama, akan saya beri hadiah.
ﹺﺇﺫﹶﺍ: Zharaf bagi waktu yang akan datang. Tidak diiringi kecuali oleh fi’il
yang nampak atau tersirat dan kalimat setelah ﹺﺇﺫﹶﺍ pada posisi jar
mudhaf ilaih.
3
Kalimat yang mengandung keharaman
4
Rincian. Dalam kitab aslinya tertulis huruf tafdhil, mungkin ini salah
cetak. Disebutkan dalam kitab Mughnil Labib, hlm. 67, bahwa ini
adalah huruf syarat, tafshil, dan taukid
ﻪ ﺤ
ﺼ
ﻨﻤ ﹾﻞ ﹺﺑ ﻋ ﻚ ﻓﹶﺎ
ﺢ ﹶﻟ ﺼ
ﻧ ﺐ
ﻴﹺﺇﺫﹶﺍ ﺍﻟ ﱠﻄﹺﺒ
Apabila dokter menasihatimu, maka turuti nasehatnya. (Fi’il tersirat) 5
ﺎ ﹶﻟﻤdan ﺎ ﹸﻛﱠﻠﻤ: Dua zharaf untuk madhi dan tidak disertai kecuali oleh
fi’il madhi.
Contoh:
ﺎﻣﺮﹺﻳﻀ ﻪ ﺗﺪ ﺟ ﻭ ﻪ ﺖ ﹺﺇﻟﹶﻴ
ﺒﻫ ﺎ ﹶﺫﹶﻟﻤ
Ketika aku pergi menemuinya, aku dapati ia sedang sakit.
5
Kalimat asalnya adalah: ﻪ ﺤ
ﺼ
ﻨﹺﺑ ﻤ ﹾﻞ ﻋ ﻚ ﻓﹶﺎ
ﺐ ﹶﻟ
ﻴﺢ ﺍﻟ ﱠﻄﹺﺒ ﺼ
ﻧ ﹺﺇﺫﹶﺍ, kemudian
fi’il (ﺢ
ﺼ ﻧ) dihapus dan digantikan oleh (ﺢ ﺼ ﻧ) yang terletak setelah
(ﺐ
ﻴ )ﺍﻟ ﱠﻄﹺﺒyang i’rabnya sebagai fa’il (bukan mubtada’) bagi fi’il yang
dihapus. Maka jadilah seperti contoh di atas (Syarah Syudzur adz
Dzahab, hlm. 160-161).
6
Selengkapnya: ﻢﺮﺗ ﺒﻜ
ﺘ ﹾﺳ ﺍ ﻢ ﺴ ﹸﻜ
ﻧ ﹸﻔﻯ ﹶﺃﻬﻮ ﺗ ﺎ ﻟﹶﺎﻮ ﹲﻝ ﹺﺑﻤﺳﻢ ﺭ ﺎ َﺀ ﹸﻛﺎ ﺟﹶﺃﹶﻓ ﹸﻜﱠﻠﻤ
326 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 Nahwu - Bab 5 Uslub-Uslub Nahwu
Bersambungnya jawab syarat dengan fa’
Pada asalnya jawab syarat tidak bersambung dengan fa’, hanya saja
wajib menyambung dengan fa’ (sama saja apakah perangkat syarat
termasuk yang menjazemkan atau tidak menjazemkan) apabila jawab
syaratnya:
ﻢ ﺐ ﹶﻟ ﹸﻜ
ﻟﷲ ﹶﻓﻠﹶﺎ ﻏﹶﺎ
ُ ﻢ ﺍ ﺮ ﹸﻛ ﺼ
ﻨﻳ ﹺﺇ ﹾﻥ
Apabila Allah menolong kalian, tidak ada yang bisa mengalahkan
kalian. (Jawab syarat jumlah ismiyah negatif)
ﻲﺒﺘﺤ
ﻣ ﺎ ﹶﻝﺗﻨ ﻦ ﻣﺮﹺﻱ ﹶﻓﹶﻠ ﺖ ﹶﺃ
ﻴ ﺼ
ﻋ ﹺﺇ ﹾﻥ
Apabila engkau membangkang perintahku, maka engkau tidak akan
memperoleh cintaku.
ﻚ
ﺗﻣﻜﹶﺎﹶﻓﹶﺄ ﻦ ﻋ ﻊ ﺘﹺﻨﻣ ﺎ ﹶﺃﺪ ﹶﻓﻤ ﺘ ﹺﻬﺠ
ﺗ ﹺﺇ ﹾﻥ
Apabila engkau bersungguh-sungguh, maka aku tidak akan menolak
untuk memberimu hadiah.
ﻪ ﻭ ﹶﻃﹺﻨ ﺎ َﺀ ﹺﺇﻟﹶﻰﺪ ﹶﺃﺳ ﻪ ﹶﻓ ﹶﻘ ﻠﻤ ﻋ ﻲﻤ ﹶﻞ ﻓ ﻫ ﻦ ﹶﺃ ﻣ
Barangsiapa melalaikan pekerjaannya, maka ia telah berbuat jelek
kepada tanah airnya.
ﻡ ﺪ ﻨﻳ ﻑ
ﻮﺱ ﹶﻓﺴ
ﺎﻢ ﺍﻟﻨ ﻦ ﹶﻇﹶﻠ ﻣ
Barangsiapa menzalimi manusia, maka ia akan menyesal.
7
Hanya ada madhinya saja, atau mudhari’nya saja atau amrnya saja
Contoh:
ﺢ ﺠ
ﻨﻳ ﻑ
ﻮ ﺴ
ﻤ ﹾﻞ ﹶﻓ ﻌ ﻳ ﻦ ﻣ
(ﺢ
ﺠ ﻨﻳ : Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah, fa’ilnya dhamir
mustatir tersiratnya ( ) ﻫﻮ. Kalimat dari fi’il dan fa’il pada posisi jazem,
jawab syarat)
Contoh:
ﺎﺣ ﱠﻘﻨ ﻊ ﻴﻳﻀ ﻦ ﷲ ﹶﻟ
ِ ﺍﻭ
Demi Allah, Dia tidak akan menyia-nyiakan hak kita.
a. Perangkat qasam
Perangkat qasam adalah: Wawu – Ba’ – Ta’
Semuanya huruf jar yang memajrurkan isim setelahnya (Ta’ tidak
masuk ke selain lafdzul jalalah ()ﺍﷲ.
b. Muqsam bih
Muqsam bih biasanya lafdzul jalalah ( )ﺍﷲatau sebagian lafadz yang
biasa digunakan sebagai muqsam bih, misalnya: ﻚ
ﺎﺗﺣﻴ ,ﻚ
ﺣ ﹼﻘ dan
8
seterusnya.
c. Jawab qasam
Jawab qasam bisa jumlah ismiyah atau jumlah fi’liyah.
Contoh:
ﺏ
ﻮ ﺒﺤ
ﻤ ﻴ ﹺﺮ ﹶﻟﳋ
ﻋ ﹶﻞ ﺍ ﹶ ﷲ ﹺﺇ ﱠﻥ ﻓﹶﺎ
ِ ﺍﻭ
Atau:
ﺏ
ﻮ ﺒﺤ
ﻣ ﻴ ﹺﺮﳋ
ﻋ ﹶﻞ ﺍ ﹶ ﷲ ﹺﺇ ﱠﻥ ﻓﹶﺎ
ِ ﺍﻭ
Demi Allah, sesungguhnya pelaku kebaikan disukai.
8
Secara bahasa arab boleh tetapi secara syar’i terlarang. Sumpah
hanya boleh dengan nama atau sifat Allah
Contoh:
ﺮ ﺼ
ﻦ ﺍ ﹸﳌ ﹶﻘ ﺒﺳ ﺎﷲ ﹶﻟﹸﺄﺣ
ِ ﺍﻭ
Demi Allah, aku akan memberi perhitungan kepada yang lalai.
Adapun apabila jawab qasam negatif, maka tidak diberi taukid, sama
saja apakah jumlah ismiyah atau fi’liyah.
Contoh:
ﺓ ﺮ ﺑﺡ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﺑﹺﺎ ﹸﳌﺜﹶﺎ
ﺎﻧﺠ ﻚ ﻟﹶﺎ
ﺣ ﱢﻘ ﻭ
Demi hakmu, tidak akan berhasil kecuali dengan ketekunan.
ﻙ ﺩ ﻮﺠﻬ
ﻣ ﻊ ﻴﻳﻀ ﺎﷲ ﻣ
ِ ﺍﻭ
Demi Allah, Dia tidak akan menyia-nyiakan kesungguhanmu.
Contoh:
ﺢ ﺠ
ﻨﺗ ﷲ
ِ ﺍﻤ ﹶﻞ ﻭ ﻌ ﺖ ﺍﻟ
ﻨﺗ ﹶﻘﹺﺇ ﹾﻥ ﹶﺃ
Apabila engkau teliti dalam pekerjaanmu, maka demi Allah engkau
akan berhasil.
(ﺢ
ﺠ ﻨﺗ : Majzum karena fi’il syarat yang mendahului qasam)
ﻦ ﺤ
ﺠ
ﻨﺘﻤ ﹶﻞ ﹶﻟ ﻌ ﺖ ﺍﻟ
ﻨﺗ ﹶﻘ ﷲ ﹺﺇ ﹾﻥ ﹶﺃ
ِ ﺍﻭ
Demi Allah, apabila engkau teliti dalam pekerjaanmu, maka engkau
akan berhasil.
( ﻦ ﺤ
ﺠ
ﻨﺘﹶﻟ : Diberi taukid dengan lam dan nun karena qasam
mendahului syarat)
Contoh:
ﻭﻤﺮ ﻋ ﺢ ﺗﻢ ﺍﻟﻔﹶﺎ ﻌ ﹺﻧ
Sebaik-baik penakluk adalah Amr.
Berikut ini penjelasan ringkas bagi setiap rukun uslub madh dan
dzam.
1. Fi’il (ﻢ
ﻌ ﹺﻧatau ﺲ
) ﹺﺑﹾﺌ
– (ﻢ
ﻌ )ﹺﻧadalah fi’il jamid (yaitu tidak ada mudhari’ dan amrnya) dan
menunjukkan kepada madh (pujian).
– (ﺲ
)ﹺﺑﹾﺌadalah fi’il jamid yang menunjukkan kepada dzam (celaan).
Contoh:
ﻮ ﹶﻃ ﹺﻦ ﺐ ﺍﻟ
ّ ﺣ ﺼ ﹶﻔ ﹸﺔ
ّ ﻢ ﺍﻟ ﻌ ﹺﻧ
Atau:
ﻮ ﹶﻃ ﹺﻦ ﺐ ﺍﻟ
ّ ﺣ ﺼ ﹶﻔ ﹸﺔ
ّ ﺖ ﺍﻟ
ﻤ ﻌ ﹺﻧ
Sebaik-baik sifat adalah cinta tanah air. 10
9
Tidak menerima dhamir rafa’ muttashil
10
Maknanya tidak tepat
{ﻥ
ﺎﺍ ِﻹﳝ ﺪ ﻌ ﺑ ﻕ
ﻮﻢ ﺍﻟ ﹸﻔﺴ ﺳ ﺲ ﺍﻻ
} ﹺﺑﹾﺌ
“Sejelek-jelek nama panggilan adalah nama kefasikan padahal ia
beriman” (Al Hujurat: 11)
(ﻢ
ﺳ ﺍﻻ: Fa’il bagi ﺲ
ﹺﺑﹾﺌmarfu’ dengan dhammah)
Contoh:
ُﺴ ﹺﺮﻗﹶﺔ
ّ ﺍﻟ ﻌ ﹸﻞ ﺗ ﹾﻔ ﺎﺲ ﻣ
ﹺﺑﹾﺌ
Sejelek-jelek yang engkau perbuat adalah pencurian.
(ﺎ ﻣ: Isim maushul mabni atas sukun padaa posisi rafa’ fa’il bagi ﺲ
)ﹺﺑﹾﺌ
Yang dikhususkan oleh madh atau dzam adalah isim yang ditujukan
untuk dipuji atau diceca dan selalu dii’rab sebagai mubtada’. Kalimat
dari fi’il madh atau dzam dan fa’ilnya sebagai khabar.
Contoh:
ﺏ
ﺎﻜﺘ ﻖ ﺍﹾﻟ ﻳﺼﺪ
ّ ﻢ ﺍﻟ ﻌ ﹺﻧ
Sebaik-baik teman adalah kitab.
(ﺏ
ﺎﻜﺘ ﺍﻟ
: Mubtada’ marfu’ dengan dhammah, kalimat dari ﻢ ﻌ ﹺﻧ dan
fa’ilnya ﻖ
ﻳﺼﺪ
ّ ﺍﻟpada posisi rafa’ khabar muqaddam)
Boleh mengedepankan isim yang dikhususkan atas fi’il.
Contoh:
ﻖ ﻳﺼﺪ
ّ ﻢ ﺍﻟ ﻌ ﺏ ﹺﻧ
ﺎﻜﺘ ﺍﻟ
Ketika demikian isim tersebut dii’rab sebagai mubtada’ dan kalimat
setelahnya sebagai khabar.
Contoh:
ﻕ
ﺒﺬﹶﺍ ﺍﻟّﹺﻨﻔﹶﺎّﺣ ﻟﹶﺎ
Sejelek-jeleknya adalah kemunafikan.
ﻟﹶﺎ: Huruf nafi.
ﺐ
ّ ﺣ : Fi’il madhi jamid.
ﺫﹶﺍ: Isim isyarah mabni pada posisi rafa’ fa’il.
ﻕ
ﺍﻟّﹺﻨﻔﹶﺎ: Yang dikhususkan dengan dzam mubtada’ marfu’, kalimat dari
fi’il (ﺐ ّ ﺣ ) dan fa’il ( ) ﺫﹶﺍpada posisi rafa’ khabar muqaddam.
Contoh:
َﺎﺀﺴﻤ
ﺍﻟ ﻤ ﹶﻞ ﺟ ﺎ ﹶﺃﻣ
Betapa indahnya langit ini.
(ﺎ ﻣ: Isim nakirah dengan makna sesuatu yang agung, mabni atas
sukun pada posisi rafa’ mubtada’. ﻤ ﹶﻞ ﺟ ﹶﺃ : Fi’il mdhi, fa’ilnya dhamir
mustatir wujuban tersiratnya ﻫﻮ, kalimat dari fi’il dan fa’il khabar ﺎ)ﻣ
ﺎ َﺀﺴﻤ
ﺍﻟ: Maf’ul bih manshub dengan fathah.
Atau:
ﺎ ِﺀﺴﻤ
ﻤ ﹾﻞ ﺑﹺﺎﻟ ﺟ ﹶﺃ
Betapa indahnya langit ini.
11
Berbentuk aktif
(ﻞ
ﻤ ﹾ ﺟ ﹶﺃ: Fi’il madhi dalam bentuk amr, mabni atas fathah yang tersirat.
ﺎ ِﺀﺴﻤ
ﺑﹺﺎﻟ: Ba’ huruf jar tambahan, ﺎ ِﺀﺴﻤ
ﺍﻟ: Fa’il marfu’ dengan dhammah
yang tersirat pada hamzah)
Contoh:
ﺍﻣﺮ ﺍ ِﺀﺪﻭ ﻮ ﹶﻥ ﺍﻟ ﺐ ﹶﻛ
ﻌ ﺻ
ﺎ ﹶﺃﻣ
Betapa sulitnya keadaan obat yang pahit.
(Fi’il naqish)
ﺶ
ﺮ ﺍﳉﹶﻴ ﺼ
ﺘﻨﻳ ﻉ ﹶﺃ ﹾﻥ
ﻭ ﺭ ﺎ ﹶﺃﻣ
Betapa megahnya kemenangan tentara itu.
(Fi’il bukan tsulatsi)
ﺩ ﺍﻟﻠﹶﻴ ﹺﻞ ﺍﺳﻮ ﺪ ﺷ ﺎ ﹶﺃﻣ
Betapa pekatnya malam.
(Sifat berwazan ﻞ
ﻌ ﹸ ﹶﺃ ﹾﻓyang muannatsnya ﻌﻠﹶﺎﺀ ) ﹶﻓ
Contoh:
ﻣ ﹸﻞ ﺎﻕ ﺍﻟﻌ
ﺪ ﺼ
ﻳ ﺮ ﹶﺃﻟﱠﺎ ﺿ
ﺎ ﹶﺃﻣ
Betapa merugikannya apabila pekerja tidak jujur.
(Fi’il dinafikan)
ﻖ ﳊ
ﻳﻘﹶﺎ ﹶﻝ ﺍ ﹶ ﻤ ﹶﻞ ﹶﺃ ﹾﻥ ﺟ ﺎ ﹶﺃﻣ
Betapa indahnya apabila kebenaran itu diucapkan.
(Fi’il mabni majhul)
Sama sekali tidak bisa membuat ta’ajjub dari fi’il jamid ( ﺲ
ﻰ – ﻟﹶﻴﻋﺴ
ﺲ
ﻢ – ﹺﺑﹾﺌ ﻌ ) – ﹺﻧ
Catatan:
Ta’ajjub juga mempunyai shighah yang bukan qiyasi 12.
Contoh:
ﷲ
ِ ﺎ ﹶﻥ ﺍﺒﺤﺳ
Subhanallah.
ﻩ ﺭ ﺩ ﻪ ﻠﻟ
Betapa hebatnya dia.
ﺑ ﹶﻄ ﹴﻞ ﻦ ﻣ ﻪ ﺎ ﹶﻟﻳ
Betapa hebatnya dia sebagai pahlawan.
12
Tidak beraturan
Contoh:
ﻢ ﻌ ﹾﻠ ﺗﹶﻠﻘﱢﻲ ﺍﻟﺐ – ﹶﺃ
ﻟﺎ – ﺍﻟﻄﱠﺎﹶﺃﻧ
Aku –pelajar- menuntut ilmu.
ﻮ ﹶﻃ ﹺﻦ ﻋ ﹺﻦ ﺍﹾﻟ ﻊ ﻓﺍﻧﺪ – ﺩ ﻮ ﻨﳉ
ﻦ – ﺍ ﹸ ﺤ
ﻧ
Kami –para tentara- membela tanah air.
Catatan:
Terkadang isim yang dikhushuskan adalah lafadz (ﺎﻳﻬ ﹶﺃatau ﺎﺘﻬﻳ)ﹶﺃ
setelahnya isim zhahir marfu’. Lafadz (ﻱ
ﹶﺃatau ﺖ
ﻳ)ﹶﺃ dii’rab
sebagai makhshush mabni atas dhammah pada posisi nashab dan isim
setelahnya sebagai na’at marfu’.
Contoh:
ﻰﺮﺿ ﻤ ﺞ ﺍﹾﻟ ﻟﺎﻧﻌ– ﺒﺎ ُﺀﻃ ﺎ ﺍﹾﻟﹶﺄﻳﻬﺎ – ﹶﺃﻧﻨﹺﺇ
Kami –para dokter- mengobati para pasien.
(ﻱ
ﹶﺃ : Makhshush mabni atas dhammah pada posisi nashab, ﺎﻫ :
Tambahan – ﺎ ُﺀﻃﺒ
ﺍ َﻷ: Na’at marfu’ dengan dhammah)
Contoh:
ﻕ
ﺪ ﺼ
ﻕ ﺍﻟ
ﺪ ﺼ
ﺍﻟ
Tetapilah kejujuran, kejujuran!
(ﻕ
ﺪ ﺼ
ﺍﻟyang pertama adalah maf’ul bih bagi fi’il yang dihapus,
tersiratnya ﻕ
ﺪ ﺼ
ﺍﻟ ,ﻡ ﺰ ﺍﹾﻟ ke dua sebagai taukid lafdzhi manshub)
Contoh:
ﻕ
ﺪ ﺼ
ﺍﻟ
Tetapilah kejujuran!
ﺏ
ﺬ ﺍﻟ ﹶﻜ
Hati-hati dari kedustaan!
Contoh:
ﺹ
ﺧﻠﹶﺎ ﺍ ِﻹﻕ ﻭ
ﺪ ﺼ
ﺍﻟ
Tetapilah kejujuran dan keikhlasan!
ﻧ ﹶﺔﺎﳋﻴ
ﺍﻕ ﻭ
ﻨﻔﹶﺎﺍﻟ
Hati-hati dari kemunafikan dan pengkhianatan!
Catatan:
Tahdzir mempunyai bentuk ke-4, yaitu muhadzdar minhu disebutkan
setelah lafadz (ﺎ )ﹺﺇﻳtanpa di’athafkan atau di’athafkan dengan wawu
atau dimajrurkan dengan ﻦ
ﻣ .
Contoh:
ﻭ ﹶﻥ ﺎﺘﻬﻙ ﺍﻟ ﺎﹺﺇﻳ
ﻭ ﹶﻥ ﺎﺘﻬﺍﻟﻙ ﻭ ﺎﹺﺇﻳ
ﻥ ﻭ ﺎﺘﻬﻦ ﺍﻟ ﻣ ﻙ ﺎﹺﺇﻳ
Hati-hati dari sikap meremehkan!
ﺎ ﹺﺇﻳ: ﻙ ﺎ ﹺﺇﻳ: Maf’ul bih mabni pada posisi nashab bagi fi’il yang dihapus,
Kaf huruf khithab.
ﻭ ﹶﻥ ﺎﺘﻬﺍﻟ ﻭ: Wawu huruf ‘athaf – ﻭ ﹶﻥ ﺎﺘﻬ ﺍﻟ: Maf’ul bih bagi fi’il yang
Uslub istighatsah adalah salah satu uslub nida’ yang digunakan untuk
meminta jalan keluar dari kesusahan.
Contoh:
ﻦ ﻴﺎﱢﻟﻠﻀﺫ ﻟ ﻧﻘﹶﺎﺎ ﹺﻝ ﺍﹾﻟﹺﺈﺎ ﹶﻟ ﹺﺮﺟﻳ
Wahai tim SAR, tolonglah orang-orang yang tersesat!
Catatan:
13
Yang dimintai tolong
14
Yang diminta untuk ditolong
Contoh:
ﺐ
ﺠ ﹺ
ﻌ ﺎ ﹶﻟ ﹾﻠﻳ
Betapa mengherankan!
ﻮ ﹺﺭﺰﻫ ﺎ ﹺﻝ ﺍﻟﺠﻤ
ﺎ ﹶﻟﻳ
Betapa indahnya bunga-bunga ini!
Pada kondisi ini mustaghats lah dihapus dan uslub ini
dinamakan uslub nida’ ta’ajjubi(telah lewat penjelasannya pada
pembahasan munada).
Contoh:
ﺎﻥﹸ؟ﺘﺤﻣ ﺎﻰ ﺍﹾﻟﻣﺘ
Kapan ujian?
Uslub ini mempunyai beberapa perangkat yang dinamakan perangkat
istifham. Semua istifham membutuhkan jawaban.
1. Huruf istifham
Huruf istifham ada dua, yaitu: ﻞ
ﻫ ﹾ dan hamzah.
(ﻞ
ﻫ ﹾ ) : Untuk menanyakan kandungan kalimat yang posistif, jawabnya
dengan (ﻢ
ﻌ ﻧ) ketika positif dan ( )ﻻketika negatif.
Contoh:
؟ﺎﺏﻜﺘ ﺕ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟ
ﺮﹾﺃ ﻫ ﹾﻞ ﹶﻗ
Apakah engkau sudah membaca buku ini?
(Jawabannya ﻢ
ﻌ ﻧ atau ) ﻻ.
Contoh:
ﺎ؟ﻠﻴﻋ ﻡ ﺍ ﹶﺃﻤﺪ ﺤ
ﻣ ﺖ
ﺭﺃﹶﻳ ﹶﺃ
Apakah engkau melihat Muhammad atau Ali?
(Jawabannya: (Muhammad) atau (Ali) )
Contoh:
؟ﺎﺏﻜﺘ ﺮﹾﺃ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟ ﺗ ﹾﻘ ﻢ ﹶﺃﹶﻟ
Apakah engkau belum membaca buku ini?
(Jawabannya ﺑﻠﹶﻰ atau ﻢ ﻌ ﻧ )
2. Isim Istifham
Contoh:
؟ﺭﺓ ﺮ ﺤ
ﻤ ﺽ ﺍﹾﻟ
ﺭ ﹺ ﻋﻠﹶﻰ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﻢ ﻌﹶﻠ ﻊ ﺍﹾﻟ ﺭ ﹶﻓ ﻦ ﻣ
Siapa yang mengibarkan bendera di atas bumi yang dimerdekakan?
ﺎ ﻣ: Untuk yang tidak berakal.
Contoh:
ﺎ؟ﺗﻬﺮﹾﺃ ﻲ ﹶﻗﺺ ﺍﱠﻟﺘ
ﺼ
ﻲ ﺍﻟ ﹶﻘ ﻫ ﺎﻣ
Apa kisah-kisah yang telah engkau baca?
ﻰﻣﺘ : Untuk waktu.
Contoh:
؟ﺮﺕ ﻀ
ﺣ ﻰﻣﺘ
Kapan engkau hadir?
ﻦ ﺃﹶﻳ: Untuk tempat.
Contoh:
Contoh:
؟ﺮﹾﺃﺕ ﺎ ﹶﻗﺎﺑﻛﺘ ﻢ ﹶﻛ
Berapa kitab yang telah engkau baca?
ﻒ
ﻛﹶﻴ: Untuk keadaan.
Contoh:
؟ﻳﺪﺎ َﺀ ﺯﻒ ﺟ
ﻛﹶﻴ
Bagaimana cara Zaid datang?
ﻱ
ﹶﺃ: Sesuai mudhaf ilaihnya.
Contoh:
؟ﺠﺢ
ﻧ ﺐ
ﻟ ﹴﻱ ﻃﹶﺎ
ﹶﺃ
Pelajar mana yang lulus?
Jawaban atas pertanyaan dengan perangkat-perangkat ini adalah
memastikan sesuatu yang ditanyakan.
Isim-isim istifham semuanya mabni (kecuali ﻱ
ﹶﺃ ) dii’rab sesuai
kedudukannya dalam kalimat.
Contoh:
؟ﺼﺮ
ﻣ ﺢ ﺘﻦ ﹶﻓ ﻣ
Siapa yang menaklukkan Mesir?
(ﻦ
ﻣ : Isim istifham mabni pada posisi rafa’ mubtada’)
15
Zagazig adalah sebuah kota di delta Sungai Nil
Catatan:
1. Perangkat-perangkat istifham selalu berada di awal kalimat
(sebagaimana pada contoh-contoh yang telah lewat) dan tidak
boleh didahului kecuali oleh huruf jar atau mudhaf.
Contoh:
ﻚ ﻫﺬﹶﺍ؟
ﻦ ﹶﻟ ﻦ ﺃﹶﻳ ﻣ
Dari mana engkau mendapatkan ini?
(Isim istifham didahului oleh huruf jar)
؟ﻣﻦ ﻨ ﹺﺰ ﹸﻝﻣ
Rumah siapa?
(Isim istifham didahului oleh mudhaf)
Apabila huruf jar masuk ke isim istifham (ﺎ)ﻣ, maka alifnya dihapus.
Contoh:
Contoh:
ﻙ؟
ﺪ ﻨ ﻋ ﻦ ﺫﹶﺍ ﻣ
Siapa di sisimu?
(ﺫﹶﺍ ﻦ ﻣ : Isim istifham mabni atas sukun pada posisi rafa’ mubtada’ –
ﻙ ﺪ ﻨﻋ : Zharaf khabar)
Terkadang kata (ﻱ )ﺍﱠﻟﺬdiletakkan setelah (ﺫﹶﺍ ﻦ ﻣ ) dan (ﺎﺫﹶﺍ)ﻣ.
Pada keadaan seperti ini (ﻱ )ﺍﱠﻟﺬdii’rab sebagai khabar mubtada’ dan
kalimat setelahnya sebagai shilah maushul.
Contoh:
ﺎ َﺀ؟ﺟ ﻱﻦ ﺫﹶﺍ ﺍﱠﻟﺬ ﻣ
Siapa yang datang itu?
(ﺫﹶﺍ ﻦ ﻣ : Isim istifham mabni pada posisi rafa’ mubtada’ – ﻱ ﺍﱠﻟﺬ: Isim
maushul mabni pada posisi rafa’ khabar mubtada’ – ﺎ َﺀ ﺟ: Fi’il madhi,
fa’ilnya dhamir mustatir tersiratnya ﻫﻮdan kalimat sebagai shilah
maushul)
ﺶ ِﺀ
ﻨﺐ ﺍﻟ
ﻳ ﹺﻬﺬ ﺗ ﻦ ﻋ ﺎﻫﻤ ﻛﻠﹶﺎ ﻥ ﺎﺑﻴﺮ ﺴﹶﺄ ﹸﻝ ﺍ ﹸﳌ
ﻳ
Kedua guru itu ditanya tentang pendidikan generasi muda.
ﻥ ﺎﺑﻴﺮ ﺍ ﹸﳌ: Naibul Fa’il marfu’ dengan alif karena mutsanna.
ﻛﻠﹶﺎ : Taukid bagi isim marfu’, marfu’ dengan alif karena mulhaq
dengan mutsanna.
351 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 Nahwu - Bab 6 Contoh-Contoh I’rab
ﻣ ﹸﺔ ﺖ ﺍ ُﻷ
ﻬﹶﻠ ﹶﻜ ﺩ ﹶﻟ ﺎﺗﺤﻻ ﻟﹶﻮﻟﹶﺎ ﺍ
Seandainya tidak ada persatuan, niscaya umat manusia telah binasa.
ﺩ ﺎﺗﺤﻻ ﺍ : Mubtada’ marfu’ dengan dhammah, khabarnya dihapus
ﻲﺎﻋﺼﻨ
ﺎ ﺍﻟﺟﻨ ﺎﻧﺘﺪ ﹺﺇ ﻳﺰﹺﻳ ﺮ ﹶﺃ ﹾﻥ ﺘ ﹶﻈﻨﻳ
Ditunggu pertambahan produksi industri kita.
ﲔ
ﻌ ا ﹸﳌ: Fa’il bagi ﻢ ﻌ ﹺﻧmarfu’ dengan dhammah.
ﻮ ﹶﺃﺧ: Makhshush dengan madh, mubtada’ muakhkhar marfu’ dengan
wawu karena termasuk asma’ khamsah, kalimat dari fi’il dan fa’il
khabar muqaddam (boleh pula ﻮﹶﺃﺧ dii’rab sebagai khabar bagi
mubtada’ yang dihapus)
ﺕ
ﻴﺌﹶﺎﺴ
ﻦ ﺍﻟ ﺒﻫ ﻳ ﹾﺬ ﺕ
ﺎﺴﻨ
ﳊﹺﺇ ﱠﻥ ﺍ ﹶ
“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan bisa menghapuskan kejelekan-
kejelekan” (Hud: 114)
ﺕ
ﺎﺴﻨ
ﳊﺍﹶ : Isim inna manshub dengan kasrah karena jama’ muannats
salim.
ﺕ
ﻴﺌﹶﺎﺴ
ﺍﻟ: Maf’ul bih manshub dengan kasrah karena jama’ muannats
salim.
ﺍﺴﺮ
ﻳ ﺴ ﹺﺮ
ﻌ ﻊ ﺍﻟ ﻣ ﹺﺇ ﱠﻥ
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Asy Syarh: 6)
ﺍﺴﺮ
ﻳ : Isim Inna muakhkhar manshub dengan fathah – Khabarnya
ﺍﻳﺮﻧﺬﻭ ﺍﺸﲑ
ﺑ ﻖ ﳊ
ﻙ ﺑﹺﺎ ﹶ ﺎﺳ ﹾﻠﻨ ﺭ ﺎ ﹶﺃﹺﺇﻧ
353 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 Nahwu - Bab 6 Contoh-Contoh I’rab
“Sesungguhnya Kami mengutusmu dengan kebenaran, sebagai
pemberi kabar gembira dan sebagai pemberi peringatan” (Al Baqarah:
119)
ﲔ
ﻤ ﺎﹶﻟﺏ ﺍﻟﻌ
ﺭ ﷲ
ِ ﺪ ﻤ ﳊ
ﻴ ﹺﻢ – ﺍ ﹶﺮﺣ ﻤ ﹺﻦ ﺍﻟﺮﺣ ﷲ ﺍﻟ
ِ ﺴ ﹺﻢ ﺍ
ﹺﺑ
Lafdzul jalalah: Didahului oleh huruf jar (lam) majrur dengan kasrah.
ﺏ
ﺭ : Na’at bagi ladzul jalalah majrur dengan kasrah.
ﲔ
ﻤ ﺎﹶﻟ ﺍﻟﻌ: Mudhaf ilaih majrur dengan ya’ karena mulhaq dengan jama’
mudzakkar salim.
ﻫﺬﹶﺍ: Isim isyarah mabni atas sukun pada posisi nashab isim inna.
ﻱ ﺍﱠﻟﺬ: (Yang pertama) Isim maushul mabni atas sukun pada posisi
rafa’ mubtada’.
355 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 Nahwu - Bab 6 Contoh-Contoh I’rab
ﻱ ﺍﱠﻟﺬ: (Yang kedua) Isim maushul mabni atas sukun pada posisi
nashab isim ﻦ
ﻜ ﻟ.
.ﺱ
ﺭ ﺪ ﺢ ﺍ ﹸﳌ ﺎﹶﻓﻢ ﺻ ﺎ ﹸﻛﹺﺇﻳ
Guru itu hanya berjabat tangan dengan kalian.
ﻢ ﺎ ﹸﻛ ﹺﺇﻳ: Dhamir munfashil mabni pada posisi nashab maf’ul bih
ﻦ ﺤ
ﻧ ﻳﻜﹶﺎﹶﻓ ﹾﺄ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﻢ ﹶﻟ
Tidak diberi hadiah kecuali kami.
ﻦ ﺤ
ﻧ : Dhamir munfashil mabni atas dhammah pada posisi rafa’ naibul
fa’il.
؟ﺑ ﹾﻠﺖﻦ ﻗﹶﺎ ﻣ
Siapa yang kamu temui?
ﻦ ﻣ : Isim istifham mabni atas sukun pada posisi nashab maf’ul bih.
Ta’ : Dhamir muttashil mabni atas fathah pada posisi rafa’ fa’il.
ﻌ ﹾﻄﹶﻠﺔﹶ؟ ﺖ ﺍﻟ
ﻴﻦ ﹶﻗﻀ ﺃﹶﻳ
Di mana engkau telah habiskan hari libur?
ﻦ ﺃﹶﻳ: Isim istifham mabni atas fathah pada posisi nashab zharaf
zaman.
Ta’ : Dhamir muttashil mabni atas fathah pada posisi rafa’ fa’il.
ﺼ ﹾﻠ ﹺﺢ
ﻲ ﺍﻟﺓ ﻓ ﺮ ﺳ ﺏ ﺍ ُﻷ
ﺭ ﻰﺳﻌ
Kepala keluarga itu berupaya memperbaiki keadaan.
ﻰﺳﻌ : Fi’il madhi mabni atas fathah yang tersirat pada alif karena
ta’adzdzur.
ﻚ
ﻴﹺﺒﻨﺼﺽ ﹺﺑ
ﺭ ﺍ
Relalah dengan bagianmu!
ﺽ
ﺭ ﺍ : Fi’il amr mabni atas dihilangkannya huruf ‘illah.
ﻣﻠﹰﺎ ﻢ ﻛﹶﺎ ﺒ ﹸﻜﺍ ﹺﺟﻭﺍ ﻭﹶﺃﺩ
Tunaikanlah kewajiban kalian dengan sempurna!
ﻭﺍ ﹶﺃﺩ: Fi’il amr mabni atas dihilangkannya nun dan Wawu fa’il.
ﺎ ﹺﻝﻬ ﹸﻞ ﺍ ﹶﳌﻨ ﺳ ﺡ
ﺎﻨﺠﻦ ﺍﻟ ﺒﺴ
ﺤ ﺗ ﻟﹶﺎ
Jangan engkau sangka bahwa keberhasilah itu mudah diraih!
ﻦ ﺒﺴ
ﺤ ﺗ : Fi’il mudhari’ mabni atas fathah karena bersambung dengan
nun taukid.
ﻣﻠﹰﺎ ﻢ ﻛﹶﺎ ﻬ ﺒﺍ ﹺﺟﻭ ﹶﻥ ﻭﺆﺩ ﻳ ﻦ ﻳﺐ ﺍﱠﻟﺬ
ﺣ ﻲ ﹸﺃﹺﺇﻧ
Sesungguhnya aku menyukai orang-orang yang menunaikan
kewajibannya secara sempurna.
ﺐ
ﺣ ﹸﺃ: Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah – Fa’ilnya Dhamir
mustatir tersiratnya Ana.
ﻭ ﹶﻥﺆﺩ ﻳ : Fi’il mudhari’ marfu’ dengan tetapnya nun, Wawu fa’il.
ﺮ ﺴ
ﻳ : Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah.
ﺢ ﺠ ﻨﺗ : Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah, fa’ilnya dhamir mustatir
tersiratnya Anta, Mashdar muawwal dari ﻥ
ﹶﺃ ﹾ+fi’il+fa’il adalah fa’il bagi
fi’il ﺮ ﺴ
ﻳ .
ﺎﻮﻫﺤﺼ
ﺗ ﷲ ﻟﹶﺎ
ِ ﻤ ﹶﺔ ﺍ ﻌ ﻭﺍ ﹺﻧﻌﺪ ﺗ ﻭﹺﺇ ﹾﻥ
“Dan seandainya kalian menghitung nikmat-nikmat Allah, niscaya
kalian tidak akan bisa menghitungnya” (An Nahl: 18)
ﻭﺍﻌﺪ ﺗ : Fi’il mudhari’ majzum dengan dihilangkan nun dan wawu
sebagai fa’il.
ﻮﺤﺼ
ﺗ : Fi’il mudhari’ majzum dengan dihilangkan nun dan wawu
sebagai fa’il.
ﺍ ﹶﻥﺧﻮ ﹺﺇ: Khabar Kana manshub dengan fathah – Kalimat dari fi’il madhi
nasikh, isimnya dan khabarnya pada posisi rafa’ khabar Inna.
ﲔ
ﻃ ﹺ ﺎﺸﻴ
ﺍﻟ: Mudhaf ilaih majrur dengan kasrah.
ﺿ ﹸﻞ
ﺎﻳﻨ : Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah, fa’ilnya dhamir
mustatir tersiratnya Huwa.Kalimat dari fi’il dan fa’il pada posisi jar
na’at bagi ﻊ
ﻤ ﹴ ﺘﺠ
ﻣ .
ﺩﺠﺪ
ﻳﻭ : Wawu huruf ‘athaf
ﺩﺠﺪ
ﻳ : Fi’ul mudhari’ marfu’ dengan dhammah ma’thuf, Fa’ilnya
dhamir mustatir tersiratnya Huwa.
ﺞ ﻧﺴِﻴ: Maf’ul bih manshub dengan fathah.
ﺓ ﺎﺣﻴ :ﻪ ﺗﺎﺣﻴ Mudhaf ilaih majrur dengan dengan kasrah, Ha’ dhamir
mabni atas kasrah pada posisi jar mudhaf ilaih.
ﺟ ﹲﺔ ﺎﺤﺘ
ﻣ : Khabar Inna marfu’ dengan dhammah.
ﹶﺃ ﹾﻥ: Huruf mashdari dan nashab.
ﻰﺮﻋ ﻳ: Fi’il mudhari’ manshub oleh ﹶﺃ ﹾﻥ, tanda nashabnya fathah yang
tersirat pada alif karena ta’adzdzur.
ﺎ ُﺀﺑﻨﹶﺃ: Fa’il marfu’ dengan dhammah.
ﺐﺍﻟﺸﻌ ﹺ: Mudhaf ilaih majrur dengan kasrah.
ﻌ ﹶﺔ ﻨ ﹶﻔﻣ : Maf’ul bih manshub dengan fathah.
ﻮ ﹶﻃ ﹺﻦ ﺍﻟ: Mudhaf ilaih majrur dengan kasrah.
ﻭﹶﺃ ﹾﻥ : Wawu huruf ‘athaf – ﹶﺃ ﹾﻥHuruf mashdari dan nashab.
ﻮﺍﻣﻨ ﺆ ﻳ: Fi’il mudhari’ manshub dengan dihilangkan nun, Wawul
jama’ah fa’il.
ﹺﺑﹶﺄ ﱠﻥ: Ba’ huruf jar – َأ نHuruf nasikh.
ﻑ ﺍﺳﺮ ﻲ ﺍ ِﻹﻓ: Jar wa majrur khabar َأ نmuqaddam.
ﺍﺍﺭﻫﺪ ﹺﺇ: Isim َأ نmuakhkhar manshub dengan fathah.
361 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 1 Nahwu - Bab 6 Contoh-Contoh I’rab
ﻪ ﺗﻭ ﺮ ﻟﹶﺜ: Lam huruf jar – ﺓ ﻭ ﺮ ﹶﺛMajrur dengan lam, tanda jarnya kasrah,
Ha’ dhamir mabni atas kasrah pada posisi jar mudhaf ilaih.
JUZ 2 SHARAF
Sebagian besar kata dalam bahasa arab terdiri dari tiga huruf. Oleh
sebab itu ulama ahli shorof menyatakan bahwa pokok kata ada tiga
huruf, dan meletakkan aturan bagi kaidah bentuk kata dan
mengumpamakan wazan dengan huruf fa’, ‘ain dan lam ()ﻓﻌﻞ.
– Apabila suatu kata terdiri dari 4 atau 5 kata, maka huruf ke-4 atau
ke-5 dilambangkan dengan mengulang huruf lam.
Contoh: ( ﺝ
ﺮ ﺣ ﺩ ) wazannya ﻌﹶﻠ ﹶﻞ ﹶﻓ, ﺩ ﺮ ﻣ ﺯ َwazannya ﻌﱡﻠ ﹲﻞ ﹸﻓ
Contoh: ﻢ
ﻋﱠﻠ wazannya ﻌ ﹶﻞ ﹶﻓ.
– Apabila suatu kata ditambahkan satu huruf atau lebih dari huruf-
huruf tambahan, yaitu huruf-huruf yang terhimpun oleh kata
(ﺎﻮﻧﹺﻴﻬﺘﻤﺳﹶﺄﹾﻟ
), maka huruf-huruf asli dilambangkan dengan fa’, ‘ain dan
– Apabila ada huruf dari kata yang dirumuskan dihapus, maka dihapus
pula lambang huruf tersebut pada mizan. Atas dasar ini maka kata
(ﺬ
ﺧ ﹾ ) berwazan ( ﻋ ﹾﻞ ) dan fi’il amr ( ﻑ
) dari kata ( ﻭﻓﹶﻰ ) berwazan (ﻉ
) ﹺ.
Pada juz kitab ini kita akan membahas kaidah-kaidah shorof yang
berkaitan dengan semua isim dan fi’il. Adapun huruf-huruf, semuanya
jamid, yaitu tidak terdapat padanya perubahan apa pun.
Isim maqshur: adalah setiap isim mu’rab yang akhirnya alif lazimah
asli, yaitu tidak bisa dibuang (dan yang penting adalah alif ketika
diucapkan walaupun ditulis dengan ya’). Contoh:
ﻰﺪﻋ ﺘﺴ
ﻣ – ﺼ ﹶﻄﻔﹶﻰ
ﻤ ﻰ – ﹶﺍﹾﻟﻤ ﹾﻠﻬ ﻯ – ﹶﺍﹾﻟﻰ – ﺍﹶﻟ ﱢﺬ ﹾﻛﺮﻌﺼ ﻯ – ﹶﺍﹾﻟﻬﺪ ﻰ – ﹶﺍﹾﻟﹶﺍﹾﻟ ﹶﻔﺘ
– Pada akhir isim maqshur disiratkan tiga harakat i’rab (dhammah,
farhah dan kasrah)
Contoh:
ﻰﺎ َﺀ ﺍﹾﻟ ﹶﻔﺘﺟ
(ﻰ ﺍﹾﻟ ﹶﻔﺘ: Marfu’ dengan dhammah muqaddarah atas alif karena
ta’adzdzur)
ﻰﻤ ﹾﻠﻬ ﺖ ﺍﹾﻟ
ﺧ ﹾﻠ ﺩ
Aku memasuki tempat bermain.
(ﻰﻤ ﹾﻠﻬ
ﺍﹾﻟ: Manshub dengan fathah muqaddarah atas alif karena
ta’adzdzur)
Isim manqush: adalah semua isim mu’rab yang akhirnya ya’ lazimah
yang asli dan huruf sebelumnya kasrah.
Contoh:
ﻲﺍﻋﻱ – ﺍﹶﻟﺪﺍﺩﻲ – ﹶﺍﹾﻟﻮﻲ – ﹶﺍﹾﻟﻘﹶﺎﺿﺍﻋﻱ – ﺍﹶﻟﺮﺎﺩﻲ – ﹶﺍﹾﻟﻬﺎﻣﻤﺤ ﹶﺍﹾﻟ
Pengacara – Pemberi petunjuk – Penggembala – Hakim – Lembah –
Penyeru.
Dari definisi yang telah lewat menjadi jelas bahwa isim (ﻲ
ﺒ) ﹶﻇ1 -
sebagai contoh - bukan isim manqush karena huruf sebelum ya’ tidak
dikasrahkan2. Demikian pula isim (ﻱ
ﺼ ﹺﺮ
ﻣ ) bukan isim manqush karena
ya’nya bukan asli, yaitu bukan bagian dari isim tersebut.
Contoh:
ﻲﺎﻣﻤﺤ ﺎ َﺀ ﺍﹾﻟﺟ
Pengacara itu telah datang.
(ﻲﺎﻣﻤﺤ
ﺍﹾﻟ: Marfu’ dengan dhammah muqaddarah atas ya’ karena
tsiqal)
ﻱﺍﺩﻲ ﺍﹾﻟﻮﺕ ﻓ
ﺮ ﺳ
Aku berjalan di lembah itu.
(ﻱﺍﺩ ﺍﹾﻟﻮ: Majrur dengan kasrah muqaddarah atas ya’ karena tsiqal)
ﻲ ﺿ
ﺖ ﺍﹾﻟﻘﹶﺎ
ﺑ ﹾﻠﻗﹶﺎ
Aku bertemu dengan hakim itu.
(ﻲ
ﺿ ﺍﹾﻟﻘﹶﺎ: Manshub dengan fathah yang nampak)
– Apabila isim manqush ditanwin, maka ya’nya dihapus pada dua
keadaan, rafa’ dan jar, dan tetap pada keadaan nashab.
Contoh:
ﺎﺿﻴ
ﺖ ﻗﹶﺎ
ﺑ ﹾﻠﻱ – ﻗﹶﺎﺍﺩﻲ ﺍﹾﻟﻮﺕ ﻓ
ﺮ ﺳ – ﺎ ﹴﻡﻣﺤ ﺎ َﺀﺟ
1
Kijang
2
Tetapi disukun
Catatan: Perlu dijaga agar tidak tercampur antara isim manqush (dan
isim yang diakhiri satu ya’ asli) dan antara isim yang diakhiri ya’
bertasydid dengan isim yang tidak dihapus ya’nya ketika tanwin.
Contoh:
ﺏ
ﻦ ﺍﻟﻄﱡﻮ ﹺ ﻣ ﻲ ﺒﹺﻨﻣ ﻨ ﹺﺰ ﹺﻝﻤ ﻫﺬﹶﺍ ﺍﹾﻟ
Tempat tinggal ini dibuat dari batu bata.
ﻱ
ﺼ ﹺﺮ
ﻤ ﺕ ﹺﺑ
ﺭ ﺮ ﻣ
Aku berpapasan dengan orang mesir.
Contoh:
ﺎﺀﻋ ﹶﻈﻤ – ﺍﺀﻌﺮ ﺷ – ﺍﺀﻀﺮ
ﺧ – ﺎﺀﻛﺴ – ﺎﺀﺳﻤ – ﺍﺀﺘﺪﺑﺍ – ﺎﺀﻧﺸﹺﺇ
Pertumbuhan – Permulaan – Langit – Pakaian – Hijau – Para penyair –
Para pembesar.
3
Kalajengking betina
3. Tambahan untuk jama’, contoh: ﺎﺀﺅﺳ ﺭ – ﺎﺀﻓﻴﻭ ﺍﺀ – ﹶﺃﻌﺮ ﺷ – ﺎﺀﻋ ﹶﻈﻤ
ﺎﺀﺩﺑ – ﹶﺃ
Perlu diperhatikan bahwa isim mamdud yang diakhiri dengan hamzah
tambahan (untuk ta’nits atau jama’), tidak ditanwin karena termasuk
isim mamnu’ minash sharf. Contoh:
ﺎ َﺀﺪﺑ ﺟ ﺍ َﺀﺤﺮ
ﺻ
ﻲﺍ َﺀ ﻓﻌﺮ ﺷ ﺖ
ﺑ ﹾﻠﻗﹶﺎ
Aku bertemu dengan para penyair di padang pasir yang kering.
Adapun isim mamdud yang diakhiri hamzah yang asli – (seperti ﺍ ٌﺀﺘﺪﺑ ﺍ )
atau hamzah yang berubah dari ya’ atau wawu (seperti ﺎ ٌﺀ ﹺﺑﻨdan ﺎ ٌﺀﺳﻤ
),
maka ditanwin, dengan menjaga agar tidak ada alif tambahan ketika
nashab, karena hamzah tidak boleh memperantarai dua alif ketika
tanwin.
Contoh:
ﺎ ًﺀﻣﺴ ﺔ ﺳ ﺩ ﺎﺔ ﺍﻟﺴ ﻋ ﺎﻦ ﺍﻟﺴ ﻣ ﺍ ًﺀﺘﺪﺑﺕ ﺍ
ﺎﻴﻤﻌﻠ ﺘﻩ ﺍﻟ ﺬ ﻖ ﻫ ﺒﺗ ﹾﻄ
Pengajaran-pengajaran ini mulai dilaksanakan dari jam 6 sore.
Isim shahih akhir adalah setiap isim mu’rab yang tidak maqshur, tidak
manqush dan tidak mamdud.
Contoh:
ﻮ ﺩﹾﻟ – ﻲ ﺒﺮﹲﺓ – ﹶﻇ ﺠ
ﺣ – ﺟ ﹲﻞ ﹺﺭ
Seorang pria – Batu – Kijang – Ember
Isim Nakirah
Isim nakirah adalah setiap isim yang menunjukkan kepada sesuatu
yang belum tertentu.
Contoh:
ﺮ ﹲﺓ ﻫ ﺯ – ﺪ ﺳ ﺎ ﹲﻥ – ﹶﺃﻧﺴﹺﺇ
Seorang manusia – Seekor singa – Sekuntum bunga
Isim Ma’rifah
Berikut ini penjelasan ringkas bagi setiap jenis isim-isim ma’rifah ini:
2. ‘Alam: adalah isim yang dibuat untuk seseorang atau sesuatu atau
apa pun yang memastikan sosoknya.
Contoh:
ﻮﺏﺍﻧﻴﻞ – ﺍﻟﺪﻖ – ﺍﻟﻨﻣﺸ ﺩ – ﻣﻜﱠﺔ – ﺎﻥﺒﻨﺏ – ﹸﻟ
ﻐ ﹺﺮ ﺸ ﹸﺔ – ﺍ ﹶﳌ
ﺋﺎﺪ – ﻋ ﻤ ﺤ
ﻣ
Muhammad – Aisyah – Maghrib – Libanon – Mekkah – Damaskus –
Sungai Nil – Sungai Donao
ﺕ
ﺎﺰﻳ ﺮ ﺍﻟ ﻐﻔﱠﺎ ﹺﺭ – ﹸﻛ ﹾﻔ ﺪ ﺍﹾﻟﻋﺒ –ِ ﺏ
ﺎ ﹺﻮﻫ ﺪ ﺍﹾﻟ ﺒﻋ
– Atau tersusun dengan susunan mazji (campuran), contoh:
ﻙ ﺭ ﻮ ﻳﻮﺭ – ﹺﻧﻴ ﻮﻴﺪﺑﺳﻌ
Catatan:
a. ‘Alam terbagi menjadi murtajil dan manqul.
– Murtajil adalah isim yang tidak pernah digunakan untuk selain
nama.
Contoh:
ﺔﺎ ﹺﻭﻳﻣﻌ – ﺍﺩﻐﺪ ﺑ – ﻖﻣﺸ ﺩ – ﺐﻳﻨﻒ – ﺯﻮﺳﺎﺩ – ﻳﺳﻌ
– Adapun manqul, adalah isim yang pernah digunakan untuk selain
nama. Isim ini dinukil dari:
Sifat. Contoh:
– ﺓﻮﺭﻨﺼﺔ – ﺍ ﹶﳌﺩﻳ ﺎﺪ – ﺷﺳﻌ ﺭ – ﹶﺃﻧﻮﺷﺮﹺﻳﻒ – ﹶﺃ – ﻮﺩ – ﹶﻛﺮﹺﱘﺤﻤ
ﻣ – ﻦﺣﺴ
ﺓﻫﺮ ﺍﻟﻘﹶﺎ
Bagus – Terpuji – Mulia – Paling bersinar – Paling bahagia – Bernyanyi
– Yang ditolong – Yang memaksa.
ﻚ
ﻟﺎﻦ ﻣ ﺑ ﻳﻦﺎ ﹸﻝ ﺍﻟﺪﺟﻤ –ﺨﻄﱠﺎﺏ
ﻦ ﺍﹾﻟ ﺑ ﺮ ﻤ ﻋ
Apabila tidak memperantarai dua nama, maka ditulis secara
sempurna.
Contoh:
ﻚ
ﻟﺎﺑ ﹺﻦ ﻣﻴ ﹶﺔ ﺍﻔ ﺕ ﹶﺃﹾﻟ
ﺮﹾﺃ ﹶﻗ
Aku telah membaca Alfiyyah Ibnu Malik.
Contoh:
ﻚ
ﻟﺎﻫﻨ ,ﻙ ﺎﻫﻨ ,ﻚ
ﺌ ﺃﹸﻭﹶﻟ,ﻚ
ﺗ ﹾﻠ ,ﻚ
ﻟ ﺫ,ﻻﺀ ﻫﺆ,ﻩ ﺬ ﻫ, ﻫﺬﹶﺍDST…
(Telah lewat penjelasan isim isyarah pada pembahasan isim mabni di
juz pertama kitab ini).
Contoh:
– ﻰﺮﻓﹶﺔ – ﹶﺍﹾﻟ ﹶﻔﺘ ﻐ ﺎ – ﹶﺍﹾﻟﻌﺼ ﺔ – ﹶﺍﹾﻟﻴﻌﺨﻄ
ﺐ – ﹶﺍﹾﻟ
ﺎ ﹺﺟﻤ ﹸﻞ – ﹶﺍﹾﻟﺤ ﺠ
ﺮ – ﹶﺍﹾﻟ ﺽ – ﹶﺍﹾﻟﹺﺒﹾﺌ
ﺭ ﹶﺍﹾﻟﹶﺄ
ﺎﺭﻴﺴﻮﻟﹶﺪ – ﹶﺍﹾﻟ ﺓ – ﹶﺍﹾﻟﺠﺮ
ﺔ – ﹶﺍﹾﻟ ﹺﻬﻳﻨﻤﺪ ﺔ – ﹶﺍﹾﻟﺍﺳﺮ – ﹶﺍﹾﻟ ﹸﻜﺮ ﺼ
ﹶﺍﹾﻟ ﹶﻘ
Bumi – Sumur – Unta – Alis – Kesalahan – Tongkat – Kamar – Pemuda
– Pendek – Buku tulis – Madinah – Hijrah – Anak laki-laki – Kiri.
Catatan:
Masih berhubungan dengan pembahasan huruf qamariyyah dan
huruf syamsiyyah, layak untuk ditunjukkan pula tentang tahun
qamariyyah dan tahun syamsiyyah.
1. Isim Mudzakkar
Isim mudzakkar adalah setiap isim yang menunjukkan kepada laki-laki
baik manusia atau hewan. Contoh:
ﺼﻔﹸﻮﺭ
ﻋ – ﺎﻥﺣﺼ – ﺪﻴﺬ – ﹶﺃﺳﺗ ﹾﻠﻤ – ﻞﺭﺟ – ﺃﹶﺏ
Ayah – Pria – Murid – Singa Jantan – Kuda Jantan – Pipit Jantan
Adapun nama-nama sesuatu yang tidak mempunyai kehidupan4,
maka telah sepakat bahwa sebagiannya dijadikan sebagai mudzakkar.
Contoh:
ﺎﺏ – ﺑﺎﺏﻛﺘ – ﻴﻒ – ﹶﻗﻠﹶﻢﺮ – ﺳﹶﻗﻤ
2. Isim Muannats
Isim muannats adalah setiap isim yang menunjukkan kepada
perempuan baik manusia atau pun hewan (muannats haqiqi). Contoh:
ﺎ ﹲﻥﻰ – ﹶﺃﺗﺎﺓ – ﹶﺃ ﹾﻓﻌﺮﺃﹶﺓ – ﹶﻓﺘ ﻣ ﺍ – ﺖﻡ – ﹸﺃﺧ ﹸﺃ
Ibu – Saudari – Perempuan – Pemudi – Ular betina – Keledai betina.
4
Roh
– Atau sifat yang hanya berlaku untuk perempuan tidak untuk laki-
laki. Contoh: ﻞ
ﻣ ﹲ ﺎ( ﺣhamil), ﻊﺮﺿ ﻣ (menyusui), dst…
Contoh:
ﺓﺨﺮ
ﺻ
,ﺔ ﹺﺑﻄﱢﻴﺨ,ﺗﻘﹶﺎﻟﹶﺔﺮ ﺑ ,ﺓﺍﺩﺟﺮ ,ﺓﺑ ﹶﻘﺮ ,ﺟ ﹲﺔ ﺎﺩﺟ ,ﺔﺎﻣﺣﻤ
Seekor merpatu – Seekor ayam – Seekor sapi – Seekor belalang –
Sebiji jeruk – Sebiji semangka – Sebuah batu besar Demikianlah,
biasanya jama’ isim ini sama dengan isim jenis tersebut. Maka kita
katakan:ﺎﻡﳊﻤ
ﺍ ﹶjenis burung, mufradnya ﺔﺎﻣﺣﻤ (bisa untuk mudzakkar
dan muannats), jama’nya ﺘﻔﱠﺎﺡﺎﻡ ﺍﻟﺣﻤ
jenis buah, mufradnya ﺔﺗﻔﱠﺎﺣ,
jama’nya ﺗﻔﱠﺎﺡ.
2. Alif Ta’nits Maqshurah.
Alif maqshurah menjadi tanda ta’nits pada keadaan-keadaan berikut
ini:
a. Muannats bagi sifat yang mudzakkarnya berwazan ﻌﻠﹶﺎﻥ ﹶﻓ
(muannatsnya ﻌﻠﹶﻰ ) ﹶﻓ.
Isim Mufrad
Isim mufrad adalah semua isim yang menunjukkan kepada satu kali-
laki atau satu perempuan.
Contoh:
ﺪ ﹲﺓ ﺋﺎﺎﹲﺓ – ﻣﺎ ﹲﻥ – ﹶﻓﺘﺣﺼ – ﻡ ﻲ – ﹸﻏﻠﹶﺎ ﻠﻋ
Ali – Satu anak laki-laki – Seekor kuda – Seorang pemudi – Satu
hidangan
Huruf sebelum ya’ mutsanna difathahkan ketika nashab dan jar, dan
nun dikasrahkan pada semua keadaan i’rab.
Contoh:
ِﲔﺪﺗ
ﻴﺴ
ﹺﺑ ﺕ
ﺭ ﺮ ﻣ – ﲔ
ﺘ ﹺﻭﹶﻟﺕ ﺩ
ﺭ ﺯ – ﻥ ﺎﺪﺳ ﻨﻬ ﻤ ﺮ ﺍﹾﻟ ﻀ
ﺣ
Dua insinyur itu telah hadir – Aku telah mengunjungi dua negara –
Aku berpapasan dengan dua nyonya.
Isim yang dimutsannakan disyaratkan harus mufrad, mu’rab, dan
tidak murakkab. Oleh sebab itu, mutsanna dan jama’ tidak bisa
dimutsannakan. Demikian pula isim mabni, seperti isim syarat,
istifham dan selainnya.
5
Bisa juga selain taukid
Jama’ adalah semua isim yang menunjukkan kepada lebih dari dua
laki-laki atau perempuan.
Contoh:
ﺭ ﺎﻧﻬﺕ – ﹶﺃ
ﺎﺭﺳ ﺪ ﻣ – ﻮ ﹶﻥﺪﺳ ﻨﻬ ﻣ
Para insinyur – Para guru wanita – Sungai-sungai
Jama’ ada 3 jenis: Jama’ mudzakkar salim – Jama’ muannats salim –
Jama’ taksir.
6
Telah lewat pembahasan tentang ‘alam
7
Ta’ marbuthah
muannatsnya ﻌﻠﹶﻰ ﹶﻓ, dan bukan dari isim yang sama antara mudzakkar
dan muannatsnya.
Contoh:
ﻮ ﹶﻥﻠﺼﺨ ﻣ : ﺺ ﻠﺨ
ﻣ
ﻮ ﹶﻥﺋﻤﺎ ﻧ: ﻢ ﺋﺎﻧ
ﻮ ﹶﻥﺼ ﹺﺮﻳ
ﻣ : ﻱ ﺼ ﹺﺮ ﻣ
ﻮ ﹶﻥﻠﻤﺴ ﻣ : ﻢ ﻠﺴ
ﻣ
ﻭ ﹶﻥﺘ ﹺﻬﺪﺠ ﻣ : ﺪ ﺘ ﹺﻬﺠ
ﻣ
ﻮ ﹶﻥﻗﻴﺍﻋﺮ : ﻲ ﻗﺍﻋﺮ
Oleh sebab itu tidak dijama’kan dengan jama’ ini seperti 8ﻊﺮﺿ ﻣ karena
kata ini sifat bagi muannats, tidak juga seperti 9
ﺦ ﻣ ﺎ ﺷdan
10
ﺢ ﹶﻓﺴِﻴkarena keduanya sifat bagi yang tidak berakal, tidak juga
8
Menyusui
9
Tinggi
10
Luas
Contoh:
ِﺔﺍﻟﹸﻠﻐ ﻮﺭﺳ ﺪ ﻣ ﺮ ﻀ
ﺣ
Para guru bahasa itu telah hadir.
ﻯﺎﺭﺍﹾﻟ ﹸﻜﺒﻕ ﻭ
ﺮ ﹺ ﻲ ﺍﻟ ﱡﻄﺪﺳ ﻨﻬ ﻣ ﺖ
ﺑ ﹾﻠﻗﹶﺎ
Aku menemui para insinyur jalan dan jembatan.
Contoh:
ﺟﻠﹰﺎ ﺭ ﻮ ﹶﻥﺑﻌﺭ ﺮ ﹶﺃ ﻀ
ﺣ
ﲔ
ﻤ ﺎﹶﻟﺏ ﺍﹾﻟﻌ ﺭ ﷲ ِ ﺪ ﻤ ﺤ ﹶﺃﹾﻟ
{ﺎﻧﻴﺪ ﺓ ﺍﻟ ﺎﺤﻴ
ﻨ ﹸﺔ ﺍﹾﻟﻮ ﹶﻥ ﺯﹺﻳﺒﻨﺍﹾﻟﺎ ﹸﻝ ﻭ}ﹶﺍﹾﻟﻤ
“Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” (Al Kahfi: 46)
ﺕ
ﺎﻨﺒﻳ ﺯ: ﺐ
ﻨﻳﺯ
ﺕ
ﺎﺎﻣﺣﻤ : ﻡ ﺎﺣﻤ
ﺕ
ﺍﻬﲑ ﻧ : ﲑ ﻬ ﻧ
Apabila akhir mufradnya adalah ta’, maka ta’ dihapus ketika jama’.
Contoh:
ﺕ
ﺎﺪﺳ ﻨﻬ ﻣ : ﺳ ﹲﺔ ﺪ ﻨﻬ ﻣ
ﺕ
ﻴﺬﹶﺍﺗ ﹾﻠﻤ : ﻴ ﹶﺬ ﹲﺓﺗ ﹾﻠﻤ
ﺕ
ﺍﺎﺭﺳﻴ : ﺭﹲﺓ ﺎﺳﻴ
Jama’nya:
ٌﺎﺀ ﹺﺇﻣ,ﻩ ﺷﻔﹶﺎ
,ﻩﺎﺷﻴ ,ﺎﺀﹺﻧﺴ dst…)
(Kecuali isim berwazan ﻌﻠﹶﻰ ﹶﻓdan mudzakkarnya berwazan ﻌﻠﹶﺎ ﹸﻥ ﹶﻓ,
contoh: ﻰﻄﺸ
ﻋ ﹾ ,ﻰﻮﻋ ﺟdan ﻰﺒﻌﺷ , maka jama’nya ﺵ
ﻋﻄﹶﺎ ,ﻉ
ﺎ ﹺﺟﻴdan ﻉ
ﺎﺷﺒ ).
Contoh:
ﺎ ﹺﺭﺕ )ﲨﻊ ﺟ
ﺎﺎ ﹺﺭﻳﺎ ﹺﺭ ﺟﻧﻬﺕ ﹺﺑﹶﺄ
ﺭ ﺮ ﻣ )
Aku berpapasan dengan sungai-sungai yang mengalir.
11
Ta’ tidak masuk hitungan huruf
Contoh:
ﺕ
ﺍﺠﺮ
ﺣ : ﺮ ﹲﺓ ﺠ ﺣ atau ﺕ
ﺍﺠﺮ ﺣ atau ﺕ
ﺍﺠﺮ ﺣ
ﺕ
ﺎﺪﻣ ﺧ : ﻣ ﹲﺔ ﺪ ﺧ atau ﺕ
ﺎﺪﻣ ﺧ atau ﺕ
ﺎﺪﻣ ﺧ
(Ada kesalahan yang tersebar dimana kata ﻣ ﹲﺔ ﺪ ﺧ dijama’kan
dengan ﺕ
ﺎﺪﻣ ﺧ )
Catatan:
Apabila isim mufrad bukan tiga huruf seperti ( ﻢ
ﻳﺮ ﻣ ), atau mu’tal ‘ain
seperti (ﺭ ﹲﺓ )ﺛﹶﻮ, atau tengahnya bukan sukun seperti ( ﺭﹶﻗ ﹲﺔ ﻭ ), maka
‘ainnya tetap ketika jama’ sebagaimana ketika mufrad tanpa
perubahan. Maka kita katakan ﺕ
ﺍﻮﺭ ﹶﺛ,ﺕ
ﺎﻳﻤﺮ ﻣ dan ﺕ
ﺭﻗﹶﺎ ﻭ .
Jama’ taksir adalah semua isim yang menunjukkan kepada lebih dari
dua laki-laki atau dua perempuan bersamaan dengan perubahan
bentuk mufradnya. Jama’ taksir merupakan jama’ yang mencakup
isim berakal dan tidak berakal, laki-laki atau perempuan. Jama’
ini sama’i 12 pada kebanyakan bentuknya.
Contoh:
ﺭ ﻮ ﺻ
: ﺭﹲﺓ ﻮ ﺻ
12
Tidak berdasarkan kaidah yang pasti, tetapi semata-mata
berdasarkan lisan orang arab
ﺏ
ﺎﻋﻨ ﹶﺃ: ﺐ
ﻨﻋ - Anggur.
ٌﺔﺒﻴ ﺻ
: ﻲ ﺻﹺﺒ
- Anak kecil.
Contoh:
ٌﻲ
ﻓﻭ ,ﻗ ﹲﻞﺎ ﻋ,ﻣ ﹲﻞ ﺎ ﻋ,ﺐ
ﺗ ﻛﹶﺎdst…
Isim-isim ini bisa dijama’kan dengan jama’ mudzakkar salim, sehingga
kita katakan:
ﻮ ﹶﻥﻓﻴﻭ ,ﻗﻠﹸﺰ ﹶﻥﺎ ﻋ,ﻣﻠﹸﻮ ﹶﻥ ﺎ ﻋ,ﻮ ﹶﻥﺗﺒ ﻛﹶﺎdst…
Sebagaimana juga bisa dijama’kan dengan jama’ taksir, maka kita
katakan:
ﺎﺀﻓﻴﻭ ﹶﺃ,ﻋ ﹶﻘﻠﹶﺎﺀ ,ﺎ ﹲﻝﻋﻤ ﻭ ﻤﹶﻠ ﹲﺔ ﻋ ,ﺏ
ﺎﻭ ﹸﻛﺘ ﺒ ﹲﺔﺘ ﹶﻛdst…
13
Maksudnya, jama’ qillah ini bisa bermakna jama’ katsrah
14
Maksudnya jama’ katsrah ini bisa bermakna jama’ qillah
(Jama’ ﺩﺳﻮ ﺍﻥ )ﹶﺃﻮﺩﺎﻥ – ﺳﺠﻌ ﺷ – ﺎﻥﻤﻴ ﻋ – ﺎﻥﺘﺒ ﹸﻛ: ﺎﻥﻀﺒ ﹸﻗ
ﺮ ﹶﻃ ﹲﺔ ﻗ – ﺒ ﹲﺔﻳﺩ – ﺓﺮﺩ ﻗ : ﻴﻠﹶﺔﻓ
ﺍ ُﺀﻌﺮ ﺷ – ﺮﻓﹶﺎ ُﺀ ﺷ – ﺎ ُﺀﻋ ﹶﻈﻤ : ﻋ ﹶﻘﻠﹶﺎﺀ
ﺮ ﺼ
ﻊ – ﹸﻗ ﺿ ﺭ – ﺪ ﺠ ﺳ – ﻊ ﺭ ﱠﻛ : ﺩﺷﺮ
ﺽ
ﻭﻋﺮ – ﺭ ﻮﺩ – ﹸﻛﺴ ﻮﹸﺃﺳ: ﻮﻉﺟﻤ
Isim Jamid
Isim jamid adalah setiap isim yang tidak diambil dari selainnya.
Isim jamid ada 2 jenis:
– Isim dzat (atau isim jenis),
– Isim makna (atau mashdar).
Contoh:
ﺮ ﻬ ﻧ – ﻦ ﺼ
ﺟ ﹲﻞ – ﹸﻏ ﺭ
Seorang pria – Dahan – Sungai
Adapun ( ﻡ ﺎﻗﻴ ) adalah kejadian dan merupakan salah satu makna fi’il,
yaitu mashdar.
Mashdar adalah asal fi’il dan asal semua isim-isim musytaq. Fi’il ada
yang 3 huruf, 4 huruf, 5 huruf, dan 6 huruf. Masing-masing fi’il ini
mempunyai mashdar tersendiri.
Contoh:
ﺓﺻ ﹾﻔﺮ
– ﺓﻀﺮ
ﺧ
Hijau – Kuning
15
Mendengar langsung dari orang arab yang masih fasih
– ﻮﹶﻟ ﹲﺔﹸﻓﻌ
Contoh:
ﻣ ﹲﺔ ﻮﻧﻌ : ﻢ ﻌ ﻧ – ﺑ ﹲﺔﻋﺬﹸﻭ : ﺏ
ﻋ ﹸﺬ – ﺑ ﹲﺔﻮﺻﻌ
:ﺐ
ﻌ ﺻ
– ﻮﹶﻟ ﹲﺔﺳﻬ : ﻬ ﹶﻞ ﺳ
– ﻌ ﹲﻞ ﹶﻓ
Contoh:
ﺎﺮﺑ ﹶﻃ: ﺏ
ﺎ – ﻃﹶﺮﺒﻌﺷ : ﻊ ﺒﺎ – ﺷﺮﺣ ﻣ : ﺡ
ﺮﺎ – ﻣﺮﺣ ﹶﻓ: ﺡ
ﹶﻓ ﹺﺮ
16
Ada rumusnya
Adapun apabila fi’il mu’tal ‘ain (contoh: ﹶﺃﻃﹶﺎ ﹶﻝ,ﻡ ﹶﺃﻗﹶﺎ dan َﺎﻝ)ﹶﺃﻣ, maka
mashdarnya dengan mengkasrahkan huruf pertama dan
menambahkan ta’ marbuthah pada akhirnya.
Contoh:
ﻣ ﹰﺔ ﹺﺇﻗﹶﺎ: ﻡ ﹶﺃﻗﹶﺎ
ﹺﺇﻃﹶﺎﹶﻟ ﹰﺔ: ﹶﺃﻃﹶﺎ ﹶﻝ
ﹺﺇﻗﹶﺎﹶﻟ ﹰﺔ: ﹶﺃﻗﹶﺎ ﹶﻝ
– Apabila fi’il berwazan ﹶﻞﹶﻓﻌ dengan mentasydid huruf ‘ain, maka
ﻌ ﹶﻠ ﹲﺔ ﺗ ﹾﻔ.
Contoh:
ﺉ
ﺠ ﹺﺰ
ﺗ : ﺰﹶﺃ ﺟ ATAU ﺠ ﹺﺰﹶﺋ ﹰﺔ
ﺗ
ﻄ ﹰﺊ ﺨ
ﺗ : ﺧ ﱠﻄﹶﺄ ATAU ﻄﹶﺌ ﹰﺔ ﺨ
ﺗ
– Apabila fi’il berwazan ﻋ ﹶﻞ ﻓﹶﺎ maka mashdarnya berwazan ﺎ ﹲﻝﻓﻌ atau
ﻋﹶﻠ ﹰﺔ ﻣﻔﹶﺎ .
Contoh:
ﺎﻟﹰﺎﻗﺘ : ﺗ ﹶﻞ ﻗﹶﺎatau ﺗﹶﻠ ﹰﺔﻣﻘﹶﺎ
ﺎﺎﺑﺣﺴ : ﺐ ﺳ ﺎ ﺣatau ﺒ ﹰﺔﺴ ﺤ ﻣ
ﺎﺎﻣﺧﺼ : ﻢ ﺻ ﺎ ﺧatau ﻤ ﹰﺔ ﺻ ﺎﻣﺨ
– Apabila fi’il berwazan ﻞ ﻌﹶﻠ ﹶ ﹶﻓ maka mashdarnya berwazan ﻌﹶﻠﹶﻠ ﹲﺔ ﹶﻓ atau
Contoh:
ﺖ ﹶﺃ ﹾﻛﹶﻠ ﹰﺔ
ﹶﺃ ﹶﻛ ﹾﻠ
Aku makan sekali.
ﺑ ﹰﺔﺮ ﺿ
ﺖ
ﺑﺮ ﺿ
Aku memukul satu kali.
ﻄﻠﹶﺎﹶﻗ ﹰﺔ ﻧﻖ ﺍ ﻧ ﹶﻄﹶﻠﺍ
Dia pergi sekali.
ﻣ ﹰﺔ ﺍﻪ ﹺﺇ ﹾﻛﺮ ﺘﻣ ﺮ ﹶﺃ ﹾﻛ
Mashdar bisa beramal seperti amal fi’ilnya, yaitu merafa’kan fa’il atau
menashabkan maf’ul bih. Mashdar ini bisa beramal seperti fi’il pada
dua tempat:
– Menggantikan fi’il, contoh:
ﺎ ﹶﻝﻫﻤ ﺮﻛﹰﺎ ﺍﹾﻟﹺﺈ ﺗ
Artinya:
َﺎﻝﻫﻤ ﺍﹾﻟﹺﺈ ﻙ ﺮ ﺗﹸﺍ
Tinggalkanlah kesia-siaan!
(ﻝ
ﺎ ﹶﻫﻤ ﺍﹾﻟﹺﺈ: Maf’ul bih bagi mashdar, manshub dengan fathah) 17
– Bisa disiratkan oleh ( ﻥ
ﹶﺃ ﹾ+ fi’il) atau ( ﺎ ﻣ+ fi’il) 18
17
Pada kondisi seperti ini, sebenarnya maf’ul bih manshub oleh fi’il
yang dihapus, adapun mashdar dii’rab sebagai maf’ul mutlaq.
Asalnya: ﺮﻛﹰﺎ ﺗ ﺎ ﹶﻝﻫﻤ ﻙ ﺍﹾﻟﹺﺈ ﺮ ﺗﹸﺍ
Lihat pembahasan tentang maf’ul mutlaq di juz pertama
Contoh:
ﺴ ﹶﻞ
ﻌ ﺪ ﺍﹾﻟ ﻳ ﺯ ﺏ
ﺮ ﹺ ﺷ ﻦ ﻣ ﺖ
ﺒﺠ
ﻋ ﹺ
Aku kagum kepada minum madunya Zaid.
(Bisa kita letakkan (ﻥ
ﹶﺃ ﹾ+ fi’il) pada posisi mashdar, kemudian kita
katakan:
ﺴ ﹶﻞ
ﻌ ﺪ ﺍﹾﻟ ﻳﺯ ﺏ
ﺮ ﺸ
ﻳ ﻦ ﹶﺃ ﹾﻥ ﻣ ﺖ
ﺒﺠ
ﻋ ﹺ
(ﻞ
ﺴﹶ ﻌ ) ﹶﺍﹾﻟdiirab sebagai maf’ul bih bagi mashdar)
Catatan:
Seringkali mashdar diidhafahkan kepada fa’ilnya dan setelahnya
adalah maf’ul bih manshub, sebagaimana pada contoh yang lewat.
Secara lafadz fa’il majrur sedangkan secara kedudukan marfu’.
( ﺖ
ﺒﺠ
ﻋ ﹺ : Fi’il madhi mabni, Ta’ adalah fa’il – ﻦ ﻣ : Huruf jar – ﺏ
ﺮ ﹺ ﺷ :
Mashdar majrur dengan ( ﺪ ﻳﺯ – ( ﻦ ﻣ : Fa’il bagi mashdar (ﺏ
ﺮ ﹺ ﺷ ),
majrur secara lafadz, marfu’ secara kedudukan – ﺴ ﹶﻞ
ﻌ ﹶﺍﹾﻟ: Maf’ul bih
bagi mashdar, manshub dengan fathah) 19.
18
Semua mashdar muawwal bisa ditakwilkan kepada mashdar
sharih. Lihat pembahasan Mashdar Muawwal
19
Untuk mengamalkan mashdar seperti fi’il ada 8 syarat:
1. Bisa ditakwil menjadi mashdar muawwal,
2. Tidak ditashgir. Maka tidak boleh mengatakan:
ﺍﻳﺪﺯ ﻚ
ﺒﻳﺮ ﺿ
ﺒﻨﹺﻲﺠ
ﻋ ﹶﺃ
3. Tidak berbentuk dhamir. Maka tidak boleh mengatakan:
ﺢ ﺍ ﹶﻗﺒﹺﻴﻤﺮ ﻋ ﻮ ﻫ ﻭ ﻦ ﺴ
ﺣ ﺍﻳﺪﺮﺑﹺﻲ ﺯ ﺿ
Pukulanku kepada Zaid bagus dan kepada Amr jelek.
(Yaitu:ﻥ
ﺎﺘﺤﻣ ﺎﺍﹾﻟ ﻲﻪ ﻓ ﺣ ﺎﻧﺠ ﻪ ﺪﹶﻓ ﻫ )
Contoh:
ﻢ ﻡ ﹶﻟ ﹸﻜ ﺮ ﻭﺍ ﹶﺃ ﹾﻛﺤﺪ
ﺘﺗ ﹶﺃ ﹾﻥ
Kalian bersatu lebih mulia bagi kalian.
( ْ َأن: Huruf mashdari dan nashab – ﻭﺍﺤﺪ
ﺘﺗ : Fi’il mudhari’ manshub
dengan hadzfun nun, wawu sebagai fa’il, mashdar muawwal dari + َْأن
ﻞﻓﻌ pada posisi rafa’ sebagai mubtada’).
Contoh:
#ُ ﺎﺪ ﹶﺃﺑ
ﻮﹶﻟ ﺍﹾﻟ ﻊ ﻴﻳﻄ ﺮﻧﹺﻲ ﹶﺃ ﹾﻥ ﺴ
ﻳ
Menyenangkan aku anak itu mentaati ayahnya.
(ْ َأن: Huruf mashdari dan nashab – ﻊ ﻴﻳﻄ : Fi’il mudhari’ manshub
Contoh:
ﱘ ﻚ ﹶﻛ ﹺﺮ
ﻧﻑ ﹶﺃ
ﻋ ﹺﺮ
Telah diketahui bahwa kamu mulia.
4. ( ﻥ
ﹶﺃ ﱠ: Huruf taukid dan nashab, Kaf dhamir mabni atas fathah pada
posisi nashab isim anna – ﱘ ﹶﻛ ﹺﺮ : Khabar amma marfu’ dengan
dhammah. Mashdar muawwal dari ﺎﺮﻫ ﺒﺧ + ﺎﻤﻬ ﺳ ﺍ + ﹶﺃ ﱠﻥ sebagai
naibu fa’il bagi ﻑ
ﻋ ﹺﺮ ).
Contoh:
ﻚ
ﻠﻤ ﻋ ﻲﺺ ﻓ
ﻠﺨ
ﺗ ﺩ ﹶﺃ ﹾﻥ ﻭ ﹶﺃ
Aku berharap engkau ikhlas dalam amalanmu.
(ﻥ
ﹶﺃ ﹾ: Huruf mashdari dan nashab – ﺺ
ﻠﺨ
ﺗ : Fi’il mudhari’ manshub
dengan fathah, fa’ilnya dhamir mustatir tersiratnya ﺖ
ﻧﹶﺃ. Mashdar
muawwal dari ﻞﻓﻌ + ﻥ
ﹶﺃ ﹾadalah maf’ul bih bagi fi’il ﺩ ﻭ )ﹶﺃ20
Isim musytaq adalah isim yang diambil dari kata selainnya dan
menunjukkan kepada sesuatu yang disifati dengan sifat.
Isytiqoq adalah proses pembentukan kata dari kata yang lain dengan
penyesuaian antara keduanya dalam hal makna dan perubahan
lafadz. Maka kata ﺐ
ﺘ ﹶﻛdiambil darinya kata ,ﺏ
ﺎﻛﺘ ,ﺏ
ﻮﻣ ﹾﻜﺘ ,ﺐ
ﺗﻛﹶﺎ
ﺐ
ﺘﻣ ﹾﻜ dst…
Isim-isim musytaq ada 7, yaitu:
1. Isim fa’il (dan shighah mubalaghah),
2. Isim maf’ul,
3. Shifah musyabbahah bismil fa’il,
4. Isim tafdhil,
5. Isim zaman,
6. Isim makan,
7. Isim alat
20
Lebih lengkapnya lihat tulisan kami, Mashdar Muawwal
Isim fa’il adalah isim musytaq yang menunjukkan kepada pihak yang
melakukan fi’il.
Sebagai contoh, kita katakan:
ﻢ ﺋﺎﻮ ﻧ ﻬ ﹶﻓ,ﺟ ﹸﻞ ﺮ ﻡ ﺍﻟ ﺎﻧ
Laki-laki itu tidur, maka ia adalah orang yang tidur.
ﺏ
ﺎ ﹺﺭﻮ ﺿ ﻬ ﹶﻓ,ﻩ ﺎﺪ ﹶﺃﺧ ﻮﹶﻟ ﺏ ﺍﹾﻟ
ﻀ ﹺﺮ
ﻳ
Anak lelaki itu memukul, maka dia adalah orang yang memukul.
Maka kata ﻢ ﺋﺎﻧ merupakan pecahan dari ﻮﻡ ﺍﹶﻟﻨdan menunjukkan
kepada pihak yang melakukan fi’il, kata ﺏ
ﺎ ﹺﺭ ﺿpecahan dari ﺏﻀﺮ ﺍﹶﻟ
dan menunjukkan kepada pihak yang melakukan fi’il.
Isim fa’il dari fi’il lebih dari 3 huruf dibentuk secara mutlak dengan
wazan mudhari’nya dengan merubah huruf mudhara’ah menjadi mim
yang didhammahkan dan mengkasrahkan huruf sebelum terakhir.
Contoh:
ﻡ ﺪ ﺘ ﹶﻘﻣ : ﻡ ﺪ ﺗ ﹶﻘ – ﻉ
ﺮ ﺸ
ﻣ : ﻉ
ﺮ ﺷ – ﺪ ﻴﻣﻔ : ﺩ ﻦ – ﹶﺃﻓﹶﺎ ﺴ
ِﺤ ﻣ : ﻦ ﺴ
ﺣ ﺗ ﹲﻞ – ﹶﺃﻣﻘﹶﺎ : ﺗ ﹶﻞﻗﹶﺎ
ﻢ ﻴﺘﻘﺴ
ﻣ : ﻡ ﺘﻘﹶﺎﺳ ﺍ – ﺮ ﻔ ﻐ ﺘﺴ
ﻣ : ﺮ ﻐ ﹶﻔ ﺘﺳ ﺍ –
21
Apabila isim fa’il dari kana dan saudaranya, maka juga beramal
seperti kana dan saudaranya
a. Isim fa’il diberi ( ) ﺍﻝbermakna ( ﺍﻟﱵ,ﺍﻟﺬﻱ, dst) dan diiringi oleh kata
yang bisa disiratkan sebagai fa’il atau maf’ul bih seandainya kita
letakkan pada posisi isim fa’il fi’il beserta maknanya.
Contoh:
ﻩ ﻮﺿ ﹸﻞ ﹶﺃﺧ
ﺟ ﹸﻞ ﺍﹾﻟﻔﹶﺎ ﺮ ﺎ َﺀ ﺍﻟﺟ
Telah datang lelaki yang mulia saudaranya itu.
(ﻮ ﹶﺃﺧ: Fa’il bagi isim fa’il (ﻞ
ﺿﹸ )ﺍﹾﻟﻔﹶﺎ, karena isim fa’il diberi ( )ﺍﻝdan
setelahnya disebutkan fa’ilnya serta bisa kita katakan:
ﻩ ﻮﻀ ﹶﻞ ﹶﺃﺧ
ﻱ ﹶﻓﺟ ﹸﻞ ﺍﱠﻟﺬ ﺮ ﺎ َﺀ ﺍﻟ)ﺟ
Contoh:
ُﻪﻃﻨ
ﻭ ﹶ ﺋ ﹺﻦﺎﺒ ﹸﺔ ﺍﹾﻟﺨﺎﹶﻗﻣﻌ ﺐ
ﺠ
ﻳ ﹺ
Harus menghukum orang yang berkhianat kepada tanah airnya.
(ﻦ
ﻭ ﹶﻃ : Maf’ul bih bagi isim fa’il ()ﺍﳋﺎﺋﻦ, karena isim fa’il diberi ( )ﺍﻝdan
setelahnya disebutkan maf’ulnya serta bisa kitakatakan:
ﻪ ﻨﻭ ﹶﻃ ﻮ ﹸﻥﻳﺨ ﻱﺒ ﹸﺔ ﺍﱠﻟﺬﺎﹶﻗﻣﻌ ﺐ
ﺠ
ﻳ ﹺ)
Contoh:
ﺽ
ﺭ ﻩ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﺭ ﺙ ﺛﹶﻮ
ﺎ ﹺﺭ ﹲﺡ ﺣ
ﹶﺍﹾﻟ ﹶﻔﻠﱠﺎ
Petani itu sapinya membajak sawah.
22
Man’ut
Contoh:
ﺲ
ﻣ ﹺ ﻪ ﹶﺃ ﻋ ﺭ ﺯ ﺪ ﺻ
ﺎﺪ ﺣ ﻤ ﺤ
ﻣ
Muhammad menuai panenannya kemarin.
(Isim fa’il (ﺪ
ﺻ ﺎ )ﺣtidak beramal karena kosong dari ( )ﺍﻝdan
menunjukkan masa lampau)
Catatan:
– Pada asalnya shighah (ﻝ
ﺎ ﹲ ) ﹶﻓﻌtermasuk shighah mubalaghah, hanya
saja bisa juga digunakan untuk pihak yang mempunyai suatu
kebiasaan, khususnya suatu profesi. Maka kita katakan:
ﺝ
ﺎﻧﺴ ,ﺯ ﺎﺧﺒ ,ﺭ ﺎﻧﺠ DAN ﺎ ﹲﻥﹶﻃﺤ
Tukang kayu, tukang roti, tukang tenun, dan tukang giling.
Isim maf’ul adalah isim musytaq dari fi’il mabni lil majhul untuk
menunjukkan kepada pihak yang dikenai fi’il.
Sebagai contoh kita katakan:
ﻉ
ﻮﺴﻤ
ﻣ ﺚ
ﻳ ﹸﺤﺪ
ﺚ ﻓﹶﺎﹾﻟ
ﻳ ﹸﺤﺪ
ﻊ ﺍﹾﻟ ﻤ ﺳ
Hadits itu telah didengar, maka hadits itu sesuatu yang didengar.
Maka kata (ﻉ
ﻮﺴﻤ
ﻣ ) diambil dari fi’il mabni lil majhul (ﻊ ﻤ ﺳ ) dan
menunjukkan kepada pihak yang dikenai fi’il.
23
– Apabila fi’il tsulatsi huruf tengahnya adalah huruf illat alif, yang
asal alif adalah ya’, seperti َﺎﺏﻋ ,ﻉ
ﺎ ﺑdan َﺎﺩﺷ, maka isim maf’ulnya
menjadi ﺐ
ﻴﻣﻌ ,ﻊ ﻣﺒﹺﻴ dan ٌﻴﺪﻣﺸ .
Ada satu kesalahan yang tersebar dalam membentuk isim maf’ul dari
fi’il َﺎﻉ ﺑdengan ﻉ
ﺎﻣﺒ padahal yang benar adalah (ٌﻣﺒﹺﻴﻊ ).
– Apabila fi’il tsulatsi huruf tengahnya adalah huruf illat alif asalnya
wawu, misalnya ﻡ ﻟﹶﺎ,ﻡ ﻗﹶﺎdan ﺎ ﹶﻥﺻ, maka maka isim maf’ulnya menjadi
ﻡ ﻣﻠﹸﻮ ,ﻣﻘﹸﻮ ﹲﻝ dan ٌﻮﻥﻣﺼ .
– Apabila fi’il tsulatsi huruf akhirnya adalah huruf illat alif yang
asalnya ya’, misalnya ﻰﺭﻣ ,ﻰﺑﻨ dan ﻰﺭﺿ 24
, maka isim maf’ulnya
menjadi ﻲ
ﻣ ﻣ ﹺﺮ ,ﻲ ﺒﹺﻨﻣ dan ﻲ ﺿ
ﺮ ﻣ .
– Apabila fi’il tsulatsi huruf akhirnya adalah huruf illat alif yang
asalnya wawu, misalnya ﺎﺭﺟ ,ﺎﺩﻋ dan ﺷﻜﹶﺎ , maka isim maf’ulnya
23
Tsulatsi artinya fi’il yang jumlah madhinya 3 huruf
24
Seharusnya ﻲ
ﺿ ﺭ , mungkin salah cetak
63 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 2 – Bab 2 – Pembagian Isim Menurut Kaidah Sharaf
ﻴ ﹲﻞ ﹶﻗﺘ, ﺢ ﺟﺮﹺﻳ dan ﻴ ﹲﻞ( ﹶﻛﺤSebagai ganti dari ﻮ ﹲﻝﻣ ﹾﻘﺘ ,ﺡ
ﻭﺠﺮ
ﻣ dan ٌﻮﻝﻣ ﹾﻜﺤ ).
Isim tersebut sama dalam hal mudzakkar dan muannats, maka kita
katakan:
ﺢ ﺟﺮﹺﻳ ﺖ
ﻨﻭﹺﺑ ﺢ ﺟﺮﹺﻳ ﺪ ﻭﹶﻟ
Anak laki-laki yang terluka dan anak perempuan yang terluka.
ﻴ ﹲﻞﺮﹶﺃ ﹲﺓ ﹶﻗﺘ ﻣ ﺍﻴ ﹲﻞ ﻭﺟ ﹲﻞ ﹶﻗﺘ ﺭ
Lelaki yang terbunuh dan wanita yang terbunuh.
Yang demikian tidak bisa diterapkan kepada semua isim, tetapi harus
dibatasi oleh sama’ 25.
Isim maf’ul dari fi’il lebih dari 3 huruf dibentuk atas wazan mudhari’
dengan mengganti huruf mudhara’ahnya menjadi mim yang
didhammah dan huruf sebelum akhir difathah.
Contoh:
ﻖ ﻐﹶﻠ ﻣ : ﻖ ﻠﹸﺃ ﹾﻏ
ﺭ ﺪ ﻣ ﹶﻘ : ﺭ ﺪ ﹸﻗ
ﻰﺍﻋﻣﺮ : ﻲ ﻋ ﻭﺭ
ﺝ ﺮ ﺨ ﺘﺴ
ﻣ : ﺝ ﺨ ﹺﺮ
ﺘﺳ ﹸﺍ
ﻢ ﻬ ﺘﻣ : ﻢ ﺗ ﹺﻬﹸﺍ
25
Tergantung ada tidaknya sumber dari orang arab yang fasih
Contoh:
ﺒﻨﹺﻲﺠ
ﻌ ﹺ ﻳ ﻒ
ﺟ ﹸﻞ ﺍ ﹸﳌﹶﺜ ﱠﻘ ﺮ ﺏ – ﺍﻟ
ﻮﺤﺒ
ﻣ ﺐ
ﻟﺒ ﹺﻞ – ﻫﺬﹶﺍ ﺍﻟﻄﱠﺎﺘ ﹾﻘﺴ
ﻤ ﺮ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﻧ ﹸﻈﹸﺍ
Lihat kepada yang akan datang – Pelajar ini dicintai – Mengagumkan
aku pria yang terdidik itu.
(Isim maf’ul pada contoh-contoh tersebut tidak menunjukkan kepada
objek fi’il tetapi hanya menunjukkan kepada isim atau sifat)
( ﺪ ﻋ ﹾﻘ : Naibul fa’il bagi isim maf’ul (ﺮ ﹺﺭ ﻤ ﹶﻘ ) ﺍﹾﻟkarena isim maf’ul diberi
( )الdan setelahnya disebutkan naibul fa’il, bisa kita katakan:
(ﻩ…ﺇﱁ ﺪ ﻋ ﹾﻘ ﺭ ﺮ ﻱ ﹸﻗﻤ ﹺﺮ ﺍﱠﻟﺬ ﺗﺆ ﻤ ﺦ ﺍﹾﻟ ﺎﺭﹺﻳﺪ ﹶﻝ ﺗ ﻋ .
b. Kosong dari ()ال. Disyaratkan untuk mengamalkan isim maf’ul pada
kondisi seperti ini, harus menunjukkan makna sekarang atau akan
datang (yaitu bisa kita letakkan pada posisinya dengan fi’il mudhari’)
dan harus bertopang kepada sesuatu sebelumnya, misal terletak
setelah nafi, istifham, mubtada’ atau maushuf 26.
Contoh:
ﺰ ﹰﺓ ﺋﺎﻌﻄﹶﻰ ﺟ ﻣ ﺰ ﺋﹶﺍﹾﻟﻔﹶﺎ
Yang menang itu diberi hadiah.
( ﺰ ﹰﺓ ﺋﺎ ﺟ: Maf’ul bih bagi isim maf’ul ( ﻌﻄﹶﻰ ﻣ ) 27 karena kosong dari ()ال
dan menunjukkan kepada waktu sekarang atau yang akan datang
serta bertopang dengan mubtada’)
26
Man’ut
27
Sebagai maf’ul bih karena isim maf’ul membutuhkan dua maf’ul
bih, sedangkan maf’ul bih pertama berubah menjadi naibul fa’il
berupa dhamir mustatir. Dan maf’ul bih ke dua tetap manshub
sebagai maf’ul bih pertama. Lihat pembahsan naibul fa’il juz pertama
Telah lewat –pada pembahasan isim fa’il- penjelasan kami bahwa fi’il
tsulatsi yang difathahkan ‘ainnya bisa dibentuk darinya isim fa’il
dengan wazan (ﻞ
ﻋ ﹲ ) ﻓﹶﺎ. Sedikit sekali wazannya selain ini. Disamping itu
semua fi’il tsulatsi lazim yang dikasrahkan ‘ain fi’ilnya dan
didhammahkan, tidak dibentuk darinya isim fa’il dengan wazan (ﻞ
ﻋ ﹲ ) ﻓﹶﺎ
28
Tsulatsi artinya fi’il yang jumlah huruf fi’il madhinya 3, ruba’i: 4
huruf, khumasi: 5 huruf, sudasi: 6 huruf. Untuk selanjutnya istilah ini
tidak kami jelaskan kembali
Contoh:
ﻒ
ﻴﲑ – ﹶﻟﻄ ﺜﻒ – ﹶﻛ
ﻴﻧﻈ – ﻖ ﻴﺭﺷ – ﻒ
ﻴﺿﻌ
– ﱘ ﻒ – ﹶﻛ ﹺﺮ
ﺷﺮﹺﻳ
Mulia – Mulia – Lemah – Lincah – Bersih – Banyak – Lembut
ﻌ ﹲﻞ ﹶﻓ
Contoh: ﻢ
ﺨﺿ
– ﺰ ﹲﻝ ﺟ – ﺏ
ﻋ ﹾﺬ – ﻬ ﹲﻞ ﺳ – ﺐ
ﻌ ﺻ
– ﻢ ﻬ ﺷ
Pintar – Sulit – Mudah – Lezat – Besar – Besar
ﺎ ﹲﻝﹸﻓﻌ
Contoh: ﺕ
ﺍﹸﻓﺮ – ﻡ ﺎﻫﻤ – ﻉ
ﺎﺷﺠ
Pemberani – Pemberani lagi mulia – Jernih
ﺎ ﹲﻝﹶﻓﻌ
Contoh: ﻥ
ﺎ ﹲﺣﺼ – ﺎ ﹲﻥﺟﺒ
Penakut –Menjaga kehormatan diri (untuk wanita)
ﻌ ﹲﻞ ﹶﻓ
Contoh:
ﻦ ﺴ
ﺣ – ﺑ ﹶﻄ ﹲﻞ
Pahlawan – Bagus
ﻌ ﹲﻞ ﹸﻓ
Contoh:
ﺮ ﻣ – ﺐ
ﺻ ﹾﻠ
– ﻮ ﺣ ﹾﻠ
Manis – Keras – Pahit
(Dari ﻕ
ﺎ)ﺷ
ﺐﺷﻴ ( ﹶﺃBeruban)
(Dari ﺏ ﺎ)ﺷ
29
Lihat pembahasan na’at pada juz pertama.
30
Syarat-syarat mengamalkan shifah musyabbahah sama seperti
syarat pada isim fa’il
ﻨ ﹶﻈ ﹺﺮﻤ ﻴ ﹶﻞ ﺍﹾﻟﺠﻤ
ﺎ ﹶﻥ ﺍﹾﻟﺴﺘ
ﺒﺖ ﺍﹾﻟ
ﺧ ﹾﻠ ﺩ
(ﻈ ﹺﺮ
ﻨ ﹶﻤ ﺍﹾﻟ: Mudhaf ilaih majrur) 31
Contoh:
ﺽ
ﺭ ﹺ ﻦ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﻣ ﺮ ﺒﺲ ﹶﺃ ﹾﻛ
ﻤ ﺸ
ﺍﹶﻟ
Matahari lebih besar dari bumi.
Isim sebelum isim tafdhil dinamakan mufadhdhal (dalam misal di atas
ﺲ
ﻤ ﺸ
)ﺍﹶﻟ dan isim setelahnya dinamakan mufadhdhal ‘alaih (dalam
31
Lihat pembahasan isim majrur dengan idhafah ghairu mahdhah
Contoh:
ﻲ ﻛ ﺮ ﹶﺫ ﺒﺥ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﹾﻛ
ﹶﺃﹾﻟﹶﺄ
Contoh:
ٍﻳﻖﺻﺪ
ﻀ ﹸﻞ
ﺏ ﹶﺃ ﹾﻓ
ﺎﻜﺘ ﹶﺍﹾﻟ
Kitab itu sebaik-baik teman.
ﲔ
ﻳ ﹶﻘ ﹺﺻﺪ
ﻀ ﹸﻞ
ﻥ ﹶﺃ ﹾﻓ ﺎﺎﺑﻜﺘ ﹶﺍﹾﻟ
Dua kitab itu sebaik-baik teman.
ﺪﻗﹶﺎ ِﺀ ﺼ
ﻀ ﹸﻞ ﺃﺿ
ﺐ ﹶﺃ ﹾﻓ
ﺘﹶﺍﹾﻟ ﹸﻜ
Kitab-kitab itu adalah sebaik-baik.
Contoh:
• ﺎ ﹲﻝﻣ ﹾﻔﻌ
Contoh:
32
Jika ada fi’il, maka dari tiga wazan ini tidak bisa dipastikan mana
wazan yang dipakai, semuanya semata-mata berdasarkan sama’
Catatan:
1. Terkadang isim alat mempunyai wazan yang berbeda dengan
wazan yang telah lewat.
Contoh:
ﺱ
ﻢ – ﹶﻓ ﹾﺄ ﺵ – ﹶﻗﹶﻠ
ﺎﻛﹸﻮﻮ ﹶﻛ ﹲﺔ – ﺷﲔ – ﺷ
ﺳ ﱢﻜ
Majma’ Lughah al Arabiyyah 33
di Mesir membolehkan wazan ﺎﹶﻟ ﹲﺔﹶﻓﻌ
untuk menunjukkan kepada alat.
Contoh:
ﻣ ﹲﺔ ﺍﺧﺮ – ﻳ ﹲﺔﺍﺷﻮ – ﺎﹶﻟ ﹲﺔﺟ ﹲﺔ – ﹶﻏﺴ ﹶﺛﻠﱠﺎ
Pelubang kertas – Pemanggang – Mesin cuci – Kulkas.
33
The Arabic Language Academy.
Tashghir adalah perubahan yang berlaku bagi isim mu’rab untuk salah
satu dari tujuan-tujuan berikut ini:
– Penghinaan
Contoh:
ﺐ
ﺘﻳﹸﻛﻮ
Penulis amatir.
Tashghir dari ﺐ
ﺗﻛﹶﺎ.
34
Keakraban
ﺴ ﹲﺔ
ﻴﺷﻤ
Tashghir dari ﺲ
ﻤ ﺷ
– Juga diperlakukan sebagai isim tsulatsi dalam hal tashghir adalah
isim-isim yang huruf aslinya 3 huruf tetapi ujungnya diberi:
Ta’ ta’nits. Contoh:
ﲑ ﹲﺓ ﺠ
ﺷ
Contoh:
ﺏ ﺎﻴﺤﹸﺃﺻ
ﺭ ﺎﻴﻬﹸﺃﻧ
Tashghir dari ﺏ
ﺎﺻﺤ
ﹶﺃdan ﺭ ﺎﻧﻬﹶﺃ.
Jenis/Kewarganegaraan
Contoh:
ٌﻱ
ﺪ ﻨﻫ – ﻲ ﺴ
ِ ﻧﺮ ﻓ – ﻲ ﺮﹺﺑ ﻋ
Orang arab – Orang Perancis – Orang India
Tempat tinggal
Contoh:
ﻱ
ﺩ ﺍﻐﺪ ﺑ – ﻲ ﻃ ﻮﺳﻴ ﻱ –ﺃ
ﻫ ﹺﺮ ﻗﹶﺎ
Orang Kairo – Orang Assiut– Orang Baghdad
Agama
Contoh:
ﻲ ﺤ
ﻣﺴِﻴ – ﻲ ﻣ ﺳﻠﹶﺎ ﹺﺇ
Orang Islam – Orang Kristen
35
Bukan manshub, kalau manshub temannya marfu’, majrur dan
majzum
Contoh:
ﻱ
ﺪ ﻨﹶﻛ
ﻱ
ﺩ ﺮ ﺑ
36
.
37
Kota Qena
38
Kota Tama
39
Ibu mertua istri
40
Bukan sukun
ﻱ
ﺑ ﹺﻮﺮ ﺘﺍﹶﻟ
Nisbah kepada ﻴ ﹸﺔﺮﹺﺑ ﺘﺍﹶﻟ
– Apabila ya’ berada pada huruf ke lima atau lebih, maka dihapus.
Contoh:
ﻲ ﻠﻌ ﺘﺴ
ﻤ ﹶﺍﹾﻟ
Nisbah kepada ﻲﻌﻠ ﺘﺴ
ﻤ ﹶﺍﹾﻟ.
Demikian juga ada isim-isim lain yang terdiri dari 3 huruf, lamnya
dihapus dan bertemu dengan ta’ ta’nits tambahan.
Contoh:
ﹺﺭﹶﺋ ﹲﺔ,ﻐ ﹲﺔ ﹸﻟ,ﺷ ﹶﻔ ﹲﺔ ,ﻨ ﹲﺔﺳ ,ﺮﹲﺓ ﹸﻛ
(Huruf lamnya sebelum dihapus adalah wawu atau ya’)
Ketika menisbahkan semua isim, maka huruf akhirnya dihapus dan
dua huruf lainnya tetap, sebelum ya’ nasab diberi wawu dan sebelum
wawu difathah.
Contoh:
ﻱ
ﺪ ﹺﻭ ﻳ ,ﻱ
ﻣ ﹺﻮ ﺩ ,ﻱ
ﺧ ﹺﻮ ﹶﺃ,ﻱ
ﺑ ﹺﻮﹶﺃ
Nisbah kepada ﻡ ﺩ ,ﺥ
ﹶﺃ,ﺏ
ﹶﺃdan ﺪ ﻳ.
Contoh:
ﻱ
ﹺﺭﹶﺋ ﹺﻮ,ﻱ
ﻐ ﹺﻮ ﹸﻟ,ﻱ
ﺷ ﹶﻔ ﹺﻮ ,ﻱ
ﻨ ﹺﻮﺳ ,ﻱ ﺮ ﹺﻭ ﹸﻛ.
Nisbah kepada ﻐ ﹲﺔ ﹸﻟ,ﺷ ﹶﻔ ﹲﺔ ,ﻨ ﹲﺔﺳ ,ﺮﹲﺓ ﹸﻛdan ﹺﺭﹶﺋ ﹲﺔ.
7. Nisbah Kepada Jama’ (Hlm. 60)
– Pada asalnya tidak bisa dinisbahkan kepada jama’. Apabila ingin
menisbahkan kepada jama’, maka dinisbahkan kepada mufradnya.
Contoh:
ﻱ
ﻭﺯﹺﻳ ﹺﺮ , ﻲ ﻟﻭ ﺩ
Nisbah kepada ﺍ ُﺀﺯﺭ ﻭ dan ﻝ
ﻭ ﹲ ﺩ .
• ﻲ ﺍﹺﻧﺼﺮ
ﻧ ,ﻲ ﻓﹶﻮﻗﹶﺎﹺﻧ,ﻲ ﺎﹺﻧﺤﺘ
ﺗ ,ﻲ ﺎﹺﻧﻭﺣ ﺭ,ﻲ ﺣﻘﱠﺎﹺﻧ ,ﻲ ﺎﹺﻧﺭﺑ
Nisbah kepada ﻕ
ﻓﹶﻮ ,ﺖ
ﺤ
ﺗ ,ﺡ
ﻭ ﺭ,ﻖ ﺣ ,ﺏ
ﺭ , dan ﺮ ﹸﺓ ﺻ
ﺎﺍﹶﻟﻨ.
ﻱ
ﻣ ﹺﻮ ﹸﺃ,ﻲ ﺷ ﺮ ﹸﻗ,ﻲ ﻣ ﺮ ﻀ
• ﺣ ,ﻱ ﺪ ﹺﻭ ﺑ ,ﻱ ﺮ ﹺﻭ ﹸﻗ
Nisbah kepada ﺶ ﻳ ﹸﻗﺮ,ﺕ ﻮﺮﻣ ﻀ ﺣ ,ﻳ ﹲﺔﺩ ﺎ ﺑ,ﻳ ﹲﺔﺮ ﹶﻗ, dan ٌﺔﻣﻴ ﹸﺃ.
FI’IL SHAHIH
Fi’il shahih adalah fi’il yang huruf-hurufnya tidak dari huruf illat.
Contoh:
ﻢ ﺳ ﺭ ﺱ – ﹸﺍ
ﺭ ﺪ ﻳ – ﺐ
ﺘﹶﻛ
Fi’il shahih terbagi menjadi 3 bagian:
1. Mahmuz: Yaitu semua fi’il yang salah satu huruf aslinya adalah
hamzah.
Contoh:
ﺃﺳﹶﺄ ﹶﻝ – ﹶﻗﺮ – ﺧ ﹶﺬ ﹶﺃ
2. Mudha’af tsulatsi: yaitu setiap fi’il yang huruf ke dua dan ke tiga
dari satu jenis.
Contoh:
ﺰ ﻫ – ﺩ ﺭ – ﺪ ﺷ
3. Salim: yaitu setiap fi’il yang huruf aslinya selamat dari hamzah dan
tasydid.
Contoh:
ﻪ َم ﹶﻓ –ﺐ
ﺘﺢ – ﹶﻛ ﺘﹶﻓ
Kita akan membahas pada pasal khusus “Fi’il menurut waktu
terjadinya” isnad dhamir ke tiap fi’il mahmuz, mudha’af dan salim
ketika madhi, mudhari’ dan amr.
FI’IL MU’TAL
Fi’il mu’tal adalah setiap fi’il yang pada huruf-huruf aslinya ada satu
atau dua huruf illat, huruf illat yaitu: alif, wawu dan ya’.
Contoh:
ﻰﺭﻣ – ﺐ
ﻭﹶﺛ -ﻡ ﺎﺻ
Fi’il mu’tal terbagi menjadi 3 bagian:
1. Mitsal: yaitu setiap fi’il yang awal huruf aslinya adalah huruf illat.
Contoh:
ﺲ
ﺌﻳ – ﺪ ﺟ ﻭ
2. Ajwaf: yaitu setiap fi’il yang huruf asli yang ke dua adalah huruf
illat.
Contoh:
ﺏ
ﻗﹶﺎ ﹶﻝ – ﻃﹶﺎ
3. Naqish: yaitu setiap fi’il yang akhir huruf aslinya adalah huruf illat.
Contoh:
ﻲ ﻘ ﻰ – ﹶﻟﺭﻣ – ﻰﺩﻧ
Kita akan membahas pada pasal khusus “Fi’il menurut waktu
terjadinya” cara isnad dhamir kepada fi’il mitsal, ajwaf dan naqish
ketika madhi, mudhari’ dan amr.
Contoh:
ﺭ ﻫ ﹺﻮ ﺪ ﻳ – ﺮ ﺜﻌ ﺒﻳ – ﺱ
ﺳ ﹺﻮ ﻮ ﻳ – ﻢ ﺮ ﹺﺟ ﺘﻳ
Contoh:
ﻢ ﻌﹶﻠ ﺘﺳ ﺍ : (Asal fi’ilnya ﻢ ﻠﻋ , disandarkan padanya huruf-huruf dari
ﺎﻮﻧﻴﻬﺘﻤﺳﹶﺄﹾﻟ )
ﻡ ﺮ ﺣ : (Asal fi’ilnya ﻡ ﺮ ﺣ , disandarkan padanya satu huruf dari jenis ‘ain
fi’il)
ﺮ ﺻ ﹶﻔ
ﺍ : (Asal fi’ilnya ﺮ ﻔ ﺻ
, disandarkan padanya salah satu huruf dari
ﺎﻮﻧﻴﻬﺘﻤﺳﹶﺄﹾﻟ dan satu huruf dari jenis lam fi’il)
1. Tsulatsi Mazid
ﺝ
ﻮ ﻋ ﺍ
• ﹶﻞﺗ ﹶﻔﻌ
Contoh:
ﻢ ﻌﱠﻠ ﺗ – ﺏ
ﺮ ﺗ ﹶﻘ – ﻡ ﺪ ﺗ ﹶﻘ
• ﻋ ﹶﻞ ﺗﻔﹶﺎ
Contoh:
ﻙ ﺭ ﺍﺗﺪ – ﻯﺎﺭﺗﺒ – ﺪ ﻋ ﺎﺗﺒ
– Tambahan tiga huruf ada 3 wazan, yaitu:
• ﻌ ﹶﻞ ﺘ ﹾﻔﺳ ﺍ
Contoh:
ﺮ ﻐ ﹶﻔ ﺘﺳ ﺍ
ﺒ ﹶﻞﺘ ﹾﻘﺳ ﺍ
ﺝ ﺮ ﺨ ﺘﺳ ﺍ
ﻢ ﺤ
ﺘﺳ ﺍ
• ﻋ ﹶﻞ ﻮ ﻌ ﺍ ﹾﻓ
Contoh:
ﻕ
ﺭ ﻭ ﺮ ﺍ ﹾﻏ
ﻦ ﺷ ﻮ ﺸ
ﺧ ﺍ
• ﺎﻝﱠﺍ ﹾﻓﻌ
Contoh:
ﺭ ﺻﻔﹶﺎ
ﺍ – ﺭ ﺎﺧﻀ ﺍ – ﺭ ﺎﺣﻤ ﺍ
2. Ruba’i Mazid
Fi’il ruba’i bisa ditambahkan satu huruf atau dua huruf dan fi’il mazid
tidak lebih dari 6 huruf.[1]
98 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 2 – Bab 2 – Fi’il Menurut Kaidah Sharaf
– Tambahan satu huruf ada satu wazan, yaitu:
• ﻌ ﹶﻠ ﹶﻞ ﺗ ﹶﻔ
Contoh:
ﺝ
ﺮ ﻫ ﺪ ﺗ – ﺭ ﻮ ﻫ ﺪ ﺗ – ﺮ ﻌﹶﺜ ﺒﺗ
– Tambahan dua huruf ada dua wazan, yaitu:
• ﻌ ﹶﻠﻞﱠ ﺍ ﹾﻓ
Contoh:
ﻤﹶﺄ ﱠﻥ ﺍ ﹾﻃ – ﺮ ﻌ ﺸ
ﺍ ﹾﻗ
• ﻨ ﹶﻠ ﹶﻞ ﻌ ﺍ ﹾﻓ
Contoh:
ﻊ ﻧ ﹶﻘﺮ ﺍ ﹾﻓ
(Bermakna ﻕ
ﺮ ﺗ ﹶﻔ)
ﻢ ﺠ
ﻧﺮ ﺣ ﺍ
(Bermakna ﻊ
ﻤ ﺠ
ﺗ)
Berikut ini contoh tashrif setiap fi’il shahih dan fi’il mu’tal ketika
madhi dengan menyandarkannya ke dhamir.
Contoh:
1
Bisa juga na’ibul fa’il
104 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 2 – Bab 2 – Fi’il Menurut Kaidah Sharaf
- Mutsanna (Kalian 2 pr) ﻥ ﺍﺸ ﹸﻜﺮ
ﺗ ﻥ ﺧﺬﹶﺍ ﺗ ﹾﺄ ﻥ ﺍﻤﺪ ﺗ
- Jama’ (Kalian > 2 pr) ﺮ ﹶﻥ ﺸ ﹸﻜ
ﺗ ﺧ ﹾﺬ ﹶﻥ ﺗ ﹾﺄ ﺩ ﹶﻥ ﺪ ﻤ ﺗ
Ghaib
- Mufrad (Dia lk) ﺮ ﺸ ﹸﻜ
ﻳ ﺧ ﹸﺬ ﻳ ﹾﺄ ﺪ ﻤ ﻳ
- Mutsanna (Mereka 2 lk) ﻥ ﺍﺸ ﹸﻜﺮ
ﻳ ﻥ ﺧﺬﹶﺍ ﻳ ﹾﺄ ﻥ ﺍﻤﺪ ﻳ
- Jama’ (Mereka > 2 lk) ﻭ ﹶﻥ ﺮ ﺸ ﹸﻜ
ﻳ ﺧﺬﹸﻭ ﹶﻥ ﻳ ﹾﺄ ﻭ ﹶﻥﻤﺪ ﻳ
Ghaibah
- Mufrad (Dia pr) ﺮ ﺸ ﹸﻜ
ﺗ ﺧ ﹸﺬ ﺗ ﹾﺄ ﺪ ﻤ ﺗ
- Mutsanna (Mereka 2 pr) ﻥ ﺍﺸ ﹸﻜﺮ
ﺗ ﻥ ﺧﺬﹶﺍ ﺗ ﹾﺄ ﻥ ﺍﻤﺪ ﺗ
- Jama’ (Mereka > 2 pr) ﺮ ﹶﻥ ﺸ ﹸﻜ
ﻳ ﺧ ﹾﺬ ﹶﻥ ﻳ ﹾﺄ ﺩ ﹶﻥ ﺪ ﻤ ﻳ
– Mudhari’ dari fi’il ruba’i, khumasi dan sudasi (apabila fi’il diawali
hamzah washal), maka huruf mudhara’ah menempati posisi hamzah
washal. Contoh:
Fi’il amr adalah setiap fi’il yang dituntut dengannya terjadinya sesuatu
setelah waktu berbicara.
Contoh:
ﻚ
ﻳﻟﺪﺍﻡ ﻭ ﺘ ﹺﺮﺣ ﺍ
Hormatilah kedua Ibu bapakmu!
2
Contoh: ﻦ
ﺗ ﹸﻘ ﹾﻠ dan ﻦ ﻳ ﹸﻘ ﹾﻠ, selain kedua fi’il ini huruf illat ketika mudhari’
ajwaf dikembalikan ke huruf aslinya
107 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 2 – Bab 2 – Fi’il Menurut Kaidah Sharaf
Fi’il amr bisa disandarkan ke semua dhamir yang sukun (alif itsnain,
wawu jama’ah dan ya’ mukhathabah) dan tidak bisa disandarkan
kecuali kepada nun niswah yang mana dhamir ini dari dhamir
berharakat. Dhamir-dhamir yang disandarkan ke fi’il amr dii’rab pada
posisi rafa’ fa’il.
Tashrif fi’il amr tidaklah lengkap, hanya untuk mukhathab dan
mukhathabah saja.
Berikut ini contoh tashrif masing-masing fi’il shahih dan fi’il mu’tal
ketika amr yang disandarkan ke dhamir.
ﻢ ﻫ ﻭ ﺍ – ﻢ ﻫ ﻮ ﻳ – ﻢ ﻫ ﻭ 3
– Fi’il ajwaf, ‘ain fi’ilnya dikembalikan ke aslinya (wawu atau ya’), dan
‘ain tersebut dihapus apabila tidak disandarkan ke dhamir 4 atau
apabila disandarkan ke nun niswah 5.
Contoh:
ﻦ ﻴﻌ ﺳ ﺍ – ﺍﻌﻮ ﺳ ﺍ
Pada awal fi’il naqish tsulatsi diberi alif yang bukan mahmuz (hamzah
washal), kemudian hamzah ini selalu kasrah ( ﺭ ﹺﻡ ﺍ ) kecuali apabila ‘ain
mudhari’nya didhammahkan, maka hamzah washal didhammahkan .
Contoh:
ﻉ
ﺩ ﻒ – ﹸﺍ
ﻋ ﹸﺍ
3
Seharusnya ﻢ
ﻬ ﻳﺍ, karena huruf illat apabila didahului kasrah maka
berubah menjadi ya’. Lihat bab ‘Ilal
4
Berarti dhamirnya mustatir
5
Berarti yang dihapus ketika dhamirnya anta atau antunna
6
Berarti yang dihapus ketika dhamirnya anta, antum dan anti
110 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 2 – Bab 2 – Fi’il Menurut Kaidah Sharaf
PASAL 4 – FI’IL MENURUT MA’MULNYA (Hlm. 78-80)
FI’IL LAZIM
Fi’il lazim adalah setiap fi’il yang cukup dengan fa’ilnya, tidak
membutuhkan kepada maf’ul bih.
Contoh:
ﺟ ﹸﻞ ﺮ ﺲ ﺍﻟ
ﺟﹶﻠ – ﻭﻤﺮ ﻋ ﺮ ﻀ
ﺣ – ﺪ ﻳﻡ ﺯ ﻗﹶﺎ
FI’IL MUTA’ADDI
Fi’il muta’addi adalah setiap fi’il yang tidak cukup dengan fa’ilnya
tetapi membutuhkan maf’ul bih, satu atau lebih.
Contoh:
ﺎ ﹺﻝﻤﻨ ﻬ ﹶﻞ ﺍﹾﻟ ﺳ ﺪ ﺠ
ﻤ ﺖ ﺍﹾﻟ
ﺒﺴ
ِ ﺣ
Aku menyangka kemuliaan itu mudah diraih.
Af’al yaqin:
ﻢ ﻌﱠﻠ ﺗ – ﺪ – ﹶﺃﹾﻟﻔﹶﻰ ﺟ ﻭ – ﻢ ﻠﻋ – ﺭﺃﹶﻯ
Melihat – Mengetahui – Mendapati – Mendapati – Ketahuilah.
111 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 2 – Bab 2 – Fi’il Menurut Kaidah Sharaf
Af’al tahwil:
ﺨ ﹶﺬ
ﺗ – ﺨ ﹶﺬ
ﺗﺍ – ﺩ ﺭ – ﻌ ﹶﻞ ﺟ – ﻮ ﹶﻝ ﺣ – ﺮ ﻴﺻ
Menjadikan – Merubah – Menjadikan – Mengembalikan –
Menjadikan – Menjadikan.
Contoh:
ﺎﺋﻤﺎﺟ ﹶﻞ ﻧ ﺮ ﺖ ﺍﻟ
ﻨﻨﹶﻇ
Aku menyangka lelaki itu tidur.
ﺎﺎ ﹺﺭﺑﺺ ﻫ
ﺖ ﺍﱢﻟ
ﻳﺭﹶﺃ
Aku melihat pencuri itu melarikan diri.
ﺍﻋﺮ ﻭ ﻖ ﺮ ﺍﻟ ﱠﻄﺮﹺﻳ ﺋﺎﺪ ﺍﻟﺴ ﺟ ﻭ
Pengguna jalan itu mendapati jalan itu bergelombang.
ﺎﻧﺴِﻴﺠ ﻦ ﻉ ﺍﹾﻟ ﹸﻘ ﹾﻄ
ﺎﺼﻨ
ﺮ ﺍﻟ ﻴﺻ
Pengrajin itu menjadikan kapas tersebut menjadi kain.
Memuta’addikan Fi’il
Contoh:
ﺪ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺲ
ﺟﹶﻠ
Muhammad telah duduk.
ﺭ ﺎﺧﻴ ﺪ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﻤ ﺤ
ﻣ ﺲ
ﺎﹶﻟﺟ
Muhammad duduk-duduk bersama orang-orang baik.
Contoh:
ﺱ
ﺭ ﺪ ﺐ ﺍﻟ
ﻟﻢ ﺍﻟﻄﱠﺎ ﹶﻓ ﹺﻬ
Pelajar itu paham pelajaran itu.
ﺱ
ﺭ ﺪ ﺐ ﺍﻟ
ﻟﺖ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﻤ ﻬ ﹶﺃ ﹾﻓ
Aku memahamkan pelajaran ini ke pelajar itu.
ﺱ
ﺭ ﺪ ﺐ ﺍﻟ
ﻟﺖ ﺍﻟﻄﱠﺎ
ﻤ ﻬ ﹶﻓ
Aku memahamkan pelajaran ini ke pelajar itu.
Contoh:
ﺎﻴﺤﺻﺤ
ﺮ ﺒﺨ
ﺎ ﺍﹾﻟﻠﻴﻋ ﺖ
ﻤ ﻋﹶﻠ ﹶﺃ
Aku memberitahu Ali bahwa berita itu benar.
Fi’il –menurut disebut tidaknya fa’il- terbagi menjadi dua: mabni lil
ma’lum – mabni lil majhul.
ﻢ ﺴﱢﻠ
ﺗ – ﻢ ﻠﻌ ﺘﺳ ﻡ – ﹸﺃ ﺪ ﻡ – ﹸﻗ ﻆ – ﹸﺃ ﹾﻛ ﹺﺮ
ﻔ ﹶ ﺣ
– Apabila fi’il ajwaf (mu’tal di tengah), maka ‘ainnya diubah menjadi
ya’.
Contoh:
ﻴ ﹶﻞ ﻗ: ﻗﹶﺎ ﹶﻝ
ﺪ ﺯﹺﻳ: ﺩ ﺍﺯ
ﺪ ﻴ ﺻ: ﺩ ﺎﺻ
2. Bentuk Fi’il Mudhari’ Majhul
Catatan:
Fi’il amr tidak bisa dibuat majhul, karena fa’ilnya mukhathab, dan
mukhathab tidak bisa dibuat majhul. 7
7
Alasan penulis kurang tepat, lebih tepatnya ‘karena perintah harus
jelas siapa yang diperintah’
116 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 2 – Bab 2 – Fi’il Menurut Kaidah Sharaf
PASAL 6 - FI’IL MENURUT TASHRIFNYA (Hlm. 83-84)
FI’IL JAMID
Fi’il jamid adalah setiap fi’il yang selalu dalam satu bentuk: bentuk
madhi atau bentuk amr.
FI’IL MUTASHARRIF
Fi’il mutasharrif adalah setiap fi’il yang tidak selalu dalam satu
bentuk.
Contoh:
ﺏ
ﺮ ﺘﺍ ﹾﻗ – ﺗ ﹶﻞﺝ – ﻗﹶﺎ
ﺮ ﺣ ﺩ – ﺮ ﺷ ﹶﻜ – ﺐ
ﺘﻡ – ﹶﻛ ﻗﹶﺎdst.
HAMZAH QATHA’
Hamzah qatha’ adalah setiap hamzah yang tetap diucapkan, baik di
awal kalimat atau di sela-sela kalimat. Hamzah ini ditulis dengan alif
mahmuz. Hamzah qatha’ berada di:
Contoh:
ﺽ
ﺭ ﺍ – ﺭ ﹺﻡ ﺍ – ﻤ ﹾﻞ ﻋ ﺍ – ﻊ ﻤ ﺳ ﺍ
ﻒ
ﻋ ﺧ ﹾﻞ – ﹸﺍ ﺩ ﺮ – ﹸﺍ ﺷ ﹸﻜ ﹺﺮ – ﹸﺍ ﹾﺫ ﹸﻛ ﹸﺍ
Huruf ta’rif ( ) ﺍﻝ.
Contoh:
ﻌ ﹺﺮ ﺸ
ﺎ ُﺀ ﺑﹺﺎﻟﻨﺴﺨ
ﺕ ﺍﹾﻟ
ﺮ ﻬ ﺘﺷ ﺍ
( ﺍﻝ: Hamzahnya hamzah washal).
Isim-isim berikut ini:
1
Kecuali pada fi’il madhi majhul, harakatnya dhammah
ﷲ
ِ ﻢ ﺍ ﻳﻢ – ﹶﺍ ﺳ ﺍ – ﻥ ﺎﻨﺘﺍﹾﺛ – ﻥ ﺎﺍﹾﺛﻨ – ﺮﹶﺃ ﹲﺓ ﻣ ﺍ – ﺅ ﺮ ﻣ ﺍ – ﻨ ﹲﺔﺑﺍ – ﻦ ﺑﺍ
Anak laki-laki – Anak perempuan – Seseorang – Wanita – Dua laki-laki
– Dua perempuan – Nama – Demi Allah.
Catatan:
Apabila hamzah washal didahului oleh kata yang akhirnya sukun,
maka huruf terakhir kata tersebut dikasrah untuk mencegah
bertemunya dua sukun, kecuali dhamir-dhamir ﻢ ﹸﻛ,ﻢ ﻫ ,ﻢ ﺘﻧﹶﺃ, maka
huruf akhirnya didhammahkan 2.
Contoh:
ﺲ
ﻤ ﺸ
ﺖ ﺍﻟ
ﺮﹶﻗ ﺷ ﹶﺃ
Matahari terbit.
ﺯ ﺔ ﻓﹶﺎ ﻴﹶﻠﻚ ﺑﹺﺎﹾﻟ ﹶﻔﻀ
ﺴ
ﻤ ﺘﺳ ﻣ ﹺﻦ ﺍ
Barangsiapa berpegang dengan keutamaan maka ia berhasil.
ﻖ ﳊ
ﹸﻗ ﹺﻞ ﺍ ﹶ
Katakanlah kebenaran!
(ﻦ
ﻣ ,ﺖ
ﺮﹶﻗ ﺷ ﹶﺃdan ﹸﻗ ﹾﻞakhirnya dikasrahkan untuk mencegah bertemunya
dua sukun)
Contoh:
ﻮ ﹶﻥﻟﺤﺎﻢ ﺍﻟﺼ ﻫ ﻚ
ﺌﺃﹸﻭﻟ
Mereka adalah orang-orang yang saleh.
2
Kecuali juga ya’ mutakkalim, maka harakatnya difathah. Contoh:
ﻋﻠﹶﻰ ﻲ ﺍ َﻷ ﺑﺭ ﺎ ﹶﻥﺒﺤﺳ
121 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 2 – Bab 4 – Hamzah, I’lal, Ibdal, Kasyful Ma’ajim, Alamat Tarqim
2. HAMZAH DI TENGAH
3. HAMZAH DI UJUNG
Apabila hal itu terjadi pada huruf illah, maka dinamakan i’lal, dan jika
pada selain huruf illah maka dinamakan ibdal. Kata ﺩ ﻳﻔﹶﺎﺍ sebagai
contoh, ya’ menempati posisi wawu (karena fi’ilnya ﺪ
ﻭﹶﻓ )ﹶﺃ.
1. I’LAL
I’lal adalah menghapus huruf illah atau huruf illah menempati posisi
huruf illah yang lain dalam satu kata.
2. IBDAL
Ibdal adalah peristiwa suatu huruf menempati posisi huruf yang lain
dalam satu kata.
Apabila fi’il tsulatsi fa’nya dal (contoh ﺮ ﺧ ﺩ ) dan dijadikan wazan
(ﻞ
ﻌ ﹶ ﺘﺍ ﹾﻓ), maka ta’ ﻌ ﹶﻞ ﺘﺍ ﹾﻓ diubah menjadi dal.
Contoh:
ﺮ ﺧ ﺩ ﺍ : ﺮ ﺧ ﺩ
ﻰﺩﻋ ﺍ : ﻰﺩﻋ
Metode Pertama
3
Karya ar Razi
4
Karya Zamakhsyari
5
Karya al Fuyumi
6
Karya Majma’ Lughah al Arabiyyah, Mesir
7
Karya al Fairuz Abadi
8
Sebagaimana telah lewat penjelasannya tentang huruf yang bisa
menjadi tambahan
Koma ( , )
Koma diletakkan:
a. Antara kalimat-kalimat yang tersusun dari kalimat-kalimat tersebut
kalimat yang sempurna.
Contoh:
ﻪ ﻤ ﻠﻳ ﹾﻈ ﻭﻟﹶﺎ ,ﺍﺣﺪ ﻱ ﹶﺃﺆﺫ ﻳ ﻭﻟﹶﺎ ,ﷲ
َ ﻑﺍ
ﺎﻳﺨ ,ﻲ ﻘ ﺘﺺ ﺍﻟ
ﺨ
ﺸ
ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﻟ
Sesungguhnya sosok yang bertakwa itu, takut kepada Allah, tidak
menyakiti seorang pun, dan tidak menzaliminya.
Contoh:
ﺽ
ﺭ ﹺ ﻲ ﺍﹾﻟﹶﺄﺎ ﻓﻭﻣ ,ﺕ
ﺍﻤﻮﺎ ﰲ ﺍﻟﺴﻪ ﻣ ﻠﻭﻟ
Dan hanya milik Allah-lah segala yang di langit, dan segala yang
dibumi.
Contoh:
Titik Koma ( ; )
b. Antara dua kalimat yang salah saunya mejadi sebab bagi yang lain.
Contoh:
ﺏ ﹺﺇ ﹾﻃﻠﹶﺎﻗﹰﺎ
ﺬ ﻑ ﺍﹾﻟ ﹶﻜ
ﻋ ﹺﺮ ﺎ ﹶﺃﻗﹸﻮ ﹸﻝ ؛ ﹺﺇ ﹾﺫ ﻟﹶﺎ ﹶﺃﻴﻤﻕ ﻓ
ﺩ ﺎﻲ ﹶﻟﺼﹺﺇﻧ
Aku benar-benar jujur dalam ucapanku; karena aku tidak mengenal
dusta sama sekali.
Titik ( . )
Titik diletakkan:
Tanda Tanya ( ? )
Tanda Ta’ajjub ( ! )
Tanda Petik ( “… “ )
Strip ( – )
Strip diletakkan:
a. Setelah bilangan di awal paragraf.
Contoh:
ﺍﻭﺭﺠﺮ
ﻣ ﻢ ﺳ ﺎﻳﻜﹸﻮ ﹸﻥ ﺍﹾﻟ:
1 – ﺮ ﺟ
ﻑ
ﺮ ﺣ ﺪ ﻌ ﺑ
2 – ﻪ ﺎﻓﹰﺎ ﹺﺇﻟﹶﻴﻣﻀ ﻥ ﹺﺇﺫﹶﺍ ﻛﹶﺎ ﹶ
3 – ٍﻭﺭﺠﺮ ﻣ ﺳ ﹴﻢ ﺎﺎ ﻟﺎﹺﺑﻌﹺﺇﺫﹶﺍ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺗ
Dua Kurung ( )
Contoh:
ﺕ
ﺎﺸ ﹶﻔﻴ
ﺘﺴ
ﻤ ﲔ – ﺍﹾﻟ
ﻴ ﹺﺸ ﹶﻔ
ﺘﺴ
ﻤ ﻥ – ﺍﹾﻟ ﺎﺎﹶﻓﻴﻤﻌ ﺍﹾﻟ
Alif dikembalikan ke huruf aslinya apabila huruf ke 3.
Contoh:
ﺕ
ﺍﺼﻮ
ﻋ – ﻳ ﹺﻦﺼﻮ
ﻋ
Ketika menjama’kan isim maqshur menjadi jama’ mudzakkar salim,
maka alifnya dihapus dan huruf sebelum alif yang dihapus difathah.
b.
ﺼ ﹾﻠ ﹺﺢ
ﻉ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟ
ﺎ ﹺﻲ ﺳ ﻣ ﺎﻤﺤ إِ ﱠﻥ ﺍﹾﻟ
Sesungguhnya pengacara itu berupaya untuk damai.
ﺼ ﹾﻠ ﹺﺢ
ﻥ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟ ﺎﻋﻴ ﺎﲔ ﺳ
ﻴ ﹺﻣ ﺎﻤﺤ ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﹾﻟ
Sesungguhnya dua pengacara itu berupaya untuk damai.
ﺼ ﹾﻠ ﹺﺢ
ﻮ ﹶﻥ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﻟﺎﻋﲔ ﺳ
ﻣ ﺎﻤﺤ ﹺﺇ ﱠﻥ ﺍﹾﻟ
Sesungguhnya para pengacara itu berupaya untuk damai.
c.
ﺎ ًﺀﺴﺘ
ﻣ ﺍ ِﺀﺤﺮ
ﺼ
ﻦ ﺍﹾﻟ ﻣ ﺍ ُﺀﻌﺪ ﺩ ﺍﹾﻟ ﺎﻋ
Petualang itu kembali dari padang pasir dalam keadaan tidak puas.
ﺎﺀَﻳ ﹺﻦﺴﺘ
ﻣ ﺍ ِﺀﺤﺮ
ﺼ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻣ (ﻥ ﺍﺍﻭﻌﺪ ﻥ )ﺍﹾﻟ ﺍﺀَﺍﻌﺪ ﺩ ﺍﹾﻟ ﺎﻋ
ﻦ ﺎﺀِﻳﺴﺘ
ﻣ ﺍ ِﺀﺤﺮ
ﺼ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻣ (ﻭ ﹶﻥ ﻭ ﺍﻌﺪ ﺍﺀُﻭ ﹶﻥ )ﺍﹾﻟﻌﺪ ﺩ ﺍﹾﻟ ﺎﻋ
ﺓ ﺰ ﺋﺎﻙ ﺑﹺﺎﹾﻟﺠ ﻦ ﹶﻏ ﹺﲑ ﻣ ﺭ ﺪ ﺟ ﺖ ﹶﺃ
ﻨﺰ ﹸﺓ ﺍﹾﻟﺄﹸﻭﻟﹶﻰ ﹶﻓ ﹸﻜ ﺋﺖ ﺍﹾﻟﻔﹶﺎ
ﻧﹶﺃ
139 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 2 – Bab 5 – Aplikasi Kaidah-Kaidah Sharaf Secara Umum
ﺓ ﺰ ﺋﺎﺎ ﺑﹺﺎﹾﻟﺠﻦ ﹶﻏ ﹺﲑ ﹸﻛﻤ ﻣ ﺭ ﺪ ﺟ ﺎ ﹶﺃﺘﻤﻨﻥ ﹶﻓ ﹸﻜ ﻭﻟﹶﺎ ﻥ ﺍﹾﻟﹶﺄ ﺍﺋﺰﺎ ﺍﹾﻟﻔﹶﺎﺘﻤﻧﹶﺃ
ﺓ ﺰ ﺋﺎﺎ ﺑﹺﺎﹾﻟﺠﻦ ﹶﻏ ﹺﲑ ﹸﻛﻤ ﻣ ﺭ ﺪ ﺟ ﺎ ﹶﺃﺘﻤﻨﻥ ﹶﻓ ﹸﻜ ﺎﻥ ﺍﹾﻟﺄﹸﻭﹶﻟﻴ ﺎﺰﺗ ﺋﺎ ﺍﹾﻟﻔﹶﺎﺘﻤﻧﹶﺃ
ﺓ ﺰ ﺋﺎﻢ ﺑﹺﺎﹾﻟﺠ ﻦ ﹶﻏ ﹺﲑ ﹸﻛ ﻣ ﺭ ﺪ ﺟ ﻢ ﹶﺃ ﺘﻨﻭﻟﹸﻮ ﹶﻥ ﹶﻓ ﹸﻜ ﻭ ﹶﻥ ﺍﹾﻟﹶﺄﺋﺰﻢ ﺍﹾﻟﻔﹶﺎ ﺘﻧﹶﺃ
ﺓ ﺰ ﺋﺎﻦ ﺑﹺﺎﹾﻟﺠ ﻦ ﹶﻏ ﹺﲑ ﹸﻛ ﻣ ﺭ ﺪ ﺟ ﻦ ﹶﺃ ﺘﻨﺕ ﹶﻓ ﹸﻜ ﺎﺕ ﺍﹾﻟﺄﹸﻭﹶﻟﻴ ﺍﺋﺰﻦ ﺍﹾﻟﻔﹶﺎ ﺘﻧﹶﺃ
– Perlu diperhatikan bahwa isim tafdhil apabila diberi ( ) الmisalnya:
ﻭ ﹸﻝ ﺍﹾﻟﹶﺄ, maka wajib mencocoki mufadhdhal.
Adapun apabila kosong dari ( ) الdan idhafah, seperti: ﺭ ﺪ ﺟ ﹶﺃ, maka
wajib mufrad dan mudzakkar.
b.
ﺕ
ﺎﺘﻴﻀﻠﹶﻰ( ﺍﹾﻟ ﹶﻔ
ﻭ ﹸﻓ ﻀ ﹸﻞ )ﹶﺃ
ﺎ ﹸﺓ ﹶﺃ ﹾﻓﻩ ﺍﹾﻟ ﹶﻔﺘ ﺬ ﻫﻱ ﻭ
ﺪ ﻨﺟ ﻊ ﺠ
ﺷ ﻰ ﹶﺃﻫﺬﹶﺍ ﺍﹾﻟﻔﹶﺘ
Pemuda ini adalah tentara yang paling berani dan pemudi ini adalah
pemudi yang paling mulia.
ﺕ
ﺎﺘﻴﺎ( ﺍﹾﻟ ﹶﻔﻀﹶﻠﻴ
ﻭ ﹸﻓ ﻀ ﹸﻞ )ﹶﺃ
ﻥ ﹶﺃ ﹾﻓ ﺎﺘﻴﻥ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﺎﻫﺘﲔ ﻭﻳ ﹺﺪ ﻨ ﺟ ﻊ ﺠ
ﺷ ﻥ ﹶﺃ ﺎﺘﻴﻥ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﻫﺬﹶﺍ
ﺕ
ﺎﺘﻴﺕ( ﺍﹾﻟ ﹶﻔ
ﺎﻀﹶﻠﻴ
ﻭ ﹸﻓ ﻀ ﹸﻞ )ﹶﺃ
ﺕ ﹶﺃ ﹾﻓ ﺎﺘﻴﺆﹶﻟﺎ ِﺀ ﺍﹾﻟ ﹶﻔ ﻫﺩ ﻭ ﻮﺟﻨ ﻊ ﺠ ﺷ ﺎ ﹸﻥ ﹶﺃﺘﻴﻔ ﺆﻟﹶﺎ ِﺀ ﺍﹾﻟ ﻫ
Contoh :ﺖ
ﻋ ﺩ ﻭ ﺖ
ﻌ ﺳ ﻲ ﻫ
b.
.ﻊ
ﻴ ﹺﺠﻤ
ﺍﹾﻟ ﺓ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺪ ﻋ ﺎﻤﺴ ﺪ ﺍﹾﻟ ﻳ ﺕ
ﺩ ﺪ ﻣ ﻭ ﻖ ﺖ ﺍﹾﻟﺤ
ﺖ ﹸﻗ ﹾﻠ
ﻧﹶﺃ
Engkau telah menyatakan kebenaran dan engkau telah mengulurkan
pertolongan kepada semua orang.
.ﻴ ﹺﻊﺠﻤ ﺓ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﺪ ﻋ ﺎﻤﺴ ﺪ ﺍﹾﻟ ﻳ ﺕ
ﺩ ﺪ ﻣ ﻭ ﻖ ﺖ ﺍﹾﻟﺤ ﺖ ﹸﻗ ﹾﻠ ﻧﹶﺃ
.ﻴ ﹺﻊﺠﻤ ﺓ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﺪ ﻋ ﺎﻤﺴ ﺪ ﺍﹾﻟ ﻳ ﺎﺗﻤﺩ ﺪ ﻣ ﻭ ﻖ ﺤ ﺎ ﺍﹾﻟﺘﻤﺎ ﹸﻗ ﹾﻠﺘﻤﻧﹶﺃ
.ﻴ ﹺﻊﺠﻤ ﺓ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﺪ ﻋ ﺎﻤﺴ ﺪ ﺍﹾﻟ ﻳ ﻢ ﺗﺩ ﺪ ﻣ ﻭ ﺤﻖ ﻢ ﺍﹾﻟ ﺘﻢ ﹸﻗ ﹾﻠ ﺘﻧﹶﺃ
.ﻴ ﹺﻊﺠﻤ ﺓ ﹺﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟ ﺪ ﻋ ﺎﻤﺴ ﺪ ﺍﹾﻟ ﻳ ﻦ ﺗﺩ ﺪ ﻣ ﻭ ﻖ ﺤ
ﻦ ﺍﹾﻟ ﺘﻦ ﹸﻗ ﹾﻠ ﺘﻧﹶﺃ
– Perlu diperhatikan bahwa fi’il madhi ajwaf (contoh: )ﻗﹶﺎ ﹶﻝ huruf
tengahnya dihapus jika disandarkan ke dhamir-dhamir rafa’
berharakat, yaitu ta’ fa’il, ﻧﺎdan nun niswah.
– Perlu diperhatikan bahwa fi’il madhi mudha’af (contoh: ﺪ ﻣ ),
idghamnya diurai ketika disandarkan ke dhamir-dhamir rafa’
berharakat.
– Demikian pula perlu diperhatikan bhahwa fi’il madhi ketika
disandarkan ke ta’ fa’il mufrad muannats, maka ditulis dengan ta’
kasrah.
Contoh:
ﺖ
ﺖ ﹸﻗ ﹾﻠ
ﻧﹶﺃ
Bukan:
ﻲﺖ ﹸﻗ ﹾﻠﺘ
ﻧﹶﺃ
– Apabila fi’il mudhari’ mu’tal akhir dengan wau atau ya’ (contoh: ُ
ْ َ
dan ﻲﺘﻐﺒ ﻳ ):
• Jika disandarkan ke ya’ mukhathabah atau wawu jama’ah, maka
huruf illahnya dihapus dan huruf sebelum ya’ dikasrah (contoh:
ﲔ
ﻐ ﺘﺒﺗﻭ ﲔ
ﻤ ﺴ
ﺗ ﺖ ﻧ )ﹶﺃdan didhammahkan sebelum wawu jama’ah
(contoh: ﻥ ﻮ ﹶﺘﻐﺒﺗﻭ ﻮ ﹶﻥﺴﻤ
ﺗ ﻢ ﺘﻧ)ﹶﺃ.
• Apabila disandarkan ke alif itsnain atau nun niswah, maka tidak
ada perubahan.
b.
ﺮ ﹰﺓ ﻣ ﺕ
ﻮ ﺒﻦ ﹺﺇﺫﹶﺍ ﹶﻛ ﺴ
ﻴﹶﺌﺗ ﻟﹶﺎ
Jangan sekali-kali engkau putus asa apabila engkau terpeleset satu
kali.
ﺮ ﹰﺓ ﻣ ﺕ ﻮ ﺒﻦ ﹺﺇﺫﹶﺍ ﹶﻛ ﺴ ِ ﻴﹶﺌﺗ ﻟﹶﺎ
ﺮ ﹰﺓ ﻣ ﺎﺗﻤﻮ ﺒﺎ ﱢﻥ ﹺﺇﺫﹶﺍ ﹶﻛﻴﹶﺌﺴﺗ ﻟﹶﺎ
ﺮ ﹰﺓ ﻣ ﻢ ﺗﻮ ﺒﻦ ﹺﺇﺫﹶﺍ ﹶﻛ ﺴ
ﻴﹶﺌﺗ ﻟﹶﺎ
ﺮ ﹰﺓ ﻣ ﻦ ﺗﻮ ﺒﺎ ﱢﻥ ﹺﺇﺫﹶﺍ ﹶﻛﺴﻨ ﻴﹶﺌﺗ ﻟﹶﺎ
– Antara nun niswah dan nun taukid dipisah dengan alif dan nun
ditasydid dan dikasrahkan.
ﻒ
ﻴﻀﻌ
ﺪ ﺍﻟ ﻴﻱ ﹺﺑﺧﺬ ﻭ ﻚ ﻤ ﻦ ﹶﻇﹶﻠ ﻤ ﻋ ﻲﻋﻔ ﺍﻙ ﻭ ﺎﻲ ﹶﺃﺧﺻﻠ
ﻒ
ﻴﻀﻌ
ﺪ ﺍﻟ ﻴﺧﺬﹶﺍ ﹺﺑ ﻭ ﺎﻤ ﹸﻜﻤ ﻦ ﹶﻇﹶﻠ ﻤ ﻋ ﺍﻋ ﹸﻔﻮ ﺍﺎ ﻭﺎ ﹸﻛﻤﺻﻠﹶﺎ ﹶﺃﺧ
ﻒ
ﻴﻀﻌ
ﺪ ﺍﻟ ﻴﺧﺬﹸﻭﺍ ﹺﺑ ﻭ ﻢ ﻤ ﹸﻜ ﻦ ﹶﻇﹶﻠ ﻤ ﻋ ﻋﻔﹸﻮﺍ ﺍﻢ ﻭ ﺎ ﹸﻛﺻﻠﹸﻮﺍ ﹶﺃﺧ
ﻒ
ﻴﻀﻌ
ﺪ ﺍﻟ ﻴﺧ ﹾﺬ ﹶﻥ ﹺﺑ ﻭ ﻦ ﻤ ﹸﻜ ﻦ ﹶﻇﹶﻠ ﻤ ﻋ ﻋﻔﹸﻮ ﹶﻥ ﺍﻦ ﻭ ﺎ ﹸﻛﻦ ﹶﺃﺧ ﺻ ﹾﻠ
– Perlu diperhatikan bahwa fi’il amr mabni atas sukun apabila shahih
akhir dan tidak bersambung dengan dhamir (contoh: ﻞ
ﺻﹾ dan ﺧ ﹾﺬ ) dan
dimabnikan atas hadzfu harfil illah apabila fi’ilnya naqish
(contoh:ﻒ
ﻋ )ﹸﺍ.
– Fi’il amr dimabnikan atas dihilangkan nun apabila bersambung
dengan ya’ mukhathabah, alif itsnain atau wawu jama’ah, dan
dimabnikan atas sukun apabila bertemu nun niswah.
– Apabila fi’il awalnya huruf illah (contoh ﻞ
ﺻﹶ ﻭ ) atau hamzah (contoh
ﺧ ﹶﺬ ) ﹶﺃ, maka huruf illah atau hamzah dihapus ketika amr.
– Apabila fi’ilnya naqish (yaitu mu’tal ahir), maka seperti mudhari’nya
pada setiap hukumnya.
MUKADIMAH
Jama’ –sebagaimana yang telah lewat penjelasannya pada pasal ke
empat bab pertama- ada 3 jenis: jama’ mudzakkar salim, dan jama’
muannats salim jama’ taksir.
1
Marbuthah
Contoh:
ﻖ ﺋﺍﺣﺪ : ﻳ ﹶﻘ ﹲﺔﺣﺪ
ﺎ ﹲﻝ ﹺﺟﺒ: ﺒ ﹲﻞﺟ
ﺐ ﺘ ﹸﻛ: ﺏ ﺎﻛﺘ
dst…
2
Hlm. 26-28 pada kitab aslinya
Mukadimah
Fi’il dalam bahasa arab bisa jadi 3 huruf, 4 huruf, 5 huruf atau 6 huruf.
– Kaidah khusus bagi harakat fi’il mudhari’: semua fi’il ruba’i, apakah
itu mujarrad atau mazid, maka mudharinya selalu didhammahkan
huruf mudhara’ahnya dan huruf sebelum terakhir dikasrahkan.
Contoh:
ﻡ ﺪ ﻳ ﹶﻘ – ﺩ ﻳﻄﹶﺎ ﹺﺭ – ﻡ ﻳ ﹾﻜ ﹺﺮ – ﺝ
ﺣ ﹺﺮ ﺪ ﻳ
Fi’il khumasi dan sudasi diawali dengan hamzah washal atau ta’
tambahan dan mudhari’nya selalu difathahkan huruf mudhara’ahnya.
Apabila didahului hamzah washal, maka mudhari’nya huruf sebelum
terakhir dikasrahkan (kecuali apabila berwazan ﻞ
ﻌ ﱠ ﺍ ﹾﻓ dan ﺎ ﱠﻝﻓﻌﺍ ).
Contoh:
ﻢ ﺠ
ﻧ ﹺﺮ ﺤ
ﻳ – ﺮ ﻌ ﺸ
ﻳ ﹾﻘ – ﻕ
ﻭ ﹺﺭ ﺮ ﻐ ﻳ – ﺘ ﹾﻘﹺﺒ ﹸﻞﺴ
ﻳ – ﺏ
ﺘ ﹺﺮﻳ ﹾﻘ – ﻖ ﻠﻨ ﹶﻄﻳ
Apabila didahului ta’ tambahan atau berwazan ﻞ ﻌ ﱠ ﺍ ﹾﻓ dan ﺎ ﱠﻝﻓﻌﺍ, maka
mudhari’nya difathahkan huruf sebelum terakhir.
Contoh:
ﺭ ﺎﺤﻤ
ﻳ – ﺮ ﻤ ﺤ
ﻳ – ﺮ ﻌﹶﺜ ﺒﺘﻳ – ﻙ ﺭ ﺍﺘﺪﻳ – ﻡ ﺪ ﺘ ﹶﻘﻳ
Catatan:
Telah kami ketengahkan fi’il-fi’il lazim, baik itu sendirian (contoh: ﻰﹶﺃﺗ
dan ﺭ )ﺛﹶﺎ atau dibarengi oleh fa’il (contoh: ﻡ ﹸﻓﻠﹶﺎ ﹲﻥ ﺮ ﹶﻛ dan ﻖ ﺤﺮﹺﻳ
ﺐ ﺍﹾﻟ
ﺷ )
atau dibarengi jar wa majrur (contoh: ﻪ ﻨ ﻋ ﻧﺄﹶﻯ ,ﻪ ﻭﹶﻟ ﻪ ﻋﻠﹶﻴ ﻒ
ﺳ )… ﹶﺃ.
Adapun fi’il-fi’il muta’addi, maka kami ketengahkan dengan diikuti
maf’ulnya, sama saja apakah isim manshub (contoh: ﻒ
ﺻ
ﻭ ,ﺏ
ﺎﻜﺘ ﺭﹶﺃ ﺍﹾﻟ َق
ﻲ َﺀ )ﺍﻟﺸatau alah satu dhamir dari dhamir-dhamir nashab (contoh: ,ﻩ ﺁﺭ
ﻪ ﺣ ﺪ ﻣ ,ﻩ ﺩ ﺮ ) ﹶﻃ.
2. Kami jelaskan pada samping setiap fi’il, maknanya. Apabila fi’il
mempunyai lebih dari satu makna, maka kami cukupkan dengan
menampakkan makna yang paling banyak digunakan.
Contoh:
َﺖﺠﺤ
ﻧ ﻚ
ﻧﺮﻧﹺﻲ ﹶﺃ ﺴ
ﻳ
Kelulusanmu menyenangkan aku.
1. ( ّﻥ
) ﹶﺃ ﹶ
Susunannya seperti ini:
Contoh:
ﺪ ﺘ ﹺﻬﺠ
ﻣ ﻚ
ﻧّﺮﻧﹺﻲ ﹶﺃّ ﺳ
Engkau rajin, menyenangkan aku.
(ﺮّ ﺳ
: Fi’il madhi mabni atas fathah – Nun: Nun wiqayah – Ya’: Dhamir
muttashil mabni pada posisi nashab maf’ul bih – ﹶﺃ ّﹶﻥ: ﻚ
ﻧّﹶﺃ : Huruf
taukid dan nashab – Kaf : Dhamir muttashil mabni pada posisi nashab
isim anna – ﺪ
ﺘ ﹺﻬﺠ
ﻣ : Khabar anna marfu’dengan dhammah – Mashdar
muawwal ( ﺪ
ﺘ ﹺﻬﺠ
ﻣ ﻚ
ﻧّ ) ﹶﺃpada posisi rafa’ fa’il, tersiratnya adalah: ﺮﻧﹺﻲّ ﺳ
ﻙ ﺩ ﺎﺘﻬﺟ ﺍ )
2. ( ﻥ
)ﺃﹾ
Susunannya seperti ini:
ﻭ ﹲﻝّ ﺆ ﻣ ﺭ ﺪ ﺼ
ﻣ = ﻴ ﹲﺔّﻠﻌ ﻓ ﻤﹶﻠ ﹲﺔ ﺟ + ( )ﺃ ﹾﻥ
Contoh:
ْ ﲑ ﹶﻟﻜ
{ﹸﻢ ﺧ ﻮﺍﻮﻣﺗﺼ } ﹶﺃ ﹾﻥ
“Kalian berpuasa lebih baik bagi kalian”.
(ﻥ
ﹶﺃ ﹾ: Huruf mashdar – ﻮﺍﻮﻣﺗﺼ: Fi’il mudhari’ manshub dengan
dihilangkan nun – Wawul jama’ah: Dhamir muttashil pada posisi rafa’
fa’il – Mashdar muawwal (ﻮاﻮﻣﺗﺼ ) ﹶﺃ ﹾﻥ: Pada posisi rafa’ mubtada’,
tersiratnya adalah: ﲑ ﺧ – ﻢ ﲑ ﹶﻟ ﹸﻜ ﺧ ﻢ ﻣ ﹸﻜ ﺎﺻﻴ
: Khabar mubtada’ marfu’
dengan dhammah)
3. ( ﻲ
) ﹶﻛ
Susunannya:
ﻭ ﹲﻝّ ﺆ ﻣ ﺭ ﺪ ﺼ
ﻣ = ﻴ ﹲﺔّﻠﻌ ﻓ ﻤﹶﻠ ﹲﺔ ﺟ + ( ﻲ ) ﹶﻛ
Contoh:
( َﺢﻨﺠﺗ ﻲ ﻟ ﹶﻜ ﺪ ﺘ ﹺﻬﺟ ﺍ )
Bersungguh-sungguhlah supaya engkau berhasil!
(Lam : Huruf jar – ﻛﻲ: Huruf mashdar – ﺢ
ﺠ
ﻨﺗ : Fi’il mudhari’ manshub
dengan fathah – Mashdar muawwal (ﺢ
ﺗﻨﺠ ) ﻛﻲ pada posisi jar, isim
majrur, tersiratnya adalah: ﻚ
ﺣ ﺎﻨﺠﻟ ﺪ ﺘ ﹺﻬﺟ ﺍ ).
Catatan:
Huruf (ﻲ
) ﹶﻛuntuk menjadi huruf mashdari disyaratkan harus didahului
oleh huruf lam ta’lil, yang nampak atau yang tidak nampak.
Contoh yang nampak seperti contoh di atas.
Tersiratnya:
ﻢ ﻌّﹶﻠ ﺗﻲ ﹶﺃ ﻟ ﹶﻜ ﻌ ﹶﺔ ﻣ ﺎﺖ ﺍﹾﻟﺠ
ﺤ ﹾﻘ
ﺘﺍﹾﻟ
Mashdar muawwalnya:
ﻌّﹸﻠ ﹺﻢ ﺘّﻠﻌ ﹶﺔ ﻟ ﻣ ﺎﺖ ﺍﹾﻟﺠ
ﺤ ﹾﻘ
ﺘﺍﹾﻟ
4. ( ﻮ ) ﹶﻟ
Susunannya:
ﻭ ﹲﻝّ ﺆ ﻣ ﺭ ﺪ ﺼ
ﻣ = ﺪ ﹲﺓ ﻴﻣﻔ ﻤﹶﻠ ﹲﺔ ﺟ + ﺔ ﻴّﻃ ﺮ ﺸ
ّ ﲑ ﺍﻟ ﻮ( ﹶﻏ )ﹶﻟ
Contoh:
(ﺖ
ﺤ
ﺠ
ﻧ ﻮ ﻙ ﹶﻟ ﻮﺩ ﹶﺃﺑّ ﻭ )
Ayahmu menginginkan supaya kamu berhasil.
( ﺩّ ﻭ : Fi’il madhi mabni atas fathah – ﻮ ﹶﺃﺑ: ﻙ ﻮ ﹶﺃﺑ: Fa’il marfu’ dengan
wawu karena termasuk asma’ khamsah, Kaf: Dhamir muttashil mabni
pada posisi jar mudhaf ilaih – ﻮ ﹶﻟ: Huruf mashdari – ﺢ
ﺠ ﻧ : ﺖ
ﺤ
ﺠ
ﻧ : Fi’il
mudhari’ mabni atas sukun, Ta’ : Dhamir muttashil mabni pada posisi
rafa’ fa’il – Mashdar muawwal (ﺖ
ﺤ
ﺠ ﻧ ﻮ ) ﹶﻟ : Pada posisi nashab,
maf’ul bih, tersiratnya adalah: ﻚ
ﺣ ﺎﻧﺠ ﻙ ﻮﺩ ﹶﺃﺑّ ﻭ )
Catatan:
Biasanya ﺔ )ﻟﻮ( ﻏﲑ ﺍﻟﺸﺮﻃﻴdiawali oleh fi’il ( ﺩ ) ﻭtanpa adanya jumlah
syarat dan jumlah jawab syarat. Adapun ( ﺔ ) ﻟﻮ( ﺍﻟﺸﺮﻃﻴsetelahnya ada
jumlah syarat dan jumlah jawab syarat dan berada di awal kalimat.
Contoh:
ﻚﻣﻌ ﺖ
ﺴ
ﺠﹶﻠ
ﻚ ﹶﻟ
ﺘﻳﺭﹶﺃ ﻮ َﹶﻟ
Seandainya aku melihatmu niscaya aku duduk bersamamu.
( ﺔ) ﻟﻮ ( ﺍﻟﺸﺮﻃﻴ dibahas pada bab tersendiri.
5. ِﺔﺴ ﹺﻮﻳ
ّﺘﺍﻟ ﺰ ﹸﺓ ﻤ ﻫ ( )ﺃ
Susunannya:
ٌﻭّﻝ ﺆ ﻣ ﺭ ﺪ ﺼ
ﻣ = ﺪﹲﺓ ﻴﻣﻔ ﻤﹶﻠ ﹲﺔ ﺟ + ﺔ ﻳﺴ ﹺﻮ
ﺘّﺓ ُﺍﻟﻤﺰ ﻫ ( )ﹶﺃ
255 Abu Ahmad Al-Mutarjim (https://terjemahmulakos.wordpress.com)
Juz 3 – Artikel Lain – Mashdar Muawwal
Contoh:
{ ْﻢﺭﻫ ﺬ ﻨﺗ ﻢ ﻡ ﹶﻟ ﻢ ﹶﺃ ﻬ ﺗﺭ ﻧ ﹶﺬﻢ ﹶﺃﹶﺃ ﻋﻠﹶﻴ ﹺﻬ ﺍ ٌﺀﺳﻮ }
“Sama saja bagi mereka apakah engkau beri peringatan atau tidak
engkau beri peringatan”
(ﺍ ٌﺀﺳﻮ
: Khabar muqaddam marfu’ dengan dhammah – ﻢ ﻬ ﺗﺭ ﻧ ﹶﺬﹶﺃﹶﺃ :
Hamzah : Hamzah taswiyah, huruf mashdari, ﻢ ﻬ ﺗﺭ ﻧ ﹶﺬ ﹶﺃ: Fi’il, fa’il dan
maf’ul bih – Mashdar muawwal
( ﻢ ﻬ ﺗﺭ ﻧ ﹶﺬ ﹶﺃﹶﺃ ) : Pada posisi rafa’ mubtada’ muakhkhar – ْﻢﺭﻫ ﺬ ﻨﺗ ﻢ ﹶﻟ :
Mashdar muawwal pada posisi rafa’ di’athafkan kepada ( ْ ُ
َ ْ– ) َأَأ ْ
َر
Tersiratnya:
( ْﻢﻳّﺎﻫﻙ ﹺﺇ
ﻧﺬﹶﺍ ﹺﺭﻡ ﹺﺇ ﺪ ﻋ ﻡ ﻢ ﹶﺃ ﻫ ﻳﺎّﻙ ﹺﺇ ﺭ ﻧﺬﹶﺍ ﻢ ﹺﺇ ﻋﻠﹶﻴ ﹺﻬ ﺍ ٌﺀﺳﻮ )
Catatan:
Biasanya hamzah ini diawali oleh kata ( ﺳﻮﺍﺀ ) dan biasanya dii’rab
sebagai khabar muqaddam. Mashdar muawwal setelahnya dii’rab
sebagai mubtada’ muakhkhar.
6. ﻳّﺔ)ﻣﺎ ( ﺍﳌﺼﺪﺭ
Susunannya:
ﻭ ﹲﻝّ ﺆ ﻣ ﺭ ﺪ ﺼ
ﻣ = ﻴ ﹲﺔّﻠﻌ ﻓ ﻤﹶﻠ ﹲﺔ ﺟ + ﻳ ﹸﺔّﺪ ﹺﺭ ﺼ
ﺎ ( ﺍ ﹶﳌ)ﻣ
Contoh:
(ﻚ
ﻨﻋ ﺖ
ﻌ ﻤ ﺳ ﺎﺣﻨﹺﻲ ﻣ ﺮ ) ﹶﺃ ﹾﻓ
Apa yang aku dengar darimu menyenangkan aku.
(ﺡ
ﺮ ﹶﺃ ﹾﻓ :ﺣﻨﹺﻲ ﺮ ﹶﺃ ﹾﻓ : Fi’il madhi mabni atas fathah, Nun : Wiqayah, Ya’:
Dhamir muttashil mabni atas sukun pada posisi nashab maf’ul bih – ﺎﻣ
7. )ﻣﺎ ( ﺍﻟﻈﺮﻓﻴﺔ
Susunannya:
ﻭ ﹲﻝّ ﺆ ﻣ ﺭ ﺪ ﺼ
ﻣ = ﻴ ﹲﺔّﻠﻌ ﻓ ﻤﹶﻠ ﹲﺔ ﺟ + ﻴ ﹸﺔّﻓﺮ ﺎ ( ﺍﻟ ّﹶﻈ)ﻣ
Contoh:
(ﺖ
ﺸ
ﻋ ﺎﻳﻨﹺﻲ ﻣﻚ ﹺﺑﺪ
ﺴ
ّ ﻤ ﺗ) ﹶﺃ
Aku akan berpegang teguh dengan agamaku selama aku hidup.
( ﻚ
ﺴ
ّ ﻤ ﺗﹶﺃ : Fi’il mudhari’ marfu’ dengan dhammah, Fa’ilnya dhamir
Catatan:
Lafadz ( ) ﻣﺎmempunyai beberapa arti, bisa sebagai:
• Isim maushul (sebagaimana dalam pembahasan isim maushul
nanti),
• Isim istifham (sebagaimana dalam pembahasan isim istifham
nanti),
• Huruf penafi (sebagaimana dalam pembahasan kana dan inna
nanti),
• Huruf tambahan.
8. (ﻱ)ﺍﹶﻟّﺬ
Susunannya:
ﻭ ﹲﻝّ ﺆ ﻣ ﺭ ﺪ ﺼ
ﻣ = ﺪﹲﺓ ﻴﻣﻔ ﻤﹶﻠ ﹲﺔ ﺟ + ﻱﹶﺍّﹶﻟﺬ
Contoh:
{ﻮاﺎﺿﻱ ﺧﻢ ﻛﹶﺎّﹶﻟﺬ ﺘﻀ
ﺧ ﻭ }
“Dan kalian memperbincangkan seperti mereka yang telah
memperbincangkan” (At Taubah: 69)
(ﺽ
ﺎﺧ : ﻢ ﺘﻀ
ﺧ : Fi’il madhi mabni atas sukun, ﻢ ﺗ : Dhamir mttashil
mabni atas sukun pada posisi rafa’ fa’il – Kaf: Huruf jar – ﻱ ﺍّﹶﻟﺬ: Huruf
mashdari – ﺽ
ﺎ ﺧ: ﻮﺍﺎﺿ ﺧ: Fi’il madhi mabni atas dhammah, Wawul
jama’ah: Dhamir muttashil mabni atas sukun pada posisi rafa’ fa’il –
Mashdar muawwal (ﻮﺍﺎﺿﺧ ﻱ)ﺍّﹶﻟﺬ: Pada posisi jar isim majrur,
tersiratnya:
ﻢ ﺿ ﹺﻬ
ﻮ ﺨ
ﻢ ﹶﻛ ﺘﻀ
ﺧ ﻭ
Catatan:
Lafadz ini biasanya sebagai isim maushul, tetapi sebagian ulama
menyatakan bahwa huruf ini terkadang bisa menjadi huruf mashdari,
sebagaimana dalam ayat di atas. Seandainya kata tersebut adalah
isim maushul maka seharusnya: ﻦ ﻳﹶﺍّﹶﻟﺬ karena shilah maushulnya
mengandungi dhamir jama’.
b. Apabila khabar berupa isim jamid atau fi’il jamid, maka ditakwilkan
dengan lafadz ( ﻥﻛﻮ
) ﹶyang diidhafahkan kepada isim anna.
Contoh:
ﻙ ﺎﺪ ﹶﺃﺧ ﻳﻐﻨﹺﻲ ﻛﹶﻮ ﹸﻥ ﺯ ﺑﹶﻠ = ﻙ ﻮﺍ ﹶﺃﺧﻳﺪﻐﻨﹺﻲ ﹶﺃ ّﹶﻥ ﺯ ﺑﹶﻠ
Telah sampai berita kepadaku bahwa Zaid adalah saudaramu.
Cara Mengi’rab:
Catatan:
Apabila mashdar muawwal terletak setelah fi’il yang menashabkan
dua maf’ul, maka mashdar muawwal menempati posisinya dua maf’ul
tersebut.
Contoh:
ﻢ ﺋﺍ ﻗﹶﺎﻳﺪﺖ ﹶﺃ ّﹶﻥ ﺯ
ﻨﻨﹶﻇ
Aku menyangka bahwa Zaid berdiri.
Isim ini hanya berbentuk isim musytaq yang bisa beramal 1, selain isim
tersebut tidak bisa menjadi isim yang menyerupai mudhaf. Untuk bisa
memahami pembahasan ini, pembaca harus mempelajari terlebih
dahulu isim-isim tersebut beserta amalnya.
1
Isim musytaq yang bisa beramal adalah isim fa’il, isim maf’ul, syifah
musyabbahah, shighah mubalaghah, isim tafdhil dan mashdar.
Termasuk juga isim jamid yang dinisbahkan, yaitu isim nasab.
2
Maf’ul bih bagi isim fa’il, shighah mubalaghah atau mashdar
2. Jar wa Majrur,
• Setelah isim tafdhil, contoh:
ﺪ ﻳﻦ ﺯ ﻣ ﻀ ﹶﻞ
ﺎ ﹶﺃ ﹾﻓﻳ
Wahai yang lebih mulia dari Zaid!
ٍﻳﺪﺯ ﻦ ﻣ ﺍﺧﲑ ﺎﻳ
Wahai yang lebih baik dari Zaid!
3
Fa’il bagi isim fa’il, syifah musyabbahah, shighah mubalaghah dan
mashdar
4
Naibul fa’il bagi isim maf’ul atau isim nasab
Dulunya ilmu ini dikenal dengan nama ‘Ilmu Bahasa Arab’. Namanya
berubah pada abad pertama hijriyah yang kemudian dikenal menjadi
‘Ilmu Nahwu’. Dengan nama ini ilmu nahwu masih merupakan
campuran dengan ilmu-ilmu yang lain, mula-mula bercampur dengan
semua ilmu bahasa arab, yaitu adab, tarikh, dan sya’ir walaupun porsi
terbesar adalah bagi nahwu dan kaidah-kaidah nahwu. Demikianlah
keadaan ilmu nahwu pada awalnya.
Dan firman-Nya:
ﻲ ﺮﹺﺑ ﻋ ﻭ ﻲ ﻤ ﺠ
ﻋ ﻪ ۖ ﹶﺃﹶﺃ ﺗﺎﺖ ﺁﻳ
ﺼﹶﻠ
ﻮﻟﹶﺎ ﹸﻓ ﺎ ﱠﻟﻘﹶﺎﻟﹸﻮﺍ ﹶﻟﻤﻴ ﺠ
ﻋ ﺎ ﹶﺃﺁﻧﻩ ﹸﻗﺮ ﺎﻌ ﹾﻠﻨ ﺟ ﻮ ﻭﹶﻟ
“Seandainya Kami menjadikannya al Qur’an berbahasa non-arab,
niscaya mereka menyatakan: ‘Kenapa ayat-ayatnya tidak jelas?
Apakah patut berbahasa non-arab sedangkan rasul arab?” [QS.
Fushshilat: 44].
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ﲔ
ﻣﹺﺒ ﻲ ﺮﹺﺑ ﻋ ﺎ ﹲﻥﻟﺴ ﻫٰﺬﹶﺍ ﻭ ﻲ ﻤ ﺠ
ﻋ ﻪ ﹶﺃ ﻴﻭ ﹶﻥ ﺇﹺﹶﻟﺤﺪ
ﻳ ﹾﻠ ﻱﺎ ﹸﻥ ﺍﱠﻟﺬﱢﻟﺴ
“Bahasa orang yang mereka tuduhkan bahwa Nabi belajar kepadanya
adalah bahasa non-arab, padahal al Qur’an ini adalah bahasa arab
yang jelas.” [QS. An Nahl: 103].
ﺎﻮﺟ ﻋ ﻪ ﻞ ﱠﻟﺠﻌ
ﻳ ﻢ ﻭﹶﻟ ﺏ
ﺎﻜﺘ ﻩ ﺍﹾﻟ ﺪ ﺒ ﻋ ٰﻋﻠﹶﻰ ﺰ ﹶﻝ ﻱ ﺃﹶﻧﻪ ﺍﱠﻟﺬ ﻟﱠﻠ ﺪ ﻤ ﺤ
ﺍﹾﻟ
ﻭ َﺀ ﹶﺓﻤﺮ ﺍﹾﻟﻌ ﹾﻘ ﹺﻞ ﻭ ﻲ ﺍﹾﻟﺪ ﻓ ﺗﺰﹺﻳ ﺎﻧﻬﻴ ﹶﺔ ﹶﻓﹺﺈﺮﹺﺑ ﻌ ﻮﺍ ﺍﹾﻟﻌﱠﻠﻤ ﺗ
“Pelajarilah bahasa arab, karena bahasa arab bisa menambah
kecerdasan dan kewibawaan”.
Perkataan lain yang dinisbatkan kepada beliau adalah dua bait syair
berikut ini:
ﻦ ﺤ
ﻳ ﹾﻠ ﻢ ﻪ ﹺﺇﺫﹶﺍ ﹶﻟ ﻤ ﻌ ﱡﻈ ﺗ ﺮ ُﺀ ﻤ ﺍﹾﻟﻭ ﻥ ﺍﹾﻟﹶﺄﹾﻟ ﹸﻜ ﹺﻦ ﺎﻟﺴ ﻦ ﻣ ﺢ ﻠﺼ ﻳ ﻮ ﺤ
ﻨﺍﹶﻟ
ﺴ ﹺﻦ
ﻢ ﺍﹾﻟﹶﺄﹾﻟ ﻴﻣﻘ ﺎﻨﻬﻣ ﺎﺟﱡﻠﻬ ﹶﻓﹶﺄ ﺎﺟﱠﻠﻬ ﻌﻠﹸﻮ ﹺﻡ ﹶﺃ ﻦ ﺍﹾﻟ ﻣ ﺖ
ﺒﹶﻓﹺﺈﺫﹶﺍ ﹶﻃﹶﻠ