Anda di halaman 1dari 4

SENI RUPA POSMODERN

istilah Posmodernisme muncul pertama kali di wilayah seni,seni musik,seni


rupa ,fiksi,film,Fotografi,arsitektur kritik sastra,dan sebagainya. disisi lain istilah pos modern juga
muncul di wilayah keilmuan yakni ilmu sosiologi, antropologi, geografi ,filsafat, dan sebagainya.
peristilahan ini di definisikan sesuai dengan konteks nya, istilah pos modern diartikan untuk
menunjukkan reaksi yang muncul dari dalam Modernisme, sebuah gerakan yang menolak
Modernisme yang mandek dalam Birokrasi museum dan Akademi, menjelaskan siklus sejarah baru
yang dimulai sejak berakhirnya dominasi Barat, Surutnya Individualisme, kapitalisme, dan
Kristianitas, serta kebangkitan budaya non Barat, hilangnya batas antara seni dan kehidupan sehari-
hari.

Postmodern adalah paham yang berkembang setelah jaman modern,


postmodernmemberikan pemahaman baru terhadap dunia menjadi dunia lebih lues dan mencair.
banyak pemikiran dari postmodern yang melawan aturan. aturan pada aliran modernis
meskipunbanyak tokoh postmodern mengatakan bahwa mereka tidak melawan pakem pakem
modernismelainkan hanya merevisinya. Postmodern lebih mengacu pada liberasilme artinya
manusiadi perbolehkan berpikir sebebas-bebasnya yang kemudian mengacu pada kapitalisme
danliberalisme, postmodern menghalalkan manusia untuk berpikir soal hal apapaun bahkanmelebihi
norma, agama, budaya dan hukum.

Pada awalnya, kata postmodern tidak muncul dalam flsafat ataupun sosiologi.waacana
postmodern ini pada awalnya muncul dalam arsitektur dan kemudian juga dalam sastra.Arsitektur
dan sastra (postmodern) lebih bernafaskan kritik terhadap arsitektur dan sastra(modern) yang
dipandang sebagai arsitektur totaliter, mekanis dan kurang human.Akhirnya, kritik terhadap seni
arsitektur dan sastra modern ini menjadi kritii terhadapkebudayaan modern pada umumnya yang
dikenal sebagai era postmodern. Benih posmo padaawalnya tumbuh di lingkungan arsitektur.

1.Pengaruh posmodern terharap seni rupa

Pada masa modern seni sangat diagungkan dan hanya dinikmati oleh kalangan ningratsaja, seni
menjadi sangat kaku, hasil dari perkembangan modernisme yang berpegang teguh pada rasionalitas
dan realitas sehingga seni dimurnikan dan terbatas pada masalah etetis saja (pada seni abstrak)seni
menjadi tabu dalam membicarakan hal-hal yang bersifat remeh temeh, seni menjadi terpisah dari
masyarakat dan lebih menjungjung orisinalitas serta seni dijauhkan dari tradisi. Hal tersebut secara
langsung telah mebatasi ruang gerak seni sehingga  seni lukis dan patunglah yang mendominasi
penggunaan media pada seni rupa modern sedangkan seni grafs dan keremik masi berkonotasi
rakyat artinya tidak ningrat sehingga tidak dianggap eksklusif namun seiring berjalannya waktu
kedua karya seni tersebut disejajarkan, ini dilakukan oleh Andi warhol, dia merusak tatanan seni
tinggi dan tatanan seni rendah dengan memadukan keduannya.

2. Ciri-ciri Posmodern

-menekankan emosi dari pada rasio

-menekankan media dari pada isi


-menekankan tanda dari pada makna

-menekankan kemajemukan dari pada penunggalan

-menekankan permainan dari pada keseriusan

-menekankan lokal dari pada universal

-menekankan fksi dari pada fakta

-menekankan estetika dari pada etika

3. Karya-Karya Seni Rupa Era Posmodernisme

Kebudayaan posmodern tidak dapat dipisahkan dari perkembangan konsumerisme.


Perkembangan masyarakat konsumer telah mempengaruhi cara-cara pengungkapan seni. Dalam
masyarakat konsumer terjadi perubahan-perubahan mendasar yang berkaitan dengan cara objek-
objek seni secara umum dikonotasi, dan cara model konsumsi ini direkayasa oleh para produser.
Masyarakat konsumer memiliki tiga bentuk “kekuasaan” yang beroperasi di belakang produser dan
kekuasaan media massa. Ketiga bentuk kekuasaan ini menentukan bentuk dan gaya seni. Di dalam
masyarakat konsumer relasi antara subjek dan objek lebih tepat dijelaskan melalui peran subjek
sebagai ‘konsumer’. Maksudnya melalui perkembangan mutakhir dalam teknologi produksi, yaitu;
otomatisasi dan komputerisasi, peran pekerja dapat diminimalisasi sedemikian rupa, sehingga relasi
produksi semakin kehilangan maknanya.

4. Bahasa Estetik Posmodernisme

Bahasa estetik posmodern bersifat hiperriil dan ironik yang meliputi:

a. Pastiche adalah karya sastra, seni atau arsitektur yang disusun dari elemen-elemen yang dipinjam
dari berbagai pengarang, seniman atau arsitek dari masa lalu.

b. Parodi adalah sebuah komposisi dalam karya sastra, seni atau arsitektur yang di dalamnya
kecenderungan pemikiran dan ungkapan khas dalam diri seorang pengarang, seniman, arsitek, atau
gaya tertentu diimitasi imitasi yang ditandai oleh kecenderungan ironik sedemikian rupa untuk
membuatnya humoristik atau absurd.

c. Kitch berakar dari bahasa Jerman verkitchen membuat murahan dan kistchen berarti memungut
sampah dari jalanan. Strategi Kitch adalah, mengkopi elemen-elemen gaya dari seni tinggi atau objek
sehari-hari untuk kepentingan sendiri, yang produksinya didasari pada semangat memassakan atau
mendemitosasi seni tinggi.

d. Camp adalah satu bentuk dandysme tanpa identitas seks, dan karenanya menyanjung tinggi
kevulgaran. Camp sering menekankan dekorasi, tekstur, permukaan sensual, dan gaya, dengan
mengorbankan isi.

e. Skizophrenia dideinisikan sebagai putusnya rantai pertandaan, yaitu rangkaian sintagmatis


penanda yang bertautan dan membentuk satu ungkapan atau makna.

5. Tokoh-Tokoh Postmodernisme
Tokoh – tokoh periode postmodernisme antara lain:

1.  Charles Sanders Peirce

Peirce lahir di USA ( 1839-1914). Sebagai ahli semiotika, logika, dan matematika, Pairce lahir
sezaman dengan saussure tetapi Peirce melangkah  lebih jauh daripada Saussure dengan latar
belakang sebagai ahli filsafat, ia dapat melihat dunia di luar struktur sebagai struktur bermakna.
Berbeda dengan Saussure dengan konsep diadik, Peirce menawarkan konsep triadik sehingga terjadi
jeda antara oposisi biner. Pierce jugalah yang mengembangkan teori umum tanda-tanda, sebaliknya
Saussure lebih banyak terlibat dalam teori linguistik umum.

Pada dasarnya Peirce tidak banyak mempermasalahkan estetika dalam tulisan-tulisannya. Akan
tetapi teori-teorinya mengenai tanda menjadi dasar pembicaran estetika generasi berikutnya.
Menurutnya makana tanda yang sesungguhnya adalah mengemukakan sesuatu.

  2. Jan Mukarovsky

Mukarovsky lahir di Bohemia(1891-1975). Sebagai pengikut strukturalisme Praha, ia kemudian


mengalami pergeseran perhatian dari struktur ke arah tanggapan pembaca. Aliran inilah yang
disebut strukturalisme dinamik. Sebagai pengikut kelompok formalis, ia memandang bahwa aspek
estetis dihasilkan melalui fungsi puitika bahasa, seperti deotomatisasi, membuat aneh,
penyimpangan, dan pembongkaran norma-norma lainnya. Meskipun demikian, ia melangkah lebih
jauh, aspek estetika melalui karya seni sebagai tanda, karya sastra sebagai fakta transindividual.
Singkatnya, karya sastra harus dipahami dalam kerangka konteks sosial, aspek estetis terikat dengan
entitas sosial tertentu. Peran penting Mukarovsky adalah kemampuannya untuk menunjukkan
dinamika antara totalitas karya dengan totalitas pembaca sebagai penanggap.

3. Umberto Eco

Eco adalah seorang semiotikus, kritikus, novelis, dan jurnalis, lahir di Piedmot, Italia (1932).
Menurut Eco (1979: 7), semiotika dikaitkan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda.
Menurut Eco (1979: 182-183) semua bidang dapat dikenal sebagai kode sejauh mengungkapkan
fungsi estetik setiap unsurnya. Sama dengan Peirce, esensi tanda adalah kesanggupannya dalam
mewakili suatu tanda. Setiap kode memiliki konteks, sebagai konteks sosiokultural. Oleh karena
itulah, teori tanda harus mampu menjelaskan mengapa sebuah tanda memiliki banyak makna dan
akhirnya bagaimana makna-makna baru bisa terbentuk. Dalam hubungan inilah dibedakan menjadi
dua unsur, pertama, unsur yang dapat disesuaikan atau diramalkan oleh kode, seperti simbol dalam
pengertian Peirce. Kedua, adalah unsur yang tidak bisa disesuaikan dengan mudah, misalnya ikon
dalam pengertian Peirce.

Dan masih banyak lagi tokoh tokoh posmodernisme lainnya.


KESIMPULAN

Postmodern adalah paham yang berkembang setelah jaman modern, postmodernmemberikan


pemahaman baru terhadap dunia menjadi dunia lebih lues dan mencair. postmodern lebih banyak
memberikan perhatian pada tanda-tanda, sebagai estetika semiotis, dengan pertimbangan bahwa
kualitas estetis bersumber dari dan dihasilkan melalui pemahaman terhadap sistem tanda.

Anda mungkin juga menyukai