Tauhid yang diajarkan Sunan Muria menyentuh tiga ranah, mulai dari dimensi ketuhanan yang
eskatologis-transendental, dimensi sosial-ijtima'iyyah (antroposentrisme), sampai dimensi
lingkungan (ekosentrisme).
ara muridnya kebanyakan dari kalangan para petani, pedagang, dan nelayan kecil. Dia berbaur
dan menyelami setiap sisi terdalam kehidupan masyarakat.
Mbah Cungkrung merupakan murid dari Sunan Muria salah satu penyebar agama Islam di
Jawa. Di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah
Bukti Mbah Cungkrung merupakan murid Sunan Muria adalah ajaran yang dikembangkan
persis dengan gurunya, yakni ilmu tasawuf. Nama Cungkrung juga bukan nama aslinya.
Nama itu merupakan julukannya lantaran sering melakukan ibadah malam hari yakni sholat
tahajud di sepertiga malam.
Orang tasawuf itu kan sukanya sujud. Lha, sujud itu nama lainnya jungkruk atau jungkrung.
Nama Mbah Cungkrung dari sana. Nama aslinya belum diketahui hingga saat ini,’’ katanya.
nilai-nilai moral seperti hidup sederhana, kedermawanan, dan bijaksana kepada masyarakat
Sunan Muria atau Raden Umar Said juga ikut menyebarkan ajaran Islam di dekat Kerajaan
Demak dengan cara yang mirip seperti Sunan Kalijaga, yakni lewat kesenian dan kebudayaan.