Biografi Keterangan
Ilmu keislaman ia dapat dari ayahnya sendiri dan juga berguru pada Ki Ageng Ngerang bersama
Sunan Kudus dan Adipati Pathak. Sunan Muria termasuk tokoh penting dalam kesultanan
Demak, beliau ikut terlibat dalam pemilihan Raden Patah sebagai pemimpin perdana kerajaan
tersebut. Diceritakan juga bahwa Sunan Muria merupakan pendukung setia kesultanan Demak.
Karena pengaruhnya itu, pihak kesultanan pun memberikan pengawalan khusus padanya.
Kendati termasuk orang yang cukup berpengaruh, tapi beliau lebih suka tinggal di daerah
terpencil dan jauh dari keramaian kota dalam menjalankan dakwahnya. Sunan Muria suka
bergaul dengan rakyat jelata. Sembari berdakwah Sunan Muria juga mengajari cara bercocok
tanam, berdagang, dan kesenian.
Seperti Sunan lainnya, Sunan Muria juga berdakwah dengan menyesuaikan ajaran islam
dengan budaya dan tradisi masyarakat setempat.
Tempat dakwah beliau berada di sekitar gunung muria, kemudian dakwahnya diperluas
meliputi Tayu, Juwana, kudus, dan lereng gunung muria. Ia dikenal dengan sebutan
sunan muria karena tinggal di gunung Muria.
1. Gamelan dan wayang: Beliau memperkenalkan Islam melalui gamelan dan wayang
dalam bentuk cerita sehingga mudah dipahami dan meresap di hati. Melalui
penampilan kesenian berupa gamelan dan wayang, Beliau menceritakan berbagai
kisah agama Islam dengan cara menyenangkan. Penonton yang notabene memiliki
berbagai profesi seperti pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat biasa semakin
memahami nilai-nilai Islam yang disampaikan Sunan Muria. Dalam kisah wayang
yang diceritakan oleh Sunan Muria ini memiliki cerita Islami yang dikombinasikan
dengan bunyi gamelan yang menjadikan penonton semakin antusias dalam melihat
kisah wayang yang diceritakan Sunan Muria.
Salah satu kisah pewayangan yang kerap disampaikan oleh beliau adalah Topo
Ngeli, yang berarti menghanyutkan diri dalam masyarakat. Kisah Topo Ngeli yang
dikisahkan sunan Muria adalah tentang kisah pewayangan yang dilakoni oleh Dewa
Ruci yang merupakan kisah yang sering diceritakan oleh ayahnya. Namun tokoh-
tokoh pewayangan tersebut diganti dengan nama yang lebih islami.
2. Tembang alit: Beliau mengembangkan tembang alit jenis sinom dan kinanthi.
Tembang Kinanti memiliki makna kasih sayang orang tua terhadap anak. Sedangkan
tembang Sinom berisi petuah untuk para remaja. Di dalamnya terdapat lirik yang
berisi kisah agama Islam yang menarik penonton.
1. Guyang cekathak: Sunan Muria memiliki benda berupa pelana kuda yang digunakan
untuk meminta hujan pada saat terjadi kekeringan.Ritual meminta hujan ini
merupakan tradisi dengan nama “Guyang Cekathak“ atau memandikan pelana kuda.
Pelana kuda ini kemudian di mandikan dengan air sendang Rejoso, kemudian airnya
dipercikkan ke warga dan dilanjutkan doa dan sholat untuk meminta hujan. Akhir
dari tradisi ini ditutup dengan doa keselamatan dan syukuran sambil makan
bersama-sama dengan menu sayuran, gulai, opor, dan dawet.
2. Air Gentong yang mujarab: Sunan Muria memiliki air yang disimpan didalam
gentong (tempat air besar). Air yang sudah didoakan oleh beliau memilki khasiat
yang luar biasa. Atas ijin Allah air ini bisa menjadi obat jika diminum. Air gentong ini
dipercaya masyarakat memiliki keberkahan untuk mengobati segala penyakit. Air
gentong ini juga dapat meningkatkan kecerdasan bagi orang yang meminumnya.
Karena itu, hingga saat ini air gentong tersebut masih digunakan ketika peziarah
datang.