Anda di halaman 1dari 3

Memaknai Tradisi Buka Luwur Sunan Muria

Peringatan haul dan buka luwur Sunan Muria mencapai puncaknya setiap tanggal 15
Muharram. Tahun ini, ritual tahunan masyarakat Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus
tersebut jatuh pada hari Rabu tanggal 28 Oktober 2015. Puncak tradisi ini adalah pemasangan
luwur atau kain mori pembungkus jirat, nisan, dan cungkup Sunan Muria.
Prosesi buka luwur sebenarnya sudah dimulai sejak tanggal 1 Muharram dengan acara
mapak tanggal atau doa tahun baru 1437 Hijriyah serta pembersihan gentong air peninggalan
Sunan Muria. Pada hari-hari berikutnya, prosesi dilanjutkan dengan berbagai kegiatan
keagamaan, seperti pelepasan kain luwur makam, istighotsah Asyuro, dan khataman al-Quran.
Pada malam puncak, yaitu malam 15 Muharram, digelar pengajian umum di masjid
Sunan Muria. Acara ini paling dinanti masyarakat karena di akhir acara dibagikan berkat buka
luwur. Berkat berupa nasi bungkus itu diyakini mengandung berkah dan dapat menyembuhkan
segala penyakit. Rangkaian acara buka luwur kemudian ditutup dengan upacara haul dan
pemasangan luwur pada sore hari tanggal 15 Muharram di kompleks makam.
Tradisi buka luwur Sunan Muria merupakan salah satu kearifan lokal desa Colo yang
telah dilaksanakan secara turun temurun. Kegiatan tersebut, diyakini sebagai momen yang tepat
untuk ngalap berkah sang sunan sebagai wali Allah. Itu sebabnya buka luwur selalu disambut
antusiasme tinggi oleh masyarakat dari berbagai daerah. Ini berakibat, warung, penginapan, dan
berbagai usaha di sekitar makam Sunan Muria menjadi ramai. Hal ini tentu menjadi berkah bagi
perkonomian warga setempat yang mayoritas memiliki usaha di kawasan makam Sunan Muria.
Yang perlu dipahami dari buka luwur ini adalah essensi tradisi tersebut, jangan sampai
mengabaikan intisarinya. Tradisi buka luwur jangan dimaknai hanya sebagai ajang ngalap berkah
semata, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa dan perjuangan Sunan Muria.
Tidak kalah pentingnya, buka luwur harus dimaknai sebagai upaya untuk membumikan ajaran
dan keteladanan Sunan Muria dalam kehidupan masyarakat.
Wali Peduli lingkungan
Sunan Muria yang mempunyai nama asli Raden Umar Said diperkirakan lahir pada abad
ke-15. Dikenal sebagai wali sekaligus sufi yang zuhud, sederhana, dan tidak suka kemewahan.
Karena itu, Sunan Muria lebih memilih tinggal di puncak gunung yang tenang dan jauh dari
hingar bingar duniawi. Dari puncak muria itu, Sunan Muria mengajarkan islam sampai di
kawasan Jepara, Pati, Tayu, dan Juwana.
Islam yang diajarkan Sunan Muria adalah islam holistik-integratif. Tidak hanya
menyentuh ranah ketuhanan, tapi juga ranah sosial dan lingkungan. Baik ranah ketuhanan, sosial
hingga lingkungan, menyatu dalam satu konsep keimanan. Sunan Muria selalu mengajarkan
untuk menjaga hubungan baik dengan Tuhan, tanpa mengabaikan hubungan dengan sesama
manusia dan lingkungan.

Hal ini terlacak dari jejak peninggalan Sunan Muria berupa beberapa situs yang
dikeramatkan. Salah satunya adalah sumber air Rejoso yang dahulu menjadi tempat wudlu dan
tumpuan kebutuhan air Sunan Muria. Hingga saat ini sumber air Rejoso tetap terawat dengan
baik dan tidak pernah kering meskipun kemarau panjang melanda.
Konon, Kanjeng Sunan berpesan agar selalu menjaga lingkungan hidup, terutama air.
Wasiat sang sunan itu tetap dipatuhi dan diamalkan sampai sekarang. Setahun sekali, masyarakat
Colo dan sekitarnya selalu mengadakan ritual bersih-bersih sumber air atau lazim disebut
barikan. Ritual barikan dimaksudkan untuk merawat sumber air sekaligus memohon pada
Yang Kuasa agar diberi kelimpahan dan keberkahan air.
Kepedulian Sunan Muria terhadap lingkungan yang amat besar merupakan pelajaran bagi
kita dalam mengelola lingkungan dan alam. Di saat hutan Muria terancam gundul dan mata air
gunung Muria tengah dieksploitasi habis-habisan, ajaran Sunan Muria perlu diaktualisasikan
dalam napas kehidupan masyarakat. Tradisi buka luwur, tanpa mengurangi nilai sakralnya,
seharusnya menjadi momentum untuk meneguhkan kembali ajaran dan nilai keteladanan Sunan
Muria.
Fathur Rohman
Dosen UNISNU Jepara,
Lahir dan besar di lereng gunung muria

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama

: Fathur Rohman

Alamat

: Ds. Kajar RT 03 RW 01, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus

Hp

: 085850093536

Email

: fathurrahman41@yahoo.co.id

No. Rekening

: 0038-01-040015-50-9
Bank BRI Cab. Kudus, An. Fathur Rohman

Anda mungkin juga menyukai