Buku pertama yang membahas mengenai kombinatorika secara jelas berasal dari
peradaban Jain di India, salah satunya buku Bhagati Sutra (k.300 SM). Mahavira
(sekitar 850 M) secara menakjubkan menulis rumus umum untuk banyak permutasi
dan juga kombinasi. Pada buku Lilavati, Bhaskara menulis tentang permutasi dan
kombinasi di bawah judul Anka Pasha. Berikutnya buku kuno/Ching, yang memuat
soal mengenai berapa jenis ‘heksagram’ yang dapat dibuat. Di Cina juga telah dikenal
masalah mengenai teori graph, bujursangkar ajaib (magic square), sekitar 200 M.
Nama Lo Shu adalah nama untuk bujursangkar ajaib 3 3. Abraham bin Ezra (sekitar
1140 M) telah menemukan bukti sifat simetri koefisien binomial. Pada sekitar 1321,
Levi Ben Gerson atau Gersonides menulis sifat yang terkait rumus P(n,n), P(n,r) dan
rumus umum C(n,r). Blaise Pascal, Leibniz, Bernoulli, dan Euler termasuk peletak
dasar-dasar kombinatorika modern. Jacob Bernoulli menulis Ars Conjectandi sekitar
1713, dan dapat dianggap sebagai buku pertama yang ditulis tentang kombinatorika.
Pada abad ke-18, Euler mengembangkan masalah-masalah yang terkait
kombinatorika. Ia antara lain mengembangkan untuk pertama kali Teori Graf saat
memecahkan masalah Tujuh Jembatan Konigsberg, yang menjadi embrio ilmu baru,
topologi.
Konsep peluang telah muncul ribuan tahun yang lalu, namun sebagai cabang
matematika baru terlihat jelas pada pertengahan abad ke-17 M. Sementara abad ke-
15 muncul beberapa karya terkait peluang. Tahun 1494, Luca Paccioli menulis buku
65
Sejarah dan Filsafat Matematika
12. Statistika
Penggunaan metode statistik yang paling tua mungkin berasal dari 5 abad SM. Dalam
bukuHistory of the Peloponnesian War (Buku 2: 71-78) dijelaskan bagaimana tentara
Yunani memperkirakan banyak batu yang menyusun tembok Platea. Juga dalam buku
Mahabharata, dijelaskan bagaimana Raja Rtuparna memperkirakan banyak buah dan
daun pada kebun yang luas. Tulisan penting pertama berasal dari abad ke-9, dalam
buku Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages, karya Al-Kindi (801–873
M). Ia memberikan detil bagaimana menggunakan statistik dan analisis frekuensi.
Konsep rerata “mean” dikenal di Yunani kuno namun hanya untuk dua bilangan.
Baru pada abad ke-16 M, Tycho Brahe memperluas konsep mean untuk menghitung
lokasi beberapa benda langit. Ide “median” muncul pertama kali dari buku Edward
Wright dalam buku Certain Errors in Navigation (1599) dalam menentukan lokasi
menggunakan kompas. Metode matematis dalam mengkaji statistika muncul dari
Teori Peluang yang dimulai dari korespodensi Fermat dan Blaise Pascal (1654).
Huygens (1657) menulis teori peluang secara matematis untuk pertama kali, tetapi
karya Jakob Bernoulli yaitu Ars Conjectandi (1713) serta karya Abraham de Moivre
yaitu The Doctrine of Chance (1718) yang membahas teori peluang sebagai cabang
matematika.
66
Sejarah dan Filsafat Matematika
Pada bukunya, Bernoulli membahas ide peluang kepastian dengan bilangan 1, dan
nilai peluang di antara 0 dan 1. Dengan kajian yang telah dilakukan Laplace, tahun
1795 Gauss memperkenalkan distribusi normal yang menjadi konsep sentral dalam
statistika. Metode kuadrat terkecil yang digunakan untuk memprediksi dengan
kesalahan sekecil mungkin, pertama kali diperkenalkan oleh Andrien-Marie Legendre
(1805), Robert Andrain (1808), dan Gauss (1809). Cournot tahun 1843 untuk
pertama kali menggunakan konsep median untuk membagi distribusi peluang ke
dalam dua kelompok sama banyak. Sedang kata “median” pertama kali digunakan
oleh Francis Galton tahun 1881.
67