TEORI PELUANG
Disusun guna memenuhi tugas
Matakuliah : Sejarah Matematika
Dosen Pembimbing : Ahmad Farid Ricky Fahmi, M.Pd.
Disusun oleh :
Kelas : A
TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2022
ABSTRAK
Blaise Pascal secara populer dikaitkan dengan Fermat sebagai salah satu pendiri
bersama teori probabilitas. Tidak ada keraguan bahwa Pascal adalah orang yang
sangat fleksibel. Hal yang tidak biasa untuk menemukan seseorang yang pada saat
yang sama merupakan seorang penulis berbakat dan filsuf agama, serta
matematikawan kreatif dan fisikawan eksperimental. Dia paling dikenal oleh
pembaca umum sebagai penulis prosa klasik besar pertama di Bahasa Prancis
modern, Lettres Provincees dan Pensées. Sebagai seorang ahli matematika, Pascal
telah digambarkan sebagai yang terbesar yang pernah ada dalam sejarah.
Reputasi matematikanya lebih bertumpu pada apa yang mungkin telah dia
lakukan daripada apa yang sebenarnya dia capai. Selama sebagian besar
hidupnya, penelitiannya terhambat oleh kesehatan yang buruk. Dia
menderita sakit perut yang tak tertahankan disertai dengan sakit kepala
migrain yang hebat dan masalah agama. Tiga ledakan aktivitas matematika
Pascal turun hampir seluruhnya pada tahun 1640, 1654, dan 1658; hampir
tidak cukup waktu untuk membuat tubuh karya seorang ahli matematika
yang hebat.
Masalah agama yang dialami oleh Blaise Pascal yaitu pada tahun 1646, tepatnya
saat sang ayah jatuh sakit. Dan ketika satu-satunya panutan hidupnya tersebut
meninggal dunia pada 1651. Pascal mengikuti langkah Jacqueline, saudara
perempuannya yang menjadi pengikut Jansenisme, yakni sebuah sekte puritan
yang dianggap bid’ah oleh Katolik. Pada Jansenisme (Jansenisme adalah sebuah
teologi dan pergerakan yang muncul pada masanya untuk menyerang pokok-
pokok teologi etika para Yesuit. Kaum Jansenis menyalahkan para Yesuit karena
ajaran mereka yang penuh optimisme tentang manusia dan juga menentang Yesuit
yang memberikan absolusi kepada orang-orang yang mengaku dosa), Pascal
banyak memusatkan perhatiannya kepada hati dan iman.
Hingga pada tengah malam 23 November 1654, ia mendapatkan pengalaman
religius yang disebut dengan “night of fire” (Adamson, 1995: 6). Kisah
pengalaman religius ini tercatat dalam Memoriam. Pengalaman religius night of
fire inilah yang membuat Pascal tersadar bahwa keimanannya saat itu masih
lemah. Ia pun me- nyingkirkan keimanan ala filosof dan ilmuwan dan kembali
memahami Tuhan dan iman sebagaimana seorang Kristen. Itu merupakan awal
dari sikap Pascal kemudian sekaligus sebagai corak utama filsafatnya, yaitu
apologetik yang membela ajaran agama melalui wacana dan argument sistematis
Jacob Bernoulli
1
Jacob (Jacques) Bernoulli, The MacTutor History of Mathematics archive, School of
Mathematics and Statistics, University of St Andrews, UK.
Tampaknya cukup jelas bagi Bernoulli bahwa semakin banyak pengamatan yang
dilakukan terhadap situasi tertentu, semakin baik seseorang dapat memprediksi
kejadian di masa depan. Tetapi dia ingin memberikan "bukti ilmiah" dari prinsip
ini, bukti yang akhirnya dia temukan sebelum kematiannya pada tahun 1705.
Bemoulli mempresentasikan bukti ilmiah ini dalam Hukum Bilangan Besarnya
dan menempatkannya di bagian keempat dan terakhir dari teks pentingnya tentang
kemungkinan, Ars conjectandi (Seni Menduga), sebuah karya yang tidak
diterbitkan sampai tahun 1713.