Anda di halaman 1dari 23

TUGAS FISIKA

BIOGRAFI ILMUWAN FISIKA: BLAISE


PASCAL, ARCHIMEDES, ROBERT BOYLE,
DAN
EVANGELISTA TORICELLI

Disusun Oleh:

Atik Dwi Manggalla (07)


Puput Yenni Puspita Sari (23)

SMP NEGERI 1 SEDAYU


YOGYAKARTA
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-NYA
tugas mata pelajaran Fisika ini selesai kami susun. Tugas Fisika dengan judul” Biografi
Ilmuwan Fisika: Blaise Pascal, Archimedes, Robert Boyle, dan Evangelista Toricelli”
dibuat dengan berdasarkan beberapa sumber bacaan yang kami peroleh. Tujuan dari
pembuatan tugas ini adalah untuk lebih mengenal sejarah dan latar belakang dari beberapa
ilmuwan ternama di bidang Fisika. Bagaimana kehidupan yang sebenarnya terjadi dan
proses terciptanya ide-ide yang sampai sekarang masih menjadi dasar dalam ilmu Fisika.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaaat dan menambah ilmu pengetahuan
bagi setiap pembaca. Terimakasih..

Penulis
1. Biografi Blaise Pascal
Blaise Pascal (1623-1662 M) lahir di Clermont
Ferrand pada 19 Juni 1623. Ayahnya Etienne Pascal,
penasehat kerajaan yang kemudian diangkat sebagai
presiden organisasi the Court of Aids di kota Clermont.
Ibunya wafat saat ia berusia 3 tahun, meninggalkan ia dan
dua saudara perempuannya, Gilberte dan Jacqueline. Pada
tahun 1631 keluarganya pindah ke Paris.
Sejak usia 12 tahun, ia sudah biasa diajak ayahnya menghadiri perkumpulan diskusi
matematik. Ayahnya mengajarinya ilmu bahasa, khususnya bahasa Latin dan Yunani, tapi
tidak matematik. Ayahnya sengaja melewatkan pelajaran matematik kepada Pascal semata-
mata untuk memancing rasa keingintahuan si anak. Pascal lantas terbiasa berexperimen
dengan bentuk-bentuk geometri, serta menemukan rumus-rumus geometri standar dan
memberikan nama rumus tersebut dengan namanya sendiri.
Tahun 1640 Pascal sekeluarga pindah ke kota Rouen. Saat itu, ia masih diajari
langsung oleh ayahnya, namun Pascal belajar dengan sangat giat bahkan sampai menguras
stamina dan kesehatannya sendiri. Jerih payahnya tak sia-sia, akhirnya ia berhasil
menemukan teorema Geometri yang menakjubkan.
Kadang-kadang ia menyebut teorema tersebut sebagai "hexagram ajaib” sebuah
teorema tentang persamaan persilangan antar garis. Bukan sebuah teorema yang sekedar
menghitung keseimbangan bentuk, akan tetapi lebih mendasar dan penting, yang saat itu
sama sekali belum pernah dikembangkan menjadi sebuah cabang ilmu matematik
tersendiri – geometri proyeksi. Pascal kemudian menggarapnya jadi sebuah buku, Essay on
Conics, yang diselesaikannya sampai tahun 1640, di mana hexagram ajaib menjadi
bahasan utama, yang membahas ratusan penghitungan tentang kerucut, juga membahas
teorema Apollonius, yang mengagumkan bukan hanya karena usianya yang masih sangat
muda saat itu (16 tahun) namun karena penghitungannya juga menyertakan unsur-unsur
tangan, dsb.

Menganut Jansenis dan biara Port Royal


Saat ayah Pascal mengalami kecelakaan pada tahun 1646. Para tetangga datang
menjenguk dan kemudian, sebagian dari mereka penganut JANSENIST yang didirikan
oleh Cornelish Jansen, seorang professor yang lahir di Belanda yang mengajar teologi di
Universitas Louvain. Sebuah kepercayaan yang bertentangan dengan ajaran Jesuit. Pascal
dan Jacqueline berminat masuk dalam kepercayaan tersebut di Port Royal. Ayah
merekapun menyutujui hal tersebut, kemudian ayah mereka mengajak mereka untuk
pandah ke Paris. Setelah ayah mereka meninggal dunia pada tahun 1651, Jacqueline
bergabung dengan Biara Port Royal. Sedangkan Pascal masih sibuk menikmati kehidupan
duniawinya --bersama teman-temannya dari kalangan bangsawan-- menghabiskan uang
warisan ayahnya. Akhirnya pada tahun 1614, ia sepenuhnya menjadi penganut Jansenisme,
dan ia pun memulai kehidupan osteriknya di biara Port Royal.

Provincial Letters
Pada tahun 1655 Antoine Arnauld, seorang penulis kondang mengulas tentang
ajaran Jansenisme, yang secara resmi dilarang pemerintah Sorbonne sebagai ajaran bidah,
lalu Pascal menjawab tulisan tersebut dengan menulis di media kondang The Provincial
Letters dengan menggunakan nama samaran Louis de Montalte, yang bertujuan untuk
mempertahankan ajaran Jansenisme. Mereka seolah-olah berpolemik antara dua orang
sahabat, mulai dari 13 Januari 1656, hingga 24 Maret 1657. Media the Provincial Letters
beroplag ribuan dan beredar ke seluruh pelosok Paris, penganut Jesuits mencoba
memancing siapa sebenarnya si penulis tersebut dengan cerdiknya malah mengolok-olok
mereka yang berusaha mengungkap jati dirinya.

The Pensees
Berita tentang kehidupan pribadi Pascal tak banyak terdengar semenjak ia
memasuki kehidupan di Port Royal. Saudara perempuannya, Gilberte melihat dia
menjalani kehidupan asketis. Pascal, selain tak terlalu suka melihat adik perempuannya
sibuk dengan anak-anaknya, juga sebal dengan pembicaraannnya yang hanya soal urusan
perempuan. Mulai 1658 penderitaan sakit kepalanya semakin memuncak, akhirnya
meninggal pada 19 Agustus 1662. Jadi dapat kita simpulkan, bahwa pascal meninggal
karena sakit kepala yang disebabkan oleh pembicarran adik – adiknya yang hanya
membicarakan tentang perempuan,perempuan,perempuan dan perempuan.Maka karna
itulah sakit kepala yang dideritanya selama ini kambuh dan ia pun tk dapat
mengendalikannya. Untuk itu, karna ia tak sanggup lagi menahan sakitnyamaka ia pun
meninggal dunia.
Ketika wafat Pascal meninggalkan sebuah karya tulis yang belum selesai perihal
teologi, the Pensees, sebuah apologi Kekristenan, sehingga , baru diterbitkan 8 tahun
kemudian oleh biara Port Royal dalam bentuk yang tak lengkap dan tak jelas. Sebuah versi
terbitan yang lebih otentik pertama kali terbit tahun 1844. Yang mengupas tentang
problem besar pemikiran Kristen, tentang kepercayaan yang bertentangan dengan Sebab,
Kehendak bebas, dan Pengetahuan Awal. Pascal menjelaskan kontradiksi dan problem
moral kehidupan, doktrin tentang Kejatuhan (keterusiran dari surga) yang menjadi
landasan kepercayaan dan menjadi dasar pembenaran dari doktrin Penebusan.
The Pensees, berbeda dengan Provincial Letters, yang ditulis langsung oleh
penulisnya, dengan gaya penulisan, yang tentu saja tidak sesuai, dengan kehebatannya
sebagai sosok penulis termashur. The Letters, bagaimanapun juga, telah menempatkan
Pascal ke dalam sejarah literatur bersama penulis-penulis besar Perancis. The Pensees
terasa seolah ditulis oleh orang lain, yang seolah tak terlalu mementingkan soal agama.
Namun demikian, meski ada perbedaan antara keduanya, masing-masing tetap merupakan
buku-buku penting dalam sejarah pemikiran keagamaan.

Karya-karya Matematik dan Ilmiah lainnya


Pascal juga menulis tentang hidrostatika, yang menjelaskan eksperimennya
menggunakan barometer untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair
(Equilibrium of Fluids), yang tidak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah
kematiannya. Masalahnya tentang Persamaan Benda Cair mendorong Simion Stevin
melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang disebut
sebagai hukum terakhir hidrostatik: bahwa benda cair menyalurkan daya tekan secara
sama-rata ke semua arah (yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal). Hukum Pascal
dianggap penting karena keterkaitan antara Teori Benda Cair dan Teori Benda Gas,
dan tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya yang kemudian dikenal dengan Teori
Hidrodinamik.
Teori Pascal memberikan pengaruhnya pada teori matematik di saat Pascal
memulai kehidupan di Port Royal yang digunakan mengatasi problem penghitungan yang
berhubungan dengan kurva dan lingkaran, yang juga harus dikuasai oleh matematikawan
modern. Ia banyak menerbitkan teorema yang diajukan sebagai tantangan kepada
matematikawan lain untuk dipecahkan, tanpa satupun yang menjawabnya. Jawaban
kemudian datang dari John Wallis, Christopher Wren, Christian Huygens, dan kawan-
kawan, tanpa hasil yang memuaskan. Pascal akhirnya menerbitkan jawabannya sendiri
dengan menggunakan nama samaran Amos DettonviIle (kemudian dikenal dengan
anagram Louis de Montalte), kemudian matematikawan sekarang sering juga menyebut
dirinya dengan nama ini.
Teori matematik probabilitas menjadi berkembang pertama kali ketika terjadi
komunikasi antara Pascal dan Pierre de Fermat yang akhirnya menemukan bahwa kedua
teori Pascal dan Matematika Probabilitas memiliki kesamaan meski masing-masingnya
tetap berdiri sendiri. Pascal merencanakan menulis masalah tentang tersebut, namun lagi-
lagi cuma cuplikan-cuplikan yang ditinggalkannya, yang diterbitkan setelah kematiannya.
Ia tak pernah menulis teori matematik yang panjang lebar berbelit-belit, melainkan tulisan-
tulisan pendek yang singkat, jelas, dan abadi ( Sumber : Pustakabiografi.blogspot.com).

Hukum Pascal (1658)


"Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah
dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya".
Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan ke segala arah dengan sama besar.

Perbedaan tekanan karena perbedaan kenaikan zat cair diformulakan sebagai berikut:
ΔP = ρg (Δh)
dimana, dalam SI unit.
- ΔP adalah tekanan hidrostatik (dalam pascals), atau perbedaan tekanan pada 2 titik
dalam sekat yang berisi zat cair, karena perbedaan berat antara keduanya;
- ρ adalah kepekatan zat cair (dalam kilogram per meter kubik);
- g adalah kenaikan permukaan laut terhadap gravitasi bumi (dalam meter per detik
pangkat 2);
- Δh adalah ketinggian zat cair diatasnya (dalam meter), atau perbedaan kenaikan
antara 2 titik pada sekat yang berisi zat cair.
Contoh gambar hukum pascal :
2. Biografi Archimedes
Archimedes yang hidup di Yunani pada tahun
287 sampai 212 sebelum masehi, adalah seorang
matematikawan, fisikawan, astronom sekaligus filusuf.
Archimedes dilahirkan di kota pelabuhan bernama
Syracus, kota ini sekarang dikenal sebagai Sisilia.
Archimedes merupakan keponakan Raja Hiero II yang
memerintah di Syracuse pada masa itu. Ia dibunuh oleh
seorang prajurit Romawi pada penjarahan kota Syracusa, meskipun ada perintah dari
jendral Romawi, Marcellus bahwa ia tak boleh dilukai. Sebagian sejarawan matematika
memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar sejarah, mungkin
bersama-sama Newton dan Gauss.
Nama Archimedes menjadi terkenal setelah ia melompat dari bak mandinya dan
berlari-lari telanjang setelah membuktikan bahwa mahkota raja tidak terbuat dari emas
murni. Ucapannya "Eureka (aku menemukannya)" menjadi terkenal sampai saat ini.
Archimedes juga merupakan orang pertama yang mendefinisikan sistem angka yang
mengandung "myriad (10000)", myramid menunjukkan seuatu bilangan yang nilainya tak
berhingga. Ia juga mendefinisikan perbandingan antara keliling lingkaran dan jari-jari
lingkaran yang dikenal sebagai pi sebesar 3.1429.
Raja Hiero II kala itu terikat perjanjian dengan bangsa Romawi. Syracuse harus
mengirimkan gandum dalam jumlah yang besar pada bangsa Romawi, agar mereka tidak
diserang. Hingga pada suatu ketika Hiero II tidak mampu lagi mengirim gandum dalam
jumlah yang ditentukan. Karena itu Archimedes ditugaskan merancang dan membuat kapal
jenis baru untuk memperkuat angkatan laut raja Hiero II.
Pada masa itu, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar.
Untuk dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang menggenangi
dek kapal. Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang harus dipindahkanpun amat banyak.
Karena ituArchimedes menciptakan sebuah alat yang disebut "Sekrup Archimedes".
Dengan ini air dapat dengan mudah disedot dari dek kapal. Ukuran kapal yang besar ini
juga menimbulkan masalah lain. Massa kapal yang berat, menyebabkan ia sulit untuk
dipindahkan. Untuk mengatasi hal ini, Archimedes kembali menciptkan sistem katrol yang
disebut "Compound Pulley". Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta awak kapal dan
muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Kapal tersebut kemudian
diberi nama Syracusia, dan menjadi kapal paling fenomenal pada zaman itu.
Selama perang dengan bangsa Romawi, yang dikenal dengan perang punik kedua,
Archimedes kembali berjasa besar. Archimedes mendesain sejumlah alat pertahanan untuk
mencegah pasukan Romawi di bawah pimpinan Marcus Claudius Marcellus, merebut
Syracuse.
Saat armada Romawi yang terdiri dari 120 kapal mulai tampak di cakrawala
Syracuse. Archimedes berfikir keras untuk mencegah musuh merapat dipantai. Archimedes
kemudian mencoba membakar kapal-kapal Romawi ini dengan menggunakan sejumlah
cermin yang disusun dari perisai-perisai prajurit Syracuse. Archimedes berencana untuk
membakar kapal-kapal musuh dengan memusatkan sinar matahari. Namun rencana ini
tampaknya kurang berhasil. Hal ini disebabkan untuk memperoleh jumlah panas yang
cukup untuk membakar sebuah kapal, kapal tersebut haruslah diam.
Walaupun hasilnya kurang memuaskan, dengan alat ini Archimedes berhasil
menyilaukan pasukan Romawi hingga mereka kesulitan untuk memanah. Panas yang
ditimbulkn dengan alat ini juga berhasil membuat musuh kegerahan, hingga mereka lelah
sebelum berhadapan dengan pasukan Syrcuse.
Saat musuh mulai mengepung pantai Syracuse, Archimedes kembali memutar otak.
Tujuannya kali ini adalah mencari cara untuk menenggelamkan kapal-kapal Romawi ini.
Archimedes kemudian menciptakan alat yang disebut cakar Archimedes. Alat ini
bentuknya mirip derek pada masa kini. Setelah alat ini secara diam-diam dikaitkan ke
badan kapal musuh, derek ini kemudian ditarik. Akibanya kapal musuh akan oleng, atau
bahkan robek dan tenggelam.
Selain kedua alat ini, Archimedes juga mengembangkan ketapel dan balista untuk
melawan pasukan Romawi. Namun sayangnya walaupun didukung berbagai penemuan
Archimedes, Syracuse masih kalah kuat dibandingkan pasukan Romawi. Archimedespun
akhirnya terbunuh oleh pasukan Romawi. Saat tewas Archimedes sedang mengerjakan
persoalan geometri dengan menggambarkan lingkaran-lingkaran di atas tanah. Sebelum
dibunuh ia meneriaki pasukan Romawi yang lewat "Jangan ganggu lingkaranku!!!
(sumber :www.id.wikipedia.com).
Penemuannya
Pada suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah
mahkota emasnya dicampuri perak atau tidak. Archimedes memikirkan masalah ini dengan
sungguh-sungguh. Hingga ia merasa sangat letih dan menceburkan dirinya dalam bak
mandi umum penuh dengan air. Lalu, ia memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan
seketika itu pula ia menemukan jawabannya. Ia bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan
ke rumah dengan telanjang bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, "Eureka!
Eureka!" yang artinya "sudah kutemukan! sudah kutemukan!" Lalu ia membuat hukum
Archimedes. Dengan itu ia membuktikan bahwa mahkota raja dicampuri dengan perak.
Tukang yang membuatnya dihukum mati.
Penemuan yang lain adalah tentang prinsip matematis tuas, sistem katrol yang
didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal sendirian saja. Ulir penak, yaitu
rancangan model planetarium yang dapat menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-
planet, dan kemungkinan konstelasi di langit.
Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai pi lebih mendekati dari ilmuan
sebelumnya, yaitu 223/71 dan 220/70.
“Archimedes adalah orang yang mendasarkan penemuannya dengan eksperimen sehingga
ia dijuluki Bapak IPA Eksperimental.”

Gaya Apung
Sebelum kita mengetahui tentang hukum ini lebih jauh lagi, marilah kita melakukan
percobaan kecil-kecilan berikut ini:
Silahkan cari sebuah batu yang ukurannya agak besar, lalu angkat batu tersebut.
Apakah batu tersebut terasa berat ? nah, sekarang coba masukan batu ke dalam air
(masukan batu ke dalam air laut atau air kolam atau air yang ada dalam sebuah wadah,
misalnya ember). Kali ini batu diangkat dalam air. Bagaimana berat batu tersebut ? apakah
batu terasa lebih ringan ketika diangkat dalam air atau ketika tidak diangkat dalam air ?
agar bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan benar, sebaiknya kamu melakukan
percobaan tersebut terlebih dahulu.
Untuk memperoleh hasil percobaan yang lebih akurat, kamu bisa melakukan
percobaan dengan menimbang batu menggunakan timbangan pegas. Timbanglah batu di
udara terlebih dahulu. Catat berat batu tersebut. Selanjutnya, masukan batu ke dalam
sebuah wadah yang berisi air, lalu timbang lagi batu tersebut. Bandingkan manakah berat
batu yang lebih besar, ketika batu ditimbang di dalam air atau ketika batu ditimbang di
udara ?
Jawab:
Ketika kamu menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan
pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kamu menimbang batu di udara
(tidak di dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya
apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat
benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat
dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang diangkat hilang
sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung
ke atas, atau searah dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu
atau benda apapun yang diangkat di dalam air terasa lebih ringan.

Keterangan gambar :
- Fpegas = gaya pegas, w = gaya berat batu, F 1 = gaya yang diberikan zat cair pada
bagian atas batu, F2 = gaya yang diberikan zat cair pada bagian bawah batu, Fapung =
gaya apung.
- Fapung merupakan gaya total yang diberikan zat cair pada batu (F apung = F2-F1). Arah
gaya apung (Fapung) ke atas, karena gaya yang diberikan zat cair pada bagian bawah
batu (F2) lebih besar daripada gaya yang diberikan zat cair pada bagian atas batu
(F1).
“Hal ini dikarenakan tekanan zat cair pada bagian bawah lebih besar daripada
tekanan zat cair pada bagian atas batu.”
Prinsip Archimedes
Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan
ke dalam zat cair seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika
benda tidak berada di dalam zat cair tersebut. kamu mungkin sulit mengangkat sebuah batu
dari atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari dasar kolam.
Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan zat cair pada kedalaman yang
berbeda. Seperti yang telah dijelaskan pada pokok bahasan Tekanan pada Zat cair, tekanan
zat cair bertambah terhadap kedalaman. Semakin dalam zat cair (zat cair), semakin besar
tekanan zat cair tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair, maka akan
terdapat perbedaan tekanan antara zat cair pada bagian atas benda dan zat cair pada bagian
bawah benda. Zat cair yang terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih
besar daripada zat cair yang berada di bagian atas benda. Perhatikan gambar di bawah!

Pada gambar di atas, tampak sebuah benda melayang di dalam air. Zat cair yang
berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada zat cair yang
terletak pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena zat cair yang berada di bawah
benda memiliki kedalaman yang lebih besar dari pada zat cair yang berada di atas benda
(h2 > h1).
Besarnya tekanan zat cair pada kedalamana h2 adalah :

P2 = → F2 = P2A= ρgh2A

Besarnya tekanan zat cair pada kedalamana h1 adalah :

P1 = → F1 = P1A= ρgh1A
F2 = gaya yang diberikan oleh zat cair pada bagian bawah benda, F 1 = gaya yang diberikan
oleh zat cair pada bagian atas benda, A = luas permukaan benda, Selisih antara F 2 dan F1
merupakan gaya total yang diberikan oleh zat cair pada benda, yang kita kenal dengan
istilah gaya apung. Besarnya gaya apung adalah :
Fapung = F2-F1
Fapung = (ρgh2A)- (ρgh1A)
Fapung = ρgA(h2-h1)
Fapung = ρF gAh
Fapung = ρF gV
Keterangan :
ΡF= Massa jenis fluida (kg/m3)
g=Percepatan gravitasi (m/s2)
V=volume benda yang berada didalam fluida (m3)
Karena :

Ρ= → m = ρV

Maka persamaan yang menyatakan besarnya gaya apung (Fapung) di atas bisa kita tulis
menjadi :
Fapung = ρFGv
Fapung = mFg = WF
mFg = wF = berat zat cair yang memiliki volume yang sama dengan volume benda yang
tercelup.
Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada
benda sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan
dengan zat cair yang dipindahkan di sini adalah volume zat cair yang sama dengan
volume benda yang tercelup dalam zat cair. Pada gambar di atas, telah menggunakan
ilustrasi di mana semua bagian benda tercelup dalam zat cair (air). Jika dinyatakan dalam
gambar maka akan tampak sebagai berikut :
Apabila benda yang dimasukkan ke dalam zat cair terapung, di mana bagian benda
yang tercelup hanya sebagian maka volume zat cair yang dipindahkan = volume bagian
benda yang tercelup dalam zat cair tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana
bentuk benda tersebut, semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya
eyang buyut Archimedes (287-212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan lebih
dikenal dengan julukan “Prinsip Archimedes”. Prinsip Archimedes menyatakan bahwa :
Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan
memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas
(gaya apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.
Kamu bisa membuktikan prinsip Archimedes dengan melakukan percobaan kecil-
kecilan berikut: Masukan air ke dalam sebuah wadah (ember dkk). Usahakan sampai
meluap sehingga ember tersebut benar-benar penuh terisi air. Setelah itu, masukan sebuah
benda ke dalam air. Setelah benda dimasukan ke dalam air, maka sebagian air akan
tumpah. Volume air yang tumpah = volume benda yang tercelup dalam air tersebut. Jika
seluruh bagian benda tercelup dalam air, maka volume air yang tumpah = volume benda
tersebut. Tapi jika benda hanya tercelup sebagian, maka volume air yang tumpah = volume
dari bagian benda yang tercelup dalam air Besarnya gaya apung yang diberikan oleh air
pada benda = berat air yang tumpah (berat air yang tumpah = w = mairg = massa jenis air
x volume air yang tumpah x percepatan gravitasi). Volume air yang tumpah = volume
benda yang tercelup dalam air.

Kisah Eyang Archimedes


Konon katanya, eyang buyut Archimedes yang hidup antara tahun 287-212 SM
ditugaskan oleh Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah mahkota yang dibuat untuk Sang
Raja terbuat dari emas murni atau tidak. Untuk mengetahui apakah mahkota tersebut
terbuat dari emas murni atau mahkota tersebut mengandung logam lain, eyang buyut
Archimedes pada mulanya kebingungan. Persoalannya, bentuk mahkota itu tidak beraturan
dan tidak mungkin dihancurkan dahulu agar bisa ditentukan apakah mahkota terbuat dari
emas murni atau tidak. Ide brilian muncul ketika ia sedang mandi dan mungkin karena
saking senangnya, eyang buyut Archimedes ini langsung berlari dalam keadaan telanjang
sambil berteriak “eureka” yang artinya “saya telah menemukannya”.ide brilian untuk
menentukan apakah mahkota raja terbuat dari emas murni atau tidak adalah dengan
terlebih dahulu menentukan Berat Jenis mahkota tersebut lalu membandingkannya dengan
berat jenis emas. Jika mahkota terbuat dari emas murni, maka berat jenis mahkota = berat
jenis emas.
Berat jenis suatu benda merupakan perbandingan antara berat benda tersebut di
udara dengan berat air yang memiliki volume yang sama dengan volume benda. Secara
matematis ditulis :

Berat Jenis=

Nah, sekarang bagaimana menentukan berat air yang memiliki volume yang sama dengan
volume benda ?
Menurut eyang buyut Archimedes, berat air yang memiliki volume yang sama
dengan volume benda = besarnya gaya apung ketika benda tenggelam (seluruh bagan
benda tercelup dalam air). Hal ini sama saja dengan berat benda yang hilang ketika
ditimbang dalam air. Dengan demikian:

Berat Jenis =

Untuk menentukan berat jenis mahkota, maka terlebih dahulu mahkota ditimbang di udara
(BeratMahkotaDiudara). Selanjutnya mahkota dimasukan ke dalam air lalu ditimbang lagi
untuk memperoleh BeratMahkotaYangHilang. Jadi :

Berat Jenis Mahkota =


Setelah berat jenis mahkota diperoleh, maka selanjutnya dibandingkan dengan berat jenis
emas. Berat jenis emas = 19,3. Jika berat jenis
mahkota = berat jenis emas, maka mahkota tersebut
terbuat dari emas murni. Tapi jika mahkota tidak
terbuat dari emas murni, maka berat jenis mahkota
tidak sama dengan berat jenis emas.

Mengapa Kapal Tidak Tenggelam ?


Pada pokok bahasan Massa Jenis dan Berat
Jenis, telah dijelaskan konsep terapung dan tenggelam
dari sudut pandang ilmu fisika. Apabila kerapatan
alias massa jenis suatu benda lebih kecil dari massa jenis air, maka benda akan terapung.
Sebaliknya jika kerapatan suatu benda lebih besar dari kerapatan air maka benda tersebut
akan tenggelam.

3. Biografi Robert Boyle


Robert Boyle (25 Januari 1627 – 30 Desember 1691) adalah filsuf, kimiawan, fisikawan,
penemu, dan ilmuwan Irlandia yang terkemuka karena karya-karyanya di bidang fisika
dan kimia. Walaupun riset dan filsafat pribadinya jelas berakar dari tradisi alkimia, ia
sering dianggap sebagai kimiawan modern pertama. Di antara karya-karyanya, The
Sceptical Chymist dipandang sebagai batu loncatan kimia modern.
Robert Boyle, ilmuwan kelahiran Irlandia, bersekolah di Eton College pada masa
kanak-kanaknya. kemudian dia melanjutkan pendidikannya berkeliling Eropa untuk belajar
privat dengan tutornya. Saat Galileo wafat di Florence, Italia, Boyle sedang tinggal di kota
tersebut.
Bisa dikatakan peristiwa itulah yang mempengaruhi awal mula ketertarikan Boyle
untuk mendalami sains. Boyle banyak mempelajari karya Galileo dan mendukung berbagai
filosofinya. tahun 1654, Boyle bergabung dengan beberapa ilmuwan dari Universitas
Oxpord. Dia banyak melakukan konstribusi penting dalam penelitian di bidang fisika dan
kimia. pada tahun 1660, Boyle mempubilaksikan hasil penelitiannya selama tiga tahun
tentang ketergantungan perambatan bunyi akan adanya medium gas, cair, dan padat. Boyle
melakukan penelitian dengan cara menggantung lonceng menggunakan tali dalam vakum,
yang walaupun pemukul masih mengenai lonceng, ternyata suara tidak terdengar lagi. Hal
tersebut membuktikan bahwa bunyi memerlukan medium untuk merambat.

Masa Belajar
Boyle lahir di Puri Limore di Propinsi Munster, Irlandia, pada tanggal 25 Januari
1627. Karena lahir di Irlandia, ia sering di sebut ahli fisika dan kimia Irlandia. Ia tidak
tamat SD dan belum pernah menikah. Ia meninggal di London pada tanggal 30 Desember
1691 pada umur 64 tahun. Ia berasal dari keluarga besar dan berpengaruh. Anak ayahnya
ada 15 orang dan ia anak yang ke 7. Ayahnya mendapat gelar bangsawan, ialah Earl of
Cork. Boyle anak yang sangat cerdas dan sangat rajin sekali belajar. Segera setelah ia
dapat membaca ia lalu belajar bahasa Latin dan Prancis.

Pada umur 8 tahun ia bersekolah di SD Eton, sebuah sekolah yang terkenal dan
sebagian muridnya terdiri dari anak-anak orang kaya.Tapi rupanya Boyle terlalu pandai
bila bersekolah dengan anak-anak seusianya. Ia bosan di sekolah tersebut. Maka ia
terpaksa keluar dan belajar sendiri di rumah dengan bimbingan seorang guru. Kemudian ia
mengadakan perjalanan keliling Eropa, antara lain ke Prancis, Swiss, dan Itali. Di Prancis
ia membaca karya-karya Descarter. Di Itali ia membaca karya-karya Galileo. Waktu itu
Galileo masih hidup meskipun sudah tua.
Galileo meninggal pada tahun 1642 ketika Boyle berumur 15 tahun. Tapi tulisan-
tulisa Galileo tentang bingtang membakar semangat Boyle hingga seluruh hidupnya ia
curahkan untuk perkembangan ilmu dan agama. Ketika di Geneva, Swiss ia sangat
terkesan oleh kilat dan halilintar yang sangat hebat, hingga sejak itu ia kagum akan
besarnya kekuasaan Tuhan.

Eksperimen
Di Inggris ia tinggal bersama Katherine, kakak perempuanya yang sekarang sudah
menjadi nyonya Ranelagh. Katherine memperkenalkan Boyle kepada orang-orang penting,
antara lain kepada Samuel Hartlih, pembaru pendidikan dan pertanian Hartlib meyakinkan
Boyle bahwa sistem pendidikan pada waktu itu salah, lebih-lebih di universitas-universitas
di Inggris masih membebek ajaran aristoteles yang tidak selalu benar. Hartlib mendorong
Boyle supaya mencari kebenaran ilmiah lewat eksperimen, bukan hanya dengan teori saja.
Untunglah Boyle tidak pernah duduk di universitas. Dengan demikian,ia terselamatkan dari
sistem pendidikan yang kurang menguntungkan.

Pompa Hampa Udara


Karena gangguan perang saudara, pada tahun 1654 Boyle pindah ke Oxford. Disini
ia mendirikan laboratorium sederhana Ia mulai mengadakan eksperimen dengan sungguh-
sungguh. Pada tahun 1657 Boyle mendengar penemuan dan eksperimen Guericke, ahli
fisika Jerman. Guericke menemukan pompa hampa udara pada tahun 1650. Guericke
menemukan bahwa cahaya dapat menerobos tabung hampa udara tapi bunyi tidak. Boyle
segera meminta bantuan Robert Hooke untuk membuat pompa hampa udara.Boyle dan
Hooke adalah orang yang menemukan pompa hampa udara yang pertama di Inggris. Boyle
mengadakan eksperimen seperti Guericke. Ia juga menemukan bahwa bunyi tidak dapat
menerobos tabung udara Tapi eksperimen Boyle tidak berhenti hanya sampai disini.
Hukum Boyle 1622
Boyle menemukan bahwa udara dapat dimanfaatkan dan dapat berkembang bila
dipanaskan. Akhirya ia menemukan hukum yang kemudian terkenal sebagai hukum
Boyle:” bila suhu tetap, volume gas dalam ruangan tertutup berbanding terbalik dengan
tekananya”

Ahli kimia pertama


Dalam sejarah ilmu kimia terdapat beberapa tahap, antara lain tahap alkemi, tahap
ilmu kimia. dan tahap ilmu kimia modern Boyle adalah bapak ilmu kimia, sedangkan
Lavoisier adalah bapak ilmu kimia modern. Mengapa Boyle disebut bapak ilmu kimia?
karena ia mengadakan eksperimen secara ilmiah. Karena ia menemukan konsep atom.
Karena ia dapat membedakan unsur senyawa dan campuran. Ia dapat membedakan asam,
basa dan alkali. Para ahli sebelumnya tidak dapat. Misalnya Aristoteles, ahli filsafat Yunani
yang terbesar, mengira air, tanah, api, dan udara, adalah unsur.

Konsep Atom
Kira-kira pada tahun 400 SM, Demokritos, ahli filsafat Yunani, mengutarakan
bahwa semua benda terdiri dari atom. Tapi selama hampir 2000 tahun pendapat itu
dilupakan orang, karena para ahli lebih suka mengikuti ajaran Aristoteles yang teryata
keliru Menurut Aristoteles semua benda terdiri dari air, tanah, udara, dan api. Paracelcus,
ahli fisika Swiss berpendapat bahwa semua benda terdiri dari merkuri, belerang dan
garam. Van Helmont, ahli kimia Belgia mengira bahwa semua benda terdiri dari udara
dan air.
Pada tahun 1661 Boyle menghidupkan kembali ajaran Demokritos. Ia
mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul The Sceptical Chymist (Ahli Kimia Yang
Sangsi). Dalam bukunya itu Boyle menyerang ajaran Aristoteles dan Paracelsus. Ia
mencela Aristoteles yang memandang benda dari segi forma dan kualitas. Boyle
menyatakan bahwa semua benda terdiri dari atom, Adanya zat yang beraneka ragam
disebabkan karena jumlah atom, kedudukan atom, gerak atom, dan susunan atom. Karena
jasa Boyle, ilmu fisika dan kimia diluruskan ke jalur yang benar.

Sebuah diagram menunjukkan barometer air raksa sederhana


Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Barometer
umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan
cuaca yang "bersahabat", sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan
badai.
Etimologi
Istilah 'barometer' diperkenalkan pada 1665-1666 oleh seorang ilmuwan alam dari
Irlandia bernama Robert Boyle. Kata tersebut diturunkan dari istilah Yunani “báros” yang
berarti 'berat, bobot' dan “métron” yang berarti 'ukuran', yang berarti ukuran berat udara
(Sumber : Wikipedia.com).

Rumus Boyle :
PV = konstan atau P1v1 = P2V2

Dengan :
P= Tekanan gas pada suhu tetap (Pa)
V = Volume pada suhu tetap (m3)
P1 = Tekanan gas pada keadaan I (Pa)
P2 = tekanan gas pada keadaan II (Pa)
V1 = Volume gas pada keadaan I (m3)
V2 = Volume gas pada keadaan II (m3)

Contoh Gambar :
4. Evangelista Torricelli
Evangelista Torricelli (1608-1647), adalah fisikawan Italia kelahiran Faenza dan belajar
di Sapienza College Roma. Ia menjadi sekretaris Galileo selama 3 bulan sampai Galileo
wafat pada tahun 1641. Tahun 1642 ia menjadi profesor matematika di Florence. Pada
tahun 1643 ia menetapkan tentang tekanan atmosfer dan menemukan alat untuk
mengukurnya, yaitu barometer.
Pada tahun 1643, Torricelli membuat eksperimen sederhana, yang dinamakan
Torricelli Experiment, yaitu ia meggunakan sebuah tabung kaca kuat dengan panjang
kira-kira 1 m dan salah satu ujungnya tertutup. Dengan menggunakan sarung menghadap
ke atas. Dengan menggunakan corong ia menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung
sampai penuh. Kemudian ia menutup ujung terbuka tabung dengan jempolnya, dan segera
membaliknya. Dengan cepat ia melepaskan jempolnya dari ujung tabung dan menaruh
tabung vertikal dalam sebuah bejana berisi raksa. Ia mengamati permukaan raksa dalam
tabung tuun dan berhenti ketika tinggi kolom raksa dalam tabung 76 cm di atas permukaan
raksa dalam bejana. Ruang vakum terperangkap di atas kolam raksa.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Evangelista Torricelli (1608-1647) adalah ahli fisika Italia, penemu barometer air
raksa, penemu Hukum Torricelli, penemu tabung hampa kecil yang pertama di dunia,
ahli matematika, pengarang, guru besar, sekertaris, pembantu, dan murid Galileo. Ia
memperbaiki mikroskop dan teleskop. Torricelli lahir di Faenza, Italia, pada tanggal 15
Oktober 1608 dan meninggal di Florence pada tanggal 25 Oktober 1647 pada umur 39
tahun. Pada umur 22 tahun ia belajar di Roma pada Benedetto Castelli, pendiri ilmu
hidrolik, ahli matematika murid Galileo. Pada umur 30 tahun ia membaca buku karya
Galileo dan merasa kagum. Ia menulis surat kepada Galileo pada tahun 1632, tapi baru
diundang oleh Galileo 9 tahun kemudian, setelah Galileo terkesan akan tulisan Torricelli
tentang gerak.
Waktu itu Galileo sudah tua dan buta. Torricelli
diterima sebagai sekretarisnya. 3 bulan kemudian Galileo
meniggal. Torrcelli diangkat menjadi pengganti Galileo
sebagai ahli matematika di istana Grand Duke Ferdinand II
dan sebagai guru besar matematika di akademi Florence.
Pada tahun 1643 Torricelli membuat percobaan
yang kemudian terkenal dengan nama “Percobaan
Torricelli”. Percobaan ini ia lakukan berdasarkan saran-
saran Galileo yang ia diterima sebelum meninggal. Untuk
percobaanya ia menggunakan tabung kecil yang
panjangnya satu meter dan air raksa. Tabung itu ia isi
dengan air raksa sampai penuh lalu lubangnya ia tutup dengn jari. Tabung itu ia balikan
dan ujungnya dicelupkan ke dalam bejana berisi air raksa pula. Kemudian jari penutup
tabung ia lepaskan dari tabung. Air raksa dalam tabung turun dan menimbulkan ruang
hampa udara. Ruang hampa ini kemudian terkenal dengan nama ruang hampa Torricelli. Ia
mengukur tinggi air raksa dalam bejana. Tingginya ternyata 76 cm.
Selamanya beberapa hari Torriceli mengamati bahwa tinggi air raksa dalam tabung
selalu berubah – ubah. Akhirnya ia tahu bahwa hal itu disebabkan oleh tekanan udara.
Tekanan air raksa setinggi 76 sentimeter itu kemudian disebut tekanan satu atmosfer.

Rumus Tekanan zat Cair :


p = ρ.g.h
keterangan :
p = Tekanan (N/m2)
ρ = Massa Jenis zat cair (kg/m3)
g = Percepatan Grafitasi (m/s2)
h = Tinggi zat cair (m)
Contoh gambar hokum Torricelli :

DAFTAR PUSTAKA

www.Pustakabiografi.blogspot.com

www.liveconnector.com

www.id.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai