Anda di halaman 1dari 9

Apollonius

Appolonius yang menjadi matematikawan lahir di perga, pamphylia yang sekarang dikenal
dengan sebutan murtina atau murtana, terletak di antalya, turki. Pada jaman itu, perga adalah
pusat kebudayaan dan merupakan lokasi kuil artemis, dewi alam. Saat muda usia apollonius
pergi ke alexandria dimana dia belajar di bawah bimbingan para pengikut euclid sebelum
mengajar di sana. Kemudian, apollonius pergi ke pergamun di mana di sana terdapat universitas
dan perpustakaan besar guna menyaingi perpustakaan besar di alexandria sedang dalam tahap
pembangunan.
Lingkaran sudah ada sejak jaman prasejarah. Penemuan roda adalah penemuan mendasar dari
sifat lingkaran. Orang-orang yunani menganggap mesir sebagai penemu geometri. Juru tulis
ahmes, penulis dari papirus rhind, memberikan aturan untuk menentukan area dari sebuah
lingkaran yang sesuai dengan π = 256 / 81 atau sekitar 3,16.
Karya-karya Apollonius banyak yang hilang. Skema bilangan dari Apollonius barangkali adalah
salah satu yang terselamatkan dari bagian terakhir buku II berjudul “Kumpulan
Matematikal” (“Mathematical Collections”) dari Pappus (Semua buku I dan awal buku II
hilang). Apollonius juga menulis Cara Cepat (“Quick Delivery”) yang berisikan pengajaran
tentang tip-tip atau teknik-teknik penghitungan cepat. Diketahui bahwa karya-karya Apollonius
yang hilang seperti: penjabaran nisbah/ratio (Cutting-Off Ratio); penjabaran luas bidang
(“Cutting-Off of an Area”); seksi penentu (“On Determinate Section”); Tangen; titik potong
(vergings) dan Plane Loci. *

Dari gambaran yang ditulis dari karya-karya Pappus dan para pendahulunya, muncul gagasan,
pada abad ke-17, untuk merekonstruksi buku-buku geometri karya matematikawan Yunani kuno
yang hilang, dimana makalah karya Apollonius termasuk salah satu diantaranya. Kelak karya
Apollonius ditemukan oleh para bangsawan Perancis (termasuk Fermat) pada abad 17 yang
memberi pengaruh besar bagi pemikiran para matematikawan Perancis pada umumnya dan
[Pierre] Fermat pada khususnya.

Buku pertama “Conics” (“Kerucut”) membahas segala sesuatu tentang hal-hal mendasar tentang
kurva-kurva yang disebut “paling lengkap dan lebih umum dibanding pengarang-pengarang
lain.” Dalam buku ini pula disebutkan theorema dan transformasi koordinat dari sistem yang
didasarkan pada tangen dan diameter pada titik P yang berada pada kerucut ke dalam sistem baru
yang ditentukan oleh tangen dan diameter dari titik Q yang berada pada kurva yang sama.
Apollonius sangat mengenal karakteristik hiperbola dengan asimtut sebagai absisnya. Persamaan
xy = c2adalah hiperbola sama sisi yang mirip dengan rumus hukum Boyle tentang gas.

Buku kedua melanjutkan bahasan tentang tangen dan diameter. Dengan menggunakan proposisi-
proposisi dan gambar-gambar kurva.

Buku ketiga disebut oleh Apollonius adalah yang paling membanggakan karena disebutkan
berisikan theorema-theorema yang bermanfaat untuk melakukan (operasi) sintesis dan solid
loci penentuan limit. Disebutkan olehnya bahwa Euclid belum menyinggung topik ini. Locus tiga
dan empat garis memegang peran penting dalam matematika sejak Euclid sampai Newton.

Buku keempat menggambarkan keinginan pengarangnya untuk menunjukkan “Ada banyak cara
bagian kerucut dapat saling berpotongan.” Ide tentang hiperbola dua cabang yang berlawanan
arah adalah gagasan Apollonius.

Archimedes sudah mencetuskan istilah parabola yang artinya bagian sudut kanan kerucut.
Apollonius (barangkali melanjutkan penamaan dari Archimedes) mengenalkan kata elips dan
hiperbola dalam kaitannya dengan kurva-kurva tersebut. Istilah “elips”, “parabola”, dan
“hiperbola” bukanlah penemuan Achimedes maupun Apollonius; mereka mengadaptasi kata dan
artinya dari para pengikut Pythagoras (pythagorean), dalam menyelesaikan persamaan-
persamaan kuadratik untuk aplikasi mencari luas. 

Zu chongzhi

dalam sejarah tiongkok banyak ahli matematika berupaya


menghitung π. Sedangkan hasil yang dicapai zu chongzhi pada
abad ke-5 dapat dikatakan merupakan kemajuan dalam penghitungan
π. Zu chongzhi lahir di kota jiankang( kota nanjing) pada tahun
429. Sejak kecil ia sangat cerdas dan suka pengetahuan di bidang
matematika dan astronomi. Pada tahun 464 ketiga ia berumur 35
tahun, zu chengzhi mulai menghitung π.

Dalam kehidupan sehari-hari rakyat tiongkok mengetahui bahwa panjang keliling


lingkaran sama dengan tiga kali libat lebih diameter lingkaran. Sebelum zu chongzhi, ahli
matematika tiongkok liu hui mengajukan cara ilmia untuk menghitungkan π, dengan
panjang keliling regular polygon dalam lingkaran untuk mendekati panjang keliling
lingkaran yang asli. Dengan cara ini liu hui telah menghitungkan π sampai 4 angka
dibelakang koma. Sedangkan melalui penelitian zu chongzhi, π telah dihitungkan sampai
7 angka di belakang koma yaitu diantara 3.1415926 dengan 3.1415927, dan memperoleh
nilai mirip π dalam bentuk bilangan pecahan.

  untuk memperingati hasil zu chongzhi, ahli sejarah matematika di luar negeri pernah
mengusulkan menamakan π dengan tingkat zu. Zu chongzhi dan anaknya juga
menyelesaikan penghitungan volume bola. Prinsip matematika itu dinamakan prinsip zu.

Sebelum abad ke-14, tiongkok adalah negara yang relatif maju dalam bidang matematika.

Rene descartes

di desa la haye-lah tahun 1596 lahir jabang bayi rene descartes, filosof, ilmuwan,
matematikus perancis yang tersohor. Waktu mudanya dia sekolah yesuit, college la
fleche. Begitu umur dua puluh dia dapat gelar ahli
hukum dari universitas poitiers walau tidak
pernah mempraktekkan ilmunya samasekali.
Meskipun descartes peroleh pendidikan baik,
tetapi dia yakin betul tak ada ilmu apa pun yang
bisa dipercaya tanpa matematik. Karena itu,
bukannya dia meneruskan pendidikan formalnya,
melainkan ambil keputusan kelana keliling eropa
dan melihat dunia dengan mata kepala sendiri.
Berkat dasarnya berasal dari keluarga berada,
mungkinlah dia mengembara kian kemari dengan leluasa dan longgar. Tak ada persoalan
duit.

Dari tahun 1616 hingga 1628, descartes betul-betul melompat ke sana kemari, dari satu
negeri ke negeri lain. Dia masuk tiga dinas ketentaraan yang berbeda-beda (belanda,
bavaria dan honggaria), walaupun tampaknya dia tidak pernah ikut bertempur samasekali.
Dikunjungi pula italia, polandia, denmark dan negeri-negeri lainnya. Dalam tahun-tahun
ini, dia menghimpun apa saja yang dianggapnya merupakan metode umum untuk
menemukan kebenaran. Ketika umurnya tiga puluh dua tahun, descartes memutuskan
menggunakan metodenya dalam suatu percobaan membangun gambaran dunia yang
sesungguhnya. Dia lantas menetap di negeri belanda dan tinggal di sana selama tidak
kurang dari dua puluh satu tahun. (dipilihnya negeri belanda karena negeri itu
dianggapnya menyediakan kebebasan intelektual yang lebih besar ketimbang lain-lain
negeri, dan karena dia ingin menjauhkan diri dari paris yang kehidupan sosialnya tidak
memberikan ketenangan cukup).

Sekitar tahun 1629 ditulisnya rules for the direction of the mind buku yang memberikan
garis-garis besar metodenya. Tetapi, buku ini tidak komplit dan tampaknya ia tidak
berniat menerbitkannya. Diterbitkan untuk pertama kalinya lebih dari lima puluh tahun
sesudah descartes tiada. Dari tahun 1630 sampai 1634, descartes menggunakan
metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang anatomi
dan fisiologi, dia melakukan penjajagan secara terpisah-pisah. Dia bergumul dalam
bidang-bidang yang berdiri sendiri seperti optik, meteorologi, matematik dan pelbagai
cabang ilmu lainnya.

Menjadi keinginan descartes sendiri mempersembahkan hasil-hasil penyelidikan


ilmiahnya dalam buku yang disebut le monde (dunia). Tetapi, di tahun 1633, tatkala buku
itu hampir rampung, dia dengan penguasa gereja di italia mengutuk galileo karena
menyokong teori copernicus bahwa dunia ini sebenarnya bulat, bukannya datar, dan bumi
itu berputar mengitari matahari, bukan sebaliknya. Meskipun di negeri belanda dia tidak
berada di bawah kekuasaan gereja katolik, toh dia berkeputusan berhati-hati untuk tidak
menerbitkan bukunya walau dia pun sebenarnya sepakat dengan teori copernicus.
Sebagai gantinya, di tahun 1637 dia menerbitkan bukunya yang masyhur discourse on the
method for properly guiding the reason and finding truth in the sciences (biasanya
diringkas saja discourse on method).

Discourse ditulis dalam bahasa perancis dan bukan latin sehingga semua kalangan
intelegensia dapat membacanya, termasuk mereka yang tak peroleh pendidikan klasik.
Sebagai tambahan discourse ada tiga esai.

Didalamnya descartes menyuguhkan contoh-contoh penemuan-penemuan yang telah


dilakukannya dengan menggunakan metode itu. Tambahan pertamanya optics, descartes
menjelaskan hukum pelengkungan cahaya (yang sesungguhnya sudah ditemukan oleh
willebord snell). Dia juga mempersoalkan masalah lensa dan pelbagai alat-alat optik,
melukiskan fungsi mata dan pelbagai kelainan-kelainannya serta menggambarkan teori
cahaya yang hakekatnya versi pemula dari teori gelombang yang belakangan dirumuskan
oleh christiaan huygens. Tambahan keduanya terdiri dari perbincangan ihwal
meteorologi, descartes membicarakan soal awan, hujan, angin, serta penjelasan yang
tepat mengenai pelangi. Dia mengeluarkan sanggahan terhadap pendapat bahwa panas
terdiri dari cairan yang tak tampak oleh mata, dan dengan tepat dia menyimpulkan bahwa
panas adalah suatu bentuk dari gerakan intern. (tetapi, pendapat ini telah ditemukan lebih
dulu oleh francis bacon dan orang-orang lain). Tambahan ketiga geometri, dia
mempersembahkan sumbangan yang paling penting dari kesemua yang disebut di atas,
yaitu penemuannya tentang geometri analitis. Ini merupakan langkah kemajuan besar di
bidang matematika, dan menyediakan jalan buat newton menemukan kalkulus.

Mungkin, bagian paling menarik dari filosofi descartes adalah caranya dia memulai
sesuatu. Meneliti sejumlah besar pendapat-pendapat yang keliru yang umumnya sudah
disepakati orang, descartes berkesimpulan untuk mencari kebenaran sejati dia mesti
mulai melakukan langkah yang polos dan jernih. Untuk itu, dia mulai dengan cara
meragukan apa saja, apa saja yang dikatakan gurunya. Meragukan kepercayaan
meragukan pendapat yang sudah berlaku, meragukan eksistensi alam di luar dunia,
bahkan meragukan eksistensinya sendiri. Pokoknya, meragukan segala-galanya.
Ini keruan saja membuat dia menghadapi masalah yang menghadang: apakah mungkin
mengatasi pemecahan atas keraguan yang begitu universal, dan apakah mungkin
menemukan pengetahuan yang bisa dipercaya mengenai segala-galanya? Tetapi, lewat
alasan-alasan metafisika yang cerdik, dia mampu memuaskan dirinya sendiri bahwa dia
sebenarnya "ada" ("saya berpikir, karena itu saya ada"), dan tuhan itu ada serta alam di
luar dunia pun ada. Ini merupakan langkah pertama dari teori descartes.

Makna penting teori descartes punya nilai ganda. Pertama, dia meletakkan pusat sistem
filosofinya persoalan epistomologis yang fundamental, "apakah asal-muasalnya
pengetahuan manusia itu?" para filosof terdahulu sudah mencoba melukiskan gambaran
dunia. Descartes mengajar kita bahwa pertanyaan macam itu tidak bisa memberi jawab
yang memuaskan kecuali bila dikaitkan dengan pertanyaan "bagaimana saya tahu?"

Kedua, descartes menganjurkan kita harus berangkat bukan dengan kepercayaan,


melainkan dengan keraguan. (ini merupakan kebalikan sepenuhnya dari sikap st.
Augustine, dan umumnya teolog abad tengah bahwa kepercayaan harus didahulukan).
Memang benar descartes kemudian meneruskan dan sampai pada kesimpulan teologis
yang ortodoks, tetapi para pembacanya lebih tertarik dan menaruh perhatian lebih besar
kepada metode yang dikembangkannya ketimbang kongklusi yang ditariknya. (ketakutan
gereja bahwa tulisan-tulisan descartes akhirnya akan menjadi bahaya, jelas sekali).

Dalam filosofinya, descartes menekankan beda nyata antara pikiran dan obyek material,
dan dalam hubungan ini dia membela dualisme. Perbedaan ini telah dibuat sebelumnya,
tetapi tulisan-tulisan descartes menggalakkan perbincangan filosofis tentang masalah itu.
Permasalahan yang dikemukakannya menarik para filosof sejak itu dan tetap tak
terpecahkan.

Pengaruh besar lain dari konsepsi descartes adalah tentang fisik alam semesta. Dia yakin,
seluruh alam --kecuali tuhan dan jiwa manusia-- bekerja secara mekanis, dan karena itu
semua peristiwa alami dapat dijelaskan secara dan dari sebab-musabab mekanis. Atas
dasar ini dia menolak anggapan-anggapan astrologi, magis dan lain-lain ketahayulan.
Berarti, dia pun menolak semua penjelasan kejadian secara teleologis. (yakni, dia mencari
sebab-sebab mekanis secara langsung dan menolak anggapan bahwa kejadian itu terjadi
untuk sesuatu tujuan final yang jauh). Dari pandangan descartes semua makhluk pada
hakekatnya merupakan mesin yang ruwet, dan tubuh manusia pun tunduk pada hukum
mekanis yang biasa. Pendapat ini sejak saat itu menjadi salah satu ide fundamental
fisiologi modern.

Descartes menggandrungi penyelidikan ilmiah dan dia percaya bahwa penggunaan


praktisnya dapat bermanfaat bagi masyarakat. Dia pikir, para ilmuwan harus menjauhi
pendapat-pendapat yang semu dan harus berusaha menjabarkan dunia secara matematis.
Semua ini kedengarannya modern. Tetapi, descartes, melalui pengamatannya sendiri tak
pernah bersungguh-sungguh menekankan arti penting ruwetnya percobaan-percobaan
metode ilmiah.

Filosof inggris yang masyhur, francis bacon, telah menyatakan perlunya penyelidikan
ilmiah dan keuntungan yang bisa diharapkan dari sana beberapa tahun sebelum descartes.
Dan argumen yang terkenal descartes yang berbunyi "saya berfikir, karena itu saya ada,"
bukanlah pendapatnya yang orisinal. Itu sudah pernah dikemukakan lebih dari 1200 tahun
sebelumnya (walau dalam kalimat yang berbeda tentu saja) oleh st. Augustine. Hal serupa
juga mengenai "pembuktian" descartes tentang adanya tuhan hanyalah variasi dari
pendapat ontologis yang pertama kali diucapkan oleh st. Anselm (1033-1109).

Di tahun 1641 descartes menerbitkan bukunya yang masyhur meditations. Dan bukunya
principles of philosophy muncul tahun 1644. Ke dua buku itu aslinya ditulis dalam
bahasa latin dan terjemahan perancisnya terbit tahun 1647.

Meskipun descartes seorang penulis yang lincah dengan gaya prosanya yang manis, nada
tulisannya terasa kuno. Betul-betul dia tampak (mungkin akibat pendekatannya yang
rasional, dia seperti cendikiawan abad tengah. Sebaliknya francis bacon, walau dilahirkan
tiga puluh lima tahun sebelum descartes, nada tulisannya modern).

Tergambar jelas dalam tulisan-tulisannya, descartes seorang yang teguh kepercayaannya


tentang adanya tuhan. Dia menganggap dirinya seorang katolik yang patuh; tetapi gereja
katolik tidak menyukai pandangan-pandangannya, dan hasil karyanya digolongkan ke
dalam "index" buku-buku yang terlarang dibaca. Bahkan di kalangan protestan negeri
belanda (waktu itu mungkin negeri yang paling toleran di eropa), descartes dituduh
seorang atheist dan menghadapi kesulitan dengan penguasa.

Tahun 1649 descartes menerima tawaran bantuan keuangan yang lumayan dari ratu
christina, swedia, agar datang ke negerinya dan menjadi guru pribadinya. Descartes amat
kecewa ketika dia tahu sang ratu ingin diajar pada jam lima pagi! Dia khawatir udara pagi
yang dingin bisa membikinnya mati. Dan ternyata betul: dia kena pneumonia, meninggal
bulan februari 1650, cuma empat bulan sesudah sampai di swedia.

Descartes tak pernah kawin, tetapi punya seorang anak perempuan yang sayang mati
muda.

Filosofi descartes dikritik pedas oleh banyak filosof sejamannya, sebagian karena mereka
anggap filosofi itu menggunakan alasan yang berputar-putar. Sebagian lagi menunjukkan
kekurangan-kekurangan dalam sistemnya. Dan sedikit sekali orang saat ini yang
membelanya dengan sepenuh hati. Tetapi, arti penting seorang filosof tidaklah terletak
pada kebenaran sistemnya; melainkan pada apakah penting tidaknya ide-idenya, atau
apakah ide-idenya ditiru orang dan berpengaruh luas. Dari ukuran ini, sedikitlah keraguan
bahwa descartes memang seorang tokoh yang penting.

Sedikitnya ada lima ide descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran
eropa: (a) pandangan mekanisnya mengenai alam semesta; (b) sikapnya yang positif
terhadap penjajagan ilmiah; (c) tekanan yang, diletakkannya pada penggunaan
matematika dalam ilmu pengetahuan; (d) pembelaannya terhadap dasar awal sikap
skeptis; dan (e) penitikpusatan perhatian terhadap epistemologi.

Menyimpulkan arti penting keseluruhan descartes, saya juga mempertimbangkan


penemuan ilmiahnya yang mengesankan, khusus penemuannya tentang geometri analitis.
Faktor inilah yang saya jadikan alasan menempatkan descartes dalam urutan agak lebih
tinggi daripada filosof-filosof kenamaan seperti voltaire, rousseau, dan francis bacon.
(irvanhabibali.files.wordpress.com/2009/06/tokoh-penemu-lingkaran.doc)
3. Archimedes

Archimedes adalah seorang yang berasal dari syracusa, sebuah kota pelabuhan di yunani. Saat ini kota itu
dikenal dengan nama sisilia. Ia hidup sekitar tahun 287-212 sebelum masehi. Selain dikenal sebagai
seorang ilmuwan, ia juga dikenal sebagai keponakan raja hiero ii, pemimpin syracusa pada masa itu.

Saat itu syracusa sedang mengalami konflik dengan bangsa romawi, sebagai akibat dari ketidakmauannya
untuk mentaati perjanjian yang telah dibuat. Archimedes sebagai seorang ilmuwan dan keluarga kerajaan
diminta untuk membantu dalam usaha perlawanan kerajaan terhadap romawi. Ia menghasilkan banyak
peralatan perang seperti kapal dengan sekrup archimedes, katrol pengangkat kapal yang dikenal dengan
nama compound pulley, perisai perang dengan cermin, ketapel dan balista. Konflik tersebut pada
akhirnya merenggut nyawanya.

Dalam Geometri, nama Archimedes melekat pada rumus luas lingkaran. Persisnya, Archimedes
membuktikan bahwa luas lingkaran sama dengan setengah keliling kali jari-jarinya. Jika π menyatakan
rasio keliling terhadap diameter lingkaran (yang kelak akan ditaksir nilainya oleh Archimedes), maka luas
lingkaran sama π kali jari-jari kuadrat. (Pada waktu itu, Archimedes tidak menggunakan lambang
bilangan π. Lambang ini baru dipakai oleh William Jones pada tahun 1706.). Archimedes menuliskan
hitung-hitungannya dalam karyanya yang berjudul “Pengukuran pada Lingkaran” [T.L. Heath (ed.), The
Works of Archimedes, Dover Edition, 1953].

Anda mungkin juga menyukai