Anda di halaman 1dari 5

ejarah

Artikel utama: Sejarah matematika

Sebuah quipu, yang dipakai oleh Inca untuk mencatatkan bilangan.

Evolusi matematika dapat dipandang sebagai


sederetan abstraksi yang selalu bertambah banyak. Abstraksi
mula-mula, yang juga berlaku pada banyak binatang,[16] adalah
tentang bilangan: pernyataan bahwa dua apel dan dua jeruk
(sebagai contoh) memiliki jumlah yang sama.

Matematikawan Yunani Pythagoras (c. 570 BC – c. 495 BC), secara umum


dikenal atas penemuan Teorema Pythagoras

Selain mengetahui cara mencacah objek-objek fisika,


manusia prasejarah juga mengenali cara mencacah
besaran abstrak, seperti waktu — hari, musim, tahun.[17]
 Aritmetika dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian,
[18]

dan pembagian) mengikuti secara alami.

Lempengan matematika Babilonia, Plimpton 322, berasal dari tahun 1800-


an SM.

Langkah selanjutnya memerlukan penulisan atau sistem lain


untuk mencatatkan bilangan, semisal tali atau dawai bersimpul
yang disebut quipu dipakai oleh bangsa Inca untuk menyimpan
data numerik. Sistem bilangan ada banyak dan bermacam-
macam, bilangan tertulis yang pertama diketahui ada di dalam
naskah warisan Mesir Kuno di Kerajaan Pertengahan
Mesir, Lembaran Matematika Rhind.

Sistem bilangan Maya

Penggunaan terkuno matematika adalah di


dalam perdagangan, pengukuran tanah, pelukisan, dan pola-
pola penenunan dan pencatatan waktu dan tidak pernah
berkembang luas hingga tahun 3000 SM ke muka ketika
orang Babilonia dan Mesir Kuno mulai
menggunakan aritmetika, aljabar, dan geometri untuk
penghitungan pajak dan urusan keuangan lainnya, bangunan dan
konstruksi, dan astronomi.[19][20] Pengkajian matematika yang
sistematis di dalam kebenarannya sendiri dimulai pada zaman
Yunani Kuno antara tahun 600 dan 300 SM.

Archimedes menggunakan metode penghabis, digambarkan di sini, untuk


memperkirakan nilai pi.

Naskah matematika tertua berasal dari Mesopotamia dan Mesir,


berangka tahun 2000-an sampai 1800-an SM. Banyak teks awal
menyebutkan tripel Pythagoras, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa teorema Pythagoras tampaknya menjadi
konsep matematika yang paling kuno dan paling masyhur setelah
aritmetika dasar dan geometri. Rekaman arkeologis
menunjukkan bahwa matematika Babilonia-lah yang pertama
memunculkan aritmetika
dasar (perjumlahan, perkurangan, perkalian, dan perbagian).
Orang Babilonia juga memiliki sistem nilai-tempat dan
menggunakan sistem angka seksagesimal yang masih
digunakan sampai sekarang untuk mengukur sudut dan waktu.[21]

Matematikawan Persia Al-Khwarizmi (780 M – 850 M), pencetus aljabar.

Selama Zaman keemasan Islam, khususnya abad ke-9 dan abad


ke-10, matematika mendapatkan banyak inovasi penting yang
dibangun diatas landasan matematika Yunani: kebanyakan dari
inovasi ini termasuk kontribusi dari matematikawan Persia
seperti Al-Khwarizmi, Omar Khayyam dan Sharaf al-Dīn al-Ṭūsī.
Selama periode modern awal, matematika mulai berkembang
dengan pesat di Eropa Barat. Pengembangan kalkulus oleh Isaac
Newton dan Gottfried Leibniz pada abad ke-17 merevolusi
matematika. Leonhard Euler adalah matematikawan paling
terkenal dpada abad ke-18, menyumbangkan banyak teorema
dan penemuan. Mungkin matematikawan terkemuka abad ke-19
adalah matematikawan Jerman Carl Gauss, yang membuat
banyak kontribusi untuk bidang-bidang
seperti aljabar, analisis, geometri diferensial, teori matriks, teori
bilangan, dan statistik. Pada awal abad ke-20, Kurt
Gödel mengubah matematika dengan menerbitkan teorema
ketidaklengkapan, yang menunjukkan sebagian bahwa setiap
sistem aksioma yang konsisten—jika cukup kuat untuk
menggambarkan aritmetika—akan berisi proposisi benar yang
tidak dapat dibuktikan.
Matematika sejak saat itu segera berkembang luas, dan terdapat
interaksi bermanfaat antara matematika dan sains,
menguntungkan kedua belah pihak. Penemuan-penemuan
matematika dibuat sepanjang sejarah dan berlanjut hingga kini.
Menurut Mikhail B. Sevryuk, pada Januari 2006 terbitan Bulletin
of the American Mathematical Society, "Banyaknya makalah dan
buku yang dilibatkan di dalam basis data Mathematical
Reviews sejak 1940 (tahun pertama beroperasinya MR) kini
melebihi 1,9 juta, dan melebihi 75 ribu artikel ditambahkan ke
dalam basis data itu tiap tahun. Sebagian besar karya di
samudera ini berisi teorema matematika baru beserta bukti-
buktinya."[22].[14]

Definisi yang diajukan


Artikel utama: Definisi dan Filsafat matematika
Tidak ada kesepakatan umum mengenai definisi pasti
atau epistemologi status matematika.[6][7] Banyak matematikawan
profesional yang tidak tertarik pada definisi matematika, atau
menganggapnya tidak dapat ditentukan.[6] Bahkan tidak ada
kesepakatan tentang apakah matematika adalah seni atau sains.
[7]
 Beberapa orang hanya mengatakan, "Matematika adalah apa
yang matematikawan lakukan."[6]
Aristoteles mendefinisikan matematika sebagai "ilmu kuantitas"
dan definisi ini berlaku sampai abad ke-18. Namun, Aristoteles
juga memperingatkan bahwa fokus pada kuantitas saja tidak
dapat membedakan matematika dari ilmu-ilmu seperti fisika;
menurutnya, yang menjadikan matematika unik adalah adanya
proses abstraksi dan pengkajian kuantitas sebagai sifat "yang
dapat dipisahkan dalam pemikiran" dari contoh nyata.[23]
Pada abad ke-19, ketika studi matematika semakin meningkat
dalam ketelitian dan mulai membahas topik-topik abstrak
seperti teori grup dan geometri proyektif, yang tidak memiliki
hubungan yang jelas dengan kuantitas dan pengukuran,
matematikawan dan filsuf mulai mengajukan berbagai definisi
baru.[24] Sampai hari ini, para filsuf terus menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam filsafat matematika, seperti sifat pembuktian
matematika.[25]

Anda mungkin juga menyukai