Penalaran logika
Lihat pula: Logika
Matematikawan berusaha keras untuk mengembangkan hasil
mereka dengan penalaran sistematis untuk menghindari
kekeliruan menggunakan suatu "teorema". Bukti yang keliru ini
sering muncul dari intuisi yang salah dan telah umum dalam
sejarah matematika. Untuk memungkinkan penalaran deduktif,
beberapa asumsi dasar perlu diakui secara tersurat sebagai
aksioma. Secara tradisional aksioma ini dipilih atas dasar
pertimbangan akal sehat, tetapi aksioma modern biasanya
mengungkapkan jaminan formal untuk gagasan primitif, seperti
objek dan relasi sederhana.
Keabsahan bukti matematika pada dasarnya adalah masalah
kekakuan, dan kekakuan yang disalahpahami adalah penyebab
penting bagi beberapa kesesatan konseptual umum tentang
matematika. Bahasa matematika lebih presisi dibandingkan
percakapan sehari-hari terhadap kata-kata
seperti atau dan hanya. Kata-kata lain
seperti terbuka dan lapangan diinvestasikan dengan makna baru
untuk konsep matematika tertentu. Kadang-kadang
diperkenalkan istilah yang sama sekali baru
(seperti homeomorfisme). Kosakata teknis ini tepat dan ringkas,
sehingga memungkinkan untuk secara psikis memproses ide-ide
yang kompleks. Matematikawan menyebut ketepatan bahasa dan
logika ini sebagai "kekakuan".
Kekakuan yang diharapkan dalam matematika telah bervariasi
dari waktu ke waktu: orang Yunani mengharapkan argumen yang
terperinci, tapi di masa kejayaan Isaac Newton, metode yang
digunakan kurang kaku. Masalah yang melekat dalam definisi
yang digunakan oleh Newton menyebabkan kebangkitan analisis
yang cermat dan bukti formal pada abad ke-19. Kemudian pada
awal abad ke-20, Bertrand Russell dan Alfred North
Whitehead menerbitkan karya mereka, Principia Mathematica,
upaya untuk menunjukkan bahwa semua konsep dan pernyataan
matematika dapat didefinisikan, kemudian dibuktikan seluruhnya
melalui logika simbolik. Ini adalah bagian dari program filosofis
yang lebih luas yang dikenal sebagai logisisme, yang melihat
matematika terutama sebagai perpanjangan dari logika.
Meskipun matematika demikian ringkas, ekspresi pembuktian
justru membutuhkan ratusan halaman. Munculnya bukti
berbantuan komputer telah memungkinkan panjang bukti untuk
lebih berkembang. Bukti yang dibantu komputer mungkin salah
jika peranti lunak pembuktian memiliki kekurangan, dan jika bukti
itu terlalu panjang, sulit untuk diperiksa.[c][31] Di pihak lain,
pembantu pembuktian membolehkan verifikasi perincian yang
tidak dapat diberikan oleh bukti yang ditulistangan, dan
memberikan kepastian kebenaran bukti panjang seperti yang ada
pada bukti setebal 255 halaman untuk Teorema Feit–Thompson.
[d]
Notasi simbolis
Pengetahuan abstrak