Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK KOMPONEN BAHASA ARAB (MUFRADAT DAN TARKIB)

DAN TEKNIK EVALUASINYA BERBASIS HOTS


Linda Sari1, Mahlida2, Irfan Maulana3
Pendidikan Bahasa Arab, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
123

Email: @gmail.com , 2mahlida2002@gmail.com, 3210101020244@mhs.uin-antasari.ac.id


1

A. Pendahuluan
Mufradat merupakan bagian dari kebahasaan ke dua setelah ilmu ashwat. hal ini
dikemukakan oleh Abdurrahman Ibrahim al Fauzan dalam Idla’at Li Mu’llilmi Lughah al
‘Arabiyyah-nya. Banyak dari kalalangan para ahli Bahasa yang mengungkapkan hal
seperti ini bahwasanya mufradat merupakan unsur pembelajaran yang sangat penting.
Meskipun ada juga yang berpendapat bahwa pembelajaran mufradat tidaklah identic
dengan belajar Bahasa itu sendiri. Tamam Hasan berpendapat didalam kitabnya “al
Lughah al- ‘Arabiyyah Ma’naba wa Mabnaba”, makna suatu kata dalam struktur Bahasa
arab dapat diketahui secara komperhensif jika al ma’na al maqali dan al ma’na al maqami
dianalisis secara utuh.1
Komponen yang ke tiga yaitu gramatika atau qawaid lughah. Komponen ini sering
disebut sebagai komponen Bahasa yang sulit dipelajari khususnya di Indonesia, karena
banyaknya factor yang mempengaruhi munculnya anggapan tersebut, salah satunya
adalah pengaruh tradisi Pesantren Salaf yang menempatkan qawaid sebagai “subtansi”
Bahasa arab itu sendiri. Yang terpenting dalam penyusunan tes gramatika Bahasa arab
adalah guru harus mengetahui betul level atau tingkatan potensi siswa atau peserta didik
yang akan diuji kemampuan gramatika atau tarkib nya.
B. Pembahasan
1. Karakteristik Mufradat dan Teknik Evaluasinya
a. Karakteristik Mufradat
Karakteristik mufradat termasuk dalam karekteristik unik Bahasa Arab dibagian
aspek kosa kata yaitu Bahasa arab mempunyai pola pembentukan kata yang
sangat fleksibel, yaitu melalui Derivasi (( ‫ تصريف استقافقي‬atau dengan cara Infleksi (

‫)تصريف إعرايب‬.

1) Derivasi ((‫ تص@ريف اس@تقافقي‬adalah mengubah bentuk kata, sehingga satu kata
dapat melahirkan banyak bentuk kata, namun tetap memiliki kemiripan makna
dengan kata dasarnya. Seperti dari akar kata ‫خرج‬
1
Muhib Abdul Wahab, Epistimologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 149-150
Orang yang keluar ‫خارج‬
Yang dikeluarkan ‫خمروج‬
keluarlah ‫اخرج‬
Jangan keluar ‫ال خترج‬

2) Infleksi (‫ )تص ريف إع رايب‬adalah proses morfologi yang menyebabkan

terbentuknya berbagai bentukan tetapi bentukan itu tidak berakibat pada


perubahan kelas atau tetap pada kelas kata yang sama. Dalam infleksi, proses
morfologi atau perubahan bentuk yang terjadi disebabkan adanya hubungan
sintaksis dan tidak berakibat pemindahan kelas kata, seperti verba write
‘menulis’ menjadi writes ‘menulis’ (orang ketiga tunggal bentuk masa kini).
Seperti tashrifan dari Fi’il Madhi dan Fi’il Mudhori
b. Teknik Evaluasi Mufradat
Evaluasi dapat dipahami sebagai suatu proses mempertimbangkan suatu
hal dengan menggunakan patokan-patokan tertentu yang bersifat kualitatif,
misalnya baik dan tidak baik, tinggi atau rendah, kuat atau lemah, lulus atau tidak
lulus, dan sebagainya yang bisa dimasukkan kedalam pertimbangan evaluasi.
Evaluasi ini berhubungan erat dengan pengukuran yang merupakan bagian dari
evaluasi itu sendiri. Evaluasi juga berhubungan dengan tes, yang mana tes ini
merupakan alat ukur untuk pertimbangan evaluasi nantinya, apakah hasilnya nanti
baik atau tidak baik, atau hasilnya memuaskan atau tidak, itu tergantung dari hasil
tes yang dilakukan.2
Tes mufradat itu adalah perbendaharaan mufradat dalam berbagai bentuk,
yang biasanya meliputi mufradat dengan atau tanpa imbuhan, mufradat yang
merupakan gabungan dari kata lain, atau bahkan mufradat yang mempunyai arti
sendiri. Tes mufradat biasanya juga identik dengan tes penguasaan arti mufradat.3
Dalam pembelajaran mufradat ini, secara umum teknik evaluasi atau tes
nya itu bisa dikelompokkan menjadi tes pemahaman dan tes penggunaan. Tes
pemahaman ini lebih ditekankan pada pengukuran kemampuan siswa dalam
2
Umi Hijriyah, Analisis Pembelajaran Mufrodat dan Struktur Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah, (Surabaya:
CV. Gemilang, 2018), hlm. 44
3
Kuswoyo, Instrumen Penilaian Mufradat, El-Wasathiya, Jurnal Studi Agama, Vol. 4, No. 2, Desember 2016,
hlm 101
memahami arti dari mufradat tersebut, mengukur penguasaan siswa dalam
memahami mufradat. Sedangkan tes penggunaan itu lebih kepada aspek
kemampuan siswa dalam menggunakan mufradat dalam mengkonstruk kalimat,
baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan. Namun, sebelum
melakukan evaluasi terhadap penguasaan siswa akan mufradat yang dipelajari,
kita juga harus mengetahui mufradat yang seperti apa yang perlu di evaluasi,
apakah mufradat yang bersifat produktif yang diperlukan siswa dalam maharatul
kalam atau kitabah. Ataukah mufradat yang bersifat resevtif yang diperlukan
siswa dalam maharatul istima’ dan qira’ah.4 Ada banyak indikator untuk
mengetahui pemahaman dan kemampuan siswa dalam menggunakan mufradat.
1) Tingkatan Tes Mufradat
a) Tes Mufradat Tingkat Ingatan
Pada tingkatan ini, para siswa dituntut untuk mengingat kembali mufradat,
baik dari segi makna, definisi, istilah, sinonim antonim, dan sebagainya.
b) Tes Mufradat Tingkat Pemahaman
Pada tingkatan ini, siswa dituntut untuk bisa memahami makna dari
mufradat, sampai dengan maksud suatu mufradat tersebut.
c) Tes Mufradat Tingkat Penerapan
Pada tingkatan ini, siswa dituntut untuk bisa menerapkan mufradat tersebut
dlam suatu wacana atau dalam suatu kalimat, dan bisa menggunakan
mufradat tersebut dalam suatu wacana.
d) Tes Mufradat Tingkat Analisis
Pada tingkatan ini, siswa dituntut untuk bisa menganalisis mufradat
tersebut dengan baik.
2) Tingkatan Kesulitan Mufradat
a) Jumlah Suku Kata
Pada tingkatan ini, biasanya semakin banyak jumlah suku kata nya, akan
semakin sulit, baik sulit dari pengucapannya ataupun sulit dalam
penulisannya. Karena semakin banyak jumlah suku katanya, maka huruf-
hurufnya juga bertambah banyak, yang kemungkinan sulit untuk
diucapkan.
b) Tingkatan Keabstrakan

4
Dony Handriawan dan Muhammad Nurman, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Mataram: Sanabil, 2021),
hlm 93-94
Pada tingkatan ini, untuk mufradat yang maknanya bersifat abstrak akan
terasa lebih sulit daripada mufradat yang maknanya masih konkrit.
Biasanya kesulitan ini dialami oleh guru dalam menjelaskan makna
mufradat tersebut kepada para siswa.
c) Kemiripan Huruf dan Bunyi
Pada tingkatan ini, jika sedikit kemiripan dalam bentuk ucapan dan tulisan
suatu mufradat, maka semakin sulit mufradat tersebut.
d) Karakteristik Bunyi
Pada tingkatan ini, ada beberapa kata yang mengandung bunyi-bunyi yang
pengucapannya sulit menurut para pembelajar, karena bunyi-bunyi
tersebut tidak terdapat pada bahasa ibunya.
e) Tingkatan Persamaan Diantara Dua Bahasa
Pada tingkatan ini, persamaan antara bahasa ibu dan bahasa arab dapat
mempermudahkan para pelajar dalam mempelajari kata-kata tersebut,
khususnya kesamaan dalam pengucapan dan maknanya.
Ada beberapa bentuk evaluasi yang bisa digunakan untuk mengukur
kemampuan atau pemahaman siswa terhadap mufradat. Ali Al Khulli
menyebutkan beberapa teknik evaluasi yang bisa digunakan untuk mengukurnya 5,
yaitu:
1) Tes mengisi bagian yang kosong
2) Tes memilih sinonim kata
3) Tes menyebutkan kata sesuai gambar
4) Tes menyebutkan kata dan definisi
5) Tes menyebutkan definisi dari kata
6) Tes kelompok kata yang sebanding
7) Tes memasangkan kata
8) Tes menyusun kata dalam kalimat
9) Tes menjelaskan makna kata
10) Tes pecahan kata
Jadi, bisa kita perhatikan bahwa banyak teknik evaluasi yang bisa
digunakan untuk mengukur bagaimana dan seberapa jauh pemahaman peserta
didik tentang mufradat itu. Dan dalam menentukan teknik evaluasi yang akan
digunakan untuk megukur kemampuan siswa, harus diperhatikan juga tingkatan
5
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi, hlm. 68-74
siswanya, jangan sampai anak tingkatan SD diberikan tes mufradat menjelaskan
makna mufradat yang sulit-sulit. Itu sudah bisa dipastikan tidak akan cocok untuk
mengukurnya. Jadi penting untuk memperhatikan level siswa dan juga materi
yang telah diajarkan untuk menentukan teknik yang bagaimana yang akan
digunakan untuk mengevaluasi dan mengukur kemampuan peserta didik.6
2. Karakteristik Tarkib dan Teknik Evaluasinya
a. Karakteristik Tarkib
Karakteristik tarkib termasuk dalam karekteristik unik Bahasa Arab dibagian
aspek kalimat, Bahasa arab mempunyai sistem I’rob yang kemungkinan tidak
dimiliki Bahasa lain. I’rab adalah perubahan baris akhir suatu kalimat baik
dhommah, fathah, kasroh atau sukun, tergantung kedudukan kalimat tersebut
menjadi apa. Ciri yang paling terlihat dalam susunan kalimat Bahasa arab adalah
diharuskannya Muthabaqah atau kesesuain antara beberapa bentuk kalimat,
semisal adanya Mubtada pasti ada Khobar, Fi’il - Fa’il – pelengkap, Na’at –
Man’ut, dan sebagainya.
Tata Bahasa memilik beberapa pengertian seperti halnya tata Bahasa menurut
Richards dan Schimidt(2010) yaitu sebuah gambaran tentang struktur suatu
Bahasa dan sebuah unit-unit Bahasa seperti kata dan frase yang disusun sehingga
menjadi sebuah kalimat. Selain itu tata Bahasa juga diartikan sebagai seperangkat
aturan atau prinsip kerja sama suatu sistem atas strukturnya(Brinton,2000:8).
Sedangkan Yule(2006,74) berpendapat bahwa grammar adalah suatu proses
menjelaskan struktur frase dan kalimat dengan memperlihatkan urutannya dalam
suatu Bahasa.7
b. Teknik Evaluasi Tarkib
Dalam mengevaluasi tarkib atau gramatika dalam bahasa Arab ini, juga
perlu memperhatikan tingkatan dan level siswa yang akan diuji kemampuannya
juga. Disamping itu, selain memperhatikan tingkatan siswa, juga perlu
diperhatikan materi yang diajarkan juga, apakah yang akan diujikan ini sudah
sesuai dengan materi atau tidak. Ini berlaku pada saat ujian akhir pada
pembelajaran bahasa Arab di kelas-kelas reguler. Jika bukan kelas-kelas reguler
seperti placement test atau TOAFL, maka tidak perlu memperhatikan tingkatan
6
Dony Handriawan dan Muhammad Nurman, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Mataram: Sanabil, 2021),
hlm 97-104
7
Muh. Saipul Effendi, dkk. A study on Grammar Teaching at an English Education Department in an EFL
Context. Vol 5. Issue 1, January 2017, page 42-43
ataupun materi yang telah diajarkan, karena fungsi tes disini hanya untuk
mengetahui kemampuan bahasa Arab secara umum saja, untuk menentukan
tingkatan seseorang dalam berbahasa.
Abdurrahman Ibrahi al Fauzan menyebutkan beberapa hal yang bisa
dijadikan pertimbangan dalam mengevaluasi tarkib, diantaranya:
1) Memilih gramatika yang populer
Sebenarnya juga tidak ada perbedaan pendapat yang mengharuskan
memilih gramatika yang populer dari yang lain. Hal ini juga menyesuaikan
tingkatannya, misal tingkatan dasar, biasanya menggunakan gramatika yang
umum digunakan pada tingkatan dasar.
2) Membatasi jumlah gramatika
Dalam hal mempelajari sesuatu, tidak bisa langsung menguasai
semuanya sekaligus, pasti dilakukan secara bertahap. Sama dengan gramatika
ini, mempelajarinya secara bertahap. Tidak hanya dalam hal pengajarannya
saja, dalam hal tes-tes juga harus bertahap dan dibatasi sesuai dengan level
siswa.
3) Gramatika baru pada mufradat yang lama
Salah satu kesulitan yang dialami siswa jika dalam belajar sesuatu itu
langsung sekaligus. Misalnya dalam belajar gramatika baru, siswa juga
dituntut menggunakan mufradat baru juga, hal tersebut biasanya akan
menyulitkan siswa dalam memahaminya. Alangkah lebih baiknya jika
menggunakan gramatika baru dengan mufradat yang telah dipelajari, karena
tujuan utama disini mempelajari gramatika, beda lagi kalau dalam
mempelajari mufradat.
4) Pengulangan
Pengulangan, hal ini merupakan hal yang wajib dilakukan bagi
penuntut ilmu. Segala sesuatu yang menyangkut pelajaran menuntut
pengulangan yang banyak.
5) Gramatika sederhana sebelum yang lebih kompleks
Termasuk hal yang umum juga, bahwa dalam mempelajari sesuatu itu
dimulai dari hal yang sederhana terlebih dahulu sebelum mempelajari hal yang
kompleks. Begitupula dalam mempelajari gramatika bahasa Arab, dimulai dari
susunan yang sederhana terlebih dahulu hingga yang kompleks.
Ada beberapa bentuk evaluasi yang bisa digunakan untuk mengukur
kemampuan atau pemahaman siswa terhadap tarkib, diantaranya:
1) Tes pilihan ganda untuk soal gramatika
2) Tes mengisi yang kosong
3) Tes memodifikasi formula
4) Tes pecahan kata
5) Tes penggabungan kalimat
6) Tes memberi baris huruf akhir
7) Tes menyempurnakan
8) Tes menemukan kesalahan
9) Tes I’rab
10) Tes memasangkan
11) Tes menyusun kata
12) Tes mengubah kata
13) Tes membenarkan
Jadi, dari beberapa jenis tes diatas banyak teknik-teknik evaluasi tarkib
yang bisa kita gunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam materi tarkib.
Seperti penjelasan sebelumnya, jika digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam kelas, maka perlu diperhatikan tingkatan siswa dan juga materi apa
yang telah diajarkan. Sedangkan jika ingin mengetahui kemampuan secara umum,
maka tidak perlu terlalu memperhatikan dua hal sebelumnya.
3. Implementasi HOTS dalam Evaluasi Pembelajaran Mufradat dan Tarkib
Implementasi dalam KBBI berarti pelaksanaan atau penerapan. Implementasi
ini juga biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Salah satu upaya mewujudkan dalam suatu sistem adalah implementasi.8
HOTS adalah suatu pendekatan yang mengasumsikan bahwa daya pikir
tingkat tinggi mencerminkan aktivitas belajar tingkat tinggi pula karena berbagai
elemen kemampuan yang mendukungnya diyakini sebagai kemampuan tingkat tinggi
dalam tataran capaian belajar.9 Dalam hal penilaian, HOTS merupakan instrument
yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi. HOTS ini

8
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 182
9
Acep Hermawan, Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab Prinsip dan Operasionalisasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), hlm 260
berfokus pada pengembangan kemampuan siswa agar memiliki kemampuan analisis
secara efektif, dan mengkreasi sesuatu yang baru.

10

Gambar diatas adalah contoh soal dari Implementasi HOTS dalam Evaluasi
Pembelajaran Mufradat dan Tarkib.

DAFTAR PUSTAKA
Acep Hermawan, Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab Prinsip dan Operasionalisasi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
Handriawan, Dony dan Muhammad Nurman, Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab,
(Mataram: Sanabil, 2021)
Hijriyah, Umi, Analisis Pembelajaran Mufrodat dan Struktur Bahasa Arab di Madrasah
Ibtidaiyah, (Surabaya: CV. Gemilang, 2018)
Ilyas, Mohammad, Bahasa Arab Madrasah Aliyah Kelas X
Kuswoyo, Instrumen Penilaian Mufradat, El-Wasathiya, Jurnal Studi Agama, Vol. 4, No. 2,
Desember 2016

10
Moh. Ilyas, Bahasa Arab Madrasah Aliyah Kelas X, hlm 61
Saipul, Muhammad Effendi, dkk. A study on Grammar Teaching at an English Education
Department in an EFL Context. Vol 5. Issue 1
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi
Suyanto, Bagong, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010)
Wahab, Muhib Abdul, Epistimologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab

Anda mungkin juga menyukai